Professional Documents
Culture Documents
Ali 3
Ali 3
Ali 3
Abstract
Acute limb ischemia (ALI) is defined as any sudden decrease in or worsening of limb
perfusion causing a threat to extremity mobility and viability that has been present for less
than 14 days. There are diverse etiologies for ALI, with the two most common etiologies
being embolus and thrombosis in situ secondary to underlying disease such as
atherosclerosis. Outcomes and prognosis of ALI largely depend on the rapid diagnosis and
initiation of appropriate and effective therapy. The 30-day mortality rate is approximately 15%
and there is a variable amputation rate of 10%-30%. Only a revascularization procedure
without any delay will be able to avert major amputation; however, once the ischemia /
reperfusion cascade has been started, the limb is threatened even after successful
revascularization. For many years, primary surgical intervention was performed, but entailed
significant morbidity and mortality. Subsequently, thrombolytic therapy and percutaneous
transluminal angioplasty (PTA) have become treatment options for selected patients.
Regardless of the treatment modality used, early diagnosis and rapid initiation of therapy are
essential in order to salvage the ischemic extremity.
Keywords : acute limb ischemia, PTA, thrombolytic
PENDAHULUAN
Iskemia tungkai akut (acute limb ischemia / ALI) dapat didefinisikan sebagai gangguan dari
suplai darah pada tungkai yang sebelumnya bersirkulasi stabil yang menghasilkan gejala
nyeri saat istirahat dan / atau gejala iskemi berat lainnya dalam waktu kurang dari 14 hari.
Penurunan aliran darah pada ekstremitas ini dapat mengancam viabilitas ekstremitas hingga
resiko kematian.
Hasil dan prognosis dari ALI sangat tergantung dari cepat dan tepatnya diagnosis dan terapi
yang efektif. Angka mortalitas dalam 30 hari sekitar 15 % dan angka amputasi bervariasi
antara 10-30%. Selama beberapa tahun, intervensi pembedahan secara primer telah
dilakukan, namun seiring perkembangan waktu terapi endovaskular dan trombolitik intra
arteri mengalami kemajuan. Penatalaksanaan ALI membutuhkan pemahaman mengenai
anatomi oklusi arteri dan pilihan terapi untuk mempertahankan perfusi ekstremitas sehingga
dapat mencegah amputasi.
ETIOLOGI
ALI terjadi oleh karena obstruksi tiba-tiba pada aliran arteri ekstremitas, akibat adanya
emboli atau trombosis.
Pembagian ALI menurut Society for Vascular Surgery / International Society for Cardiac
Vascular Surgery (SVS/ISCVC) :
Cathegory
Description Capillary
I - Viable
Muscle
return
Paralysis
Not
Intact
Sensory LossDoppler
Arterial
Venous
None
None
Audible
Audible
None
Partial
Inaudible
Audible
Partial/complete Inaudible
Audible
Complete
Inaudible
immediately
threatened
IIa
- Salvageable Intact/slow
Threatened if
promptly
treated
IIb
Threatened if immediately
treated
III
- Primary
Irreversible amputation
Absent
Complete
Staining
Tense
Inaudible
Compartment
Beratnya ALI tergantung dari lokasi, perluasan obstruksi arteri, dan kapasitas dari
kolateral untuk perfusi ke daerah iskemi, serta dipengaruhi oleh status perfusi sistemik
(curah jantung dan tahanan perifer). Tingkat keparahan iskemia dapat dibagi secara
sederhana menjadi 3:
Iskemia akut subkritikal. Tungkai masih viabel, tanpa adanya defisit neurologis,
dan masih terdengar sinyal Doppler pada tumit.
Iskemia akut kritikal. Tungkai terancam, tidak terdengar sinyal Doppler, dan
terdapat defisit neurologis parsial.
Iskemia akut irreversibel. Tungkai telah mati, tidak terdengar sinyal Doppler
pada arteri maupun vena, defisit neurologis komplit, dan tidak ada pengisian
kapiler.
GEJALA KLINIS
Adanya sumbatan (oklusi) akut dari pembuluh arteri utama pada tungkai tanpa
adanya pembuluh kolateral akan menghasilkan gejala klinis klasik dari sumbatan
arteri, yaitu: nyeri (pain), paralisis (paralysis), paraesthesia, pucat (pallor), tidak
ada pulsasi (pulselessness), dan dingin (perishingly cold leg/ polar).
Nyeri terasa hebat dan seringkali resisten terhadap analgetika. Adanya nyeri
pada betis dan nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen
menunjukkan tanda-tanda nekrosis otot dan keadaan kritikal (kadangkala
irreversibel). Defisit neurologis motor sensorik seperti paralisis otot dan
paraestesia justru mengindikasikan iskemia otot dan nervus yang masih
ETIOLOGI
1. Emboli
Dalam frekuensi yang lebih jarang, emboli dapat berasal dari plak atherosklerotik
yang terlepas dari arteri sebelah proksimal dari lokasi sumbatan (plak aorta,
aneurisma aorta, atau iliaka kommunis). Emboli yang berasal dari plak ini sulit
untuk di trombolisis atau embolektomi karena merupakan jaringan padat
kolesterol yang sulit terurai dan membawa prognosis yang lebih buruk.
Atheroemboli yang kecil dapat menyumbat arteri kecil pada jari yang
menyebabkan kelainan yang dikenal sebagai "acute blue toe syndrome".
Sedangkan emboli yang besar biasanya menyumbat pada daerah bifurcatio
seperti di femoralis komunis atau poplitea.
Sering kali sulit membedakan embolus dari trombosis, namun oklusi emboli
seharusnya dapat diduga pada penderita dengan presentasi berikut: 1) onset
akut atau perburukan gejala secara tiba-tiba ; 2) riwayat emboli ; 3) sumber
emboli diketahui (termasuk fibrilasi atrial, kardiomiopati dilatasi berat, aneurisma
ventrikel kiri, plak ateromatous pada aorta atau arteri extremitas proksimal, atau
trombus mural pada batas dinding aorta atau aneurisma arteri) ;4 ) tidak ada
riwayat klaudikasio intermiten atau penyakit arteri obstruksi; dan 5) pulsasi
normal dan pada pemeriksaan Doppler pada ekstremitas kontralateral.
2. Trombosis
Aneurisma poplitea biasanya dimulai dari daerah atas lutut sampai ke trifurcatio
tibial. Aneurisma akan terisi oleh trombus lamelar yang kemudian dapat
menyumbat arteri tibial.
Adanya operasi bypass arteri sebelumnya memiliki resiko kejadian iskemia akut
tungkai oleh karena komplikasi oklusi graft dapat mencapai 20-30% dalam waktu
2-3 tahun pasca operasi.
3. Penyebab lain
Kadangkala oklusi akut arteri dapat disebabkan oleh beberapa kondisi lain,
seperti : antiphospholipid syndrome, activated protein C, atau keganasan.
Keadaan-keadaan ini tidak dikaitkan oleh karena kelainan pada sistem sirkulasi
(jantung dan pembuluh darah) tetapi oleh karena kelainan pada sistem koagulasi
yang menyebabkan terbentuknya gumpalan secara tiba-tiba.
PENATALAKSANAAN
ALI merupakan situasi yang membutuhkan diagnosis dan terapi yang tepat untuk
mempertahankan ekstremitas. Terapi dini juga diperlukan untuk mencegah
penyakit sistemik dan / atau kematian yang dapat disebakan oleh abnormalitas
metabolik yang berkaitan dengan nekrosis jaringan. Meskipun kemampuan
teknik untuk rekanalisasi atau revaskularisasi pada arteri yang oklusi dapat
memperbaiki perfusi jaringan yang iskemi secara signifikan, patofisiologi secara
lokal dan sistemik yang berkaitan dengan reperfusi ekstremitas yang iskemi
masih sebagian dipahami. Revaskularisasi ekstremitas yang iskemi bisa rancu
dengan injury reperfusi pada jaringan yang rusak dan dapat memicu respon
sistemik, termasuk kardiak, renal, dan disfungsi pulmonal.
Terapi Trombolitik
Pada guide wire traversal test, guide wire dapat melewati panjangnya trombus
sebelum pemberian infusi yang lama. Jika wire dapat lewat, trombolisis pada
oklusi akut (< 7 hari) dapat dilakukan. Mc Namara dan Fischer menunjukkan
kesuksesan trombolisis dengan positive guide wire traversal (100% vs 10%; P< .
01) dan juga diobservasi (89% vs 16; %P=.003) oleh
Pada infus intraarterial regional yang non selektif, kateter yang akan dilewati
obat trombolitik dapat diletakkan pada proximal pembuluh darah yang oklusi.
Sedangkan pada infus intra arteri regional yang
dapat dilakukan pada segmen arteri yang oklusi, dapat di proximal, dista, atau
trombus, dengan tip kateter ditempel pada trombus.
Metode Infus
Intrathrombus infusion
Intrathrombus bolusing atau lacing
Stepwise infusion
Continous infusion
Grade infusion
Forced periodic infusion
Teknik dikatakan sukses jika terjadi restorasi aliran antegrade lebih dari 95%
trombolisis pada trombus atau embolus, sedangkan trombolisis dikatakan gagal
jika secara klinis tidak ada perbaikan.
Sebelum melakukan trombolitik intraarterial harus mengetahui kontraindikasi:
Kontraindikasi absolut
Intracranial hemorrhage
Kontraindikasi relatif
Tumor intrakranial
Endokarditis bakterial
> 180
rotasional (misalnya Helix; Microvena, White Bear Lake) dan hidrolik (misalnya
Hydrolyzer; Cordis, Miami, FL, dan AngioJet; Possis Medical, Mineapolis).
KESIMPULAN
ALI merupakan gangguan dari suplai darah pada tungkai yang sebelumnya bersirkulasi
stabil yang menghasilkan gejala nyeri saat istirahat dan / atau gejala iskemi berat lainnya
dalam waktu kurang dari 14 hari. Penurunan aliran darah pada ekstremitas ini dapat
mengancam viabilitas ekstremitas hingga resiko kematian. Prognosis dari ALI sangat
tergantung dari cepat dan tepatnya diagnosis dan terapi yang efektif. Penatalaksanaan ALI
membutuhkan pemahaman anatomi arteri dan pilihan terapi untuk mempertahankan perfusi
ekstremitas sehingga dapat mencegah amputasi.
REFERENSI
Arain SA, White CJ. Endovascular therapy for critical limb ischemia. Vasc Med 2008; 13:267
Feiring AJ. Krahn M, Nelson L, Wesolowski A, Eastwood D, Szabo A. Preventing Leg
Amputations in critical limb ischemia with below-the-knee Drug-eluting stents: The
PaRaDISE (Preventing Amputations using Drug eluting StEnts) Trial. J Am Coll Cardiol.
2010; 55 (15):1580-1589
Hirsch AT, Haskal ZJ, Hetzer NR. ACC/AHA Guidelines for the management of patients with
peripheral arterial disease (lower extremity, renal, mesenteric, and abdominal aortic): a
collaborative report from the American association for vascular surgery / society for vascular
surgery, * society for cardiovascular angiography and interventions, society for vascular
medicine and biology, society of interventional radiology, and the ACC/AHA task force on
practice guidelines (writing committee to develop guidelines for the management of patients
with peripheral arterial disease), 2005
Rajan DK, Patel NH, Valji K, Cardella JF, Bakal C, Brown D. Quality improvement guidelines
for percutaneous management of acute limb ischemia. J Vasc Interv Radiol 2005;16:585-595