Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 3

KOMPLIKASI FRAKTUR

1.

2.

Sistemik ( General)
a. Shock
b. Blood loss
c. Cardiorespiratory failure
d. FAT EMBOLI syndrome
Lokal
a. Early
i. Vascular injury
ii. Nerve injury
iii. Compartement syndrome
iv. Hemarthrosis
v. Infeksi
vi. Gas gangrene
b. Late
i. Malunion, delay union, non union
ii. Joint stiffness
iii. Myositis ossificans
iv. Osteoarthritis
v. Avascular nekrosis
vi. Joint instability
vii. Muscle contracture

GAS GANGRENE
Causa : Clostridium welchii, an-aerobic organisms yang hidup dan multiply hanya pada pada
jaringan kedar oxygen rendah.
Prime site : luka kotor dengan otot yang mati yang ditutup tanpa debridemant yang adekuat.
Patologi : toxins destroy the cell wall lead to tissue necrosis ; spread systemically
Clinical features: appear within 24 hours of injury : intense pain;swelling aorun he wound, BROWNISH
discharge ( specific smell), gas foemation.
PREVENTION : There is no effective antitoksin against C.welchii
Treatment
:
1. Supportif
: Fluid replacement, AB, HBO
2. Surgery : Decompression, Remove devitalized tissue, if severe : amputation
DELAY UNION
Causa :
Biological
i. Inadequate blood supply
ii. Severe soft tissue damage
iii. Periosteal stripping
Biomechanical
i. Imperfect splintage
ii. Over rigid fixation
iii. infection

Patient related

MYOSITIS OSSIFICANS
Heterotrophic ossification in the muscle after an injury.
Yang paling sering mengenai: elow dislocation, blow to brachialis, deltoid and quadriceps
Treatment
:
Indikasi operasi : limited range of motion, nerve irritation, overlying skin pressure yang menggangu
movement.
Syarat operasi : Ectopic bone has fully mature
Tanda mature : Trabekulasi dan pertumbuhan berhenti (size tetap)
Profilaksis :
NSAIDs kerja : inhibit enzym Cyclooxygenase sehingga decrease sintesis prostaglandin.

Radiation theraphy : dosis 200 cGray diberikan 4 -5 kali, kerja : radiasi menghambat konversi
precursor sel menjadi bone forming sel
FAT EMBOLI SYNDROME

Fat emboli syndrome adalah masuknya fraksi lemak kedalam pembuluh darah karena pecanya pembuluh
darah pada daerah fraktur tulang panjang, dimana fraksi lemak dari sumsum tulang masuk kedalam
pembuluh darah yang rusak yang kemudian menimbulkan emboli.
Tanda klinis : Pasien datang dengan riwayat fraktur tulang panjang disertai distress nafas , gangguan
kesadaran, munculnya petekhie didaerah axila, thorax dan konjungtiva.
Penegakan diagnosis berdasarkan Kriteria mayor dan minor
Kriteria mayor:
1 Gangguan pernafasan
2 Gangguan intracerbral
3 Petechia
Kriteria minor
1 Takikardia
2 Takipneu
3 Pirexia
4 Jaundice
5 Renal involment
6 Fat macroglobulinemia
7 Retinal involvement
Diagnose ditegakkan jika didapatkan minimal 1 kriteria mayor dan 4 kriteria minor
Pada laboratory investigation didapatkan:
1 Anamia
2 Trombositopenia
Terapi :
1 Suplementary oxygenation ( nasal mask atau kanul) jika perlu Endotracheal tube dengan
respirator
2 Stabilisasi fraktur
3 Balance cairan
4 Kortikosteroid
OPEN FRACTURE
DEFINISI
: fraktur yang disrtai kerusakan pada soft tissue dan kulit yang menyebabkan kontak
antara fragmen tulang dan lingkungan ( dr. Erwin : ditandai denagan bone marrow expose )
Klassifikasi
: (Gustillo-Anderson)
Di dasarkan pada :
1. ukuran luka
2. level kontaminasi
3. bone injury
4. soft tissue injury
Prinsip penanganan (4)
1. antibiotic profilaksis
2. Wound debridemant
3. stabilisasi fraktur
4. early wound coverage
ad.1 antibiotik profilaksis
grade 1 : cefalosphorin gen I tiga hari
grade II : cefalosforin gen I + aminoglikosida tiga hari
grade III : cefalosforin gen I + aminoglikosida lima hari

NB

: semua OF. Di profilaksis degn Anti tetanus

ad.2

: Debridemant
Prinsip : membuat luka infeksi atau kontaminasi menjadi luka bersih dengan cara remove
devitalized tissue dan through irrigation.
NB: pada debridemant tidak dilakukan pemasangan torniket karena :
1. Akan semakin memberberat gangguan sirkulasi pada cedera
2. sulit mengenali struktur yang devitalised
Prinsip pelaksanaan Debridemant : (5)
2. Wound excision
3. Wound extension
4. wound cleansing
5. removal of devitalized tissue
6. nerve and tendon leave alone
ad.3.

Stabilisasi fraktur
Stabilisasi fraktur penting karena: 1.menurunkan resiko infeksi ( segmen fraktur stabil;
soft tissue damage berkurang; nekrosis berkurang; nutrisi kuman tidak ada; infeksi
tercegah) 2. Membantu penyembuhan soft tissue.
Metode fixasi ditentukan oleh :
1. derajat kontaminasi
2. jarak waktu antara injury sampai operasi
3. keparahan soft tissue

bila tidak ada tanda kontaminasi signifikan, OF. Mlai grade I IIIA dapat di tanagani seperti close njury :
1. cast splintage, 2. IM nailing or 3. Ext. Fiksasi
NB. Plate & screw bisa digunakan dengan syarat : OF. Metafiseal , artikuler, atau smaller tubular bone.
Ad. 4. Wound closure
small, un contaminated wound may sutured after debridemant
diluar itu semua luka harus dibiarkan terbuka sampai bukti bahaya tension dan infeksi berlalu.

You might also like