Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Resiko Pegadaian Syariah PDF
Manajemen Resiko Pegadaian Syariah PDF
Manajemen Resiko Pegadaian Syariah PDF
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
MURNI YULIANTI
NIM: 106046101668
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
(.)
2. Sekretaris
(.)
3. Pembimbing I
(.)
4. Pembimbing II
: M.Dawud A.Khan,SE.,M.Si.,Ak.,CPA
(.)
5. Penguji I
(.)
6. Penguji II
: Hendra Pertaminawati, MA
(.)
iii
LEMBAR PERNYATAAN
MURNI YULIANTI
iv
ABSTRAK
MURNI YULIANTI. NIM 106046101668. Manajemen Risiko dan Aplikasinya
pada Pegadaian Syariah. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi
Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.
Isi: xiii - 113halaman + 28 lampiran, 31 literatur (1993-2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko serta
aplikasinya pada Pegadaian Syariah, pada penelitian ini digunakan data primer yang
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang diajukan kepada jeneral manajer
manajemen risiko dan manajer usaha rahn PERUM Pegadaian Pusat Jakarta, dan data
sekunder yang mendukung penelitian ini. Sedangkan untuk metode analisis,
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mekanisme manajemen risiko
pada Pegadaian Syariah diawali dengan proses identifikasi jenis risiko, kemudian
dipetakan menurut dampak yang ditimbulkan dari masing-masing risiko, dan
menentukan perlakuan terhadap risiko dengan menyusun strategi dalam pengendalian
risiko.
Kata Kunci: Manajemen risiko, Jenis risiko, Dampak risiko, Strategi penanganan
risiko.
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya,
shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya,
Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul Manajemen
Risiko dan Aplikasinya pada Pegadaian Syariah, maka penulis ingin mengucapkan
terima kasih terutama kepada :
1. Bapak Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs.H. Hamid Farihi, M.A dan H.M. Dawud A. Khan,S.E.,M.Si.,Ak.,CPA,
Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, arahan, motivasi, dan
kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
vi
6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya
Farhan Musthofa, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama
pengumpulan literatur, dan staf dari berbagai perpustakaan di beberapa
universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
7. Ayahanda Syarif Abah dan ibunda Wartini yang telah mencurahkan kasih
sayangnya dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat merasakan
pendidikan di Perguruan Tinggi. Saudara-saudaraku tercinta: aa, teh syanti, teh
euis yang begitu banyak membantu, uyuy, dan audhi trimakasih atas doa dan
dukungannya.
8. Sahabat-sahabatku Iea, Wie dan Nay yang senantiasa mengubah kepenatan
menjadi kebahagiaan. Roni yang berkenan membantu dan meluangkan waktunya
untuk berbagi pengetahuan dan Appaz yang juga berkenan berbagi ilmu bahasa
arabnya.
9. Bapak Ir. Fauzan Ahmad, Direktur PT. Maestro Motivasi Indonesia dan sahabatsahabat Maestro: Danu, Abuy, Yudi dan lainnya yang senantiasa memberikan
motivasi dan inspirasi.
10. Untuk dosen yang sangat bersahabat bapak Mumin Rauf, S.Ag., MA terimakasih
untuk doa, arahan dan motivasinya. Bu Oke dan Pa Hadi yang memberi
kemudahan dalam menyelesaikan prosedur terkait kelulusan.
11. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,
terutama PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di
perkuliahan.
vii
12. Bapak Pamuji Gesang Raharjo, SE.,MM dan bapak Rudy Kurniawan,SE. Jeneral
Manajer Manajemen Risiko dan Jeneral Manajer Usaha Rahn Perum Pegadaian.
13. Dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi
ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, Ramadhan 1431 H
September 2010 M
MURNI YULIANTI
viii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 7
D. Kerangka Teori dan Konseptual ......................................................... 9
E. Review Studi Terdahulu ................................................................... 11
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan .......................................... 12
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konstruksi Gadai Syariah
1. Pengertian Gadai .......................................................................... 17
2. Landasan Syariah ......................................................................... 18
3. Hakikat dan Fungsi Gadai Syariah .............................................. 20
ix
BAB IV
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN ................................................................................ 106
2. SARAN ............................................................................................ 108
xi
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan di berbagai
forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan
masalah ini karena salah satu tolak ukur kemajuan suatu Negara adalah dari
kemajuan ekonominya dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia
bisnis. Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha apa pun tidak terlepas dari kebutuhan akan dana
(modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik
untuk modal investasi atau modal kerja.
Adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang memegang
peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dana. Hal ini disebabkan
perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan
fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan lainnya. 1
Dalam setiap perekonomian modern, keberadaan lembaga keuangan yang
menawarkan berbagai bentuk fasilitas pembiayaan merupakan sesuatu yang
penting guna mendukung kegiatan perekonomian, terutama melalui pengerahan
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet.6 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2002), hal.1.
lebih
memperkuat
sistem
lembaga
keuangan
nasional
melalui
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, ed.II (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,
1999), hal.229.
3
Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta; Salemba Diniyah, 2003), h.2.
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan, dan kegiatan tersebut kita kenal
sebagai kegiatan manajemen. Manajemen di dalam suatu badan usaha, baik
industri, niaga dan jasa, tidak terkecuali jasa keuangan didorong oleh motif
mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang besar,
manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. 5
Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional: Suatu Kajian Kontemporer
(Jakarta: UI-Press, 2005), h.5.
5
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah , cet.4 (Jakarta: Pustaka Alvabet,
2006), h.90.
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema
Insani Press, 2003), h.100.
yang dipersyaratkan oleh regulator 7 . Oleh karena itu manajemen risiko mutlak
diterapkan baik oleh individu maupun korporasi. Lebih spesifik dalam korporasi,
sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam
mengimplementasikan manajemen risiko. 8
Berdasarkan pemaparan tersebut, sudah sepantasnya sebuah organisasi
ataupun perusahaan menyadari bahwa pengelolaan risiko merupakan sesuatu yang
penting bagi organisasi sehingga perlu memiliki suatu sistem manajerial yang
mampu meminimalisir bahkan menghilangkan segala kemungkinan risiko yang
dihadapi dalam kegiatan usahanya. Tidak terkecuali Pegadaian Syariah yang
merupakan sebuah lembaga keuangan umat yang memiliki prospek yang baik,
juga harus memiliki sebuah sistem manajemen pengawasan risiko dengan segala
tindakan preventif yang akan mampu mencegah bahkan menghilangkan risiko
kerugian financial dari kegiatan usaha perusahaannya.
Dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dan untuk
menganalisa penerapan manajemen risiko pada Pegadaian Syariah, maka penulis
tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam penulisan skripsi yang
berjudul:
MANAJEMEN
RISIKO
DAN
APLIKASINYA
PADA
PEGADAIAN SYARIAH
Muhammad Muslich, Manajemen Risiko Operasional: Teori dan Praktik (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007), h.3.
8
Dida Nurhaida, Islam juga Mengajarkan Manajemen Risiko, Sharing: Inspirator Ekonomi
dan Bisnis Syariah, (Mei 2010): h.64.
dampak
dari
masing-masing
risiko
tersebut
terhadap
Evaluasi pihak
berkepentingan
Identifikasi
risiko
Pengukuran
Risiko
Pengawasan dan
pengendalianrisiko
Model pengelolaan
risiko
Pemetaan
risiko
h. 27.
Dalam
perkembangannya,
risiko-risiko
yang
dibahas
dalam
manajemen risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori dan pada tiap
kategori tersebut memiliki risiko-risiko yang lebih spesifik lagi tergantung
pada jenis usaha yang di bidangi oleh masing-masing perusahaan, yaitu:
a.
Risiko Keuangan
b.
Risiko Operasional
c.
Risiko Strategis
d.
Risiko Eksternalitas
2. Kerangka Konsep
Dalam skripsi ini konsep pemikirannya adalah sebagai berikut:
Gambar 1.2 Konseptual Analisa Penerapan Manajemen Risiko
Identifikasi jenis risiko pada Pegadaian Syariah
10
12
G. Sistematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini, penulis membagi ke dalam lima bab. Pada
tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
14
BAB I,
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teori dan konseptual, review studi
terdahulu, metodologi penelitian dan teknik penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II,
LANDASAN TEORITIS
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai
konstruksi gadai syariah yang meliputi pengertian gadai, landasan
syariah, hakikat dan fungsi gadai syariah, rukun dan syarat sah gadai
syariah, persamaan dan perbedaan antara gadai dengan rahn. Dan
teori
mengenai
manajemen
risiko
yang
meliputi:
pengertian
ini,
penulis
menguraikan
bagaimana
manajemen
PENUTUP
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
16
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konstruksi Gadai Syariah
1. Pengertian Gadai
Secara umum, gadai merupakan suatu hak yang diperoleh kreditur atas
suatu barang bergerak yang dijadikan sebagai jaminan pelunasan atas hutang.
Sedangkan Rahn atau Gadai Syariah adalah penyerahan hak penguasaan
secara phisik atas harta/barang berharga dari nasabah kepada penerima gadai
sebagai jaminan atas pembiayaan qardh yang diterima oleh nasabah. 1
Rudy Kurniawan, Pelatihan Pegadaian Syariah. Soft Skill sebagai Peningkatan Sumber
Daya Insani Pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS), 14 April 2010. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2010.
17
Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini, dimungkinkan bagi
Pegadaian Syariah untuk menarik biaya Ijarah atas penyimpanan dan
pemeliharaan barang bergerak milik nasabah/Rahin yang telah melakukan
akad.
2. Landasan Syariah
Landasan konsep Pegadaian Syariah mengacu kepada syariat Islam
yang bersumber dari Al Quran dan Hadits Nabi saw. Adapun prinsip dasar
yang digunakan adalah 2 :
M. Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h.128.
18
}
{
Dari Aisyah r.a., Nabi saw., bersabda:
19
memperoleh
imbalan
atas
biaya
administrasi,
penyimpanan,
pemeliharaan, dan asuransi marhun, maka produk rahn ini biasanya hanya
digunakan untuk keperluan sosial-konsumtif seperti kebutuhan hidup,
20
Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional: Suatu Kajian Kontemporer
(Jakarta: UI-Press, 2005), h.41.
4
Nasrun Haroen, Fiqh muamalat (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.254.
21
6) Marhun itu merupakan hak milik yang utuh, tidak berupa bagian
dalam kepemilikan bersama.
7) Marhun itu boleh diserahkan, baik materinya maupun manfaatnya.
5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai dengan Rahn
Persamaan antara gadai dengan rahn adalah sebagai berikut 5 :
a. Hak gadai berlaku atas pinjaman uang
b. Adanya agunan (barang jaminan) sebagai jaminan utang
c. Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan
d. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai
e. Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang digadaikan
boleh dijual atau dilelang.
Sedangkan perbedaan antara gadai dengan rahn adalah sebagai berikut:
a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolongmenolong tanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai menurut hukum
perdata, disamping berprinsip tolong-menolong juga menarik keuntungan
dengan cara menarik bunga atau sewa modal yang ditetapkan.
22
b. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang
bergerak, sedangkan dalam hukum Islam, rahn berlaku pada seluruh harta,
baik harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
c. Dalam rahn, menurut hukum Islam tidak ada istilah bunga uang.
d. Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui suatu lembaga, yang
di Indonesia disebut Perum Pegadaian, sedangkan rahn menurut hukum
Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga.
Akad
rahn
telah
dipakai
sebagai
alternatif
dari
pegadaian
23
B. Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan
efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi
yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para
manajer. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disebut sebagai merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.
Manajemen juga diartikan dalam berbagai istilah atau sebutan,
sehingga dengan istilah tersebut masing-masing orang dapat memandang
manajemen sesuai dengan cara pandang mereka. Walaupun berbeda dalam
cara pandang, namun konsep manajemen tetap mengacu pada perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Manajemen adalah praktek yang secara sadar dan berkesinambungan
menata dan membentuk pada organisasi formal. Dalam melakukan hal ini,
seni pengambilan keputusan memainkan peran yang sangat penting.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi dan
pemilihan tindakan untuk menyelesaikan suatu masalah spesifik (stoner etal,
1995). 7
Indo Yama Nasarudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 161.
24
Para
ahli
pengambil
keputusan
pernah
membedakan
antara
25
10
Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk
Industri Nonperbankan (Jakarta: PPM Manajemen, 2010), h.1
11
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Cet.V, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h.17.
26
mengacu
pada
pengertian
risiko
yang
tidak
ketidakpastiannya
terukur
secara
kuantitatif
serta
tingkat
perlu
adanya
pemahaman
mengenai
risiko
dan
12
2006),h.14.
27
manajemen risiko, manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila
mampu menganut prinsip-prinsip sebagai berikut 13 :
a. Manajemen risiko haruslah memberi nilai tambah.
Manajemen
risiko
memberikan
kontribusi
melalui
peningkatan
13
28
29
kesempatan
untuk
menyampaikan
pendapat
serta
risiko
harus
memfasilitasi
terjadinya
perbaikan
dan
Namun,
kesulitan
masih
muncul
disana-sini
dalam
14
31
15
32
untuk membayar utang dagang, utang pajak, utang bank yang jatuh
tempo, commercial paper (CP), dan kewajiban jangka pendek lainnya.
Sekalipun risiko likuiditas berkaitan dengan jangka waktu yang
pendek, kondisi tidak likuid yang ekstrem dapat menyebabkan
kebangkrutan.
2) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa debitur atau pembeli secara kredit
tidak dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti tertuang
dalam kesepakatan. Ini mengandung pengertian, risiko kredit suatu
perusahaan berarti juga risiko turunnya kemampuan perusahaan
debitur. Oleh karena itu, mengukur risiko kredit selalu dikaitkan
dengan nominal risiko dan kualitas dari risiko. Keduanya menentukan
kebijakan perusahaan dalam memberi kredit.
3) Risiko Permodalan
Risiko permodalan disebut juga risiko solvensi, yaitu risiko yang
dihadapi perusahaan berupa kemungkinan tidak dapat menutup
kerugian. Risiko ini merupakan risiko yang dihadapi perusahaan dan
merupakan akumulasi berbagai risiko yang terjadi sebelumnya, antara
lain risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko nilai tukar, dan risiko
operasional.
33
Namun,
analis
keuangan
dapat
membantu
direksi
34
35
b. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang
diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, atau
faktor lain. Risiko operasional bisa terjadi pada dua tingkatan, yaitu teknis
dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional bisa terjadi apabila
sistem informasi, kesalahan mencatat, informasi yang tidak memadai, dan
pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai. Pada tataran
organisasi, risiko operasional bisa muncul karena sistem pemantauan dan
pelaporan,
sistem dan
prosedur,
serta
kebijakan
tidak
berjalan
sebagaimana seharusnya.
Risiko operasional bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor manusia (SDM), teknologi, sistem dan prosedur, kebijakan, struktur
organisasi.
1) Risiko Produktivitas
Risiko produktivitas berkaitan dengan penyimpangan hasil atau
tingkat produktivitas yang diharapkan karena adanya penyimpangan
dari variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja. Termasuk di
dalamnya adalah teknologi, peralatan, material, dan SDM.
36
2) Risiko Teknologi
Risiko teknologi berupa potensi penyimpangan hasil karena teknologi
yang digunakan tidak lagi sesuai dengan kondisi.
3) Risiko Inovasi
Risiko inovasi adalah potensi penyimpangan hasil karena terjadinya
pembaharuan, modernisasi, atau tranformasi dalam beberapa aspek
bisnis. Penyimpangan positif (perbaikan kinerja) terjadi apabila
inovasi tersebut membantu proses operasi. Sebaliknya, inovasi
beberapa aspek dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan negatif
apabila perusahaan tidak segera melakukan penyesuaian.
4) Risiko Sistem
Risiko ini merupakan bagian dari risiko proses, yaitu potensi
penyimpangan hasil karena adanya cacat atau ketidaksesuaian sistem
dalam operasi perusahaan.
5) Risiko Proses
Risiko proses adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil
yang diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau kesalahan
dalam kombinasi sumber daya (SDM, keahlian, metode, peralatan,
37
korporat
dan
terutama
eksposur
keuangan
karena
39
2) Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan adalah potensi penyimpangan hasil, bahkan potensi
penutupan perusahaan karena ketidakmampuan perusahaan dalam
mengelola polusi dan dampaknya yang ditimbulkan oleh perusahaan.
3) Risiko Sosial
Risiko sosial adalah potensi penyimpangan hasil karena tidak
akrabnya perusahaan dengan lingkungan tempat perusahaan berada.
Termasuk di dalamnya adalah kalau perusahaan tidak peka terhadap
rekruitmen karyawan tanpa memberi kesempatan masyarakat setempat
dan peran sosial perusahaan dalam masyarakat.
4) Risiko Hukum
Risiko hukum adalah kemungkinan penyimpangan hasil karena
perusahaan tidak mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Di
lingkungan perbankan dikenal dengan risiko kepatuhan (compliance
risk).
16
41
42
17
18
43
3. Pemetaan Risiko
Perusahaan tidak perlu menakuti semua risiko. Ada risiko yang perlu
mendapat perhatian khusus, tetapi ada pula risiko yang dapat diabaikan. Itulah
sebabnya perusahaan perlu membuat peta risiko. Tujuan pemetaan ini adalah
untuk menetapkan prioritas berasarkan kepentingannya bagi perusahaan.
Perlu adanya prioritas karena keterbatasan sumber daya untuk
menghadapi semua risiko. Jumlah uang dan SDM yang terbatas menyebabkan
perusahan perlu menetapkan mana yang perlu dihadapi terlebih dahulu, mana
yang dinomorduakan, dan mana yang diabaikan. Perlu prioritas juga karena
tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan.
Pada intinya, tujuan perusahaan adalah maksimalisasi nilai. Ukuran
nilai ada dua, nilai atau kekayaan bagi pemegang saham dan nilai perusahaan
secara keseluruhan. Pengertian maksimalisasi nilai ini banyak dibahas oleh
mereka yang berkecimpung dalam dunia keuangan. Yang pokok disini adalah
selama biaya total pengelolaan risiko lebih rendah dari manfaatnya, maka
pengelolaan risiko berguna bagi pencapaian tujuan perusahaan. Pemetaan
bertujuan untuk memiliah-milah mana risiko yang mampu memberi kontribusi
positif, mana yang merupakan value destoyer bila dikelola. 19
19
Ibid, h.28.
44
yang
diperhitungkan
tersebut.
Cara
kedua,
perusahaan
20
Ibid, h.29
46
BAB III
GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH
Nama
PERUM Pegadaian
Pemilik
100% Pemerintah RI
Modal
Rp.251.252.000.000,00
Produk
Jaringan Pelayanan
Kantor Pusat
Telepon
(021) 315-5550
Faksimili
(021) 391-4221
Homepage
http\\www.Pegadaian.co.id
akuntansi@Pegadaian.co.id
47
Indonesia,
kantor
Jawatan
Pegadaian
sempat
pindah
ke
berdasarkan
diperbaharui
dengan
Peraturan Pemerintah
Peraturan
No.10/1990
(yang
Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional: Suatu Kajian Kontemporer
(Jakarta: UI-Press, 2005), h.150.
50
Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong-
menolong dan tidak untuk mencari keuntungan. Dalam transaksi rahn yang
tidak mengenal istilah bunga uang maka pemberi gadai tidak dikenakan
tambahan pembayaran atas pinjaman yang diterimanya, namun bagi penerima
gadai memperoleh imbalan berupa ijarah (pengganti pengelolaan agunan) dari
penyimpanan marhun (barang jaminan/agunan). Produk yang disalurkan
adalah Gadai Syariah (Ar-Rahn) yang mulai diluncurkan sejak Januari 2003.
Tujuan dan lapangan usaha rahn (gadai syariah) tercantum dalam
kesepakatan bersama Perum Pegadaian dan Bank Muamalat Pasal 1 ayat 2
dan Keputusan Direksi Perum Pegadaian nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003.
a. Tujuan usaha gadai syariah:
1) Mengimplementasikan dan mensosialisasikan produk gadai syariah
khususnya kepada masyarakat muslim Indonesia.
2) Menjawab
kebutuhan
nasabah
muslim
di
51
Indonesia
yang
b. Lapangan usaha:
Dengan mengindahkan prinsip-prinsip syariah Islam dalam transaksi
ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan Negara, perusahaan
menyelenggarakan usaha gadai syariah sebagai berikut:
1) Penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan
prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi secara syariah.
2) Penyaluran usaha dalam bentuk skim lainnya yang dibenarkan
menurut hukum syariah Islam. 3
52
program
pemerintah
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat
Untuk mencapai visi dan misi perusahaan, maka Divisi Usaha Syariah
mengelola usahanya dengan menjalankan prinsip usaha Memberikan solusi
keuangan berbasis syariah dengan prosedur mudah dan praktis, proses cepat
serta memberikan rasa tentram bagi penggunanya.
53
1. Transparansi
Kepercayaan
investor
dan
efisiensi
pasar
tergantung
dari
yaitu
pertanggungjawaban
organ
kejelasan
Perum
fungsi,
Pegadaian
pelaksanaan
sehingga
dan
pengelolaan
solusi pokok untuk mengatasi agency problem yang timbul akibat perbedaan
kepentingan perusahaan dengan pemilik modal.
Implementasi prinsip akuntabilitas di Perum Pegadaian antara lain :
a. Pembagian tugas yang tegas antar organ Perum Pegadaian, meliputi antara
lain :
1) Direksi memiliki tugas pokok untuk memimpin dan mengurus Perum
Pegadaian sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perum
Pegadaian serta untuk menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
Perum Pegadaian.
2) Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan Perum Pegadaian yang dilakukan oleh Direksi serta
memberi nasehat kepada Direksi termasuk mengenai rencana
pengembangan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan, dan
pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar.
b. Pemberdayaan Satuan Pengawasan Intern dan Komite Audit secara
optimal sehingga dapat melaksanakan praktek audit yang benar-benar
independen, sehat dan terwujudnya sistem pengendalian yang baik dalam
rangka pencapaian tujuan Perum Pegadaian tanpa menyimpang dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
56
4. Keadilan
Keadilan adalah kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Prinsip keadilan pada Perum Pegadaian diimplementasikan dalam
bentuk antara lain:
a. Perum Pegadaian memperlakukan setiap pegawai secara adil dan bebas
dari bias karena perbedaan suku, asal-usul, jenis kelamin, agama, atau halhal lain yang tidak ada kaitannya dengan kinerja.
b. Perum Pegadaian memberikan kondisi kerja yang baik dan aman bagi
setiap pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta peningkatan
kesejahteraannya sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan.
c. Perum Pegadaian selalu berupaya memperlakukan rekanan secara sama,
adil serta transparan dalam memberikan informasi.
5. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban yaitu, kesesuaian di dalam pengelolaan Perum
Pegadaian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat.
Implementasi prinsip pertanggungjawaban pada Perum Pegadaian,
tercermin dari beberapa kondisi antara lain:
57
a. Pemenuhan kewajiban kepada pihak ketiga dengan baik dan tepat waktu,
seperti pemenuhan kewajiban perpajakan, pembayaran hak pemilik berupa
Dana
Pembangunan
Semesta
(DPS),
kewajiban
pembayaran/
kepangkatan,
jabatan,
gaji/upah,
kesejahteraan
dan
haknya
masing-masing
kewajibannya.
58
dan
melaksanakan
semua
59
10 hari
Uang Pinjaman
Ijarah/10 hari
= Rp. 8.750.000 x 79 x 10
10.000
10
= Rp. 25.000,-
= Rp. 2.070.578
Administrasi
= Rp.
Pembayaran awal
= Rp. 2.120.578
50.000 +
63
dibentuknya
Pegadaian
Syariah
yaitu
mencegah
64
dengan
unit-unit
pendukung
lainnya.
Pengangkatan
dan
Direktur Keuangan
Direktur Operasi
65
Ketua
Anggota
Berdasarkan
Keputusan
Direksi
PERUM
Pegadaian
No.
: Wartono, SE.
Pegadaian Syariah, Laporan Keuangan, Kinerja dan Realisasi Anggaran Triwulan I 2010,
h.5.
66
JM
USAHA SYARIAH
JM
USAHA GADAI
JM
USAHA LAIN
MANAJER
USAHA
RAHN
MANAJER
USAHA
NON RAHN
ASMEN 1
ASMEN 1
ASMEN 2
MANAJER
TIJARAH
MULIA
ASMEN 1
ASMEN 2
ASMEN 2
CABANG PEGADAIAN
MANAJER
OPERASIONAL
USAHA RAHN
MANAJER
OPERASIONAL USAHA
NON RAHN
mewujudkan
visi
dan
misi
perusahaan.
Untuk
meningkatkan
67
1. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan per 31 Maret 2010 sebanyak 477. Dibandingkan
dengan jumlah karyawan per 31 Maret 2009 yang mencapai 325 orang
mengalami kenaikan sebanyak 152 orang, seiring dengan penambahan Kantor
Cabang Pegadaian Syariah dengan tujuan mencukupi kebutuhan pegawai
cabang untuk penambahan outlet dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
nasabah. 6
Tabel 3.1 Komposisi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan
Uraian
Per 31-3-
Per 31-3-
2009
2010
129
236
43
53
144
179
325
477
Ibid, h.6
68
2. Pengembangan SDM
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM serta untuk meningkatkan
motivasi dan profesionalisme, selama tahun 2009 dan Triwulan I 2010 telah
dilaksanakan berbagai program pendidikan intern maupun ekstern, baik
pendidikan karir, profesi maupun ketrampilan serta berbagai kursus, seminar
dan lokakarya seperti Diklat Syariah yang dilaksanakan baik di intern maupun
ekstern perusahaan.
3. Kesejahteraan Pegawai
Perum Pegadaian menyadari sepenuhnya bahwa karyawan merupakan
aset terpenting yang menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu, Perum
Pegadaian senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan pembinaan karyawan.
Selain memberi gaji, perusahaan memberikan tunjangan kepada karyawan,
yaitu berupa tunjangan perusahaan, jabatan, fungsional, transportasi,
kesehatan dan jaminan sosial tenaga kerja. Dalam upaya meningkatkan
kualitas SDM yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
reward atas prestasi kerja, perusahaan memberangkatkan para pegawai dan
pejabat yang beragama Islam untuk beribadah umroh melalui proses seleksi.
Disamping itu, Perum Pegadaian juga menyediakan fasilitas sosial dan
fasilitas umum di lingkungan perumahan dinas, seperti klinik kesehatan dan
69
70
BAB IV
MANAJEMEN RISIKO DAN APLIKASINYA PADA PEGADAIAN SYARIAH
Perum Pegadaian dalam lima tahun terakhir telah mewarnai secara signifikan
bisnis micro finance di Indonesia. Kehadiran Perum Pegadaian bagi masyarakat
umum, pengusaha mikro dan kecil menjadi partner dalam menjalankan bisnisnya.
Sebagai BUMN, Perum Pegadaian dituntut untuk mampu menghasilkan
keuntungan yang optimal dengan tidak mengesampingkan misi utamanya dalam
membantu pengembangan usaha skala mikro, kecil, menengah dan masyarakat pada
umumnya. Kemampuan Perum Pegadaian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
atas dana murah dengan prosedur yang cepat, menunjukkan tingginya komitmen
Perum Pegadaian untuk memenuhi salah satu misinya dalam memberikan pelayanan
umum terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya kelompok masyarakat
menengah ke bawah. Di samping itu, Perum Pegadaian juga diharapkan ikut berperan
dalam
upaya
pembangunan
masyarakat
(community
development)
melalui
pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social
Responsibility (CSR).
Dengan kecenderungan membaiknya perekonomian nasional pada tahun
2010, Dewan Pengawas optimis bahwa kinerja perusahaan dalam masa mendatang
akan semakin meningkat. Sementara itu, persaingan usaha yang semakin ketat di
masa mendatang menuntut perusahaan untuk senantiasa melakukan penyempurnaan
71
72
manajemen risiko
ASMAN/staf MR MANAJER
RISIKO
JENERAL
DIRBANG
DIREKSI
MANAJER
TERKAIT
RISIKO
Mengumpulkan
dokumen-dokumen
yang diperlukan
Melakukan Analisa
dan
identifikasi risiko
Menyusun
rekomendasi
perbaikan
Dokumentasi
hasil analisa
dan identifikasi
risiko
Mengevalua
si/ meriview
- Analisa dan
identifikasi
risiko
- Rekomenda
si perbaikan
Menyetujui
Menyetujui
Menyetujui
- Analisa dan
identifikasi
risiko
- Analisa dan
identifikasi
risiko
- Analisa dan
identifikasi
risiko
- Rekomenda
si perbaikan
- Rekomenda
si perbaikan
- Rekomendasi
perbaikan
- Melakukan
perbaikan/
penyempurnaan
kebijakan yang
diperlukan
77
78
kemampuan
Perum
Pegadaian
untuk
meningkatkan
pertumbuhan.
Risiko ini muncul apabila terjadi:
1) Terhadap hutang Perum Pegadaian yang menggunakan skim bunga
mengambang.
79
80
4. Risiko Persaingan
Persaingan bisnis kini semakin ketat, lembaga keuangan baik bank maupun
non-bank saling berlomba-lomba mengucurkan kredit ke masyarakat dengan
berbagai keunggulan dan kemudahan. Keunggulan tersebut menyangkut
keunggulan dalam produk jasa keuangan, tarif, saluran distribusi maupun
pelayanan. Jenis produk substitusi yang ditawarkan pun sangat bervariasi
dengan berbagai kemudahan yang diberikan kepada masyarakat dalam
memperoleh kreditnya, sehingga dapat mempengaruhi pangsa pasar Perum
Pegadaian. Selain itu, dengan diberlakukannya Undang-undang Republik
Indonesia No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
persaingan Tidak Sehat sejak tanggal 5 Maret 2000 akan membuka peluang
dalam persaingan.
5. Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang dihadapi Perum Pegadaian
sehubungan dengan sistem operasional, prosedur dan kontrol yang tidak
menunjang perkembangan kebutuhan operasional Perum Pegadaian sehingga
dapat mengganggu kelancaran operasi dan kualitas pelayanan, termasuk yang
berdampak terhadap hilangnya peluang dalam penyaluran kredit. Termasuk
dalam risiko ini adalah kualitas sumber daya manusia yang dimiliki terutama
para penaksir barang jaminan sebagai ujung tombak dalam operasional
transaksi.
82
risiko
yang
dihadapi
Perum
Pegadaian
terkait
dengan
83
9. Risiko Hukum
Risiko hukum/ legal merupakan risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpatuhan
terhadap perjanjian/ peraturan perundangan dan aturan yang berlaku. Pada
Pegadaian Syariah, selain ketentuan hukum tersebut juga terdapat ketentuan
hukum syariah, dimana dalam aktivitasnya Pegadaian Syariah akan diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah, sehingga baik dalam peluncuran produkproduknya maupun pelaksanaan seluruh kegiatan operasionalnya akan tetap
berada dalam bingkai syariah.
C. Analisis Risiko
Analisis risiko adalah upaya untuk memahami risiko lebih dalam. Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan untuk proses
pengambilan keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut. Termasuk
dalam pengertian ini adalah cara dan strategi yang tepat dalam memperlakukan
risiko tersebut. 4
Analisis risiko meliputi kegiatan-kegiatan yang menganalisis sumber
risiko dan pemicu terjadinya risiko, dampak positif dan negatifnya, serta
kemungkinan terjadinya. Organisasi harus mengidentifikasi dengan baik faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya.
Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk
Industri Nonperbankan (Jakarta: PPM Manajemen, 2010), h.134.
84
87
II
Risiko
Risiko
Menengah
Tinggi
III
IV
Risiko
Risiko
Rendah
Menengah
KECIL
BESAR
DAMPAK
Keterangan:
Jika sebuah risiko memiliki kemungkinan yang besar, sedangkan dampaknya
terhadap kelangsungan perusahaan kecil, maka risiko tersebut termasuk ke
dalam kuadran I, sehingga tingkat risikonya termasuk ke dalam kategori risiko
moderat.
Jika sebuah risiko memiliki kemungkinan yang besar, dan dampaknya
terhadap kelangsungan perusahaan juga besar, maka risiko tersebut termasuk
ke dalam kuadran II, sehingga tingkat risikonya termasuk ke dalam kategori
risiko tinggi.
88
89
90
91
92
93
94
dampak
dari
risiko
likuiditas
dan
solvabilitas
ini
dan
berimbas
juga
pertumbuhan perusahaan.
95
pada
berkurangnya
kemampuan
untuk
menaikkan
atau
menurunkan
lending
rate
97
yang siap diluncurkan, yaitu produk AMANAH. Dampak dari risiko ini
cukup signifikan tetapi mengingat Pegadaian merupakan pemimpin pasar
dalam bisnis gadai maka risiko ini dapat dikategorikan risiko moderat.
Tetapi perlu perhatian khusus dari pimpinan perusahaan dalam hal inovasi
produk serta pemantauan pangsa pasar keuangan nasional.
g. Dampak dari Risiko Operasional
Risiko operasional berdampak pada peluang dalam penyaluran kredit yang
diakibatkan oleh penurunan kualitas pelayanan seperti salah membukukan
transaksi, tidak berfungsinya sistem aplikasi dan kelalaian internal, serta
tidak berjalannya sistem pengawasan. Risiko ini termasuk ke dalam
kategori risiko tinggi, karena dampak yang diakibatkan dari risiko ini akan
berdampak pada semua lini perusahaan, penurunan performance
perusahaan yang mengakibatkan penurunan kinerja keuangan dan pada
akhirnya bisa menurunkan kepercayaan investor maupun nasabah.
h. Dampak dari Risiko Peraturan Pemerintah
Risiko Peraturan Pemerintah dapat berdampak pada terhambatnya
kelancaran operasional perusahaan yang diakibatkan oleh berubahnya
Peraturan Pemerintah. Risiko ini termasuk ke dalam kategori rendah,
karena selain jarang terjadi, sosialisasi dari perubahan peraturan
pemerintah biasanya memerlukan waktu yang lama sehingga Pegadaian
memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
99
kecil
mengingat
Perusahaan
telah
melakukan
Ibid, h.167.
101
Sifat dari keputusan yang perlu diambil dan kriteria yang akan digunakan
dalam pengambilan keputusan telah ditetapkan pada tahap penyusunan konteks,
tetapi perlu ditinjau kembali secara lebih rinci pada tahap ini. Kriteria untuk
pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks eksternal, internal, dan
manajemen risiko yang telah didefinisikan. Selain itu, dalam mengambil
keputusan juga harus selalu memperhatikan sasaran perusahaan, sasaran
pengelolaan risiko dan pendapat para pemangku kepentingan. Keputusan dalam
mengevaluasi, biasanya didasarkan pada peringkat risiko yang telah diperoleh
dari hasil analisis risiko, tetapi dapat juga didasarkan atas nilai ambang yang
ditetapkan sesuai dengan:
1. Tingkat dampak yang telah ditentukan;
2. Kemungkinan timbulnya suatu kejadian tertentu;
3. Efek kumulatif dari beberapa kejadian;
4. Tentang ketidakpastian terhadap tingkat-tingkat risiko pada satu level
kepercayaan.
Hasil dari evaluasi risiko adalah suatu daftar yang berisi peringkat risiko
yang memerlukan perlakuan lebih lanjut. Manajemen organisasi harus melakukan
kajian dan menentukan jenis serta bentuk perlakuan risiko yang diperlukan.
Perlakuan risiko ini tidak harus bersifat khusus untuk satu situasi tertentu, juga
tidak harus berlaku umum. Ini berarti, setiap risiko memerlukan bentuk perlakuan
yang khas untuk tiap risiko itu sendiri.
102
yang
Telah
Dilakukan
Perum
Pegadaian
dalam
Mengurangi Risiko
Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan perusahaan dalam
mengurangi risiko adalah sebagai berikut:
103
104
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tata kelola manajemen risiko pada Pegadaian Syariah masih terintegrasi
dengan Perum Pegadaian, yang merupakan induk perusahaan. Mekanisme
proses pengelolaan risiko pada Pegadaian Syariah dilakukan dengan
mengikuti standar umum pengelolaan risiko pada lembaga keuangan dan
berkembang sesuai perkembangan perusahaan.
2. Manajemen risiko Pegadaian Syariah sebagaimana manajemen risiko pada
Perum Pegadaian melaksanakan penerapan manajemen risikonya melalui 4
(empat) tahap pelaksanaan manajemen risiko, yaitu:
a. Identifikasi, yaitu proses yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
risiko yang melekat pada setiap produk, fungsi, aktivitas dan proses.
Proses identifikasi ini dilakukan terhadap seluruh jenis risiko yang
mungkin dapat terjadi, tingkat kemungkinan terjadinya, besaran
dampaknya dan faktor penyebab atau pemicu timbulnya risiko.
b. Pengukuran, yaitu proses yang dilakukan dengan cara menghitung
besarnya probabilitas terjadinya suatu risiko. Risiko yang telah
diidentifikasi dipetakan dan dikategorikan ke dalam 3 (tiga) peringkat
yaitu, risiko dengan dampak yang tinggi (high risk), sedang (medium risk)
106
dan rendah (low risk) yang didasarkan kepada frekuensi terjadinya dan
dampak yang ditimbulkan.
c. Pemantauan, proses pemantauan risiko didasarkan kepada Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) oleh Satuan Pengawas Intern yang dilaporkan setiap
bulan kepada Dewan Pengawas, Direksi, dan Jeneral Manajer terkait.
d. Pengendalian, pengendalian risiko meliputi upaya untuk menyeleksi
pilihan-pilihan yang dapat mengurangi atau meniadakan dampak serta
kemungkinan terjadinya risiko, kemudian menerapkan pilihan tersebut
dengan menentukan prosedur dan kebijakan atau langkah-langkah yang
dipandang perlu guna mengendalikan tingkat risiko yang sudah
diidentifikasi tersebut pada tingkat risiko yang dapat diterima.
3. Pegadaian Syariah mengelola risiko yang ada dengan cara:
a. Meminimalkan faktor-faktor pemicu risiko.
b. Membangun budaya sadar risiko.
c. Sharing risk.
d. Menerima risiko
107
B. Saran
1. Pegadaian Syariah perlu memiliki satuan manajemen risiko tersendiri dengan
konteks dan karakteristik risiko usaha tersendiri, sehingga mampu
meningkatkan kinerja manajemen risiko pada Pegadaian Syariah.
2. Dalam proses manajemen risiko pada Pegadaian Syariah, hendaknya terdapat
suatu standar risk management khusus yang sesuai dengan konteks lembaga
keuangan Pegadaian Syariah, dan terdapat suatu manual penerapan proses
manajemen risiko yang dapat dipahami oleh setiap unit kerja sehingga dapat
mempermudah dan meningkatkan kinerja manajemen risiko Pegadaian
Syariah.
3. Perlu adanya dokumentasi proses manajemen risiko pada Pegadaian Syariah,
hal ini bertujuan untuk:
a. Rekaman proses pelaksanaan kegiatan yang sekaligus menjadi sumber
informasi atas proses yang terjadi dan dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan untuk masalah yang sama di masa depan.
b. Menjadi landasan untuk melakukan perbaikan metode, teknik, alat,
sekaligus keseluruhan proses.
c. Menjadi bukti hukum atas apa yang telah diputuskan dan dilaksanakan,
khususnya bila terjadi sengketa hukum.
108
109
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Amirullah dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004.
Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, cet.4. Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 1993.
Basyaib, Fachmi. Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo, 2007.
Darmawi, Herman. Manajemen Risiko, cet.10. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Djohanputro, Bramantyo. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta: PPM,
2006.
Hadi, Muhammad Sholikul. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah, 2003.
Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press, 2003.
110
-------Lelang
Syariah.
Artikel
diakses
pada
14
Mei
2010
dari
http://ulgs.tripod.com/favorite.htm
111
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, cet.
4. Yogyakarta: EKONISIA, 2007.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep aplikasi dalam:
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007.
112
113
Nama
Jabatan
Tempat
Tanggal
: 29 Juli 2010
risiko
yang
dikategorikan
sebagai
risiko
tinggi
(high),
umum
proses
pemantauan
risiko
didasarkan
kepada
hasil
Divisi Syariah
Divisi
Manajemen Risiko
Bagaimana kerangka kerja manajemen risiko Pegadaian? Berikut
contoh profil risiko triwulan!
ASMAN/staf MR
Mengumpulkan
dokumen-Dokumen
yang diperlukan
MANAJER
JENERAL
RISIKO
MANAJER
RISIKO
DIRBANG
DIREKSI
TERKAIT
Melakukan Analisa
dan
identifikasi risiko
Menyusun
rekomendasi
perbaikan
Mengevaluasi/
mereview:
- analisa dan
identifikasi
- rekomendasi
Menyetujui:
- analisa dan
identifikasi
- rekomendasi
perbaikan
Menyetujui:
- analisa dan
identifikasi
- rekomendasi
perbaikan
Menyetujui:
- analisa dan
identifikasi
- rekomendasi
perbaikan
- melakukan
Dokumentasi hasil
perbaikan/
Analisa dan
identifikasi risiko
perbaikan
penyempurnaan
kebijakan yang
diperlukan
Nara Sumber,
Divisi Manajemen Risiko
PERUM Pegadaian
kompetensi
penaksir
dengan
cara
melakukan
Nara Sumber,
Divisi Manajemen Risiko
PERUM Pegadaian