Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Sejarah ShotCrete

Shotcrete atau gunite pertama kali ditemukan oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926)
pada 1910. Arsitek Amerika ini telah terinspirasi untuk mewujudkan reproduksi yang
nyata dari dinosaurus untuk sebuah taman wisata. Mengingat ukuran struktur yang
cukup besar, ia mempunyai ide untuk mengembangkan "cement gun" mesin yang
memungkinkan penyemprotan dari cementitious mortar, ide awal ini menyebabkan
munculnya istilah Shotcrete.

Bidang Aplikasi Shotcrete

Shotcrete terutama digunakan dalam proyek konstruksi bawah tanah sebagai


perkuatan struktural awal ataupun permanen untuk bangunan struktur seperti jalan
bawah tanah, terowongan kereta api, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), ,
tambang bawah tanah, kereta bawah tanah, dll tempat penyimpananNamun
shotcrete juga dapat digunakan untuk stabilisasi lereng mencegah supaya tidak
longsor , kolam renang, saluran air, perbaikan beton, inner lining arsitektur dan
struktur. Kira-kira 90% dari shotcrete diterapkan di dalam proyek-proyek konstruksi
bawah tanah. Total volume shotcrete yang diaplikasikan di seluruh dunia adalah
lebih dari 12 juta meter kubik per tahun.

Dalam hal equipment untuk uderground mining and tunneling, normet merupakan
ahlinya. Selain menyediakan equipment, normet pun telah meng akuisisi
perusahaan chemical dunia bernama Tam International sehingga Normet kita
menjadi satu satunya penyedia one stop solution untuk konstruksi underground.

Definisi Shotcrete

Menurut American Concrete Institute (ACI), shotcrete dapat didefinisikan sebagai


mortar atau beton yang diberikan tekanan dengan kecepatan tinggi .

Komponennya campurannya terdiri atas semen, pasir, agregat, air, dan tambahan
admixtures.
Perbedaan shotcrete dengan beton normal dapat dilihat dari 3 hal :

1.Ukuran agregat maksimum yang digunakan.


2.Proses pelaksanaan nya
3.Campuran dari shotcrete bisa kering atau basah.

Mengenai terminologi kita dapat menjelaskan Gunite sebagai mortar yang


disemprotkan sementara Shotcrete sebagai beton yang disemprotkan. Gunite
adalah campuran antara semen dengan partikel/aggregat ukuran diameter yang
dibatasi sampai 8mm. Sedangkan untuk Shotcrete penggunaan maksimum
diameter aggregat adalah 16 mm. Namun, dalam 10 tahun terakhir ada
kecenderungan untuk membatasi maksimal ukuran agregat sampai 10 mm.

Ada 2 cara proses shotcrete:


1. Proses kering

2. Proses basah

Pengertian Shotcrete/ Beton Semprot/ Beton Tembak Indonesia


Shotcrete atau biasa disebut beton semprot atau beton tembak, merupakan istilah
yang digunakan untuk beton yang ditembakkan dan mengeras dalam waktu yang

relatif cepat. Dalam aplikasinya, shotcrete menggunakan material, alat semprot,


dan mix design khusus. Kontraktor pelaksana pekerjaan ini juga merupakan
kontraktor khusus yang umumnya telah memiliki alat alat untuk melakukan
shotcrete. Shotcrete juga kadang merupakan bagian dari pelaksanaan metode
perbaikan tanah yang disebut Soil nailing.

Pengertian Shotcrete/ Beton Semprot.

Dalam pelaksanaannya, shotcrete memerlukan hal hal sbb:

1. Material beton
2. Wire mesh
3. Accelerator Admixture: TamShot 80AF, TamShot 90AF
4. Superplasticizer Admixture: TamCem 60R, TamCem 23SSR
5. Silica Fume/ Microsilica: TamCem Microsilica
6. Steel Fiber (Optional)
7. Pipa PVC untuk drain
8. Mesin shotcrete

Pelaksanaan shotcrete memiliki persyaratan ketebalan yang berbeda tergantung


dengan perhitungan konsultan dan kesulitan medan. Umumnya shotcrete memiliki
ketebalan 7 cm, 10 cm, dan lebih.

TAMBANG BAWAH TANAH


2013

4) Beton Tembak (Shotcrete)

Biasanya beton tembak dipergunakan beberapa saat setelah penggalian,


Memerlukan kekuatan awal untuk memberikan penyanggaan dengan segera.

Penyangga Beton Tembak

Campuran bahan untuk semen ditambahkan pemercepat (resin) yang mengandung


garam-garam larut dalam air (water solube salts), yang berfungsi mempercepat
proses pengerasan beton.

Ada 2 (dua) tipe dasar pada beton tembak (shotcrete), yaitu :

a) Shotcrete campuran kering (dry - mix shotcrete)

Dimana campuran semennya kering dan air ditambahkan pada saat penyemprotan
(di nozzle). Pada campuran kering ini, akselerator dapat ditambahkan pada
campuran.

Shotcrete Campuran Kering

b) Shotcrete campuran basah (wet - mix shotcrete)

Pada dasarnya memiliki komponen yang sama dengan campuran kering, tetapi
airnya telah dicampurkan di dalam "mixer". Akseleratornya harus ditambahkan
pada saat penyemprotan (nozzle).

Shotcrete Campuran Basah

Kirimkan Ini lewat Email


BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook

Metode Perbaikan Pada Beton


Dengan adanya kerusakan pada beton maka kita harus melakukan perbaikan agar
beton yang telah kita kerjakan dapat memuaskan,oleh sebab itu untuk
mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan investigasi untuk
mendapatkan data-data kerusakan baik melalui pengamatan visual ataupun dengan
bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview
dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilakukan
analisa dan evaluasi pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah kerusakan
yang terjadi hanya perlu perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang
terjelek struktur yang mengalami kerusakan harus dilakukan pembongkaran dan
dibangun struktur baru.Berikut adalah contoh untuk perbaikan beton yang
mengalami keretakan,spalling(terlepasnya bagian beton),dan juga metode
perkuatan beton

MEMPERBAIKI KERETAKAN

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya


terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi
dinding bata atau dinding non-beton lainnya.

Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta
semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan
sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang
mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus
melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang
bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

SPALLING

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya
spalling yang terjadi.

Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang
tidak luas, dapat digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan
penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan
adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan
hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan
tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap
lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai
adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode
grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan
non-shrink mortar.
Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang
harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan

terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan
grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya
digunakan bahan dasar semen atau epoxy.

Shot-crete (Beton Tembak)


Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya
digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi
seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran
kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton
yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang
selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan
mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi blocking.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran
basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini
memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi blocking.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat
pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan
mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)


Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang
cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini
beton yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat
(umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan
pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki flow
cukup tinggi dan tidak susut.
Diposkan oleh Politeknik Negeri Medan T

SHOTCRETE

SEJARAH SHOTCRETE

Shotcrete atau gunite pertama kali ditemukan oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926)
pada 1910. Arsitek Amerika ini telah terinspirasi untuk mewujudkan reproduksi yang
nyata dari dinosaurus untuk sebuah taman wisata. Mengingat ukuran struktur yang
cukup besar, ia mempunyai ide untuk mengembangkan "cement gun" mesin yang
memungkinkan penyemprotan dari cementitious mortar, ide awal ini menyebabkan
munculnya istilah Shotcrete.

DEFINISI SHOTCRETE

Menurut American Concrete Institute (ACI), Shotcrete dapat didefinisikan sebagai


mortar atau beton yang diberikan tekanan dengan kecepatan tinggi. Komponennya
campurannya terdiri atas semen, pasir, agregat, air, dan tambahan admixtures.

Dewasa ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix,
bahkan menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti
terowongan, dinding penahan tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang
baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan
mengingat kondisi topografi Indonesia yang bergunung-gunung. Perbedaan
shotcrete dengan beton normal dapat dilihat dari 3 hal :

Ukuran agregat maksimum yang digunakan.


Proses pelaksanaan nya
Campuran dari shotcrete bisa kering atau basah.
Mengenai terminologi kita dapat menjelaskan Gunite sebagai mortar yang
disemprotkan sementara Shotcrete sebagai beton yang disemprotkan. Gunite
adalah campuran antara semen dengan partikel/aggregat ukuran diameter yang
dibatasi sampai 8mm. Sedangkan untuk Shotcrete penggunaan maksimum

diameter aggregat adalah 16 mm. Namun, dalam 10 tahun terakhir ada


kecenderungan untuk membatasi maksimal ukuran agregat sampai 10 mm.

SHOTCRETE sendiri dibagi menjadi dua metode, yaitu :

Wet Shotcrete
salah satu system shotcrete dimana pencampuran semen, pasir, dan air dilakukan
sebelum masuk ke pompa atau mesin, dan ditambahkan tekanan angin dari
compressor untuk memberikan kecepatan tinggi untuk penempatan material pada
permukaan sasaran.

Dry Shotcrete
dimana material pasir dan semen tercampur dalam kondisi kering, kemudian masuk
kedalam mesin. Dengan bantuan tekanan compresor material keluar lewat Nozle
dan baru tercampur air
KEGUNAAN SHOTCRETE

Perbaikan Struktur
Stabilisasi Lereng
Tunneling

Renovasi Beton Pasca Kebakaran


Renovasi Beton Pasca Kebakaran

Beton bertulang umumnya dapat diperbaiki kembali setelah mengalami kebakaran.


Prosedur yang umum dilakukan untuk mengukur tingkat kerusakan yang terjadi
pada elemen- elemen struktur beton bertulang. Artikel perancangan konstruksi ini
menguraikan tentang bagaimana kita harus mengumpulkan data dari sebuah
gedung pasca kebakaran, menentukan klasifikasi kerusakan struktur, menentukan
factor kerusakan dan merencanakan perbaikan/ perkuatan struktur, serta
bagaimana pengaruh suatu kebakaran terhadap struktur beton bertulang.

Pengaruh kebakaran terhadap struktur beton

Warna beton dapat berubah akibat pemanasan, karena itu warna dapat dipakai
sebagai indikasi temperature maksimum yang telah terjadi dan lama api ekuivalen.
Pengaruh baja dari kenaikan suhu dan pendinginan juga telah banyak diteliti. Untuk
baja giling panas, umumnya kekuatannya pulih pada saat setelah dingin kembali.
Apabila mengalami kenaikan suhu tidak melebihi 600 celcius. Diatas suhu ini akan
terjadi penurunan permanent dari kuat leleh baja.

Mengingat kedua hal tersebut , maka pengukuran suhu yang dicapai oleh elemen
struktur beton pada saat terjadinya kebakaran menjadi suatu hal yang sangat
penting. Karena kita tidak bisa mengetahui secara langsung berapa suhu yang
tercapai dan berapa lama waktunya, maka kita berusaha mendapatkan perkiraan ini
dari berbagai pendekatan, seperti : pengamatan visual, pengujian setempat, dan
maupun uji coba beban.
Perubahan warna pada beton. Warna beton setelah terjadi proses pendinginan
membantu dalam mengindikasikan temperature maksimum yang pernah dialami
beton dalam beberapa kasus, suhu diatas 300 C mengakibatkan perubahan warna
beton menjadi sedikit kemerahan. Hal ini terjadi karena adanya senyawa garam
besi dalam agregat atau pasir beton.

Uji baja tulangan


Beberapa sampel besi beton dapat diambil dari elemen struktur yang ada. Dengan
catatan jangan sampai membahayakan strukturnya. Uji laboratorium untuk kuat
leleh, kuat tarik dan perpanjangannya dan bandingkan dengan standar SII untuk
besi pada kelas tersebut. Dari sii dapat disimpulkan kemundiran yang telah terjadi
pada besi beton. Sebaiknya pengujian dilakukan pada berbagai kelas kerusakan.

Kondisi beton
Berbagai pengujian dapat dilakukan pada beton untuk mengetahui kondisi beton
yang ada, seperti uji palu beton , pengambilan sampel secara mekanis dan uji kuat
tekannya, pulse-echo NDT, ultrasonic pulse velocity dengan soniscope dan uji
beban.

Faktor kerusakan
Berbagai pengujian pengaruh kenaikan tempertur telah dilakukan terhadap
komponen beton bertulang. Baik terhadap betonnya sendiri maupun terhadap besi
betonnya. Tetapi semua pengujian ini didasarkan pada suatu api standar, yaitu
ISO834 standard fire ini dan menentukan analisis pendekatan antar real fire
terhadap standard fire ini dan menentukan lama api ekuivalennya

Setelah mengetahui lama api ekuivalen dan temperature maksimum, baru kita
dapat menentukan factor kerusakan beton dan baja tulangan. Untuk beton dalam
keadaan tertekan, biasnya factor kerusakan diambil 0,85 bila temperaturnya
berkisar antara 300c sampai 1000c. Untuk baja tulangan pada kisaran temperatur
ini , perlu ditinjau kemungkinan kehilangan lekatan dan penjangkaran. Biasanya
factor kerusakan diambil 0,7.

Kerusakan- Kerusakan pada Beton :

1. Spalling

Spalling adalah gejala melepasnya sebagian permukaan beton dalam bentuk


lapisan tipis (beberapa cm).
2. Crazing

Crazing adalah gejala retak remuk pada permukaan beton. Kedua hal ini berkatian
langsung dengan kenaikan temperature pada beton.

3. Retak (cracking)

Pada temperatur tinggi, pemuaian besi beton akan lebih besar daripada betonnya
sendiri. Tetapi pada konstruksi beton, pemuaian akan tertahan sampai suatu taraf
tertentu karena adanya lekatan antara besi beton dengan beton. Pada temperature
yang lebih tinggi lagi hal ini dapat menyebabkan terjadinya retak dan tentang
lamanya kebakaran dari saksi mata, besarnya ruangan, arah angina, letak dan
besaran ventilasi, semuanya harus dirangkum dan dianalisis. Tujuan akhit adalah
memperkirakan suhu maksimum yang terjadi dan lama kebakaran.

Perkuatan / perbaikan struktur

Yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah mengembalikan kekuatan suatu


elemen struktur sehingga sama dengan kekuatan awal. Sedangkan perkuatan
adalah memperkuat suatu elemen struktur sehingga dapat memenuhi syarat
terhadap gaya- gaya dalam akibat pembebanan tertentu.
Selanjutnya perlu dibuat perencanaan perkuatan struktur yang mencakup langkahlangkah sebagai berikut :
1. Studi teknik perbaikan dan pengenalan akan bahan- bahan perbaikan yang
akan digunakan.

2. Perancangan elemen- elemen struktur yang akan diperkuat dan pembuatan


gambar- gambar detail disertai urutan pekerjaannya.
3.

Penulisan spesifikasi.

Selain mengembalikan kekuatan struktur, perlu diperhatikan pula bahwa sifat


ketahanan struktur kebakaran harus dipulihkan juga.

Teknik perbaikan
Secara garis besar, metode perbaikan dapat dikelompokkan menurut bahan yang
digunakan, yaitu resin, polymer, cement mortar, plesteran, mineral yang diaplikasi
dengan cara penyemprotan dan proses beton semprot (sprayed concrete).

1. Perbaikan dengan resin

Perbaikan dengan bahan resin mencakup berbagai konfigurasi tambalan dan isian,
dengan bahan epoxy resin, polyester resin dan mortar acrylic. Resin dapat mengisi
celah- celah retak dan berfungsi untuk menyatukan kembali beton yang sudah
retak. Resin juga dapat digunakan pada daerah- daerah yang mengalami spalling
setempat. Namun perlu diperhatikan bahwa material resin pada suhu sekitar 80c
mulai melemah, sehingga perbaikan dengan resin tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap api. Dalam hal ini perencana harus sangat teliti mempelajari
brosur produk yang akan dipakai dan mengetahui batasan bahan- bahan itu.

2. Plesteran

Berupa adukan semen yang dicampur dengan pasir. Plesteran dapat digunakan
untuk menambah bagian- bagian yang rusak. Ketahanan kebakaran dapat
dikembalikan sampai suatu taraf tertentu, namun perlindungan terhadap korosi
tulangan tidak dapat diharapkan.

3. Sprayed Mineral

Bahan - bahan jenis ini umumnya dijual di pasaran dengan merek dagang tertentu.
Material ini dapat disemprotkan ke permukaan elemen struktur yang ingin
dilindungi terhadap kebakaran. Perlu dicatat material ini tidak dapat dipakai untuk
keperluan struktural.

4. Polymer Modified Mortar

Bahan ini umumnya dipakai sebagai bahan tambahan untuk menutup bagian kecil
yang dikerjakan secara manual, dengan ketebalan sampai 30 mm. Bahan yang
sering dipakai adalah SBR (styrene butadiene rubber). Dalam hal ini perlu dipelajari
sifat ketahanan api dari bahan tersebut.

5. Semen

Adukan dengan bahan dasar semen ini dapat diaplikasikan secara manual ke
bagian- bagian yang mengalami kerusakan. Beberapa factor yang perlu
diperhatikan adalah lekatan bahan dengan beton lama dan ketebalan plesteran.
Untuk memperoleh lekatan yang baik, permukaan beton lama harus dibersihkan
dan diperkasar dan diberi bonding agent yang kompatibel.

Reaksi semen dengan air secara kimia adalah proses eksoterm yang menghasilkan
panas, Panas ini dapat menimbulkan retak- retak. Karena itu ketebalan plesteran
harus dibatasi 30 mm. Perbaikan jenis ini dapat mengembalikan sifat ketahanan
kebakaran struktur. Untuk perbaikan structural umumnya digunakan campuran
antara semen dengan epoxy yang lazim disebut epoxy mortar. Untuk ketebalan
yang lebih besar, bahan ini perlu dicampur dengan agregat. Agar panas yang terjadi
dapat berkurang.

6. Beton tembak (shotcrete)

Shotcrete merupakan suatu proses pekerjaan dengan menyemprotkan mortar atau


beton dengan suatu alat yang bertekanan. Shotcrete memberikan beberapa
keuntungan antara lain :
a. Rongga rongga pada permukaan akan terisi bahkan pada permukaan yang
tidak beraturan.
b. Pengikatan yang baik antara bahan yang dipakai dan permukaan yang
dikerjakan.

c.

Menekan biaya pemasangan bekisting.

d.

Variasi ketebalan beton dapat diatur dengan mudah.

Teknik pelaksanaan shotcrete dibedakan menjadi wet mix dan dry mix dan
keduanya mempunyai persyaratan tertentu baik dalam hal pelaksanaan, bahan
maupun alat yang digunakan. Teknik dengan mix seringkali pula disebut dengan
istilah gunite. Kelamahan shotcrete adalah bahwa metode ini dapat menambah
bobot struktur, memerukan peralatan yang relative mahal dan memerlukan tenaga
operator yang terlatih dan berpengalaman.

Dari seluruh metode perbaikan yang dikenal, shotcrete merupakan teknik yang
paling umum digunakan untuk memperbaiki sebuah struktur gedung yang rusak
akibat api. Shotcrete dapat dikombinasikan dengan penambahan tulangan dan
teknik ini dapat menambah kekuatan elemen struktur yang ada. Fungsi ketahanan
terhadap kebakaran dan sebagai lapisan pelindung untuk menjaga durability
elemen struktur juga bisa dipenuhi. Apabila diaplikasikan pada bidang yang luas,
teknik ini sangat efektif dan merupakan solusi yang tepat dari segi biaya dan
kecepatan.

sumber : perencanaanstruktur.com
Posted by: Anita Rahma
arsitekdansipil, Updated at: 22.16
My name is Anita Rahma, but people call me Anita. Here is my home page:
www.arsitekdansipil.blogspot.com. I live in Indonesia, NM and work as an Manager
at MEGATRUSS Corp. My friends: Ikhwan Ansori, Edna
Diposkan oleh Anita Rahma di 22.16

You might also like