Professional Documents
Culture Documents
LK-1-1Piopneumotoraks (J. Patau)
LK-1-1Piopneumotoraks (J. Patau)
LK-1-1Piopneumotoraks (J. Patau)
SUMMARY
Pyopneumothorax is the presence of both pneumothorax and empyema in one side of the lung. The etiology of the
disease is mainly from any abnormalities in the lung like pneumonia , lung abscess , bronchopleural fistula, bronchiectasis,
lung tuberculosis, lung actinomycosis, as well as abnormalities beyond the lung like trauma of thorax, thorax surgery,
thoracocentesis in pleural effusion, subphrenical abscess and amubiasis abscess. It has been reported 35 years old
man, admitted to the hospital with symptom dyspnea with sputum yellow green cough, left chest pain, fever, shaking with
the presence of smoking and alcohol consumtion history. On physical examination it was found increase fremitus sound
on the left side, dullness of the anterior left lung from ICS IV- VI, bronchial sound is increase and cracle sound in the
middle of the left lung. Chest X Ray showed pneumonia of the left side of the lung. Differensial diagnosis lung abscess.
Laboratory found leucocyt was 12.300/mm3, BSR 18/25 . The working diagnosis pneumonia of the left side of the lung.
Differensial diagnosis lung abscess. During the treatment, the patient suffered pyopnemothorax complication. After water
seal drainage (WSD ), the lung was not inflated therefore the thoracotomy surgery with omentum flap. During the surgery,
bronchial fistel was revealed .(J Med Nus. 2005; 26:30-35)
RINGKASAN
Piopneumotoraks adalah terdapatnya pneumotoraks disertai empiema secara bersamaan pada satu sisi paru.
Etiologi piopneumotoraks biasanya berasal dari paru seperti pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura,
bronkiektasis, tuberkulosis paru, aktinomikosis paru, dan dari luar paru seperti trauma toraks, pembedahan toraks,
torakosentesis pada efusi pleura, abses sub phrenik dan abses hati amuba. Dilaporkan seorang laki-laki, umur
35 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas disertai batuk berdahak,kental, warna kuning kehijauan,
nyeri dada kiri, demam, menggigil, dan ada riwayat merokok dan minum alkohol. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
vokal fremitus kiri meningkat, perkusi dada kiri redup dari interkostal IV-VI depan, bunyi pernapasan bronkial dan
ronki basah nyaring bagian tengah paru kiri. Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan kesan pneumonia kiri, DD/
abses paru kiri. Hasil pemeriksaan leukosit darah 12.300/mm3 dan LED 18/25 mm. Dengan demikian diagnosis
kerja adalah pneumonia kiri DD/ abses paru kiri. Selama perawatan penderita mengalami komplikasi
piopneumotaraks. Setelah dilakukan drainase dengan pemasangan WSD, paru-paru tetap tidak mau mengembang,
sehingga dilakukan torakotomi disertai flap omentum. Pada waktu operasi ditemukan adanya fistula bronkopleura.(J
Med Nus. 2005; 26:30-35)
PENDAHULUAN
Piopneumotoraks adalah terdapatnya pneumotoraks hanya 62% pneumonia disebabkan oleh kuman
disertai empiema secara bersamaan pada satu sisi pneumokokus. Dulu kuman Gram negatif seperti
paru.1 Infeksinya berasal dari mikroorganisme yang klebsiela jarang menyebabkan pneumonia, tetapi
membentuk gas atau dari robekan septik jaringan paru sekarang Gram negatif menyebabkan pneumonia
atau esofagus ke arah rongga pleura. Kebanyakan sebanyak 20% dari seluruh penderita pneumonia.
adalah dari robekan abses subpleura dan sering Pneumonia sebab Gram negatif mempunyai angka
membuat fistula bronkopleura. Jenis kuman yang sering kematian yang tinggi yaitu 79%.3
terdapat adalah Stafilokokus aureus, Klebsiela,
Etiologi piopneumotoraks biasanya berasal dari paru
Mikobakterium tuberkulosis dan lain-lain.2
dan luar paru. Etiologi yang berasal dari paru seperti
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura,
paru dengan eksudasi dan konsolidasi yang disebabkan bronkiektasis, tuberkulosis paru, dan aktinomikosis paru,
oleh mikroorganisme. Pada jaman sebelum ditemukan sedangkan yang berasal dari luar paru adalah trauma
antibiotik, pneumokokus merupakan penyebab toraks, pembedahan toraks, torakosentesis pada efusi
pneumonia paling sering, yaitu 95% sampai 98% dari pleura, abses subphrenik dan abses hati amuba.1 Chen
semua pneumonia yang dirawat di rumah sakit. Kini dkk (2000) melaporkan adanya peningkatan insidens
Dengan demikian diagnosis akhir penderita ini Pemeriksaan fisis pada pneumonia menunjukkan
adalah piopneumotoraks dengan fistula bronkopleura penderita tampak sakit berat dengan takipnea dan tanda-
dan kolaps paru kiri. tanda konsolidasi, yaitu fremitus yang meningkat, perkusi
Keadan umum pasien setelah operasi baik, tanda yang redup, suara napas bronkial, suara napas
vital : tensi 110/70 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit melemah kalau ada sekret kental yang menyumbat
reguler, pernapasan 20 kali/menit torakoabdominal dan saluran napas, dan adanya ronki basah nyaring, kadang-
suhu 36,5 oC. Pasien di rawat di ICU selama 3 hari dan kadang terdapat penurunan volume paru.3,5,7 Pada kasus
mendapat terapi : infus RL : Dekstrose 5% = 1 : 1 = 28 ini ditemukan adanya peningkatan vokal fremitus kiri
tetes/menit, injeksi Ceftriakson 1 gr/12 jam/IV, Elysol 500 dibanding kanan, perkusi dada kiri redup dari interkostal
mg/12 jam/infus, injeksi Antrain 1 ampul/8 jam/IV. IV-VI depan, bunyi pernapasan bronkial, dan ronki basah
nyaring bagian tengah paru kiri.
Tanggal 10 April 2003 pasien dipindahkan ke ruang Pada penderita pneumonia biasanya terdapat
perawatan lontara, setelah infus dilepas dan terapi : leukositosis, tetapi kadang-kadang leukosit jumlahnya
Ciprofloksasin 3 x 500 mg, Metronidasol 3 x 500 mg, normal (pada seperempat penderita) atau leukopenia
Asam mefenamat 3 x 500 mg, Zegavit 1 x 1. yang menunjukkan prognosis yang jelek. Pemeriksaan
Tanggal 12 April 2003 pasien minta pulang. Penderita sputum menunjukkan banyak leukosit PMN dan basil
pulang dengan keadaan umum baik dan dianjurkan batang Gram negatif yang berpasangan, tebal, pendek,
kontrol di poliklinik. dan berkapsul. 3,5 Pada kasus ini ditemukan adanya
leukositosis dan pada pemeriksaan sputum, ditemukan
PEMBAHASAN basil Gram negatif dan tidak ditemukan kuman BTA dan
jamur.
Pneumonia klebsiela dapat menyebabkan Pada umumnya gambaran radiologis pneumonia
pneumonia yang letal dengan predileksi umur yaitu adanya konsolidasi alveolar dengan bronkogram
menengah atau tua dan mempunyai faktor predisposisi, udara3, sedangkan pada abses paru terdapat kavitas
antara lain kebiasaan merokok, peminum alkohol, pasca besarnya biasanya sekitar 4-5 cm yang di dalamnya
infeksi virus, penyakit jantung kronik, diabetes melitus, tampak batas permukaan udara-cairan.8 Pada kasus ini
keadaan imonudefisiensi, kelainan atau kelemahan gambaran radiologis didapatkan perselubungan
struktur organ dada dan penurunan kesadaran.7 Pada homogen parakardial kiri dengan tanda-tanda
kasus ini penderita berusia 35 tahun yang mempunyai pembentukan kavitas.
kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Abses paru adalah suatu lesi nekrotik dalam
Gambaran klinis biasanya muncul secara tiba-tiba parenkim paru yang berisi pus.6 Dalam fase dini tidak
dengan demam yang tinggi (90%), menggigil hebat dapat dibedakan dengan pneumonia yang terlokalisasi.9
(60%), nyeri pleura (80%), sianosis, batuk dengan Penyebaran hematogen klebsiela dan stafilokokus atau
sputum kental kehijauan (90%) dan kadang-kadang ada kuman lain yang mempunyai kemampuan untuk
bercak darah, sesak napas dan lemah.3 Pada kasus ini membuat nekrosis jaringan dapat menyebabkan abses
penderita mengalami demam tinggi, menggigil, nyeri paru, terutama kalau keadaan umum penderita buruk
dada, sesak napas dan batuk dengan sputum kental atau menderita penyakit menahun, seperti sirosis hati,
warna kuning kehijauan. malnutrisi dan lain-lain.6