(Modul 5 - Senin 1 - 12211077) PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Praktikum V

PENENTUAN CLOUD POINT, POUR POINT, DAN FLASH POINT

Laporan Praktikum

Nama NIM Kelompok Tgl Praktikum Tgl Penyerahan Dosen Asisten

: : : : : : :

Alpin Arief 12211077 Senin 1 1 Oktober 2012 8 Oktober 2012 Ir. Zuher Syihab, PhD 1. Bernando Purba (12209019) 2. Randy Perfibita (12209095)

LABORATORIUM FLUIDA RESERVOIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012

I.

Tujuan Percobaan
Menentukan cloud point, pour point, dan flash point dari crude oil. Memahami pemakaian modul di lapangan.

II.

Alat dan Bahan


a) Penentuan Cloud Point dan Pour Point : 1. Yar 2. Bath 3. Jacket 4. Termometer 5. Karet/Gabus 6. Gasket 7. Sampel crude oil Penentuan Flash Point : 1. Pensky Marten Closed Tester 2. Termometer 3. Tabung Gas 4. Termometer Bath 5. Sampel crude oil

b)

III.

Prinsip Percobaan
Cloud Point Menentukan cloud point suatu sampel crude oil dengan cara menurunkan suhu sampel hingga terbentuk fasa padatan (wax) berbentuk titik-titik putih. Pour Point Menentukan pour point suatu sampel crude oil dengan cara menurunkan suhu sampel hingga sampel tidak bergerak lagi bila dimiringkan / digoyangkan. Flash Point Menentukan flash point suatu sampel crude oil dengan cara menaikkan suhu sampel hingga terbentuk uap yang akan terbakar bila diberi nyala api.

IV.

Data
Sample oil B : Water T027 Sample oil E : Serdang Sample oil F : Jene

1. Massa Piconometer Kosong 50 ml (gram) m1 m2 m3

25.74 25.73 25.73

2. Massa Picnometer + Sampel Crude Oil (gram) Jenis Sampel Oil B E F Massa Picnometer + Sampel Oil m1 73.23 68.43 66.85 m2 73.23 68.42 66.84 m3 73.23 68.42 66.85

3. Data Cloud Point, Pour Point, Flash Point Jenis Sampel Oil Cloud Point (oF) Pour Point (oF) Flash Point (oF) B E F 64.8 70 67.1 181.9 187.89

V.

Pengolahan Data

1. Densitas dan SG

oil

moil , SGoil oil Voil water

water = 1 gr/ml

moil = mpicno+oil mpicno

mave (gram) moil (gram) oil (gram) SGoil (gram) Picno Kosong Picno + Oil B Picno + Oil E Picno + Oil F 25.733 73.230 68.423 66.847 47.497 42.690 41.114 0.950 0.854 0.822 0.950 0.854 0.822

2. Koreksi Pour Point terhadap Pruang 695mmHg Pour Point Koreksi = Pour Point + 5 oF Jenis Sampel Oil Pour Point Koreksi (oF) B E F 69.8 75 72.1

3. Koreksi Flash Point terhadap Pruang 695mmHg Flash Point Koreksi = F + 0.06*(760 - Pruang) Jenis Sampel Oil Flash Point Koreksi (oF) E F 246.9 252.89

4. Grafik Pour Point Vs SG

Pour Point (F) Vs SG


76 75 Pour Point 74 73 72 71 70 69 0.8 0.85 0.9 SG 0.95 1

5. Grafik Flash Point Vs SG

Flash Point (F) Vs SG


253.5 253 252.5 Flash Point 252 251.5 251 250.5 250 249.5 0.82 0.83 0.84 SG 0.85 0.86

VI.

Analisis
1. Densitas dan SG Pada pengukuran massa picnometer dan sampel minyak, kami tidak melihat ada kejanggalan yang terjadi dan kami tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar karena kami sudah sering menggunakan picnometer dan neraca. Masalah yang kami dapat adalah kesalahan kami yang melakukan pengukuran massa minyak yang paling kental terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam pembersihan picnometer karena masih ada sedikit sisa-sisa minyak kental di dalam picnometer yang akhirnya membuat perhitungan massa minyak yang lain menjadi kurang akurat. Selain itu, kami menemukan kesulitan untuk membuat bidang neraca menjadi datar. Sehingga pada akhirnya gelembung pada waterpass tidak tepat ditengah yang mengakibatkan pengukuran massa lagi-lagi kurang akurat. Jadi asumsi-asumsi yang kami pakai saat pengukuran massa picnometer dan minyak adalah : Picnometer bersih tanpa pengotor Bidang neraca datar Neraca berfungsi dengan baik

2. Pengukuran Cloud Point, Pour Point dan Flash Point a. Cloud dan Pour Point Pada percobaan kali ini yang pertama dilakukan adalah menentukan Cloud Point baru kemudian dilanjutkan dengan menentukan Pour Point dari suatu minyak. Pada pengukuran Cloud Point kami menemukan beberapa masalah seperti ada batu es yang masuk ke dalam jacket, dan karet tempat thermometer dipasangkan loose sehingga thermometer tidak tepat vertical yang nanti akan mempengaruhi ke nilai dari suhu tersebut. Sampel minyak yang kami gunakan pun sepertinya rusak, karena saat dilakukan pendinginan terjadi pemisahan fasa. Nah masalah terbesar yang kami hadapi adalah saat percobaan Cloud Point kami kesulitan untuk menemukan titik-titika wax yang katanya akan muncul saat suhu tepat pada Cloud Point minyak tersebut tetapi pada kenyataannya karena keterbatasan penglihatan kami, kami tidak menemukan wax yang muncul sehingga kami tidak mendapatkan data Cloud Point dari percobaan ini. Selanjutnya kami melanjutkan ke percobaan Pour Point. Pour Point dilakukan terakhir karena memang nilai dari Pour Point lebih kecil dari Cloud Point. Pada percobaan ini tidak ditemukan kesulitan, karena yang kami lakukan adalah memiringkan Yar setiap penurunan suhu sebesar 5oF dan mengamati apakah minyak masih mengalir atau tidak dapat mengalir lagi kurang lebih selama 5 detik. Jika minyak sudah tidak mengalir, maka suhu itu merupakan nilai dari Pour Point. Selanjutnya saya akan membandingan hasil percobaan dengan data literatur. Yang kami bandingkan disini adalah grafik hubungan antar CP Vs SG dan PP Vs SG. Tapi sebelumnya saya akan membahas hubungan antara CP, PP dengan SG. Pertama adalah CP! Pada saat SG besar hal ini menandakan bahwa densitas dari minyak tersebut besar juga. Yang mengakibatkan densitas dari suatu minyak itu tinggi adalah komponen hidrokarbon dengan molekul berat yang terkandung di dalamnya lebih banyak dari pada komponen ringan. Komponen berat akan lebih mudah mengkristal hanya dengan penurunan suhu yang kecil sehingga memudahkan minyak untuk

mengkristal lebih cepat dan mengakibatkan nilai dari Cloud Point akan tinggi. jadi nilai CP itu sebanding dengan nilai SG. Untuk CP kami tidak bisa membandingkan karena kami tidak mendapatkan data dari percobaan. Yang kedua adalah PP! Penjelasan hampir sama dengan CP. Dengan nilai SG yang tinggi menandakan kompenen berat yang lebih banyak dan mengakibatkan minyak lebih kental dan viskositas minyak tinggi sehingga hanya dengan sedikit penurunan suhu bisa membuat viskositas minyak lebih tinggi lagi karena molekul minyak menjadi lebih rapat dan susah untuk mengalir. Berikut grafik perbandingan:

Hasil percobaan
76 74 72 70 68 0.8 0.85 0.9 0.95 1 76 74 72 70 68 66 0.75

Data literatur

0.8

0.85

0.9

0.95

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil percobaan kami mengalami penyimpangan. Mengapa hal ini terjadi? Dari yang kita lihat data yang mengalami penyimpangan adalah data saat SG = 0.95. Nilai Pour Point menjadi turun. Hal ini mungkin saja terjadi akibat minyak dengan SG = 0.95 yang kami gunakan sudah mengalami kerusakan terbukti saat dilakukan pendinginan minyak memisah menjadi 2 fasa. Mungkin minyak tersebut sudah tidak murni lagi, terlalu banyak terkandung zat-zat lain atau mungkin terlalu banyak air yang terlarut di minyak tersebut sehingga membuat SGnya mendekati air dan Pour Point menjadi turun. Asumsi-asumsi yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah : Ruangan lab berada dalam kondisi standar 60oF dan 14.67 psia. Thermometer mencatat suhu dengan baik. Minyak masih dalam kondisi baik Tidak ada kalor yang masuk dari lingkungan ke system Nilai CP dan PP tepat saat kita kenaikan 2 dan 5 oF Semua alat bekerja dengan baik

b.

Flash Point Pada percobaan FP ini kami memang kesulitan karena memang cara kerja alat

yang menurut saya sulit. Jadi sering kali kami dibantu oleh asisten dalam pengerjaannya. Masalah yang kami hadapi adalah halo effect. Halo effect adalah nyala api palsu yang muncul pertama kali dan sering disalahartikan sebagai nilai Flash Point. Selanjutnya akan dibahas hubungan antar FP dengan SG. Sama seperti penjelasan sebelumnya bahwa nilai SG tinggi menandakan komponen berat lebih banyak dari komponen ringan di dalam minyak tersebut. Saat kita mulai memanaskan minyak, uap yang keluar lebih dulu adalah uap dari komponen ringan didalam minyak tersebut. Jika komponen ringan terlalu sedikit maka tidak cukup untuk memunculkan percikan api akibat dipicu oleh api, jadi kita harus lebih memanaskan minyak sampai suhu yang sangat tinggi sehingga uap yang dihasilkan lebih banyak. Maka dari itu, nilai SG yang tinggi mengakibatkan nilai FP yang tinggi juga. Berikut saya tampilkan perbandingan data percobaan dengan data literatur.

Hasil percobaan
254 252 250 248 246 0.8 0.85 0.9 0.95 1 250 245 0.75 260 255

Data literatur

0.8

0.85

0.9

0.95

Dapat kita lihat bahwa percobaan FP ini juga mengalami penyimpangan yaitu densitas berbanding terbalik dengan flash point pada data percobaan. Bila kita lihat ternyata kesalahan lagi-lagi berada pada saat densitas minyak 0.95 yaitu pada sampel B. jelas karena sampel B diketahui merupakan sampel minyak yang rusak (sudah dijelaskan di atas). Sehingga merusak data percobaan kali ini. Asumsi-asumsi yang kita gunakan pada percobaan ini: Tekanan system tetap FP tepat saat kenaikan suhu 8oF

Semua alat bekerja dengan baik

VII.

Kesimpulan
Hasil pengolahan data Sampel B 0.95 gr/ml SG 0.95 CP PP koreksi FP koreksi 69.8 oF 75.0 oF 72.1 oF
-

Sampel E 0.854 gr/ml 0.854 Sampel F 0.822 gr/ml 0.822

246.9 oF 252.89 oF

Nilai dari SG Mempengaruhi CP, PP dan FP. SG tinggi, nilai CP, PP, FP juga tinggi dan sebaliknya. CP, PP dan FP sangat penting dipelajari karena aplikasinya nanti dilapangan akan membantu kita untuk menentukan metode-metode apa yang dharus dipakai di permukaan atau pun di tubing agar produksi minyak menjadi lebih baik dan lancer.

Dari ketiga sampel diatas, sampel yang paling baik adalah F dan mungkin bisa saya simpulkan bahwa F memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.

VIII.

Kesan dan Pesan


Kesan : Ini merupakan praktikum pertama yang membuat saya yakin bahwa saya akan di kick pada malam itu, soalnya pas tes alat Pensky Closed Tester sama bang Nando saya ga bisa buka shutter knob-nya. Terus bang nando bilang gimana mau praktik kalau ga bisa buka alatnya? deg-degan lah pokoknya. Kalau untuk percobaannya saya dapet percobaan ngukur SG, jadi agak membosankan soalnya udah sering banget ngerjain itu. Pesan : Ga Cuma buat bang nando atau bang apen, tapi buat semua asisten. kalau mau upload tugas awal 3 hari sebelum praktikum jangan sehari sebelumya, soalnya biar kita bisa nyicil dan ga numpuk tugas terus biar lebih maksimal ngerjainnya. Makasih!!

IX.

Daftar Pustaka
McCain, William D.Jr., The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition, PennWell Publishing Co., 1990, Tulsa, Oklahoma. W.R. Siagian, Utjok. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Departemen Teknik Pertambangan dan Perminyakan. 2002. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

You might also like