Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ASE Volume 1 Nomor 1, Januari 2011: 25 34

25
ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN MI-
NYAK GORENG KEMASAN (BERMEREK) DI KOTA MANADO

R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut


ABSTRACT
The study entitled "Analysis of Effect of Volume Sales Marketing Mix Of Edible Oil Packaging
(Branded) in Manado City" was designed to analyze the influence of marketing mix variables (product,
price, promotion and place) to the volume of bottled cooking oil sales by approaching the purchases
made by consumers. This research was conducted from September to October 2010. Data obtained from
primary and secondary data. Primary data obtained from interviews using a questionnaire to consumers.
The number of samples used in this study are 40 respondents who live in the city of Manado. The ana-
lytical tool used is multiple regression analysis using the program Minitab 15, and conducted tests to
prove the hypothesis that test-f, t-test, and coefficient of determination (R2).
The results of data analysis shows that all hypotheses can be proven that it can be concluded that
the volume of sales is positively and significantly influenced by the variables product, price, promotion
and place (marketing mix). To meet the needs and desires of consumers, the marketing strategy used not
only on one aspect only, so that a good marketing strategy in marketing these products using the market-
ing mix marketing strategy (marketing mix) is appropriate and effective and become one of the market-
ing strategy used by companies to increase profits in the competitive packaging market share cooking
oil (branded) with cooking oil as substitutes.
Keywords: Anaysis, Marketing Mix, Edible Oil Packaging


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemasaran dalam suatu perusahaan merupa-
kan faktor yang penting dan turut menentukan
kelangsungan hidup bagi suatu perusahaan, sebab
kegagalan dalam memasarkan barang akan bera-
kibat fatal. Hal tersebut karena dana yang terta-
nam dalam perusahaan akan sulit dikembalikan
sehingga keuntungan yang diharapkan tidak akan
tercapai. Hal ini mengakibatkan perusahaan akan
terancam bahaya kebangkrutan. Untuk itu peru-
sahaan harus berusaha menemukan strategi yang
tepat agar bisa tetap bertahan dan dapat memenu-
hi tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan be-
rupa laba yang maksimal dengan meningkatkan
volume penjualan.
Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut dituntut
untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain
dan dapat menyesuaikan dengan perubahan kon-
disi yang terjadi pada saat sekarang ini. Untuk
melakukan persaingan, perusahaan seharusnya
tidak hanya menitik beratkan pada kelancaran
berproduksi saja, tetapi harus memperhatikan pu-
la strategi dalam memasarkan hasil produksinya.
Dalam memasarkan barang yang dihasilkan peru-
sahaan perlu mengenal marketing mix (bauran
pemasaran) yang berisi empat kegiatan utama
dalam pemasaran. Marketing Mix (Kotler, 1994)
adalah seperangkat alat pemasaran khusus yang
digunakan perusahaan, yang terdiri dari produk,
harga, promosi, dan tempat atau distribusi.
Minyak goreng merupakan salah satu dari
sembilan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Berbagai fungsi minyak goreng selain sebagai
media penghantar panas, menambah nilai gizi
dan kalori serta menambah rasa gurih, sebagian
besar masakan Indonesia menggunakan minyak
goreng untuk menambah kelezatan masakan yang


Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut)



26
dihasilkan. Jika dilihat dari sisi konsumsi minyak
goreng sawit di Indonesia, terdapat kenaikan
konsumsi minyak goreng sawit pada tahun 1997,
namun pada tahun 1998 terjadi penurunan dis-
ebabkan karena daya beli masyarakat yang juga
menurun karena adanya krisis ekonomi dan
adanya aktivitas ekspor yang tinggi. Pada tahun
2000 kembali terjadi kenaikan konsumsi minyak
goreng sawit dan diperkirakan akan terus me-
ningkat karena ketersediaan CPO (Crude Palm
Oil) sebagai bahan baku yang melimpah di Indo-
nesia.
Meskipun perusahaan industri produk mi-
nyak goreng telah melakukan strategi pemasaran
yang baik, namun pada masa-masa ini banyak
pesaing potensial (perusahaan baru) yang masuk
dalam industri produk minyak goreng sawit men-
gingat Indonesia adalah penghasil tanaman kela-
pa. Saat ini terdapat sekitar 70 industri minyak
goreng kelapa sawit dengan kapasitas produksi
sebesar 5.900.631 ton per tahun. Pesatnya per-
tumbuhan produksi ini didorong oleh tingginya
nilai tukar dolar terhadap rupiah, sehingga produ-
sen minyak goreng sawit berlomba-lomba untuk
meningkatkan produksi minyak goreng sawit un-
tuk diekspor. Dari ke-70 industri minyak goreng
sawit yang ada, sebagian besar bermain di pasar
minyak goreng curah. Hanya sebagian kecil saja
yang meramaikan pasar minyak goreng berme-
rek. Dari Depperindag (2005) didapatkan data
bahwa pangsa pasar minyak goreng curah secara
nasional mencapai 80% (sekitar 1.793.400 kg
minyak), sedangkan minyak goreng kemasan
(bermerek) secara keseluruhan hanya mencapai
20% (448.354 kg minyak) terhadap konsumsi
nasional. Saat ini semakin banyak perusahaan
yang siap bertarung dalam pangsa pasar minyak
goreng bermerek yang hanya 20%. Dengan de-
mikian posisi persaingan antar industri minyak
goreng semakin ketatyang pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap volume penjualan industri
produk minyak goreng.
Dari kebijakan strategi pemasaran yang
ditempuh oleh setiap perusahaan bukan berarti
tidak terlepas dari masalah. Walaupun hingga
saat ini produk Bimoli masih menjadi market
leader di sektor minyak goreng sawit bermerek,
namun telah banyak produk sejenis yang muncul
di pasaran yang siap mencuri pangsa pasar Bimo-
li, seperti Filma, Sania, Kunci Mas, Fortune, dan
lain sebagainya. Mengingat industri minyak go-
reng ini mempunyai pangsa pasar yang lebih luas
dan sangat menguntungkan sebagai salah satu
kebutuhan pokok masyarakat sehingga mendo-
rong masuknya pesaing potensial, oleh karena itu
agar suatu produk dapat menjadi market leader,
maka perlu diketahui faktor-faktor dalam strategi
pemasaran yang membuat konsumen membeli
dan mengkonsumsi produk minyak goreng terse-
but. Karena itu diadakan penelitian untuk melihat
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume
penjualan dengan menggunakan variabel market-
ing mix sebagai strategi pemasaran.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah ba-
gaimana pengaruh bauran pemasaran (4P) secara
positif dan signifikan terhadap volume penjualan
produk minyak goreng kemasan (bermerek) yaitu
Bimoli, Kunci Mas, Filma, Sania, dan Fortune.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh variabel bau-
ran pemasaran atau marketing mix (product,
price, place, promotion) terhadap volume penjua-
lan produk minyak goreng kemasan (bermerek).
Penelitian bermanfaat untuk memberikan
masukan pada perusahaan sebagai bahan pertim-
bangan dalam pengambilan keputusan untuk ma-
sa yang akan datang. Dapat memberikan gamba-
ran mengenai pengaruh strategi pemasaran den-
gan variabel bauran pemasaran (marketing mix)
pada perusahaan dan memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang akan mempelajari manajemen
pemasaran dan masalahnya.

KERANGKA TEORITIS

Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Langkah pertama agar diperoleh bauran pe-
masaran yang baik adalah perusahaan harus
mempunyai skema atas framework yang jelas dan
baik. Framework atau kerangka kerja ini dibuat


ASE Volume 1 Nomor 1, Januari 2011: 25 34



27
sebagai acuan atau pedoman dasar dalam memu-
tuskan strategi pemasaran. Bahkan dengan
adanya kerangka kerja yang baik akan menjadi-
kan pengambil kebijakan dapat bekerja dengan
terarah dan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
sistematis. Dengan adanya framework ini akan
dihasilkan bauran pemasaran yang solid sebagai
penyimpangan-penyimpangan yang berarti den-
gan mendorong kesalahan dalam mengambil ke-
bijakan bauran pemasaran.
Pada hakekatnya untuk mengetahui faktor-
faktor tersebut yang berguna untuk merumuskan
strategi pemasaran dapat ditinjau berdasarkan
komponen marketing mix (bauran pemasaran).
Bauran pemasaran memiliki empat variabel yang
dikenal dengan istilah 4P (product, price, pro-
motion, and place) yang saling berkaitan satu
sama lain. Penjelasan mengenai variabel-variabel
bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

a) Produk (Product)
Ditinjau dari segi produk atribut-atribut
seperti kualitas produk yang baik, pelayanan
yang memuaskan, merek dagang yang terkenal
merupakan beberapa atribut yang dapat
meningkatkan volume penjualan bagi
perusahaan.

b) Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang dibeban-
kan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih
luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditu-
karkan konsumen untuk mendapatkan keuntun-
gan dari kepemilikan terhadap sebuah produk
atau jasa. (Kotler). Keputusan harga harus di-
koordinasikan dengan rancangan produk, distri-
busi, dan promosi yang membentuk program pe-
masaran yang konsisten dan efektif. Komponen
harga merupakan salah satu komponen dari
marketing mix yang tidak boleh diabaikan
peranannya dalam mempengaruhi besar kecilnya
volume penjualan bagi perusahaan.

c) Tempat (Place)
Menurut Philip Kotler, Place adalah berba-
gai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya mudah diperoleh dan terse-
dia untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu
variabel marketing mix, place / distribusi mem-
punyai peranan yang sangat penting dalam mem-
bantu perusahaan memastikan produknya, karena
tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
Pengiriman barang (delivery) yang tepat waktu
akan memperkecil konsumen berpindah ke
produsen lain.

d) Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan man-
faat dari produk atau jasa dan meyakinkan kon-
sumen sasaran tentang produk yang mereka ha-
silkan. Promosi yang efektif terjadi apabila suatu
perusahaan / produsen dapat mempengaruhi
minat dan daya beli konsumen terhadap suatu
produk. Cannon & Riordan menyatakan bahwa
efektifitas komunikasi dan frekuensi yang sering
akan mempererat hubungan antara produsen dan
konsumen. Menurut Philip Kotler, promotion
tools (alat-alat promosi) didefinisikan sebagai
berikut: 1) Advertising (Periklanan), 2) Personal
selling (Penjualan perorangan), 3) Sales promo-
tion (Promosi penjualan), dan 4) Public relation
(Publisitas)
Variabel-variabel bauran pemasaran tersebut
dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
suatu strategi dalam usaha untuk mendapatkan
posisi yang kuat di pasar. Tetapi dalam pelaksa-
nannya, bauran pemasaran tersebut harus dapat
disesuaikan dengan kondisi yang ada atau bersifat
fleksibel. Dengan strategi pemasaran yang baik
maka diharapkan terjadi peningkatan terhadap
volume penjualan. Semakin bagus dan
berkualitas (product), semakin murah dan
terjangkaunya harga (price), semakin
terjangkaunya pasaran (place), dan semakin
tinggi frekuensi promosi (promotion) maka akan
meningkatkan keinginan konsumen untuk
membeli produk tersebut sehingga frekuensi
pembelian dan volume penjualan perusahaan
akan meningkat.




Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut)



28
Volume Penjualan
Menurut Abas Kardaniata (1996) mengata-
kan bahwa volume penjualan diartikan sebagai
jumlah (kuantitas) produk hasil produksi perusa-
haan yang dikonsumsi oleh konsumen. Volume
penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya
kegiatan kegiatan yang dilakukan secara efektif
oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen
melakukan pembelian. Dan tujuan dari volume
penjualan ini adalah untuk memperkirakan besar-
nya keuntungan yang diterima dengan menjual
produk kepada konsumen serta biaya yang sudah
dikeluarkan. Naik turunnya volume penjualan
perusahaan dapat dilihat dari intensitas pembelian
konsumen dan area perusahaan. Adapun indikator
dari volume penjualan menurut Kotler (1994)
antara lain : Harga, Promosi, Kualitas, Saluran
Distribusi, Produk. Berdasarkan indikator terse-
but maka strategi bauran pemasaran diperlukan
dalam meningkatkan volume penjualan.

Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis
tersebut diturunkan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara produk yang disediakan
dengan volume penjualan.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara harga yang ditetapkan
dengan volume penjualan.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara tempat yang dilakukan
dengan volume penjualan.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara promosi yang diberikan
dengan volume penjualan.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara langsung
kepada konsumen dengan menggunakan
kuisioner dan data sekunder diperoleh dari
berbagai instansi terkait di Kota Manado yaitu
Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, dan sumber-
sumber relevan lainnya.

Konsep Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel Bebas (Independent Variabel):
Variabel bebas merupakan variabel yang va-
riasinya mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas berikut ini diukur dengan
menggunakan penilaian skor (1-5) dari
pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner yang
diberikan kepada konsumen. Pengukuran ini
diambil melalui pendekatan pada konsumen.
a) Produk (Product): bagaimana penilaian
merek/citra, tampilan/model, kelebihan
dan mutu produk minyak goreng kemasan
(bermerk) menurut konsumen.
b) Harga (Price): bagaimana kemudahan
pembayaran, syarat pembayaran, dan
harga produk minyak goreng kemasan
(beremerek) yang dibeli oleh konsumen.
c) Tempat/distribusi (Place): ketersediaan
dan pemesanan produk, jangkauan pasar
dan kemudahan konsumen dapat
menemukan produk minyak goreng
kemasan (bermerek).
d) Promosi (Promotion): banyaknya
frekuensi promosi, potongan harga /
diskon, efektifitas komunikasi, dan
bonus-bonus oleh perusahaan yang
diterima oleh konsumen, serta pengaruh
iklan minyak goreng kemasan (bermerek)
terhadap konsumen.

2. Variabel Tidak Bebas (Dependen Variabel):
Variabel tidak bebas merupakan variabel
yang terpengaruh oleh variasi variabel-
variabel bebas. Variabel tidak bebas dalam
penelitian ini adalah volume penjualan
produk oleh perusahaan yang diukur dengan
melakukan pendekatan pada pembelian yang
dilakukan oleh konsumen terhadap produk
minyak goreng kemasan (bermerek) selama
1 bulan.


ASE Volume 1 Nomor 1, Januari 2011: 25 34



29
Definisi Pengukuran Variabel
Variabel-variabel berikut ini diukur dengan
kuisioner melalui pendekatan pada pembelian
yang dilakukan oleh konsumen.


No.
Variabel
yang diukur
Indika-
tor
Pengukuran
1. Produk adalah
suatu sifat
yang kom-
pleks dapat
diraba mau-
pun tidak da-
pat diraba,
yaitu terma-
suk bungkus,
warna, presta-
si perusahaan
(citra), pe-
layanan peru-
sahaan yang
diterima oleh
pembeli untuk
memuaskan
keinginan
atau kebutu-
hannya.
Merek /
citra pro-
duk
5 point skor
mulai dari 1
(tidak bagus)
s/d 5 (sangat
bagus sekali)
Model
tampilan
/ ekste-
rior
5 point skor
mulai dari 1
(tidak bagus)
s/d 5 (sangat
bagus sekali)
Warna
dan kua-
litas mi-
nyak go-
reng
5 point skor
mulai dari 1
(tidak bagus)
s/d 5 (sangat
bagus sekali)
Ketaha-
nan body
/ kualitas
cover
(plastik,
botol,
galon)
5 point skor
mulai dari 1
(tidak bagus)
s/d 5 (sangat
bagus sekali)
Kelebi-
han yang
dimiliki
produk
diban-
dingkan
produk
lain
5 point skor
mulai dari 1
(tidak bagus)
s/d 5 (sangat
bagus sekali)
2. Harga adalah
nilai tukar
untuk manfaat
yang ditim-
bulkan oleh
barang atau
jasa tertentu
bagi seseo-
Harga
produk
5 point skor
mulai dari 1
(sangat mah-
al) s/d 5
(sangat mu-
rah)
Syarat
pem-
5 point skor
mulai dari 1
No.
Variabel
yang diukur
Indika-
tor
Pengukuran
rang. bayaran (sangat
membe-
ratkan) s/d 5
(sangat rin-
gan)
Harga
jual se-
suai mu-
tu
5 point skor
mulai dari 1
(tidak sesuai)
s/d 5 (sangat
sesuai)
Kemu-
dahan
pem-
bayaran
5 point skor
mulai dari 1
(tidak mu-
dah) s/d 5
(sangat mu-
dah)
3. Tempat / dis-
tribusi adalah
kegiatan pen-
giriman ba-
rang sampai
ke tangan
konsumen
Jang-
kauan
pemasa-
ran
5 point skor
mulai dari 1
(tidak mudah
ditemukan)
s/d 5 (sangat
mudah dite-
mukan)
Pemesa-
nan pro-
duk
5 point skor
mulai dari 1
(tidak mu-
dah) s/d 5
(sangat mu-
dah)
Keterse-
diaan
produk
5 point skor
mulai dari 1
(tidak mudah
ditemukan)
s/d 5 (sangat
mudah dite-
mukan)
4. Promosi ada-
lah sumber
informasi dan
komunikasi
yang dibuat
untuk menga-
rahkan seseo-
rang atau or-
Frekuen-
si pro-
mosi
5 point skor
mulai dari 1
(tidak per-
nah) s/d 5
(sangat sering
sekali)
Diskon /
potongan
5 point skor
mulai dari 1


Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut)



30
No.
Variabel
yang diukur
Indika-
tor
Pengukuran
ganisasi ke-
pada tindakan
yang mencip-
takan pertuka-
ran
harga (tidak per-
nah) s/d 5
(sangat sering
sekali)
Efektifi-
tas pro-
mosi
5 point skor
mulai dari 1
(tidak efektif)
s/d 5 (sangat
efektif sekali)
Bonus-
bonus
yang di-
berikan
produk
5 point skor
mulai dari 1
(tidak per-
nah) s/d 5
(sangat sering
sekali)
Pengaruh
iklan
5 point skor
mulai dari 1
(tidak ber-
pengaruh) s/d
5 (sangat
berpengaruh
sekali)
5. Volume Pen-
jualan adalah
jumlah (kuan-
titas) produk
hasil produksi
perusahaan
yang dikon-
sumsi oleh
konsumen
Intensitas
Pembe-
lian
5 point skor
mulai dari 1
(tidak sering)
s/d 5 (sangat
sering)
Area pe-
rusahaan
5 point skor
mulai dari 1
(tidak ter-
jangkau) s/d
5 (sangat ter-
jangkau)
Jumlah
(volume)
penggu-
naan da-
lam 1
bulan
(Liter)
5 point skor
mulai dari 1
(0), 2 (1-2 L),
3(3-4 L), 4
(5-6 L), 5
(diatas 7 L).

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah se-
mua konsumen produk minyak goreng kemasan
(bermerek) di Kota Manado yang dibatasi pada
frame kelas menengah keatas.
Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara bertingkat (multi stage sampling) dilihat
secara adminsitratif wilayah kota Manado. Dimu-
lai dari Kecamatan, kemudian turun pada Kelura-
han di masing-masing Kecamatan. Sampel yang
akan diambil merupakan konsumen produk mi-
nyak goreng kemasan (bermerek) yang terdapat
pada masing-masing Kelurahan di Kecamatan
yang diambil secara random sampling (sampel
acak), yaitu berdasarkan letak geografis yang
mewakili wilayah utara, timur, barat, dan selatan
kota Manado. Kecamatan yang diambil dalam
penelitian ini adalah Kecamatan Malalayang (ke-
lurahan Malalayang 2 dan Kleak), Kecamatan
Sario (kelurahan Sario dan Ranotana), Kecama-
tan Wenang (kelurahan Bumi Beringin dan Tel-
ing Bawah), dan Kecamatan Tuminting (kelura-
han Tuminting dan Sindulang 2), dengan masing-
masing kelurahan 5 responden dan jumlah total
40 responden.

Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan ke-
mudian disajikan dalam bentuk tabel dan untuk
menganalisis pengaruh variabel marketing mix
(produk, harga, promosi, tempat), digunakan me-
tode statistik dengan analisis regresi linier ber-
ganda. Analisis ini digunakan untuk melihat ba-
gaimana pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas. Persamaan regresi linier
berganda:

= [
0
+[
1
X
1
+[
2
X
2
+[
3
X
3
+[
4
X
4
+c

Dimana:
Y = Volume Penjualan
X
1
= Produk
X2 = Harga
X3 = Tempat
X4 = Promosi
[
1
, [
2
, [
3
, [
4
= Koefisien dari masing-masing
variabel
[
0
= Konstanta
e = Kesalahan prediksi (error)


ASE Volume 1 Nomor 1, Januari 2011: 25 34



31
Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka:

1>0; 2>0; 3>0; 4>0

Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan ada atau tidaknya pen-
garuh yang signifikan maka dilakukan uji-F ,uji-
T dan R
2
.
a) Uji- F (Overall test), untuk mengetahui
apakah semua variabel independen yang
digunakan dalam model regresi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel bebas perlu dilakukan serempak.
Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan MINITAB 15.
H
0
= Keempat variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas
H
1
= Sekurang-kurangnya ada satu
variabel bebas yang diteliti berpengaruh
terhadap volume penjualan minyak go-
reng.
Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika probabilitas (signifikansi) >
()(0.05; 0.10; 0,20) maka H
o
diterima
2) Jika probabilitas (signifikansi) < ()
(0.05; 0.10; 0,20) maka H
0
ditolak dan
terima H
1
b) Uji-T (Partial test), untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel tidak bebas, dengan
asumsi variabel yang lain konstan.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat
derajat signifikansi masing-masing
variabel bebas menggunakan MINITAB
15.
Dasar pengambilan keputusan menurut
Santoso (2004):
1) Jika probabilitas (signifikansi)
>()(0.05; 0.10; 0,20) maka H
o
dite-
rima
2) Jika probabilitas (signifikansi)
<()(0.05; 0.10; 0,20) maka H
0
ditolak
dan terima H
1



Pengujian Asumsi-asumsi Regresi
a. Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini multikolinieritas dapat
dideteksi dengan besaran-besaran regresi
yang didapat, yaitu dengan melihat nilai
VIF (Varians Inflation factor). Lebih tegas
dikatakan bahwa jika nilai VIF diatas 10
maka persamaan dianggap terkena
mulitikolinieritas (Ghozali, 2001).

b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang dipakai mengguna-
kan uji Durbin Watson (Singgih Santoso,
2001)
Pengambilan keputusan ada tidaknya auto-
korelasi:
a) Bila angka D-W di bawah -2
berarti ada autokorelasi.
b) Bila D-W diantara -2 sampai +2,
berarti tidak ada autokorelasi
c) Bila angka D-W di atas +2 berarti
ada autokorelasi negatif.

c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas dideteksi dengan meli-
hat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatter plot, jika data tidak membentuk
pola tertentu maka mengindikasikan
model regresi tidak terjadi hetreokedasti-
sitas (Ghozali, 2001).


HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Minyak Goreng Kemasan
(Bermerek)
a. Bimoli
Untuk mempertahankan market leader, Bi-
moli terus melakukan aktifitas promosi baik
berupa advertising, brand activation maupun
sales promotion. Tema komunikasi Bimoli
adalah Simbol Kesempurnaan Minyak Go-
reng (symbol of cooking oil perfection).
Bimoli menggunakan TV commercial, print
ad, editorial dan event-event untuk menge-
dukasi konsumen mengenai teknologi pe-
mrosesan PMP (Pemurnian Multi Proses),


Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut)



32
kandungan Omega 9 dan benefit lain dari
Bimoli yang dikemas dengan berbagai uku-
ran dan harga yang terjangkau serta mudah
didapatkan sampai di pelosok (warung). Bi-
moli juga tersedia dalam berbagai kemasan
mulai dari 520ml hingga Bimoli curah dalam
kemasan galon. Harga rata-rata Bimoli yaitu
Rp. 9.850 / Liter. Event yang rutin dilakukan
Bimoli seperti lomba masak, demo masak,
dan bazaar. Penghargaan-penghargaan yang
berhasil diraih dan terus dipertahankan oleh
Bimoli sampai saat ini, antara lain : Diamond
ICSA (Indonesian Customer Satisfaction
Award), untuk tahun yang ke-9, Platinum
Brand Award IBBA (Indonesia Best Brand
Award), untuk tahun yang ke-6, Top Brand
Award untuk tahun yang ke-2, Superbrand
Award.
b. Kunci Mas
Produk Kunci Mas tidak kalah dalam
memberikan kelebihan-kelebihan terhadap
produknya. Kini Omega 9 telah menjadi pa-
radigma baru dalam pengaturan diet penderi-
ta jantung koroner akibat kolesterol berlebih.
Hal itulah yang ditawarkan oleh produk
Kunci Mas dan menjadi alasan sehingga
Kunci Mas menerapkan promosi dengan
harga yang murah namun memiliki berbagai
kelebihan. Kunci Mas dibuat dan dikemas di
bawah pengawasan ketat sesuai standar in-
ternational guna untuk kebersihan dan kuali-
tas produk. Saat ini di wilayah Manado
Kunci Mas sudah hampir menjangkau
pasaran yang lebih luas sampai pelosok
(warung). Harga rata-rata pasaran minyak
goreng Kunci Mas Rp10.200 / liter. Namun
promosi yang masih kurang akan
mempengaruhi masyarakat dalam melakukan
pembelian.
c. Filma
Melalui jaringan distribusi yang luas dan efi-
sien, Filma disalurkan melalui berbagai pa-
sar, toserba, hyper-market bahnkan
dibeberapa tempat Filma mampu
menjangkau hingga pelosok (warung) dan
akhirnya tiba ditangan konsumen.
Dibandingkan produk minyak goreng
lainnya, Filma juga menawarkan harga yang
relatif murah yaitu rata-rata Rp10.550 / liter.
Diproses dari bahan alami terpilih, menggu-
nakan teknologi canggih terkini, serta mela-
lui kontrol kualitas yang ketat dan
dikombinasikan dengan harga yang sangat
terjangkau, merek dan citra Filma juga tidak
kalah dengan minyak goreng lainnya.
d. Sania
Sebagai salah satu strategi pemasaran yang
dilakukan, Sania mengeluarkan produk ter-
baru yaitu Sania Royale yaitu minyak goreng
beraroma dengan banyak kelebihan seperti
perpaduan antara minyak sawit dan minyak
kelapa, mengandung Virgin Coconut Oil
(VCO), Omega 6, Omega 9, dan sebagainya.
Sania juga melakukan promosi dengan me-
lakukan undian berhadiah bagi konsumen.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, Sania
memberikan harga relatif mahal yaitu harga
rata-rata per liternya Rp18.975. Meskipun
Sania belum menjangkau pasar terlalu luas
namun tidak sedikit masyarakat yang meng-
gunakan produk ini.
e. Fortune
Fortune merupakan minyak goreng yang
kaya akan sumber beta-karoten (pro-vitamin
A) dan vitamin E alami. Non-kolesterol, ser-
ta dikemas secara higienis. Minyak ini juga
100% terbuat dari minyak sawit asli. Dengan
enyaringan berulang kali,kontrol warna dan
aroma, anti-oksidan TBHQ, Fortune mampu
mencuri pangsa pasar dengan kelebihan-
kelebihannya tersebut. Proses produksi
minyak goreng Fortune disuling dan dikemas
sesuai standar mutu internasional. Fortune
juga melakukan berbagai promosi di
berbagai media walaupun untuk jangkauan
pasar belum begitu luas dengan harga yang
relatif mahal (Rp14.500/liter) dibandingkan
minyak goreng lainnya.
Rata-rata skor produk, harga, tempat dan
promosi dari masing-masing minyak goring
dapat dilihat pada Table 7. Berdasarkan ra-
ta-rata jumlah skor di atas, dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar konsumen mengguna-
kan produk minyak goreng Bimoli. Skor


ASE Volume 1 Nomor 1, Januari 2011: 25 34



33
produk, harga , tempat dan promosi dari mi-
nyak goreng Bimoli adalah yang tertinggi.
Hal ini disebabkan karena hingga saat ini
Bimoli masih

Tabel 7. Rata-rata Jumlah Skor
Jenis
Minyak
Goreng
Rata-rata Jumlah Skor
Produk Harga
Tem-
pat
Pro-
mosi
Vol.
Pen-
jualan
Bimoli 9,45 16,65 13,57 15,42 15,52
Kunci
Mas
6,42 10.35 8,9 8,65 9,27
Filma 5,3 8,97 8,45 5,4 9,17
Sania 5,02 3,65 4,73 3,82 4,21
Fortune 3,3 3,92 3,25 4,21 3,16
menjadi market leader di industri minyak goreng
kemasan (bermerek) juga diikuti dengan harga
yang murah dan jangkauan pasar yang luas. Bi-
moli juga sering melakukan promosi baik di me-
dia cetak maupun media elektronik. Setelah Bi-
moli, Kunci Mas dan Filma juga diminati oleh
masyarakat Kota Manado karena harga yang mu-
rah dan kualitas yang tidak kalah dengan produk
lainnya, walaupun jangkauan pasar dan promosi
yang belum begitu efektif. Sania dan Fortune ma-
sih kurang diminati sebagian besar konsumen
karena citra / image produk ini yang belum di-
kenal konsumen. Hal ini disebabkan karena ku-
rangnya promosi dan mahalnya harga yang dita-
warkan dengan kualitas yang sama dengan pro-
duk lainnya. Jangkauan pasar Sania dan Fortune
juga belum begitu luas, dan hanya bisa ditemukan
di supermarket.
Pengaruh bauran Pemasaran terhadap Vo-
lume Penjualan Minyak Goreng kemasan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
bauran pemasaran sangat mempengaruhi volume
penjualan minyak goring kemasan ( P<0,01). Ha-
sil pengujian secara parsial dengan menggunakan
uji t menunjukkan bahwa produk dan harga ber-
pengaruh sangat nyata terhadap volume penjua-
lan (p<0.01), sedangkan tempat dan promosi ber-
pengaruh nyata terhadap volume penjualan
(p<0,05) dengan nilai R
2
sebesar 79,4%. Dan
hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada
multikolineritas (VIF<10), tidak ada otokorelasi
dan mempunyai varians yang sama. Berdasarkan
hasil analisis regresi tersebut diperoleh persa-
maan sebagai berikut:

Vol. Penjualan = 0,269 + 0,176 produk + 0,194
harga + 0,126 tempat + 0,143 promosi

Persamaan regresi linier berganda tersebut me-
nunjukkan bahwa semua variabel independen
memiliki pengaruh yang positif terhadap volume
penjualan. Variabel harga merupakan variabel
yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap
volume penjualan yaitu sebesar 0,194. Sedangkan
variabel produk merupakan variabel kedua terbe-
sar yang mempengaruhi volume penjualan yaitu
sebesar 0,176. Kemudian diikuti oleh variabel
promosi dan tempat. Pada data hasil analisis re-
gresi didapatkan hasil koefisien determinasi
79,4% dengan penjelasan bahwa variabel bauran
pemasaran mempunyai konstribusi 79,4% terha-
dap variasi volume penjualan yang dilihat melalui
pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Se-
dangkan sisanya 20,6% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti
proses pengoperasian untuk menyajikan produk
dan layanan, produktivitas yaitu sejauhmana efi-
siensi masukan-masukan layanan, dan karyawan
yang terlibat dalam kegiatan memproduksi pro-
duk dan layanan (service production), serta pe-
rangkat-perangkat yang diperlukan dalam menya-
jikan kualitas produk dan layanan.


KESIMPULAN DAN SARAN
Produk, harga, tempat, dan promosi mem-
punyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
volume penjualan. Oleh karena itu, jika keempat
strategi diterapkan secara bersama-sama dalam
suatu strategi bauran pemasaran maka volume
penjualan minyak goreng kemasan akan lebih
meningkat.


Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (R.M. Kumaat, J. Tujuwale, J.R. Mandei, S. Lumentut)



34
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. Perbaikan Pemasaran Produk
Hasil Pertanian.
http://www.scribd.com/doc/25309961/perb
aikan-pemasaran-produk-hasil-pertanian-
sebagai-upaya-menuju-pertanian-
berkelanjutan diakses pada tanggal 14 Mei
2010, jam 20.30 Wita
Anonimous. 2010. Konsep Pemasaran Agribisnis.
http://www.asnuuu.co.cc/2010/04/konsep-
pemasaran-agribisnis.html diakses pada
tanggal 14 Mei 2010, jam 20.45 Wita
Basu Swastha. 1984. Azas-Azas Marketing. Li-
berty. Yogyakarta.
Cahyono, Tri Bambang, 1996. Memahami Karak-
ter Pembeli Dalam Pasar Industri di Indo-
nesia. Journal MM IPWI.
Gujarati, D. 1996. Ekonometrika Dasar. Edisi VI.
Jakarta: Erlangga.
Indriyani Selma, 2002. Analisis Pengaruh Bau-
ran Pemasaran Produk Plastik Terhadap
Volume Penjualan PT. Mitraya Plasindo
Sejati. Tesis. Magister Manajemen Un-
iversitas Diponegoro. Semarang.
Kamaluddin. 2010. Strategi Pemasaran Agribis-
nis.
http://kamaluddin86.blogspot.com/2010/01/s
trategi-pemasaran-agribisnis_20.html di-
akses pada tanggal 14 Mei 2010, jam 20.50
Wita
Kwiek Kian Gie, 1997, dalam Ensiklopedi Eko-
nomi, Bisnis, Manajemen, Penerbit Delta
Panangkal, Jakarta.
Kotler dan Armstrong. 1991. Dasar-Dasar Pema-
saran. CV Intermedia, Jakarta.
Kotler, Philip, 1994. Manajemen Pemasaran
Analisis Perencanaan dan Implementasi dan
Pengendalian. CV Intermedia, Jakarta.
Soekarno K, 1986. Dasar-dasar Manajement.
Mizwar, Jakarta.
Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Manajemen
Pemasaran Hasil-hasil Pertanian. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sutanto Pranoto, 1998. Analisis Strategi Pe-
ningkatan Penjualan. Jurnal Bisnis Strategi,
Vol.2.
W. Downey David dan Steven P. Ericson. 1992.
Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.

You might also like