Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 118

Donny Raharjo: What I want to write

donnyraharjo.blogspot.co.id/search

J.P. Morgan Banker Replies to a Pretty Girl Seeking a Rich Husband


This banter may be one of the funniest things we have encountered in a while. An extensively proliferated
internet rumor details the story of a young woman who posted a provocative subject on a popular forum entitled,
What should I do to marry a rich guy? Within her post she allegedly detailed her troubles of finding a rich man
as well as letting everyone know exactly what she is looking for. To make the story even better a banker from
J.P. Morgan responded with one of the funniest retorts we have ever seen. The story is fictional, but it is highly
probable that he would be an Elite Daily reader if it were real from the tone of his response.
Here is what she wrote:
Title: What should I do to marry a rich guy?
Im going to be honest of what Im going to say here. Im 25 this year. Im very pretty, have style and good taste. I
wish to marry a guy with $500k annual salary or above. You might say that Im greedy, but an annual salary of
$1M is considered only as middle class in New York.
My requirement is not high. Is there anyone in this forum who has an income of $500k annual salary? Are you all
married? I wanted to ask: what should I do to marry rich persons like you? Among those Ive dated, the richest is
$250k annual income, and it seems that this is my upper limit. If someone is going to move into high cost
residential area on the west of New York City Garden(?), $250k annual income is not enough.
Im here humbly to ask a few questions:
1) Where do most rich bachelors hang out? (Please list down the names and addresses of bars, restaurant, and
gym)
2) Which age group should I target?
3) Why most wives of the riches are only average-looking? Ive met a few girls who dont have looks and are not
interesting, but they are able to marry rich guys.
4) How do you decide who can be your wife, and who can only be your girlfriend? (My target now is to get
married)
Signed,
Ms. Pretty
The philosophical reply from a banker at J.P. Morgan:
Dear Ms. Pretty,
I have read your post with great interest. Guess there are lots of girls out there who have similar questions like
yours. Please allow me to analyze your situation as a professional investor. My annual income is more than
$500k, which meets your requirement, so I hope everyone believes that Im not wasting time here.
From the standpoint of a business person, it is a bad decision to marry you. The answer is very simple, so let me
explain.
Put the details aside, what youre trying to do is an exchange of beauty and money: Person A provides beauty,
and Person B pays for it, fair and square.
However, theres a deadly problem here, your beauty will fade, but my money will not be gone without any good
reason. The fact is, my income might increase from year to year, but you cant be prettier year after year.
Hence from the viewpoint of economics, I am an appreciation asset, and you are a depreciation asset. Its not
just normal depreciation, but exponential depreciation. If that is your only asset, your value will be much worse
10 years later.

1/118

By the terms we use in Wall Street, every trading has a position, dating with you is also a trading position.
If the trade value dropped we will sell it and it is not a good idea to keep it for long term same goes with the
marriage that you wanted. It might be cruel to say this, but in order to make a wiser decision any assets with
great depreciation value will be sold or leased.
Anyone with over $500k annual income is not a fool; we would only date you, but will not marry you. I would
advice that you forget looking for any clues to marry a rich guy. And by the way, you could make yourself to
become a rich person with $500k annual income. This has better chance than finding a rich fool.

Hubungi:
Tiwi : 0856 855 8832 (HP dan whatsapp)
PIN BB: 282E3293
Email: prastiwi.raharjo@gmail.com

Pendahuluan
Kredit sindikasi atau Syndicated Loan ialah pinjaman yang
diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya
terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan
lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk
badan hukum; untuk membiayai satu atau beberapa proyek
(pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur. Pinjaman
tersebut diberikan secara sindikasi mengingat jumlah yang
dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar,
sehingga tidak mungkin dibiayai oleh kreditur tunggal.
Dan karena kredit sindikasi diberikan dalam rangka membiayai suatu
proyek, yang dapat ditentukan kapan dimulainya dan saat berakhirnya
pembangunan proyek tersebut, maka ditinjau dari sifatnya, suatu kredit
sindikasi dapat digolongkan sebagai term loan. Hal ini yang
membedakannya dengan kredit pembiayaan ekspor, misalnya yang
digolongkan sebagai revolving line of credit yang sifatnya dapat
dipinjamkan berkali-kali selama tidak melebihi suatu plafond yang
ditentukan. Revolving line credit lazimnya diberikan oleh kreditur tunggal,
karena dana yang dibutuhkan untuk fasilitas pembiayaan ekspor/impor
tidaklah begitu besar.
Kredit sindikasi ditinjau dari asal pembiayaannya dapat dibedakan menjadi
offshore loan dan onshore loan. Offshore loan adalah pinjaman yang
pembiayaannya berasal dari luar negeri. Artinya asal dari dana pinjaman
sindikasi tersebut adalah devisa yang beredar di luar negeri. Dengan perkataan lain offshore loan pastilah
diberikan dalam bentuk valuta asing (devisa). Para krediturnya biasanya terdiri dari bank-bank asing/lembagalembaga keuangan asing yang beroperasi di luar negeri. Cabang dari bank/lembaga keuangan nasional yang
beroperasi di luar negeri dimungkinkan untuk memberikan offshore loan, asal dananya benar-benar berasal dari
devisa yang beredar di luar negeri, bukan devisa yang sudah di negeri awak.
Sedangkan yang dimaksud dengan onshore loan adalah pinjaman yang dananya berasal dari negara debitur
sendiri. Jadi suatu onshore loan dapat diberikan dalam bentuk valuta asing atau rupiah. Para kreditur
sindikasinya biasanya terdiri dari beberapa bank/lembaga keuangan nasional. Tetapi cabang/lembaga keuangan
asing dapat menjadi kreditur sindikasi dari suatu onshore loan dengan catatan dana yang dipinjamkannya benarbenar dari dalam negeri (negara debitur dimana cabang bank/lembaga keuangan asing tersebut

2/118

berkedudukan).
Kredit sindikasi dalam bentuk offshore loan biasanya dibuat dengan akte di
bawah tangan dan dalam bahasa Inggris. Draft biasanya dibuat oleh agen
dari para kreditur sindikasi (dalam hal ini agents lawyer). Sedangkan untuk
onshore loan, ada yang dibuat di bawah tangan, tetapi ada juga yang dibuat
dengan akte notaris walaupun ada yang berbahasa Indonesia, tetapi
kebanyakan juga ada yang ditulis dalam bahasa Inggris. Hal ini dapat
dimengerti karena kebanyakan bank yang menjadi agen dari onshore loan
tersebut adalah cabang dari bank asing. Hanya onshore loan yang tidak
melibatkan cabang asinglah yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Dalam era deregulasi dimana untuk meningkatkan ekspor non-migas,
bank-bank devisa di izinkan meminjam devisa dari luar negeri untuk
pembiayaan ekspor dan impor para nasabahnya, maka kita lihat sekarang
bank-bank devisa menjaring dana murah dari bank-bank/lembaga
keuangan luar negeri atau pasar uang internasional berupa penjualan
Commercial Paper Notes (CP Notes), Notes Issuance Facility (NIF),
Floating Rate Certificate of Deposit (FRCD), Undated FRCD
(Subordinated Loan), Eurobond dan pinjaman Revolving Facility.
Disebut dana murah karena bunga yang harus dibayar berdasarkan jenisjenis S.L. tersebut di atas adalah kurang dari 1% di atas LIBOR.
Sedangkan bunga yang berlaku pada pinjaman-pinjaman kepada
perusahaan swasta (yang tidak akan dipinjamkan kepada nasabahnasabahnya) adalah lebih tinggi dari 1% di atas LIBOR.
C.P. Notes adalah penjualan promissory notes (surat hutang) kepada
masyarakat pasar uang internasional dan pembayaran kembali promes
tersebut dijamin oleh para underwriternya yang terdiri dari bakbank/lembaga-lembaga keuangan asing dengan cara mengeluarkan
standby L/C untuk kepentingan pemegang promes sebesar jumlah
promesnya.
NIF ialah penjualan promes kepada pemenang lelang ( Tender Panel)
yang terdiri dari kreditur-kreditur tetap dan peserta lelang (Tender
Members). Kreditur-kreditur tetap bertindak sebagai penjamin
(underwriter) yang menjamin akan membeli promes tersebut dalam
hal tidak ada peserta lelang yang membelinya pada harga terendah
yang ditawarkan oleh issuer. Lelang diadakan untuk mencari pembeli
yang bersedia membeli promes dengan bunga terendah. Jadi pembeli
promes tidak ditetapkan terlebih dahulu pada waktu perjanjian NIF
ditandatangani, melainkan tergantung hasil lelang. Pinjamannya tidak
diambil sekaligus sebesar plafond tetapi tergantung kebutuhan.
Misalnya plafond pinjaman US$ 50.000.000,- tetapi kebutuhan
nasabah dari issuer untuk melakukan transaksi ekspor impor hanya
sebesar US$ 2.000.000,- pada suatu saat, maka issuer hanya akan menjual promes sebesar US$ 2.000.000,pada sat itu. NIF biasanya diambil oleh issuer yang pangsa devisanya belum begitu besar. Artinya nasabahnasabahnya yang berupa para eksportir dan importir, belum begitu banyak dan besar sehingga belum bisa
sekaligus meminjam dana sebesar plafond kredit yang diberikan.
FRCD ialah penjualan promes dalam bentuk Sertifikat Deposito yang dibeli oleh bank-bank/lembaga-lembaga
keuangan asing. Bunga yang diberikan tidak tetap melainkan mengikuti bunga yang berlaku di pasar uang

3/118

internasional. Pembeli-pembelinya sudah tetap yaitu para kreditur yang menanda-tangani perjanjian FRCD dan
pinjaman diambil sekaligus karena issuer yakin bahwa seluruh dana
pinjaman FRCD-nya dapat dia salurkan kepada nasabah-nasabahnya,
sehingga tidak ada idle fund (dana menganggur) akibat peminjaman
FRCD.
Undated FRCD (Subordinated Loan) adalah FRCD yang tidak pernah
jatuh tempo (undated) artinya pinjaman tersebut diberikan untuk
jangka waktu yang sangat panjang dan tidak dapat ditarik kembali
oleh si kreditur selama si debitur masih mempunyai kewajibankewajiban yang belum dilunasinya kepada kreditur-kreditur lainnya.
Jadi kreditur pembeli undated FRCD merupakan Subordinated
Creditor dan kreditur-kreditur lain adalah Senior Creditors, maka
dari itu pinjaman ini bersifat Subordinated Loan.
Eurobond ialah obligasi yang dijual di pasar uang Eropa
atau dikenal juga dengan Euro-Commercial Paper
Dealer Agreement karena pengertian bond (obligasi)
dalam jenis perjanjian ini dapat disamakan dengan
pengertian commercial paper note.
Sedangkan Revolving Facility sama dengan Revolving
Line of Credit yang telah dibicarakan sebelumnya, tetapi
dengan jumlah yang sangat besar mengingat dana
pinjaman tersebut akan dipinjamkan lagi kepada
nasabah-nasabah devisa (importir-importir/eksportireksportir) dari debitur.
Tulisan sederhana ini hanyalah berisikan keteranganketerangan mengenai istilah-istilah yang lazimnya
terdapat dalam suatu kredit sindikasi ditambah dengan
catatan-catatan yang serba sedikit. Jadi makalah ini
sama sekali tidak bisa dipakai untuk memahami suatu
syndicated loan dengan terperinci, karena untuk
memahami perjanjian kredit sindikasi secara
komprehensif sekurang-kurangnya mutlak dibutuhkan
hal-hal sebagai berikut:
i. sangat memahami dan menguasai bahasa Inggris,
terutama istilah-istilah hukumnya, karena sampai saat ini
kebanyakan perjanjian kredit sindikasi ditulis dalam
bahasa Inggris.
ii. memahami dan menguasai teori-teori
perbankan/keuangan internasional.
iii. last but not least, sudah pernah beberapa kali
mempraktekan drafting perjanjian kredit sindikasi itu
sendiri, karena sepintar-pintarnya seseorang menguasai
teori tanpa pernah mempraktekkannya ia belum dapat
digolongkan ahli.

4/118

SYNDICATED LOAN AGREEMENT (S.L.A)

Preamble:
Berisikan identitas para pihak dalam S.L.A, yaitu debitur
(biasanya sebuah perusahaan) dan para kreditur
(biasanya beberapa Bank) dan Manager yang biasanya
juga merangkap sebagai agen dari para kreditur. Juga
disebutkan kapan dan dimana S.L.A. ditandatangani.
Dalam preamble perjanjian biasanya lazimnya dijelaskan
mengenai sebab-sebab yang menjadi dasar dibuatnya
perjanjian tersebut. Tetapi dalam suatu syndicated loan,
sebab-sebab yang menjadi dasar dibuatnya S.L.A.
tersebut dijelaskan dalam sub-section; purpose of the
loan, sehingga preamble S.L.A. hanya berisikan
identitas para pihak.
Patut diperhatikan bahwa karena dalam syndicated loan
terdapat lebih dari satu kreditur, maka preamble S.L.A.
selalu dimulai dengan kata-kata sebagai berikut this
Loan Agreement made this day of .19..,
by and among..
Kecuali dalam hal Indirect Syndicated Loan dimana
perjanjian ditanda-tangani oleh debitur dan kreditur
tunggal, tetapi kreditur tunggal tersebut berkewajiban
untuk mencari dana kredit dari kreditur-kreditur lainnya.

1. Definition
Berisikan pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang
akan selalu disebutkan dalam S.L.A. yang bersangkutan.
Tanpa mengerti betul definisi-definisi tersebut adalah
mustahil untuk dapat mengerti seluruh isi S.L.A. Dalam
definition biasanya diterangkan hal-hal sebagai berikut:
1.1. Advance:
Bagian dari seluruh plafond pinjaman yang diberikan kepada debitur secara bertahap.
1.2. Auditor:
Akuntan publik yang mempunyai reputasi yang baik, biasanya ditunjuk oleh debitur dan harus disetujui oleh
agen. Tugasnya ialah untuk memberikan suatu unqualified opinion mengenai acount statement dari debitur.
1.3. Banking day:
Hari dimana bank-bank yang ditentukan dalam S.L.A. terbuka untuk melakukan transaksi internasional.
Biasanya ditentukan hari dimana secara bersamaan bank-bank dikota debitur, kreditur dan pusat pasar uang
internasional (London atau New York) dalam keadaan buka.
1.4. Commitment:
Bagian atau persentase pinjaman yang diberikan oleh masing-masing kreditur. Misal pinjaman sebesar US$
10.000.000,- dan akan diberikan oleh 3 kreditur masing-masing US$ 5.000.000,-, US$ 2.500.000,- dan US$

5/118

2.500.000,-, maka commitment tersebut akan disebutkan dalam schedule S.L.A. sebagai berikut:
Lenders Address Commitment Commitment
Percentage
Bank A Hongkong US$ 5.000.000,- 50%
Bank B London US$ 2.500.000,- 25%
Bank C Bahama US$ 2.500.000,- 25%
1.5. Commitment Percentage
1.6. Commitment Period
Jangka waktu dimana para kreditur berkewajiban untuk
memberikan pinjaman kepada debitur. Setelah jangka
waktu tersebut berakhir maka para kreditur tidak lagi
berkewajiban untuk memberikan pinjaman kepada
debitur. Biasanya commitment period ditentukan lamanya
6-12 bulan sejak S.L.A. ditanda-tangani; atau lebih cepat
dari tanggal yang ditentukan dalam hal sebelum tanggal
tersebut seluruh plafond pinjaman telah diambil oleh
debitur.
1.7. Completion Date
Biasanya suatu term loan dipakai untuk membiayai suatu
proyek tertentu (pembangunan pabrik atau gedunggedung besar). Yang dimaksud dengan completion date
adalah hari/tanggal; proyek tersebut selesai dibangun.
1.8. Contracts
Kontrak-kontrak yang ditanda-tangani oleh debitur
dengan pihak ketiga sehubungan dengan pembangunan
proyek yang dibiayai oleh S.L.
1.9. Drawdown
Bagian dari pinjaman yang diambil oleh debitur.
Mempunyai pengertian yang terbalik dengan advance.
Advance adalah sejumlah pinjaman yang diberikan
kreditur, sedangkan drawdown adalah sejumlah pinjaman
tersebut yang ditarik oleh debitur.
1.10. Event of Default
Saat terjadi wanprestasi oleh debitur yaitu dapat terdiri dari:
Payment Default, Representation Default, Negative Covenant Default, Other Provisions Default, Authorization
and Approval Default, Illegally Default, Cross Default, Judgment Default, Nationalization Default, Bankruptcy
Default, Security Default, Articles of Association Default, Project Performance Default, Contracts Default
sebagaimana yang akan diterangkan dalam butir 9.
1.11. Indebtedness:
Hutang-hutang debitur kepada pihak ketiga. Hal ini perlu diatur secara tegas karena hutang-hutang debitur
kepada pihak ketiga dapat mempengaruhi kemampuan debitur untuk mengembalikan hutang-hutangnya yang
berasal dari S.L. kepada para kreditur.
1.12. Interbank Rate:
Suku bunga antar bank. Dalam suatu offshore loan biasanya suku bunga antar bank ini dihitung berdasarkan
LIBOR (London Inter Bank Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offered Rate) yang selalu

6/118

berfluktuasi. Bunga pinjaman yang harus dibayar oleh si debitur biasanya merupakan penjumlahan suku bunga
pinjaman yang ditentukan dalam S.L.A. ditambah
interbank rate yang ditentukan pada Interest
Determination Date (Interest + LIBOR/SIBOR).
Keterangan selanjutnya lihat butir 2.4 mengenai
Interest.
1.13. Interest Determination Date:
Tanggal penentuan suku bunga pinjaman yang harus
dibayar pada saat jatuh tempo, misalnya ditentukan 2
hari sebelum setiap drawdown.
1.14. Interest Payment date:
Tanggal ketika bunga pinjaman harus dibayar (tanggal
jatuh tempo). Misalnya ditentukan bunga pinjaman harus
dibayar 3 bulan atau 6 bulan setelah setiap drawdown
oleh debitur.
1.15. Interest Period:
Jangka waktu antara tanggal penarikan pinjaman
(drawdown) dengan tanggal jatuh tempo (Interest
Payment Date). Misalnya 3 bulan atau 6 bulan.
1.16. Lending Office:
Tempat kedudukan masing-masing kreditur sebagaimana
tercantum dalam Schedule I S.L.A. atau tempat lain yang
sebelumnya telah diberitahu oleh agen kepada debitur.
1.17. L o a n
Jumlah pinjaman yang diberikan yaitu paling banyak
sejumlah plafond kredit atau sejumlah kurang daripada
itu yang pada kenyataannya terhutang (loan at any time
outstanding).
1.18. Notes atau Promissory Notes
Surat promes yang ditanda-tangani pada setiap saat
debitur menerima advance. Biasanya dilampirkan
sebagai Exhibit dari S.L.A.
1.19. P r o j e c t
Yaitu proyek milik debitur yang dibiayai dengan S.L.
1.20. Repayment Date
Tanggal dimana pada saat itu debitur harus melunasi hutang pokok ditambah bunganya secara bertahap.
Misalnya 6 bulan sekali (consecutive semi annual dates) dimulai sejak bulan ke 30 terhitung dari tanggal
ditandatanganinya S.L.A. Jadi sejak penarikan kredit yang pertama (the initial drawdown) sampai dengan bulan
ke 30 debitur hanya berkewajiban membayar bunga pinjaman, tanpa membayar pinjaman pokok.
Hal ini dikenal sebagai grace period. Setelah berakhirnya grace period, barulah dimulai repayment date.
Skema: The three consecutive semi annual dates 30, 36, 42 after the date of the initial drawdown, maksudnya
adalah sebagai berikut:
GRACE PERIOD

7/118

hanya bunga yang dibayar


bulan bulan bulan
ke 30 ke 36 ke 42 I I I
S.L.A. hutang pokok dibayar
di tanda-tangani berikut bunganya.
1.21. Security Documents
Akte-akte biasanya diisyaratkan akte notaris, yang
mengatur jaminan-jaminan yang diberikan debitur
kepada para kreditur sindikasi dalam rangka S.L.
Catatan: Eksekusi jaminan yang diberikan dalam rangka
S.L. harus dibagikan secara pari-passu diantara para
kreditur. Pembagian hasil eksekusi jaminan itu diatur
dalam suatu perjanjian yang dikenal sebagai Security
Sharing Agreement diantara para kreditur sindikasi dan
debitur.
1.22. Substitute Basis of Borrowing
Keadaan dimana kreditur tidak sanggup untuk
memberikan pinjaman sesuai dengan syarat-syarat yang
diperjanjikan dalam S.L.A. sehingga harus diadakan
pembaharuan hutang (novasi).
Catatan: Pembaharuan hutang dimana krediturnya
diganti dengan kreditur baru diatur dalam perjanjian yang
dikenal sebagai Assignment and Assumption
Agreement. Dalam perjanjian tersebut diatur bahwa
seluruh hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari kreditur
lama dialihkan kepada kreditur baru. Perjanjian itu
ditandatangani oleh kreditu lama dan kreditur baru, tapi
seluruh kreditur-kreditur sindikasi lainnya dan debitur
memberikan persetujuannya terhadap perjanjian tersebut
(lihat juga 3.1 dan 11.4).
2. L O A N

Dalam pasal ini biasanya diatur mengenai:


2.1. Agreement to loan
i. Kewajiban-kewajiban masing-masing lender terhadap debitur merupakan kewajiban terpisah, artinya ketidak
mampuan satu kreditur untuk memenuhi kewajibannya (untuk tetap memberikan pinjaman) kepada debitur
tidaklah menghapuskan kewajiban-kewajiban kreditur lainnya terhadap debitur.
ii. Dalam hal karena hukum yang berlaku, kreditur menjadi terhalang untuk memberikan pinjaman, maka debitur
dan agen akan mengupayakan alternative lain sehingga seluruh commitment dari masing-masing kreditur dapat
terpenuhi.
iii. Dapat diatur mengenai penambahan jumlah hutang secara keseluruhan dalam hal proyek yang dibiayai
dengan S.L. mengalami peningkatan biaya.

8/118

2.2. Purpose of the loan


Dimana disebutkan proyek yang dibiayai dengan S.L.
Dapat terjadi loan diberikan untuk lebih dari satu tujuan
(double/multi purpose of the loan). Misalnya: loan
facilitynya US$ 3,000,000.- terbagi atas US$ 2,000,000.untuk pembangunan pabrik dan US$ 1,000,000.- untuk
pembiayaan import. Maka dalam purpose of the loan
harus dijelaskan sebagai berikut:
Tranche A : US$ 2,000,000.- untuk pembangunan
pabrik,
Tranche B : US$ 1,000,000.- untuk pembiayaan
import.
Pembagian tersebut (Tranche A dan Tranche B) juga
dijelaskan dalam definisi Loan.
2.3. Drawdown
Banyaknya drawdown yang dapat ditarik debitur dan
jumlah minimal dari setiap penarikan debitur. Demikian
juga ditentukan bahwa drawdown baru dapat diambil setelah
agen menyatakan bahwa seluruh condition precedent telah
dipenuhi oleh debitur.
2.4. Interest
Mengatur tingkat suku bunga dari S.L. yaitu tingkat suku
bunga tetap di atas tingkat suku bunga antar bank yang
ditentukan pada tanggal Interest Determination Date. Misalnya
ditentukan One point seven (1,7%) percent per annum above
LIBOR.
2.5. Default Interest
Jika debitur tidak membayar bunga pada saat jatuh temponya
(Interest Payment Date), maka sejak saat itu tingkat suku
bunga atas bunga yang belum dibayar tersebut dinaikkan.
Misalnya tingkat suku bunga 1,7% per annum above LIBOR
dan jatuh tempo pada tanggal 1 Maret 1989 dengan jumlah
bunga US$ 100,000.- Tetapi debitur baru membayar (bunga
yang jatuh tempo pada tanggal 1 Maret 1989 tersebut) pada
tanggal 1 April 1989 (1 bulan setelah jatuh tempo). Dalam
S.L.A. ditentukan default interest 2,7% per annum above
LIBOR, artinya pada tanggal 1 April 1989 debitur akan
membayar default interest sebesar 1/12 x 2,7% x US$
100,000.2.6. Repayment of Loan
Ditentukan berapa kali debitur harus mencicil hutang pokok sehingga seluruh hutang yang telah diambil dapat
dilunasi.
Misalnya: ..the Borrower shall repay the loan to the Lender in 8 equal semi annual instalment of US$
1,000,000.- Artinya hutang pokok harus dilunasi dengan 8 kali cicilan setiap 6 bulan.
2.7. Prepayment

9/118

Pembayaran hutang sebelum jatuh temponya.


Dalam hal ini kreditur tidak memperoleh keuntungan yang
seharusnya diperoleh jika hutang tersebut dibayar pada saat
jatuh temponya, karena jumlah bunga yang diperoleh kreditur
pada saat jatuh tempo lebih besar daripada jumlah bunga
yang diterimanya jika hutang dibayar secara prepayment.
Maka jika hutang dibayar secara prepayment, debitur harus
membayar penalty untuk mengurangi kerugian yang diderita
kreditur, yaitu sejumlah persentage tertentu dihitung dari
jumlah tersisa yang harus dibayar debitur jika hutang dibayar
pada saat jatuh tempo.
Misalnya: Hutang sejumlah US$. 1,000,000.- harus dibayar
lunas dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Pada tahun ketiga
seyogyanya hutang yang harus dibayar debitur US$.
750,000.- , tetapi oleh debitur dibayar lunas (US$. 1,000,000.).
Dengan perkataan lain hutang dibayar secara prepayment.
Dalam S.L.A. ditentukan penalty fee sebesar % flat. Maka
penalty fee yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur
karena pembayaran prepayment adalah x [1,7 + LIBOR x
US$ 1,000,000.- - US$ 750,000.-].
2.8. Payments and Advance
Ditentukan dimana dan pada rekening mana hutang harus
dibayar dan piutang harus diberikan. Biasanya ditentukan
bahwa seluruh pembayaran hutang-piutang yang menyangkut
S.L. dilakukan pada rekening agen.
2.9. Loan Account
Ditentukan agen harus membuka rekening atas nama debitur,
sehingga kreditur-kreditur memberikan piutang (advance)
melalui rekening tersebut.
3. YIELD PROTECTION
Dalam Pasal ini biasanya diatur mengenai hal-hal sebagai
berikut:
3.1. Substitute Basis of Borrowing
Disebut juga Market Disaster Clause keadaan dimana
kreditur tidak sanggup memberikan pinjaman sesuai dengan
syarat-syarat yang diperjanjikan misalnya karena (i) kreditur
mengalami kesulitan untuk mencari dana (yang akan
dipinjamkannya kepada debitur) di pasar uang internasional
atau (ii) biaya yang dikeluarkan kreditur untuk memberikan
pinjaman lebih besar dari bunga (keuntungan) yang akan
diperolehnya.
Maka dalam hal ini agen harus mengadakan perundingan-perundingan dengan debitur untuk mengubah syaratsyarat S.L.A. sehingga tetap dapat memberikan keuntungan yang semula diharapkan oleh para kreditur.

10/118

Dalam hal setelah jangka waktu yang disepakati oleh agen


dan debitur (untuk mengadakan perundingan-perundingan)
suatu novasi belum juga dapat dicapai, maka debitur
mempunyai hak untuk membayar hutang-hutangnya secara
prepayment dan oleh karenanya perjanjian otomatis berakhir.
3.2. T a x e s
Masalah pajak yang relevan dibahas dalam SLA adalah
Interest Witholding Tax (IWT).
Menurut Pasal 23 UU No.7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan atas bunga yang diterima oleh kreditur dari
pinjaman yang diberikannya dikenakan pajak (tarif pajak 15%
dari jumlah bunga yang diterima). Pajak tersebut
dipotong oleh pembayar bunga yaitu debitur (debitur
menjadi wajib potong). Misalnya bunga yang dibayarkan
sebesar US$ 10,000.-, maka pajaknya sebesar 15% x
US$ 10,000.- = US$. 1,500.- langsung dipotong (ditahan)
oleh debitur untuk kemudian disetorkan ke kas negara.
Sedangkan kreditur hanya menerima bunga setelah
dipotong pajak yaitu sebesar US$ 8,500.Sedangkan untuk offshore loan berlaku Pasal 26 UU
No.7 tahun 1983 dimana atas bunga yang dibayarkan
kepada kreditur baik yang berupa bank/lembaga
keuangan maupun bukan bank/bukan lembaga
keuangan, dikenakan IWT 20%. Maka sebuah bank di
luar negeri yang menjadi kreditur dari suatu perusahaan
di Indonesia, dalam contoh di atas hanya akan menerima
US$ 10,000.- - (20% x US$ 10,000.-) US$ 8,000.-.
Tetapi dalam suatu S.L.A. biasanya kreditur hanya mau menerima
bunga yang bebas dari pemotongan pajak (free of deducations or
withholdings), sehingga beban pajak tersebut harus ditanggulangi oleh
debitur. Dalam kasus tersebut diatas, maka kreditur akan menerima
US$. 10,000.- sedangkan pajaknya US$. 1,500.- dibayar oleh debitur.
Tetapi pasal tersebut juga menentukan bahwa dalam hal krediturnya
adalah Bank atau lembaga keuangan lainnya, maka kepada mereka
tidak dikenakan pemotongan pajak. Sehingga mereka menerima
bunga penuh (dalam contoh di atas, menerima US$ 10,000.-, tidak
dipotong 15%).
Hanya dalam hal terdapat Perjanjian Perpajakan Internasional antara
Pemerintah R.1. dengan Pemerintah Negara asal para kreditur, maka
akan diberlakukan tarif yang ditentukan dalam perjanjian tersebut. Biasanya lebih rendah daripada tarif
berdasarkan Pasal 26, misalnya dengan India sebesar 10%.
Pajak atas bunga yang dibayar oleh debitur tersebut dapat dikatagorikan sebagai biaya (Pasal 4 UU No. 7/1983)
dengan meng-gross-upnya. Misalnya: bunga yang harus dibayar oleh debitur (free of withholdings) US$
10,000.-, sehingga untuk IWT-nya debitur harus bayar ke kas negara sebesar 20% x US$ 10,000.- = US$.
2,000.-. Maka yang dianggap sebagai biaya (dengan di-gross-up biaya) ialah US$. 10,000.- + US$ 2,000.- =
US$. 12,000.-. Dengan di-gross-up nya biaya, hal itu berarti lebih mengurangkan pendapatan perusahaan

11/118

(tanpa gross-up biaya = US$. 10,000.-, dengan gross-up biaya = US$ 12,000.-). Berkurangnya pendapatan
perusahaan berarti berkurangnya PPh yang harus dibayar oleh debitur
pada akhir tahun. Jadi dapat disimpulkan dengan diperbolehkannya menggross-up biaya, debitur tidak dirugikan, walaupun SLA menentukan bahwa
ia harus menanggulangi IWT yang seyogyanya dikenakan kepada off-shore
creditors.
Selain bunga, yang dikenakan pajak juga termasuk jenis-jenis penghasilan
lainnya yang diterima para kreditur sehubungan dengan S.L misalnya
Management Fee, Participation Fee, Syndication Fee, Agency Fee. Hanya
pembayaran hutang pokoklah yang tidak dikenakan pajak karena bukan
merupakan penghasilan bagi kreditur.
3.3. Increased Cost
Dalam rangka memberikan pinjaman kepada debitur terdapat kemungkinan
kreditur mengeluarkan biaya-biaya tambahan misalnya biaya yang
dikeluarkan kreditur untuk mempertahankan sejumlah dana cadangan yang setiap saat dapat ditarik oleh debitur
sebagai bagian dari pinjaman tersebut (drawdown); atau karena adanya perubahan dari peraturan yang berlaku
yang menyebabkan setiap advance yang diberikan oleh kreditur memerlukan tambahan biaya. Misalnya adanya
peraturan reserve requirement yang dikeluarkan oleh Bank Sentral sebesar 10% dari dana yang akan
dipinjamkan kepada debitur.
Dalam hal ini kreditur, yang akan meminjamkan US$ 1,000,000.- kepada debitur, harus menyediakan dana
sebesar US$ 1,000,000.- ditambah US$ 100,000.- yaitu 10% x US$ 1,000,000.- untuk didepositokan di Bank
Sentral. Maka increased cost yang harus dibayar debitur ialah US$ 100,000.- x LIBOR/SIBOR. Increased cost
tersebut dihitung berdasarkan LIBOR/SIBOR karena dana tambahan tersebut harus/mungkin dipinjam oleh
kreditur dari pasar uang internasional (di London atau Singapura).
3.4. Change of Law
Dalam hal terjadi perubahan Undang-undang atau peraturan yang berlaku yang menyebabkan kreditur tidak
dapat memenui commitmentnya sebagaimana yang diperjanjikan dalam S.L.A., maka setelah suatu jangka
waktu tertentu (misalnya 2 bulan setelah para kreditur menyatakan ketidak sanggupannya untuk memenuhi
commitment akibat suatu perubahan Undang-undang/peraturan yang berlaku) para kreditur dapat secara
sepihak mengakhiri S.L.A. tersebut dan oleh karenanya debitur harus membayar semua jumlah hutang berikut
bunganya dengan pembayaran secara prepayment.
3.5. Adversity Prepayment
Terjadi jika para kreditur sindikasi belum lagi memenuhi seluruh commitmentnya kepada debitur (seluruh hutang
sejumlah plafond belum diambil debitur), debitur telah melunasi hutang-hutang tersebut, sehingga tidak
ada/sedikit sekali bunga yang bisa dinikmati oleh para kreditur sindikasi. Malahan para kreditur dapat mengalami
kerugian karena mereka harus membayar bunga kepada bank-bank yang memberikan dana sindikasi tersebut
untuk mempertahankan commitment dari para kreditur kepada debitur.
3.6. Dollar Transaction
Setiap pembayaran piutang dan hutang harus dilakukan dengan mata uang Dollar Amerika Serikat.
3.7. Multi-Currency Transaction
Pembayaran piutang dan hutang dapat dilakukan dengan mata uang yang mempunyai kurs yang paling
menguntungkan misalnya pinjaman diberikan dalam mata uang Dollar Amerikat Serikat sedangkan penghasilan
debitur (untuk membayar hutang-hutangnya) adalah dalam mata uang Rupiah. Maka pada saat kedudukan nilai
tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah sangat kuat sekali adalah akan sangat merugikan debitur jika ia
membayar bunga hutangnya dengan Dollar Amerika Serikat. Lebih menguntungkan bagi debitur untuk
membayar bunga hutangya dengan mata uang yang kedudukan nilai tukarnya tidak begitu kuat terhadap mata
uang Rupiah. Dengan perkataan lain berdasarkan multi-currency option agreement maka pihak debitur dapat
merubah mata uang pinjaman tersebut

12/118

13

(Dollar Amerika Serikat) kepada mata uang yang lebih menguntungkan debitur (misalnya Yen Jepang).
Catatan: Dalam suatu S.L.A. kadang-kadang ditentukan bahwa pembayaran hutang-hutang hanya dapat
dilakukan dengan Dollar Transaction. Tetapi kemudian setelah S.L. tersebut berjalan, debitur menginginkan
agar kepadanya dapat diberikan fasilitas Multi Currency Transaction, karena adanya keuntungankeuntungan seperti tersebut dalam butir 3.7. Jika para kreditur sindikasi menyetujuinya, maka akan dibuatlah
suatu Amendment Agreement dimana dicantumkan klausula tambahan yang mengatur Multi Currency
Option setelah klausula terakhir dari S.L.A. Misal pasal terakhir dari S.L.A adalah Pasal 12, maka Amendment
Agreement akan mengandung Pasal 13 yang mengatur multi currency option.
Dalam Multi Currency Option antara lain diatur hal-hal sebagai berikut:
i. Option
- Atas persetujuan para/masing-masing kreditur, mata uang pinjaman yang diatur dalam S.L.A. (Dollar
Transaction) dapat dikonversi ke dalam mata uang lain (Optional Currency), tetapi kreditur sewaktu-waktu
dapat merekonversi lagi optional currency tersebut ke dalam Dollar Amerika Serikat.
- Dapat ditentukan juga bahwa konversi tersebut dibatasi hanya ke dalam 2 (dua) mata uang pada suatu saat.
- Bunga yang harus dibayar atas pinjaman berdasarkan optional currency tersebut selain berpatokan kepada
LIBOR/SIBOR, dapat juga berpatokan kepada cost of funding yaitu suku bunga yang dipikul kreditur sindikasi
atas dana yang dikumpulkannya untuk dipinjamkan kepada debitur. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman
antar bank atau dana milik nasabah kreditur yang disimpan di bank kreditur (deposito). Misalnya ditentukan
bunga atas optional currency adalah 1,7% per annum above the cost to such Lender of funding such amount
artinya (1,7% + cost of funding) per annum.
ii. Exchange Rate Fluctuations
Dalam hal terjadi fluktuasi yang terlau besar (misalnya lebih dari 10%) dari nilai optional currency terhadap
Dollar Amerika Serikat, maka biasanya kreditur meminta debitur untuk memberikan jaminan tambahan berupa
non interest bearing
14

deposit account sejumlah kerugian yang mungkin diderita oleh kreditur akibat fluktuasi tersebut.
iii. Optional Currency
Yaitu setiap mata uang yang dapat ditransfer dan dikonversi ke dalam Dollar Amerika Serikat dan dapat
diberikan oleh kreditur.
iv. Notice
Konversi tersebut harus diberitahukan kepada agen beberapa hari sebelumnya.
v. Indemnity, etc
- Kewajiban-kewajiban debitur atas pinjaman yang tidak diberikan dalam optional currency (yaitu pinjaman
dalam Dollar Amerika Serikat) tetap didasarkan kepada ketentuan-ketentuan S.L.A.
- Dalam hal kreditur menerima pembayaran hutang pokok dan/atau bunga tidak pada Interest Payment Date,
sehingga hal ini menyebabkan kreditur mengeluarkan biaya-biaya, misalnya funding and foreign exchane
costs and expenses, debitur harus mengganti biaya-biaya tersebut.
vi. Payments
Hutang-hutang dalam optional currency harus dibayar dengan mata uang yang sama pula.
vii. Rate of Exchange
Kreditur secara sepihak berhak untuk menetapkan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap optional currency.
4. FEES AND CHARGES
Biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh debitur kepada para kreditur, manager dan agen.
4.1 Commitment Fee
Debitur harus membayar kepada masing-masing kreditur (melalui agen), misalnya % per tahun dari bagian
commitment yang belum diambil oleh

13/118

15

debitur terhitung sejak S.L.A. ditanda tangani sampai dengan seluruh commitment diambil oleh debitur.
Misalnya S.L.A. ditanda tangani tanggal 2 Januari 1989, seluruh commitment sejumlah US$ 10,000,000.- baru
diambil oleh debitur pada tanggal 2 April 1989, maka commitment fee adalah sebesar % x 3/12 x US$
10,000,000.-.
Dalam hal kreditur sindikasi terdiri dari 3 buah Bank dan ditentukan bahwa commitment fee dibagi secara
prorata, maka masing-masing kreditur akan memperoleh = 1/3 x % x 3/12 x US$. 10,000,000.-.
4.2 Syndication Fee
Pada saat penandatanganan S.L.A debitur harus membayar kepada setiap kreditur (melalui agen) suatu
syndication fee misalnya sejumlah % flat (sekali pembayaran kontan) dari jumlah commitment masing-masing
kreditur.
4.3 Management Fee
Pada saat penandatanganan S.L.A. debitur harus membayar kepada manager suatu managemen fee misalnya
sejumlah % flat dari jumlah plafond pinjaman.
4.4 Agency Fee
Debitur harus membayar kepada agen suatu agency fee sejumlah misalnya US$ 10,000.- per tahun.
Agency fee merupakan pembayaran atas jasa agen melakukan hal-hal sebagai berikut: mempersiapkan segala
sesuatunya mengenai S.L.A. dan dokumen-dokumen lainnya, menyimpan akte-akte jaminan yang asli,
mengatur dan memperpanjang S.L.A. dan sebagainya.
Demikian juga segala disbursement yang dikeluarkan agen untuk melakukan tugasnya sebagai agen harus
diganti debitur.
4.5 Expense
Debitur harus mengganti segala biaya-biaya yang dikeluarkan oleh agen, Manager dan para kreditur (out-ofpocket expenses), termasuk jasa penasehat hukum dalam rangka memberikan legal opinion untuk kepentingan
kreditur.
5. REPRESENTATION AND WARRANTIES
Debitur menjamin para kreditur, manager, agen mengenai hal-hal sebagai berikut:
16
5.1 Incorporation and Qualification
Debitur adalah sebuah badan hukum yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang
sehingga berhak untuk menjadi subyek dalam S.L.
5.2 Power and Authority
Debitur berhak dan berwenang untuk menjalankan usahanya, memiliki kekayaannya, menandatangani S.L.A.
dan seluruh dokumen yang bersangkutan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam S.L.A.
5.3 Corporate Authorization
Direktur Utama dari debitur atau pajabat lain yang berwenang telah mendapat izin dari para komisaris atau
komisaris utama atau para pemegang saham dari debitur (sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar debitur)
untuk menandatangani S.L.A.
5.4 Documents Binding
Segala akte-akte/dokumen-dokumen yang ditandatangani oleh debitur berkenaan dengan S.L.A. adalah legal,
valid dan mengikat debitur, sehingga oleh karenanya tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, Anggaran
Dasar debitur dan tidak bertentangan dengan hal-hal lain yang dapat menghalangi pelaksanaan S.L.A.
5.5 Litigation
Debitur menjamin dirinya tidak sedang menghadapi gugatan pihak lain yang dapat memberikan dampak negatif
terhadap kemampuan debitur untuk melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya dalam S.L.A.
5.6 Shareholders, Members of Board of Directors and of Supervisory Board
Debitur menjamin bahwa pada saat penandatanganan S.L.A. para pemegang saham dan anggota direksi serta
anggota dewan komisaris dari debitur adalah sebagaimana yang disebutkan dalam pasal ini.
5.7 Other Indebtedness

14/118

Kecuali atas persetujuan para kreditur, debitur pada saat penandatanganan S.L.A. tidak mempunyai hutanghutang kepada pihak lain.
17
5.8 Feasibility Report
Debitur menjamin bahwa feasibility report mengenai proyek yang dibiayai dengan S.L. masih up-to-date pada
saat penandatanganan S.L.A.
6. AFFIRMATIVE COVENANTS
Hal-hal yang harus dilakukan debitur selama berlangsungnya S.L.A., yaitu sebagai berikut:
6.1. Use of Proceeds
Debitur hanya akan mempergunakan S.L. untuk membiayai proyek sebagaimana ditentukan dalam klausula
purpose of the loan.
6.2. Information
Debitur harus memberikan informasi lengkap kepada para kreditur, manager dan agent mengenai hal-hal
sebagai berikut:
a. debitur tetap menggunakan sistem akuntansi yang telah disepakati (biasanya debitur diharuskan
menggunakan sistem akuntansi yang berlaku di negaranya). Untuk Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi
Indonesia.
b. debitur harus menyerahkan financial statement dari perusahaannya yang telah diaudit oleh akuntan publik
dengan mendapat penilaian unqualified opinion atau sekurang-kurangnya certified without material
exception or qualification by the auditor.
c. debitur juga harus menyerahkan progress report dari proyek yang dibiayai oleh S.L.
6.3. T a x e s
Debitur juga diharuskan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban perpajakannya kepada negara, termasuk
dan yang terpenting yaitu kewajiban-kewajiban perpajakannya atas obyek-obyek jaminan S.L. Hal ini untuk
menghindarkan dilaksanakannya hak mendahului negara untuk mengambil pelunasan atas hutang-hutang pajak
debitur yang lebih kuat daripada hak hipotik atau hak-hak jaminan lain yang dimiliki kreditur (lihat Pasal 1139 dan
Pasal 1149 K.U.H. Perdata).
18
6.4. Insurance
Debitur harus mengasuransikan seluruh assets perusahaannya dan asuransi tersebut mengandung klausula
bank clause, artinya hasil dan ganti kerugian dari perusahaan asuransi akan langsung diserahkan kepada
kreditur untuk pelunasan hutang debitur.
Polis-polis asuransi akan di pegang oleh agen.
6.5. Maitenance and Continuity of Business
Dalam menjalankan usahanya debitur wajib mematuhi hukum yang berlaku dan melakukan segala tindakantindakan yang diperlukan (sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku) untuk kelangsungan
usahanya.
Debitur juga harus mengizinkan kreditur untuk setiap saat menginspeksi proyek debitur yang dibiayai dengan
S.L. berikut seluruh fasilitas-fasilitasnya dan memeriksa pembukuan debitur.
6.6. Performance and Notice
Debitur harus dengan segera memberitahukan agen dalam hal terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. sengketa antara debitur (pengurus perusahaan) dengan para pemegang saham debitur atau sengketa
anatara debitur dan pemerintah (terutama sengketa perpajakan);
b. sengketa perburuhan yang dapat mengancam kelangsungan usaha debitur;
c. hilang atau rusaknya assets debitur di atas suatu jumlah tertentu (yang dapat mempengaruhi kemampuan
debitur untuk membayar hutang-hutangnya);
d. gugatan terhadap debitur dengan tuntutan di atas suatu jumlah tertentu (yang dapat mempengaruhi
kemampuan debitur untuk membayar hutang-hutangnya);
e. setiap wanprestasi yang dapat dianggap sebagai wanprestasi, menurut S.L.A., termasuk wanprestasi debitur

15/118

kepada pihak ketiga (cross default).


6.7. Continuing governmental approvals
Debitur harus memperoleh segala izin-izin dari instansi-instansi pemerintah yang berwenang yang diperlukan
dalam rangka pelaksanaan dan
19

penyelesaian proyek yang dibiayai dengan S.L. serta mempertahankan kelangsungan berlakunya izin-izin
tersebut.
Kewajiban lapor kepada atau izin dari Bank Indonesia dan Departemen Keuangan.
Kewajiban melaporkan dan mendaftarkan S.L.A. kepada Bank Indonesia dan Departemen Keuangan adalah
sebagai berikut:
Untuk Penerimaan Pinjaman luar negeri oleh perusahaan swasta diatur oleh Surat Keputusan Menteri
Keuangan (SKMK) No.261/Kep/Dir/ULN tanggal 3 Mei 1973, sedangkan untuk Penerimaan Dana luar negeri
oleh bank devisa diatur oleh Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.12/43/Kep/Dir/ULN tanggal 24 Juli 1979.
SKMK No.261 tersebut masih berlaku sampai sekarang, sedangkan SEBI No.12 tersebut telah dicabut oleh
SEBI No.21/80/Kep/Dir tanggal 25 Maret 1989 yang meniadakan kewajiban lapor tersebut dalam hal bank
devisa memperoleh dana luar negeri. Yang menjadi dasar hukum bank devisa tidak perlu melaporkan S.L.A
yang ditandatanganinya oleh karena setiap bank harus secara berkala melaporkan posisi netto keuangannya
(Net Open Position) kepada Bank Indonesia, sehingga tanpa melaporkan dana luar negeri yang diterimanya
berdasarkan setiap S.L.A. yang ditandatanganinya, secara tidak langsung dengan laporan berkala Net Open
Position kepada Bank Indonesia, hal tersebut sudah merupakan laporan terhadap S.L.A. Sedangkan karena
perusahaan-perusahaan swasta tidak mempunyai kewajiban posisi keuangannya kepada Bank Indonesia, maka
kewajiban melaporkan S.L.A. kepada Bank Indonesia berdasarkan SKMK No.261 masih berlaku.
Patut pula diperhatikan bahwa walaupun menurut SKMK No.261 dikatakan bahwa laporan harus juga diberikan
kepada Departemen Keuangan tetapi dalam prakteknya laporan hanya diberikan kepada Bank Indonesia.
Selain itu SKMK No.261 juga menentukan bahwa dalam hal BUMN yang mengambil pinjaman luar negeri, maka
diperlukan izin dari Menteri Keuangan. Sedangkan yang dimaksud BUMN adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian sahamnya dimiliki oleh Pemerintah RI. (vide UU No.19/1969). Tetapi dalam praktek pernah
penulis alami sebuah bank devisa yang 11% dari saham-sahamnya masih dimiliki oleh Pemerintah RI cq Bank
Indonesia oleh Bank Indonesia sendiri ia dianggap sebagai bank swasta, sehingga oleh karenanya ketika bank
tersebut memperoleh dana dari luar negeri ia tidak perlu minta izin kepada Menteri Keuangan. Jadi penulis
berkesimpulan bahwa UU No.19/1969 yang menentukan bahwa yang dianggap BUMN adalah segala
perusahaan yang sebagian sahamnya, meskipun minoritas, dimiliki oleh Pemerintah RI sudah tidak sesuai lagi.
Harus dibuat undang-undang penggantinya yang menentukan bahwa suatu perusahaan hanya dapat
dikatagorikan sebagai BUMN jika saham-sahamnya mayoritas milik Pemerintah RI..
20
6.8. Leverage Ratio
Perbandingan anatara total assets debitur dengan hutangnya ditentukan misalnya 3,5:1 artinya jumlah nilai
assets debitur harus 3,5 kali lebih besar daripada jumlah hutang debitur, sehingga dalam hal assets tersebut
dieksekusi untuk pelunasan hutang debitur, kreditur mendapat kepastian bahwa hasil penjualan assets tersebut
dapat melunasi hutang-hutang debitur.
Catatan: yang dimaksud dengan assets disini ialah semata-mata harta kekayaan debitur yang bersifat tangible
(benda bertubuh); sedangkan intangible assets (terdiri dari hak-hak milik intelektual) tidak termasuk assets.
6.9. Current Account
Selama berlangsungnya S.L.A. debitur harus mempunyai rekening di bank-bank para kreditur atau agent.
6.10. Fiduciary Transfer
Debitur harus menyerahkan daftar assets barang-barang bergeraknya yang dijaminkan secara fiducia kepada
para kreditur.
6.11. Minimum Margin Obligation

16/118

Debitur harus mempertahankan nilai jaminan yang diberikannya, sehingga selisih dari nilai jaminan tersebut
(setelah dikurangi nilai depresiasinya) minus jumlah S.L. yang terhutang tidak bolah melebihi suatu prosentase
tertentu dari nilai assets tersebut (minimum margin).
Misalnya : nilai assets yang dijaminkan, setelah dikurangi depresiasinya = US$. 1,000,000.- dan minimum
marginya ditentukan 25% yaitu : 25% x US$ 1,000,000.- = US$. 250,000.-, sehingga jumlah dana S.L.
maksimum yang dapat diambil dan terhutang oleh debitur adalah sebesar US$ 1,000,000.- - US$. 250,000.- =
US$ US$. 750,000.7. NEGATIVE COVENANTS
Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh debitur selama berlangsungnya S.L.A. kecuali telah mendapatkan izin
tertulis terlebih dahulu dari kreditur, yaitu hal-hal sebagai berikut:
7.1. Merger
Debitur dilarang melakukan merger atau consolidation dengan perusahaan lain, karena perusahaan hasil
mereger atau consolidation belum mau menerima hutang yang berasal dari S.L. Tetapi dalam hal para kreditur
21

setuju untuk membiarkan debitur melakukan merger/consolidation maka harus diadakan perjanjian
pembaharuan hutang (novasi) atas S.L.
7.2. Sale of Assets
Debitur dilarang menjual assets perusahaannya, yang dapat mempengaruhi kemampuan atau cara membayar
hutang debitur, kecuali barang-barang yang menurut bidang usaha debitur memang untuk dijual. Walaupun hak
hipotik tetap mengikuti objeknya yang telah dijual kepada pihak lain, tetapi dalam prakteknya kreditur melarang
debitur menjual objek hipotik.
7.3. Indebtedness
Debitur dilarang membuat hutang lain kepada pihak ketiga.
Catatan: Walaupun pada dasarnya debitur dilarang membuat hutang lain kepada pihak ketiga, tetapi pinjaman
yang merupakan refinancing dari S.L. biasanya dapat dilakukan oleh debitur dengan izin dari para kreditur
sindikasi. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut:
Misalnya berdasarkan S.L.A. debitur telah terhutang (loan outstanding) sebesar US$ 5,000,000.- yang berupa
hutang pokok plus bunga, dengan tingkat bunga 1,7% diatas LIBOR. Debitur merasa keberatan melunasi
hutangnya dengan tingkat bunga tersebut, sehingga debitur mencari kreditur lain yang bersedia memberikan
kredit untuk melunasi hutang tersebut dengan tingkat bunga yang lebih rendah daripada tingkat bunga S.L.A.
misalnya 1,3% diatas LIBOR. Dengan demikian debitur melunasi hutangnya kepada para kreditur sindikasi,
tetapi membuat hutang baru kepada kreditur lain dengan tingkat bunga yang lebih menguntungkannya.
Pinjaman yang diberikan untuk melunasi hutang yang sebelumnya disebut Refinancing Loan.
Sebagai jaminan dari refinancing loan tersebut biasanya kreditur sindikasi lama memberikan garansi kepada
kreditur- refinancer berupa Standby Letter of Credit. Artinya dalam hal debitur lalai mengembalikan refinancing
loan, maka standby L/C tersebut dapat dicairkan untuk pelunasan refinancing loan. Selama jaminan standby L/C
tersebut diberikan, debitur harus membayar standby Fees kepada para penjamin (para kreditur sindikasi).
Jaminan standby ini diberikan, karena kreditur refinancer tidak mungkin lagi memperoleh jaminan kebendaan
yang memadai disebabkan asset-asset debitur telah dijaminkan terlebih dahulu kepada para kreditur sindikasi.
Refinancing Loan dibuat sebagai perjanjian tersendiri antara debitur dengan kreditur refinancer, sedangkan
jaminan berupa standby L/C dibuat dalam suatu Amendment Agreement (to S.L.A.) dengan menambahkan
klausula mengenai standby L/C. Misalnya pasal terakhir dari S.L.A. adalah Pasal 13, maka dalam Amendment
Agreement ditambah dengan Pasal 14 yang mengatur standby L/C.
22
7.4. Encumbrances
Selain daripada jaminan-jaminan yang telah diberikan debitur untuk menjamin S.L., debitur dilarang membebani
segala assetnya kepada pihak lain dalam bentuk apapun, kecuali pembebanan sebagai jaminan atas hutang
untuk pembiayaan modal kerja debitur.

17/118

7.5. Loans and Investments


Debitur dilarang memberikan pinjaman kepada atau melakukan penyertaan modal pada pihak lain, termasuk
kepada pemegang saham, pengurus, pengawas dan anak-anak perusahaan debitur.
7.6. Arms Length Transaction
Debitur dilarang melakukan segala transaksi dengan pihak-pihak yang masih mempunyai hubungan
kekeluargaan dengannya, termasuk dengan pemegang saham, pengurus, pengawas dan anak-anak
perusahaan debitur.
Catatan: Walaupun demikian, biasanya kreditur sindikasi mengijinkan debitur untuk mengambil Subordinated
Loan dari para pemegang sahamnya dalam rangka memperkuat modal debitur tanpa harus menyetor modal
baru. Yang dimaksud dengan Subordinated Loan ialah pinjaman yang hanya bisa dilunasi setelah pinjamanpinjaman kepada kreditur-kreditur lain yang kedudukannya lebih senior dilunasi. Jadi kreditur yang memberikan
Subordinated Loan kedudukannya adalah sebagai junior creditor atau subordinated creditor. Biasanya
subordinated creditor tersebut adalah pemegang saham dari debitur sendiri.
Maksud diberikannya Subordinated Loan ialah untuk memperkuat permodalan debitur, tanpa debitur harus
menyetor modal baru yang mengakibatkan modal dasar meningkat. Karena untuk meningkatkan modal dasar
prosesnya lama yaitu harus merubah anggaran dasar perusahaan dan perubahan tersebut harus dapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman (prosesnya kira-kira 3-6 bulan). Lagi pula dalam hal peningkatan modal
dasar biaya notarisnya besar (1 0/00 sampai 0,5% dari modal dasar yang ditingkatkan).
Catatan: Loans, Investments, Arms Length Transaction yang dilakukan debitur dengan pihak-pihak yang masih
mempunyai hubungan dekat dengan atau merupakan bagian dari debitur dikhawatirkan tidak diperjanjikan atau
dilaksanakan secara ketat sebagaimana transaksi bisnis yang normal, sehingga hal ini akan memberikan
dampak negatif terhadap kemampuan debitur untuk melunasi S.L.
23
7.7. Dividens
Selama hutang S.L. belum dilunasi oleh debitur, maka debitur dilarang untuk membayarkan dividen kepada para
pemegang sahamnya.
7.8. Management; Shareholders
Kecuali agent telah memberikan persetujuan sebelumnya, debitur dilarang untuk mengadakan
perubahanpengurus dan/atau para pemegang sahamnya.
7.9. No Change in Collateral Agreements
Debitur dilarang membuat perubahan-perubahan pada akte-akte jaminan.
7.10 No Additional Capital Expenditures
Dalam rangka membangun proyek yang dibiayai dengan S.L debitur dilarang melakukan penambahanpenambahan biaya pembangunan proyek selain daripada yang telah ditentukan dalam Feasibility Report. Dalam
hal penambahan biaya tersebut memang diperlukan, maka terlebih dahulu harus diperoleh izin dari agent atau
dibiayai sendiri oleh para pemegang saham debitur sebagai pinjaman kepada debitur, pinjaman mana harus di
sub-ordinasikan terhadap S.L.
8. CONDITIONING OF DRAWDOWN (CONDITION PRECEDENT)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh debitur untuk dapat menarik pinjaman adalah sebagai berikut:
8.1. Initial Drawdown
Untuk penarikan yang pertama maka disyaratkan bahwa:
a. agency fee harus dibayar terlebih dahulu;
b. akte-akte jaminan telah diserahkan kepada agent;
c. fotocopy anggaran dasar debitur dan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Sahamdebitur
yang mengizinkan debitur untuk menanda-tangani S.L.A;
d. contoh tanda-tangan dari setiap peserta Keputusan Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham
tersebut dalam butir c;
24

18/118

e. seluruh fotocopy izin-izin dari pihak yang berwenang dalam rangka menanda-tangani S.L.A. (Bank Indonesia,
dalam hal S.L. adalah offshore loan; BKPM, dalam hal debitur adalah PT. PMA atau PT. PMDN);
f. Opinion of Indonesian Counsel to the Borrower, sebagaimana dilampirkan sebagai Exhibit E dari S.L.A;
g. Opinion of Indonesian Counsel to the Lenders, sebagaimana dilampirkan sebagai Exhibit F dari S.L.A;
h. fotocopy kontrak-kontrak yang ditanda-tangani oleh debitur dalam rangka pembangunan proyek yang dibiayai
dengan S.L;
i. fotocopy perubahan terakhir anggaran dasar debitur yang menyatakan besarnya modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor dari debitur pada saat S.L.A ditanda-tangani;
j. polis-polis asuransi telah diserahkan kepada agent;
k. pernyataan jaminan dari debitur bahwa debitur akan mengganti kerugian atas timbulnya resiko
berfluktuasinya mata uang (exchange risk);
l. pernyaatan jaminan dari para pemegang saham debitur bahwa mereka tidak akan menggadaikan atau
mengurangi saham-saham mereka pada perusahaan debitur tanpa izin dari agent;
m. Promissory Note telah ditanda-tangani oleh debitur dan diserahkan kepada agent sesaat sebelum initial
drawdown dicairkan;
n. pernyataan debitur kepada agent bahwa seluruh ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal mengenai
representations and warranties, affirmative covenants, negative covenants telah dipenuhi semuanya;
o. fotocopy Feasibility Report telah diserahkan kepada agen.
8.2. All Drawdown
Untuk penarikan-penarikan pinjaman selanjutnya diisyaratkan bahwa condition precedents tersebut di atas
masih tetap dipenuhi dan agen telah menerima Notice of Drawdown berikut promissory notenya sebelum setiap
drawdown dicairkan.
25
9. EVENT OF DEFAULTS
Terjadinya hal-hal tersebut di bawah ini merupakan suatu perbuatan ingkar janji (wanprestasi) oleh pihak debitur,
dimana debitur akan menghadapi konsekwensi-konsekwensi tertentu atas terjadinya wanprestasi tersebut
(consequence of default).
9.1. a. Payment Default
Debitur tidak membayar hutang-hutangnya baik hutang bunga maupun hutang pokok, pada tanggal jatuh
temponya.
b. Representation Default
Debitur memberikan dokumen-dokumen sebagaimana disebutkan dalam pasal yang mengatur Representation
and Warranties (lihat butir 5) yang isinya tidak benar.
c. Negative Covenant Default
Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal mengenai Negative Covenant
(lihat butir 7).
d. Other Provision Default
Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan lain dari perjanjian ini. (selain daripada ketentuan mengenai
Negative covenant Default dan Payment Default yang telah diatur dalam pasal-pasal tersendiri).
e. Authorization and Approval Default
Penarikan atau pembatasan atas segala kuasa dan/atau izin dari pihak-pihak yang berwenang merupakan suatu
wanprestasi oleh debitur, kecuali jika keputusan tentang penarikan/pembatasan tersebut dibatalkan selambatlambatnya dalam waktu misalnya 90 hari sejak keputusan penarikan/pembatasan tersebut, artinya kuasa/izin
tersebut diberlakukan kembali.
f. Illegaly Default
Terjadinya keadaan dimana menurut hukum yang berlaku, debitur menjadi tidak berwenang lagi untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagaimana diatur dalam S.L.A.
26
g. Cross Default
Wanprestasi terhadap kreditur lain dianggap wanprestasi terhadap para kreditur sindikasi. Konstruksi hukum ini

19/118

dibuat mengingat para kreditur sindikasi mengkhawatirkan bahwa:


i. Ketidak mampuan debitur untuk membayar kepada kreditur lain mencerminkan juga ketidak mampuan debitur
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada para kreditur sindikasi.
ii. Jaminan-jaminan yang diberikan debitur untuk menjamin S.L. akan dieksekusi terlebih dahulu untuk melunasi
hutang-hutang debitur kepada kreditur lain tersebut, sehingga mengurangi jaminan S.L.
h. Judment Default
i. Adanya Keputusan Pengadilan yang mewajibkan debitur membayar denda diatas jumlah tertentu misalnya
over US$ 500,000.- dan debitur tidak mampu melaksanakan Keputusan tersebut setelah jangka waktu tertentu
misalnya dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah Keputusan dikeluarkan, maka hal ini dianggap
wanprestasi debitur terhadap S.L.A, atau;
ii. Adanya penetapan Pengadilan yang isinya menyita kekayaan debitur dan penetapan sita tersebut tidak
diangkat setelah jangka waktu tertentu misalnya penetapan sita tidak juga diangkat setelah 30 hari sejak
ditetapkannya, maka hal ini dianggap wanprestasi debitur terhadap S.L.A.
i. Nationalization Default
Dalam hal terjadi nationalization atau mengambil alihan assets debitur oleh Pemerintah dimana agen
menganggap bahwa hal tersebut sangat mempengaruhi (meterially affect):
i. jalannya usaha debitur;
ii. kemampuan debitur untuk membayar hutangnya.
j. Bankruptcy Default
Debitur wanprestasi karena pada saat hutangnya jatuh tempo:
i. debitur dalam keadaan pailit;
ii. debitur atau pihak ketiga telah memohon kepailitan atas diri debitur.
27
k. Security Default
Terjadinya kesalahan pada akte-akte jaminan yang sangat mempengaruhi kekuatan hukum dari jaminannya.
l. Articles of Asociation Default
Debitur merubah anggaran dasarnya sehingga memberikan dampak negatif terhadap S.L.A., promissory note
dan akte-akte jaminan, atau mempengaruhi kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
berdasarkan S.L.A., promissory note dan akte-akte jaminan tersebut.
m. Project Performance Default
Projek yang dibiayai oleh dana S.L. tidak selesai pada waktu yang telah disepakati dalam S.L.A. atau setelah
perpanjangan waktu yang telah disepakatai oleh debitur dan agen.
n. Contracts Default
Terjadinya kesalahan yang sangat mempengaruhi kontrak-kontrak yang dibuat debitur dengan pihak kontraktor
atau pihak ketiga lainnya dalam rangka pembangunan proyek yang dibiayai oleh S.L.
9.2. Consequence of Default
a. Dalam hal terjadi wanprestasi mengenai hal-hal tersebut diatas (yang dianggap materiil oleh debitur), kecuali
payment default, maka agen dapat memberi kesempatan kepada debitur misalnya selama 90 hari untuk
memulihkan keadaan wanprestasi tersebut.
Jika setelah kesempatan tersebut lewat waktu dan ternyata debitur belum juga dapat memulihkan
wanpretasinya tersebut, atau
b. Dalam hal terjadi payment default, maka:
i. Agent dengan pemberitahuan tertulis kepada debitur dapat menyatakan bahwa S.L. berikut segala bunga
yang terhutang dan pembayaran-pembayaran lain yang diwajibkan kepada debitur harus dibayar lunas atau
ii. Agent dengan pemberitahuan tertulis dapat menyatakan bahwa sisa commitment yang belum diambil oleh
debitur dibatalkan artinya sejak pemberitahuan tersebut sisa commitment S.L. tidak bisa diambil lagi oleh
debitur.

20/118

28
Catatan: Dalam prakteknya jarang sekali para kreditur langsung mengeksekusi jaminan-jaminan dari S.L., tetapi
mereka cenderung mengadakan rescheduling dan/atau restructuring pembayaran kembali hutang-hutang
debitur.
Yang dimaksud dengan rescheduling ialah para kreditur sindikasi setuju untuk menangguhkan waktu
pembayaran hutang-hutang debitur, sedangkan restructuring ialah memberikan keringanan-keringanan
kepada debitur dengan menurunkan persentase bunga misalnya dari 1,7% menjadi 1,25% (diatas LIBOR)
dan/atau meng-hapuskan default interest yang terhutang.
Rescheduling/Restructuring diatur dalam Amendment Agreement dibawah klausula Concessions. Dalam
perjanjian tersebut diatur pula bahwa jika debitur wanprestasi membayar hutang-hutangnya setelah
rescheduling/restructuring diberikan, maka keringanan-keringanan tersebut otomatis dicabut dan kembali
diberlakukan ketentuan-ketentuan S.L.A. (diatur dalam Recapture Clause).
Bahkan jika terjadi payment default selama masa grace period, para kreditur pada umumnya tidak mengambil
tindakan apapun kearah eksekusi, termasuk tidak memberikan notice of default.
10. AGENT AND MANAGER
Tugas agen pada dasarnya adalah untuk mengelola pinjaman sindikasi dan berhubungan langsung dengan
debitur (selanjutnya lihat 10.1). Sedangkan manager adalah pemimpin dari para kreditur sindikasi dalam rangka
pemenuhan commitment masing-masing kreditur sindikasi dalam rangka pemenuhan commitment masingmasing kreditur sindikasi kepada debitur. Dalam hal salah satu kreditur sindikasi tidak mampu memenuhi
commitmentnya atau mengundurkan diri dari sindikat sebelum memenuhi seluruh commitmentnya maka
manager harus mencari kreditur sindikasi lain untuk menggantikannya.
Dalam banyak S.L.A. agen dan manager digabung menjadi satu, sehingga hanya terdapat agen saja atau
manager saja yang tugas-tugasnya meliputi tugas-tugas agen dan manager sebagaimana tersebut diatas.
Tetapi dalam hal terdapat agen dan manager dalam satu S.L.A. keuntungannya ialah agar diperoleh
management fee dan agency fee. Sedangkan dalam hal hanya ada agen saja atau manager saja, maka
hanya diperoleh satu jenis fee (management fee saja atau agency fee saja).
10.1. Appointment of Agent
Para kreditur sindikasi akan memunjuk sebuah bank sebagai agen, yang akan diberi kuasa oleh para kreditur
tersebut untuk melaksanakan segala hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka sebagaimana diatur dalam
S.L.A.
29

dan perjanjian-perjanjian accessoirnya. Biasanya agen juga menjadi salah satu kreditur sindikasi.
10.2. Reimbursement for Expenses
Dalam hal agent mengeluarkan sejumlah biaya dalam rangka melaksanakan hak-hak para kreditur sindikasi dan
biaya tersebut tidak dapat ditagih dari debitur, maka para kreditur akan mengganti biaya-biaya tersebut sesuai
dengan persentage commitmentnya.
10.3. Liability and Credit Appraisal
Baik agen maupun manager tidak dapat dipersalahkan dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
agen/manager dan bahkan akan mendapat ganti kerugian dari para kreditur sindikasi dalam hal agen
melaksanakan tugas-tugasnya telah menderita kerugian, kecuali agen dan manager telah melakukan gross
negligence (kelalaian yang mengakibatkan kerugian yang besar) atau wilful misconduct (pelanggaran yang
disengaja).
Mengenai hak masing-masing kreditur untuk melakukan credit investigation dan penilaian terhadap objek
jaminan (appraisal) maka masing-masing kreditur akan melakukannya sendiri atau para kreditur sindikasi
akan menunjuk credit investigator and appraisal sendiri. Oleh karenanya agen dan manager tidak bertanggung
jawab atas hasil credit investigation/appraisal tersebut.
10.4. Reliance by Agent
Agen harus mempercayai semua dokumen dan surat menyurat yang dibuat oleh orang-orang yang telah
dipilihnya sendiri (misalnya: legal counsel and auditor) dan mereka hanya bertanggung jawab atas segala
dokumen dan surat-surat yang dibuatnya kepada agen saja (tidak kepada para kreditur sindikasi maupun

21/118

debitur).
10.5. Agen and Manager
i. Dalam hal agen dan manager juga menjadi kreditur sindikasi, maka mereka mempunyai hak-hak dan
kewenangan yang sama dengan para kreditur sindikasi lainnya dalam rangka memberikan advance kepada
debitur.
ii. Penunjukannya sebagai agen dan manager dalam S.L.A. tidaklah menghalangi agen dan manager untuk
melakukan transaksi bisnis lainnya (selain daripada S.L.) dengan debitur.
Catatan: Pada umumnya manager dan agen adalah kreditur yang memberikan pinjaman yang terbesar.
30
10.6. Payments, Notice and Determinations by the Agent
i. Agen harus dengan segera mendistribusikan segala piutang-piutang yang dibayarkan oleh debitur melalui
agen kepada masing-masing kreditur sindikasi.
ii. Dalam hal debitur tidak dapat membayar hutangnya pada saat jatuh temponya maka atas kemauannya sendiri
agen dapat membayarkan jumlah hutang tersebut (hutang pokok + bunga) kepada masing-masing kreditur
sindikasi. Jika hal ini terjadi maka para kreditur sindikasi tersebut harus membayar kembali jumlah uang yang
telah diberikan agen kepada mereka dengan bunga yang ditentukan sendiri oleh agen, tetapi dengan
berpedoman kepada bunga over-night call money disalah satu pasar uang internasional (London, New York,
Singapore). Selanjutnya lihat keterangan butir 10.9.ii.
iii. Agen harus dengan segera memberitahu para kreditur sindikasi mengenai segala pesan/pemberitahuan dari
debitur termasuk semua fotocopy dari laporan-laporan, pernyataan-pernyataan, rekening-rekening dan
dokumen-dokumen yang diterima oleh agen dari debitur.
iv. Segala pemberitahuan dari agen mengenai tingkat bunga, interest period, interest determination date,
funding costs dan segala penetapan jumlah uang lainnya berkenaan dengan S.L. yang ditentukan oleh agen
mengikat debitur, manager dan para kreditur sindikasi.
10.7. Notice to the Agent of an Event of Default
i. Agen harus dianggap tidak mengetahui tentang telah terjadinya suatu wanprestasi, kecuali kepadanya telah
diberitahukan lebih dahulu mengenai hal tersebut oleh salah satu kreditur sindikasi atau debitur atau pemegang
saham debitur.
ii. Segera setelah menerima pemberitahuan mengenai wanprestasi tersebut, agen harus meneruskan informasi
mengenai hal itu kepada semua kreditur sindikasi.
iii. Dengan terjadinya wanprestasi tersebut, agen akan melakukan tindakan-tindakan terhadap debitur
sebagaimana ditentukan dalam S.L.A. (lihat butir 9.2) atas perintah para kreditur sindikasi.
iv. Jika perintah tersebut tidak/belum diberikan oleh para kreditur sindikasi, agen dapat memilih untuk bertindak
sendiri sesuai dengan ketentuan S.L.A atau tidak melakukan tindakan apapun sampai ada perintah dari para
kreditur sindikasi.
31
10.8. Agents Capacity as a Lender
Dalam hal agen juga menjadi salah satu kreditur sindikasi maka ia mempunyai hak dan kewenangan yang sama
dengan para kreditur sindikasi lainnya.
10.9. Indemnification to Agent
i. Para kreditur sindikasi harus mengganti segala biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Agen, kecuali
pengeluaran tersebut berasal dari kesalahan si agen sendiri (gross negligence or wilful misconduct).
ii. Dalam hal debitur tidak dapat membayar hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo maka atas kemauan
sendiri agen dapat membayarkan jumlah hutang tersebut kepada kreditur sindikasi, sehingga agen mendapat
hak subrogasi untuk menerima/memiliki pelunasan hutang debitur sejumlah yang telah dibayarkannya terlebih
dahulu kepada kreditur sindikasi. Tetapi dalam hal debitur tidak mampu juga melunasi hutangnya kepada agen
(sehingga hak subrogasi agen tidak dapat dilaksanakan), maka para kreditur sindikasi harus mengembalikan
kepada agen pelunasan yang telah diberikannya berikut bunga yang berpedoman kepada over night call
money (lihat keterangan terdahulu butir 10.b.ii).

22/118

iii. Agen dapat menolak untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan S.L.A.
maupun ketentuan-ketentuan dalam akte-akte jaminan, kecuali:
a. dalam S.L.A maupun akte-akte jaminan secara tegas ditentukan bahwa agen harus melakukan suatu
tindakan tertentu, atau
b. agen akan mendapat penggantian dari para kreditur sindikasi dalam hal ia harus melakukan tindakantindakan yang dalam S.L.A. maupun akte-akte jaminan tidak secara tegas dinyatakan sebagai kewajibankewajiban agen. Misalnya: Dalam S.L.A maupun akte-akte jaminan tidak ditentukan secara tegas bahwa agen
harus melegalisir S.L.A dihadapan notaris dan mendaftarkan akte-akte jaminannya ke instansi yang berwenang,
maka jika para kreditur sindikasi meminta agen untuk melakukan hal-hal yang bukan merupakan kewajiban
agen tersebut, mereka harus mengganti segala pengeluaran-pengeluaran agen dalam rangka melaksanakan
hal-hal tersebut.
10.10. Authorization to agen and its right to resign
i. Agen tidak berkewajiban untuk mendaftarkan atau memberitahukan tentang S.L.A. dan akte-akte jaminannya
kepada siapapun.
32
ii. Agen diberi kuasa oleh para kreditur sindikasi untuk menanda-tangani akte-akte jaminan dengan catatan
bahwa segala hak-hak yang diperoleh agen dari akte-akte jaminan tersebut hanya bisa dilaksanakan olehnya
setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur sindikasi.
iii. Agen berhak untuk mengajukan pengunduran dirinya dengan memberitahu terlebih dahulu kepada para
kreditur sindikasi dan debitur. Pengunduran diri tersebut berlaku efektif setelah ditunjuk agen baru dan
penunjukan tersebut diterima olehnya.
11. MISCELLANEOUS
Beberap ketentuan yang biasanya dicantumkan pada akhir sebuah perjanjian. Untuk satu S.L.A. hal-hal yang
akan diterangkan dibawah ini telah menjadi standard yang selalu dicantumkan dalam Section Miscellaneous.
11.1. T e r m
Jangka waktu S.L.A. akan berlangsung sejak ditanda-tanganinya sampai dengan:
i. para kreditur sindikasi mengakhiri commitmentnya karena debitur wanprestasi (lihat butir 9.2.b.ii) atau change
of law (butir 3.4) atau adversity prepayment (butir 3.5)
ii. setelah dilunasinya seluruh hutang-hutang debitur (hutang pokok + bunga + jumlah lain yang terhutang
berdasarkan S.L.A. promissory notes/akte-akte jaminan).
11.2. Entire Agreement : Amendment
i. S.L.A. berikut seluruh akte-akte yang berhubungan sebagaimana disebut dalam S.L.A. mengikat pihak-pihak
yang menanda-tanganinya.
ii. S.L.A. dan perjanjian-perjanjian accessoirnya tersebut mengenyampingkan segala perjanjian-perjanjian
terdahulu (seperti Letter of Offer, Memorandum of Understanding dll), yang dibuat dalam rangka S.L.A.
iii. Perubahan dari S.L.A accessoirnya hanya dapat dilakukan jika ada persetujuan tertulis dari seluruh kreditur
sindikasi (the Unanimous consent of the Lenders).
33
iv. Dalam hal terdapat ketentuan-ketentuan yang sangat merugikan debitur dan karenanya menurut hukum yang
berlaku adalah sangat wajar untuk dirubah maka sudah sepatutnya pulalah para kreditur sindikasi memberikan
izinnya untuk mengadakan perubahan tersebut (it is agreed that such consent shall not be unreasonably
withheld by the lenders ot the agent).
v. Dalam hal suatu perubahan yang diusulkan oleh debitur ditolak oleh kreditur sindikasi, maka penolakan
tersebut harus diberikan dalam waktu yang wajar (tidak terlalu lama).
11.3. Waiver: Cummulative Rights
i. Keterlambatan atau kegagalan agen, manager dan para kreditur sindikasi untuk memerintahkan debitur
melaksanakan isi dari salah satu ketentuan S.L.A. tidaklah berarti menghapuskan hak mereka untuk sekali lagi

23/118

memerintahkan debitur melakukan ketentuan tersebut, kecuali agen dengan sukarela telah menghapuskan
haknya tersebut.
ii. Setiap hak yang diperoleh agen/manager/para kreditur sindikasi dari S.L.A. dan perjanjian-perjanjian
accessoirnya dianggap telah diberikan secara kumulatif dan oleh karenanya dapat dilaksanakan secara
sebagian-sebagian atau secara keseluruhan dari waktu ke waktu selama perjanjian berlangsung.
11.4. Assignment
i. S.L.A. dan perjanjian-perjanjian accessoirnya mengikat para pihak dan pihak-pihak lain menerima pengalihan
hak-hak/kewajiban-kewajiban berdasarkan S.L.A. dan perjanjian-perjanjian accessoirnya dari para pihak
(successors/assigns).
ii. Debitur dilarang untuk mengalihkan segala hak/kewajibannya kecuali telah mendapat persetujuan dari semua
kreditur sindikasi.
iii. Setiap kreditur sindikasi bebas untuk mengalihkan segala hak/kewajiban-kewajibannya kepada pihak lain,
tetapi sebelumnya harus memberitahukan rencana pengalihan tersebut secara tertulis kepada debitur.
Catatan: Dalam hal si kreditur ingin mengalihkan segala hak dan kewajibannya kepada kreditur lain (yang dapat
berupa salah satu kreditur lama atau kreditur baru) maka antara mereka harus dibuat suatu Assignment and
Assumption Agreement. Perjanjian tersebut sudah merupakan novasi walaupun tidak ikut ditanda-tangani oleh
34

debitur, karena biasanya dalam S.L.A. sudah ditentukan bahwa kreditur bebas untuk mengalihkan segala hak
dan kewajibannya kepada kreditur baru (lihat butir iii diatas).
Menurut Pasal 1172 KUHPerdata piutang yang dijamin dengan hipotik harus dialihkan dengan suatu akte
otentik. Tetapi dalam prakteknya banyak Assignment and Assumption Agreement dibuat dibawah tangan. Hal ini
dapat dimengerti karena dalam off-shore loan perjanjian tersebut dibuat antara bank-bank asing dari negaranegara yang memakai sistim hukum Anglo Saxon yang tidak mengenal fungsi notaris sebagai pembuat akte
otentik.
Dalam hal perjanjian pengalihan tersebut dilakukan antara para kreditur yang tunduk kepada hukum Indonesia
(bank/lembaga keuangan nasional) sudah sepatutnyalah jika Pasal 172 KUHPerdata tersebut diindahkan.
11.5. Indemnification
Debitur akan mengganti kerugian kepada agen/manager/para kreditur sindikasi atas segala kerugian-kerugian
yang disebabkan karena ketidak benaran pernyataan-pernyataan/fakta-fakta yang disebutkan dalam Feasibility
Report.
Indemnification clause ini sering juga mengatur funding loss indemnification provision dimana debitur
harus mengganti kerugian yang diderita oleh para kreditur sindikasi akibat kegagalan debitur menarik pinjaman
dalam waktu yang ditentukan.
11.6. Governing Law
Hukum yang mengatur S.L.A bebas dipilih oleh para pihak, tetapi hukum yang mengatur jaminan-jaminan
berupa benda-benda tak bergerak yang diberikan dalam rangka S.L.A. (hipotik atas tanah dan bangunan) tidak
bebas dipilih oleh para pihak dan tunduk kepada hukum dimana benda tak bergerak tersebut terletak (asa lex
rei sitae).
11.7. Submission to Juridiction
Menentukan jurisdiksi dari Pengadilan-pengadilan yang berwenang mengadili sengketa yang timbul dari S.L.A.
dan promissory notesnya.
Biasanya ditentukan bahwa agen berwenang untuk memilih yuridiksi-yurisdikasi sebagai berikut dan debitur
dengan sukarela mengikuti pilihan agen:
- Pengadilan-pengadilan dalam yurisdiksi negara debitur atau
- Pengadilan-pengadilan dalam yurisdiksi negara agen atau
- Pengadilan-pengadilan dalam yurisdiksi negara lain.
35

24/118

11.8. Sett Offs


i. Dalam klausula set-offs ini selain hak set-off juga diatur pelunasan hutang debitur secara bankers lien,
Counter Claim dan cara-cara lain yang sejenis dengan sett-off.
Yang dimaksud dengan Sett-off ialah dalam hal debitur wanprestasi tetapi sebaliknya pada saat tersebut
debitur mempunyai tagihan kepada kreditur, yang dapat berupa dana milik debitur di bank kreditur, maka
kreditur dapat mengambil alih dana debitur tersebut sebagai pelunasan hutang debitur.
Yang dimaksud dengan bankers lien tidak lain daripada pledge of debtors account (debitur menggadaikan
rekeningnya yang ada pada bank kreditur atau bank lain sebagai jaminan pelunasan hutang-hutangnya).
ii. Agen lah yang berhak menentukan apakah hutang debitur harus dibayarkan secara sett-off. Debitur dilarang
secara sepihak menyatakan hutang-hutangnya dilunasi dengan piutang-piutangnya.
Catatan: Sett-off dalam terminologi Kitab Undang-undang Perdata Indonesia dikenal dengan Perjumpaan
Hutang atau Kompensasi (Pasal 1425-Pasal 1435 KUHPerdata).
11.9. N o ti c e s
Cara-cara korespondensi antara agen dan debitur yang dapat dilakukan dengan personaly delivered/courier, by
telex/fax/airmail yang dialamatkan kepada alamat-alamat debitur dan agen sebagaimana ditentukan dalam
klausula ini.
Ditentukan juga kapan hasil koresponden tersebut dianggap diterima, misalnya telex dari agen dianggap
diterima oleh debitur 1 hari setelah pengirimannya dan debitur telah mengkonfirmasikannya.
11.10. Severability
Dalam hal satu atau beberapa pasal dari S.L.A menjadi invalid, illegal, unenforceable karena perubahan hukum
yang berlaku, hal ini tidak berarti pasal-pasal lain dari S.L.A. juga kehilangan kekuatan hukumnya.
11.11. Counterparts
S.L.A. dapat ditanda-tangani dalam beberapa copy. Setiap copy yang ditanda-tangani oleh para pihak
merupakan perjanjian asli.
36
11.12. Headings
Judul dari S.L.A. semata-mata untuk memudahkan penyebutannya saja dan tidak membatasi pengertianpengertian dari isi S.L.A. itu sendiri. Misalnya S.L.A. yang berjudul US$ 12,000,000.-. Euro Dollar Term Loan
tidak berarti pada saat membaca judul tersebut debitur telah berhutang sebesar US$ 12,000,000.-.
Tanda-tangan
S.L.A. diakhiri dengan ditanda-tanganinya S.L.A. tersebut oleh para pejabatnya yang diberi kewenangan untuk
itu dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
S.L.A. dapat ditanda-tangani pada lembar yang sama dengan pasal terakhir dari S.L.A. tersebut. Tetapi dapat
pula disediakan lembar tersendiri (terpisah dari lembar yang memuat pasal terakhir) yang disebut Execution
Page.
Patut diperhatikan bahwa menurut hukum kebiasaan di Indonesia, materai selalu ditempelkan pada tempat
penanda-tanganan debitur, walaupun S.L.A. dibuat dalam beberapa rangkap (Executed Copy).
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(EXHIBITS)
SYNDICATED LOAN
Schedule
Berisikan nama-nama para kreditur sindikasi, alamat mereka, commitment dan commitment percentage (lihat
butir 1.4 S.L.A.)
Promissory Note (Exhibit-A)
Surat Promes yang ditanda-tangani oleh debitur pada setiap saat debitur mengambil bagian dari pinjaman (pada
saat drawdown). Promissory note yang telah ditanda-tangani debitur akan dipegang oleh agen dan akan dipakai
sebagai bukti di Pengadilan bahwa debitur telah wanprestasi, jika debitur telah tidak membayar hutangnya pada
saat jatuh tempo.
Fiduciary Transfer Agreement (FTO) (Exhibit-B)

25/118

Salah satu jaminan kebendaan yang diberikan debitur kepada para kreditur sindikasi atas benda-benda
bergerak milik debitur, terutama segala mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang dipergunakan dalam proyek
debitur yang dibiayai dengan S.L. Daftar benda-benda yang dijaminkan secara FTO tersebut dilampirkan dalam
FTO Agreement dan menjadi satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari FTO Agreement.
Catatan: Walaupun dalam FTO selalu ditentukan bahwa dalam hal debitur wanprestasi maka kreditur
pemegang FTO berhak untuk menjual barang-barang jaminan fiducia tersebut untuk mengambil pelunasan dari
piutang-piutangnya, tetapi dalam praktek peradilan di Indonesia eksekusi secara demikian tidak dibenarkan.
Oleh karenanya untuk mengeksekusi barang-barang FTO harus melalui gugatan perdata biasa.
Deed of Hypothec (Exhibit-C)
Jaminan kebendaan yang paling kuat bagi kreditur dan dapat langsung dieksekusi jika debitur wanprestasi. Para
kreditur sindikasi biasanya selalu mensyaratkan agar kepada mereka diberikan hipotik pertama.
Hipotik kedua, ketiga dan seterusnya (hipotik selanjutnya) biasanya dipasang dengan alasan bahwa bunga tidak
dibayar pada jatuh temponya sehingga menimbulkan default interest dan penalty (denda) yang menyebabkan
hutang debitur meningkat. Demikian juga hutang pokok, bunga dan denda tersebut yang biasanya dihitung
dengan valuta asing sesuai dengan S.L. nya menjadi naik
38
nilainya jika dihitung dengan rupiah yang selalu mengalami devaluasi terhadap valuta asing. Karena hipotik
dihitung dalam rupiah, maka dengan adanya devaluasi tersebut, nilai hipotik terpasang tidak cukup lagi untuk
menutup nilai hutang yang dihitung dengan valuta asing. Oleh karenanya harus dipasang hipotik selanjutnya
diatas tanah yang sama, jika nilai riel (harga pasar) tanah tersebut pada saat hipotik selanjutnya dipasang
memang masih mencukupi untuk dibebani hipotik. Contoh : jumlah hutang Rp. 1.000.000.000,- dan dijamin
dengan hipotik pertama sejumlah tersebut yang dipasang pada tanggal 2 Januari 1985. Pada bulan September
1986 terjadi devaluasi , sehingga nilai hutang membengkak menjadi Rp. 2.000.000.000,-. Maka untuk menjamin
kenaikan hutang sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Rp. 2.000.000.000,- - Rp. 1.000.000.000,-) harus dipasang
hipotik kedua. Dalam hal harga tanah pada saat hipotik kedua akan dipasang masih melebihi nilai hutang riel
(Rp. 2.000.000.000,-) maka hipotik kedua tersebut dapat dipasang. Tetapi dalam hal sebaliknya, kreditur harus
meminta objek jaminan lain dari debitur.
Untuk kepentingan off-shore creditors biasanya draft akte hipotik biasanya dibuat dalam bahasa Inggris. Jika
para kreditur sindikasi sudah menyetujui draft tersebut, maka draft tersebut kemudian diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia, karena akte hipotik harus dibuat dengan akte otentik (PPAT) dalam bahasa Indonesia dan
perumusan kata-katanya ditentukan oleh PPAT yang membuatnya dengan persetujuan para kreditur.
Catatan: Biasanya hipotik tidak langsung dipasang segera setelah S.L.A. ditanda-tangani, tetapi dibuat terlebih
dahulu Surat Kuasa Memasang Hipotik dimana agen diberi kuasa oleh debitur untuk memasang hipotik atas
tanah dan bangunan yang dijaminkannya. Sementara itu atau untuk mencegah debitur memberikan hak hipotik
pertama kepada kreditur-kreditur lain maka agen akan memegang asli sertifikat-sertifikat tanah dan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) milik debitur yang yang dijaminkannya dalam S.L.A.
Gurantee Agreement (Exhibit D)
Jaminan lain yang lazimnya diberikan dalam rangka S.L. ialah garansi yang dapat berupa:
a. Personal Guarantee dan/atau;
b. Corporate Guarantee.
Si pemberi garansi (guarantor) menjamin para kreditur sindikasi bahwa dalam hal debitur wanprestasi (gagal
mengembalikan hutang-hutangnya saat jatuh temponya) maka guarantor akan melunasinya. Semua harta
guarantor baik yang sudah ada maupun yang akan ada kemudian menjadi jaminan bagi pelunasan hutang
debitur (pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia (KUHPer). Karena para kreditur
sindikasi menginginkan suatu pembayaran seketika dari guarantor pada saat debitur wanprestasi, tanpa harus
melakukan tuntutan lebih dahulu kepada debitur, maka pasal-pasal 1430, 1831, 1833, 1837, 1838, 1843, 1847,
1848, 1849 dan 1850 harus tidak diberlakukan (waived) dalam perjanjian garansi.
39
Dalam hal Personal Guarantee biasanya diberikan oleh pemegang saham mayoritas (pemilik) perusahaan
yang menjadi debitur dalam S.L. Jika gurantor dalam keadaan menikah, sehingga oleh karenanya hartahartanya menjadi harta milik bersama dengan isterinya, maka diperlukan persetujuan isteri dalam rangka
pemberian garansi tersebut.

26/118

Dalam hal Corporate Guarantee biasanya diberikan oleh perusahaan dari group debitur yang oleh para kreditur
sindikasi mempunyai asset yang cukup untuk menjamin pelunasan hutang debitur.
Misalnya group perusahaan XYZ terdiri dari PT. X, PT. Y dan PT. Z, PT. Z menjadi debitur dari suatu S.L.,
sedangkan PT. Y merupakan perusahaan terbesar dan terkuat dari group perusahaan XYZ. Maka lazimnya para
kreditur sindikasi meminta PT. Y menjadi guarantor dari PT. Z dalam rangka S.L.
Dalam hal guarantornya adalah sebuah bank, maka corporate guarantee tersebut dikatagorikan sebagai Bank
Guarantee. Dalam hal ini selain daripada ketentuan-ketentuan garansi dalam KUHPerdata, harus juga dipatuhi
ketentuan Bank Indonesia dalam rangka pemberian bank garansi. Dalam hal bank garansi diberikan oleh
cabang dari suatu bank yang berbadan hukum Indonesia, baik bank swasta maupun bank pemerintah yang
beroperasi di luar negeri (off-shore branch of an Indonesia Bank), patut pula diperhatikan/dipatuhi ketentuanketentuan hukum setempat dimana cabang bank tersebut berada. Misalnya saat ini peraturan Bank Indonesia
melarang sebuah bank memberikan garansi dalam valuta asing, sedangkan ketentuan hukum setempat dari
cabang bank tersebut berada (misalnya hukum Singapore) membolehkan bank garansi diberikan dalam valuta
asing (non Rupiah), maka ketentuan hukum asing itulah yang berlaku.
Garansi dapat juga diberikan sebagai Subrogation Guarantee (yang dikenal sebagai Penanggungpenanggung dalam Pasal 1823:2 KUHPer) dengan konstruksi hukum sebagai berikut:
PT. Angin Ribut adalah debitur dari suatu S.L. sebagai jaminannya diberikan bank garansi oleh Bank A,
sehingga jika PT. Angin Ribut wanprestasi terhadap para kreditur sindikasi, maka Bank A harus melunasinya
dan oleh karenanya Bank A mempunyai hak subrograsi untuk menuntut pelunasan dari pembayaran yang
telah dilakukannya kepada kreditur sindikasi dari debitur (PT. Angin Ribut), tetapi Bank A tidak yakin bahwa
debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi pembayaran subrogasi tersebut, dengan suatu alasan yang
kuat bahwa karena kepada kreditur sindikasi debitur tidak bisa melunasi hutangnya, maka kepada Bank A hal
yang sama (tidak mampu meluansi pembayaran subrogasi) kemungkinan besar akan terjadi. Oleh karenanya
Bank A meminta salah satu/beberapa perusahaan dari Group dimana PT. Angin Ribut bernaung menjadi
Guarantor atas pelunasan subrogation payment yang telah dilakukan oleh Bank A. Perusahaan yang menjadi
guarantor dari guarantor (Bank A) disebut Subrogation Guarantor.
40
Notice of Drawdown (Exhibit E)
Beberapa hari sebelum debitur menarik bagian-bagian dari pinjamannya, ia harus menyerahkan kepada agen
suatu notice of draw down yang menyebutkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tanggal penarikan pinjaman.
b. Jumlah pinjaman yang ingin ditarik.
c. Pernyataan debitur bahwa segala condition precedent yang diperlukan untuk menarik hutang tersebut telah
dipenuhi. (lihat butir 5 SLA- Representations and Warranties).
Legal Opinion of Indonesian Counsel to the Borrower (Exhibit F) and Legal Opinion of Indonesian
Counsel to the Lenders (Exhibit G).
Salah satu condition precedent yang harus dipenuhi oleh debitur untuk menarik pinjaman ialah telah
diserahkannya legal opinion of Indonesian Counsel to the Borrower dan legal opinion of Indonesian Counsel to
the Lenders kepada agen. Dalam prakteknya legal opinion tersebut diberi tanggal yang sama dengan tanggal
penarikan pinjaman yang pertama (date of initial drawdown) dan diberikan untuk kepentingan (dialamatkan
kepada) agen.
Untuk satu S.L.A. biasanya cukup diberikan lagal opinion of Indonesian Counsel to the Borrower dan sebuah
lagi to the Lender. Tetapi ada yang mensyaratkan legal opinion to the Lenders dibuat oleh 2 legal counsel
yaitu legal opinion of Indonesian Counsel dan legal opinion of Foreign Counsel. Yang dimaksud dengan
Foreign Counsel disini ialah konsultan hukum yang berasal dari negara/negara bagian yang hukumnya telah
dipilih oleh para pihak sebagai hukum yang mengatur S.L.A. (Governing Law). Misalnya dalam suatu S.L.A.
telah dipilih hukum New York, maka suatu Legal Opinion of New York Counsel to the Lenders mungkin
diperlukan untuk menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam hal timbul sengketa antara
para pihak dalam S.L.A., jika sengketa tersebut diadili berdasarkan hukum New York.
Adapun isi dari Legal Opinion of Indonesian Counsel to the Borrower/Lenders adalah sebagai berikut:
a. Konsultan hukum yang ditunjuk untuk membuat legal opinion tersebut pertama-tama menerangkan bahwa ia
berwenang/mempunyai kwalifikasi di lingkungan wilayah hukum Indonesia (wilayah hukum debitur) untuk

27/118

memberikan legal opinion tersebut. Oleh karenanya segala keterangan-keterangan yang diberikan oleh
konsultan hukum didalam legal opinionnya semata-mata berdasarkan hukum yang berlaku dinegaranya (dalam
hal ini hukum Indonesia). Konsultan hukum tersebut juga harus menenangkan bahwa dirinya tidak cakap untuk
memberikan suatu pendapat hukum
41
berdasarkan hukum asing yang tidak dikuasainya (dalam hal ini hukum dari negara kreditur/agen).
b. Kemudian ia harus menerangkan bahwa dalam rangka membuat legal opinion tersebut kepadanya telah
diperlihatkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
i. fotocopy S.L.A. yang telah ditanda-tangani para pihak dan seluruh dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan S.L.A., termasuk tetapi tidak terbatas pada akte-akte jaminan yang telah ditanda-tangani.
ii. fotocopy akte pendirian debitur dan akte-akte perubahannya sampai dengan yang terakhir dan oleh karenanya
masih berlaku pada saat legal opinion tersebut ditanda-tangani.
iii. segala izin/copynya yang diperlukan, termasuk tetapi tidak terbatas pada izin dari BKPM apabila debitur
merupakan suatu perusahaan PMKA atau PMDN dan dari Bank Indonesia.
iv. asli sertifikat tanah, IMB, ijin lokasi dan sebagainya.
c. Menerangkan bahwa debitur adalah badan hukum yang akte pendirian dan perubahan-perubahannya telah
mendapat pengesahan dari pihak yang berwajib (dalam hal ini Menteri Kehakiman). Oleh karenanya debitur
berhak membuat transaksi S.L.
d. Menerangkan komposisi saham/susunan pengurusa dan komisaris debitur pada saat legal opinion ditandatangani. Untuk kepentingan konsultan hukum yang membuat legal opinion disarankan agar ia meminta suatu
Surat Pernyataan dari Direktur Utama debitur (atau pejabat lain yang diberi kewenangan untuk itu) yang isinya
mengkonfirmasikan hal tersebut.
e. Menerangkan bahwa sampai dengan saat legal opinion ditanda-tangani, sepengetahuan si-konsultan hukum,
debitur maupun setiap pengurus debitur tidak menghadapi gugatan perdata/tuntutan pidana. Untuk kepentingan
konsultan hukum, disarankan untuk meminta Surat Pernyataan mengenai hal ini.
Catatan: Cukup satu Surat Pernyataan untuk menuangkan hal-hal tersebut dalam butir d dan e dan draft Surat
Pernyataan tersebut dibuat oleh konsultan hukum yang bersangkutan, sehingga Direktur Utama debitur (atau
pejabat lain yang berwenang) tinggal menanda-tanganinya saja.
f. Menerangkan bahwa berdasarkan anggaran dasar debitur, telah diperoleh segala izin dari organ-organ debitur
yang berwenang untuk menentukan
42
apakah debitur boleh menanda-tangani S.L.A. misalnya: izin dari Dewan Komisaris ataudari para Pemegang
saham debitur.
g. Menerangkan bahwa asset debitur yang dijaminkan untuk S.L. adalah benar-benar milik debitur dan bersih
dari segala pembebanan oleh pihak ketiga. Terdapat kemungkinan asset tersebut masih dijaminkan pada pihak
ketiga pada saat legal opinion diberikan. Hal ini juga harus dijelaskan.
h. Menerangkan bahwa sertifikat-sertifikat tanah dan Izin Mendirikan Bangunan dari tanah/bangunan debitur
yang dijaminkannya benar-benar asli dan telah dicek keasliannya ke kantor Agraria/Pemda yang mengeluarkan
sertifikat/IMB tersebut.
i. Menerangkan bahwa izin-izin/wajib lapor dari pihak yang berwajib juga telah diperoleh. Misalnya untuk suatu
offshore loan dengan debiturnya sebuah PT. biasa wajib dilaporkan oleh debitur yang bersangkutan kepada
Bank Indonesia; dalam hal debiturnya PT. PMA/PMDN dengan pinjaman berbentuk offshore maupun onshore
loan, maka diperlukan izin dari BKPM.
j. Menerangkan bahwa S.L.A. dan segala perjanjian-perjanjian accessoirnya tidak bertentangan dengan:
- hukum yang berlaku (dalam hal ini hukum Indonesia);
- kebijaksanaan Pemerintah (Republik Indonesia);
- Anggaran Dasar debitur;
- Perjanjian-perjanjian lain yang sebelumnya telah dibuat oleh debitur dengan pihak ketiga.
k. Menerangkan bahwa segala ketentuan-ketentuan mengenai Condition Precedent yang diatur dalam S.L.A.

28/118

(lihat representations and warranties) telah dipenuhi oleh debitur, sehingga oleh karenanya debitur berhak
untuk melakukan drawdown.
l. Menerangkan bahwa segala kewajiban-kewajiban atas bea materai telah dilunasi. Berdasarkan UU
No.13/1985 tentang Bea Materai, maka semua dokumen-dokumen resmi dan/atau yang mengandung nilai
transaksi lebih dari Rp. 1.000.000,- termasuk akte-akte hipotik dikenakan bea materai Rp. 1.000,-.
Catatan: Sampai saat ini, hal ini nampaknya belum begitu dipahami oleh para konsultan hukum asing yang
biasanya membuat draft dari legal opinion tersebut. Mereka masih beranggapan bahwa akte-akte hipotik
terhutang bea materai sebesar 1 0/00 dari nilai hipotik.
m. Menerangkan apabila dipilih yurisdiksi asing (misalnya sengketa akan diselesaikan di District Court of New
York), tidak berarti keputusan dari pengadilan asing tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia (asas Sovereign
43
Immunity) Pengadilan Indonesia akan mengadili lagi sengketa yang timbul dari S.L.A., tetapi hakim Indonesia
dapat mempertimbangkan keputusan hakim tersebut sebagai bukti.
Catatan: Adakalanya agen tidak berkeberatan jika legal opinion ditanda-tangani oleh notaris, karena dinegara si
agen mungkin seorang notaris dapat merangkap sebagai penasehat hukum. Tetapi menurut hukum yang
berlaku di Indonesia seorang notaris dilarang untuk memberikan legal opinion karena hal ini bertentangan
dengan sumpah jabatan notaris (vide Pasal 17 Peraturan Jabatan Notaris) yang melarang notaris untuk tidak
berpihak dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan legal opinion dalam rangka S.L. diberikan untuk
kepentingan para kreditur sindikasi dengan menelanjangi si debitur. Jadi jika seorang notaris diminta oleh agen
untuk membuat legal opinion, demi hukum ia harus menolak dan menyatakan bahwa tugas tersebut merupakan
wewenang penasehat hukum.
Keterangan:
1. Lampiran-lampiran S.L.A. tersebut, kecuali Schedule, masih merupakan draft (exhibit). Jadi belum
merupakan bentuk final yang ditanda-tangani. Akte-akte jaminan yang dalam prakteknya kebanyakan dibuat
oleh notaris, perumusan kata-katanya ditentukan sendiri oleh notaris yang bersangkutan dengan persetujuan
para kreditur. Demikian juga legal opinion, yang draftnya pada umumnya dibuat oleh penasehat hukum agen
diluar negeri masih dapat dirubah seperlunya oleh konsultan hukum yang akan menanda-tanganinya dan oleh
karenanya bertangung jawab akan kebenaran legal opinion tersebut.
2. Lampiran-lampiran S.L.A. sebagaimana diterangkan diatas hanya merupakan beberapa contoh saja dan
dalam prakteknya masih banyak lagi yang dapat dijadikan lampiran S.L.A. Misalnya draft dokumen-dokumen
jaminan lainnya seperti Assignment of Account Receivables; Guarantee (Personel Guarantee dan atau
Corporate Guarantee); Pledge of Shares; Surat Kuasa Memasang Hipotik; Surat Kuasa Untuk Menjual, dan lainlain.
3. Karena jaminan-jaminan diberikan untuk keuntungan seluruh kreditur sindikasi tanpa menentukan beberapa
bagian dari masing-masing kreditur atas hasil eksekusi dari jaminan-jaminan tersebut, maka perlu dibuat
Perjanjian Pembagian Jaminan Kredit atau Security Sharing Agreement antara para kreditur sindikasi yang
mengatur pembagian hasil eksekusi jaminan-jaminan.
Iswahjudi A. Karim
KarimSyah Law Firm, Jakarta
September 2005
44

Dalam kesempatan ini saya ingin sharing artikel tentang suatu reksa dana yang mungkin bisa menjadi salah
satu solusi kebutuhan masyarakat luas yaitu jenis reksa dana yang memberikan income secara berkala. Income
berkala adalah pendapatan dalam bentuk uang tunai dalam maksud yang sebenarnya. Bukan seperti reksa
dana pendapatan tetap namun pada prakteknya tidak memberikan pendapatan tetap.
Reksa dana pendapatan tetap menggunakan nama Pendapatan Tetap karena berinvestasi pada obligasi

29/118

yang memberikan kupon tetap. Pada saat kupon dibayarkan, oleh Manajer Investasi, kupon yang
diperoleh direinvestasikan kembali sehingga manfaat tersebut diterima dalam bentuk kenaikan harga NAB/Up.
Reksa Dana yang saya maksud dalam artikel ini bukan reksa dana pendapatan tetap. Mau tahu lebih lanjut?
Silakan baca terus artikel ini..
Setelah dijelaskan bahwa reksa dana pendapatan tetap bukanlah jenis reksa dana yang saya maksud, apa jenis
reksa dana lain yang muncul di benak anda? Mungkin sebagian ada yang menebak Reksa Dana Pasar Uang.
Jawabannya kurang tepat, karena reksa dana pendapatan tetap menggantikan fluktuasi NAB/Up dengan bonus
atau pengurangan unit. Jika harga naik maka nasabah mendapat bonus unit, jika harga turun unit nasabah
dikurangi. Kalaupun kemungkinan turun sangat kecil dan seringnya nasabah mendapat bonus unit, namun pada
kenyataannya bonus unit tersebut diberikan dalam bentuk unit juga sehingga nasabah tidak menerima uang
tunai. Jadi reksa dana pasar uang kurang tepat.
Tebak lagi. Reksa Dana Pendapatan Tetap yang membagikan dividen? Dalam artikel sebelumnya memang
ada sebagian kecil reksa dana pendapatan tetap yang memiliki karakteristik seperti ini. Informasi lebih lanjut
bisa anda baca di artikel mengenal dividen reksa dana. Jawaban ini memang agak mendekati benar. Namun
perlu diingat, reksa dana pendapatan tetap dikelola secara aktif. Artinya isi portofolio bisa berubah2 dan Manajer
Investasi juga terkadang bisa untung, kadang juga bisa rugi. Dan ada kondisi2 yang bisa membuat Manajer
Investasi tidak membagikan dividen. Dan kalaupun ada dividen yang dibagikan, biasanya akan membuat harga
reksa dana turun. Sementara reksa dana yang saya maksudkan adalah reksa dana yang biarpun ada
pembagian dividen, harganya tidak turun.
Reksa Dana Terproteksi? Adalah benar bahwa jenis reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang
memberikan pendapatan / income secara berkala. Pada saat pembagian, sebetulnya investor juga tidak perlu
tahu apakah harganya turun atau tidak karena pada masa jatuh tempo dikembalikan senilai pokoknya. Di
banyak bank, bahkan reksa dana ini sudah menjadi alternatif deposito. Apalagi jika kebetulan portofolio reksa
dana ini memiliki obligasi yang kuponnya lumayan. Namun reksa dana terproteksi memiliki satu kelemahan
secara mendasar jika kita melihatnya sebagai instrumen reksa dana yaitu kemudahan bertransaksi.
Reksa dana adalah produk yang bisa dibeli siapa saja dan kapan saja, sepanjang memiliki dana di atas Rp
250.000, punya KTP dan NPWP dan belinya di hari bursa. Reksa Dana juga bisa dijual kapan saja. Reksa dana
terproteksi, masa penawarannya terbatas dan untuk menjual reksa dana tersebut juga biasanya tidak bisa
karena harus menunggu hingga jatuh tempo. Belakangan, Manajer Investasi semakin kreatif dan
memperbolehkan penjualan reksa dana. Namun penjualan tersebut hanya diperbolehkan pada saat tanggal
pembagian dividen dilakukan. Kesimpulannya, reksa dana terproteksi juga bukan reksa dana dengan income
berkala yang saya maksud.
Nah terus apa?Apakah masih ada jenis reksa dana, yang bisa dibeli kapan saja, dengan nominal murah sama
seperti reksa dana konvensional, serta memiliki fitur membagikan pendapatan secara berkala kepada
investornya?
Dalam kesempatan kali ini saya ingin memperkenalkan satu jenis reksa dana baru yaitu baru dilaunching belum
lama ini yaitu Dana Investasi Real Estat atau di luar negeri dikenal dengan Real Estate Investment Trust
(REITs). PT. Ciptadana Asset Management merupakan Manajer Investasi pertama yang melakukan terobosan
ini karena baru pertama ada di Indonesia. Informasi penawaran DIRE dari Ciptadana Asset Management bisa
anda lihat di http://www.ciptadana.com/images/uploaded/Adv_1_Conv.pdf.
Dana Investasi Real Estate DIRE
Apa itu DIRE? Mengapa DIRE saya sebut merupakan reksa dana memberikan income secara berkala? Dan
Apa kelebihan DIRE Lainnya?
Pertama-tama, konsep DIRE muncul karena adanya pemikiran seperti ini. Pada zaman Presiden Eisenhower

30/118

(AS), ada gagasan dari pemerintah dan kongres untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
berinvestasi pada portofolio skala besar yang mampu memberikan pendapatan tetap seperti properti dengan
cara yang sama untuk berinvestasi pada aset likuid lainnya seperti saham (Wikipedia).
Bagi Indonesia yang sedang dilanda demam properti seperti saat ini, tentu mengerti bahwa investasi di properti
memiliki keunggulan terutama di kemampuan menghasilkan pendapatan yang tetap yaitu dari sewa dan potensi
kenaikan harga di masa mendatang (yang menurut sebagian besar orang sudah pasti). Kelemahannya adalah
di besarnya dana investasi awal yang dibutuhkan. Yang untuk ukuran kota besar di Indonesia, investasi properti
sudah lebih banyak yang menggunakan satuan millar daripada satuan juta.
Di tengah, harga properti yang makin sulit dijangkau, namun harganya terus naik serta memberikan pendapatan
sewa, semakin bermunculanlah seminar tentang cara untuk kaya melalui properti. Mulai dari judul yang
bombastis karena tidak butuh modal, sampai ada sekolah khusus mendalami bidang properti. Manajer Investasi
juga tidak mau kalah, DIRE merupakan salah satu instrumen yang mampu menfasilitasi investor dengan modal
jutaan untuk berinvestasi pada properti yang membutuhkan milliaran. Selain itu, DIRE juga menawarkan
keunggulan likuiditas seperti reksa dana, yaitu bisa dijual beli kapan saja.
Jadi, DIRE pada dasarnya adalah reksa dana yang investasinya difokuskan pada real estat (Properti). Real
estate sendiri tentu sangat luas, ada Real Estate sektor riil seperti Perumahan, Apartemen, Perkantoran, Pabrik,
Mal, SOHO, Rusun, Rusunami, Rusunawa, ada pula Real Estate Pasar Modal dalam bentuk saham-saham
properti yang sudah tercatat di bursa efek Indonesia.. Untuk Sektor Riil, Ada real estate yang sudah dibangun,
ada pula real estate yang masih dalam tahapan pembangunan. DIRE sendiri, merupakan reksa dana yang
berfokus pada real estate yang menghasilkan sewa sehingga hasil sewa tersebut bisa dinikmati oleh pemegang
unit penyertaannya.
Oleh karena itu, DIRE akan berinvestasi pada real estate yang SUDAH selesai dibangun dan SUDAH
menghasilkan sewa. Kemudian sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK tentang tata cara pengelolaan DIRE,
salah satu pasal dalam peraturan IX.M.1 mensyaratkan Manajer Investasi bahwa DIRE wajib mendistribusikan
minimal 90% dari laba bersih setelah pajak kepada para pemegang unit penyertaannya.
Dengan konsep demikian, DIRE dalam bahasa sederhananya adalah sebagai berikut. Misalkan ada sebuah mal
atau komplek perumahan yang sudah dibangun dan diisi oleh tenant dan para penyewa. Manajer Investasi
kemudian mengumpulkan uang dari masyarakat dalam wadah reksa dana. Uang yang terkumpul kemudian
digunakan untuk membeli mal atau komplek perumahan tersebut secara keseluruhan. Seluruh pendapatan
berupa sewa, setelah dikurangi kewajiban dan pajak, selanjutnya minimum 90% dikembalikan secara
proporsional kepada para pemegang unit penyertaan.
Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan DIRE membeli saham properti sehingga manfaat pemberian hasil
secara berkala tidak dinikmati jika terlalu banyak investasi yang dialokasikan ke instrumen ini. Informasi lebih
lanjut bisa mempelajari pasal-pasal yang ada dalam peraturan inihttp://bapepam.go.id/pasar_
modal/regulasi_pm/peraturan_pm/IX/IX.M.1.pdf
Sekilas, prinsip DIRE ini mirip dengan saham. Memang benar, bahwa DIRE nantinya juga akan tercatat di
Bursa. Namun perbedaan utama dengan saham adalah di kebijakan pembagian keuntungan. Ketika anda
berinvestasi saham, ada persentase keuntungan yang juga dibagikan kepada pemegang saham. Namun
kebijakan dividen amat tergantung pada kesepakatan manajemen bahwa dana tersebut selanjutnya mau
digunakan untuk pengembangan perusahaan atau tidak. Jika ada rencana ekspansi yang membutuhkan dana,
pembayaran dividen bisa dikecilkan persentasenya, ditunda atau tidak dibagikan sama sekali.
Sementara di DIRE atau REITs, keuntungan tersebut HARUS dibagikan kepada pemegang unit penyertaannya.
Jadi pada dasarnya ada 3 keunggulan REITs, yaitu:
1. Memberikan akses ke investasi properti

31/118

2. Adanya income berkala


3. Transparan karena tercatat di bursa

Sebenarnya saya mau menambahkan nominal investasi yang terjangkau. Namun karena saya belum memiliki
informasi yang lengkap tentang nominal investasi yang dibutuhkan untuk instrumen ini, maka belum saya
tambahkan. Perkiraan saya, setelah dicatat di bursa, harusnya nominal investasi bisa sangat terjangkau.
Perkembangan REITs di Singapura
REITs sudah bukan barang baru di negeri tetangga kita. Mempelajari bagaimana perkembangan REITs di
negara tetangga tentu bisa memberikan gambaran mengenai bagaimana nantinya REITs akan berkembang di
Indonesia. Salah satu REITs yang saya cermati adalah Lippo Malls Indonesia Retail Trust (D5IU.SI). REITs ini
unik karena tercatat di Singapura namun portofolio propertinya justru ada di Indonesia. Beberapa fakta dan
angka tentang REITs ini antara lain:
1. Pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 November 2007 (http://www.lmir-trust.com/investor_stock.html)
2. Sejak IPO Harga REITs naik turun mengikut pergerakan bursa. Berikut perbandingan dengan Straight Times
Index (IHSG Singapura) 1 tahun terakhir dari Yahoo Finance

32/118

3. Portofolio REITs ini terdiri dari 17 Plaza dan Malls yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk data lebih
lengkap bisa di akses di laporan keuangan http://lmir.listedcompany.com/misc/ar2011/ar2011.pdf

33/118

4. REITs secara teoritis, harus memberikan dividen secara berkala kepada para pemegang saham sesuai
dengan sifat dasar dari produk ini. Produk REITs di atas juga demikian. saya mencoba mengumpulkan informasi
dari Yahoo Finance dan menemukan bahwa REITs ini memberikan dividen sejak tahun 2010. Saya tidak bisa
memastikan apakah memang tidak ada dividen pada tahun 2007 2009 karena memang tidak dibagikan atau
karena keterbatasan data pada situs Yahoo Finance. Dari dividen yang ada, berikut hasil analisanya.

Tantangan terbesar ketika menerbitkan suatu instrumen yang relatif baru adalah pada sosialisasi dan hasil yang
diberikan. Jika sosialisasi kurang maka produk akan kurang diminati. Jika sosialisasi cukup namun hasil
investasi kurang bersaing dengan instrumen lain yang sudah ada, juga akan membuat calon investor kurang
tertarik.
Produk baru harus bisa memberikan nilai tambah yang membedakan dengan produk yang sudah ada saat ini.
Menurut saya, fitur pendapatan secara berkala merupakan nilai tambah yang besar. Tinggal apakah pembagian
dividen tersebut konsisten dan apakah secara persentase cukup menarik bagi investor atau tidak.
( sumber dari Bapak Rudiyanto selaku Head Business and Development Panin Asset Management )
Panin Asset Management saat ini bekerjasama dengan 5 bank untuk sistem reksadana berkala atau disebut
dengan nama Autodebet yaitu BCA,CIMB,PANIN , BRI dan MANDIRI
Demikian artikel kali ini, bila Bapak/ Ibu berminat dengan reksadana berkala atau ada hal yang ingin ditanyakan ,
silahkan hubungi saya di nomor bawah ini, semoga artikel ini bermanfaat bagi Bapak / Ibu.
WarmRegards,
Ishana Adriana DPT Panin Asset Management
The Miracle of Enzymes
(dari buku Dr. Hiromi Shinya)

Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu, kecuali manusia. Lihatlah sapi,
kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia
seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?
Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya, ujar Prof. Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang
sangat laris: The Miracle of Enzyme yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama.
Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia . Manusia seharusnya
hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi
minum susu manusia, katanya.
Mengapa susu paling jelek untuk manusia. Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis. Jawabnya:
karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir kedalam kerongkongan. Tidak

34/118

sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus
semakin berat.
Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya,
tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan enzim induk yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu
mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Karena enzim induk terlalu banyak dipakai
untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.
Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di
dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur
70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa
keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika
kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu
Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian untuk mengetahui kaitan wujud
dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya
berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu.
Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.
Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan dan minum yang jelek: benjolbenjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet
gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang
makanannya sehat, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk
tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak
banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas
bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa
menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi stagnan yang kemudian membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.
Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan
daging itu cukup 15% dari seluruh makanan yang masuk ke perut.
Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa,keilmiahannya belum
dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya
mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15% dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya
menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.
Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk
menit-menit awal. Ketika diajak lomba lari oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda
dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.
Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus
dikunyah minimal 30 kali.. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih
lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna.
Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, se
baiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.
Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyah-nya
kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau
lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan,
orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.
Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi modal oleh alam bernama
enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam lumbung enzim-induk. Enzim-induk ini setiap hari
dikeluarkan dari lumbung-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin
jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia,

35/118

adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.


Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enziminduk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal
makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara
akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami
karatan. Bahan makanan pun demikian.
Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyak sendiri sudah persoalan, apalagi kalau
minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan
lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang sudah beroksidasi, katanya,
sangat bahaya bagi usus.. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji- bijian, buah. Jangan terlalu banyak makan
makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein
itu harus dibuang. Membuang- nya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari
lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim
dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.
Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya,
umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit berat. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu
sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas
usus terjadi karena makanan jelek itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.
Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan pengobatan seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus,
termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan pengobatan alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah
gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan.
Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau
melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal,
penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter
spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.
Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu
akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan. Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah:
orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang
dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.
Article lain mengenai Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya "The Miracle of Enzym":
Tadi pagi saya melihat acara di TV membahas penyakit tumor otak yang diderita Gugun Gondrong. Dari
bincang-bincang tersebut salah seorang sahabat Gugun Gondrong mengungkap kan bahwa selama ini Gugun
Gondrong tidak pernah mengeluh tentang penyakit kecuali sakit maag yang tidak lain adalah penyakit lambung.
Selain itu, salah satu narasumber yang hadir pada acara tersebut menyatakan bahwa faktor makanan tidak ada
kaitannya dengan kejadian tumor otak tersebut.
Kalau saya mendengar pernyataan ini 1 minggu yang lalu mungkin saya tidak terlalu tertarik untuk
mengomentarinya. Tapi karena saya baru saja menyelesaikan membaca buku The Mircle of Enzym-nya Hiromi
Shinya, saya jadi tergelitik untuk memberi komentar. Bukan masalah Gugun Gondrong yang akan saya bahas
(kalau musibah tersebut saya ikut berdoa semoga Allah segera memberi kesembuhan dan ia dapat sehat serta
beraktifitas seperti sediakala) melainkan pernyataan makanan , sakit maag dan tumor otak yang menarik
perhatian saya.
Dalam buku tersebut dikatakan bahwa makanan dan keadaan saluran pencernaan (antara lain lambung+usus)
berhubungan dengan timbulnya tumor entah jinak atau ganas, dan lebih jauh lagi dapat berhubungan dengan
semua penyakit baik yang sudah muncul maupun yang masih dorman (belum muncul). Bagaimana hal tersebut
dapat diterangkan?
Hiromi memaparkan bahwa seluruh tubuh dan funginya yang tak terhitung banyaknya dapat dipahami dengan

36/118

sebuah kata kunci yaitu enzim. Makhluk hidup, entah manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun tak akan dapat
bertahan tanpa adanya enzim. Lebih dari 5000 jenis enzim vital diciptakan dalam sel-sel tubuh kita dan kita juga
memproduksi enzim dengan menggunakan enzim yang terdapat di dalam makanan dan minuman yang kita
konsumsi sehari-hari. Bila kita kekurangan enzim tertentu atau yang lebih parah kehabisan enzim tertentu maka
timbullah penyakit.
Sehingga secara umum, bila ingin menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit maka kita perlu
memperhatikan apa, kapan dan bagaimana makanan dan minuman kita. Dan karena makanan dan minuman
dapat digunakan oleh sel-sel tubuh kita setelah melewati organ pencernaan, maka penting sekali menjaga agar
lambung dan usus kita selalu sehat (dari pengalaman sebagai ahli endoskopi gastrointestinal, dia memperlajari
bahwa bila sistem pencernaan seseorang bersih maka orang tersebut dapat melawan penyakit jenis apa pun
dengan mudah, sebaliknya bila sistem pencernaan seseorang tidak bersih orang tersebut rentan menderita
suatu penyakit)
Untuk singkatnya ada beberapa faktor yang harus dilakukan (atau dihindari) untuk menjaga agar karakteristik
lambung dan usus tetap baik yang oleh Dr. Shinya disebut 7 kunci untuk hidup sehat :
1) Menu makanan yang baik, yaitu terdiri dari:
85-90% makanan nabati berupa biji-bijian, sayuran dan buah-buahan (yang paling baik adalah yang ditanam
secara organik, karena bahan kimia hanya memboroskan energi dan enzim yang sebenarnya bisa dipakai untuk
keperluan lain tubuh kita)
Sekitar 10-15% berupa protein, sumber paling baik adalah ikan kecil (ikan besar mengandung merkuri) dan
konsumsi daging sapi atau domba harus dibatasi atau dihindari
Makanan dan bahan yang harus dihindari/dibatasi: teh hijau jepang, teh cina, kopi, makanan yang manis dan
gula, nikotin, alkohol, cokelat, lemak dan minyak, garam meja biasa (gunakan garam laut yang mengandung
mineral)
Cara makan yang baik adalah berhenti makan 4-5 jam sebelum tidur, mengunyah setiap suap 30-50 kali,
makan buah atau minum jus 30-60 menit sebelum waktu makan dan konsumsilah lebih banyak makanan
mentah atau dikukus sebentar (menggoreng sangat tidak dianjurkan)
2) Minum air yang baik yaitu air yang memiliki kekuatan reduksi yang besar, yang belum terpolusi oleh
zat2 kimia:
a> Orang dewasa sebaiknya minum 6-10 gelas setiap hari
b> Minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi hari
c> Minum 2-3 gelas air sekitar 1 jam sebelum setiap waktu makan
3) Buang Air Besar yang teratur (jangan gunakan obat pencahar)
4) Olah raga secukupnya (olah raga berlebihan justru akan menghasilkan banyak radikal bebas)
5) Istirahat yang cukup:
a> Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan dapatkan tidur 6-8 jam tanpa terputus
b> Lakukan tidur singkat setelah makan siang (sekitar 30 menit)
6) Pernapasan dan meditasi:

a> Bermeditasi
b> Berpikiran positif
c> Kenakan pakaian longgar yang tidak menyesakkan napas
7) Kebahagiaan dan cinta :
a> Kebahagiaan dan cinta akan meningkatkan faktor enzim tubuh, terkadang bagai keajaiban
b> Hidup penuh semangat, hadapi hidup, pekerjaan dan yang dicintai dengan sepenuh hati

37/118

c> Luangkan waktu untuk sikap menghargai


Diatas itu semua ada satu hal yang amat sangat penting untuk mendapatkan kesehatan yang utuh lahir
dan batin, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan Allah yang Maha Esa dengan berusaha mematuhi
segala perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya.
Agan dan aganwati pecinta kuliner Nusantara,
Tersedia sambal khas Manado yakni "Sambal Ikan Roa".
Tersedia ukuran 200 gram/botol. Harga Rp40.000/botol.
Pedas dan mantap menggugah selera.
Order hubungi:
Donny: 08568558832 donny.raharjo@gmail.com
Tiwi: 08159981596 prastiwi.raharjo@gmail.com
PIN BB: 282E3293

38/118

39/118

40/118

ANALISA RASIO KEUANGAN


Analisa rasio menunjukan hubungan antara dua item yang ada dalam Laporan Keuangan, bagian ini
menitikberatkan pada rasio-rasio yang penting guna mengukur efisiensi kerja, likuiditas, serta leverage. Dalam
melakukan analisa rasio sedapat mungkin rasio juga dibandingkan dengan rasio yang sama dari perusahaan
sejenis terutama untuk beberapa rasio seperti ROA (Return on Asset ), ROE (Return on Equity), dari perusahaan
sejenis yang dapat diperoleh dari perusahaan lain yang dibiayai oleh bank, publikasi majalah-majalah / koran
dan lain-lain. Namun angka rasio yang diperoleh adalah suatu indikator relatif, dimana suatu angka rasio yang
normal bagi suatu jenis industri mungkin akan dinilai tidak normal untuk jenis industri yang lain.
1. Profitability & Operation Ratio
Dari sudut pandang bank, Laba (Profit) yang ditahan perusahaan adalah sumber utama pembayaran kembali
kredit. Rasio yang berkaitan dengan profitability dan operation ratio meliputi :
1.1. Sales growth
Penjualan pada periode tahun ini
----- - 1 x 100%
Penjualan pada periode tahun lalu
Rasio ini memperlihatkan trend penjualan dan berguna untuk meramalkan tingkat penjualan pada masa-masa
mendatang. Dengan melihat data historis pertumbuhan untuk melakukan trend analisis (comparative analysis
and horizontal analysis), analisa ini merupakan dasar untuk dapat mengetahui
apakah posisi bisnis suatu perusahaan memburuk atau membaik.
1.2. Asset growth
Total Asset pada periode tahun ini

- 1 x 100%
Total Asset pada periode tahun lalu

41/118

Dari rasio ini dapat dilihat apakah pertumbuhan/penurunan performance


perusahaan diikuti oleh penurunan/kenaikan total assetnya.
1.3. Profit margin
Laba Neto
x 100%
Penjualan
Rasio ini sering disebut juga Profit Margin on Sales menunjukan profit yang diperoleh dari setiap rupiah
penjualan.
1.4. Return on Equity (ROE)
Laba Neto
x 100%
Total Net Worth
Rasio ini merupakan Rate of Return dari investasi yang dilakukan oleh pemegang saham (stockholders). Rasio
ini menunjukan seberapa baik manajemen memanfaatkan owners equity. Hal lain yang perlu
diperhatikan ketika melihat rasio ini adalah kebijakan deviden dari perusahaan, berapa
besar Net Profit yang ditahan dan berapa besar yang dibagikan sebagai deviden (Devidend Pay Out Ratio),
sebab ROE yang tinggi tetapi diikuti dengan kebijakan deviden yang terlalu liberal, dalam jangka panjang
akan menyulitkan keuangan perusahaan.
1.5. Return on Asset (ROA)
Laba Neto
x 100%
Total Asset
Rasio ini menunjukkan efektivitas manajemen dalam memanfaatkan Total Assets perusahaan. Rasio ini
biasanya merupakan indikator atas kemampuan dan efisiensi manajemen. Semakin besar rasio ini maka
kemampuan manajemen semakin baik. Kesalahan dalam mengartikan rasio ini dapat terjadi
jika asset (misalnya mesin-mesin) didepresiasikan secara berlebihan, intangible asset yang terlalu besar,
perubahan metode dalam menghitung inventory dan lain-lain.Angka net profit sendiri mungkin juga mengalami
distorsi yaitu jika ada income atau expense diluar operasi normal (extraordinary income/expense).
1.6. Basic Business Profitability (BBP)
Laba Kotor (Earning Before Interest & Tax/EBIT)
x 100%
Total Assets
Rasio ini dapat digunakan untuk menilai Financial Leverage (Jumlah hutang dan Equity) yang digunakan
perusahaan. Jika BBP lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman maka setiap penambahan hutang akan
meningkatkan ROE (dengan asumsi kondisi Ceteris Paribus terpenuhi/ hal lain dianggap tetap).
Apabila perusahaan bermaksud menambah leverage-nya, maka perlu dipertimbangkan kondisi ekonomi yang
akan terjadi. Apabila kondisi ekonomi memburuk, maka peningkatan leverage akan memberatkan
perusahaan tersebut.
2. Liquidity Ratio

42/118

Salah satu perhatian dalam menganalisa Likuiditas adalah apakah perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
yang sudah jatuh tempo. Beberapa ratio yang perlu diketahui.
2.1. Net Working Capital
Adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan pasiva lancar. Selisih ini merupakan dana jangka panjang
(equity atau hutang jangka panjang) yang dialokasikan untuk kebutuhan operasi rutin (day to day )
perusahaan. Kebijakan ini berhubungan dengan penentuan jumlah masing-masing jenis
aktiva lancar dan bagaimana aktiva lancar tersebut akan dibiayai. Dari angka ini dapat diperkirakan apakah
kebijakan manajemen dalam menentukan kebijakan modal kerjanya konservatif (mengandalkan dana sendiri
untuk membiayai aktiva lancarnya), moderat (aktiva lancar dibiayai dengan sebagian dana sendiri dan sebagian
pinjaman jangka pendek) atau agresif (cenderung menggunakan pinjaman jangka pendek dalam jumlah yang
besar untuk membiayai aktiva lancarnya).
2.2. Current Ratio
Total Aktiva Lancar
x 100%
Total Pasiva Lancar
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva
jangka pendeknya.
2.3. Quick Ratio (acid test ratio)
Total Aktiva Lancar - Inventory
x 100%
Total Pasiva Lancar
Kas adalah aktiva jangka pendek yang paling likuid, sedangkan piutang dagang biasanya lebih likuid daripada
persediaan, karena persediaan harus dikonversikan dahulu menjadi piutang (penjualan kredit) sebelum
menjadi kas. Persediaan merupakan aktiva jangka pendek yang paling tidak likuid.
Hal tersebut dikarenakan:
Harga pasar untuk persediaan mungkin turun sebelum persediaan dijual. Metoda yang berbeda dalam
menentukan nilai persediaan akan menghasilkan angka rupiah yang berbeda untuk persediaan yang
sama. Adanya kesulitan untuk mengetahui (tanpa benar-benar melihat fisiknya secara langsung) apakah ada
persediaan yang rusak, usang atau hal-hal lain yang dapat mengakibatkan persediaan tersebut tidak laku
terjual. Untuk mengkompensasi beberapa ketidak pastian dalam persediaan ini maka dalam Quick Ratio ini
dihitung tanpa persediaan.
3. Asset Management Ratio
Jika rasio-rasio Likuiditas menunjukkan/merupakan indikator seberapa besar hutang lancar diproteksi oleh
aktiva lancar, maka Asset Management Ratio menunjukkan tingkat kecepatan dari likuiditas. Hal ini penting
dianalisa untuk mengetahui seberapa cepat persediaan atau piutang dapat dikonversikan menjadi uang
kas. Rasio-rasio ini seringkali disebut Efficiency Ratio. Semakin efisien perusahaan
berarti semakin cepat turn over (perputaran) current asset-nya (harta lancarnya).
3.1. Days Receivables
Piutang Dagang

43/118

X 365 Hari
Penjualan Neto
Disebut juga Average Collection Period/Days Sales Outstanding (DSO)/Receivables Conversion Period, yang
menunjukan berapa lama piutang dapat dikonversikan menjadi uang kas. Rasio ini merupakan indikator yang
kasar tentang seberapa cepat piutang dapat ditagih (angka piutang dan angka net sales diperoleh dari data
Laporan Keuangan akhir periode tertentu). Untuk bisnis seasonal (mengikuti musim) maka angka piutang
dagang rata-rata per bulan akan lebih representative dalam menggambarkan rasio ini.
Cara evaluasi yang efektif dari rasio ini adalah membandingkannya dengan term/syarat penjualan dan
memperhatikan perkembangan rasio ini untuk periode-periode pelaporan sebelumnya serta melakukan
perbandingan dengan rasio-rasio yang sama dari perusahaan-perusahaan sejenis. Apabila Days Receivables
meningkat, mengindikasikan bahwa syarat-syarat penjualan kredit (term of credit) yang diberikan terlalu lama
atau ada kemacetan pada beberapa piutang dagang.
Average Collection Period sebaiknya tidak melebihi 1,5 kali term penjualan kredit, semakin lama suatu piutang
tidak tertagih (melampaui tanggal jatuh temponya) maka semakin kecil kemungkinannya untuk dapat
ditagih kembali, semakin lama average collection period piutang melampaui term penjualan kredit maka piutang
tersebut semakin tidak likuid dan semakin
turun kualitasnya.
3.2. Days Inventory
Persediaan Barang
-------------------------------- X 365 Hari
Harga Pokok Penjualan
Days Inventory disebut juga Inventory Convertion Period, mengindikasikan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk merubah bahan baku menjadi hasil produksi dan kemudian menjual barang jadi tersebut. Alasan
penggunaan HPP (Harga Pokok Penjualan dan bukan Penjualan) sebagai salah satu komponen adalah karena
inventory biasanya dinyatakan atas dasar cost-nya (harga perolehannya) sehingga dengan mengeluarkan unsur
profit margin (HPP = Penjualan dikurangi profit margin) maka hasil pembagian ini akan lebih mencerminkan
periode konversi dari inventory.
3.3. Days Payable
Hutang Dagang
X 365 Hari
Harga Pokok Penjualan
Rasio ini disebut juga Payable Deferral Period yaitu lamanya waktu (rata-rata) antara pembelian raw material
(bahan baku)/pemakaian tenaga buruh, dengan saat pembayaran uang kas.
3.4. Asset Turn Over
Penjualan Neto
x 100%
Total Asset
Rasio ini merupakan ukuran perputaran atau penggunaan seluruh asset perusahaan. Jika rasio suatu
perusahaan dibawah rata-rata industri, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
menghasilkan bisnis dalam volume yang memadai, sesuai dengan jumlah asset yang dimilikinya,
tindakan yang harus diambil adalah penjualan harus ditingkatkan atau beberapa aset harus dijual, atau kedua-

44/118

duanya dilakukan, untuk menaikkan rasio ini.


4. Debt Management Ratio (Leverage Ratio)
Leverage ratio merupakan ukuran posisi permodalan dari perusahaan yang menunjukkan resiko finansial yang
dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi leverage financial semakin tinggi resiko finansial yang ditanggung
(seperti bunga harus dibayar). Yang termasuk masalah ini antara lain :
4.1. Time Interest Earned (TIE)
Laba Kotor (EBT) + Interest Expense
x 100%
Interest Expense
Rasio ini dikenal juga dengan nama Interest Coverage atau kelipatan pembayaran bunga. TIE mengukur
sampai seberapa jauh operating income boleh turun dan pengaruhnya terhadap kemampuan perusahaan
membayar biaya bunga tahunannya. Rasio ini menunjukan hubungan antara earning (pendapatan) yang
tersedia untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Pembilang rasio adalah EBIT/Operating profit (bukan net earning) karena EBIT adalah jumlah yang tersedia
untuk membayar bunga. Bunga sendiri merupakan pengeluaran yang dapat mengurangi pajak (Tax
Deductible) karena apabila seluruh EBIT harus digunakan untuk membayar bunga maka
pajak yang harus dibayar nol.
4.2. Rasio Kewajiban terhadap Modal Tangible
Total Hutang
X 100%
Total Modal
Modal Tangible adalah modal pemilik yang benar-benar berwujud yang harus diinvestasikan dalam perusahaan.
Dengan mengeluarkan modal intangible, maka rasio ini akan lebih memberikan gambaran mengenai proporsi
resiko yang dihadapi bank dan pemilik perusahaan. Semakin besar
Rasio Kewajiban terhadap Modal Tangible semakin tinggi financial leverage perusahaan tersebut. Bank akan
cenderung memilih perusahaan dengan financial leverage yang rendah dalam pembiayaannya karena semakin
tinggi rasio debt maka semakin tinggi pula tingkat pengeluaran bunganya, sehingga perusahaan akan relatif
semakin sulit mencari pinjaman tambahan. Rasio ini harus tidak melebihi 1.
4.3. Rasio Kewajiban terhadap Total Modal
Total Hutang
X 100%
Total Modal
Rasio ini memperlihatkan jumlah tagihan pihak ketiga dibandingkan dengan modal sendiri.Rasio ini merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Semakin rendah rasio ini maka semakin sedikit
proporsi uang bank yang dipertaruhkan dalam kegiatan bisnis nasabah dibandingkan dengan Modal pemilik.
4.4. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal Tangible
Hutang Jangka Panjang
___________________

45/118

Modal Tangible
Jumlah kewajiban jangka panjang dibagi modal tangible, menujukkan ukuran tingkat ketergantungan
perusahaan pada kewajiban jangka panjang.

Aspek Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah


Lingkup Bahasan:
Akan dijelaskan aspek hukum yang perlu diperhatikan pada saat:
1.
Pembahasan permohonan kredit
2.
Persetujuan kredit
3.
Supervisi kredit / masa komersial
4.
Kredit menjadi bermasalah
Akan dijelaskan aspek hukum yang perlu diperhatikan pada saat:
1.
Eksekusi agunan a/d pemberian jaminan dan kuasa
2.
Pelaksanaan penagihan cessie
3.
Eksekusi / pencairan gadai
4.
Eksekusi borgtocth
5.
Eksekusi agunan yang diikat fiducia
6.
Proses penanganan kredit macet melalui DJPLN
7.
Penyelesaian kredit macet melalui pengadilan
8.
Penyelesaian kredit macet melalui penjualan saham
9.
Bagan penyelesaian aset debitur
10. Proses beperkara

1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
d.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

I.
ASPEK HUKUM SAAT PEMBAHASAN
Syarat-syarat sahnya persetujuan (pasal 1320 KUH Perdata)
Sepakat
Kecakapan
Hal tertentu
Sebab yang halal
Akta:
Surat yang ditandatangani
Memuat suatu peristiwa atau pernyataan
Yang menjadi dasar hak atau perikatan
Dibuat dengan sengaja untuk pembuktian
Otentik
Akta otentik
Akta dibawah tangan
Agunan
Agunan/jaminan kredit
Kebendaan
Personal/pribadi perorangan
Perusahaan
Pengikatan
Hak tanggungan
Hipotik
Fiducia
Gadai
Jaminan pribadi
Jaminan perusahaan

46/118

6.
a.

Prinsip kehati-hatian
Umum
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Informasi yang cukup dan memadai


Analisa yang mendalam prinsi 5C
Jumlah kredit yang tepat sesuai kebutuhan
Diberikan tepat waktu
Diawasi agar penggunaannya sesuai rencana dan

i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.

Tujuan spekulasi
Atas dasar informasi tidak lengkap
Kredit yang memerlukan keahlian khusus
Kredit untuk nasabah yang bermasalah di bank lain
Kredit untuk bayar tunggakan pokok dan atau bunga
Melanggar ketentuan BMPK

tujuan yang disepakati


b.
Khusus, hindari pemberian kredit untuk

1.
2.
3.
4.
5.
6.

II.

ASPEK HUKUM SAAT KREDIT DISETUJUI


Pemenuhan kelengkapan syarat penarikan
Penarikan kredit atas dasar prinsip payment against documents
Ketaatan penggunaan dana kredit sesuai dengan tujuannya
Ketaatan atas ketentuan sumber dan jadwal realisasi biaya proyek
Ketaatan atas pelaksanaan rencana dan jadwal penyelesaian proyek
Ketaatan pemenuhan ketentuan dan syarat perjanjian kredit

III.
1.
2.
3.
4.

ASPEK HUKUM PADA SAAT MASA KOMERSIAL


Ketaatan pemenuhan ketentuan dan syarat-syarat perjanjian kredit
Hubungan hukum dengan pihak terkait dan atau group
Problem yuridis yang terjadi
Upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit

IV.
ASPEK HUKUM PADA SAAT KREDIT MENJADI BERMASALAH
1.
Penyelesaian hukum melalui Non Litigasi
Diselesaikan atas upaya bank sendiri oleh unit kerja yang ada di bank bersama pihak ketiga (akuntan, konsultan
atau lembaga lain yang kredibel)
a.
Penelitian atas Perjanjian Kredit yang ada
i.
Notarial, legalisasi, warmarking atau dibawah tangan
ii.
Pemenuhan syarat kredit
a)
Syarat tanda tangan dan atau efektif PK apakah sudah dipenuhi dengan baik?
1)
Membukan rekening di bank kreditur
2)
Membayar biaya provisi atau commitment fee atau biaya notaries
3)
Surat kuasa menandatangani PK sesuai akta perusahaan, bila yang menandatangani hanya direksi
4)
Surat kuasa
b)
Syarat penarikan kredit PK apakah sudah dipenuhi dengan baik?
b.
Pemeriksaan atas barang agunan
c.
Periksa permasalahan kronologis dari koresponden yang ada
d.
Periksa nota-nota tagihan dan riwayat pembayaran apa yang sudah sesuai
e.
Periksa posisi baki debet terakhir (pokok, tunggakan dan biaya/ongkos)
f.
Inventarisasi perbedaan-perbedaan yang muncul/ada diantara debitur dengan bank
g.
Lakukan negosiasi dengan debitur atas perbedaan-perbedaan
h.
Teknik eksekusi barang agunan
2.
Penyelesaian hukum melalui Litigasi
Diselesaikan melalui lembaga pengadilan

47/118

Pak Suryadi (42 thn) bergerak dalam bidang supplier makanan bayi, baik grosir maupun eceran. Langganannya
saat ini didominasi oleh toko-toko kelontong, sedangkan pembelian barang dagangan diperoleh dari agen
pabrik. Toko Pak Suryadi berlokasi di Pasar Cinere Depok, dimana lokasi pasar dikelilingi oleh berbagai
perumahan. Menurut Pak Suryadi harga toko senilai Rp.350 juta dengan patokan toko sebelah terjual dengan
harga tersebut. Untuk operasionalnya Pak Suryadi memiliki colt Mitsubishi L300 Kap terbuka senilai Rp.25 juta.
Pak Suryadi mengaku bahwa dengan pengalamannya selama +/- 11 tahun dengan omset +/- Rp.250 juta, masih
dapat dikembangkan. Khususnya bila membuka toko didaerah luar kota seperti depok, bogor maupun
pamulang. Tahun sebelumnya Pak Suryadi mengaku omsetnya mencapai rata-rata +/- Rp.175 juta.
Pak Suryadi mengaku besarnya HPP adalah 85% dari harga jual, dengan biaya operasional (termasuk gaji 6
pegawai, bensin, listrik dsb) sebesar +/- Rp.15 juta/bulan.
Sistem usahanya adalah memberikan piutang dagang, saat ini sebesar Rp.175 juta dengan persediaan barang
dagangan Rp.250 juta. Hutang dagang adalah sebesar Rp. 100 juta, namun apabila membeli dalam bentuk
tunai diberikan discount 2 % dari harga beli.
Beberapa langganan Pak Suryadi adalah Toko Gemilang (di Jl. Raya Bogor) dan Toko Pingin Kaya
(Cirendeu), dimana dari hasil trade checking diperoleh informasi hubungan telah terjalin +/- 8 tahun dengan
masing-masing pembelian perbulan Rp.50 juta. Dari pabrik makanan bayi Bayi Sehat diperoleh informasi
bahwa hubungan telah terjalin +/- 5 tahun, namun besarnya pembelian tidak diperoleh.
Pak Suryadi sebelumnya pernah memperoleh fasilitas dari Bank tahun 1997, namun telah dilunasi dengan
menjual jaminannya. Saat ini dengan telah pulihnya kondisi usahanya, berniat mengajukan pinjaman kepada
Bank sebesar Rp.500 juta. Adapun pinjaman tersebut untuk pembelian tempat usaha Rp. 275 juta dan
tambahan modal kerja Rp.100 juta untuk toko lama (antisipasi kenaikan harga barang 15%) dan Rp.125 juta
untuk toko baru, dimana ditargetkan ditempat usaha tersebut omset usaha dalam 3 bulan dapat mencapai
Rp.50 juta/bulan dengan pola usaha sama dengan toko lama.
Usahanya diyakini oleh Pak Suryadi akan maju, mengingat kebutuhan produk makanan bayi saat ini
menunjukan trend yang baik.
Jaminan yang diberikan oleh Pak Suryadi adalah rumah tinggal senilai Rp.375 juta dan toko yang hendak dibeli
senilai Rp.400 juta didaerah Pamulang (dekat perumahan Pamulang Indah).
Bagaimana menurut Saudara, apakah layak pinjaman ini diberikan.
Terlampir rekening Koran 3 bulan.

Penjelasan kasus Pak Suryadi

Usulan
Mohon persetujuan Komite Kredit atas permohonan kredit sebesar Rp.500 juta yang terdiri dari PRK Rp.225 juta
(bunga 22%) dan FL Rp.275 juta (bunga 21% - 5 thn) dengan provisi masing-masing 1% dan biaya administrasi,
untuk pembelian toko baru dan pembiayaan sebagian tambahan modal kerja.

48/118

Tujuan Penggunaan
Tujuan penggunaan kredit adalah PRK Rp.225 juta untuk membiayai tambahan modal kerja untuk usaha
dagang makanan bayi (toko lama & toko baru) dan FL Rp.275 juta untuk pembelian toko baru didaerah
Pamulang Tangerang.

Analisa Jaminan

Jaminan apa yang diberikan dan bagaimana prospek dari jaminan tersebut

Jaminan yang diberikan berupa sebidang tanah dan bangunan yang saat merupakan rumah tinggal Cadeb
(SHM No.999) a/n Pak Suryadi (Lt/LB 200 m2/100 m2) dan toko/ruko yang hendak dibeli (Lt 120 m2/100 m2),
masing-masing senilai Rp.375 juta dan Rp.400 juta.
Untuk jaminan dalam bentuk rumah terletak didaerah perumahan kelas menengah keatas, dimana umumnya
lingkungan seperti itu masih memiliki pasar yang baik. Sedangkan untuk toko yang dibeli terletak didaerah
usaha yang sedang berkembang, karena letaknya ditengah-tengah daerah perlintasan kawasan perumahan.

Latar Belakang Usaha

Siapa Pak Suryadi& bagaimana pengalamannya dlm usaha tsb

Pak Suryadi (42 thn) sebelumnya merupakan debitur Bank dengan fasilitas PRK Rp.100 juta dan RL Rp.100
juta, dimana dikarenakan krisis ekonomi mengakibatkan usahanya mengalami kemacetan. Namun
kewajibannya terhadap Bank tetap diselesaikan, melalui penjualan jaminan.
Saat ini dengan pengalaman +/- 11 thn didalam bidang suplier makanan bayi (baik secara grosis maupun
eceran) terlebih setelah melewati masa krisis, usaha cadeb tetap dilokasi yang sama dengan pasar yang sama
telah dapat kembali berkembang.
Dalam mengembangkan kembali usahanya, Pak Suryadi tidak pernah meminjam dari Bank lain, sedangkan
aktivitas usahanya tetap disalurkan melalui BAGI Cabang Cinere.

Operasi Usaha

Dimana lokasi usahanya dan apakah dapat menunjang usaha itu sendiri ?
Bagaimana dengan mekanisme usahanya baik pembelian maupun penjualan?

Dalam menjalankan usahanya Pak Suryadi dilindungi oleh ijin-ijin yang diperolehnya, yaitu SIUP No..... dan
SITU No.................serta NPWP No..................
Lokasi usahanya cadeb terletak didekat daerah perumahan dikawasan selatan jakarta yaitu didaerah Cinere,
dimana tempat usahanya merupakan milik cadeb. Daerah tersebut merupakan wilayah penghubung antara
Jakarta dengan Depok, Bogor dan Pamulang serta Ciputat, dimana daerah-daerah tersebut saat ini merupakan
daerah perumahan yang sedang berkembang.
Menurut penjelasan cadeb omset saat ini mencapai +/- Rp.250 juta perbulan, dimana para langganannya
didominasi oleh toko kelontong selain penduduk sekitar.

49/118

Dengan melihat para pelanggan didominasi toko kelontong, maka saat ini piutang dagang yang diberikan +/Rp.175 juta (+/- 21 hari) dan persediaan yang dipelihara sebesar Rp.250 juta (+/- 1 bulan). Hal ini juga
mempertimbangkan kunjungan dari para langganan (toko kelontong) yang umumnya membeli 3 minggu sekali
dalam sebulan, sehingga pada saat mengambil barang harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu.
Kondisi dilakukan untuk menyesuaikan persaingan yang ada dengan usaha sejenis ataupun grosiran yang ada
seperti Makro.
Dari hasil trade checking kepada beberapa pelanggan, diperoleh hasil bahwa cadeb telah menjalin hubungan
yang cukup lama dengan para pelanggannya seperti Toko Gemilang dan Toko Pingin Kaya (masing-masing
telah menjali hubungan 8 thn dengan pembelian rata-rata perbulan Rp.50 juta). Kondisi tersebut sedikit banyak
mencerminkan bahwa cadeb memiliki pelanggan yang cukup loyal dan pelayanan yang diberikan cukup baik.
Untuk memenuhi persediaan barang dagangan, Cadeb memperoleh dari beberapa sumber yang juga telah
cukup lama menjalin hubungan usaha yaitu beberapa agen pabrik atau langsung dari pabrik seperti Pabrik
Bayi Sehat (telah terjalin +/- 5 tahun). Dikarenakan hubungan baik selama ini, maka cadeb memiliki hutang
dagang sebesar Rp.100 juta (+/- 14 hari) meskipun cadeb diberikan insentif discount 2% bila membeli secara
tunai.
Untuk menunjang usahanya Pak Suryadi didukung oleh 6 pegawai (termasuk 1 orang asistent) dan 1 buah colt
mitsubishi L 300 untuk membantu operasionalnya. Pak Suryadi merencanakan apabila membuka toko baru,
maka akan menambah 3 orang pegawai dan pengelolaan toko baru akan ditangani langsung olehnya. Untuk
toko lama akan mulai diserahkan keistrinya dengan dibantu oleh asistent yang telah membantu usaha Pak
Suryadi sejak memulai usaha tersebut.

Analisa Industri

Bagaimana prospek usaha calon debitur


Usaha dibidang perdagangan makanan bayi saat ini masih memiliki prospek yang baik, walaupun persaingan
dibidang tersebut cukup ketat. Hal ini dengan melihat maraknya supermarket bahkan hypermarket maupun
grosiran (makro), dimana merupakan potensi pesaing terberat selain toko-toko sejenis.
Namun melihat pengalaman dan langganan yang ada serta letak lokasi usaha yang strategis yaitu didaerah
penghubung antara Jakarta dengan Depok, Bogor, Ciputat maupun Pamulang, calon debitur optimis masih bisa
bertahan. Bahkan untuk mengantisipasi dari persaingan yang ada, Cadeb berencana mmperlebar usahanya
kedaerah dimana para langganannya berada yaitu di Pamulang. Hal ini untuk lebih mempermudah para
langganannya didalam memenuhi kebutuhannya.
Calon debitur berkeyakinan bahwa saat ini dengan toko yang ada masih dapat menjaga omset usahanya,
walaupun diperkirakan akan segera ada kenaikkan harga sebesar 15%. Namun apabila dapat membuka
tempat usaha di Pamulang, omset usaha akan tumbuh Rp.50 juta dalam waktu 3 bulan.
Analisa Keuangan

Bagaimana dengan kondisi keuangannya ? apakah aktivitas usaha tercermin direkening Koran?

Agustus

September

Oktober

Rata-rata

Total MK

225.150.000/13

264.295.000/15

277.900.000/19

255.781.667/15

Total MD

179.770.000/10

279.190.000/11

263.100.000/15

240.686.666/12

50/118

Total Setun

38.550.000/4

9.600.000/2

22.600.000/6

23.583.333/4

Total Tatun

Total PB

13

12

16

13

Hari Aktivitas Krd

Secara rata-rata omset usaha cadeb sebesar +/- Rp.250 juta tercermin didalam aktivitas rekening korannya,
namun disisi lain juga terlihat bahwa aktivitas usaha cadeb sangat didominasi oleh penjualan grosiran yaitu
sebanyak +/- 90% (Rp.232 juta) aktivitas pembayaran dilakukan melalui non tunai. Sedangkan untuk pembelian
barang dagang tidak pernah dilakukan secara tunai, sehingga terlihat bahwa Cadeb melakukan pembelian
secara hutang dagang.
Dari segi aktivitas terlihat cukup aktif, dimana rata-rata perhari melakukan 1 x aktivitas kredit. Hal lain juga dapat
mencerminkan bahwa penjualan barang dagangan dari bulan kebulan juga berjalan relatif stabil yaitu rata-rata
15 transaksi/bulan.
Dari laporan keuangan (Neraca & laba rugi proforma), diperoleh hasil sebagai berikut :
Neraca 31 Oktober 2005

Aktiva
Kas

Pasiva
57.285.000

Hutang Dagang

100.000.000

Piutang

175.000.000

Persediaan

250.000.000

Aktiva Lancar

482.285.000

Pasiva Lancar

100.000.000

Toko

350.000.000

Modal

532.285.000

Mobil

25.000.000

Laba

225.000.000

Total Pasiva

857.285.000

Total Aktiva Tetap

375.000.000

Total Aktiva

857.285.000

Laba Rugi per Oktober 2005


Penjualan
HPP
Laba Kotor
Biaya Ops
EBIT

Rp.250.000.000,Rp.212.500.000,Rp. 37.500.000,- (15%)


(Rp. 15.000.000,-)
Rp. 22.500.000,- ( 9%)

Saat ini dengan omset penjualan sebesar Rp.250 juta, Net Working Capital yang ada saat ini sebesar
Rp.382.285.000,-.
Perputaran modal kerja yang ada saat ini adalah sbb :

51/118

Perputaran Kas
: 55.252.500/250.000.000 x 30 = 6.63
Perputaran Piut
: 175.000.000/250.000.000 x 30 = 21
Perputaran Persed : 250.000.000/250.000.000 x 30 = 30
WCTO
57.63 56.63/30 = 1.921 x
Sedangkan kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan oleh cadeb untuk mengantisipasi kenaikkan harga 15% dan
target penjualan dilokasi usaha yang baru sebesar Rp.50 juta, maka yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Omset toko lama Rp.287.500.000,Toko baru
Rp. 50.000.000,Total omset
Rp.337.500.000,- atau naik 35%
WCN : (337.500.000 x 57.63)/30 382.285.000 = 266.052.500,Adapun proyeksi laba rugi adalah menjadi :
Penjualan
: Rp. 337.500.000,HPP
: (Rp. 286.875.000,-)
Laba Kotor : Rp. 50.625.000,Biaya ops
: (Rp. 15.000.000,-) toko lama
Biaya ops
: (Rp. 7.500.000,-) toko baru (asumsi 3 pegawai dan lain sama)
EBIT
: Rp. 28.125.000,- (8,33%)
FL Rp.275 jt : (Rp. 9.395.833,-) bunga 21%
PRK Rp.225 jt : (Rp. 4.125.000,-) bunga 22%
EBT
: Rp. 14.604.167,- (4,3%)
Dari hasil proyeksi laba-rugi terlihat walaupun terjadi penurunan pendapatan, namun dari hasil usaha cadeb
masih mampu memenuhi kewajibannya selain angsuran FL yang terus menurun seiring dengan baki debetnya.

Analisa Resiko
1.
Resiko Pengelolaan adalah saat ini seluruh aktivitas usaha dikelola oleh Pak Suryadi, namun hal ini
telah diantisipasi dengan adanya peralihan pengelolaan secara bertahap yaitu untuk toko lama dikelola oleh istri
Pak Suryadi dengan dibantu asistent utamanya, Pak Suryadi focus ditoko baru.
2.
Resiko yang paling berat adalah resiko persaingan usaha khususnya melihat marak pasar swalayan
maupun hypermarket yang mulai menjelajah kepelosok daerah, namun hal ini telah diantisipasi oleh cadeb yaitu
dengan tetap memberikan piutang dagang juga memperlebar usaha kelokasi yang lebih dekat kepada para
pelanggannya. Disisi lain hal yang mendukung usaha calon debitur adalah mayoritas pembelinya adalah toko
kelontong dan bukan oleh penduduk sekitarnya.
3.
Resiko kenaikkan harga selama ini hanya berpengaruh sementara, namun setelah itu kembali normal.
Terlebih produk yang dijual adalah makanan bayi, dimana sebagaimana diketahui saat ini telah menjadi salah
satu kebutuhan pokok rumah tangga (khususnya keluarga yang memiliki balita). Sementara itu lokasi usaha
cadeb pun mendukung usaha itu sendiri yaitu terletak didaerah perumahan yang mayoritas merupakan keluarga
muda.
4.
Resiko yang paling buruk adalah terjadinya krisis ekonomi pasca kedua, dimana hamper seluruh sector
usaha mengalami kemacetan. Hal ini apabila melihat track record dari cadeb dan melihat jaminan yang
diberikan, diyakini cadeb akan berusaha memenuhi kewajibannya dengan segera.

Analisa Keuntungan Bank


52/118

Keuntungan Bank didalam membiayai kebutuhan modal kerja dan investasi dari Pak Suryadi adalah selain
memperoleh pendapatan bunga, provisi dan administrasi juga diharapkan aktivitas usaha Pak Suryadi yang
selama ini ada di Bank juga berkembang seiring dengan pertumbuhan usahanya.

Analisa Hubungan Bank


Dari hasil BI Checking maupun hasil wawancara, Pak Suryadi tidak pernah berhubungan dengan bank lain .
Selama berhubungan dengan cabang (+/- 8 thn) baik sebagai debitur (lunas dengan penjualan jaminan) maupun
sebagai nasabah giran, tidak pernah terjadi permasalahan.

Informasi Kredit
Dari hasil BI Checking Pak Suryadi tidak tercatat memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank lain.
Dari hasil trade checking terhadap beberapa pelangganan yaitu Toko Gemilang (di Jl.Raya Bogor) dan Toko
Pingin Kaya (Cirendeu), diperoleh informasi hubungan telah terjalin +/- 8 tahun dengan masing-masing
pembelian perbulan Rp.50 juta. Sementara itu dari supplier yaitu pabrik makanan bayi Bayi Sehat diperoleh
informasi bahwa hubungan telah terjalin +/- 5 tahun, namun besarnya pembelian tidak diperoleh.

Kesimpulan
Dari hasil uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Cadeb dikenal baik oleh Cabang dan melihat perkembangan usahanya tidak berlebihan apabila
diberikan pembiayaan untuk pengembangan usahanya.
2.
Usaha dibidang supplier bahan makanan bayi masih memiliki prospek usaha yang baik dan
pengelolaan usaha yang dilakukan oleh cadeb berjalan dengan cukup baik.
3.
Pembiayaan dalam rangka antisipasi kenaikkan harga sebesar 15% dan pembukaan toko diwilayah
berkembang, akan sangat membantu pengembangan usaha cadeb.
4.
Kebutuhan modal kerja secara total adalah Rp.266 juta dan pembelian toko senilai Rp.400 juta atau
secara total Rp.666 juta, maka pembiayaan pembelian toko baru Rp.275 juta (68%) dan pembiayaan tambahan
modal kerja sebesar Rp.225 juta atau secara total Rp.500 juta (75% dari kebutuhannya) sebagaimana
permintaan Pak Suryadi masih layak untuk dipertimbangkan.
Rekomendasi
Dari hasil analisa kredit yang dilakukan dan mempertimbangkan latar belakang cadeb serta jaminan yang
diberikan, maka rekomendasikan dibawah ini masih layak yaitu :
1.

Pinjaman
FL

:
: Rp.275 juta (atau 68,7% dari harga beli)

Tujuan

: Pembiayaan pembelian toko senilai Rp.400 juta

Jangka waktu

: 5 tahun (60 bulan)

Bunga

: 21 %/pa atau sesuai ketentuan Bank yang berlaku

Provisi

: 1 % pa.

Adm

: Rp.250.000,-

53/118

Jaminan

2.

Pinjaman

: Toko yang dibeli (cross collateral)

PRK

: Rp.225 juta

Tujuan

: Penambahan Modal kerja Toko baru dan Toko lama serta membiayai

Pembelian persediaan barang secara tunai

Jangka waktu
: 1 tahun (12 bulan)

Bunga
: 22%/pa atau sesuai ketentuan Bank yang berlaku

Provisi
: 1% pa.

Adm
: Rp.250.000,
Jaminan
: Sebuah rumah tinggal a/n. calon debitur (cross collateral)
Syarat tambahan :

Seluruh aktivitas usaha harus dialihkan ek Bank.

Terhadap toko yang dibeli harus dibalik nama ke calon debitur dan diasuransikan secara bankers clause
Bank.
Calon debitur tidak diperkenankan memperoleh pinjaman dari pihak manapun tanpa persetujuan Bank.

Pak Birin berusia +/- 40 tahun dan telah berkeluarga dengan 2 orang putra, saat ini Pak Birin berusaha dibidang
toko bahan bangunan +/- 8 tahun.Tempat usaha adalah milik sendiri dengan lokasi usaha berada didekat daerah
perumahan Karang Tengah Lebak Bulus Jakarta Selatan yaitu di Jl.Raya Karang Tengah (sekitar arah cinere)
dan usaha sejenis didaerah tersebut +/- 6 toko.
Sebelumnya pak Birin bergerak dibidang sembako, namun seiring dengan adanya pasar swalayan (Hero,
Carefour & Giant) hasill usaha terus menurun hingga akhirnya ditutup.
Persediaan barang diperoleh Pak Birin dari beberapa supplier diantaranya dari Pasar Blok A maupun agen-agen
lainnya, dimana rata-rata harga pokok penjualan sebesar +/- 85%. Omset usaha rata-rata 3 bulan terakhir +/100 juta, dimana perputaran piutang dagang rata-rata +/- 2 minggu dengan perputaran persediaan barang +/- 1
bulan sementara hutang dagang +/- 1minggu.
Langganan Pak Birin umumnya adalah penduduk sekitar Cinere dan Lebak Bulus, dimana dalam
operasionalnya didukung oleh satu Colt Kap terbuka dan 3 orang kuli angkut (satu diantaranya merangkap
supir) . Untuk administrasi atau urusan toko, dibantu oleh istri dan 1 orang asistent yang telah ikut sejak awal
toko dibuka.
Menurut Pak Birin hasil penjualan yang diperoleh esok hari disetor ke Bank didaerah Cinere dan uang tunai
yang dipelihara rata-rata hanya sebesar Rp.1 juta/hari. Namun terkadang hasil penjualan tidak disetor ke Bank,
karena digunakan untuk membeli barang secara tunai dengan discount +/- 2,5%.
Pak Birin mengaku bahwa untuk biaya pegawai Rp.1,7 juta dan biaya listrik+ telpon +/- 1 juta, biaya operasi
lainya (termasuk bensin + keamanan) +/- Rp.700.000,-.
Saat ini Pak Birin hendak mengajukan pinjaman ke Bank +/- Rp.100 juta untuk memenuhi tambahan modal
kerja yang dikarenakan adanya kenaikkan harga barang +/ 15% dan piutang dagang menjadi 3 minggu.
Sebagai jaminan yang diberikan Pak Birin menyerahkan kepada pihak Bank apakah sebuah rumah tinggal di
Blok A No.9 Cinere senilai Rp.200 juta (100 m dari Cinere Mall) atau toko senilai Rp.200 juta di Jl.Karang Tengah

54/118

Raya.
Mengingat Pak Birin tidak pernah mengajukan pinjaman dari Bank selama ini, maka Pak Birin meminta kepada
Bank untuk menghitung kebutuhan Modal kerjanya dan pinjaman yang dibutuhkan serta jenis pinjaman yang
pantas.
Terlampir data rekening tabungan Pak Birin.
Sdr diminta untuk memproses permohonan ini dalam bentuk proporsal modal kerja.

Kasus Pak Birin


Analisa Performance
1.
Siapa Pak Birin ?
2.
Apa pengalaman usahanya?
Analisa Usaha
1.
Dimana lokasi usahanya dan bagaimana dengan kondisi disekitar lokasi usaha ?
Lokasi usaha calon debitur (cadeb) terletak disuatu daerah perumahan dikawasan selatan jakarta yang
sebagaimana diketahui berkembang cukup pesat, hal ini selain dikarenakan adanya pengembangan area
perumahan maupun perluasan area perumahan dilakukan oleh perusahaan pengembang. Disisi lain dengan
semakin memikatnya untuk tinggal dikawasan Selatan Jakarta (Cinere, lebak bulus, pamulang, cirendeu,
ciputat), maka tidak heran apabila diikuiti oleh pembangunan rumah maupun renovasi rumah oleh penduduk.
2.

Bagaimana dengan perkembangan usahanya (omset,supplier dan langganannya )

Usaha bahan bangunan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan didaerah tersebut juga menunjukkan
peningkatan aktivitas usaha yang cukup baik, khususnya aktivitas cadeb yang saat ini rata-rata telah mencapai
omset Rp.100 juta perbulan. Dapat ditambahkan bahwa untuk dikawasan cinere usaha sejenis dengan cadeb
saat ini hanya 6 toko, namun mengingat langganan yang ada didominasi oleh penduduk sekitar cinere dan
lebakbulus diyakini pertumbuhan usaha masih tetap stabil.
3.

Bagaimana dengan mekanisme usahanya, piutang, persediaan dan hutang.

Mekanisme usaha calon debitur adalah selain menjual dalam eceran juga melayani pembelian secara
borongan, dimana untuk penjualan eceran umumnya dalam bentuk tunai (kecuali untuk langganan-langganan
tertentu diberikan piutang dagang 2 minggu ) dan penjualan secara borongan diberikan piutang dagang
selama 2 minggu. Umumnya penjualan secara borongan diberikan kepada para pemborong atau kontraktor
yang telah menjalin hubungan dengan cadeb, sehingga resiko tertunggak dapat diperkecil.
Untuk memenuhi kebutuhan barang cadeb memperoleh dari Pasar Blok A juga dari agen-agen lainnya, dimana
cadeb diberikan hutang dagang selama 1 minggu atau bila membeli secara tunai diberikan discount 2,5%.
Aktivitas usaha cadeb sebagian besar dilakukan melalui Bank, hal ini menurut cadeb untuk mempermudah
monitoring. Dengan demikian cadeb menyatakan bahwa seluruh hasil penjualan tunai yang diterima(setelah
memperhitungkan saldo kas minimum Rp.1 juta) akan disetor ke bank keesokan harinya atau bila tidak disetor
dipergunakan untuk pembelian tunai kebutuhan barang dagangan.Begitupula untuk penerimaan piutang dagang
maupun hutang dagang, cadeb melakukan melalui bank.
e
Analisa Keuangan
1.
Bagaimana dengan kondisi keuangannya ? apakah aktivitas usaha tercermin direkening Koran?

55/118

Agustus

Sept

Okt

Rata-rata

Total MK

56.150.000/13

105.195.000/14

127.900.000/19

96.415.000/15

Total MD

51.063.000/10

58.690.000/11

171.700.000/15

93.817.667/12

Total Setoran Tunai

54.600.000/12

71.195.000/9

92.200.000/13

72.665.000/11

13.740.000/4

13.000.000/4

7.500.000/2

11.413.333/3

13

12

16

13

Total Penarikan Tunai


Hari aktivitas Kredit

Dari aktivitas rekening Koran terlihat bahwa mutasi kredit menunjukan pertumbuhan yaitu dari Rp.56 juta dibulan
Agustus menjadi Rp.128 juta dibulan Oktober, namun secara rata-rata total mutasi kredit sebesar Rp.96 juta
atau sebesar 96% dari omset usaha Rp.100 juta.
Akativitas usaha debitur terlihat dilakukan secara tunai yaitu 75% dari total mutasi kredit, hal ini dapat
mencerminkan bahwa penjualan barang dagang didominasi oleh penjualan secara eceran. Sementara dari
rekening Koran tersebut, terlihat bahwa aktivitas piutang dagang berjalan dengan baik yaitu dengan tidak
adanya tolakan.
Disisi lain cadeb didalam memenuhi kebutuhan barang dagangan lebih didominasi dengan hutang dagang
(87,9%), sehingga kesempatan untuk memperoleh discount 2,5% tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.

Apakah ada pinjaman dari bank lain atau pihak ke-III lainnya?

3.

Berapa kebutuhan modal kerja dan berapa modal kerja yang ada saat ini?

Omset rata-rata Rp.100 juta


Piutang dagang 2 minggu : 30/14 = 2,14 x 100/2,14 = Rp. 46.728.971,Persediaan barang 1 bulan : 30/35 = 0,85 x 85/08,85 = Rp.100.000.000,Hutang dagang 1 minggu : 30/7 = 4,28 x 85/4,28 = Rp.19.859.813,Modal Kerja yang ada : Rp.146.728.971,- (-) Rp.19.859.813,- = 126.869.158,Laba Rugi :
Pendapatan Usaha Rp.100.000.000,HPP
(Rp. 85.000.000,-)
Laba kotor
Rp. 15.000.000,- (15%)
Biaya Pegawai
(Rp. 1.700.000,-)
Biaya Listrik
(Rp. 1.000.000,-)
Biaya Ops lainnya (Rp.
700.000,-)
EBIT
Rp. 11.600.000,- (11,6%)
Proyeksi omset naik 15% Rp.115.000.000,Piutang dagang 3 minggu : 30/21 = 1,43 x 115/1,43 = Rp.80.419.580,Persediaan Barang 1 bulan : 30/35 = 1,5x 97,75/0,85 = Rp.115.000.000,Hutang dagang 1 minggu : 30/7 = 4,28 x 97.750.000/4,28= Rp.22.838.785,Modal Kerja proyeksi : Rp.195.419.580,- (-) Rp.22.838.785,- = Rp.172.580.795,Modal kerja yang ada :
Rp.126.869.158,Modal Kerja yang dibutuhkan
Rp. 45.711.637,-

56/118

Analisa Prospek Usaha


1.
Bagaimana dengan perkembangan usahanya ?
Kawasan Cinere dan Lebak Bulus merupakan salah satu daerah perumahan yang pesat berkembang dan
sangat diminati, terlebih dengan selesai pembangunan tol TB Simatupang dan berdirinya Mall terbaik di Jakarta
(PIM II & Citos) semakin menambah minat masyarakat kelas menengah keatas. Dengan tumbuhnya daerah
tersebut, diyakini hal tersebut berdampak posistif terhadap pertumbuhan usaha bahan bangunan.
2.

Apakah memungkinkan langganan akan bertambah ?

Seiring dengan pertumbuhan dikawasan tersebut, tidak berlebihan apabila diikuti dengan adanya penambahan
langganan dari langganan yang telah ada sebelumnya.
3.

Bagaimana dengan persaingan usaha sejenis?

Dengan jumlah pesaing sebanyak 6 toko dan pengalaman selama 8 tahun serta keterlibatan secara langsung
dari cadeb, persaingan yang ada masih dapat berjalan dengan normal.
Analisa Jaminan
1.
Jaminan apa yang diberikan ?
2.
Apakah jaminan tersebut yang terbaik yang dapat diberikan?
3.
Bagaimana kondisi jaminan, nilai jaminan dan prospek dari jaminan tersebut?
Kesimpulan :

1. Kenaikan harga bahan bangunan sebesar 15% tidak akan banyak berpengaruh, hal ini terlihat dengan
masih tumbuhnya pembangunan (baik oleh penduduk maupun pengembang) dan renovasi rumah.
2. Modal kerja tambahan yang dibutuhkan adalah Rp.45 juta, namun apabila melihat kesempatan
pembelian barang secara tunai (+/- Rp.86 juta atau 87,9% dari total pembelian) akan mendapat discount
sebesar 2,5% dioptimalkan akan sangat membantu cadeb, maka kebutuhan tambahan modal kerja
adalah +/- Rp.131 juta.

Rekomendasi :
Mempertimbangankan uraian diatas dan mengingat jaminan yang diberikan dan kebutuhan modal kerja sebesar
Rp.131 juta, maka masih layak untuk direkomendasikan :
Fasilitas dan nominal

: PRK Rp.100 juta

Suku bunga

: Sesuai dengan ketentuan

Provisi dan administrasi

: Sesuai dengan ketentuan

What is Capital Budgeting ?


Adalah proses pengambilan keputusan terkait rencana investasi jangka panjang perusahaan

Contoh:
Pembelian mesin baru (expansion of existing product/ market)
Pembangunan pabrik baru (expansion into new product/ market )
Penggantian mesin lama (cost reduction)

57/118

Research and Development projects

Why Capital Budgeting is important?


Pengadaannya tidak bisa dilakukan dengan cepat sesuai permintaan dan perubahannya jauh lebih sulit
Investasi jangka panjang memerlukan dana yang besar
memerlukan analisis yang cermat
Aspek penting dalam analisa pembiayaan Investasi
Legalitas: perijinan yg terkait langsung dg proyek, spt AMDAL atau UKL-UPL
Manajemen: pengalaman manajemen/ perusahaan/ grup dalam bisnis yang akan digeluti
Teknis: isi kontrak, skema proyek, proses produksi, bahan baku/kontinuitas suplai , kontrak O&M, kontraktor
pembangunan, jadwal konstruksi
Pemasaran: kontrak dg buyer/bouwheer, proyeksi penjualan, bonafiditas buyer/bouwheer, kondisi
pasar/persaingan, jaminan pembayaran/SI
Aspek penting dalam analisa pembiayaan Investasi
Keuangan:
a.Kewajaran Project Cost/Rencana Anggaran dan Biaya (RAB)
b.Perhitungan kebutuhan pembiayaan
c.Analisis sumber Self Financing
d.Penyusunan Cash Flow
e.Analisis Kelayakan:
Penggunaan Feasibility Study (limit investasi > Rp 5 milyar, kecuali take over, berdasarkan kontrak, PKPA, dan
bukan pengadaan barang produksi)
Penilaian Kelayakan Investasi/proyek
f.Repayment Capacity:
Berdasarkan laba rugi tahun berjalan/tahun terakhir
Berdasarkan proyeksi cashflow
Aspek penting dalam analisa pembiayaan Investasi
Eksepsi:
a.Feasibility Study
b.Appraisal Independent
c.Asuransi Rekanan
d.Laporan Keuangan Audit (Auditor Rekanan)
e.Pricing
Dalam setiap eksepsi harus disertakan penjelasan secara lengkap
Pembiayaan Investasi
Hal penting bagi bank dalam pembiayaan investasi:
Kewajaran nilai investasi (trade/market checking, independent consultant/appraiser, compare to typical project )
Keyakinan atas penyediaan self financing
Kewajaran asumsi dalam menyusun proyeksi cash flow
Memahami pola usaha, lingkungan industri dan makro ekonomi adalah suatu keharusan untuk melihat
kewajaran dari suatu asumsi.
Pola Usaha: menyusun proyeksi cashflow untuk penjualan listrik. (IPP) kepada PLN berdasarkan Perjanjian
Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement)
Lingkungan Industri: menyusun proyeksi cashflow untuk pabrik mie instant dengan melihat harga produk yang
ditentukan market leader.
Makro Ekonomi: menyusun proyeksi cashflow dengan mempertimbangkan kenaikan biaya produksi sesuai
dengan proyeksi inflasi tiap tahunnya.

Steps in Capital Budgeting


Tentukan asumsi yang mendasari cash flow
Lakukan proyeksi cash flow
Evaluate the cash flow
Lakukan evaluasi terhadap risiko yang mungkin muncul terkait cash flow (analisis sensitivitas)

58/118

Capital Budgeting Evaluation Tools


Komponen capital budgeting
What is the payback period ?
Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan

Minimum Acceptance Criteria:


PBP maks payback period yg wajar (benchmark thd proyek/industri sejenis)
Proyek diterima jika PBP umur ekonomis obyek investasi

Payback for Franchise L (Long)


Payback for Franchise S (Short)
Strengths and weaknesses of pay back
Strengths:
Mudah dihitung dan mudah dimengerti

Weaknesses:
Mengabaikan time value of money
Mengabaikan cash flows after the payback period
Sebuah investasi / project yang diterima atas dasar kriteria payback period mungkin memiliki NPV < 0

Discounted Pay Back Period


Net Present Value (NPV)
Adalah selisih antara investasi yang dikeluarkan dan nilai sekarang ( Present Value) dari arus kas bersih masa
yang akan datang (FCF) yang didiskonto pada discount rate tertentu

Discount Rate/WACC (Weighted Average Cost of Capital) dapat menggunakan interest rate/margin bank.
Kriteria kelayakan: NPV > 0, then Go

NPV < 0, then Stop

NPV = 0, then ???


NPV positif artinya proyek memberikan nilai tambah bagi perusahaan, layak, investasi awal telah kembali,
biaya modal sudah diperoleh, dan adalah kas lebih sebesar NPV
Whats Franchise Ls NPV?
Internal Rate of Return (IRR)
Adalah tingkat bunga/marjin yang menyebabkan NPV = 0 atau investasi impas [ PV FCF = Investasi ]

Discount Rate = tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return)


Kriteria kelayakan: IRR > discount rate, then Go

IRR < discount rate, then Stop

IRR = discount rate, then ???

59/118

Whats Franchise Ls IRR?


IRRs Rules
Disadvantages:
IRR may not exist or there may be multiple IRR
Advantages:
Easy to understand and communicate

Inflow (+) or Outflow (-) in Year


Pavilion Project: NPV and IRR

When there are nonnormal CFs and more than one IRR, use Modified IRR (MIRR):
So, accept project Pavilion?
Profitability Index (Benefit Cost Ratio)

Minimum Acceptance Criteria:


Accept if PI > 1

Analisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas adalah metode analisis yang digunakan untuk mengukur sejauh mana dampak setiap
perubahan salah satu faktor/variabel, faktor/variabel lainnya diasumsikan tetap (cateris paribus), terhadap NPV
atau cash flow.
Analisis sensitivitas diperlukan karena setiap kita melakukan proyeksi keuangan suatu investasi/proyek, kita
dihadapkan pada risiko ketidakpastian.
Pengukuran dapat dilakukan pada satu atau lebih variabel untuk melihat variabel mana yang paling sensitif
terhadap perubahan yang menghasilkan cash flow atau NPV negatif.

Faktor-faktor/variabel yang digunakan dalam analisis sensitivitas berasal dari risiko-risiko utama yang berhasil
diidentifikasi dan dapat berdampak pada cash flow yang kita susun.
Dampak yang ditimbulkan bisa bersifat positif (menambah arus kas) atau berdampak negatif (mengurangi arus
kas).
Semakin sensitif (peka) proyek terhadap suatu variabel perubah, maka diperlukan analisa yang lebih mendalam
terhadap variabel tersebut.

Contoh risiko dan faktor/variabel utama yang lazim digunakan pada analisis sensitivitas dan analisis skenario
adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan suatu variabel yang dianggap sensitif (misalnya harga jual dan
harga bahan baku) terhadap kemampuan membayar Nasabah atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR)

Islamic Syndicated Financing

60/118

I. Definition
An Islamic Syndicated Financing is:
1. An Islamic Financing Facility, defined by a single agreement (aqad), in which several or many sharia
banks participate.
2. An Islamic Financing Facility granted jointly and under common terms by a group of sharia banks to a
customer.
3. An Islamic Financing Facility that is provided by a group of sharia banks and is structured, arranged &
administered by one or several Islamic Banks known as arrangers.

II. Purposes of Syndication


1.Banks view:
a. The amount exceeds the exposure limits or appetite of any one lender.
b. Sharing Risks
c. Some fees can be earned without committing capital (for MLA)
d. Enhance Reputation
e. For Indonesia: Accelerating achievement target of Islamic banks market share.
2. Customers view:
A customer wants to raise a relatively large amount of funds quickly & conveniently (doesnt want to deal with a
large number of lenders).

III. Roles within Syndication Process


1.Mandated Lead Arranger (MLA)
a) Definition
i. The bank that is awarded the mandate by the prospective customer and is responsible for placing the
syndicated financing with other banks & ensuring that syndication is fully subscribed.
ii. The bank given the authority to proceed into the marketplace on behalf of the customer, on the basis of the
terms and condition set out in the mandate letter.
b) Arrangement Fee
A fee paid to a mandated bank or group of banks (lead arrangers) for arranging a transaction. It includes fees
to be paid to participating banks.
c) The Mandate
The formal appointment to advise on or arrange a project financing (note: look at the attachment)
i. Best Efforts / Endeavors
Best Efforts Arranger: A bank or other lender that agrees to syndicate a financing but that is unwilling to
guarantee successful completion of the deal
ii. Underwritten
The commitment to fund is not contingent upon successful syndication.

2.Participating Banks
The bank that participates in the Islamic syndication by financing a portion of the total amount required.
a) Lead Arranger: The senior tier of arrangers in an Islamic syndicated financing facility.
b) Lead Manager: The Senior tier of lenders in an Islamic financing syndication.
c) Manager: A mediumlevel participant established according to final take.
Note:

61/118

Above are titles given to participants according to final take which determined by MLA.

3.Facility Agents
a) The one that takes care of the administrative arrangement over the term of the financing (disbursements,
repayments, covenants enforcement, information, facilitator, etc.)
b) Acts for the banks based on Agreement:
i. The Agent cannot be sued by the customer for the non performance of a member of the syndicate
ii. The Agent cannot sue the customer unless authorized to do so.
iii. Ability of the agent to resign.
c) Agency Agreement: A legal agreement between a customer, a group of lenders, and one or more agent banks
governing the rights and responsibilities of the agent(s) in the transaction. The agency agreement is an integral
part of a syndicated loan.

4.Security Agents / Trustee


a) The Security Trustee is appointed to act in the interest of the Lenders who become beneficiaries of the security
trust. The security trustee is often the facility Agent but can be a separate lender in the syndicate or an
independent 3rd party trustee (custodian).
b) Security Sharing Agreement (SSA): A legal agreement between a customer and a group of lenders or security
agent on behalf of a group of lenders governing the security. SSA is also an integral part of a syndicated loan.

5.Majority Lenders:
a) It depends on agreement, example: a lender or lenders whose commitments aggregate more than [662/3] of
the total commitments.
b) It is used for making decision, such as determining default.
c) Some decisions require unanimous consent of all banks (any increase in commitment, extension of terms, any
change in collateral, any change to the definition of the majority lenders, etc).

IV. Syndication Stages


1.Pre-Mandated Phase
a) The prospective customer may liaise with a single bank or it may invite competitive bids from a number of
banks.
b) The lead bank needs to:
i. Identify the needs of the customer
ii. Design appropriate Islamic financing structure
iii. Negotiate key terms of financing with the customer Indicative Terms Condition
iv. Develop a persuasive financing proposal
v. Obtain internal approval.
c) Miles Stone: Award of the Mandate.

2.Post-Mandated Phase
a) The lead bank can start to sell the Islamic syndicated financing in the market place.
b) The lead bank needs to:
i. Prepare an Information Memorandum (Info Memo)
Produced collectively by customer & the arranger
Usually contain about customer creditworthiness & financing terms & conditions.
ii. Approach selected banks & invite participation (a road show& formal invitation)
iii. Negotiations with the customer may be needed if prospective participants raise concerns.
c) Process in each participating banks & Commitment Letter

62/118

d) Determine the allocation given to each participants.


- Oversubscribed
- Undersubscribed
- Prepare legal documentations (legal meeting, working closely with lawyer & notary)
- Miles Stone: Closing the syndication, including signing (tombstone)

3.Post-Closure Phase
The agent now handles day-to-day running of the Islamic financing facility.

V. Documentation
1.Pre-Mandated Phase
a) Mandated Agreement / Mandated Letter
i. Scheme & Amount Islamic Financing Facility
ii. Assignment/Appointed Clause
iii. Type of syndication
iv. Fees
v. Clear Market
vi. Material Adverse Change Clause
vii. Cancellation
viii. Confidentiality Clause
b) Indicative Term Sheets
i. Financing Scheme (amount, tenor, pricing, purpose)
ii. Covenants (affirmative and negative)
iii. Events of default.

2.Post-Mandated Phase
a) Before Signing
i. Invitation Letter
ii. Confidential Agreement
iii. Commitment Letter
iv. Indicative Term Sheets
v. Indicative Time Table
vi. Information Memorandum
Disclaimer
Contents
b) Signing Documents
i. Sharia Financing Facility Agreement (Murabaha / Ijarah / Musyarakah / etc depends on sharia scheme
applied).
ii. Collateral Agreement (APHT, Fiducia, Gadai, etc)
iii. Inter Creditor Agreement
iv. Security Sharing Agreement
v. Escrow Account Agreement

Working
Experiences

PT Bank Syariah Mandiri


Wisma Mandiri I Building, 8th floor
Jl. M. H. Thamrin No.5, Jakarta 10340
Analyst Officer (November 2010 now)
Financing Restructuring Division

63/118

Reviewing financing restructuring proposals:


Reviewing financing restructuring proposal from business units or branches.
Collecting accounts data from business units or branches, such as bank checking,
source of repayments, accounts prospect, financial statements, etc.
Analyzing financial statements.
Making cash flow projection.
Making restructuring proposals to financing committee.
Making committee agreement letter to business units or branches.
Handling accounts:
Customer hand over from financing division.
Legal review.
Pre-discussion account with business unit.
Preliminary analysis.
Data collection and analysis.
Final negotiation.
Signing agreement and implementation.

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk


Artha Graha Building 2nd floor,
Sudirman Central Business District (SCBD),
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Assistant Account Officer (January 2007 October 2010)
Operational Head Office Sudirman Branch
Selling loan products such as housing loan, working capital loan or investment loan.
Collecting installment from customer, especially for housing loan.
Assisting Account Officer in making credit proposal for new customers in their need of
working capital or investment financing.
Making analyzes of customers current account, cash flow, balance sheet, income
statement or any financial data.
Making monthly report of non-performing consumer loan, especially housing loan.
Reminding customers of their due date housing loan instalment.
Collecting data from customers.
Restructuring housing loan for non-performing housing loan.
Visiting customers and making call report.
Making proposal to Credit Committee for finishing debt.
Entertaining phone calls from customers.
Making paid proposal to Branch Manager and Credit Committee for housing loan and
small-medium productive loan.

Loan Booking Section (July 2005 December 2006)


Operational Head Office Sudirman Branch

64/118

Booking transaction of loan disbursement either loan payment such as Revolving Loan,
Fixed Loan, etc.
Booking transaction of Small-Medium Enterprise Loan.
Processing and publishing Bank Guarantee.
Making account report for non-performing loan and past-due report for non-performing
loan.
Making monthly proof-sheet report.
Journaling transaction, such as overbooking, insurance payment, etc.
Making total debt customer confirmation.
Document administration.

PT Kantor Bersama Perkebunan (KBP) Chakra


Jl. Pasirkaliki No.145, Bandung 40173
Junior Trader (June 2002 May 2003)
Marketing and Trading Department Head Office
Getting new buyers.
Searching for tea suppliers.
Blending and tasting teas.
Making new tea products.
Selling tea (bulk) to customers, especially overseas buyers.
Shipping the products and collecting payment.
Attending tea auction in order to getting tea raw materials.

Courses
and Training

Bank Syariah Mandiri Learning Centre, 2010-2012


o Risk Management 1 st Level Short Course, Februari 2011
o Syariah Banking Overview Program, March 2011
o Risk Management 2 nd Level Short Course, April 2011
o Financial Statement Analysis, July 2011
o Syndication and Structured Finance, 7-9 November 2012
Bank Artha Graha Training Centre, 2005 2007
o Bank Accounting, August 2005
o Loan Administration, August 2005
o Clearing and Transfer, February 2006
o Effective Communication Skills, September 2006
o Foreign Exchange Transaction, December 2006
o Law and Regulation in Banking Industry, March 2007
o Account Officer Roles in Banking Industry, April 2007
o How To Make A Credit Proposal, August 2007
o Credit Products, May 2008
o Financial Report Analyzes, November 2008
o Anti Money Laundering, October 2009

Email: donny.raharjo@gmail.com
Twitter: @donny_raharjo
BANK SOAL 1
1.

Apa risiko itu ?

65/118

a.
b.
c.
d.

Kemungkinan terjadinya sesuatu sesuai yang diharapkan


Potensi kerugian yang tidak diperkirakan
Peraturan bank untuk melindungi nasabah
Peluang terjadinya hasil yang buruk

2. Definisi risiko pasar (market risk) adalah:


a. Risiko terjadinya kerugian pada posisi on ataupun off balance sheet yang terjadi akibat pergerakan/fluktuasi
harga di pasar uang.
b. Risiko terjadinya kerugian pada posisi on ataupun off balance sheet yang terjadi akibat fluktuasi harga di
pasar saham.
c. Risiko terjadinya kerugian pada posisi on ataupun off balance sheet yang terjadi akibat fluktuasi harga di
pasar obligasi.
d. Risiko terjadinya kerugian pada posisi on atau off balance sheet yang terjadi dari perubahan / fluktuasi
harga pasar
3.
a.
b.
c.
d.

Termasuk dalam masalah risiko kredit adalah:


Inkaso (Collection)
Pembayaran tunai (Cash Payment)
Jasa penagihan kredit (Loan Recovery Service)
Tata kelola portofolio pinjaman (Loan portfolio management)

4.
a.
b.
c.
d.

Risiko operasional adalah kerugian yang disebabkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan dari:
Internal control, people & system
Internal process & external events
Internal process, people & system or external events
People & system

5.
a.
b.
c.
d.

Termasuk dalam kategori risiko lainnya adalah:


Business, strategic & reputation risk
Business, strategic & legal risk
Strategic, compliance, & legal risk
Business, compliance, & reputation risk

6.
a.
b.
c.
d.

Komite Basel menerbitkan perubahan ketentuan risiko pasar pada tahun:


1988
1998
1996
2001

7.
a.
b.
c.
d.

Risiko pasar pada transaksi perdagangan, timbul dari:


Nilai portofolio kredit yang diberikan bank
Struktur usaha yang dilakukan bank
Nilai investasi yang dipengaruhi oleh perubahan market rate
Posisi banking book

8.
a.
b.
c.
d.

Risiko bisnis timbul karena adanya keputusan berikut ini:


Jenis usaha apa yang akan diinvestasikan
Jenis usaha apa yang akan dibeli
Dimana dan sejauh mana usaha akan dihentikan atau dijual
Semua jawaban salah

9.
a.

Definisi risiko yang digunakan pada sertifikasi ini adalah


besarnya kerugian aktual

66/118

b.
c.
d.

probabilitas kerugian aktual


peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan
estimasi kerugian yang mungkin timbul

10. Sebelum tahun 1930-an kebangkrutan bank dan bank-bank yang mengalami rush sangat sering terjadi di
AS. Pernyataan mana dibawah ini yang secara tepat menggambarkan mengapa hal ini terjadi?
a. Bank-bank tidak dikelola dengan baik
b. Bank-bank tidak cukup memiliki modal dibandingkan dengan risiko yang diambil
c. Para pimpinan bank tidak memiliki sertifikat manajemen risiko pada saat itu.
d. Kejadian-kejadian eksternal seringkali di luar pengendalian Bank.
11. Dalam rangka meminimalkan dampak dari economic shock (perubahan dalam perekonomian yang sifatnya
negatif dan ekstrim, bank dapat menurunkan risiko insolvency dengan cara:
a. Melakukan diversifikasi pada portfolionya
b. Melakukan sekuritisasi atas kredit yang diberikan
c. Memperkirakan dampak dari pertambahan kerdit macet dan meyakinkan bahwa risiko bank telah ditopang
dengan tersedianya modal yang cukup
d. Menerapkan prinsip matching secara konsisten
12. Return on regulatory capital mengacu pada pengertian sebagai berikut:
a. Laba bank yang dipersyaratkan dalam Basel I
b. Penambahan modal yang diiringi dengan penambahan laba Bank
c. Ukuran kinerja yang memastikan bahwa suatu transaksi akan memberikan keuntungan yang memadai
untuk penambahan modal baru.
d. Semua jawaban di atas benar
13.
a.
b.
c.
d.

Risiko yang berkaitan dengan keputusan jangka panjang yang dibuat oleh direktur bank disebut?
Risiko reputasi
Riisko strategik
Risiko legal
Risiko bisnis

14. Kasus yang dialami oleh Bestbank, Boulder, Colorado, US pada bulan Juli 1998 yang menyebabkan bank
tersebut ditutup oleh FDIC karena mengalami kerugian USD 200 juta adalah akibat:
a. Risiko strategik
b. Risiko kredit
c. Risiko reputasi
d. Risiko bisnis
15. Dampak dari kegagalan sebuah bank dalam meneruskan usahanya tidak hanya dialami oleh nasabah,
karyawan dan pemegang saham saja, tetapi dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Kasus orange
county di California, AS memaparkan dampak bangkrutnya sebuah county terhadap:
a. Nasabah
b. Karyawan
c. Pemegang saham
d. Semua jawaban di atas benar
16. Menurut ketentuan Basel II apa yang dimaksud dengan risiko operasional......
a. Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan atas proses internal, orang,
sistem dan atau dari kejadian eksternal
b. Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan atas usaha (bisnis), strategi dan
reputasi perusahaan
c. Jawaban a & b benar

67/118

d.

Jawaban a & b salah

17.
a.
b.
c.
d.

Apa yang dimaksud dengan reputational risk?


Risiko yang disebabkan oleh adanya kesalahan internal yang berakibat merugikan perusahaan
Risiko yang berpotensi merugikan perusahaan yang sangat besar secara finansial
Risiko yang berpotensi merusak perusahaan karena adanya opini publik yang negatif
Semua jawaban diatas salah

18. Solvabilitas sebuah bank bukan saja merupakan perhatian para pemegang saham, nasabah, dan
pegawainya, namun juga menjadi perhatian dari:
a. Pengelola perekonomian negara
b. Investor
c. Kreditor
d. Keseluruhan perbankan nasional
19. Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu
investasi pada waktu tertentu, disebut dengan:
a. efficient frontier
b. yield curve
c. interest rate curve
d. duration
20.
a.
b.
c.
d.

Mitigasi risiko kredit dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan kebijakan tertentu, diantaranya adalah:
sekuritisasi
analisa yang mendalam
restrukturisasi kredit
credit swap

21. Yang termasuk dalam kategori risiko strategis pada umumnya terkait dengan keputusan sebagai berikut,
kecuali:
a. bisnis yang akan dijadikan investasi
b. bisnis yang akan diakuisisi
c. bisnis terkait prospek jangka panjang terhadap produk dan jasa yang ada
d. bisnis yang akan ditutup atau dijual dan batasan-batasannya
22. Kewajiban bagi Dewan Komisaris untuk membentuk Komite Pemantau Risiko terdapat dalam ketentuan
Bank Indonesia:
a. No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum
b. No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
c. No.7/25/PBI/2005 tanggal 3 Agustus 2005 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat
Bank Umum
d. No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/Pbi/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
23. Karakteristik risiko operasional saat ini telah berubah dari kejadian risiko yang high frequency/low impact
menjadi low frequency/high impact 1dikarenakan beberapa alasan di bawah ini, kecuali:
a. otomatisasi
b. outsourcing
c. meningkatnya litigasi
d. meningkatnya blue collar crime
24. Loss given default (LGD) didefinisikan sebagai:

68/118

a.
b.
c.
d.

tingkat default penyaluran kredit yang diberikan bank (ditetapkan dengan % tertentu)
perkiraan kerugian yang akan diderita oleh bank sebagai akibat terjadinya default.
tingkat kerugian yang telah diperkirakan di masa depan akibat adanya kredit default
persentase kredit macet terhadap seluruh total kredit yang disalurkan bank

25.
a.
b.
c.
d.

Bank sebagai institusi keuangan memiliki regulasi yang ketat dari pengawas bank dikarenakan:
bank dapat menimbulkan risiko sistemik
bank merupakan agent of development dari suatu perekonomian
bank menghimpun dana dari masyarakat
bank sebagai lembaga intermediari keuangan dalam sistem perekonomian negara

26. Jumlah debitur macet pada bank yang berada dalam sebuah perekonomian negara yang bergejolak dapat
meningkat secara signifikan dikarenakan hal tersebut di bawah ini, kecuali:
a. kualitas kredit perusahaan yang terpengaruh oleh keadaan perekonomian yang memburuk
b. tingkat pengangguran yang meningkat pesat
c. naiknya tingkat suku bunga
d. meningkatnya jumlah debitur yang nakal (rogue debtor)
27. Praktek bank untuk mengelola risiko yang dihadapinya dalam kegiatan trading banyak mendapatkan
dorongan dan dukungan karena:
a. pertumbuhan pasar derivatif
b. penggunaan option pricing model dalam penentuan risk based pricing.
c. Tingginya volatilitas instrumen trading yang ada di pasar
d. Jawaban a dan b benar
28. Pengurangan ketersediaan produk, krisis likuiditas, dan perubahan regulasi merupakan konsekuensi dari
timbulnya kejadian risiko operasional bagi:
a. Nasabah
b. Bank
c. Pemegang Saham
d. Pemerintah
29. Apabila diasumsikan suku bunga saat ini sudah menyentuh level bawah (bottom level) dan diprediksi akan
meningkat di masa depan, sebagai Direksi yang tetap menginginkan peningkatan portofolio pembiayaan maka
strategi pembiayaan yang tepat saat ini adalah:
a. Menyalurkan pembiayaan KPR berjangka panjang
b. Membeli obligasi jangka panjang
c. Menyalurkan pembiayaan modal kerja < 1 tahun
d. Menyalurkan pembiayaan investasi > 5 tahun
30. Saat ini risiko reputasi sebuah bank mengalami peningkatan baik dalam hal dampak yang ditimbulkan
maupun kecepatan terjadinya kerugian, hal ini lebih disebabkan karena:
a. Pasar keuangan yang bersifat global
b. Kegiatan trading dilakukan 24 jam sehari
c. Publikasi negative lebih cepat diserap masyarakat dibandingkan publikasi positif
d. Jawaban a dan b benar
BANK SOAL 2
1.
a.
b.
c.
d.

Liberalisasi pasar keuangan meningkatkan tingkat persaingan antar bank yang besar, karena:
Penetapan ketentuan modal minimum yang harus disediakan bank
Menciptakan kemudahan masuk bagi pemain baru
Mendorong bank untuk lebih inovatif dalam pasar modal
Mendorong bank untuk lebih inovatif dalam pasar keuangan

69/118

2.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah yang benar dari persamaan lain atas neraca bank menurut Basel I:
RWA > 12.5 Eligible capital
RWA > 12.5 Eligible capital
RWA < 12.5 Eligible capital
RWA < 12.5 Eligible capital

3. Bank A adalah bank yang telah mengikuti ketentuan Basel I dan memiliki modal yang tidak dialokasikan
sebesar USD 4 juta dan bermaksud meminjamkan dananya kepada sebuah Bank OECD. Dengan jumlah modal
tersebut berapa maksimal dana yang dapat dipinjamkan oleh bank A:
a. USD 125 juta
b. USD 250 juta
c. USD 375 juta
d. USD 500 juta
4. Ukuran kinerja yang digunakan untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan dapat memberikan hasil
yang cukup bagi bank untuk menambah modal (baru) adalah:
a. Return on asset
b. Return on investment
c. Return on economic capital
d. Return on regulatory capital
5. Yang mana pernyataan dibawah ini yang paling benar:
a. Tidak lebih dari 50% dari total modal yang bisa digunakan dalam modal Tier 2
b. Modal dasar seharusnya tidak mencakup investasi minoritas dari perusahaan terkonsolidasi
c. Modal dasar seharusnya tidak termasuk investasi dalm perusahaan perbankan dan keuangan yang
terkonsolidasi
d. Model VaR menunjukkan perkiraan potensi kerugian minimum dari portofolio bank dipasar uang

6.
a.
b.
c.
d.

Negara mana yang tidak termasuk anggota OECD?


Korea
Turkey
Greece
Russia

7.
a.
b.
c.
d.

Karakteristik apa yang membedakan bank dengan lembaga keuangan lainnya?


Modal yang rendah
Ratio hutang terhadap modal yang dimiliki tinggi
Pengaturan yang longgar
Risiko tinggi

8.
a.
b.
c.
d.

Perkiraan apa yang bisa diberikan oleh VaR?


Potensi kerugian sesungguhnya
Variabilitas rugi yang mungkin terjadi
Kemungkinan maksimum kerugian atas portofolio bank akibat risiko pasar
Tingkat keyakinan statistic atas kerugian

9. Bank Sentral bertindak selaku Lender of the last resort yang menyediakan dana kepada bank umum
untuk mecegah krisis likuiditas dan solvensi yang dapat mengakibatkan:
a. Peristiwa risiko operasional
b. Krisis ekonomi nasional

70/118

c.
d.

Krisis spesifik pada bank


Penarikan dana dalam jumlah besar

10.
a.
b.
c.
d.

Tier ke 3 modal disediakan untuk mendukung:


Risiko kredit
Risiko operasional
Hanya portofolio perdagangan bank
Risiko lain

11.
a.
b.
c.
d.

Basel Committee menyusun Market Risk Amendment dengan:


Standardized approach
Turn Truck approach
Internal Model approach
Quantitative approach

12.
a.
b.
c.
d.

Masa transaksi dalam penggunaan model VaR, dikenal sebagai:


Multiday VaR
VaR day
VaR horizon
semua jawaban salah

13.
a.
b.
c.
d.

Metode perhitungan equivalen kredit yang disarankan oleh Basel I adalah:


The current exposure method
The original exposure method
Value at Risk Method
Semua jawaban benar

14. Komite Basel 1 tidak hanya menyusun kerangka kerja pengukuran kecukupan modal, namun juga
menciptakan kerangka kerja untuk:
a. Struktur permodalan bank (The structure of bank capital)
b. Struktur asset bank (The structure of bank asset)
c. Struktur usaha bank (The structure of bank business)
d. Struktur portofolio kredit (The structure of lending portfolio)
15.
a.
b.
c.
d.

Insolvency dalam bank didefinisikan sebagai:


Ketidakmampuan bank untuk mengembalikan simpanan nasabah
Ketidakmampuan bank untuk membayar setiap tagihan
Bank yang mempunyai masalah likuiditas
Semua jawaban benar.

16.
a.
b.
c.
d.

Bank merubah proses kredit ke arah penggunaan model risiko kuantitatif karena:
Keberhasilan penerapan model VaR di banyak bank
Meningkatnya trading yang terekspos risiko kredit
Semua jawaban benar
Semua jawaban salah

17. Apa permasalahan pada Basel I:


a. Bukan merupakan pendekatan yang bisa diterapkan untuk semua
b. Bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang sehat dikenakan charge yang sama dengan
bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang buruk
c. Perlakuan permodalan yang sama bagi setiap bank
d. Tidak ada jawaban yang benar

71/118

18.
a.
b.
c.
d.

Basel I memahami bahwa modal yang dimiliki bank harus dikaitkan dengan posisi kredit dari:
Peminjam
Surat berharga yang diterbitkan
Tidak ada jawaban yang benar
Semua jawaban benar

19.
a.
b.
c.
d.

Model VaR menggambarkan kemungkinaan perkiraan jumlah kerugian maksimum atas portofolio bank
Pada suatu periode dan tingkat keyakinan tertentu
Dalam suatu durasi
Dalam suatu periode waktu
Dengan tingkat keyakinan statistik yang dapat diterima

20.
a.
b.
c.
d.

Dalam ketentuan Basel I , jenis modal apa yang tidak diperhitungkan sebagai Modal tier 1:
Modal disetor
Saham preferen non kumulatif (Non cumulative preferred stock)
Cadangan tambahan modal (disclosed reserve)
Cadangan umum

21.
a.
b.
c.
d.

Dalam ketentuan Basel I, komponen apa yang termasuk dalam Modal Tier 2:
Cadangan revaluasi aktiva tetap
Penyertaan
Saham preferen
Goodwill

22.
a.
b.
c.
d.

Ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya disebut:


Liquidity.
Insolvency.
High leverage.
Bankruptcy.

23.
a.
b.
c.
d.

Aset pada neraca yang dikalikan dengan bobot risikonya disebut:


Risk weighted asset (RWA)
Leverage ratio
Weighted averaged assets
Risk mitigation

24.
a.
b.
c.
d.

Eligible capital yang digunakan dalam perhitungan ratio RWA adalah:


ATMR
Modal disetor dan modal tambahan
Modal inti dan modal pelengkap
Regulatory capital

25.
a.
b.
c.
d.

Kesepakatan Basel I mencakup:


Credit risk
Capital risk
Strategic risk
Reputation risk

26.
a.
b.
c.

Kelemahan dari kesepakatan Basel I adalah dalam hal ketentuan pemberian bobot bagi pinjaman korporasi:
RWA yang lebih rendah
RWA yang sama
RWA yang sangat tinggi

72/118

d.

RWA yang sangat rendah

27.
a.
b.
c.
d.

Kelompok asset dibawah ini yang merupakan asset dengan bobot risiko 0%
Government lending OECD
Inter bank (OECD) banks
Non OECD government debt
Non OECD bank < 1 year

28.
a.
b.
c.
d.

Dalam Basel I, suatu kerangka kerja struktur permodalan bank disebut dengan:
Target capital ratio
Risk weighted assets
Eligible capital
Capital base

29. Model kuantitatif yang digunakan untuk memperkirakan potensi kerugian maksimum pada portofolio bank
dalam risiko pasar disebut:
a. Value at Risk
b. Risk Weighted Assets
c. Market risk amendment
d. Credit risk equivalence
30. Stabilitas finansial didefinisikan sebagai:
a. Stabilitas nilai uang
b. Situasi pasar yang terjaga dan kapasitas lembaga keuangan untuk memobilisasi tabungan secara efisien,
sehingga likuiditas dan alokasi investasitidak terganggu
c. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo
d. Ratio hutang perusahaan terhadap modalnya
31.
a.
b.
c.
d.

Bank yang mempunyai gearing ratio yang lebih rendah, berarti:


Lower leveraged.
Highly leveraged.
Lower risk.
Semua jawaban salah

32.
a.
b.
c.
d.

Jika suatu bank menghadapi krisis solvency berarti:


Bank tersebut sangat likuid
Bank tersebut tidak solvent
Bank tersebut mempunyai leverage yang lebih rendah
Bank tersebut tidak stabil

33. Komite Basel mempunyai beberapa sasaran utama dalam mengembangkan kesepakatan Basel I, yaitu:
a. Meningkatkan kesehatan dan stabilitas sistem perekonomian internasional
b. Menciptakan kerangka kerja yang adil untuk mengukur kecukupan modal dari bank yang aktif secara
internasional
c. Melakukan standarisasi bank-2 diseluruh dunia
d. Tidak ada jawaban yang benar
34.
a.
b.
c.

Risk Weighted Asset (RWA) adalah model yang digunakan oleh:


Internal Bank Management
Bank Supervisor
Basel Committee

73/118

d.

Government

35.
a.
b.
c.
d.

Jumlah kerugian yang melebihi modal (solvency crisis) akan ditanggung oleh:
Pemegang saham
Pegawai
Debitur dan pemegang obligasi
Manajemen

36.
a.
b.
c.
d.

Definisi dari stabilitas moneter adalah:


Mobilisasi tabungan secara hemat
Inflasi yang stabil dan rendah
Pasar yang likuid
Alokasi investasi yang tidak merugikan

37.
a.
b.
c.
d.

Harga dari instrumen derivatif diperoleh dari nilai salah satu dibawah ini, kecuali:
Instrumen keuangan
Komoditas
Instrument derivatif lainnya
Aset Tertimbang Menurut Risiko

38. Komite Basel menyepakati bahwa elemen inti dari komponen modal yang diperhitungkan pada eligible
capital adalah.....
a. Subordinated loan
b. Equity Capital
c. Tier 1 dan tier 2
d. Contingency Capital
39.
a.
b.
c.
d.

Pengertian stabilitas moneter (monetary stability) adalah.....


Jumlah uang beredar yang stabil
Nilai uang yang stabil
Kemampuan bank memenuhi kewajibannya
Stabilitas kebijakan moneter

40. Untuk memperkuat kesehatan dan stabilitas sistem perbankan internasional merupakan salah satu tujuan
dari.....
a. Kebijakan Bank sentral di masing-masing negara
b. Tujuan dari Basel Accord I
c. Tujuan dari basel Accord II
d. Kebijakan sistem keuangan internasional
41. Faktor konversi atas transaksi yang terkait dengan pos kontinjensi karena adanya pergerakan harga pasar
adalah.....
a. 20%
b. 50%
c. 75%
d. 100%
42.
a.
b.
c.
d.

Tahun berapakan komite Basel dibentuk?


1998
1996
2004
1974

74/118

43. Bank A dan Bank B mempunyai jumlah aset yang sama. Bank A mempunyai aktiva yang sebagian besar
berupa obligasi pemerintah dan surat-surat berharga jangka pendek. Sementara Bank B sebagian besar
aktivanya berbentuk pinjaman kepada korporasi. Atas dasar informasi tersebut, pernyataan mana di bawah ini
yang paling benar?
a. Pemegang saham Bank A akan memperoleh keuntungan lebih banyak
b. Bank A akan menghadapi risiko lebih tinggi dari Bank B
c. Bank B harus mempunyai modal lebih besar agar bisa bertahan melakukan usahanya
d. Bank B akan menghadapi pendapatan yang lebih rendah
44. Berdasarkan informasi dari soal no.43 di atas, bank manakah yang akan memperoleh tingkat keuntungan
yang lebih tinggi?.
a. Bank A, sebab risiko yang diambil lebih rendah
b. Bank B, sebab menghadapi risiko yang lebih tinggi
c. Bank B, sebab memiliki profile yang lebih baik
d. Jawaban di atas tidak ada yang benar.
45.
a.
b.
c.
d.

Pernyataan mana yang benar berkaitan dengan Basel I?


Fokus pada metodologi internal
Memiliki sensitifitas terhadap risiko yang dimiliki oleh bank
Sangat luwes terhadap kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap bank
Pendekatan yang menggunakan satu ukuran terhadap risiko dan modal

46.
a.
b.
c.
d.

Berapakah rasio modal yang ditentukan pada Basel I?


5%
12%
8%
9%

47.
a.
b.
c.
d.

Pada Basel I, transaksi off-balance sheet dapat diukur risikonya dengan menggunakan:
Capital equivalence
Asset value equivalence
Credit risk equivalence
Nominal value equivalence

48. Berkaitan dengan hubungan antara risiko dengan jumlah modal bank, pernyataan manakah di bawah ini
yang paling benar?
a. Semakin tinggi risiko yang dihadapi bank, maka semakin banyak pula modal yang harus dimiliki oleh bank
b. Semakin kecil risiko yang dihadapi bank, maka semakin kecil pula modal yang harus dimiliki oleh bank
c. Semakin tinggi risiko bank, maka modal yang diperlukan semakin sedikit
d. Jawaban a dan b benar
49.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah dari kelompok aset berikut yang memiliki risiko paling tinggi pada Basel I:
Pinjaman kepada OECD
Pinjaman kepada perusahaan dengan rating AAA
Pinjaman kepada bank non-OECD dengan periode kurang dari 1 tahun
Pembelian T-Bills

50.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah dari pernyataan-pernyataan di bawah ini mengenai perhitungan VAR?


Pengukuran VAR sangat sempurna
VAR menggambarkan kerugian minimal dalam transaksi derivatif
VAR menggambarkan kerugian maksimum dengan tingkat kepercayaan tertentu dalam periode tertentu
VAR adalah perhitungan yang didasarkan atas volatilitas keuntungan

75/118

BANK SOAL 3
1.
a.
b.
c.
d.

Pilar 2 Basel II mencakup risiko khusus:


Risiko pasar dalam trading book
Risiko suku bunga dalam banking book
Risiko suku bunga
Profil risiko

2.
a.
b.
c.
d.

Definisi risiko operasional pada Basel II mencakup:


Business risk
Strategic risk
Regulation and legal risks
Reputation risk

3.
a.
b.
c.
d.

Komite Basel II yakin bahwa target capital ratio sebesar 8% untuk bank skala internasional, adalah:
Tidak valid
Perlu dinaikkan
Melebihi modal
Tetap valid

4.
a.
b.
c.
d.

Fokus Pilar 1 pada Basel II adalah:


credit risk & operational risk
operational risk
others risk
credit risk

5.
a.
b.
c.
d.

Dalam praktek, banyak bank memiliki rasio antara Modal dengan Asset berisiko:
Jauh melebihi ratio yang ditentukan
Tidak cukup modal
Kurang dari 8%
Sekitar 8%

6.
a.
b.
c.
d.

Pilar 2 dari kesepakatan Basel II mencakup:


Market discipline
Minimum capital requirements
Supervisory review
Disclosure

7.
a.
b.
c.
d.

Dalam Basel II risiko manakah yang tidak dicakup:


Market risk
Liquidity risk
Operational risk
Credit risk

8.
a.
b.
c.
d.

Pilar 1 dari Basel II mencakup:


Market discipline
Minimum capital requirements
Regulatory review
Economic capital requirement

9.
a.

Manakah penyataan di bawah ini yang benar tentang economic capital?


Rasio minimum yang harus dipenuhi bank dalam penyediaan modalnya

76/118

b.
c.
d.

Modal yang dapat digunakan untuk meningkatkan ATMR bank


Modal yang seharusnya tersedia berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi bank
Modal yang dimiliki bank

10. Apa sebetulnya inti dari ketentuan dalam Basel II?


a. Basel II mengaitkan permodalan bank langsung pada risiko yang dimiliki Bank
b. Sama halnya dengan Basel I hanya ditambah dengan faktor market risk sebagaimana diatur dalam market
risk amendment 1996
c. Berfokus pada ukuran tunggal sehingga mudah bagi bank untuk melaksanakannya
d. Semua jawaban di atas salah
11.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah yang merupakan rating Moodys paling rendah?


Aaa2
Baa1
Baa3
Ba2

12. Basel II dinilai lebih fleksibel dibanding Basel I karena mengakomodasi profil risiko yang dimiliki masingmasing bank. Penerapannya dapat dilihat dalam pernyataan sebagai berikut:
a. Adanya perhitungan modal yang berbasis kuantitatif
b. Memiliki tingkatan sensitivitas risiko yang lebih tinggi
c. Adanya pembatasan jaminan kredit
d. Jawaban a dan b benar
13.
a.
b.
c.
d.

Pilar I dalam Basel II meliputi hal-hal sebagai berikut, kecual:


Residual risk
Credit risk
Operational risk
Market risk

14.
a.
b.
c.
d.

Pilar II dalam Basel II mencakup:


Risiko suku bunga pada banking book
Internal rating based approach untuk mengukur risiko kredit
Disclosure dan corporate governance
Current exposure method

15. Dalam perkembangannya, kesepakatan Basel II akan berkonsultasi dengan bank-bank untuk menilai
peraturan yang diusulkan melalui:
a. Qualitative impact study
b. Consultative impact study
c. Quantitative impact study
d. Contractual impact study
16. Standar & Pooor dalam menetapkan rating untuk menentukan peringkat terkuat dan terlemah
menggunakan tambahan berupa:
a. Numerik (1,2 ,3)
b. Abjad (a, b, c)
c. Tanda + dan
d. Kombinasi abjad dan numerik (a1, b2, c3)
17. Dalam rangka memastikan target rasio modal minimum 8% dapat dipertahankan, Basel II menerapkan
scaling factor bagi semua bank yang menggunakan pendekatan Internal Ratings-Based Approach untuk risiko
kredit atau Advance Measurement Approach untuk risiko operasional. Berapakah nilai scaling factor yang

77/118

ditetapkan Basel II sesuai hasil QIS3?


a. 8%
b. 12%
c. 106%
d. 12,5%
18. Basel Committee selalu melakukan konsultasi dengan pihak perbankan internasional dalam pengembangan
Basel II Accord. Pada tahun berapakah consultative paper Basel II pertama kali dikeluarkan Basel Committee?
a. Januari 2001
b. Juni 1999
c. April 2003
d. Triwulan 2-2001
19.
a.
b.
c.
d.

Pendekatan Basic Indicator dalam Basel II dapat digunakan pihak perbankan untuk menghitung:
risiko pasar
risiko kredit
risiko operasional
risiko pasar dalam banking book

20. Disiplin pasar (market discipline) dalam Basel II dapat didefinisikan sebagai:
a. mekanisme governance internal dan eksternal dalam perekonomian pasar tanpa adanya intervensi
pemerintah secara langsung
b. kepatuhan bank dalam menerapkan manajemen risiko secara integratif dan komprehensif dalam
perekonomian pasar
c. kepatuhan bank dalam menerapkan kecukupan modal minimum yang dipersyaratkan
d. persyaratan disiplin terhadap perekonomian pasar yang bersifat terbuka
21.
a.
b.
c.
d.

Jenis risiko yang tercakup dalam pilar 1 Basel II adalah:


Risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko oparasional
Risiko suku bunga dalam banking book, risiko operasional, risiko kredit
Risiko suku bunga dalam trading book, risiko operasional, risiko kredit.
Risiko suku bunga dalam banking book, risiko strategik, risiko operasional

22. Mekanisme tata kelola internal dan eksternal dalam perekonomian pasar bebas (free market economy)
tanpa campur tangan langsung pemerintah secara langsung disebut:
a. Corporate governance
b. Market discipline
c. Good corporate governance
d. Transparansi
23. Pilar 3 selain dirancang untuk membantu para pemegang saham dan analis pasar, juga berupaya untuk
meningkatkan transparansi atas permasalahan seperti:
a. Kinerja keuangan
b. Porfolio aktiva bank
c. Kecukupan modal bank
d. Tata kelola perusahaan
24.
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Basel II menetapkan metode untuk risiko operasional yang meliputi:


Basic Indicator
IRB approaches
Internal Model
Standardised Approach
Advance Measurement Approach

78/118

a. i, ii, iii,
b. ii, iii, iv, v
c. ii, iii, v
d. i, iv, v
25. Yang tidak termasuk kategori risiko operasional adalah.
a. Risiko transaksi
b. Risiko reputasi
c. Risiko kepatuhan
d. Risiko legal
26.
a.
b.
c.
d.

Manakah tingkatan rating dibawah ini yang memiliki risiko terendah?


Bb3
Aa1
Aaa
A

27.
a.
b.
c.
d.

Basel Accord II dipublikasikan pada:


Bulan Agustus 2006
Bulan Juli 2005
Bulan Maret 2003
Bulan Juni 2004

28.
risk
a.
b.
c.
d.

Naskah Basel Committee yang berjudul principles for the management and supervision of interest rate
menjelaskan cara mengelola risiko:
Risiko pasar terkait derivative instrument
Risiko derivative instrument pada transaksi off balance sheet
Risiko tingkat suku bunga dalam banking book
Risiko credit equivalence transaksi off balance sheet

29. Pada tahun 1990-an, Basel Committee menetapkan untuk membatasi penggunaan credit model hanya
pada:
a. Full portfolio model
b. Credit grading model
c. Credit analysis
d. Cohort analysis
30. Perubahan terbesar terhadap luasnya cakupan risiko dalam Basel II adalah adanya penambahan ..
dalam perhitungan kecukupan modal minimum:
a. Risiko operasional
b. Risiko suku bunga dalam banking book
c. Risiko suku bunga dalam trading book
d. Risiko lainnya (other risk)

BANK SOAL 4
1.
a.
b.
c.
d.

Risiko pasar secara umum, kecuali:


Risiko suku bunga
Risiko penempatan saham
Risiko nilai tukar
Risiko likuiditas

79/118

2.
a.
b.
c.
d.

Risiko pasar dapat terjadi dalam aktivitas bank pada:


banking book
trading book
banking & trading book
Posisi treasury (treasury position)

3.
a.
b.
c.
d.

Strategi trading yang memiliki risiko paling tinggi adalah:


Matched book
Persetujuan hedging secara hati-hati (hedging deal at the discretion)
Transaksi lidung nilai (hedging transaction)
Market maker

4.
a.
b.
c.
d.

Keuntungan atas derivatif dibanding instrumen kas, kecuali:


Risiko kredit yang lebih rendah
Alokasi modal yang lebih rendah
Likuiditas yang lebih rendah
Kebutuhan pendanaan yang lebih rendah

5.
a.
b.
c.
d.

Risiko basis (basis risk) timbul pada saat bunga pendanaan dan bunga pinjaman didasarkan pada
Libor against prime rate (libor dibanding prime rate)
Libor
Prime rate
Sibor

6.
a.
b.
c.
d.

Tanggal forward valas dilakukan untuk pertukaran valuta dalam jangka waktu:
2 hari setelah spot date
tanggal yang sama dengan transaksi
melebihi spot date
7 hari setelah spot date

7.
a.
b.
c.
d.

Yang bukan ciri future contract adalah:


Margin call dihitung harian
Jumlah yang sama/tetap per kontrak
Tanggal delivery yang tertentu/tetap
Suku bunga yang tetap

8.
a.
b.
c.
d.

Pemegang Put opion memberikan:


Hak membeli bagi pembeli
Hak menjual bagi penjual
Hak menjual bagi pembeli
Hak membeli bagi penjual

9.
a.
b.
c.
d.

Formula perhitungan margin forward adalah:


spot x interest differential x time/(days in years x 100)
spot x current interest x time/(days in years x 100)
spot x interest differential x time/(month in years x 100)
time differential x current interest x time/days in years x 100

10.
a.
b.
c.
d.

Jenis-jenis yield curves yang terkait dengan suku bunga adalah


Kas, derivatif, obligasi
Derivatif, obligasi, pinjaman
Obligasi, pinjaman, kas
Pinjaman, kas, derivatif

80/118

11. Kegiatan bank untuk menutup kontrak yang saling berlawanan sehingga eksposur bank menjadi nihil,
dengan syarat: jangka waktu, jenis produk terkait dan volume sama, disebut dengan..
a. netting
b. grading
c. gearing
d. hedging
12.
a.
b.
c.
d.

Transaksi currency swap menimbulkan risiko:


Foreign exchange risk saja
Interest rate risk saja
Foreign exchange risk dan interest rate risk
Tidak ada risiko

13. Untuk melindungi nilai (hedging) USD yang akan diterima 6 bulan mendatang seorang trader
di Indonesia bisa menggunakan strategi:
a. USD Put option
b. Forward sell USD
c. Jawaban a & b benar
d. Tidak ada jawaban yang benar
14. Jika nilai tukar spot USD/GBP adalah 1.5 dan tingkat suku bunga Libor 6 bulan GBP 3% dan USD 4%
berapakah nilai tukar USD/GBP 6 bulan (180 hari) mendatang?
a. 1.4925
b. 1.4975
c. 1.4950
d. 1.4915
15. Sebuah periusahaan X membutuhkan USD 1 juta 6 bulan yang akan datang. Jika perusahaan tersebut tidak
ingin membeli USD namun ingin melindungi nilai USD (hedge) dari kenaikan nilai tukar USD, maka perusahaan
tersebut harus melakukan strategi:
a. Long call option
b. Long put option
c. Short call option
d. Short put option
16. Jika strike price pada soal no. 15 di atas adalah Rp10.000 dan premi opsi sebesar 300 juta rupiah,
berapakah spot rate USD/Rp 6 bulan mendatang yang akan dieksekusi jika perusahaan x ingin break even
point?
a. 13.000
b. 10.300
c. 9.700
d. Jawaban di atas salah semua
17.
a.
b.
c.
d.

Manakah kondisi di bawah ini yang memberikan gambaran tepat mengenai risiko pasar?
Pergerakan suku bunga dan kurs tidak sejalan dengan posisi (eksposur) yang dimiliki bank
Suku bunga meningkat 100 bp
Harga saham dan Suku bunga cenderung meningkat
Kurs dan suku bunga mengalami penurunan

18. Manakah pernyataan yang benar di bawah ini sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi bank?
a. Maturitas aktiva lebih pendek daripada pasiva dan suku bunga cenderung naik
b. Umur dan volume aktiva dan pasiva padan (matched), dan suku bunga cenderung turun

81/118

c.
d.

Maturitas aktiva lebih panjang daripada pasiva, dan suku bunga cenderung naik
Maturitas aktiva lebih panjang daripada pasiva dan suku bunga cenderung turun

19.
a.
b.
c.
d.

Yang banyak mempengaruhi nilai transaksi opsi adalah,...... kecuali:


Strike price relatif terhadap harga pasar saat ini
Suku bunga domestik
Volatility harga
Jangka waktu

20. Seorang trader Bank X membeli opsi European style USD call IDR put dengan strike price 10.000 dengan
periode 3 bulan.
I. Pada saat expiry date, apabila IDR/USD berada di atas 10.000 maka opsi akan di-exercise
II. Bank X membayar sejumlah premium kepada counterparty
III. Opsi tersebut dapat dijual kembali sebelum expire date
IV. Bank X mengharapkan rupiah menguat terhadap USD
a.
b.
c.
d.

I dan II saja yang benar


I, II, II saja yang benar
II dan III saja yang benar
I, II, III dan IV semuanya benar

21.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah yang paling berisiko saat ini?


Membeli opsi USD/IDR dengan strike price 10.000
Membeli opsi USD/JPY dengan strike price 120.50
Menjual opsi USD/IDR dengan strike price 12.000
Membeli opsi USD/IDR dengan strike price 12.000

22. Berapakah forward point 3 bulan (90 hari) dari IDR/USD dengan data berikut:
Spot IDR/USD = 10.000
Suku bunga 3 bulan IDR = 14%
Suku bunga 3 bulan USD = 4%
a. -250
b. 250
c. 100
d. 350
23.
a.
b.
c.
d.

Derivatif banyak digunakan sebagai hedging dengan alasan berikut.. kecuali:


Risiko kredit yang lebih rendah
Capital charge lebih rendah
Lebih likuid
Volatilitas transaksi derivatif yang lebih rendah

24.
a.
b.
c.
d.

Yang termasuk dalam cash instrument adalah:


Forward foreign exchange
Forward rate aggreement
Interest rate swap
Currency swap

25. Yang manakah hal-hal berikut benar mengenai opsi


I. Semakin besar volatilitas, nilai opsi semakin tinggi
II.Semakin panjang jangka waktu, nilai opsi semakin tinggi
III. Semakin tinggi tingkat strike price relatif terhadap harga pasar maka nilai opsi semakin tinggi

82/118

a.
b.
c.
d.

I dan II saja yang benar


II dan III saja yang benar
I dan III saja yang benar
I, II dan III semuanya benar

26.
a.
b.
c.
d.

Risiko pasar dapat didefinisikan sebagai risiko:


Disebabkan oleh pergerakan suku bunga yang kurang menguntungkan
Akibat pergerakan harga pasar atas posisi yang diambil bank pada on-and-off balance sheet
Pada surat berharga yang dipegang oleh bank
Counte party tidak melunasi kewajibannya

27. Aktivitas trading bagian treasury pada Bank A membeli obligasi Bank X yang kemudian diturunkan
peringkatnya. Harga obligasi bank anjlok sehingga Bank A menderita kerugian. Hal ini akibat:
a. General market risk
b. Spesific market risk
c. Treasury market risk
d. Trading
28. Risiko kredit yang dihadapi bank karena memiliki obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia,
dalam Basel II adalah:
a. Tidak ada risiko (0%)
b. 25% dan tergantung pada kondisi APBN
c. 50% dan tergantung pada nilai ekspor Indonesia
d. Sesuai dengan peringkat negeri Indonesia yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat Internasional
29.
a.
b.
c.
d.

Penentu kunci dari premi opsi adalah:


Tingkat strike price relatif terhadap harga spot, waktu jatuh tempo, dan volatilitas harga pasar
Harga spot saat ini, harga strike, waktu jatuh tempo, volatilitas suku bunga
Harga spot saat ini, harga strike, harga forward dan volatilitas harga pasar
Harga strike, waktu jatuh tempo, suku bunga, harga forward, volatilitas pasar

30.
a.
b.
c.
d.

Tujuan utama manajemen kekayaan dan hutang (asset and liability management) adalah:
Mengelola risiko dan menstabilkan nilai bisnis
Mengelola risiko suku bunga pada banking book
Mengelola risiko likuiditas
Mengelola risiko suku bunga pada trading book

31. Bank sedang mempertimbangkan menawarkan pinjaman baru dengan bunga tetap kepada nasabah
perusahaan sejumlah 100 Juta USD. Seluruh jumlah pinjaman tersebut diharapkan dimanfaatkan semuanya
oleh nasabahnya dan bank mengharapkan mendapatkan keuntungan bersih 4% (net margin). Jika modal yang
diwajibkan 8%, tingkat pengembalian atas modal yang diwajibkan (return on regulatory capital) akan menjadi
sekitar:
a. 10%
b. 12.5%
c. 20%
d. 50%
32.
a.
b.
c.
d.

Mana transaksi dibawah ini yang BUKAN merupakan transaksi OTC derivatif......
Future kontrak
Swap suku bunga
Swap mata uang
Opsi

83/118

33.
a.
b.
c.
d.

Mana transaksi dibawah ini yang BUKAN merupakan transaksi OTC non derivatif......
Spot dan forward foreign exchange
Obligasi
Pinjaman dan deposito
Komoditi

34.
a.
b.
c.
d.

Apa yang dimaksud dengan basis risk?


Salah satu residual risk yang paling signifikan yang terdapat dalam suatu portofolio transaksi sejenis/serupa
Risiko akibat perubahan atas hubungan antara harga posisi risiko dengan harga instrumen
Jawaban a & b diatas benar
Jawaban a & b diatas salah

35.
a.
b.
c.
d.

Apa yang dimaksud dengan general market risk?


Risiko yang merugikan karena adanya perubahan harga pasar
Risiko yang dapat berakibat pada semua instrumen surat berharga
Penurunan tingkat suku bunga SBI yang dilakukan oleh BI
Semua jawaban di atas benar

36.
a.
b.
c.
d.

Fungsi treasury sebuah bank dalam sertifikasi ini dibatasi ke dalam fungsi:
Pengelolaan risiko suku bunga pada banking book
Pengelolaan risiko likuiditas
Pengelolaan modal
Semua jawaban di atas benar

37.
a.
b.
c.
d.

Di bawah ini merupakan beberapa keunggulan instrumen derivatif dibandingkan instrumen cash, kecuali:
risiko kredit rendah
risiko lebih kecil karena fluktuasi harga tidak sebesar instrumen original-nya
funding requirement rendah
lebih likuid

38.
a.
b.
c.
d.

Transaksi forward valas menimbulkan risiko ..........


risiko valas dan risiko suku bunga
risiko valas
risiko suku bunga
risiko kredit dan valas

39. Option yang hanya bisa di exercise pada tanggal berapapun sampai dengan expiry date, disebut dengan
...........
a. Call option
b. European option
c. American option
d. Put option
40. kontrak derivatif OTC yang memungkinkan bank untuk mengambil posisi forward suku bunga disebut
dengan:
a. forward rate agreement
b. interest rate swap
c. forward interest rate agreement
d. currency swap
41. Faktor-faktor yang menentukan nilai suatu option adalah:
a. tingkat exercise price-nya
b. yield curve yang digunakan
c. underlying transaction yang digunakan

84/118

d.

jangka waktu sebelum jatuh tempo

42. Current value (net present value) dari aliran Net Interest Income memberikan sumbangan besar dalam
menentukan ...........
a. Pendapatan bersih bank
b. Ekuitas bank
c. Nilai bank
d. Laba atau rugi yang diperoleh bank
43.
a.
b.
c.
d.

Risiko suku bunga pada banking book pada umumnya terjadi akibat..........
hubungan bisnis yang dilaksanakan suatu bank dengan para nasabah korporasi dan ritel-nya
hubungan trading valas antara nasabah dengan bank
kesalahan sistem pembukuan bank
hubungan transaksi derivatif yang dilakukan nasabah dan bank dalam rangka melakukan lindung nilai

44.
a.
b.
c.
d.

Strategi trading yang memiliki tingkat risiko pasar terendah adalah


market maker
hedging
matched book
mark to market

45.
a.
b.
c.
d.

Berikut ini merupakan karakteristik dari kontrak future (future contract), kecuali:
jumlah tetap untuk tiap kontrak
diperdagangkan secara over-the-counter (OTC)
exchange traded
margin calls harian

46.
a.
b.
c.
d.

Manakah transaksi di bawah ini yang hanya menimbulkan risiko tingkat suku bunga saja?
spot valas
swap valas
obligasi vanila
forward rate agreement

47. Risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko posisi ekuitas, dan risiko posisi komoditas merupakan beberapa
kategori dari:
a. Specific risk
b. General market risk
c. Equity risk
d. Market risk in banking book
48.
a.
b.
c.
d.

Contoh kasus yang baik atas timbulnya risiko pasar pada banking book adalah:
kasus Baring
kasus Enron
kasus Orange County
kasus American saving and loan associations (S&Ls)

49.
a.
b.
c.
d.

Berikut ini merupakan ciri dari swap vanila, kecuali:


bunga tetap yang di-swap dengan indeks floating rate
transaksi derivatif
diperdagangkan secara over-the-counter (OTC)
Strike price ditetapkan di awal transaksi

50. Jika time horizon diasumsikan sama untuk semua transaksi, maka transaksi yang memiliki risiko kredit

85/118

paling kecil dari transaksi berikut ini adalah:


a. Transaksi forward beli USD/JPY dari perusahaan dengan rating AA
b. Transaksi pembelian call option USD/JPY dari perusahaan dengan rating B
c. Transaksi forward jual USD/JPY kepada perusahaan dengan rating AA
d. Transaksi forward jual USD/JPY kepada perusahaan dengan rating C yang dijamin dengan L/C yang
diterbitkan oleh bank dengan rating AA

BANK SOAL 5

1. Pada tahun 1998, investor asing yang memegang obligasi pemerintah Rusia mengalami kerugian sekitar
USD 33 milyar karena pemerintah mengalami default. Dalam kasus ini, jenis risiko yang dialami investor adalah:
a. Country risk
b. Sovereign credit risk
c. Treasury risk
d. Fixed income instrument risk
2.
a.
b.
c.
d.

Beberapa faktor kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam menilai sovereign risk, kecuali:
Efisiensi dari sistem bank
Efisiensi dari sistem pajak
Kemampuan bank sentral dalam mempengaruhi nilai tukar
Kesenjangan kualitas data dalam membangun suatu model

3.
a.
b.
c.
d.

Salah satu contoh kasus yang menunjukkan adanya risiko kredit sistemik adalah:
Japanesse domestic lending crisis
Russian government bond
The South Sea Company
Peregrine Investment Holdings

4.
a.
b.
c.
d.

Mana pernyataan di bawah ini yang benar:


Sovereign Credit Risk adalah bagian dari country risk
Country risk adalah bagian dari Sovereign credit risk
Interest rate risk adlh bagian dari Credit risk
Foreign exchange risk adalah bagian dari treasury risk

5.
a.
b.
c.
d.

Mana yang termasuk risiko default atas kewajiban hutang obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan:
Consumer credit risk
Corporate credit risk
Retail credit risk
Government credit risk

6.
a.
b.
c.
d.

Konsentrasi risiko dapat ditentukan dengan cara:


Scenario analysis
Portfolio analysis
Cohort analysis
Credit risk analysis

7. Pendekatan cohort dalam pengelompokkan kredit menurut berbagai kriteria, seperti klasifikasi industri,
geografis dan peringkat (grade) sangat erat kaitannya dengan..
a. Manajemen portofolio kredit

86/118

b.
c.
d.

Risiko konsentrasi kredit


Jawaban a dan b benar
Jawaban a dan b salah

8.
a.
b.
c.
d.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan skor kredit terhadap kredit personal adalah.....
personal budget dan free disposable income
nilai kekayaan bersih debitur
jenis dan nilai pertanggungan asuransi yang dimiliki debitur
semua jawaban di atas benar

9. Manakah komponen yang perlu dipertimbangkan ketika bank melakukan pengukuran risiko berdasarkan
model internal rating based approach sesuai dengan Basel II:
a. LGD, EAD dan PD
b. EL dan UL , back testing dan Credit VaR
c. LGD dan PD
d. EL, UL, back testing dan stress testing
10. Penambahan volume kredit dan keragaman sektor ekonomi dengan mempertimbangkan korelasi masingmasing dan volume (outstanding) akan mendorong..
a. peningkatan risiko konsentrasi kredit
b. konsentrasi kredit tetap bertahan
c. penurunan risiko konsentrasi kredit
d. pencapaian target penyaluran kredit
11.
a.
b.
c.
d.

Penyebab kebangkrutan Peregrine Investment Holding, hongkong ada tahun 1988 adalah.....
Gempa bumi di Kobe yang menyebabkan jatuhnya harga saham
Krisis moneter yang melanda Indonesia
Kredit macet atas pemberian kredit yang mencapai 20% modalnya kepada Steady Safe Indonesia
Kejatuhan pasar properti di Hongkong

12. Risiko yang dihadapi kreditur/investor yang berkaitan dengan aspek hukum, tingkat korupsi, ketidakstabilan
politik dan lingkungan ekonomi di suatu negara serta bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi sektor
swasta dalam mengambil keputusan investasi, disebut sebagai risiko.....
a.
b.
c.
d.

country risk
sovereign risk
procyclicality
bubble economy

13.
a.
b.
c.
d.

Parameter kuantitatif yang digunakan untuk mengukur sovereign risk adalah..


APBN
GDP
CPI
DSR

14. Parameter yang digunakan untuk mengukur country risk adalah


a. Efisiensi perpajakan dan tax ratio

87/118

b.
c.
d.

Sumber daya alam dan bahan baku


Faktor-faktor politis
Semua jawaban di atas benar

15. Analisa rasio pada analisa kredit perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menguji elemen-elemen
sebagai berikut:
a. Laporan-laporan neraca, laba/rugi, arus kas, dan pajak
b. Neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal
c. Neraca, laporan laba/rugi, laporan pajak, laporan perubahan modal
d. Neraca, laporan pajak, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal
16.
a.
b.
c.
d.

Konsentrasi portofolio dapat berbentuk:


Eksposur yang besar pada pihak lawan secara individu atau grup
Ketergantungan kepada sektor ekonomi tertentu (cohort)
Jenis agunan
Kesemuanya diatas benar

17.
a.
b.
c.
d.

Credit risk concentration dicakup dalam......


Pilar 1 Basel II
Pilar 2 Basel II
Pilar 3 Basel II
Basel 1

18. Di bawah ini adalah elemen-elemen dalam laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan analisa
kredit korporasi, kecuali ?
a. Neraca
b. Laporan laba-rugi
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan pajak
19. Proses offsetting antara laba dan rugi untuk sejumlah kontrak dengan jenis yang sama atau bahkan jenis
kontrak yang tidak sama adalah:
a. Hedging
b. Netting
c. Squaring off
d. Future contract
20. Yang bukan merupakan elemen-elemen perusahaan yang digunakan dalam perhitungan rasio pada analisa
kredit korporasi adalah:
a. prospek usaha
b. kinerja operasional
c. likuiditas
d. financial gearing
21.
a.
b.
c.
d.

Expected loss yang diderita suatu bank umumnya dikompensasi dalam bentuk:
tambahan % tertentu dalam pricing
memasukkan tambahan dana dalam perhitungan PPAP
memasukkan tambahan dalam perhitungan cadangan umum
akuisisi agunan yang dimiliki nasabah

22. Salah satu kelemahan credit scoring terhadap pengelolaan risiko kredit adalah:
a. Bimodal approach
b. Cash flow monitoring

88/118

c. Asset coverage
d. Employment history
23.
a.
b.
c.
d.

Jaminan yang paling diminati bank adalah:


rumah yang ditempati
uang kas atau setara kas
saham
mobil

24.
I.
II.
III.
IV.
a.
b.
c.
d.

Sistem skoring kredit memiliki fitur-fitur dasar, antara lain:


penilaian atas dasar aliran kas
sejarah pekerjaan
jaminan aset
laporan aliran kas bank
hanya I dan III
I, II, II dan IV
hanya I
hanya I, II dan III

25.
a.
b.
c.
d.

Peringkat kredit korporasi dapat diperoleh dari lembaga berikut, kecuali:


S&P
Moodys
Fitch
ECA

26. Debt Service Ratio adalah:


a. Pembayaran utang di masa depan dibagi pendapatan dari ekspor dan modal asing yang masuk
b. Pembayaran utang dan pokok dalam mata uang asing saat ini dibagi pendapatan dari ekspor dan modal
asing yang keluar
c. Pembayaran utang dan pokok dalam mata uang asing di masa depan dibagi pendapatan dari ekspor dan
modal asing yang keluar
d. Pembayaran bunga dan pokok dalam mata uang asing saat ini dibagi pendapatan dari ekspor dan modal
asing yang masuk
27.
a.
b.
c.
d.

Keputusan kredit bersifat bimodial, berarti keputusan tersebut memiliki dua sifat, yaitu:
default atau tiadak default
risk atau reward
high risk atau high return
semua jawaban benar

28.
a.
b.
c.
d.

Kelayakan kredit perorangan (ritel) dapat diperoleh dari:


lembaga referensi kredit
public & internal rating
S&P, Moodys, Fitch
ECA

89/118

29.
a.
b.
c.
d.

Pada kredit perorangan, bank melakukan perubahan pendekatan sebagai berikut:


dari branch-based ke centralized
dari centralized ke branch-based
dari secured ke unsecured
dari unsecured ke secured

30.
a.
b.
c.
d.

Risiko kredit traded markets counterparty timbul ketika:


counterparty tidak segera membayar kewajiban yang muncul dalam sebuah transaksi
counterparty tidak segera membayar bunga yang muncul dalam sebuah transaksi
counterparty tidak segera membayar pokok yang muncul dalam sebuah transaksi
counterparty membayar pokok yang muncul dalam sebuah transaksi

BANK SOAL 6
1.
a.
b.
c.
d.

Legal risk adalah termasuk dalam risiko operasional, yang timbul sebagai hasil dari :
Penerapan ketentuan KYC
Penerapan ketentuan perlindungan data
Jawaban a dan b benar
Semua jawaban salah

2.
a.
b.
c.
d.

Yang manakah yang merupakan bagian dari kategori risiko operasional:


Internal process risk, people risk, market risk
Internal process risk, people risk, system risk
Internal process risk, reputation risk, people risk
Internal process risk, compliance risk, people risk

3.
a.
b.
c.
d.

Manakah yang tidak termasuk internal process risk:


Dokumentasi (documentation)
Pengendalian yang lemah (lack of control)
Kesalahan transaksi (transaction error)
Sengketa pekerja (labor dispute)

4.
a.
b.
c.
d.

Secara umum, unexpected loss terjadi karena:


Low frequency low impact
High frequency high impact
High frequency low impact
Low frequency high impact

5.
a.
b.
c.
d.

Manakah yang bukan event dari internal process risk:


Pengendalian yang lemah (lack of control)
Kelalaian pemasaran (marketing errors)
Internal fraud
Pencucian uang (money laundry)

6.
a.
b.
c.
d.
7.

Manakah yang termasuk system risk:


Data yang tidak lengkap (data corruption)
Pengendalian yang lemah (lack of controls)
Laporan yang tidak benar (incorrect reporting)
Internal fraud
Unexpected loss dicover dengan:

90/118

a. Cadangan (provision)
b. Modal (capital)
c. Asuransi (insurance)
d. Sistem (system)
8. Menurut Basel II, berapa alokasi modal rata-rata untuk mengantisipasi risiko operasional?
a. 10%
b. 11%
c. 12%
d. 8%
9.
a.
b.
c.
d.

Pernyataan dibawah ini bukan suatu faktor yang meningkatkan operational risk event:
automation
reliance on technology
customer behavior
litigation

10.
a.
b.
c.
d.

Dalam kasus Baring Bank, jenis risiko operational ini seharusnya dapat dicegah dengan:
Mengindentifikasi transaksi rogue trader dan memberhentikannya
Mencegah dilakukan transaksi catastrophic
Menghindari keputusan strategis yang mendukung transaksi yang dilakukan oleh rogue trader
Semua jawaban benar

11.
a.
b.
c.
d.

Business Continuity Planning merupakan suatu teknik untuk mitigasi dampak dari:
Risiko Manusia
Risiko Hukum
Risiko Eksternal
Risiko proses internal

12. Mana dari pernyataan di bawah ini yang benar tentang kejadian risiko dengan kategori high frequency &
high impact:
a. Alokasi modal yang dibutuhkan untuk risiko operasional tinggi
b. Melakukan risk insurance dengan perusahaan asuransi
c. Perusahaan akan bangkrut dalam waktu singkat
d. Jawaban a, b, dan c benar
13.
a.
b.
c.
d.

Risiko yang tidak termasuk dalam kelompok operasional di dalam Basel II adalah:
Busness risk
Strategic risk
Reputational risk
Semua jawaban benar

14.
a.
b.
c.
d.

Perhitungan charge of capital dalam risiko operasional yang dianjurkan oleh basel II adalah:
Basic indicator approach
Standardised approach
Advanced measurement approach
Semua jawaban benar

15.
a.
b.
c.
d.

Risiko yang berhubungan dengan risiko teknologi disebut sebagai


Systematic risk
System risk
Systemic risk
Unsystematic risk

91/118

16.
a.
b.
c.
d.

Yang mana dari pernyataan berikut yang tidak terkait dengan risiko opersional
Risiko yang timbul karena kesalahan sistem
Risiko yang timbul karena berubahnya nilai tukar
Gempa bumi yang berpotensi menciptakan kerugian bank yang besar
Internal proses

17.
a.
b.
c.
d.

Di antara kasus berikut, mana yang lebih tepat menggambarkan risiko sistem?
Bank of Scotland
UBS Warburg, Tokyo
Daiwa Bank, New York
Barings

18.
a.
b.
c.
d.

Manakah kasus atau peristiwa (event) di bawah ini yang dipertimbangkan sebagai akibat risiko operasional?
Bank melaporkan kerugian dari portofolio saham sebagai akibat penurunan harga pasar
Bank melaporkan kerugian karena peningkatan tingkat suku bunga
Bank terlibat dalam kasus hukum karena tuduhan bahwa bank melakukan praktek kegiatan yang tidak patut
Bank menghadapi penurunan kulitas kredit karena debitur

19.
a.
b.
c.
d.

Contoh-contoh kejadian (event) yang dapat menyebabkan risiko eksternal adalah..


Kebakaran, bencana alam dan terorisme
Terorisme, penipuan di dalam perusahaan dan pencurian
Implementasi regulasi, kebakaran dan penipuan di dalam perusahaan
Bencana alam dan kegagalan pemilik perusahaan

20.
a.
b.
c.
d.

Penipuan kartu kredit merupakan contoh dari risiko...


Low frequency/low impact
High frequency/low impact
Low frequency/high impact
Low frequency/hig impact

21. Salah satu alasan kesepakatan Basel II memasukkan risiko operasional ke dalam Pilar I adalah...
a. Naiknya frekwensi kejadian-kejadian operasional yang mempunyai potensi menjadi penyebab kerugian
yang besar bagi Bank
b. Urgensi bank untuk menambah modal dalam menghadapi banyak risiko yang dihadapi oleh Bank
c. Risiko operasional adalah risiko terbesar yang dihadapi oleh bank pada jaman modern
d. Semua jawaban di atas salah
22.
a.
b.
c.
d.

Kerugian yang dialami oleh bank yang sudah diantisipasi dalam menjalankan bisnisnya adalah...
Worst loss
Unexpected loss
Expected loss
Unavoidable loss

23. Mana yang lebih tepat mendefinisikan Six Sigma?


a. Metodologi yang berdasarkan angka-angka statistik untuk mengukur dan memperbaiki kinerja keuangan
bank.
b. Metodologi yang berdasarkan angka-angka statistik untuk mengukur dan memperbaiki kualitas dan efisiensi
usaha serta proses-proses yang dilaluinya.
c. Metodologi yang berdasarkan angka-angka statistik untuk mengukur dan memperbaiki kualitas sumber
daya manusia.
d. Metodologi yang berdasarkan angka-angka statistik untuk mengukur dan memperbaiki kualitas sistem

92/118

pengendalian internal.
24.
a.
b.
c.
d.

Risiko orang dapat sebagai akibat dari...


Kesehatan dan keamanan karyawan
Turnover (keluar-masuk) karyawan tinggi
Internal fraud
Semua jawaban di atas benar

25. Risiko proses internal sebagai satu kategori dari risiko operasional termasuk
a. Dokumentasi, salah penjualan, pencucian uang, kesalahan transaksi
b. Dokumentasi, salah penjualan, trader nakal, pencucian uang, kesalahan transaksi, laporan yang tidak benar
dan kurang
c. Dokumentasi, salah penjualan, kecurangan internal, pencucian uang, kesalahan transaksi, laporan yang
tidak benar dan kurang
d. Dokumentasi, salah penjualan, kurangnya training staff, kecurangan internal, pencucian uang, kesalahan
transaksi, laporan yang tidak benar dan kurang
26.
a.
b.
c.
d.

Dampak risiko operasional yang berkembang dapat ditandai karena peningkatan :


Outsourcing, otomatisasi, terorisme, litigasi, volume dan nilai transaksi
Globalisasi, otomatisasi, terorisme, litigasi, pengawasan
Otomatisasi, terorisme, litigasi, globalisasi, pengawasan
Volume transaksi, otomatisasi, terorisme, litigasi, pengawasan, outsourcing

27.
a.
b.
c.
d.

Ketergantungan pada teknologi black box dapat dijelaskan paling baik sebagai......
External risk
System risk
Internal process risk
People risk

28. Kasus Bank Daiwa termasuk dalam kategori risiko operasional. Apakah kategori kejadian risiko operasional
untuk kasus tersebut ?
a. Internal process
b. People
c. System
d. External event
29.
a.
b.
c.
d.

Risk event pada risiko operasional diklasifikasikan ke dalam dua faktor, yaitu......
frequency dan impact
low frequency dan high impact
high frequency dan low impact
low frequency dan low impact

30. Apabila terjadi risiko dimana sulit untuk menetapkan penyebabnya secara tepat. Yang dimaksud
adalah kejadian:
a. Legal event
b. Boundary event
c. Derivative event
d. Strategic event

93/118

BAB 7
1.
Terkait dengan kekurangan yang dirasakan atas proses perhitungan modal bank, otoritas kepengawasan
akan mengukur :
a. Rasio permodalan (capital ratio)
b. Struktur manajemen risiko (risk management structure)
c. Kualitas SDM (the quality of the staff)
d. Semua jawaban benar
2. Mengapa begitu pentingnya bagi bank untuk dilakukan Review Supervisory:
a. untuk meyakinkan bahwa bank patuh pada ketentuan Modal Minimum
b. untuk mendorong bank untuk mengembangkan dan menggunakan teknik manajemen risiko terbaik
c. untuk meyakinkan bhwa perhitungan CAR-nya benar dan dilaksanakannya Manajemen Risiko
d. jawaban a dan b benar
3. 25 Principle of Supervision termasuk dalam:
a. Pillar 1 Basel II
b. Pillar 2 Basel II
c. Pilar 1 dan Pillar 2 Basel II
d. Salah semua
4. Siapa yang memiliki tanggung jawab akhir terhadap manajemen dan kinerja bank?
a. Direksi
b. Komisaris
c. Senior Management
d. Direksi dan Senior Management
5. Penilaian Kecukupan Modal merupakan suatu on going process, karena:
a. merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen kegiatan bisnis bank dimana proses ini tidak saja
mengevaluasi kondisi permodalan saat ini tetapi juga memperkirakan persyaratan permodalan di masa depan
b. merupakan kegiatan yang hanya berfokus pada pengelolaan kebutuhan modal dalam keperluan aktivitas
kredit perbankan
c. merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan kebutuhan modal bank yang berkaitan dengan
aktivitas kredit dan bisnis bank saat ini
d. merupakan suatu kegiatan yang menjadi kegiatan integral dari pengelolaan aktivitas bisnis bank saat ini
6. Dalam menjalankan fungsi supervisory review, pengawas bank (Bank Indonesia) selain mensyaratkan
adanya peningkatan rasio permodalan atas adanya kelemahan yang teridentifikasi selama pelaksanaan review,
juga dapat menggunakan tindakan-tindakan tersebut di bawah ini, kecuali:
a. Menetapkan target yang harus dicapai dalam perbaikan struktur manajemen risiko
b. Menetapkan prosedur internal yang lebih ketat
c. Meningkatkan kualitas pegawai melalui pelatihan atau rekrutmen.
d. Mensyaratkan perlunya peran aktif dari dewan komisaris dan direksi dalam meningkatkan rasio permodalan
bank
7. Yang tidak termasuk dalam metode pengumpulan informasi atas kegiatan proses review yang dilakukan
pengawas bank (BI) adalah:
a. on-site visits (kunjungan ke bank)
b. off site review (kajian tanpa melakukan kunjungan ke bank)
c. intensive audit (pemeriksaan intensif)
d. memonitor laporan-laporan periodik
8. Selain untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan modal minimum, supervisory review terhadap
bank ditujukan juga untuk:
a. meningkatkan modal minimum Bank
b. mendorong bank untuk memahami pentingnya manajemen risiko
c. mendorong bank untuk mengembangkan dan menggunakan teknik manajemen risiko yang terbaik
d. meningkatkan fungsi peran aktif Dewan Komisaris dan Direksi
9.
Prinsip-prinsip proses supervisory review yang harus digunakan pengawas bank untuk mengevaluasi

94/118

kecukupan modal bank merupakan:


a.
prinsip 2 dalam supervisory review process
b.
Pillar 1 dalam Basel II
c.
Pillar 2 dalam Basel II
d.
Prinsip 1 dalam supervisory review proces
10. Dibawah ini merupakan tiga area utama Pillar 2 (Basel II) yang tidak didiskusikan, atau berada di luar
cakupan Pillar 1, kecuali:
a.
risiko yang belum sepenuhnya didiskusikan dalam Pillar 1, seperti risiko konsentrasi kredit
b.
risiko yang sama sekali belum dibahas dalam Pillar 1, seperti risiko tingkat suku bunga pada banking book
c.
risiko yang sama sekali belum dibahas dalam Pillar 1, seperti risiko tingkat suku bunga pada trading book
d.
faktor-faktor di luar kendali bank (pengaruh siklus bisnis)
11. Apakah yang menjadi tujuan penting dari penerapan supervisory review?
a. Untuk memastikan kepatuhan bank terhadap persyaratan modal minimum
b. Untuk mendorong bank untuk mengembangkan dan menggunakan teknik manajemen risiko terbaik
c. Untuk meyakinkan bahwa perhitungan CAR-nya benar dan dilaksanakannya Manajemen Risiko
d. Jawaban a dan b benar
12. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus dilakukan bank terkait proses supervisory review kecuali :
a. pengujian perhitungan eksposur risiko dan mengakomodasi risiko tersebut ke dalam persyaratan
permodalan
b. pengujian kerangka kerja penilaian modal yang dimiliki bank untuk mengidentifikasi kelemahankelemahannya
c. penekanan pada aspek kualitas proses dan kualitas pengendalian internal yang terkait dengan proses
tersebut
d. penetapan target yang harus dicapai dalam perbaikan struktur manajemen risiko
13. Penyebarluasan informasi kepada masyarakat mengenai hal-hal yang bersifat material terhadap evaluasi
kegiatan usaha suatu perusahaan disebut :
a. pengungkapan (disclosure)
b. publikasi (publication)
c. pengawasan (supervision)
d. pengumuman (announcement)
14. Pengungkapan (disclosure) dianggap penting karena:
a. menyediakan informasi yang relevan kepada para investor mengenai kinerja perusahaan saat ini dan di
masa datang
b. menyediakan informasi mengenai profil risiko bank secara komprehensif
c. menyediakan informasi mengenai metode penilaian modal yang digunakan bank dalam mengantisipasi
sejumlah risiko yang dihadapi nya
d. a dan b benar
15. Peristiwa berikut ini yang paling tepat untuk menggambarkan kerugian akibat tidak
dipenuhinya transparansi atau pengungkapan yang memadai adalah:
a. Enron
b. Barings
c. Daiwa Bank
d. Peregrine
16. Jenis pengungkapan yang dapat diminta oleh pengawas kepada suatu perusahaan yang diawasinya
adalah:
a. laporan keuangan
b. persyaratan otoritas pasar modal
c. eksposur risiko
d. a dan b benar
17. Contoh terkini mengenai legislasi dari pengungkapan (disclosure) adalah:
a. Sarbanes Oxley Act
b. Core principles for effective banking supervision

95/118

c. The combined code


d. a dan b benar
18. Tingkat risiko (risk appetite) yang diambil oleh bank ditetapkan oleh:
a. Pengawas
b. Stockholder
c. Manajer risiko
d. Direksi
19. Persyaratan pelaporan perusahan publik diawasi oleh:
a. Pemerintah
b. Otoritas pasar modal
c. Manajer risiko
d. Direksi
20. Proses penilaian internal terhadap modal dilakukan untuk:
a. Mengevaluasi kebutuhan modal saat ini dan memperkirakan kebutuhan modal dimasa datang
b. Menetapkan target modal dan menghitung kebutuhan modal bank secara keseluruhan
c. Mengidentifikasi dan mengukur semua risiko secara komprehensif
d. a dan b benar
21. Ketentuan yang mewajibkan seluruh chief executive officer (CEO) dan chief financial officer (CFO)
perusahaan yang tercatat pada bursa saham AS harus memberikan pernyataan kebenaran laporan keuangan
perusahaan tersebut melalui pengungkapan (disclosure) kepada masyarakat terdapat dalam:
a.
Sarbanes Oxley Act
b.
Core principles for effective banking supervision
c.
The combined code
d.
b dan c
22. Di bawah ini merupakan beberapa aspek proses penilaian modal yang seharusnya dilakukan bank menurut
Basel II, kecuali:
a.
pengawasan oleh direksi dan manajemen senior
b.
penilaian risiko yang komprehensif
c.
evaluasi pengendalian intern
d.
perhitungan modal dengan menggunakan teknik yang telah ditetapkan Basel II
23. Pengawas harus mendapatkan keyakinan bahwa bank beroperasi di atas rasio permodalan minimum
sesuai ketentuan dan harus memiliki kewenangan untuk meminta bank memelihara modal di atas jumlah
minimum merupakan prinsip ......... dalam Pillar 2 Basel II.
a.
Prinsip 1
b.
Prinsip 2
c.
Prinsip 3
d.
Prinsip 4
24. Pilar 2 Basel II menyatakan bahwa proses supervisory review yang dilakukan pengawas bank secara
reguler harus:
a. menguji perhitungan eksposur risiko dan mengakomodasi risiko ke dalam persyaratan permodalan
b. memiliki aspek-aspek pengendalian yang memadai
c. memonitor laporan-laporan periodik
d. meneliti hasil kerja auditor eksternal yang relevan dengan proses review
25. Manakah pernyataan berikut yang salah tentang aspek-aspek proses penilaian modal yang seharusnya
dilakukan bank:
a.
Pengembangan model pengukuran risiko
b.
Pengawasan oleh direksi dan manajemen senior
c.
Penilaian risiko yang komprehensif
d.
Evaluasi pengendalian internal

BAB 8

96/118

1.
Aspek-aspek penting dalam corporate governance sebagai berikut:
I.
Pengawasan oleh dewan komisaris, direksi atau dewan pengawas (supervisory board)
II. Pengawasan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat dalam berbagai kegiatan usaha sehari-hari
III. Pengawasan oleh regulator, departemen atau lembaga eksternal lainnya yang terlibat dalam kegiatan
perusahaan.
IV. Pengawasan secara langsung pada masing-masing segmen kegiatan usaha
V. Manajemen risiko dan fungsi audit yang independen
a.
Pernyataan I, II, III, IV saja yang benar
b.
Pernyataan III, IV dan V saja yang benar
c.
Pernyataan I, II, IV dan V saja yang benar
d.
Semua pernyataan di atas benar
2.
Tujuan utama corporate governance adalah untuk menciptakan sebuah struktur yang dapat membantu
bank dalam hal............, kecuali:
a.
Menetapkan sasaran
b.
Memastikan bank beroperasi secara aman dan sehat
c.
Melindungi kepentingan nasabah penyimpan
d.
Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
3.
Bank yang tidak memiliki sasaran strategis akan mengalami kesulitan dalam pengelolaan kegiatan
usahanya karena:
a.
Tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
b.
Tidak memiliki pedoman pemanfaatan sumber daya yang tersedia
c.
Tidak memiliki sarana dan prasana yang memadai
d.
Tidak memiliki keahlian dalam mengelola usahanya
4. Agar kegiatan usaha bank dapat diawasi dan dikendalikan secara efektif, maka Direksi harus menetapkan
batasan yang jelas mengenai:
a.
Kewenangan dan tanggungjawab
b.
Fungsi masing-masing departemen
c.
Sistem dan prosedur operasional bank
d.
Semua jawaban benar
5. Bank dapat membentuk komite khusus yang memungkinkan anggota direksi dapat mengawasi kegiatan
tertentu, komite tersebut yaitu:
a.
Komite pemantau risiko
b.
Komite audit
c.
Komite remunerasi
d.
Semua jawaban benar
6. Dalam rangka pelaksanaan good corporate governance, maka keputusan manajemen yang bersifat
penting/strategis harus dibuat oleh:
a.
Komisaris
b.
Direktur
c.
Manajer senior
d.
Lebih dari satu manajer
7. Kelompok pegawai yang bertanggungjawab menjalankan kegiatan usaha bank yaitu:
a.
Komisaris
b.
Direksi
c.
Manajemen senior
d.
Manajemen yunior
8. Kebijakan kompensasi merupakan salah satu program yang harus diterapkan dalam rangka
mewujudkan good corporate governance. Program kompensasi tersebut harus dirancang sedemikian rupa untuk
memotivasi pihak manajemen. Program kompensasi tersebut harus diupayakan agar dapat:
a.
Meningkatkan kinerja pegawai

97/118

b.
Menumbuhkan loyalitas pegawai
c.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai
d.
Meminimalkan tindakan-tindakan yang berorientasi kinerja jangka pendek yang pada gilirannya dapat
menyebabkan bank menghadapi risiko jangka panjang
9.
Situasi manajemen sebagai berikut perlu dihindari kecuali:
a.
Manajer senior yang terlibat terlalu jauh dalam pembuatan keputusan pada tingkat lini usaha
b.
Manajer senior yang memiliki pengawasan yang komprehensif atas para manajer lini
c.
Manajer senior yang ditugaskan untuk mengelola sebuah segmen usaha didukung dengan keterampilan
atau pengetahuan yang memadai
d.
Manajer senior yang tidak ingin melaksanakan pengendalian terhadap personil penting yang berprestasi
karena takut kehilangan mereka.
10. Corporate governance yang kuat dapat diterapkan melalui transparansi yang memadai. Pengungkapan
(disclosure) kepada masyarakat harus mencakup:
I.
Struktur direksi
II. Struktur manajemen senior
III. Struktur dasar organisasi
IV. Informasi mengenai struktur insentif bank
V. Informasi mengenai potensi bisnis bank
VI. Sifat dan cakupan transaksi dengan pihak terafiliasi dan pihak terkait.
a.
b.
c.
d.

Pernyataan I, II, III, IV, V benar


Pernyataan II, III, IV, V, IV benar
Pernyataan I, II, III, IV, VI benar
Pernyataan III, IV, V, VI benar

11. Mana yang termasuk contoh kasus tidak diterapkannya good corporate governance:
a.
National Westminster Bank
b.
Daiwa Bank, New York
c.
Enron
d.
Bear Sterns
12. Implementasi corporate governance yang kuat mengharuskan adanya penyusunan atas sasaran strategis
dan nilai-nilai perusahaan. Nilai-nilai perusahaan tersebut harus memenuhi beberapa kriteria berikut kecuali:
a.
Nilai-nilai tsb harus diterapkan pada semua unit organisasi bank termasuk level direksi.
b.
Nilai-nilai tsb harus dapat mendorong pelaporan secara tepat waktu dan melarang korupsi dan suap baik
secara internal maupun eksternal
c.
Nilai-nilai tsb harus didukung oleh kebijakan yang dapat mencegah timbulnya situasi yang bertentangan
dengan pelaksanaan GCG
d.
Nilai-nilai tsb harus dapat menghasilkan kontribusi yang nyata secara langsung bagi perusahaan
13. Yang harus memastikan bahwa sistem dan proses telah diterapkan untuk mengawasi dan melaporkan
kepatuhan terhadap kebijakan yang ditetapkan adalah:
a.
Komisaris
b.
Direksi
c.
Manajemen senior
d.
Tidak ada jawaban yang benar
14. Seluruh segmen kegiatan usaha harus memiliki batas akuntabilitas yang jelas dan tegas untuk memastikan
bahwa:
a.
Masalah-masalah yang timbul disampaikan kepada pihak tertentu
b.
Masalah-masalah yang timbul dikelola dengan baik
c.
Masalah-masalah yang timbul akan segera ditanggapi secara tepat oleh manajemen
d.
Masalah-masalah yang timbul dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan
15. Berkaitan dengan implementasi good corporate governance yang kuat, Direksi memiliki tanggungjawab
akhir terhadap manajemen dan kinerja bank Oleh karena itu, Direktur harus....................., kecuali:

98/118

a.
Memenuhi syarat untuk posisi yang diduduki
b.
Memahami peran mereka di dalam kerangka corporate governance
c.
Tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak internal atau eksternal.
d.
Mempunyai visi dan misi yang jelas dan terarah
16. Corporate governance menciptakan sebuah struktur yang membantu bank dalam:
a.
Mematuhi hukum dan peraturan lainnya yang terkait
b.
Menjalankan kegiatan usaha sehari-hari
c.
Melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana
d.
jawaban benar semua
17. Corporate governance didefinisikan serangkaian keterkaitan antara ...............
a.
Dewan Direksi
b.
Pemilik saham
c.
Stakeholder
d.
Jawaban benar semua
18. Dewan Direksi memiliki responsibilitas akhir terhadap manajemen dan kinerja bank, sehingga seharusnya
mereka
a.
Memenuhi syarat untuk posisi yang diduduki
b.
Memiliki hubungan yang kuat dengan pemerintahan
c.
Menolak pengaruh dari sumber-sumber eksternal
d.
Mematuhi ketentuan yang berlaku terhadap pelaksanaan disclosure
19. Dalam rangka pengawasan manajemen senior yang efektif maka seharusnya manajemen senior ..
a.
Tidak terlibat terlalu jauh dalam pembuatan keputusan pada tingkat lini usaha
b.
Tidak membuat keputusan yang menyimpang dari yang ditetapkan perusahaan
c.
Tidak melakukan tindakan yang terlalu menekan bawahan
d.
Menciptakan iklim usaha yang konsudif
20. Struktur corporate governance pada bank memiilki banyak variasi tergantung pada:
a.
Posisi bank di pasar
b.
Karakterisk dan kekuatan dari pemilik bank
c.
Batasan hukum
d.
Jawaban semua salah

BANK SOAL 9
1. Bank Indonesia dalam upayanya memenuhi sasaran untuk mempertahankan stailitas nilai rupiah,
bertanggung jawab untuk.kecuali
a. Mengatur dan mengawasi bank dan lembaga keuangan lainnya
b. Memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan moneter
c. Memelihara dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
d. Mengatur dan mengawasi bank
2. Manakah pernyataan dibawah ini yang tidak benar:
a. Bank Indonesia adalah satu-satunya institusi yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah
b. Bank Indonesia bertanggung jawab atas sistem kliring untuk pembayaran dalam rupiah saja
c. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menerbitkan ketentuan perbankan dan mengeluarkan ijin bank
d. Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan menetapkan target suku bunga yang dikenal
dengan BI Rate
3.
a.
b.
c.

Sistem pengendalian internal harus..


Sejalan dengan regulasi Bank Indonesia
Sejalan dengan persyaratan internal bank yang ditetapkan oleh direksi dan manajemen
Jawaban a dan b benar

99/118

d.

Jawaban a dan b salah

4. Di bawah ini merupakan jenis-jenis rekomendasi yang disampaikan Komite Manajemen Risiko kepada
Direktur Utama, kecuali ..
a. Kebijakan strategi dan penerapan risiko
b. Proses perubahan yang berasal dari rekomendasi audit internal atau evaluasi lainnya terhadap proses
manajemen risiko
c. Penerapan good corporate governance
d. Pemberian penjelasan kepada BI dan direksi bank mengenai keputusan yang ditetapkan bank yang
bertentangan dengan kebijakan manajemen risiko
5.
a.
b.
c.
d.

Keanggotaan Komite manajemen risiko terdiri dari:


Mayoritas anggota direksi dan komisaris
Seluruh anggota direksi dan komisaris
Mayoritas anggota direksi, komisaris dan pejabat eksekutif yang berwenang
Mayoritas anggota direksi dan pejabat eksekutif yang berwenang

6. Unit Manajemen risiko bertanggung jawab untuk:


I.
Memonitor penerapan strategi manajemen risiko sebagaimana yang telah disetujui oleh direksi bank dan
otoritas pengawasan (BI)
II. Mengembangkan produk dan layanan baru
III. Membuat laporan kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan limit yang ditetapkan bank dan disetujui oleh
BI.
IV. Melakukan stress test
a.
b.
c.
d.

Pernyataan I, III dan IV benar


Pernyataan I dan IV benar
Semua pernyataan di atas benar
Pernyataan I benar

7.
a.
b.
c.
d.

Salah satu persyaratan mendasar bagi struktur unit manajemen risiko adalah:
Unit tersebut melapor kepada Komisaris
Unit tersebut tidak memiliki independensi operasional dan pelaporan dari unit kegiatan usaha sehari-hari
Unit tersebut harus dapat memberikan rekomendasi kepada direksi
Unit tersebut harus dapat mengendalikan besaran dan kompleksitas risiko yang akan diambil bank

8. Manakah transaksi di bawah ini yang mungkin memerlukan persetujuan direksi dan dewan komisaris:
a. Pemberian pinjaman atau penerimaan simpanan dari satu pihak tertentu yang jumlahnya setara dengan
atau di atas persentase tertentu dari modal (misalnya setara dengan atau di atas 5% dari modal bank)
b. Pemberian kredit sindikasi
c. Pemberian kredit dengan valuta asing
d. a dan c benar
9.
a.
b.
c.
d.

Komite Pemantau Risiko merupakan sebuah perangkat manajemen risiko yang dibentuk oleh...
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Working Group

10. Kebijakan manajemen risiko harus mencakup penilaian risiko yang terkait dengan setiap produk dan
transaksi yang meliputi:
a. Metode yang sesuai untuk mengukur risiko
b. Penetapan limit untuk total jumlah risiko, yang juga merupakan risk appetite bank

100/118

c.
d.

Penilaian terhadap skenario terburuk untuk risiko yang dihadapi bank


Semua jawaban benar

11. Siapakah yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa bank telah mengimplementasikan sistem
pengendalian internal pada seluruh kegiatan usaha bank?
a. Bank Indonesia
b. Unit manajemen Risiko
c. Direksi
d. b dan c benar
12. Bank harus mendokumentasikan proses dan prosedur peluncuran dan layanan baru termasuk otorisasi dari
manajemen yang terkait, meliputi:
I.
Proses dan prosedur penggunaan sistem baru/perubahan sistem yang ada untuk penerapan produk dan
layanan baru
II. Penilaian risiko hukum yang terkait dengan peluncuran produk atau layanan baru
III. Pernyataan kepada direksi yang mengungkapkan risiko yang melekat pada produk atau layanan baru
IV. Laporan komprehensif mengenai produk atau layanan baru yang diusulkan
a.
b.
c.
d.

Pernyataan I dan IV benar


Pernyataan I, II dan III benar
Pernyataan I dan II benar
Pernyataan I benar

13.
a.
b.
c.
d.

Laporan tertulis audit internal umumnya mencakup:


Kesesuaian sistem pengendalian internal bank dengan jenis risiko yang dihadapi bank
Independensi dan obyektivitas fungsi manajemen risiko
Jawaban a dan b benar
Jawaban a dan b salah

14.
a.
b.
c.
d.

Bank harus melaporkan profil risiko kepada BI secara triwulanan pada bulan
Januari, April, Juli dan Oktober
Februari, Mei, Agustus dan November
Maret, Juni, September dan Desember
Januari, Maret, Juni dan September

15.
a.
b.
c.
d.

Persyaratan umum untuk penerapan manajemen risiko bagi bank-bank di Indonesia terdapat dalam:
PBI No. 4/8/PBI/2003: Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
PBI No. 5/8/PBI/2003: Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
PBI No. 6/8/PBI/2003: Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
PBI No. 9/8/PBI/2003: Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum

16.
a.
b.
c.
d.

Satuan kerja manajemen risiko memiliki jalur pelaporan langsung kepada ..........
Direktur Kepatuhan
Dewan Direksi
Chief Risk Officer
Komite Manajemen Risiko

17.
a.
b.
c.
d.

Manakah yang bukan laporan manajemen risiko yang wajib disampaikan ke Bank Indonesia ?
Laporan Profil Risiko
Laporan Bank Umum
Laporan Produk dan Aktivitas Baru
Laporan kerugian keuangan yang signifikan

101/118

18.
a.
b.
c.
d.

Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi meliputi:
Persetujuan dan evaluasi kebijakan manajemen risiko
Alokasi tanggung jawab kepada manajemen untuk melaksanakan kebijakan manajemen risiko
Memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris
Semua jawaban benar

19. Kewajiban untuk memastikan bahwa semua risiko telah teridentifikasi, terukur, termonitor, dan terkendali
dengan baik, serta pengukuran risiko tersebut didukung oleh informasi yang mutakhir, akurat, dan lengkap,
merupakan tanggung jawab dari:
a. Komite Manajemen Risiko
b. Direksi
c. Satuan Kerja Manajemen Risiko
d. Dewan Komisaris
20. Bank yang memiilki model usaha yang komplek diwajibkan Bank Indonesia untuk juga mengelola
:
a. Risiko operasional
b. RIsiko pasar
c. Risiko Kepatuhan
d. Risiko Kredit
21. Dalam upaya untuk mempertahankan stabilitas nilai rupiah, BI memenuhi sasaran ini melalui beberapa hal
berikut, kecuali:
a. Kebijakan moneter
b. Kebijakan fiskal
c. Sistem Pembayaran
d. Regulasi dan pengawasan
22. PBI no.5/8/PBI/2003 menentukan bahwa proses manajemen risiko meliputi:
a. Identifikasi risiko, pengukuran risiko, monitoring risiko, evaluasi risiko
b. Identifikasi risiko, pemantauan risiko, pengukuran risiko, mitigasi risiko
c. Identifikasi risiko, pengukuran risiko, monitoring risiko, pengawasan risiko
d. Identifikasi risiko, pengukuran risiko, monitoring risiko, pengendalian risiko
23. PBI no.5/8/PBI/2003 berlaku bagi bank umum yang berbentuk sebagai berikut, kecuali:
a.
Perseroan terbatas
b.
Perusahaan daerah
c.
Yayasan
d.
Koperasi
24.
a.
b.
c.
d.

Mana yang tidak termasuk sub-sistem pembayaran yang digunakan Bank Indonesia;
US Dollar Fund Transfer System
T+0 Clearing Scheduling
BI-Line
Standing Instruction

25.
a.
b.
c.
d.

Bank Indonesia mempersyaratkan struktur manajemen risiko di seluruh bank mencakup risiko:
Risiko pasar, risiko kredit, risiko kepatuhan, risiko operasional
Risiko pasar, risiko operasional, risiko strategik, risiko kredit
Risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional
Risiko pasar, risiko hukum, risiko operasional, risiko kredit

26. Penerapan kebijakan manajemen risiko yang efektif harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut, kecuali:

102/118

a.
b.
c.
d.

Tingkat kesehatan bank


Sasaran kebijakan bank
Kompleksitas jenis kegiatan usahanya
Kemampuan bank untuk mengelola kegiatan usahanya

27.
a.
b.
c.
d.

Unit manajemen risiko mempunyai tanggungjawab sebagai berikut, kecuali:


Memonitor penerapan strategi manajemen risiko
Memonitor seluruh tingkatan risiko yang dihadapi bank dan membandingkannya dengan risk appetite bank
Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama mengenai kebijakan, strategi dan penerapan risiko
Mempelajari proposal peluncuran produk dan layanan baru

28.
a.
b.
c.
d.

Penetapan giro wajib minimum oleh Bank Indonesia ditujukan untuk:


Mempengaruhi likuiditas
Mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek
Mengurangi jumlah uang yang beredar
Memperketat atau melonggarkan kebijakan moneter

29. Yang harus secara teratur mengkaji laporan risiko yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen risiko
adalah:
a. Direksi
b. Chief Risk Officer
c. Komisaris
d. Manajemen Senior
30.
a.
b.
c.
d.

Peran BI sebagai lender of the last resort ditujukan untuk:


Mempengaruhi likuiditas
Mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek
Mengatasi kesulitan likuiditas jangka panjang
Memperketat atau melonggarkan kebijakan moneter

Soal TOP

103/118

Hitunglah TOP pada tahun 2009 dan Juni 2010


Jika proyeksi penjualan dalam periode 12 bulan yang akan datang sebesar Rp33Milyar, hitunglah modal
kerja nasabah pada tahun 2009 dan Juni 2010
Soal Cashflow:
Nasabah PT Genset memperoleh kontrak pengadaan genset dan instalasinya dari bouwheer PT Listrik.
Kontrak yang diberikan bersifat one shoot deal dengan detail kontrak sebagai berikut:
a.
Kontrak memiliki jangka waktu 5 bulan
b.
Nilai kontrak sebesar Rp38.348.020.000 dengan pembayaran DP sebesar Rp7Milyar, termin pertama
dibayarkan sebesar Rp12Milyar setelah pengiriman barang dan sisanya dibayarkan setelah testing &
comissioning.
c.
HPP kontrak sebesar Rp29.463.320.000.
d.
Jadwal pengerjaan proyek adalah sebagai berikut:
Nasabah membeli genset ke supplier sebesar Rp19.819.800.000 pada bulan 1
Setelah genset masuk ke workshop milik nasabah, nasabah harus mengerjakan pekerjaan electrical
pada bulan ke 2 sebesar Rp4.461.720.000
Pada bulan ke 3 nasabah menyelesaikan pekerjaan mechanical sebesar Rp765.000.000 dan cable
power sebesar Rp3.331.800.000
Pada bulan ke 4 nasabah mengeluarkan biaya pengiriman sebesar Rp905.000.000

104/118

Pada bulan ke 5 nasabah mengeluarkan biaya testing & comissioning sebesar Rp180.000.000
Hitunglah kebutuhan modal kerja nasabah dengan menggunakan pendekatan peak deficit cashflow!!!

105/118

106/118

107/118

108/118

109/118

110/118

111/118

112/118

113/118

114/118

115/118

116/118

117/118

118/118

You might also like