Dr. FEbratha

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Varicocele Repair Effectiveness in Associated with Infertility

in Hospital at Padang City During 2008-2013


Febratha, Alvarino, Efmansyah Dody, Zulfiqar Yefri, Etriyel Myh
Urology Department, Faculty of Medicine Andalas University, Padang,West Sumatera, Indonesia
E-mail : kakamk6@gmail.com

Introduction. Infertility is defined as inability to conceive after one year of


regular, unprotected intercourse and affects 15% of all couples. Clinical
varicoceles are present in approximately 15% of the general male population,
and in up to 35% of men with primary infertility and 75% of men with
secondary infertility. Varicoceles are recognized as the most common
surgically correctable cause of male infertility, but the exact mechanism of
varicocele-induced impairment of spermatogenesis remains a matter of
debate. The repair varicocele show correction effectiveness against infertility
patients.
Purpose : The purpose of this study was to show Varicocele Repair
Effectiveness in Associated with Infertility in Hospital at Padang City During
2008-2013
Methods : This study is a retrospective study.
Results :The study showed, there were 27 patients that follow up, we had
51,85 % (n=14) patients those are considered successful with 33,33 % (n=9)
was able to conceive and 18,52% (n=5) had result in improvement semen
analysis after surgical varicocele repair.
Conclusion : Surgical varicocele repair can play a significant role in
improving the pregnancy rate.
Keywords Varicocele, infertility

Efektivitas Terapi pada Pria Infertilitas Terkait Varikokel di Rumah sakit


Kota Padang Tahun 2008-2013

Pendahuluan.
Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara
teratur tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut juga sebagai infertilitas primer.
Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau
mempertahankan kehamilannya.1,2 Pada pasangan tersebut, sekitar 50 %
karena faktor perempuan, 20% disebabkan oleh faktor laki-laki dan 30%
sisanya melibatkan kombinasi keduanya. Berdasarkan statistik ini, semua
pasangan infertil memerlukan evaluasi menyeluruh dari kedua pasangan.
Penyebab infertilitas pria secara luas bervariasi, dan sebaiknya dievaluasi
oleh seorang ahli kesehatan reproduksi laki-laki.2
Varikokel merupakan dilatasi abnormal pleksus pampiniformis, terjadi kirakira
15% pria. Beberapa pasien mengalami nyeri skrotal dan pembengkakan, dan
menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pada pria. Pada varikokel
didapatkan kelainan dilatasi vena dalam spermatic cord dan yang diklasifikasi
menjadi klinis dan subklinis. Varikokel klinis didiagnosis melalui pemeriksaan
fisik dan digolongkan berdasarkan temuan fisik. Varikokel subklinis pada
pemeriksaan fisik tidak teraba dan memerlukan pencitraan radiologi untuk
diagnosis.
Klinis varikokel terdapat kira-kira 15%dari populasi pria, dan sampai dengan
35% dari pria dengan infertilitas primer dan 75% pria dengan infertilitas
sekunder. Varikokel dipertimbangkan dilakukan pembedahan pada penderita
infertilitas pria, tetapi mekanisme yang tepat dari gangguan varikokel yang
menghambat spermatogenesis tetap menjadi perdebatan.

2,3

Mayoritas pria

dengan varikokel tidak menunjukkan gejala (asipmtomatis), hanya 15% -20%


mengalami ketidaknyamanan fisik atau masalah yang berkaitan dengan
kesuburan. Pertanyaan tentang apakah ada atau tidak efek varikokel pada
fungsi testis merupakan progresifitas yang belum jelas, meskipun banyak
literature menjelaskan hal ini. Oleh karena itu, tantangan saat ini dalam
pengelolaan varikokel terletak pada penentuan manfaat dari koreksi bedah,
dan kapan operasi seharusnya dilakukan.3
Guideline yang berhubungan dengan varikokel dan infertilitas telah diajukan
oleh American Urological Association (AUA),
American

Society

of

Reproductive

dan

Medicine

baru-baru ini, oleh


(ASRM).

Keduanya

merekomendasikan koreksi varikokel dalam kasus varikokel yang teraba


secara klinis dengan adanya infertilitas , satu atau lebih parameter semen
yang abnormal. Koreksi varikokel dianjurkan pada individu dengan varikokel
palpabel dan parameter semen yang abnormal yang tidak rekomended untuk
menvapai kehamilan, dan pada remaja yang telah mengurangi ukuran testis
ipsilateral dengan varikokel palpable. Selain parameter semen yang
abnormal, varicoceles telah dikaitkan dengan kualitas yang abnormal DNA
sperma, testis hiptropi, gangguan produksi testosteron dan nyeri testis.
Beberapa penulis telah menganjurkan untuk varicocelectomy, terutama bukti
untuk efek progresif varikokel pada fungsi testis.3 Dari beberapa studi
menunjukan koreksi varikokel menunjukkan efektivitas terhadap pasien
infertilitas1,2,3,4.
Teknik mikroligasi merupakan pilihan terbaik karena tingginya anggka
keberhasilan dan rendahnya komplikasi yang timbul. 6
Akhirnya

penulis

ingin

mengetahui

Efektivitas

Terapi

pada

InfertilitasTerkait Varikokel di Rumah sakit Kota Padang Tahun 2008-2013

Pria

Materi dan metode


Penulis mengambil data secara restrospektif dari tahun 2008 hingga 2013
pada

pasien

pria

yang

datang

dengan

keluhan

infertilitas.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien laki-laki dengan infertilitas
primer dan sekunder yang terdiagnosis varikokel dan mendapat tindakan
operasi berupa koreksi varikokel dan pasangan wanita tidak ada kelainan
yang mengganggu kesuburan.
Data diambil dari Bagian Rekam Medis di 4 Rumah Sakit

Kota Padang

antara lain Rumah Sakit M Djamil, Rumah Sakit Siti Ramah, Rumah Sakit
Bunda Medikal Center, Rumah Sakit Ropanasuri kemudian dilakukan follow
up dengan metode wawancara langsung atau lewat telepon terhadap pasien
paska koreksi varikokel.

Hasil
Data diperoleh dari Bagian Rekam Medis di 4 Rumah Sakit Kota Padang
antara lain Rumah Sakit M Djamil, Rumah Sakit Siti Ramah, Rumah Sakit
Bunda Medikal Center, Rumah Sakit Ropanasuri kemudian dilakukan follow
up dengan metode wawancara langsung atau lewat telepon terhadap pasien
paska koreksi varikokel. Total kami dapatkan 45 pasien dengan infertilitas
terkait varikokel dan kami memfollow up sebanyak 27 pasien dengan metode
wawancara baik langsung maupun lewat telepon.
Dari data yang kami peroleh, didapatkan 88,89% menderita infertilitas primer
dan 11,11 % infertilitas sekunder.

Tabel 1. Hasil evaluasi paska koereksi varikokel

Berhasil
Hamil
Perbaikan

Analisis

sperma (Tidak Hamil)


Tidak berhasil hamil

Jumlah
14
9
5

Persentase
51,85 %
33,33 %
18,52%

13

48,15 %

Dari table diatas menunjukan, Sebanyak 27 pasien penderita infertilitas yang


menjalani operasi koreksi varikokel di 4 Rumah Sakit Kota Padang antara
lain Rumah Sakit M Djamil, Rumah Sakit Siti Ramah, Rumah Sakit Bunda
Medikal Center, Rumah Sakit Ropanasuri, didapatkan 51,85 % (n=14)
terdapat perbaikan analisis sperma dengan pasangan dari pasien menjadi
hamil 33,33 % (n=9) dan pasangan dari pasien yang hanya perbaikan
analisis sperma tetapi belum hamil 18,52 % (n=5). Sedangkan pasangan dari
pasien yang tidak hamil sebesar 48,14 % (n=13). Pada semua pasien yang
menjalani koreksi varikokel dilakukan dengan teknik mikroligasi vena
spermatika.

Pembahasan
Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara
teratur tanpa kontrasepsi.1,2
Varikokel merupakan dilatasi abnormal dan turtous dari vena-vena pada
pleksus pampiniformis dengan ukuran diameter melebihi 2 mm. Varikokel
terjadi akibat dari ketidakmampuan atau tidak adanya katup dari vena
spermatik. Varikokel lebih sering terjadi pada sebelah kiri. Manifestasi paling
umum yaitu seperti massa lunak atau pembengkakan yang menjadi lebih

prominen dengan sikap tubuh berdiri tegak atau mengejan. Varikokel


merupakan salah satu dari penyebab umum infertilitas pria. Diagnosis
varikokel secara tepat dan cepat sangat penting, dimana sebagian besar
kasus dengan tatalaksana tepat waktu menghasilkan peningkatan kualitas
semen. Penegakan diagnosis varikokel penting karena merupakan penyebab
infertilitas pria yang paling sering dapat dikoreksi.
Keberhasilan koreksi varikokel dapat dinilai berdasarkan membaiknya
parameter analisis sperma atau terjadi kehamilan pada pasangan pasien.
Salah satu teknik bedah yang dianjurkan dalam koreksi varikokel adalah
mikroligasi dikarenakan tingginya angka keberhasilan dan rendahnya angka
komplikasi.6
Kami memfollow up sebanyak 27 pasien dengan metode wawancara baik
langsung maupun lewat telepon. Dari data yang kami peroleh, didapatkan
88,89% menderita infertilitas primer dan 11,11 % infertilitas sekunder.
Kemudian didapatkan 51,85 % (n=14) terdapat perbaikan analisis sperma
dengan pasangan dari pasien menjadi hamil 33,33% (n=9) dan pasangan
dari pasien yang hanya perbaikan analisis sperma tetapi belum hamil 18,52
% (n=5). Sedangkan pasangan dari pasien yang tidak hamil sebesar 48,15 %
(n=13). Pada semua pasien yang menjalani koreksi varikokel dilakukan
dengan teknik mikroligasi vena spermatika.

Kesimpulan
Koreksi varikokel berperan dalam meningkatkan tingkat kehamilan pasangan
infertilitas, dengan angka keberhasilan berkisar antara 30-40 %. Data yang
kami dapatkan juga tidak jauh berbeda dengan yang telah dilaporkan
sebelumnya.

Daftar Pustaka
1. Sandro C. Esteves,I Ricardo Miyaoka,I Ashok Agarwal. Surgical
treatment of male infertility in the era of intracytoplasmic sperm
injection new insights.2011.
2. Hestiantoro A, Adriansjah R, et all.Konsensus Penanganan Infertil.
Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI),
Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), Ikatan Ahli
Urologi Indonesia (IAUI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI). 2013
3. Mehta A, Goldstein M. Microsurgical varicocelectomy: a review. 2012
4. Srini, Veerachari, SB. Does Varicocelectomy Improve Gonadal
Function inMen with Hypogonadism and Infertility? Analysis of a
Prospective Study.2012
5. ASRM. Report Infertility and Varicocele.2013.
6. Kim KH, et al. impact of surgical varicocel repair on pregnancy rate in
subfertile men with clinical varococele and impaired semen quality: A
Meta analysis of Randomixed Clinical Trials. KJU 2013.

You might also like