Professional Documents
Culture Documents
Juenal Plasenta Preevia 2
Juenal Plasenta Preevia 2
Juenal Plasenta Preevia 2
TRIMESTER III
29
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
30
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
31
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Paritas
Multipar
a/lebih
Primipar
a
Total
n
66
10
76
Total
Tidak
%
43,4
12,5
32,8
n
86
70
156
%
56,6
87,5
67,2
n
152
80
232
Varia
bel
OR
Signifik
ansi (p)
Usia
%
Parita
100,0
100,0s
20,02
0,0001
11,69
0,0001
ah
9,0
04
4,9
27
s
44,
509
27,
718
N
=
Observa
100,0
232
si
=
Hosmer
0,00
and
01
Lemsho
=
w test
0,48
Nagelke
6
rker R2
=
Konstan
4,19
ta
Berdasarkan
tabel
5.11
tersebut dapat dijelaskan bahwa
berdasarkan hasil analisis regresi
logistik berganda disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara
usia, dan paritas terhadap kejadian
placenta previa ibu hamil trimester III
di Ruang Bersalin RSUD Dr. Wahidin
Sudiro
Husodo
Mojokerto.
Berdasarkan
nilai
koefisien
determinan atau Nagelkerke R
Square diketahui nilai r2 sebesar
0,486, hal ini dapat dijelaskan bahwa
variabel usia dan paritas memberikan
pengaruh terhadap kejadian plasenta
previa sebesar 48,6%, sedangkan
pengaruh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini sebesar 51,4%.
Berdasarkan nilai OR pada
masing-masing variabel hasil analisis
regresi logistik berganda tersebut
dapat dijelaskan tentang pengaruh
masing-masing variabel terhadap
kejadian placenta previa sebagai
berikut :
1. Ibu hamil yang usianya termasuk
dalam kategori reproduksi sehat
memiliki kemungkinan untuk tidak
mengalami kejadian placenta
previa sebesar 20,02 kali lebih
besar dari pada ibu yang usianya
termasuk kelompok resiko tinggi.
Pengaruh tersebut secara statistik
signifikan (p=0,0001; OR=20,02;
CI 95%=9,004 hingga 44,509)
Confidenc
e Interval
95%
Bat Bat
as
as
Baw Ata
32
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Y = a X 1 + b X2 + C
Dengan ketentuan bahwa X 1
adalah usia ibu dan X2 adalah
paritas, maka berdasarkan tabel
tersebut dapat dibuat persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 20,02 X1 + 11,69 X2 + 4,19
Berdasarkan
persamaan
tersebut, maka dapat dibuat suatu
analisa bahwa jika keadaan usia ibu
termasuk kategori reproduksi sehat
(1) dan paritasnya primipara (1),
maka dapat dimungkinkan ibu hamil
tersebut tidak mengalami kejadian
placenta previa sebesar 27,52 kali
lebih besar dari pada ibu yang
usianya resiko tinggi dan paritasnya
termasuk kelompok multipara/lebih
Berdasarkan
persamaan
regresi tersebut juga dapat diprediksi
bahwa pada ibu hamil yang usianya
dalam kelompok resiko tinggi (0) dan
paritasya kelompok multipara/lebih,
akan
menyebabkan
terjadinya
penurunan tidak terjadinya placenta
previa sebesar 4,19 kali
Pembahasan
Identifikasi
Usia
Ibu
Hamil
Trimester III di Ruang Bersalin
RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto
33
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
34
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Plasenta
previa
adalah
plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim sedemikian
rupa sehingga menutupi seluruh atau
sebagian dari ostium uteri internum.
Plasenta yang berimplantasi di
bawah rahim tersebut, seiring dengan
berjalannya waktu akan berpindah
mengikuti perluasan segmen bawah
rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi.
Oleh
karena
itu
pemeriksaan USG berulang perlu
dilakukan secara berkala dalam
asuhan intranatal atau antenatal.
Hasil penelitia terhadap 232
orang ibu hamil trimester III di Ruang
Bersalin RSUD Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto diketahui bahwa,
sebanyak 76 orang atau 32,8%
mengalami kejadian placenta previa
Keadaan ini lebih banyak
terjadi pada kehamilan paritas tinggi
dan ibu dengan usia di atas 30 tahun.
Keadaan ini juga lebih sering terjadi
pada kehamilan kembar. Di RS
pemerintah di Indonesia, angka
insidensi plasenta previa tercatat
35
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
36
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
dari
ibu
ke
janin
sehingga
menyebabkan
pembuluh
darah
merah pecah sehingga menyebabkan
retro plasenta dan karena sklerosis
pembuluh darah arteri kecil dan
arteriole miometrium menyebabkan
aliran darah ke endometrium tidak
merata sehingga plasenta tumbuh
lebih lebar dengan luas permukaan
yang lebih besar, untuk mendapatkan
aliran darah yang adekuat, sehingga
plasenta tumbuh di daerah yang
subur yaitu di sekitar ostium uteri
internum.
Dari hasil penelitian ini, pada
usia <20 tahun dan >35 ditemukan
banyak ibu hamil yang mengalami
kejadian plasenta previa. Hal ini
diakibatkan karena usia <20 tahun,
produksi hormon progesteron masih
kurang dan korpus luteum bereaksi
lambat, sehingga mempengaruhi
proses pematangan endometrium
khususnya daerah fundus uteri.
Sedangkan pada usia >35 tahun
terjadi penurunan fungsi sistem
reproduksi dari ibu ke janin sehingga
menyebabkan aliran darah ke
endometrium tidak merata sehingga
plasenta tumbuh lebih lebar dan
mencari tempat implantasi/daerah
yang lebih subur yaitu di sekitar
ostium uteri internum. Pada usia 20
35 tahun masih ada sebagian kecil
ibu hamil yang mengalami plasenta
previa,
hal
ini
kemungkinan
disebabkan karena faktor lain yaitu
paritas ibu yang terlalu banyak, jarak
anak yang terlalu dekat, pemeriksaan
kehamilan yang tidak teratur, maupun
kebiasaan yang diperngaruhi oleh
lingkungan seperti merokok.
Oleh karena itu, diperlukan
konseling yang optimal dari bidan
terutama di Poli Hamil RSUD Dr
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto,
salah satunya adalah konseling
tentang tanda bahaya kehamilan,
bidan juga harus mampu mendeteksi
dini adanya
komplikasi dalam
kehamilan sehingga ibu hamil tidak
terlambat
dalam
mendapatkan
pertolongan. Ibu hamil juga harus
37
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Pengaruh
Paritas
Terhadap
Kejadian Placenta Previa Ibu Hamil
Trimester III di Ruang Bersalin
RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto
Berdasarkan hasil tabulasi
silang diketahui bahwa ibu hamil
trimester III yang paritasnya termasuk
kategori multipara/lebih, cenderung
mengalami kejadian placenta previa
daripada ibu hamil primipara. Dari 80
ibu hamil yang termasuk kelompok
primipara, sebanyak 10 orang atau
12,5% mengalami kejadian placenta
previa, dan sebanyak 70 orang atau
87,5% tidak mengalami placenta
previa. Sedangkan dari 152 ibu hamil
yang termasuk dalam kelompok
multipara/lebih, sebanyak 66 orang
atau 43,4% mengalami kejadian
placenta previa dan 86 orang atau
56,6% tidak mengalami kejadian
placenta previa
Distribusi faktor risiko paritas
ibu pada kejadian plasenta previa
dengan primipara 12,5% sedangkan
pada multipara 43,4%. Hal ini
menunjukkan
kejadian
plasenta
previa meningkat pada multipara.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil
bahwa wanita multipara memiliki
risiko 11,69 kali lebih besar untuk
mengalami plasenta previa daripada
wanita primipara. Pada penelitian
Wardana dan Karkata risiko plasenta
previa pada muktigravida 1,3 kali
lebih
besar
dibandingkan
primigravida.
Berdasarkan analisa statistik
dengan
chi-square test diketahui
bahwa nilai p = 0,0001 < 0,05. Hal
ini dapat disimpulkan ada pengaruh
yang bermakna antara paritas ibu
hamil dengan kejadian placenta
38
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
39
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Penelitian
sebelumnya
dilakukan oleh Eniola et al (2002)
dengan judul Risk Factors for
Plasenta Previa in Southern Nigeria
didapatkan hasil kejadian plasenta
previa
meningkat
dengan
meningkatnya paritas ibu. Selain itu
juga ditemukan hubungan antara usia
ibu
dengan
plasenta
previa.
Penelitian lain oleh Abu Heija et al
(1999) dengan judul Placenta Previa
of Age, Gravidity, Parity and Previous
Caesarean Section didapatkan hasil
risiko plasenta previa meningkat
dengan meningkatnya graviditas,
paritas, dan riwayat SC. Sedangkan
peningkatan usia dan riwayat abortus
tidak memiliki makna yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amirah. 2010. Plasenta Previa. http :
//
eprints.
uns.ac.id/34/1/
1702223112010
10121.pdf
(diakses tanggal 30 April
2013)
Arikunto,
S.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
. 2007. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta
Chapman,
V.
2006.
Asuhan
Kebidanan Persalinan dan
Kelahiran. Jakarta: EGC
Cunningham, F.G. 2006. Obstetri
Williams Edisi 21. Jakarta:
EGC
Datta, Misha dkk. 2010. Rujukan
Cepat
Obstetri
dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Dahlan, Sopiyudin. 2009. Statistika
Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Hacker, Neville dan J. George Moore.
2001. Esensial Obstetri dan
Ginekologi.
Jakarta:
Hipokrates
Hidayat,
A.A.
2007.
Metode
Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Llewellyn, Derek dan Jones. 2002.
Dasar-dasar Obstetri dan
Ginekologi.
Jakarta:
Hipokrates
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta: Media Aesculapius
40
PENGARUH USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
Manuaba,
IBG.
1998.
Ilmu
Kebidanan,
Penyakit
Kandungan dan keluarga
Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC
. 2001. Kapita Selekta
Penatalaksanaan
Rutin
Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC
Manuaba, C. dkk. 2008. Gawat
Darurat Obstetri Ginekologi
dan Obstetri Ginekologi Sosial
untuk Profesi Bidan. Jakarta:
EGC
Medi E. S. 2010. Epidemiologi
Plasenta
Previa.
http://yienmail.
wordpress.com/2008/11/19/ep
idemiologi-plasenta-previa/
(diakses tanggal 28 April
2013)
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri
Jilid 1. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Nursalam.
2008.
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Oxorn, H dan William R. Forte. 2010.
Ilmu Kebidanan: Patologi dan
Fisiologi
Persalinan.
Yogyakarta: YEM
Pinem, S. 2007. Panduan Lengkap
Kehamilan, Melahirkan dan
Bayi. Jakarta: Arcan
Romana T. 2012. Plasenta Previa
Apa Harus Ibu Hamil. http : //
health.
kompas.com/read/2012/04/23/
13301036/Plasenta.Previa.Ap
a.Harus.Ibu. Hamil.Lakukan
(diakses tanggal 30 April
2013)
Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal
dan
Neonatal.
Jakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
Sastrawinata, S. 2005. Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
41