Professional Documents
Culture Documents
Q-Lecture Series: Pertarungan Inovasi 3 Macan Asia
Q-Lecture Series: Pertarungan Inovasi 3 Macan Asia
Q-Lecture Series: Pertarungan Inovasi 3 Macan Asia
3 MACAN ASIA
Jakarta, 1 April 2016
Purnama Alamsyah
purnama.alamsyah@gmail.com
BAGIAN 1
>> Inovasi 3 Macan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Kriteria
Jepang yang kalah dalam PD
II berupaya bangkit dan
menjadi salah satu kekuatan
ekonomi dunia
1.
Nasionalisme
dan Dendam
Masa Lalu
Kriteria
Jepang menjadi raksasa
otomotif dan mengalahkan
Amerika Serikat pada
awalnya sebagai copycat
dari negara barat.
2.
Meniru
Negara Lain
Kaisar Jepang
mengembangkan industri
strategis dan mengirimkan
putra terbaik Jepang ke
barat.
Para industriawan didorong
untuk mengadopsi apa yang
diperoleh di barat untuk
dijalankan di Jepang.
Kriteria
3.
Continuous
Improvement
17
BAGIAN 2
>> 3 Macan di Indonesia
Desainnya bagus
11,3 %
Kualitas baik
34,8 %
Tahan lama
10,6 %
Canggih
5,7 %
Mahal
7,8 %
Sumber:
@ Majalah Marketing
Teknologi /
fitur up-to-date
6,5%
Tahan Lama
25,9%
Canggih
5,6%
Berkualitas
25,9%
Desain bagus
3,7%
Sumber:
@ Majalah Marketing
Harga murah
10,5 %
Kualitas baik
21,9 %
Inovatif
7,9 %
Bagus
10,5 %
Kualitas
menyaingi jepang
5,3 %
Sumber:
@ Majalah Marketing
Harga murah
15,6%
Desain bagus
15,6%
Inovatif
13,8%
Kualitas baik
8,3%
Banyak
variasinya
6,4%
Sumber:
@ Majalah Marketing
7,2 %
Murah
29,0 %
Cepat rusak
12,3 %
Kualitas kurang
baik
19,6 %
Produknya imitasi
7,2 %
Sumber:
@ Majalah Marketing
Banyak
variasinya
4,2%
Murah
72,2%
Desainnya
bagus
4,2%
Banyak tersedia
di pasar
4,2%
Keunggulan
dalam modifikasi
1,4%
Sumber:
@ Majalah Marketing
Merek-merek Tiongkok
lebih memilih segmen pasar
bawah yang price oriented,
berorientasi pada fungsi dan
kurang memperhatikan
emotional benefit.
28
BAGIAN 3
>> Siapa Pemenangnya ?
Merek-merek
Jepang
mulai
berguguran. Selain itu, sebuah
artikel
McKinsey
menunjukkan
bahwa Jepang mulai mengalami
masalah dengan berkurangnya
penduduk mereka dan tingkat
konsumsi merek-merek Jepang di
negara mereka sendiri semakin
mengecil.
Negara ini dianggap semakin lelah berinovasi. Banyak inovasi muncul dari
pasar di luar negara Jepang dan kelemahan mereka adalah birokrasi dan
riset yang terlalu lama. Itulah sebabnya inovasi mereka terlihat lebih
melambat dibandingkan Korea.
Dengan revolusi pasar sekarang, merek-mereka Jepang sudah mulai sulit
memenuhi pergerakkan yang ada di pasar.
Selain itu, posisi Jepang mulai melemah dalam kancah inovasi global
dikarenakan budaya kodawari. Kodawari menggambarkan obsesi, keuletan,
fokus dan kegigihan bangsa Jepang menciptakan kesempurnaan dalam
setiap karya. Dengan kata lain harga menjadi mahal, tidak masalah
asalkan hasilnya sempurna
Sumber: Majalah Marketing
Referensi
Majalah Marketing, Edisi 03/XVI/Maret 2016
http://blog.gaijinpot.com/japanese-korean-chinese/
http://www.techfresh.net/samsung-releases-new-smart-refrigerator-in-south-korea/
http://www.falconfinl.com/2014/02/28/march-2014-economic-overview/
http://www.chinadaily.com.cn/world/2015livisitrok/2015-11/02/content_22349689.htm
http://www.gis-reseau-asie.org/monthly-articles/asia-laboratory-capitalisms-challenge-social-sciences-robertboyer
http://www2.technologyreview.com/tr50/2014/
https://www.technologyreview.com/lists/companies/2015/#illumina
http://www2.technologyreview.com/tr50/2013/
http://www.bloomberg.com/news/articles/2016-01-19/these-are-the-world-s-most-innovative-economies
PERTANYAAN?
bersambung . . .