Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 76

PENGANTAR KOROSI dan

PENGENDALIANNYA
Korosi didefinsikan sebagai peristiwa penurunan
mutu logam atau paduan logam akibat reaksi mutu logam atau paduan logam akibat reaksi
elektrokimia dengan lingkungannya .
Destructive result of electrochemical reaction Destructive result of electrochemical reaction
between metal or alloy and its Environment
sheet
Steel mill
Reduction
Refining
C ti
Mine
Auto body
(atmosphere)
Iron ore
Rust
sheet
Casting
Rolling
Shaping
Underground
Pipeline
(Soil and
water)
(iron
oxide)
(hydrated
iron oxide)
pipe
Metallurgy in reverse
Dampak korosi meliputi :
Dampak ekonomi
d k l l dl Kerugian produksi selama slm idle
Biaya perawatan tinggi.
Effisiensi berkurang.
Kontaminasi yg mempengaruhi produk.
Overdesign
Dampak Sosial
Kehidupan.
Safety/ keamanan
Significance of Significance of Corrosionon Corrosionon on on Infrastructure Infrastructure
Engineer finds Engineer finds
corrosion in corrosion in
collapsed bridge at collapsed bridge at
N h C li N h C li North Carolina North Carolina
speedway speedway (2000) (2000)
1988 19 ld B i 737
Significance of Corrosionon on Vehicles
1988 19-year old Boeing 737
operated by Aloha Airlines lost a
major portion of the upper fuselage
in full flight at 24000 ft g
The pillowing process in which the
faying surfaces are forced apart is faying surfaces are forced apart is
schematically illustrated in Fig.
The prevalent corrosion product
identified in corroded fuselage joints is identified in corroded fuselage joints is
hydrated alumina, Al(OH)
3
, with a
particularly high volume expansion
relative to aluminum. This build-up of
voluminous corrosion products can lead voluminous corrosion products can lead
to an undesirable increase in stress
levels near critical fastener holes and
subsequent fracture due to the high
tensile stresses resulting from the tensile stresses resulting from the
pillowing.
Manakah yang digalvanis dan Manakah yang digalvanis dan
manakah yang dilapisi krom
Bagaimana Korosi terjadi Bagaimana Korosi terjadi
Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi
redoks spontan antar logam dengan zat redoks spontan antar logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki biasanya senyawa yang tidak dikehendaki biasanya
berupa oksida logam atau logam karbonat.
Mudah tidaknya suatu logam terkorosi Mudah tidaknya suatu logam terkorosi
dapat dipahami dari deret Volta ataupun
nilai potensial elektrode standarnya E
o
nilai potensial elektrode standarnya, E .
Sebagai contoh, logam besi (Fe) dengan
potensial elektrode sebesar -0,44 lebih
mudah terkorosi dibandingkan dengan
logam emas yang memiliki potensial
elektrode standar E
o
sebesar +1,42.
Standard EMF Series Standard EMF Series
metal
o
Metal dengan lebih kecil
E lebih mudah korosi.
EMF series
Au +1.420 V
metal
E
metal
o
Example : Cd Ni cell
Cu
Pb
Sn
+0.340
- 0.126
- 0.136
a
t
h
o
d
i
c
-
+
Cd
o
Ni
o
Example : Cd-Ni cell
E < E Cd terkorosi
Ni
Co
Cd
- 0.250
- 0.277
- 0.403
l
e
b
i
h
c
V =
0.153V
o
+
Cd
Fe
Cr
Zn
0.403
- 0.440
- 0.744
- 0 763
o
d
i
c
25C
Ni Cd
Zn
Al
Mg
Na
0.763
- 1.662
- 2.363
- 2 714
l
e
b
i
h
a
n
o
1.0 M
Ni
2+
solution
1.0 M
Cd
2+
solution
9
Na
K
- 2.714
- 2.924
Umumnya korosi logam melibatkan beberapa reaksi sbb:
1. Reaksi oksidasi logam pada anode:
L L
n+
+ ne
-
2. Reaksi reduksi pada katode yang mungkin terjadi adalah:
a. Reduksi ada dua kemungkinan : g
i) Reduksi O
2
menjadi ion OH
-
(kondisi netral atau basa)
O
2(aq)
+ H
2
O
(I)
+ 2e
-
2OH
-
(aq)
ii) Reduksi O
2
menjadi H
2
O (kondisi asam) ii) Reduksi O
2
menjadi H
2
O (kondisi asam)
O
2(aq)
+ 4H
+
(aq)
+ 4e
-
2H
2
O
(I)
b. Evolusi/Pembentukan H
2
2H
+
+ 2e H 2H
(aq)
+ 2e
-
H
2(g)
c. Reduksi Ion Logam
L
3+
(aq)
+ e
-
L
2+
(aq)
d Deposisi Logam d. Deposisi Logam
L
+
(aq)
+ e
-
L
(s)
Perhatikan contoh reaksi korosi yang terjadi pada logam besi berikut:
Pada kondisi netral atau basa, ion Fe
2+
dan OH
-
membentuk endapan Fe(OH)
2
.
Di udara, Fe(OH)
2
tidak stabil dan membentuk Fe
2
O
3
xH
2
O disebut karat.
Pada kondisi asam, banyaknya ion H
+
memicu terjadinya reaksi reduksi lainnya
yang juga berlangsung, yakni evolusi atau pembentukan hidrogen menurut
persamaan reaksi: 2H
+
+ 2e
-
H persamaan reaksi: 2H
+
(aq)
+ 2e H
2(g)
.
Adanya 2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam
besi yang teroksidasi.
Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam lebih besar Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam lebih besar
daripada korosi dalam air
Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh :
1. Kontak Langsung logam dengan H
2
O dan O
2
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang
mengandung reaksi redoks.
Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai
contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O
2
) dan air
(H
2
O).
Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran
karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam
tersebut tersebut.
Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara
atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe)
bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. g g
Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.
2. Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat
menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan y j y
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi.
Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari
hasil pembakaran BBM pada permukaan logam p p p g
mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi
semakin dipercepat.
3. Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air
laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan.
Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
menambah laju aliran elektron sehingga korosi
meningkat.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada
peristiwa korosi.
Umumnya, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi. terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka
meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar
h l k d l k k sehingga laju korosi pada logam semakin meningkat.
Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat
dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti
cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti
mesin kendaraan bermotor).
5. Tingkat Keasaman (pH )
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada p y p
kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
katode yaitu: y
2H
+
(aq)
+ 2e
-
H
2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode
menyebabkan lebih banyak atom logam yang menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan
logam semakin besar.
6. Metalurgi
6.a) Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda
potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang
terkorosi.

6 b) Efek Galvanic Coupling 6.b) Efek Galvanic Coupling


Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-
atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga
memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya
perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E
antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada
permukaan logam dengan kemurnian rendah.
Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan
reaksi oksidasi pada daerah anode.
Standar EMF (Electromotive Force) Standar EMF (Electromotive Force)
7. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat
b bk i k k i d l menyebabkan peningkatan korosi pada logam.
Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.
Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans
Thiobacillus ferroxidans.
Macam Macam- -macam Korosi macam Korosi
Korosi Galvanis
Korosi Regangan Korosi Regangan
Korosi Batas Butir
Dealloying/Selective Leaching
Korosi Arus Liar
Korosi Celah (Crevice Corrosion) Korosi Celah (Crevice Corrosion)
Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
Korosi Titik Embun
Korosi Bakteri
Korosi Kavitasi Korosi Kavitasi
Korosi Erosi
Korosi suhu tinggi
Korosi Fretting
1 K G l i 1 K G l i 1. Karat Galvanis 1. Karat Galvanis
Karat galvanis merupakan proses pengkaratan elektro kimiawi
apabila dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan
(coupled) langsung di dalam elektrolit yang sama (coupled) langsung di dalam elektrolit yang sama.
Elektron mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik)
menuju ke metal yang lebih mulia (katodik).
Metal anodik berubah menjadi ion-ion positif karena
kehilangan elektron.
Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada Ion ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada
di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah
sumur sumur karat atau serangan karat permukaan (Surface sumur-sumur karat atau serangan karat permukaan (Surface
Attack).
GALVANIC SERIES
Galvanic Series in Seawater (supplements Faraq Table 3.1 , page 65), EIT Review
Manual, page 38-2
Tendency to be protected from corrosion cathodic more noble end
M ki j h l k l d l d
Tendency to be protected from corrosion, cathodic, more noble end
Mercury
Platinum
Gold
Zirconium Graphite
Titanium
Hastelloy C Monel
Makin jauh letak logam dalam deret
galvanik makin parah korosi
yang mungkin dialami oleh bahan
yang lebih anodik.
Penggunaan kombinasi logam yang
y
Stainless Steel (316-passive)
Stainless Steel (304-passive)
Stainless Steel (400-passive)
Nickel (passive oxide)
Silver
Hastelloy 62Ni, 17Cr
Silver solder
Penggunaan kombinasi logam yang
terletak berjauhan pada deret
galvanik tetap dilakukan tetapi
anoda jauh lebih besar dari katoda.
Ti, SS dan Al mengalami pemasifan
Inconel 61Ni, 17Cr
Aluminum (passive AI
2
0
3
)
70/30 copper-nickel
90/10 copper-nickel
Bronze (copper/tin)
Copper
Brass (copper/zinc)
Note, positions of
d l**
Ti, SS dan Al mengalami pemasifan
karena terbentuknya selaput oksida
mantap . (laju korosi berkurang,
merupakan penyimpangan prediksi
deret galvanik).
K i d il di f tlk
Alum Bronze Admiralty Brass
Nickel
Naval Brass Tin
Lead-tin
Lead
Hastelloy A
Stainless Steel (active)
316 404 430 410
ss and al** Korosi dwilogam dimanfaatlkan
untuk penanggulangan korosi
(proteksi katodik, mengorbankan
anoda secara sengaja, secreficial
waster).
316 404 430 410
Lead Tin Solder
Cast iron
Low-carbon steel (mild steel)
Manganese Uranium
Aluminum Alloys
Cadmium
Aluminum Zinc
Karena kondisi tertentu urutan
logam-logam pada deret galvanik
dapat berubah (misal : besi dan
seng pada komponen baja galvanis
pipa air minum pada temperatur
Aluminum Zinc
Beryllium
Magnesium
p p m m p mp
tinggi).
Galvanic
Big Cathode, Small Anode = Big Trouble
P k P d k k i t d it/ t ti b d
Gambar . Serangan galvanic disekitar baut
Gambar. Serangan korosi pada sambungan pipa baru
dan pipa lama
Penampakan : Produk korosi terdeposit/ tertimbun pada
sambungan dua logam (pada logam yang lebih
anodik dekat sambungan )
Akibat : Serangan terhadap logam yang lebih anodik
mengakibatkan kegagalan/kerusakan total
yang disebabkan disintegrasi pada bagian
yang anodik khususnya bila katoda >>> anoda yang anodik khususnya bila katoda >>> anoda
Contoh : Alumunium - Copper
Mild steel - Stainless steel
( dik) (k t dik) (anodik) (katodik)
Pencegahan dan Penanggulangan Pencegahan dan Penanggulangan
K bi i l di d di h k Kombinasi logam yang digandeng diusahakan
sedekat mungkin pada deret galvanik.
Penyisipan logam ketiga, sehingga mengurangi
efek alvanik efek galvanik.
Mencegah terjadinya aliran arus listrik antara
kedua logam dengan mengisolasi Anoda >>>>
Katoda Katoda.
Coatings
Cegah lingkungan lembab pada sambungan.
Gambar Sambungan baut dan sambungan transisi
2. Karat Regangan 2. Karat Regangan
Material yang mengalami regangan (tarik
maupun tekan) berada pada lingkungan korosif maupun tekan) berada pada lingkungan korosif
dapat mengalami kegagalan di bawah tegangan
luluhnya.
Kegagalan ini berupa retakan yang disebut retak
karat regangan (stress corrosion cracking).
Regangan internal disebabkan Regangan internal disebabkan
Pembentukan dingin (cold forming)
Sisa hasil pengerjaan (residual), seperti pengelingan, p g j ( ) p p g g
pengepresan, dll.
Untuk material kuningan (brass) disebut Season
cracking pada Low carbon steel disebut caustic cracking, pada Low carbon steel disebut caustic
embrittlement (kerapuhan basa)
Stress Corrosion Cracking, SCC Stress Corrosion Cracking, SCC
Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR
Si P d Li k Sistem Paduan Lingkungan
Paduan Aluminium Klorida, Udara industri yang lembab, Udara laut
Paduan Tembaga Ion amonium, Amine
Paduan Nikel Hidroksida terkonsentrasi dan panas, Uap asam
hidrofuorida
Baja karbon rendah Hidroksida dan nitrat terkonsentrasi dan
mendidih, Produk penyulingan
Baja Oil-country/Oil field H
2
S dan CO
2
Baja paduan rendah berkekuatan tinggi Klorida j p gg
Baja tahan karat
Baja austenitik (seri 300)
Klorida mendidih, hidroksida terkonsentrasi dan
mendidih, asam politionik
Baja ferritik dan Baja Martensit (seri Klorida, air pendingin reaktor Baja ferritik dan Baja Martensit (seri
400)
Klorida, air pendingin reaktor
Baja maraging (18%Ni) Klorida
Paduan Titanium Klorida metil alkohol klorida padat suhu diatas Paduan Titanium Klorida, metil alkohol, klorida padat suhu diatas
550
0
C
Mekanisme Retak Karat Regangan Mekanisme Retak Karat Regangan
Faktor Elektrokimia
Faktor ini terjadi bila material terdapat
bagian anodik dan katodik serta berada bagian anodik dan katodik serta berada
dalam larutan penghantar arus (elektrolit).
Bagian katodik, berupa selapis film oksida logam
t k t /i it d l t i l atau kotoran /impurity dalam material
Bagian anodik, metal dibawah film oksida yang
terkelupas, batas butir dimana terjadi
k tid kt t k i t l t l t k i i t l ketidaktepatan kristal metal atau komposisi metal
pada permukaan yang heterogen
Faktor Mekanis
P d j k j di k i Pada ujung retak terjadi konsentrasi
regangan. Retak mekanis memecahkan lapisan
film oksida dan membuka bagian anodik ke g
elektrolit sehingga terjadi sel korosi.
3. Korosi Batas Butir 3. Korosi Batas Butir
Komposisi struktur logam yang tidak seragam membentuk sel korosi
menimbulkan efek galvanik.
Penyebab ketidakseragaman komposisi atau struktur Iogam :
Cacat volume akibat proses produksi Cacat volume akibat proses produksi
Cacat batas butir akibat proses pembekuan
Cacat dislokasi atau cacat titik
Atom berada pada tingkat energi thermodinamik terendah
apabila menempati kedudukan dalam kisi kristal yang apabila menempati kedudukan dalam kisi kristal yang
sempurna.
Atom yang berada pada kedudukan kisi kristal yang tidak
sempurna mempunyai energi bebas positif yang berarti lebih
k d k
p p y g p y g
mungkin menderita serangan korosi.
Apabila jumlah atom pada kisi cacat jauh lebih kecil
dibandingkan jumlah atom pada kisi normal akan terjadi
korosi Iokal yang dalam (selective attack) yang sangat korosi Iokal yang dalam (selective attack) yang sangat
berbahaya khususnya pada konstruksi yang mengalami
tekanan atau tegangan.
Proses pengetsaan (etching) sebenarnya merupakan proses
korosi batas butir (bermanfaat ) korosi batas butir (bermanfaat ).
Batas butir merupakan tempat pengendapan (precipitation)
dan tempat pemisahan (segregation).
Corrosion along
Intergranular
Corrosion along
grain boundaries,
often where precipitate
particles form. p
Chromium memberikan sifat nirkarat apabila kandungnnya lebih
dari 12 %. Akibat pembentukan chromium carbida mengurangi
% porsi chromium hingga kurang dari 12 % sehingga tidak nirkarat
lagi.
Kegagalan kemungkinan terjadi apabila penggunaan bahan
melibatkan proses pemanasan, contoh : pengelasan baja nirkarat
austenitik dapat mengakibatkan peluruhan las akibat pemekaan
dan terjadi pada rentang suhu 300 - 320 C (apabila sudah ada
i ti h i k bid d b t b ti ) inti chromium karbida pada batas butir).
Stabilished Stainless stell baja nirkarat yang dimantapkan tidak
rentan terhadap korosi intergranular. Stabilised Stainless steel
k b j i k t di d k d tit i t merupakan baja nirkarat yang dipadukan dengan titanium atau
niobium atau kolombium. sebanyak 5-10 x carbon. unsur-unsur ini
akan terlebih dahulu membentuk karbida sehingga mengindari
terbentuknya chromium carbida terbentuknya chromium carbida.
Cara mengurangi kerentanan baja nirkarat terhadap korosi :
Penggunaan baja carbon rendah (misal 3041)
P l k l Perlakuan panas pasca pengelasan
Penambahan Titanium dan Niubium
4. Dealloying/Selective Leaching (Karat Pelarutan Selektif) 4. Dealloying/Selective Leaching (Karat Pelarutan Selektif)
Peluruhan selektif adalah pelepasan sebuah unsur dari paduan
yang berefek logam berpori (bila peluruhan terjadi pada seluruh
permukaan) atau terjadi lobang (apabila terjadi secara lokal) permukaan) atau terjadi lobang (apabila terjadi secara lokal)
Zat komponen yang larut selalu bersifat anodik terhadap
komponen yang lain (matrik). Secara visual tampak perubahan
warna pada permukaan paduan namun tidak tampak adanya warna pada permukaan paduan, namun tidak tampak adanya
kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak, atau
alur. Bentuk permukaan tetap tidak berubah termasuk
kehalusannya. Namun berat jenisnya berkurang, berpori-pori dan y j y g p p
kehilangan sifat mekanisnya seperti menjadi getas dan kekuatan
tariknya sangat rendah.
Contoh peluruhan selektif : p
Lepasnya seng dari kuningan (dezincification)
Lepasnya Nikel dari paduan tembaga (denickelification)
Lepasnya alumunium dari paduan tembaga (deaIumunification) Lepasnya alumunium dari paduan tembaga (deaIumunification)
Lepasnya timah dari paduan temb aga (destannification)
Selective Leaching
Preferred corrosion of
one element/constituent
[ Z f b (C Z )] [e.g., Zn from brass (Cu-Zn)].
Dezincification.
4.1.Dezincification 4.1.Dezincification
P l d i l d b k Pelarutan seng dari metal paduan brass yang merupakan
paduan tembaga dengan seng antara 10 sampai 40 %.
Ciri-ciri:
Perubahan warna dari kekuningan menjadi merah tembaga. Terjadi pada
kuningan dengan kadar seng > 20% (Yellow brass)
Faktor penyebab korosi
Menggunakan air lunak dengan kandungan zat CO
2
tinggi.
Suhu lingkungan tinggi
Kandungan klorida dalam air tinggi
Kecepatan aliran rendah Kecepatan aliran rendah
Celah-celah sempit
Terdapat endapan pada permukaan logam
Cara pencegahan Cara pencegahan
Gunakan kuningan dengan kadar Zn rendah ( < 15 %) atau red brass.
Kendalikan lingkungan agar tidak agresive
Gunakan paduan yang resistant misal: paduan rase tunggal (Zn<37% p y g p gg
+ 1% Sn, As,.Sb, Pb)
Gunakan proteksi katodik
4.2. Grafitisasi (Graphitization 4.2. Grafitisasi (Graphitization))
Grafitisasi adalah pelarutan logam ferrum dari logam
besi karbon (Gray cast iron)
Proses grafitisasi berlangsung secara merata dari Proses grafitisasi berlangsung secara merata dari
permukaan ke dalam material dan meninggalkan
matrik yang keropos berupa karbon dan grafit. Besi
cor ang terserang grafitisasi dapat ber bah cor yang terserang grafitisasi dapat berubah
menjadi bahan pensil tulis yang baik.
Proses grafitisasi terjadi pada
Air asin (air laut)
Air tambang yang bersifat asam
Dalam tanah yang mengadung sulfat dan bakteri Dalam tanah yang mengadung sulfat dan bakteri
pereduksi sulfat.
Menambahkan unsur nikel dapat mengurangi
kepekaan terhadap grafitisasi kepekaan terhadap grafitisasi.
5. Crevice Corrosion (Karat Celah) 5. Crevice Corrosion (Karat Celah)
Korosi celah adalah serangan yang terjadi karena sebagaian permukaan
logam terhalang atau terasing dari lingkungan dibanding bagian lain logam
yang menghadapi elektrolit dalam volume besar.
Mula-mula elektrolit mempunyai komposisi seragam, u a u a e e t o t e pu ya o pos s se aga ,
sehingga korosi terjadi di seluruh permukaan logam
yang terbuka baik di dalam maupun diluar celah.
Pengambilan oksigen yang terlarut menyebabkan
lebih banyak lagi difusi oksigen dari permukaan y g g p
elektrolit yang kontak langsung dengan atmosfer..
Oksigen di permukaan logam yang berhadapan
dengan sebagian besar elektrolit lebih mudah
dikonsumsi ketimbang yang terdapt dalam celah.
Di dalam celah, kekurangan oksigen menghalangi proses katodik sehingga pembangkitan
ion-ion hidroksil yang negatif dari tempat yang terkurung itu juga berkurang
Produksi ion-ion positif yang berlebihan dalam celah menyebabkan ion-ion negatif dari
elektrolit di luar celah terdifusi ke dalam celah guna mempertahankan keadaan dengan
g y g p
elektrolit di luar celah terdifusi ke dalam celah guna mempertahankan keadaan dengan
energi potensial yang minimum. Dengan hadirnya klorida, agaknya terbentuklah ion-ion
kompleks antara klorida, ion-ion logam dan molekul-molekul air.
Peningkatan konsentrasi ion hidrogen mempercepat proses pelarutan logam yang pada
gilirannya membuat masalah semakin buruk. Demikian pula saat peningkatan
k i i di d l l h j b k k d konsentrasi anion di dalam celah juga memperburuk keadaan.
Logam didalam celah terkorosi dengan cepat sementara bagian luarnya terlindung
secara katodik.
Crevice Corrosion
6. Pitting Corrosion (Korosi Sumuran) 6. Pitting Corrosion (Korosi Sumuran)
Bila selembar baja lunak yang bersih dibiarkan kehujanan dalam beberapa
hari akan terkorosi dengan cepat dan karat yang terbentuk berupa endapan
keras, keropeng atau tonjolan-tonjolan bundar, pada bagian-bagian tertentu
dimana titik-titik air menggenang lebih lama Kalau karat dihilangkan akan
Pembentukan sebuah ceruk didahului oleh korosi biasa di seluruh
permukaan yang yang dibasahi oleh air menyebabkan berkurangnya
dimana titik-titik air menggenang lebih lama. Kalau karat dihilangkan akan
dijumpai lubang-lubang di tempat yang semula tertutup hasil korosi.
p y g y g y g y
kandungan oksigen dalam elektrolit.
Konsumsi oksigen pada reaksi katoda normal dalam larutan netral
menyebabkan terjadinya gradien konsentrasi oksigen dalam elektrolit.
Daerah basah yang bersebelahan dengan udara atau antarmuka y g g
elektrolit menerima oksigen dari difusi lebih banyak ketimbang daerah
di pusat tetesan air yang terletak paling jauh dari sumber pemasokan
oksigen. Gradien konsentrasi daerah di tengah itu mengalami polarisasi
anodik sehingga terlarut dengan aktif: gg g
Fe Fe
2+
+ 2e

Ion-ion hidroksil yang dibangkitkan di daerah katoda terdifusi ke arah


dalam dan bereaksi dengan ion-ion besi yang terdifusi ke arah luar,
sehingga terjadilah pengendapan produk korosi tak dapat larut di gg j p g p p p
sekeliling cekungan, atau ceruk membentuk cincin karat .
Selanjutnya menghambat difusi oksigen, mempercepat proses anodik di
pusat tetesan dan menyebabkan reaksi bersifat otokatalitik.
Boiler tube
5th Century sword
304 stainless steel / acid
chloride solution
7. Karat Arus Liar 7. Karat Arus Liar 7. Karat Arus Liar 7. Karat Arus Liar
Serangan karat arus liar adalah merasuknya arus
searah secara liar (tidak disengaja) pada suatu searah secara liar (tidak disengaja) pada suatu
kontruksi, kemudian meninggalkannya kembali
menuju sumber arus.
P d titik di i lk k t k i Pada titik dimana arus meninggalkan kontruksi
akan terjadi serangan karat yang cukup serius
sehingga dapat merusak kontruksi tadi. gg p
Teknik pengendalian arus liar secara khusus
melibatkan hubungan langsung antara struktur
yang dilindungi dengan struktur yang terkena yang dilindungi dengan struktur yang terkena
arus liar, atau dengan cara mengalihkan arah
arus liar tersebut sehingga tidak mengganggu
t kt l i struktur lain
Arus liar akibat kereta listrik yang melaju di samping atau
berdekatan dengan pipa air minum di dalam tanah yang terbuat dari
baja bergavanis atau baja berlapis beton sebelah dalam dan berbalut baja bergavanis atau baja berlapis beton sebelah dalam dan berbalut
sebelah luar. Karat akan terjadi pada daerah keluarnya arus liar yang
berasal dari rel kereta listrik tersebut. Tempat dimana arus liar
masuk ke dalam pipa menjadi katoda, sedangkan dimana arus liar
meninggalkan pipa menjadi anoda dan berkarat melubangi pipa. meninggalkan pipa menjadi anoda dan berkarat melubangi pipa.
Arus liar dari kereta listrik pada tiang-tiang pancang gedung tinggi
yang terbuat dari pipa baja yang tidak dilindungi secara katodis. Pipa-
pipa pancang ini akan rusak/keropos karena serangan karat arus liar pipa pancang ini akan rusak/keropos karena serangan karat arus liar
ini.
Arus dari sistem perlindungan katodis jenis arus paksa (impressed
current) pada suatu pipa tertentu, menjalar ke pipa lain yang tidak current) pada suatu pipa tertentu, menjalar ke pipa lain yang tidak
terlindungi yang berada di sekitar pipa tersebut. Tempat dimana
arus pelindung meninggalkan pipa yang tidak dilindungi untuk
kembali ke pipa yang dilindungi menjadi berkarat dan dapat
membocorkan pipa yang tidak dilindungi. membocorkan pipa yang tidak dilindungi.
Karat juga dapat terjadi pada kegiatan pertambangan atau
pengelasan yang menggunakan arus searah.
8.Karat Titik Embun 8.Karat Titik Embun
Faktor utama proses karat atmosfer selain polusi
adalah faktor kelembaban yang menyebabkan titik
b (d ) k d embun (dew point) atau kondensasi.
Titik embun sangat korosif di daerah pantai dimana
banyak partikel air asin yang terhembus angin dan
d t di k t l t k i d t i mendarat di permukaan metal, atau kawasan industri
yang kaya dengan zat pencemar udara.
Hujan pada hakekatnya membersihkan lapisan polutan
pada permukaan metal sehingga mengurangi pengaruh pada permukaan metal sehingga mengurangi pengaruh
pengkaratan, kecuali jika sisa air hujan tidak segera
kering karena terperangkap di daerah terlindung atau
celah. Pada saat jarang hujan, maka zat pencemar di celah. Pada saat jarang hujan, maka zat pencemar di
permukaan logam tidak terbasuh sehingga sewaktu
terjadi kondensasi air embun akan tercampur dengan
zat pencemar menjadi larutan elektrolit yang sangat p j y g g
baik.
Tingkat pengkaratan akan sangat ganas dipengaruhi oleh:
Keberadaan zat pengkarat (corrodent)
C l tif di i Cuaca yang relatif dingin
Kelembaban yang tinggi (diatas 80%)
Suhu yang bersifat cyclic (naik turun)
Karat titik embun hampir selalu terjadi pada bagian atas Karat titik embun hampir selalu terjadi pada bagian atas
cerobong asap yang terbuat dari plat baja karbon. Pada
puncak cerobong suhu udara cukup rendah sehingga
berada di bawah suhu kondensasi. Panas akibat
pembakaran di puncak cerobong telah mendingin karena
diserap oleh metal dinding cerobong yang bersuhu lebih
rendah sepanjang cerobong. Akibatnya puncak cerobong p j g g y p g
suhu relatif rendah sehingga berada di bawah suhu
kondensasi.
Gas bekas (flue gas) banyak mengandung CO, CO
2
, CO
x
d SO k bil b ti b ti k d t t l h t dan SO
2
, maka bila butir-butir kondensat telah tercemar
dan bersifat asam akibatnya terjadilah karat titik embun
yang sanggup melubangi dinding cerobong (perforasi).
Reaksi pembentukan asam akibat SO adalah: Reaksi pembentukan asam akibat SO
2
adalah:
2H
2
O + 2SO
2
+ O
2
2 H
2
SO
4
(asam belerang)
9. Karat Bakteri 9. Karat Bakteri
Secara umum jika tidak terdapat zat asam maka laju
pengkaratan pada baja relatif lambat, namun pada kondisi
tertentu laju pengkaratan tetap terjadi tertentu laju pengkaratan tetap terjadi.
Keberadan bakteri anaerobik yang hidup dalam kondisi
tanpa zat asam mengubah garam sulfat menjadi asam
yang reaktif dan menyebabkan karat Bakteri disebut yang reaktif dan menyebabkan karat. Bakteri disebut
Sulfate Reducing Bacteria
Reaksi yang terjadi:
A d 4F 4F
2+
+ 8 Anoda 4Fe 4Fe
2+
+ 8e

Katoda 8H2O 8H
+
+ 8(OH)

+8e

8H
+
+ Na
2
SO
4
4H
2
O + Na
2
S
N S + 2H CO 2N HCO + H S ( ) Na
2
S + 2H
2
CO
3
2NaHCO
3
+ H
2
S (asam)
4Fe+2H
2
O+Na
2
SO
4
+2H
2
CO
3
3Fe(OH)
2
+FeS +2NaHCO
3
b kt i k t bakteri karat
Tanda keberadaan bakteri :
Adanya bau busuk menyengat bila karat
dikelupas, atau diberi HCl pada karat dan akan
i b l b b k H S timbul bau busuk H
2
S.
Cara mencegah :
Memberi aerasi (memasukkan zat asam)
kedalam air (klorinasi, tennates, potassium,
t ll it t l idi i O it h l tellurite, cetyl pyridinium, O-nitrophenol,
selenate anorganik).
Nama bakteri yang bekerja Sporovibrio Nama bakteri yang bekerja Sporovibrio
desulfuricans.
Jenis Jenis- -Jenis Mikro Organisme Jenis Mikro Organisme
NAMA JENIS
Flavobacterium, Mucoids, Aerobacter,
Pseudomonas B Subtilis B Cereus
Bakteri pembentuk lendir penyebab sel
karat konsentrasi oksigen Pseudomonas, B.Subtilis, B.Cereus karat konsentrasi oksigen
Desulfovibrio, Closfridia Bakteri penyebab karat
Giallonella, Crenothrix Bakteri pendeposisi besi
Chroococcus, Oscillatoria, Chlorococcus,
Ulothrix, Scenedesmus, Navicula
Algae (lumut)
Aspergillus, Alternaria, Penicillium, Jamur p g
Trichoderma, Torula, Monilia
J
Mikro organisme (bakteri) yang membentuk lapisan
b l di ( li ) b bk d i i b i berlendir (slime) yang menyebabkan deposisi besi,
jamur dan algae. Slime menyebabkan sel karat jenis
konsentrasi oksigen mengakibatkan pitting.
Ak b d k Akibat jasad renik
Kerusakan kontruksi, mengganggu proses produksi
(menggerogoti filter), karat membuntu pipa pendingin.
C h Cara mencegah
Injeksi klorine (0,3 0,6 ppm), menghambat
pertumbuhan lendir dan algae serta mengubah sulfida
k if j di lf t k k if korosif menjadi sulfat yang kurang korosif.
Senyawa quarternary ammonium dan phenol,
mengendalikan lapisan lendir (slime)
Cupri sulfat (CuSO ) kurang dari 1 ppm dan pH rendah Cupri sulfat (CuSO
4
) kurang dari 1 ppm dan pH rendah,
mengendalikan algae. Pada aluminium menyebabkan
pengendapan tembaga pada permukaan aluminium dan
menyebabkan pitting. menyebabkan pitting.
Kehidupan mikro organisme yang menyebabkan
deposisi besi yakni segala jenis biaota air tawar/laut deposisi besi yakni segala jenis biaota air tawar/laut
yang hidup dalam sistem pendingin atau penukar kalor
yang menggunakan air tawar/laut sebagai pendingin.
Macam macam biota laut Macam-macam biota laut
Segala jenis kerang-kerangan dan remis
Segala jenis barnacles dan udang-udangan
Ganggang laut, anemon, dll.
Akibat yang terjadi
Sel karat perbedaan konsentrasi oksigen, penyumbatan dan Sel karat perbedaan konsentrasi oksigen, penyumbatan dan
kontaminan lain.
Pencegahan
Menciptakan suasana tidak nyaman untuk hidup dengan Menciptakan suasana tidak nyaman untuk hidup dengan
injeksi klorine maksimal 1ppm.
Membersihkan atau pengusiran dengan shock terapi,
b k i d k d b i namum bangkainya dapat menumpuk dan menyumbat pipa
10. Cavitation Corrosion (Karat Kavitasi) 10. Cavitation Corrosion (Karat Kavitasi)
Kecepatan cairan yang tinggi menciptakan daerah bertekanan tinggi
dan rendah yang berulang pada permukaan peralatan. Gelembung uap
cairan pada permukaan apabila pecah menimbulkan pukulan pada
permukaan yang cukup besar yang mampu memecah film oksida
pelindung permukaan akibatnya akan terserang karat karena menjadi
d k anodik.
Penyebab terjadinya gelembung uap cairan adalah turbulensi cairan di
permukaan metal atau suhu yang menyebabkan tekanan cairan jatuh
di bawah tekanan uap cairan.
Biasanya terjadi pada : belakang propeler kapal, suduturbin air, pipa
dengan aliran tinggi, sayap yang terendam air dari pesawat hidrofoil.
Penanggulangan:
Dipasang pada tekanan head setinggi mungkin sehingga menghindari
terbentuknya gelembung uap dari cairan.
Pelapisan permukaan dengan elastromer coating seperti karet, neoprene
atau sejenisnya.
11. Erosion Corrosion (Karat Erosi) 11. Erosion Corrosion (Karat Erosi)
Erosi adalah kerusakan permukaan yang
disebabkan aliran fluida sangat cepat adanya disebabkan aliran fluida sangat cepat, adanya
partikel pada dalam fluida, adaya gelembung gas.
Erosi juga dapat terjadi pada permukaan yang
f bergerak cepat seperti : impeler pompa sentrifugal.
Rusaknya permukaan metal, rusak pula lapisan film
pelindung sehingga memudahkan terjadinya karat pelindung sehingga memudahkan terjadinya karat.
Untuk mengurangi pengaruh karat erosi diambil
langkah pencegahan karat sekaligus
penanggulangan serangan erosi.
Erosion-corrosion
Combined chemical attack and
mechanical wear (e.g., pipe
elbows). )
Brass water pump
Impingement Attack (Serangan Benturan Partikel) Impingement Attack (Serangan Benturan Partikel) Impingement Attack (Serangan Benturan Partikel) Impingement Attack (Serangan Benturan Partikel)
Penyebab benturan adalah aliran turbulen atau y
partikel padat yang terbawa aliran.
Ciri : kerusakan permukaan setempat dengan
bentuk keseluruhannya menuju satu arah alur bentuk keseluruhannya menuju satu arah, alur
/sumur cenderung mendalam pada satu sisi.
Terjadi pada : pompa, kran (valve), orifice, tube, j p p p , ( ), , ,
alat penukar kalor, elbow dan tee pada
perpipaan.
Penanggulangan : dengan menggunakan material Penanggulangan : dengan menggunakan material
yang tahan serangan ini (paduan tembaga-nikel
70-30 yang mengandung 0,4 1,0% Fe, paduan
Ti-6Al-4V)
12.Fretting Corrosion (Karat Gesekan) 12.Fretting Corrosion (Karat Gesekan)
Fretting corrosion terjadi pada dua permukaan yang saling Fretting corrosion terjadi pada dua permukaan yang saling
berhubungan secara rapat sehingga ada yang lengket.
Disebabkan gerakan oscilasi, vibrasi dan gerakan pusingan
k j di k (f ik i) li ( li i ) maka terjadi gesekan (friksi), slippage (tergelincir).
Abrasi menyebabkan terkelupasnya film oksida pelindung
sehingga mengakibatkan serangan oksidasi dan karat pada sehingga mengakibatkan serangan oksidasi dan karat pada
metal yang film pelindungnya terkelupas.
Pencegahan :
Menghilangkan pergerakan dengan menambahkan beban
pada kedua permukaan
Membuat kedua permukaan menempel p p
Memberikan lubrikasi pada kedua permukaan
13. Korosi suhu tinggi 13. Korosi suhu tinggi
Korosi panas menghadapkan perancang dengan pemilihan bahan.
Ketahanan terhadap creep (deformasi akibat tegangan yang terus menerus),
persyaratan pada sudu-sudu dan piringan turbin yang berputar dengan cepat
(kandungan nikel harus tinggi)
Ketahanan terhadap korosi panas paling baik bila kandungan kromium dalam Ketahanan terhadap korosi panas paling baik bila kandungan kromium dalam
paduan cukup tinggi.
Bilah-bilah pemandu (guide vanes) yang diam dan bekerja pada tingkat
tegangan rendah dapat dibuat dari paduan dengan kandungan kromium tinggi
seperti paduan cobalt X40.
Bilah-bilah sudu yang berputar dibuat dari paduan kaya nikel yang termasuk
dalam daftar nimonik.
Metode mengurangi kemungkinan terjadinya korosi panas : Metode mengurangi kemungkinan terjadinya korosi panas :
Menyempurnakan mutu campuran bahan bakar/udara
Mengurangi kandungan belerang atau penyaringan natrium klorida akan
meminimumkan pembentukan terak yang titik lelehnya rendah meminimumkan pembentukan terak yang titik lelehnya rendah
Pelapisan dari bahan paduan pada sudu-sudu untuk menghalangi logam dari
kontak dengan atmosfer yang ganas. Contohnya adalah cocraly, paduan kobalt,
kromium, aluminium dan itrium yang digantikan oleh zirkonium.
Pengendalian Korosi Pengendalian Korosi Pengendalian Korosi Pengendalian Korosi
Pengendalian Korosi
I. Pengendalian Korosi Melalui Pengubahan lingkungan
L k ( 10
0
C 30 C)/ d b b a. Lingkungan gas (-10
0
C sampai 30 C)/ udara bebas
- Menurunkan kelembaban relatif (korosi >60 % , laju
korosi meningkat > 800%)
- Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang
dihasilkan oleh bahan sekitar.
- Mengubah temperature g p
- Menghilangkan kotoran
- Penggunaan inhibitor
b El kt lit b. Elektrolit
- Menurunkan konduktifitas ionic
- Mengubah PH
- Secara homogen mengurangi kandungan oksigen
- Mengubah temperatur
- Penggunaan inhibitor Penggunaan inhibitor
- Memperkuat selaput pasif pada permukaan logam
D l h c. Dalam tanah
- Proteksi katodik
- Pelapisan permukaan p p
- Mengganti tanah urug
- Mengendalikan PH
Catatan
2. Inhibitor
a. Anodik : Meningkatkan laju polarisasi anoda melalui reaksi j p
dengan ion-ion logam yang terkorosi untuk menghasilkan
selaput pasif tipis atau lapisan-lapisan garam.
b. Katodik : Inhibitor katodik berpengaruh terhadap dua reaksi : p g p
terhadap reaksi pertama: 2H
2
0 + 0
2
+ 4e
-
40H
-
Inhibitor akan bereaksi dengan ion hidroksil untuk Inhibitor akan bereaksi dengan ion hidroksil untuk
mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke
permukaan katoda dan karena itu menyelimuti katoda dari
elektrolit dan mencegah masuknya oksigen ( garam seng elektrolit dan mencegah masuknya oksigen. ( garam seng,
magnesium, - kaIsium , polifosfat )
terhadap reaksi kedua: 2H
+
+ 2e 2H terhadap reaksi kedua: 2H
+
+ 2e
-
2H,
inhibitor akan membentuk selapis hidrogen absorbsi pada
permukaan katoda (garam-garam arsenikum, Bismuth,
antimonium)
c. Inhibitor adsorbsi :
Merupakan molekul-molekul organik panjang yang dapat
membatasi difusi oksigen ke permukaan atau merangkap ion- g p g p
ion logam di permukaan, memantapkan lapisan ganda dan
mereduksi laju pelarutan.
Tabel Inhibitor
3. Pengendalian Korosi dengan Lapisan Penghalang
(Perlindungan Mekanis) ( g )
Perlindungan mekanis dilakukan dengan mencegah agar permukaan
logam tidak bersentuhan dengan udara dan air, misalnya dengan
pengecatan dan pelapisan dengan logam lain (penyepuhan) p g p p g g (p y p )
4. Perlindungan elektrokimia
Dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi elektrolik (reaksi Dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi elektrolik (reaksi
elektrokimia yang mengoksidasi logam). Perlindungan tersebut disebut
juga perlindungan katode (proteksi katodik) atau perlindungan anode
(proteksi anodik). (p )
4,1. Proteksi Katodik
Proteksi katodik biasa dilakukan dengan dua cara yaitu : Proteksi katodik biasa dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Metode anoda tumbal (sacrificial anoda method)
b. Metode arus terpasang (impressed current method)
Mg
Magnesium Anode
Impressed current
4.1.a. Metode anoda tumbal
Penggunaan logam lain yang lebih reaktif akan menempatkan
logam sebagai penyuplai e- atau bertindak sebagai anode
dalam sel elektrokimia korosi. Bahan ini sengaja dikorbankan
(habis termakan korosi) yang setiap saat secara periodik
di ti B h M & d Z & d Al d diganti. Bahan Mg & paduannya, Zn & paduannya , Al dan
paduannya.
Contoh :
Penggunaan logam Mg (E = -2.37V) untuk perlindungan logam
Fe (E = -0.44V). Mg akan bertindak sebagai anode yang
teroksidasi, sedangkan Fe akan menjadi katode dimana
d k i k i b l reduksi oksigen berlangsung
l l Perlindungan terhadap saluran pipa dengan menggunakan anoda
tumbal dan distribusi potensial sepanjang pipa bila ada ccaat
Distribusi anoda timbal pada anjungan
4.1.b. Metode arus terpasang
Suatu sumber listrik dihubungkan ke tangki bawah tanah yang akan
dili d i d k d i t ti fit El kt k li d i dilindungi dan ke anode inert, seperti grafit. Elektron akan mengalir dari
sumber listrik ke anode inert. Reaksi oksidasi yang terjadi akan melepas e
-
,
yang akan mengalir melalui elektrolit tanah menuju ke tangki yang bertindak
sebagai katode. Metode ini disebut juga Impressed current cathodic protection
(ICCP) (ICCP).
Sistem proteksi katodik arus terpasang pada pipa bawah tanah Sistem proteksi katodik arus terpasang pada pipa bawah tanah
Pengendalian korosi dengan Proteksi katodik melalui
metoda arus dipaksakan atau impress current metoda arus dipaksakan, atau impress current
dapatdilakukan dengan cara menurunkan potensial
antar muka logam ke daerah pasif dengan
memberikan arus anodic memberikan arus anodic.
Elektroda yang dapat digunakan adalah material atau
bahan yang relative inert ketika berfungsi sebagai
anoda anoda.
Bahan yang umum digunakan sebagai anoda pembantu
dalam proteksi katodik impress current adalah Ti/Pt,
Nb/Pt Ta/Pt grafit magnetit silicon dan baja Nb/Pt, Ta/Pt, grafit, magnetit, silicon, dan baja.
Masing masing anoda mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya ditinjau dari lingkungan dan kapasitas
arus arus.
Keuntungan Proteksi Katodik Arus Dipaksakan
Jika sumber Tegangan cukup memadai maka arus pelindung Jika sumber Tegangan cukup memadai, maka arus pelindung
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.
Penghubung anoda tidak perlu besar, karena kehilangan energi
akibat tahanan dapat dikoreksi dengan meningkatkan p g g
potensial.
Kerugian Proteksi Katodik Arus Dipaksakan. g p
Harus ada sumber energi listrik arus searah
Tidak boleh ada kesalahan sirkuit atau arus salah arah.
Membutuhkan teknisi dan pengawas yang banyak dan terlatih Membutuhkan teknisi dan pengawas yang banyak dan terlatih
Penghubung anoda harus diisolasi secara sempurna dan tidak
boleh menyerap air.
Harus dilengkapi dengan pelindung anoda g p g p g
4.2. Proteksi Anodik
Prinsip proteksi anodik adalah pemberian potensial pada baja Prinsip proteksi anodik adalah pemberian potensial pada baja
sehingga logam terpolarisasi secara anodik dari potensial
korosi bebasnya yang dapat menyebabkan timbulnya selaput
pasif sehingga dapat melindungi logam dari serangan korosi p gg p g g g
selanjutnya
Prinsip proteksi anodik pada baja,
k l t i di ik skema pengulasan potensiodinamik
untuk bahan yang memperlihatkan
sifat pasif.
KRITERIA PROTEKSI KRITERIA PROTEKSI
Menurut literatur (teori), korosi dianggap
berhenti bila konsentrasi ion-ion logam g
sekitarnya kurang dari 10
-6
gram ion per liter.
Bila angka ini kita terapkan pada korosi dari besi,
potensial pada kondisi ini :
Fe Fe
2+
+ 2e
-
Note: Konversi SHE menjadi CSE dengan mengurangkan 0,242 V
Theoretically, besi akan terproteksi katodik bila potensialnya
E- 0,933 V (CSE). ( )
Menurut NBS ( National Bureau of Standards ), dalam
praktek menunjukan bahwa besi sudah akan tidak terkorosi
2 3
p j
bila konsentrasi ion (Fe
2+
) di sekitarnya 10
-3
M. Kita akan
memperoleh nilai potensial proteksi :
Angka ini pada saat ini diterapkan sebagai kriteria proteksi
katodik untuk besi / baja pada umumnya.
Pencegahan korosi dengan design yang tepat Pencegahan korosi dengan design yang tepat
Often several approaches to control corrosion
Often several system constraints pertain

You might also like