Professional Documents
Culture Documents
Tanin
Tanin
ABSTRACT
This study aimed to observe the anatomical structure and density of secretory cells as
well as knowing activity of ethanol extract aktioksidan associated with cell density of the
rhizome of Curcuma xanthorrhiza secretion originating from Sub Pengaron Banjar regency,
South Kalimantan. Making preparations rhizome anatomy carried out by using Free Hand
Section, the analysis of antioxidant activity using DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil).
Observations consisting of rhizome anatomical structure of cells of the epidermis, the cortex,
endodermis and the central cylinder. In epidermal cells contained little hair cover, the cortex
and central cylinder composed of parenchymal cells, cell secretion and the carrier files. The
antioxidant activity of ethanol extract obtained from the calculation rhizome Consentrasion
inhibition (IC50) ranged from 17.70 to 55.22 ppm. IC50 value of 17.70 ppm rhizome ethanol
extract has antioxidant activity 5 times weaker compared to the control of vitamin C (IC50
3.71 ppm) and 3 times weaker than BHT (IC 50 5.57 ppm). At 55.22 ppm IC50 extract has
antioxidant activity 15 times weaker compared to the control of vitamin C and 10 times
weaker than the BHT. Secretory cell density relationship with the antioxidant activity in test
with linear regression analysis showed that there was no relationship between the density of
secretory cells per unit area with antioxidant activity in the rhizome of Curcuma
xanthorrhiza.
Key words: Curcuma xanthorrhiza Roxb, cell secretion, antioxidant, DPPH
PENDAHULUAN
Saat ini pengobatan modern
pesat,
obat-obatan
tradisional
untuk
pengobatan
dipercaya
tidak
berupa
tradisional.
penggunaan
obat-obatan
Pertimbangan
tersebut
obat
sintetis
karena
mengandung
BIOSCIENTIAE. 2011
penting
untuk
pengobatan
dan
penyakit.
xanthorrhiza
pencegahan
berbagai
Temulawak
(Curcuma
tanaman
yang
masyarakat
luas
kemampuannya
Roxb.)
merupakan
cukup
dikenal
berkaitan
dengan
sel
tubuh
sehingga
mendorong
Pengaron
perkebunan
obat-obatan
Menurut
yang
Pertanian
diperoleh
tanaman
data
dari
tahun
2008
Dinas
temulawak
Anatomi
temulawak
Sections).
difiksasi
yang
kekuningan
parenkim
akuades,
berwarna
dihasilkan
merupakan
pada
jingga
daerah
molekul
dengan
mengguakan
Rimpang
dengan
kemudian
metode
temulawak
alkohol
diberi
70%,
gelas
kadar
29
BIOSCIENTIAE. 2011
Ekstraksi
temulawak
sampel
rimpang
menggunakan
metode
pengamatan
perhitungan
Perhitungan
sekresi
Pelarut
mikroskop
skala
r2=3,14x
menguap.
struktur
luas
meliputi
2. Ekstraksi Sampel
anatomi
dan
kerapatan
lingkaran
sel
digunakan
adalah
etanol
sebanyak
200
ml
dilakukan
Ekstrak pekat
rimpang temulawak
diambil
ditimbang
kali pengamatan.
Analisis
Aktivitas
Rimpang Temulawak
Antioksidan
temulawak
dan
metode
DPPH.
sebanyak
1. Preparasi Sampel
Rimpang
dengan
100
ppm
kemudian
dicuci
BIOSCIENTIAE. 2011
sama seperti
pada
ekstrak
etanol
serapan
pembanding
digunakan
vitamin
radikal
DPPH
melalui
(inhibisi)
2008):
serapan
DPPH
dengan
( A blanko A sampel )
x100%
A blanko
Keterangan :
: Serapan radikal DPPH 1 mM dalam metanol pada panjang gelombang
Ablanko
515 nm
Asampel
: Serapan radikal DPPH 1 mM yang diberi perlakuan sampel dalam
metanol pada panjang gelombang 515 nm
Nilai IC50 dihitung masing-masing dengan menggunakan rumus persamaan regresi
linier.
yang didapatkan berbeda nyata, maka
Uji Fitokimia
Uji beberapa senyawa kimia pada
ekstrak etanol rimpang temulawak
sesuai.
Analisis Data
kualitatif
kuantitatif.
Analisis
data
dan
struktur
kuantitatif
dengan
epidermis
terdapat
sedikit
rambut
31
BIOSCIENTIAE. 2011
letaknya berdampingan.
sekresi
dan
pengangkut
berwarna
banyak
berkas
pada
sel
rimpang
berkas
sekresi
dan
temulawak
adalah
jingga
yang
disebut
(6,00%-10,00%).
(B)
Pk
SS
32
BIOSCIENTIAE. 2011
Tabel 1. Rerata Jumlah Sel Sekresi Rimpang Temulawak per satuan luas
Jumlah sel sekresi / satuan luas (301 m2)
Lokasi
Stasiun 1
44,34
Stasiun 2
44,61
Stasiun 3
53,07
kerapatan
stasiun
rendah
Aktivitas
Antioksidan
Ekstrak
Etanol Rimpang Temulawak
sel
sekresi
per
hal
mempengaruhi
tersebut
sel
ketiga
stasiun
diasumsikan
pembentukan
pada
DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
dimaksudkan
terspesialisasi
dan
spesifik
untuk
untuk
etanol
pengukuran
faktor
selanjutnya
lingkungan.
Menurut
Fahn
rimpang
mengetahui
temulawak.
aktivitas
Hasil
antioksidan
dibandingkan
dengan
BIOSCIENTIAE. 2011
yang
sudah
diketahui
berpotensi
persamaan
regresi
pada
grafik
serapan
konsentrasi larutan.
radikal
DPPH
dengan
rimpang
aktivitas
etanol
merupakan
bahwa
ekstrak
temulawak
1958).
Nilai
etanol
memiliki
IC50
17,70
ppm
rimpang
temulawak
senyawa
murni,
lain
lebih
dibandingkan
dengan
tetapi
bukan
yang
kemungkinan
tidak
BIOSCIENTIAE. 2011
Efek
disebabkan
antioksidan
oleh
adanya
terutama
terhadap
senyawa
Pada
senyawa
yang
umumnya
senyawa-
memiliki
aktivitas
gugus
-OH
dan
OR
rimpang
temulawak
secara
mempunyai
dalam
gugus
hidroksi
yang
ekstrak
etanol
tersebut
Pereaksi
Hasil
Terpenoid
Lieberman-burchard
Alkaloid
- Meyer
- Dragendorff
- Wagner
Flavonoid
HCl dan Mg
Saponin
Akuades
Tanin
Feriklorida 1%
rimpang
temulawak
sehingga
tidak
dibandingkan
uji
flavonoid
berpotensi
Flavonoid
senyawa
dan
tanin
sebagai
dan
yang
tanin
sehingga
berfungsi
sebagai
kebanyakan
antioksidan.
merupakan
dengan
reaktif
dengan
aktivitas
masing-masing
antioksidan
plot
pada
dengan
yang
antara
kerapatan
sel
aktivitas
antioksidan.
sekresi
Hal
dan
tersebut
35
BIOSCIENTIAE. 2011
aktivitas
stasiun.
antioksidan
di
ketiga
KESIMPULAN
Dari
hasil
penelitian
dilakukan,
yang
diperoleh
telah
beberapa
kesimpulan, yaitu
1. Rerata jumlah sel sekresi per satuan
luas
pada
rimpang
temulawak
aktivitas
antioksidan
dengan nilai IC50 berkisar 17,7055,22 ppm. Nilai IC50 17,70 ppm
ekstrak etanol rimpang temulawak
memiliki aktivitas antioksidan 5
kali
lebih
lemah
dibandingkan
dengan
BHT(IC50
mempunyai
aktivitas
dengan
kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, R., Y. Lisawati, &
Maimunah. 2008. Penentuan
Aktivitas Antioksidan, Kadar
Fenolat Total dan Likopen Pada
Buah
Tomat
(Solanum
lycopersicum L). Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, Vol. 13
No. 1.
Blois,
MS.
1958.
Antioxidant
Determinations By The Use Of
a Stable Free Radical. Nature
181: 1199-1200.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan
edisi ketiga. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hanani, E., A. Munim, R. Sekarini. &
S. Wiryowidagdo. 2006. Uji
Aktivitas Antioksidan Beberapa
Spons Laut dari Kepulauan
Seribu. Jurnal Bahan Alam
Indonesia, Vol 5.no.1 Jan
(Inpress).
Jayaprakasha, G. K., Rao, J. M. L., dan
Sakariah, K. K. 2005. Chemistry
and biological activities of C.
longa. Trends in Food Science
and Technology 16: 533-548.
Jati, S. H. 2008. Efek Antioksidan
Ekstrak Etanol 70% Daun Salam
(Syzygium polyanthum Walp.)
pada Hati Tikus Putih Jantan
Galur Wistar yang Diinduksi
36
BIOSCIENTIAE. 2011
37
BIOSCIENTIAE. 2011