Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK

REMAJA
A. DIFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses pada tubuh manusia yang
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
B. JENIS-JENIS NUTRISI
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,
hydrogen dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,
gandum, umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam
tumbuhan (Pekik, 2007)
b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan gliserol dan asam-asam lemak.
c. Protein
Protein merupakan komponen penting pada semua sel, jenis nutrien
ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh
dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
e. Mineral
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim,
dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh. Mineral
merupakan komponen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka.

Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat


mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
f. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air
sangat diperlukan oleh tubuh, terutama bagi mereka yang melakukan
olahraga atau kegiatan berat.
C. KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK REMAJA
Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi
yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan
pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan
pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya
penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan
tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan
fisiologik tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan
nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan
zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.
Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami
perubahan psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung
masa transisi dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor
sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen
walaupun berada dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar
dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada
remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa
lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan
yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta
kesehatannya.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,
khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang
dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan komorbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.
2

1. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PADA REMAJA


a. Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental yang optimal.
b. Memberikan nutrisi yang seimbang sesuai aktivitas dan kondisi
Kesehatan.
c. Edukatif yang benar tentang gizi.
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI
a. Kemampuan keluarga untuk
membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
b. Bawaan sejak lahir (genetik)
c. Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan
seksual terlalu dini.
d. Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat
e.
f.
g.
h.

besi (defisiensi Fe).


Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran
Kemampuan daya beli keluarga.
Pengetahuan tentang gizi
Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan

anak dalam pemberian makanan.


i. Pekerjaan.

3.

KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT NUTRISI PADA USIA REMAJA


Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta

perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan


hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada
masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa.
Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:
a. Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal
dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang
masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan
jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki
lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung
lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat
bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan
(TB) akan lebih sesuai. Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan
3

terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan


nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan
pubertas dan atau hambatan pertumbuhan. Cara sederhana untuk
mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dri berat badan seseorang. Pada
remaja perempuan 10-12 tahun kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari
dan usia 13-18 tahun 40-50 kal/kg BB/hari.
b. Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang
berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas atau kurang, protein akan
dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50
g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun 55 g/ hari.
Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang
(hewani). Sedangkan pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain
juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50%
atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari
karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa. Di Amerika Serikat,
konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok lebih dari 12% kalori
yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada
dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja
siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda
3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.
d. Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai
negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak
tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari
lemak jenuh. Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue
sejenis dan es krim, dan lain-lain.
4

e. Mineral
Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang
tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami
pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan
massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan
kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta
mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah
mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja
merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan optimal
tulang dan kesehatan masa depan. Angka kecukupan asupan kalsium yang
dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu
merupakan sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini
banyak makanan dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang
setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula
kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat
atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan
diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan dosis
tidak lebih dari 500 mg.
Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja
baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya
pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja
perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan
pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam
bentuk heme yang terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap
dibanding besi non-heme yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.
Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses
metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen.
Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan
maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein,
kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan
kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan
sumber seng yang baik.

f. Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga
diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik.
Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber
vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber
- karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa
wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.
Vitamin A yang dibutuhkan oleh remaja sekitar 3500-4000 mg/org/hr.
Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada
remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan
yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber
vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi. Vitamin E yang dibutuhkan
oleh tubuh sekitar 8-10 mg/org/hr.
Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan
ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan
pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok
lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup
dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin
C hingga 35 mg per hari.
Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga
kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada
masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina
bifida pada bayi.
g. Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal
usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti
kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat
yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga
kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat
per hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas
sebesar ( umur + 10 ) gram.
4. MASALAH NUTRISI PADA REMAJA
a. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain
6

Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan


umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan
menstruasi. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di
Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada remaja
perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun, sedangkan
laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995 menunjukkan angka
45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki dan perempuan
usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan
defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah
mendapat suplementasi zat besi.
b. Gizi kurang dan perawakan pendek.
Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada
populasi dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27
65% pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on
Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek
merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi,
memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja.
c. Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan
makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan
mortalitas dan morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan
panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian
longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah besar
kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi
tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas
menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
5. PERILAKU DAN POLA MAKAN REMAJA
Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko
terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun
keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam
memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas,
upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan
7

penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman


sekelompok (peer group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan
mendorong remaja kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan
makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan
padat kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan
tidak teratur, sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah
ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja
perempuan. Hal tersebut dapat mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai
kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau
malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja
perempuan cenderung

pada asupan makanan yang kurang, terlebih

bila terjadi kehamilan.


Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti
anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi
dengan body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image
dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan
gizi serta pencegahan obesitas.
6. PERHITUNGAN BERAT BADAN
Body Mass Index (BMI) atau dikenal juga dengan nama Index Massa
Tubuh (IMT) merupakan perhtungan berat badan ideal yang dapat digunakan
sebagai salah satu rujukan menghitung berat badan. Rumusnya adalah Berat
Badan (BB) (kg) dibagi dengan tinggi badan (TB) pangkat dua (m2).
BMI=(BB)/(TB)*(TB)
Misalkan bila berat badan adalah 90 kg dan TB = 170 cm
BMI = 90kg / (1,7 m x 1,7 m) = 31
Keterangan Body Mass Index menurut WHO :
BMI < 18,5

: Underweight

atau

berat

badan

kurang,

perlu

meningkatkan olahraga dan makan makanan padat


kalori dari jenis complex carbohidra.
BMI 18,5 - 22.9

: Berat badan ideal, sangat bagus.


8

BMI 23 - 24,9

: Masuk kategori ideal, tapi masih diperlukan untuk


menjaga pola makan dan banyak berolahraga.

BMI 25 - 29,9

: Kondisi masuk dalam kategori obesitas

BMI >= 30

: Sudah termasuk kategori obesitas, segera melakukan


program diet.

7. PERHITUNGAN SEDERHANA UNTUK KEBUTUHAN ENERGI


PADA REMAJA
Wanita : BBI x 25 kkal
Pria
: BBI x 30 kkal
BBI
: (TB-100) 10% (TB-100)
Keterangan :
BBI = Berat badan ideal
TB = Tinggi badan
8. PENILAIAN STATUS GIZI UNTUK USIA <18 TAHUN
Status gizi=BB/BBI x 100%
Untuk yang status gizinya kurang dari 90% berarti underweight, untuk
yang status gizinya diantara 90%-100% berarti normal, antara 100%-120%
berarti overweight, dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.

DAFTAR PUSTAKA

IDAI. 2013. Nutrisi Pada Remaja. http://idai.or.id/public-articles/seputarkesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja.html (diakses tanggal 8 September 2014
pukul 21.01)
Anie.

2012.

Kebutuan

Gizi

Pada

Remaja.

http://nurmayuliani.blogspot.com/2012/01/kebutuhan-gizi-pada-remaja.html
(diakses tanggal 8 September 2014)
Martadiputra

Ketut.

2014.

Gizi

Pada

Remaja.

http://martauy.files.wordpress.com/2014/02/gizi-pada-remaja.pptx

(diakses

tanggal 9 September 2014)


RR

Wiwid.

2013.

Gizi

Pada

Remaja.

http://wiwidamity.blogspot.com/2013/04/gizi-pada-remaja.html (diakses tanggal 8


September 2014)
Heni

Bakara.

2012.

Rumus

Menghitung

Berat

Badan

Ideal.

http://rumusmenghitungberatbadanideal.blogspot.com/2012/12/rumusmenghitung-berat-badan-wanita.html (diakses tanggal 9 September 2014)


Makalah Prinsip Gizi Bagi Anak Dan Remaja.
http://onlinetabloidindofokus.blogspot.com/2013/04/makalah-prinsip-gizi-bagianak-remaja.html (diakses tanggal 9 September 2014)

10

You might also like