Professional Documents
Culture Documents
Urnal Kuntansi Emerintah: Advance Pricing Agreement Dalam Kaitannya
Urnal Kuntansi Emerintah: Advance Pricing Agreement Dalam Kaitannya
Urnal Kuntansi Emerintah: Advance Pricing Agreement Dalam Kaitannya
Mardiasmo*
Abstract
In such way, potential losses on national revenues from corporate tax might be existed.
To overcome the problem, the government has attempted to minimize the potential tax
risk by introducing an Advance Pricing Agreement (APA). The APA gives authority to
tax officials to redetermine arm’s length prices over the transactions made among
related parties. Therefore, there is certainty in assessing tax liability for each transaction
made by groups of multinational company.
To what extent that the APA will be effective to minimize potential losses on revenue
collection, and what kind of risks that might be faced by the companies if they do not
make any contract arrangement with the tax authority? To answer these questions, this
paper tries to develop a tax planning with the study case on PT XYZ.
Keywords: transfer pricing, potential tax risk, tax planning, Advance Pricing Agreement,
*Prof. Dr. Mardiasmo, Ak., MBA saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan,
Departemen Keuangan
1
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
2
Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya
dengan Upaya Meminimalisasi Potential Risk
3
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
4
Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya
dengan Upaya Meminimalisasi Potential Risk
Income Statements
(Unit: US$) 2004 2003 2002
Net sales 542,994,892 519,857,898 295,648,222
Operating costs 526,153,692 509,031,028 280,021,033
EBITDA 16,841,200 10,826,870 15,627,189
Depreciation and amortization 11,897,040 12,306,877 13,161,741
EBIT 4,944,160 (1,480,007) 2,465,448
Less interest 876,227 945,140 1,423,198
EBT 4,067,933 (2,425,147) 1,042,250
Income tax credit/(expense) (949,173) 2,740,240 (3,030,018)
Net Profit / (Loss) 3,118,760 315,093 (1,987,768)
Estimated income tax 1,469,764 340,434 1,675,247
600,000,000
500,000,000
400,000,000
2004
300,000,000 2003
2002
200,000,000
100,000,000
-
Net sales Op cost s HAKI Inc t ax
5
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
bayaran HAKI -termasuk dalam operating formal (lex generalis), kontrak atau per-
cost- tahun 2003 meningkat 1.68 kali janjian antar pihak yang mendasari suatu
dibandingkan tahun 2002 yaitu dari transaksi sangat diperlukan. Terlebih lagi
US$9,865,274 menjadi US$16,581,997. apabila transaksi tersebut melibatkan
Sebaliknya pajak penghasilan tahun pihak-pihak yang mempunyai hubungan
2003 hanya US$340,434 atau 0.2 kali istimewa yang besarannya amat signifikan
dibandingkan tahun 2002 yang ber- sehingga akan menarik perhatian (eye
jumlah US$1,675,247. catching) fiskus.
Penjualan tahun 2004 adalah Dari studi kasus pada PT XYZ, hasil
sebesar US$542,994,892 atau 1.04 kali analisis terhadap potential tax risk dapat
angka penjualan tahun 2003. Operating dijabarkan berikut ini.
cost 2004 sebesar US$526,153,692 atau
§ Tidak Ada Kontrak Perjanjian
mengalami kenaikan 1.03 kali di-
bandingkan tahun 2003 termasuk di - Perolehan Bahan Baku Free of Charge
dalamnya pembayaran HAKI 2004 se-
Dalam penentuan harga jual assembled
besar US$17,612,267 yang meningkat
product harga negosiasi yang di buat
1.06 kali dibandingkan tahun sebe-
antara PT XYZ dengan MNE Sales &
lumnya. Sementara pajak penghasilan
Marketing Co tidak mengikutsertakan
tahun 2004 mencapai US$1,469,764
unsur bahan baku free of charge yang
atau meningkat 4.32 kali lebih besar
dipergunakan dalam proses produksi
dibandingkan tahun 2003.
yang merupakan bagian yang tidak ter-
Dari Grafik 1 tersebut dapat ditarik pisahkan dari finished goods sehingga
suatu kesimpulan terkait dengan harga jual dalam purchase contract
variabel-variabel analisis yaitu bahwa menjadi lebih rendah daripada yang se-
naiknya jumlah penjualan selalu diikuti harusnya (under valued) dan bila diban-
dengan naiknya operating cost termasuk dingkan dengan produk sejenis yang
di dalamnya pembayaran HAKI akan dijual di Indonesia dapat menimbulkan
tetapi tidak selalu diikuti dengan dengan dugaan adanya transfer pricing sehingga
kenaikan pajak penghasilan. tidak tertutup kemungkinan fiskus akan
melakukan koreksi positif yang dapat
berakibat pada naiknya jumlah pajak
ANALISIS POTENTIAL TAX RISK terhutang yaitu dengan menentukan
kembali harga jual produk tersebut.
Banyak korporasi multinasional - Revaluasi Nilai Persediaan
mengabaikan ketentuan-ketentuan formal
Terkait dengan sifat assembled product
dalam transaksi cross border, seperti
pembuatan kontrak atau perjanjian yang yang cepat mengalami perubahan baik
model, features maupun teknologinya
melandasi transaksi antar mereka sehingga
banyak biaya, tenaga dan waktu di- sehingga mengakibatkan harga jualnya
keluarkan jika terjadi audit pajak hanya mempunyai kecenderungan semakin
menurun. Dampak dari menurunnya
untuk menjelaskan formalitas dari suatu
transaksi (Enrique Macgregor, 2004). harga jual adalah nilai persediaan menjadi
over valued dan oleh karenanya harus
Walaupun Undang-undang PPh direvaluasi. Selisih nilai revaluasi per-
yang mengatur hal-hal yang bersifat sediaan yang over valued setara dengan
materiil mempunyai kedudukan lebih aliran kas masuk ke PT XYZ dari MNE
tinggi (lex specialis) daripada Undang- Co.
undang KUP yang mengatur ketentuan
6
Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya
dengan Upaya Meminimalisasi Potential Risk
7
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
§ Potensi Denda Pajak dan Pajak terima dalam laporan pajak mereka dan
Berganda withholding tax pasal 26 dijadikan uang
muka pajak (tax credit). Jika penetapan
Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor
pajak dimaksud merupakan hasil dari
SE-01/PJ.7/2003 tentang Kebijakan
koreksi terhadap transfer pricing, maka
Pemeriksaan Pajak disebutkan bahwa
negara lainnya, dalam hal ini Jepang,
untuk kasus-kasus transfer pricing jangka
wajib melakukan correlative adjustment.
waktu pemeriksaan ditetapkan selama 8
Apabila Jepang menolak melakukannya
bulan dan dapat diperpanjang menjadi 2
maka yang akan terjadi adalah pengena-
tahun. Selain itu, disebutkan pula ada-
an pajak berganda yang harus ditang-
nya pemeriksaan yang didasarkan per-
gung oleh MNE Co dan MNE Sales &
mintaan khusus Direktur P4 yang waktu-
Marketing Co.
nya penyelesaiannya tidak disebutkan.
Secara umum semua jenis pemeriksaan Pada tahap ini, sesuai dengan ketentuan
pajak akan daluwarsa selama 10 tahun. pasal 9 dari OECD Model, kedua
competent authorities akan membahas-
Memang tidak mudah untuk mendefi-
nya. Bila pembahasan antara competent
nisikan dan menjabarkan angka-angka
authorities tersebut tidak mencapai titik
koreksi fiskal yang menyangkut hubungan
temu maka tidak ada upaya hukum lain
istimewa sebagaimana juga halnya yang
untuk menyelesaikan masalah tersebut
terjadi di dalam transaksi-transaksi antara
kecuali mengajukan keberatan dan ban-
PT XYZ dengan mitra bisnisnya. Akan
ding atas putusan tersebut kepada Badan
tetapi dengan mengacu kepada surat
Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP). Jika
edaran tersebut di atas diperkirakan
ada pajak yang masih kurang dibayar
denda pajak yang harus ditanggung oleh
sebelum banding diajukan ke BPSP maka
PT XYZ akan mencapai maksimum 48%
50% dari kekurangannya tersebut harus
dari pajak yang kurang dibayar sebagai
dilunasi terlebih dulu. Paling sedikit di-
akibat dilakukannya koreksi oleh fiskus
butuhkan waktu selama 2 tahun untuk
terhadap transaksi-transaksi hubungan
mengajukan perkara ini, dimana satu
istimewa.
tahun diperlukan untuk pemeriksaan pajak
Disamping untuk menghindari pengenaan dan satu tahun lagi untuk proses keberatan.
pajak berganda, ketentuan tersebut juga Keputusan BPSP bersifat final dan semen-
memberikan kewenangan apabila terjadi tara itu kapan putusan harus dibuat dan
masalah transfer pricing yang menurut dikeluarkan oleh BPSP tidak ada peraturan
salah satu negara tidak mencerminkan yang mengaturnya, sehingga kepastian
transaksi yang arm’s length, maka harga hukumnya menjadi tidak menentu
transaksi dimaksud dapat dikoreksi oleh (uncertainty).
otoritas pajak negara tersebut.
Pajak berganda dapat terjadi apabila atas
objek yang sama dikenakan pajak lebih ADVANCE PRICING AGREEMENT
dari satu kali. Dalam hal ini sebagai (APA) SEBAGAI SOLUSI TRANSFER
contoh adalah pembayaran HAKI PRICING
kepada MNE Co dan MNE Sales &
Marketing Co telah dipotong pajak Undang-undang PPh Tahun 2000
penghasilan (withholding tax) pasal 26 Pasal 18 ayat (3a) menyatakan, “Direktur
tapi kemudian biaya-biaya tersebut di- Jenderal Pajak berwenang melakukan
koreksi oleh fiskus. Di lain pihak MNE perjanjian dengan Wajib Pajak dan
Co dan MNE Sales & Marketing Co bekerja sama dengan otoritas pajak
melaporkan pembayaran HAKI yang di- negara lain untuk menentukan harga
8
Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya
dengan Upaya Meminimalisasi Potential Risk
transaksi antar pihak-pihak yang mem- 1. Potential tax risk dapat diakibatkan
punyai hubungan istimewa sebagaimana karena faktor-faktor internal, antara
dimaksud dalam ayat (4), yang berlaku lain:
selama suatu periode tertentu dan meng-
- Metode transfer pricing yang diper-
awasi pelaksanaannya serta melakukan
gunakan mengakibatkan harga jual
renegosiasi setelah periode tertentu ter-
produk, terutama produk OEM, lebih
sebut berakhir”.
rendah dari yang seharusnya karena
Dalam penjelasan pasal tersebut tidak menambahkan unsur bahan
disebutkan “kesepakatan harga transfer baku free of charge sebagai kom-
(Advance Pricing Agreement / APA) ponen produksi. Penetapan harga
adalah kesepakatan antara Wajib Pajak jual yang lebih rendah tersebut dapat
dengan Direktur Jenderal Pajak mengenai mengakibatkan timbulnya koreksi
harga jual wajar produk yang dihasilkan- pajak pada sisi penjualan.
nya kepada pihak-pihak yang mempunyai
- Aliran kas masuk yang diterima
hubungan istimewa (related parties)
dari MNE Co Ltd atau sebaliknya
dengannya. Tujuan diadakannya APA
aliran kas keluar kepada MNE Co
adalah untuk mengurangi terjadinya
Ltd sebagai konsekuensi dari reva-
praktik penyalahgunaan transfer pricing
luasi persediaan yang disebabkan
oleh perusahaan multinasional.
oleh fluktuasi harga, dapat menim-
Persetujuan antara wajib pajak bulkan adanya koreksi pajak ter-
dengan Direktur Jenderal Pajak dapat utama pada sisi pembelian.
mencakup beberapa hal antara lain
- Transaksi hubungan istimewa yang
harga jual produk yang dihasilkan,
tidak dilengkapi dengan dokumen-
jumlah royalti, dan lain-lain, tergantung
dokumen perjanjian akan menim-
pada kesepakatan. Keuntungan dari APA
bulkan beban pembuktian yang
selain memberikan kepastian hukum
sangat berat apabila terjadi peme-
dan kemudahan penghitungan pajak,
riksaan pajak karena bagaimanapun
fiskus tidak perlu melakukan koreksi
suatu transaksi yang terjadi yang
atas harga jual dan keuntungan produk
melibatkan pihak-pihak yang mem-
yang dijual wajib pajak kepada per-
punyai hubungan istimewa terlebih
usahaan dalam group yang sama. APA
lagi yang bersifat cross border
dapat bersifat unilateral, yaitu merupakan
kelengkapan dokumen sangatlah
kesepakatan antara Direktur Jenderal
penting untuk dipersiapkan sebelum
Pajak dengan wajib pajak atau bilateral,
transaksi tersebut dilaksanakan.
yaitu kesepakatan antara Direktur Jenderal
Pajak dengan otoritas perpajakan negara 2. Sementara faktor-faktor eksternal yang
lain yang menyangkut wajib pajak yang dapat menimbulkan potential tax risk,
berada di wilyah yurisdiksinya”. antara lain:
- Penetapan kembali transaksi-
transaksi PT XYZ berkaitan dengan
PENUTUP related party yang dapat meng-
akibatkan naiknya jumlah pajak
a. Kesimpulan terhutang.
Berdasarkan hasil analisis dan - Denda kenaikan beban pajak
pembahasan data sebagaimana telah maksimum 48% dari pajak terhutang
diuraikan di atas, dapat dibuat beberapa sebagai akibat koreksi pajak oleh
kesimpulan sebagai berikut: fiskus.
9
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
10
Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya
dengan Upaya Meminimalisasi Potential Risk
ini penting dilakukan karena konsep dangan serta manfaat yang maksimal
OEM yang diaplikasikan oleh PT dari APA. Dikarenakan transaksi
XYZ jarang terjadi. Kebanyakan antara PT XYZ dengan related party-
produk OEM bersifat parsial dan nya merupakan cross border
kontrak putus dalam arti produk transaction, penggunaan Mutual
tersebut di pesan dan dipasarkan Agreement Procedure sangat
tanpa ada kewajiban pembayaran disarankan untuk mengeliminasi
royalti. potential tax risk secara maksimal.
3. Audit pajak yang berkaitan dengan
transfer pricing sangat erat hu-
bungannya dengan dokumentasi,
kekurangan atau ketiadaan dokumen
pendukung yang berkaitan dengan
transaksi tersebut dapat menjadi
objek koreksi fiskal. Disarankan agar
perusahaan mempersiapkan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan:
- Gambaran umum tentang bisnis
perusahaan dan hubungan keter-
kaitan bisnis antar group korporasi.
- Jenis-jenis transaksi yang ber-
kaitan dengan related party.
- Metode transfer pricing yang di-
pergunakan.
- Informasi pendukung terkait
transaksi hubungan istimewa
berikut analisisnya termasuk
perbandingannya jika memung-
kinkan.
- Kondisi-kondisi khusus yang
mendorong terjadinya transfer
pricing seperti strategi penetrasi
pasar, dampak dari transfer pricing
terhadap perusahaan dan
related party-nya.
4. APA sebagai alternatif untuk meng-
hindari koreksi fiskal atas transaksi
hubungan istimewa layak untuk di-
pertimbangkan. Disarankan sebelum
memutuskan membuat APA dengan
Direktur Jenderal Pajak, sebaiknya
PT XYZ berkonsultasi terlebih dahulu
dengan pihak-pihak related party
agar dapat tercipta kesamaan pan-
11
JAP Vol. 3, No. 1, Oktober 2008
DAFTAR PUSTAKA
http://www.buildingpvalue.com
Anthony, Robert N. and Govindarajan,
Vijay, 2003, Management Control
System. eleventh edition, Mc.
Macgregor, Enrique, 2004, Transfer
Graw-Hill.
Pricing: A Roadmap for CEOs.
Brigham, Eugene F. and Houston, F. Joel., International Transfer Pricing
2003, Fundamentals of Financial Journal,
Management, tenth edition, http://www.findarticles.com/p/articl
Mc.Graw-Hill. es/
Desai, Nishith, 2002, Transfer Pricing Neubig, Tom, 2004, Tax Risk and Strong
Problems, Strategies and Docu- Corporate Governance.
mentation: Recent International International Transfer Pricing
Case Law on Transfer Pricing, Journal,
White paper, Nishsith Desai http://www.findarticles.com/p/articl
Associated, India, ......................... es/
http://www.nishithdesai.com
OECD, 1995, Transfer Pricing Guidelines
Gunadi, 1994, Transfer Pricing: Suatu for Multinational Enterprises and
Tinjauan Akuntansi Manajemen Tax Administrations, OECD, Paris
dan Pajak, Bina Rena Pariwara,
Santoso, Iman, 2004, Advance Pricing
Jakarta
Agreement dan Problematika
______ , 1997, Pajak Internasional, Edisi Transfer Pricing Dari Perspektif
Revisi. Lembaga Penerbit FEUI, Perpajakan Indonesia, Jurnal
Jakarta. Akuntansi dan Keuangan,
Universitas Kristen Petra,
Feinschreiber, Robert, 1992, Advance
http://puslit.petra.ac.id
Pricing Agreements: Advantageous
or Not?, CPA Journal Online, Widiyanto, Agus, 2006, "Advance
http://www.luca.com/cpajournal/ol Pricing Agreement Dan Implikasi-
d/12650269.htm nya Terhadap Perencanaan Pajak
Dalam Rangka Meminimalisasi
Hansen, Fay, 2004, Best Practices in Tax
Potensi Risiko Kerugian Akibat
Planning, International Transfer
Beban Pajak (Studi Kasus Pada PT
Pricing Journal,..............................
XYZ)" 、 Tesis Program MM,
http://www.businessfinancemag.co
m Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Henshall, John, 2006, Transfer Pricing
and Intellectual Property. Zain, Mohammad, 2003, Manajemen
International Transfer Pricing Perpajakan, Salemba Empat,
Journal, Jakarta.
12