Professional Documents
Culture Documents
Teknik Fisika
Teknik Fisika
Teknik Fisika
SKRIPSI
Oleh :
FACHRUDDIN FAHMY SIREGAR
041201008/MANAJEMEN HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skrips : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas
di Hutan Batang Toru (Studi Kasus di Kecamatan Batang Toru,
Kabupaten Tapanuli Selatan)
Nama
: Fachruddin Fahmy Siregar
NIM
: 041201008
Jurusan
: Kehutanan
Program Studi : Manajemen Hutan
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Oding Affandi,S.Hut,M.P
Ketua
Drs.Zulkifli Lubis,M.A
Anggota
Mengetahui
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRACT
FACHRUDDIN FAHMY SIREGAR. Public Perception of Mining Gold on The
Batang Toru Forest (Case Studies in The District of Batang Toru, Tapanuli
Selatan Regency). Under Guidance by ODING AFFANDI and ZULKIFLI
LUBIS.
Goal of this research is how to describe your perception of society towards the
gold mining area in Batang Toru Forest and to describe your relationship to socioeconomic factors (age, education, long living, and income) with the public
perception towards the establishment of the gold mining area in Batang Toru
Forest in Napa and Aek Pining Village, Batang Toru District, South Tapanuli
Regency. This study was conducted in October and November 2008. This
research is done with descriptive method, the level of perception using Likert
Scale and the relationship to see socio-economic (age, education, long living, and
income) to the perception of the local community about the establishment of the
gold mining area in Batang Toru Forest using the Spearman Rank correlation.
Number of samples taken 80 of the 55 families in Aek Pining and 25 families in
the Village of Napa. Collecting data in the primary and secondary research was
conducted using questionnaires, interviews, observation, and study literature.
Results of research indicate that the people does not yet have sufficient knowledge
about the forest. Society also looked at the positive existence of the mining area
Batang Toru Forest, because the community is able to increase income, reduce
unemployment, although this is felt by some new people. But the infrastructure,
environment and culture has not changed significantly. There is a strong
relationship between level of education with public perception. There is no strong
relationship anatara age, duration of living and income level of public perception.
Keywords: perception, community, mining, forestry, social and economic factors.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
FACHRUDDIN FAHMY SIREGAR. Persepsi Masyarakat Terhadap
Pembukaan Pertambangan Emas di Hutan Batang Toru (Studi Kasus di
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan). Di bawah Bimbingan oleh
ODING AFFANDI dan ZULKIFLI LUBIS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi
masyarakat terhadap pembukaan pertambangan emas di kawasan Hutan Batang
Toru dan untuk mendeskripsikan hubungan faktor sosial ekonomi (umur,
pendidikan, lama bermukim, dan pendapatan) dengan persepsi masyarakat
terhadap pembukaan pertambangan emas di kawasan Hutan Batang Toru, di Desa
Napa dan Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober dan Nopember 2008.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, pada tingkat persepsi
menggunakan Skala Likert dan untuk melihat hubungan sosio-ekonomi (umur,
pendidikan, lama bermukim, dan pendapatan) terhadap persepsi masyarakat
setempat tentang pembukaan pertambangan emas di kawasan Hutan Batang Toru
dengan menggunakan korelasi Spearman Rank. Jumlah sampel diambil sebanyak
80 KK yaitu 55 KK di Desa Aek Pining dan 25 KK di Desa Napa. Pengumpulan
data primer dan sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuisioner, wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa belum memiliki pengetahuan
yang cukup baik tentang hutan. Masyarakat juga memandang positif keberadaan
pertambangan di kawasan Hutan Batang Toru, karena mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran meskipun hal ini baru
dirasakan sebagian masyarakat. Tetapi menyangkut infrastruktur, kondisi
lingkungan dan budaya belum mengalami perubahan yang signifikan. Ada
hubungan yang kuat antara pendidikan dengan tingkat persepsi masyarakat. Tidak
terdapat hubungan yang kuat anatara umur, lama bermukim dan pendapatan
terhadap tingkat persepsi masyarakat.
Kata kunci : persepsi, masyarakat, pertambangan, hutan, faktor sosial dan
ekonomi.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
RIWAYAT HIDUP
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi yang
berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas
di Hutan Batang Toru(Studi Kasus di Kecamatan Batang Toru Kabupaten
Tapanuli Selatan) ini dapat selesai sebagaimana mestinya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Oding Affandi, S.Hut, M.P selaku Ketua Komisi Pembimbing (Dosen
Pembimbing I).
2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis,M.A selaku Anggota Komisi Pembimbing (Dosen
Pembimbing II).
3. Kedua orang tua saya, Imran Siregar dan Hj. Farida Hannum Harahap yang
telah memberikan dukungan secara materi dan moril kepada saya untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Dan kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam penyelesaian
skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas jasa-jasa yang telah diberikan
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Atas kritikan dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Hormat Saya
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT .............................................................................................
ABSTRAK................................................................................................
ii
iii
iv
vii
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................
Identifikasi Masalah ..........................................................................
Tujuan Penelitian ..............................................................................
Hipotesis ...........................................................................................
Manfaat Penelitian ............................................................................
1
3
3
3
4
TINJAUAN PUSTAKA
Hutan ................................................................................................
Jasa Lingkungan (Hutan) ...................................................................
Fugsi Hutan.......................................................................................
Manfaat Hutan ..................................................................................
Pertambangan....................................................................................
Peran Pertambangan ..........................................................................
Persepsi dan Perilaku ........................................................................
Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat ...................................................
Landasan Teori..................................................................................
Pendidikan Masyarakat .............................................................
Umur ........................................................................................
Pendapatan ...............................................................................
Lama Bermukim .......................................................................
5
5
6
6
7
8
9
11
12
12
12
13
13
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
15
15
16
18
18
19
21
22
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................
Alat dan Bahan..................................................................................
Populasi dan Sampel Penelitian .........................................................
Jenis Data Penelitian .........................................................................
Data Primer ..............................................................................
Data Sekunder ..........................................................................
Teknik Pengumpulan Data ................................................................
Kuesioner .................................................................................
Wawancara ...............................................................................
Observasi..................................................................................
Studi Literatur ..........................................................................
Analisa Data .....................................................................................
Defenisi dan Batasan Operasional .....................................................
Defenisi ....................................................................................
Batasan Penelitian ....................................................................
24
24
24
25
25
26
26
26
26
26
27
27
28
28
28
30
33
38
48
52
53
54
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas wilayah Desa Aek Pining menurut penggunaannya ........................
15
16
16
16
16
17
18
18
19
19
19
19
20
21
21
30
30
31
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
31
31
32
32
32
33
25. Persepsi masyarakat tentang manfaat hutan untuk mengatur tata air,
untuk mencegah banjir, tempat hewan liar dan sebagai tempat rekresi ..
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
47
48
Halaman
1. Lembaran kuisioner................................................................................
56
61
64
65
68
71
74
77
9. Peta kondisi penutupan lahan di dalam dan sekitar areal proyek .............
80
10. Peta kondisi penutupan lahan di dalam dan sekitar areal proyek
dengan citra satelit ...............................................................................
78
79
12. Surat keterangan selesai penelitian dari Desa Aek Pining .....................
81
82
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia bisa jadi adalah nama lain dari surga dunia jika dilihat dari
melimpahnya kekayaan alam dan kesuburan buminya. Negeri khatulistiwa ini
tercatat sebagai pemilik hutan alam khas tropika terluas ketiga setelah Brazil dan
Zaire. Sepuluh persen hutan tropika dunia berada di sepanjang khatulistiwa
Indonesia. Hutan tipe ini sangat kaya sumber-sumber biologik (10% spesies
tanaman berbunga, 12% spesies mamalia, 16% reptil, 17% spesies burung) dan
beraneka ragam kebudayaan masyarakat lokal. Lebih kurang 250 bahasa lokal dan
kelompok etnik yang menghuni kawasan yang penting bagi kesehatan dan
kenyaman bumi (Simon, 2004).
Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan
secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah keadaan yang
kurang baik menjadi lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan dalam rangka
menunjang pembangunan nasional dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut, daerah memerlukan dana dan sumber
biaya yang tidak sepenuhnya dapat diperoleh dari pemerintah pusat. Setiap daerah
memiliki sumber dana pembangunan sesuai dengan potensi daerah yang
bersangkutan seperti pertambangan dan perkebunan (Simon, 2004)
Pembangunan
hutan
selalu
ditujukan
untuk
memaksimumkan
kemudian
memproduksi
peraturan-peraturan
yang
kehutanan yang memadai tentang hutan hujan tropika. Akumulasi eksploitasi yang
ekonomisentrik tersebut menimbulkan masalah-masalah sosioekologis baru di
negeri ini (Simon, 2004).
Banyak perusahaan tidak menyadari bahwa masyarakat lokal yang berada
di sekitarnya merupakan bagian dari lingkungan yang sangat mempengaruhi
kelangsungannya. Hubungan yang
kurang
memberikan dampak
ekonomi dan sosial secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat
lokal. Beberapa dampak langsung perusahaan adalah kesempatan kerja/lowongan
pekerjaan bagi orang setempat, program bantuan, dan pembinaan. Dampak tidak
langsung dari perusahaan adalah seperti pembukaan jalan dan transportasi
perusahaan dapat sekaligus dimanfaatkan oleh masyarakat, kebutuhan para
pekerja perusahaan seperti sayuran, buah-buahan, ikan, daging, dapat memajukan
perekonomian masyarakat setempat. Besar kecilnya dampak tersebut sangat
bergantung pada tingkat kepedulian perusahaan dan pekerjanya serta kesiapan
Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal dalam memanfaatkan peluang
yang ada. Selama ini rendahnya SDM masyarakat lokal selalu menjadi masalah
utama sehingga selalu mereka tersingkir oleh pendatang dalam memanfaatkan
peluang. Masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan
pendidikan dan memberikan pelatihan (Sitorus, 2001).
Saat ini, di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan telah
dibuka sebuah perusahaan pertambangan emas di mana lokasi dari proyek
pertambangannya terletak di hutan masyarakat maupun lahan agroforestri di mana
kepemilikan lahannya dimiliki oleh masyarakat, adat maupun desa. Pada saat ini
proyek pertambangan pada tahap prakonstruksi yaitu pada tahap pembebasan
lahan dan awal konstruksi. Industri pengelolaan ini berpotensi menimbulkan
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana persepsi masyarakat di Kecamatan Batang Toru terhadap
pembukaan pertambangan emas di kawasan Hutan Batang Toru.
2. Bagaimana hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pendapatan,
dan lama bermukim) dengan persepsi masyarakat terhadap pembukaan
pertambangan emas di Hutan Batang Toru.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi masyarakat tehadap pembukaan
pertambangan emas di Hutan Batang Toru, Kecamatan Batang Toru,
Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Untuk mendeskripsikan hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan,
pendapatan, dan lama bermukim) dengan persepsi masyarakat terhadap
pembukaan pertambangan di Hutan Batang Toru, Kecamatan Batang Toru,
Kabupaten Tapanuli Selatan.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan faktor sosial ekonomi (umur,
pendidikan, pendapatan, dan lama bermukim) dengan persepsi masyarakat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting bagi
penentu kebijakan, khususnya Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan pihakpihak terkait seperti dinas kehutanan untuk membuat kebijakan yang lebih baik
terkait dengan pembukaan pertambangan pada kawasan hutan.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Hutan
Hutan memiliki definisi yang bervariasi, menurut Undang-Undang Nomor
41 tahun 1999 tentang kehutanan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumberdaya hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan.
Dalam perspektif ahli ekologi, hutan diartikan sebagai suatu masyarakat
tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan
lingkungan berbeda dengan keadaan di luar hutan (Arief, 2001).
Menurut sudut pandang ahli silvika, hutan merupakan suatu asosiasi dari
tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi
berkayu yang menempati areal luas. Sedangkan dari sudut pandang ahli ekonomi,
hutan merupakan tempat untuk menanam modal jangka panjang yang sangat
menguntungkan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan (HPH) (Arief, 2001).
Fungsi Hutan
Dalam pasal 6 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang
kehutanan, hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung,
dan fungsi produksi. Selanjutnya berdasarkan fungsi pokok tersebut pemerintah
menetapkan hutan menjadi tiga yaitu, hutan konservasi, hutan lindung dan hutan
produksi.
Menurut Arief (2001) hutan berfungsi sebagai pelindung (hutan lindung)
merupakan kawasan yang keadaan alamnya diperuntukkan sebagai pengatur tata
air, pencegahan banjir, pencegahan erosi dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Sedangkan hutan yang berfungsi konservasi (hutan konservasi) merupakan
kawasan hutan dengan ciri khas tertentu mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Hutan merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim
serta lingkungan hidup global. Salah satu eksistensi dari hutan, memainkan
peranan yang besar dalam proses pembersihan udara, serta mengurangi
pemanasan bumi yang diakibatkan aneka polusi dan akibat kemajuan industri
negara maju (Zain, 1998).
Manfaat Hutan
Indonesia memilki luas hutan 144 juta hektar atau 75 persen dari total luas
daratan. Sekitar 49 juta hektar merupakan areal hutan lindung, sedangkan 64 juta
hektar telah dirancang untuk hutan produksi, dan luas selebihnya sebesar 31 juta
hektar disediakan untuk keperluan perluasan pertanian (Zain,1998).
Salim (1997) mengklasifikasikan manfaat hutan menjadi dua yaitu
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Yang dimaksud dengan manfaat
langsung adalah manfaat yang dapat dirasakan/dinikmati secara langsung oleh
masyarakat. Manfaat langsung berupa: kayu dan hutan ikutan, seperti rotan, getah,
buah-buahan, madu, dan lain-lain. Manfaat tidak langsung hutan adalah manfaat
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
yang tidak langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi yang dapat dirasakan
adalah keberadaan hutan itu sendiri. Ada delapan manfaat hutan secara tidak
langsung seperti yang dikemukakan Salim (1997), yaitu:
1. Mengatur tata air,
2. mencegah terjadinya erosi,
3. memberikan manfaat terhadap kesehatan,
4. memberikan rasa keindahan,
5. memberikan manfaat di sektor pariwisata,
6. memberikan manfaat dalam bidang pertahanan keamanan,
7. menampung tenaga kerja, dan
8. menambah devisa negara.
Pertambangan
Pengertian bahan galian menurut Manan dan Saleng (2004) ialah: unsurunsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batubatu mulia seperti emas yang merupakan endapan-endapan alam. Kemudian
karakteristiknya berupa: benda padat, cair dan gas yang keadaannya masih dalam
bentuk endapan alam atau letakan alam yang melekat pada batuan induknya dan
belum terjamah oleh manusia.
Pengusahaan pertambangan pada umunya tidak saja potensial untuk
merusak lingkungan fisik, tetapi juga potensial untuk menciptakan kesenjangan
ekonomi dan sosial. Betapa tidak, karena dalam pengusahaannya diperlukan
sumberdaya manusia dengan tingkat pendidikan tinggi dan pola hidup mewah,
sementara kemampuan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan masih
berpendidikan rendah dan pola hidup sangat sederhana. Akibatnya masyarakat
setempat tidak dapat berpartisipasi, sehingga lambat laun perbedaan ekonomi dan
status sosial antara pendatang dengan masyarakat sekitar akan semakin tajam dan
rawan. Bahkan kesenjangan yang mengarah kepada kecemburuan sosial sering
menjadi pemicu kerusuhan dan tindak kriminal (Manan dan Saleng, 2004).
Peran Pertambangan
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
hanya dapat dipekerjakan sampai pada tahap konstruksi yang butuh tenaga kerja
semi skilled dan unskilled yang cukup banyak. Setelah itu tenaga kerja yang
dipakai adalah tenaga ahli (Manan dan Saleng, 2004).
Banyak perusahaan yang telah berusaha membina hubungan baik dengan
masyarakat. Beberapa perusahaan telah memberikan bantuan kepada masyarakat
lokal, seperti program bina desa hutan (PBDH), pembuatan jalan, beasiswa,
bantuan bibit tanaman pertanian, dan lapangan kerja. Namun, dalam kenyataannya
di lapangan, sebagian besar anggota masyarakat tidak puas akan bantuan-bantuan
yang selama ini diberikan oleh perusahaan. Kurangnya kesadaran masyarakat
lokal akan bantuan yang telah diterima dari perusahaan sering menimbulkan
terjadinya ketidakpuasan di antara mereka sehingga dapat menjadi salah satu
sumber terjadinya konflik. Konflik tersebut mendorong masyarakat untuk
melakukan tindakan-tindakan yang cenderung merugikan perusahaan dan
masyarakat itu sendiri. Bahkan, masyarakat saat ini lebih menerima perusahaanperusahaan baru karena diiming-imingi dengan janji yang lebih menggiurkan
terutama untuk jangka pendek (Sitorus, 2001).
seseorang
mengenai
sesuatu
hal
sedangkan
perilaku
adalah
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Landasan Teori
Pendidikan Masyarakat
Sumberdaya manusia merupakan modal dasar dari kekayaan suatu bangsa.
Modal fisik dan sumberdaya alam hanyalah faktor produksi yang pada dasarnya
bersifat pasif, manusialah agen-agen aktif yang akan mengumpulkan modal,
memproduksi sumber-sumber alam, membangun berbagi organisasi sosial,
ekonomi dan politik, serta melaksanakan pembangunan nasional. Cara yang
paling efektif dan efisien dalam mengembangkan sumberdaya manusia adalah
melalui pengetahuan masyarakat dengan memberi pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang sebaik-baiknya. Pendidikan ini mencakup pendidikan formal
(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi) dan pendidikan
non formal termasuk pelatihan dan penyuluhan (Yusnita dan Sudrajat, 2003).
Pendidikan pada prinsipnya memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,
terutama dalam membuka pikirannya untuk menerima hal-hal yang masih baru
sekaligus dapat berfikir secara alamiah. Pendidikan dapat juga mengakibatkan
seseorang dalam masyarakat memilih fakta yang berkenaan dengannya, serta
menjadi pendorong pelaksanaan perubahan terhadapnya. Secara teortis hal
tersebut dapat mempengaruhi sikap dan pandangan manusia (Van Den Ban dan
Hawkins, 1999).
Umur
Untuk mengetahui tingkat umur masyarakat, Sinaga (2003) dalam
penelitiannya pada masyarakat petani di kawasan hutan Kabupaten Karo membagi
tingkat umur menjadi lima kategori, yaitu:
a. Golongan sangat muda berusia kurang dari 20 tahun
b. Golongan muda berusia 21 tahun sampai dengan 30 tahun
c. Golongan dewasa berusia 31 tahun sampai dengan 40 tahun
d. Golongan tua berusia 41 tahun sampai dengan 50 tahun
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Pendapatan
Pendapatan rumah tangga adalah jumlah pendapatan riil dari seluruh
anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun perorangan dalam rumah tangga. Pendapatan formal ialah pendapatan
yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah pendapatan
yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan pokoknya.
Sedangkan pendapatan subsisten ialah pendapatan yang diperoleh dari sektor
produksi yang dinilai dengan uang. Dapat dikatakan juga bahwa pendapatan
rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan
informal dan pendapatan subsisten (Sumardi dan Evers, 1985).
Besar pendapatan berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai
kebutuhan hidup. Bagi masyarakat yang tidak mampu adakalanya kemampuan
membiayai kebutuhan
hidup
tidak
sebanding
Lama Bermukim
Untuk melihat peningkatan kehidupan dapat dilihat pada tingkat harapan
hidup rata-rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya
hidup seseorang dalam suatu wilayah. Di dalam menentukan lamanya masyarakat
menempati suatu wilayah kerap kali dihadapkan pada berbagi dilema yang pelik,
karena sering kali seseorang pindah melewati suatu daerah tertentu, dan di daerah
tersebut disusun data statistika tetapi masyarakat yang telah didata hanya menetap
dalam waktu relatif singkat, sehingga akibatnya validitas data yang dihimpun
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
tidak jelas. Sebagai contoh pekerja tambang dan perkebunan seringkali pindah dan
bertempat tinggal selama satu tahun dan kemudian pindah lagi untuk bekerja di
bidang yang lain (Yassin, 2000).
Waktu
yang
dibutuhkan
masyarakat
dalam
beradaptasi
dengan
lingkungannya tidak terlepas dari kondisi pemukiman masyarakat. Hal itu akan
terkait dengan pengadaan lahan guna mendapatkan ruang untuk bertempat tinggal.
Lingkungan pemukiman akan sangat mempengaruhi pembinaan dan watak
manusia. Pemukiman sebagai suatu kesinambungan ruang kehidupan dari seluruh
unsurnya, baik yang alami maupun non alami yang saling mendukung dan
melindungi secara fisik, sosial dan budaya. Keanekaragaman kondisi sosio
budaya, sosio ekonomi dan fisik serta dinamika perubahannya, dijadikan dasar
pertimbangan utama pengelolaan dan pengembangan pemukiman yang terpadu
secara sosial maupun fungsional. Artinya pengembangan pemukiman bertujuan
untuk melakukan integral sosial, ekologis dan fungsional yang menjamin
peningkatan kulaitas hidup secara berkelanjutan (Syahrin, 1999).
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Penggunaan
Pemukiman
- Pemukiman Umum
2
Untuk Bangunan
- Perkantoran
- Sekolah
- Tempat Ibadah
- Kuburan
- Jalan
3
Pertanian Sawah
- Sawah Tanah Hujan
4
Perkebunan
- Perkebunan Rakyat
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
Luas (Ha)
30,73
0,25
3,5
0,5
1,5
1,5
2,0
160,0
199,98
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Bentang Alam
Dataran
Perbukitan/Pegunungan
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
Luas (Ha)
35
165
200
Keterangan
201 mdpl
2.000-3.000 mm/tahun
290 C
Kependudukan
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Aek Pining berkisar 2.299 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 1.157 orang dan perempuan 1.142 orang. Jumlah kepala keluarga
sebanyak 550 KK. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Aek Pining berdasarkan jenis kelamin
No
1
2
Jenis Kelamin
Jumlah
1.157
1.142
2.299
Laki-laki
Perempuan
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
Kelompok Umur
< 20
21 30
31 40
41 50
> 50
Jumlah
543
329
315
988
124
Persen
23.62
14.31
13.70
42.98
5.39
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
2.299
100
Tingkat umur penduduk di Desa Aek Pining yang paling dominan adalah
pada jenjang umur 41-50 tahun yaitu sebesar 988 orang, yang dapat dilihat pada
tabel di atas.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel
6 berikut.
Tabel 6. Jumlah penduduk Desa Aek Pining berdasarkan tingkat pendidikan
No
1
2
3
4
5
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
Jumlah
Persen
220
756
762
531
30
2.299
9.57
32.88
33.14
23.10
1.31
100
Di Desa Aek Pining pendidikan yang paling dominan adalah SMP sebesar
762 orang (33.14%), SD sebanyak 756 orang (32.88%), SMU sebanyak 531 orang
(23.10%), Tidak Sekolah sebanyak 220 orang (9.57%), dan yang paling rendah
adalah yang memiliki pendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebesar 30 orang
(1.31%).
Mata Pencaharian
Petani
Peternak
Buruh Industri
PNS/ABRI
Pegawai Swasta
Pegawai BUMN/BUMD
Perbankan
Jumlah
102
12
56
52
12
5
36
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
8
9
10
11
Pedagang
Jasa Angkutan
Perbengkelan
Lain-lain
Total
Sumber data: Kantor Desa Aek Pining
107
27
11
1.879
2.299
B. Desa Napa
Keadaan Fisik Lingkungan
Desa Napa adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Batang Toru
yang mempunyai batas wilayah yaitu:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Batuhoring.
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aek Pahu dan Desa Napa.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Telo.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wek IV.
Luas wilayah Desa Napa menurut penggunaannya dapat dilihat pada tabel
8 di bawah ini.
Tabel 8. Luas wilayah Desa Aek Pining menurut penggunaannya
No
1
Penggunaan
Pemukiman
- Pemukiman Umum
2
Untuk Bangunan
- Perkantoran
- Sekolah
- Tempat Ibadah
- Kuburan
- Jalan
3
Pertanian Sawah
- Sawah Tanah Hujan
4
Perkebunan
- Perkebunan Rakyat
Total
Sumber data: Kantor Desa Napa
Luas (Ha)
21,02
2,5
6,5
1,0
3,0
3,5
20,0
48,51
103,03
Bentang Alam
Dataran
Perbukitan/Pegunungan
Total
Sumber data: Kantor Desa Napa
Luas (Ha)
200
1.600
1.800
Kondisi Geografi
Tinggi tempat di atas permukaan laut
Curah hujan rata-rata pertahun
Keterangan
208 mdpl
2.000-3.000 mm/tahun
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
290 C
Suhu rata-rata
Kependudukan
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Napa berkisar 1.025 jiwa yang terdiri dari laki-laki
522 orang dan perempuan 503 orang. Jumlah kepala keluarga sebanyak 250 KK.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Jumlah penduduk Desa Napa berdasarkan jenis kelamin
No
1
2
Jenis Kelamin
Jumlah
522
503
1.025
Laki-laki
Perempuan
Total
Kelompok Umur
< 20
21 30
31 40
41 50
> 50
Total
Sumber data: Kantor Desa Napa
Jumlah
233
155
353
222
62
1.025
Persen
22.73
15.12
34.44
21.66
6.05
100
Tingkat umur penduduk di Desa Napa yang paling dominan adalah pada
jenjang umur 31-40 tahun yaitu sebesar 353 orang yang dapat dilihat pada tabel di
atas.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persen
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
1
2
3
4
5
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT
Total
466
321
143
56
39
1.025
45.46
31.32
13.95
5.46
3.81
100
Mata Pencaharian
Petani
Peternak
Buruh Industri
PNS/ABRI
Pegawai Swasta
Pegawai BUMN/BUMD
Perbankan
Pedagang
Jasa Angkutan
Perbengkelan
Lain-lain
Total
Sumber data: Kantor Desa Napa
Jumlah
543
5
58
21
10
1
2
155
33
30
167
1.025
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
dapat
dinyatakan
sebagai
kawasan
penting
bagi
pelestarian
Mata Pencaharian
Hutan lindung
Hutan Produksi
Hutan Produksi Terbatas
Total
Sumber data: Kantor Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan
Luas (Ha)
25.315
93.628
17.341
136.284
Perusahaan
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan
proyek
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
METODOLOGI PENELITIAN
Kuesioner
Alat tulis
Kamera
Komputer
Bahan yang dipergunakan dalam peneltian ini adalah data primer dan data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung terhadap
responden. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara untuk mendapatkan
jawaban langsung berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.
Data primer yang diperlukan adalah identitas responden, sosial ekonomi,
persepsi,
dan
partisipasi
masyarakat
terhadap
keberadaan
perusahaan
pertambangan emas.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang ada
pada instansi pemerintah yang meliputi kondisi umum lokasi penelitian dan
literatur-literatur yang mendukung.
Analisis Data
Penelitian ini merupakan suatu kajian deskriptif yaitu penelitian yang
bermaksud membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu (Usman dan Akbar, 2001). Pada
tingkat persepsi menggunakan skala Likert dan untuk melihat hubungan sosioekonomi (umur, pendidikan, lama bermukim dan pendapatan) terhadap persepsi
mayarakat setempat tentang pembukaan pertambangan di kawasan Hutan Batang
Toru dengan menggunakan korelasi Spearman Rank (Nazir, 2003).
Dengan rumus sebagai berikut :
rs = 1
6 di 2
n n2 1
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi
dan
menafsirkan pesan.
-
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi
sumberdaya hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Umur adalah jumlah tahun hidup responden mulai lahir sampai saat
sekarang.
Batasan Penelitian
1. Persepsi masyarakat terhadap :
a. Keberdaan hutan dan pertambangan emas di kawasan Hutan Batang Toru,
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Sosial
Ekonomi
Lingkungan.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT
Total
Jumlah
11
11
11
11
11
55
Persen
20
20
20
20
20
100
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT
Total
Jumlah
5
5
5
5
5
25
Persen
20
20
20
20
20
100
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Kelompok Umur
< 20
21 30
31 40
41 50
> 51
Total
Jumlah
0
13
14
13
15
55
Persen
0
23,64
25,45
23,64
27,27
100
Kelompok Umur
< 20
21 30
31 40
41 50
> 51
Total
Jumlah
0
6
7
6
6
25
Persen
0
24
28
24
24
100
Jumlah
7
5
12
1
30
55
Persen
12,73
9,09
21,81
1,82
54,55
100
Jumlah
9
4
1
2
9
25
Persen
36
16
4
8
36
100
Jumlah
11
30
6
5
3
55
Persen
20,00
54,55
10,91
9,09
5,45
100
Jumlah
0
16
4
5
Persen
0
64
16
20
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
> 2.001.000
Total
25
100
Desa
Napa
masih
tergolong
rendah,
karena
masyarakat
hanya
menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian yaitu padi sawah dan karet. Sistem
yang diterapkan oleh masyarakat juga masih bersifat tradisional, sehingga
cenderung produktivitas tidak meningkat. Jumlah responden yang memiliki
penghasilan agak tinggi memiliki persentase yang kecil yaitu sebesar 4%.
Responden tersebut pada umumnya memiliki usaha sampingan di luar sektor
pertanian.
Persepsi
Responden
Jumlah
Persen
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
1
2
3
4
5
0
48
0
32
0
80
0
60,00
0
40,00
0
100
Dari tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 40% responden setuju
terhadap peryataan bahwa lokasi pertambangan di daerah mereka adalah kawasan
hutan yaitu sesuai dengan defenisi hutan yang merupakan daerah yang didominasi
pohon yang wajib dilindungi dan dilestariakan oleh manusia. Angka tersebut di
atas membuktikan bahwa sebagian masyarakat sudah mengetahui tentang defenisi
hutan.
Sebagian besar responden mengatakan bahwa informasi tentang hutan
mereka ketahui dari dinas kehutanan yang datang melakukan sosialisasi
menyangkut hutan yang difasilitasi oleh pemerintah setempat. Namun sebelum
adanya pertambangan di daerah mereka, dinas kehutanan tidak pernah melakukan
sosialisasi secara khusus. Jadi dapat dikemukakan bahwa mayoritas masyarakat
baru mengetahui apa itu hutan, dimana sebelumnya kebanyakan di antara mereka
sama sekali tidak tahu apa itu hutan.
Menurut penuturan masyarakat bahwa informasi tentang hutan mereka
ketahui secara jelas baru tiga tahun terakhir ini, sebelumnya sebagian besar dari
masyarakat tidak mengetahuinya secara jelas. Tetapi setelah adanya pertambangan
tersebut, dinas kehutanan juga gencar melakukan sosialisasi, sehingga frekuensi
mendengar pengertian hutan semakin sering. Dalam penyuluhan terhadap
masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa disampaikan bahwa sebagian besar
lahan masyarakat masuk dalam kawasan hutan. Kondisi tersebut mempengaruhi
persepsi dan pemahaman masyarakat tentang hutan sehingga ada sebagian
masyarakat yang mengangap bahwa lahan milik pribadi adalah bukan termasuk
areal hutan melainkan areal perkebunan milik masyarakat. Mereka juga
mengatakan bahwa areal pertambangan adalah bukan areal hutan melainkan
adalah areal perkebunan yang berhak untuk dijual. Fenomena ini juga dapat
memicu konflik horizontal antara masyarakat dengan pemerintah, kalau tidak
diatasi secara cermat oleh pihak-pihak terkait.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Manfaat Hutan
Atas
pernyataan
apakah
hutan
yang
dijadikan
sekarang
areal
Tabel 25. Persepsi masyarakat tentang manfaat hutan untuk mengatur tata air,
untuk mencegah banjir, tempat hewan liar, dan sebagai tempat rekresi
No
Persepsi
1
2
3
4
5
Responden
Jumlah
0
48
0
32
0
80
Persen
0
60,00
0
40,00
0
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian kecil masyarakat setuju bahwa
areal pertambangan sekarang ini bermafaat bagi kehidupan masyarakat Batang
Toru khususnya masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa, yaitu untuk
mengatur tata air, mencegah bajir, tempat hewan liar, dan sebagai tempat rekreasi.
Responden yang menjawab setuju adalah responden yang memilki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dan tidak memiliki lahan hak milik di lokasi
pertambangan tersebut dan yang menjawab tidak setuju adalah responden yang
tingkat pendidikannya rendah dan merupakan responden yang memilki lahan di
lokasi pertambangan dan yang bekerja di perusahaan pertambangan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi hutan itu
sendiri dan pengaruh ekonomi masyarakat yang rendah sehingga tidak menyadari
bahwa kawasan dari areal proyek pertambangan tersebut pada masa yang akan
datang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan di daerah Batang Toru
sendiri..
Pada dasarnya persepsi masyarakat tentang manfaat hutan (seperti pada
tabel 25) adalah sama dan bersifat positif. Ada yang lebih mementingkan nilai
ekologi daripada ekonomi dan sebaliknya. Persepsi masyarakat dan persepsi yang
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
positif terhadap hutan lebih dipengaruhi oleh faktor sumber informasi tentang
pengertian dan manfaat hutan. Pengetahuan masyarakat tentang hutan diperoleh
dari sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Tapanuli
Selatan. Faktor lainnya yang mempengaruhi kesamaan persepsi tentang manfaat
hutan sebahagian masyarakat adalah penyampaian informasi dari masyarakat yang
mendengar dan mengikuti secara langsung kegiatan penyuluhan kepada anggota
masyarakat yang tidak mengikutinya. Hasil aktivanya masyarakat rata-rata
memiliki konsep yang sama tentang manfaat hutan. Selain itu, pengalaman
responden yang sudah lama berinteraksi dengan hutan dan sudah sering melihat
fonomena alam seperti longsor, juga mempengaruhi persepsi masyarakat tentang
manfaat hutan. Hal ini sesuai dengan peryataan Van Den Ban dan Hawkins
(1999) bahwa secara teortis pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan pandangan
manusia.
Persepsi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
Total
Responden
Jumlah
0
48
0
32
0
80
Persen
0
60,00
0
40,00
0
100
setuju adalah mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Basyuni dalam Sandi (2006) menyatakan bahwa
faktor-faktor dalam individu yang menentukan persepsi adalah kecerdasan, emosi,
minat, pendidikan, pandapatan dan kapasitas indera. Sedangkan faktor dari luar
diri individu yang mempengaruhi persepsi adalah pengaruh kelompok,
pengalaman masa lalu dan latar belakang sosial budaya.
Responden yang menjawab yang tidak setuju adalah 48 orang (60%).
Keadaan ini dipengaruhi kurangnya informasi yang diperoleh responden dan juga
mereka tidak sepenuhnya yakin bahwa areal pertambangan adalah termasuk
sebuah kawasan hutan karena mereka menganggap kawasan hutan adalah
kawasan yang memang hutan murni dan milik pemerintah dan mereka juga tidak
yakin ketika lokasi pertambangan rusak dapat menyebabkan masuknya binatang
buas ke perkampungan mereka. Responden yang menjawab tidak setuju adalah
dari responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, yang mempunyai
lahan milik di areal pertambangan dan yang bekerja di perusahaan tersebut.
Responden
Jumlah
0
48
0
32
0
80
Persen
0
60,00
0
40,00
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden memiliki persepsi yang
bervariasi. Dari jumlah responden yang ditanya diketahui bahwa yang
manyatakan setuju mempunyai persentase yang paling kecil. Hal ini disebabkan
karena tingkat pendidikan masyarakat yang sudah tinggi dan memiliki hubungan
yang erat dengan hutan, seperti pekerjaannya yang langsung berhubungan dengan
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
hutan yaitu bertani dan berkebun dan yang mempunyai pendidikan yang lebih
tinggi. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat memiliki pengharapan yang tinggi
terhadap hutan dan mereka menyadari arti pentingnya hutan demi kelestarian yang
berkelanjutan. Dan responden yang menjawab tidak setuju akan pelestarian hutan
adalah terkecil, hal ini disebabkan kekurangan pengetahuan masyarakat tentang
pengertian, fungsi dan manfaat hutan itu sendiri sehingga mereka tidak
mengetahui bahwa Hutan Batang Toru yang menjadi areal pertambangan saat ini
harus dijaga dan dilestarikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Wibowo (1998) bahwa persepsi seseorang dipengaruhi oleh pengalaman hidup
dan pendidikannya.
Persepsi
Sangat Tidak Bermanfaat
Tidak Bermanfaat
Biasa Saja
Bermanfaat
Sangat Bermanfaat
Total
Responden
Jumlah
0
32
0
48
0
80
Persen
0
52,50
0
47,50
0
100
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Persepsi
1
2
3
4
5
Responden
Jumlah
0
80
0
0
0
80
Persen
0
100
0
0
0
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tanggapan masyarakat terhadap pola
pertambangan terbuka menunjukkan bahwa responden pada umumnya sudah
mengetahui apa itu pola pertambangan terbuka yaitu dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawa tidak baik.
Responden yang menjawab pola pertambangan terbuka itu menjawab tidak
baik yaitu mutlak sebesar 100 %. Mereka mengangap pola pertambangan terbuka
itu sangat merugikan secara ekologi. Responden banyak mengetahui informasi
tentang pola pertambangan terbuka melalui penyuluhan oleh dinas kehutan, surat
kabar maupun berita dari media lainnya. Seperti yang dikutip dari jawaban
mereka.
Persepsi
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Ragu-Ragu
Baik
Sangat Baik
Total
Responden
Jumlah
0
0
0
100
0
80
Persen
0
0
0
100
0
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden pada umunya mengatakan
bahwa pola pertambangan tertutup itu lebih baik dari pola pertambangan terbuka.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab baik sebesar 100 %.
Mereka sudah memiliki pengetahuan tentang pola pertambangan tertutup yang
diperoleh dari pihak pertambangan. Menurut pemahaman mereka bahwa
penerapan pola pertambangan nantinya akan mampu meminimalisir dampak
negatif terhadap kerusakan lingkungan, sebab menurut responden pola
pertambangan tertutup tidak akan merusak vegetasi yang ada di permukaan tanah.
Pengembangan Wilayah
Atas
pernyataan
bagaimana
tanggapan
masyarakat
terhadap
Persepsi
Sangat Tidak Berkembang
Tidak Berkembang
Seperti Semula
Berkembang
Sangat Berkembang
Total
Responden
Jumlah
0
0
48
32
0
80
Persen
0
0
60,00
40,00
0
100
Perubahan Jalan
Atas pernyataan tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang kondisi
jalan mengalami perubahan setelah adanya perusahaan pertambangan dapat dilihat
pada tabel 32 dibawah ini.
Tabel 32. Persepsi masyarakat tentang kondisi jalan mengalami perubahan setelah
adanya perusahaan pertambangan
No
1
2
3
4
5
Persepsi
Menjadi Sangat Rusak
Menjadi Rusak
Seperti Semula
Menjadi Baik
Menjadi Sangat Baik
Total
Responden
Jumlah
0
5
27
48
0
80
Persen
0
6,25
33,75
60,00
0
100
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Persepsi
Sangat Berkurang
Berkurang
Biasa Saja
Bertambah
Sangat Bertambah
Total
Responden
Jumlah
0
0
6
74
0
80
Persen
0
0
7,25
92,75
0
100
Persepsi
Responden
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
1
2
3
4
5
Sangat Bertambah
Bertambah
Biasa Saja
Berkurang
Sangat Berkurang
Total
Jumlah
0
0
0
100
0
80
Persen
0
0
0
0
0
100
Persepsi
Sangat Sering Terjadi Konflik
Sering Terjadi Konflik
Terjadi Konflik
Baik
Sangat Baik
Total
Responden
Jumlah
0
0
11
69
0
80
Persen
0
5
13,75
86,25
0
100
Persepsi
Sangat Tidak Bagus
Tidak Bagus
Biasa Saja
Bagus
Sangat Bagus
Total
Responden
Jumlah
0
63
0
17
0
80
Persen
0
78,75
0
21,25
0
100
lapangan oleh peneliti sendiri dan penuturan oleh responden yang nota benenya
adalah kepala keluarga. Jumlah responden yang mengatakan bagus ada sebesar 17
orang (21,25%), hal ini disebabkan oleh pihak perusahaan pertambangan bersedia
membantu ketika masyarakat mengadakan acara adat, misalnya pesta perkawinan.
Sehingga mereka beranggapan bahwa perusahaan masih memiliki perhatian
terhadap kehidupan sosial mereka.
Menurut
pengamatan
sebagian
responden,
pada
awal
masuknya
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Persepsi
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Ragu-Ragu
Baik
Sangat Baik
Total
Responden
Jumlah
0
24
0
56
0
80
Persen
0
30,00
0
70,00
0
100
Faktor Sosial
1
2
3
4
Pendidikan
Umur
Lama Bermukim
Pendapatan
Rank
Spearman
0.5027
-0.1083
-0.2005
0,2239
t hitung
t tabel
5,1356
-0.9622
-0.9316
2,0289
1.991
1.991
1.991
1.991
Kesimpulan
Hubungan Kuat
Hubungan Rendah
Hubungan Rendah
Hubungan Rendah
5,1356 dan t tabel = 1.991 = 0,05, sehingga t hitung > t tabel (lampiran 3). Atas
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
hitung
= -0.9622 dan t
tabel
hitung
<t
tabel
(Lampiran 4), dengan demikian H0 tidak diterima, artinya bahwa tidak ada
hubungan secara signifikan antara umur dengan persepsi masyarakat. Karena t
hitung
nilainya negatif, maka berarti umur berhubungan negatif dan tidak signifikan
hitung
hitung
= -0.9316
(Lampiran 5).
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
hitung
= 2,0289 dan t
tabel
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Persepsi masyarakat terhadap Hutan Batang Toru
Masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa belum memiliki pengetahuan
yang cukup baik tentang hutan. Walau ada sebagian masyarakat yang
sudah mengerti tentang manfaat suatu hutan. Hal ini disebabkan terlebih
karena pendidikan dan perekonomian responden sendiri.
2. Persepsi masyarakt terhadap pertambangan di kawasan hutan
Masyarakat memandang positif keberadaan pertambangan di Hutan
Batang Toru pada Desa Aek Pining dan Desa Napa. Karena dengan
adanya perusahaan pertambagan tersebut pendapatan masyarakat menjadi
bertambah, walaupun masih dirasakan sebagian anggota masyarakat,
pengangguran juga berkurang meskipun penurunan tingkat pengangguran
tersebut masih rendah. Namun menyangkut pengembangan wilayah,
perubahan jalan keberadaan budaya, kondisi lingkungan, dan keadaan
irigasi belum mengalami perubahan yang signifikan.
3. Adanya hubungan yang kuat antara pendidikan dengan tingkat persepsi
masyarakat.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Saran
1. Melihat realitas pendidikan di Desa Aek Pining dan Desa Napa yang
tergolong masih rendah, maka perusahaan pertambangan setelah
memasuki tahap eksploitasi nantinya melalui community development
harus lebih berfokus kepada peningkatan pendidikan generasi muda di
daerah tersebut, baik itu penekanannya kepada pendidikan formal atau
pendidikan alternatif, misalnya dengan pelatihan-pelatihan.
2. Perlu dibentuk sebuah wadah masyarakat (penguatan institusi lokal yang
sudah ada sebelumnya) sebagai lembaga kontrol serta menjembatani
aspirasi masyarakat dalam membuat kesepakatan-kesepakatan dengan
perusahaan pertambangan. Sehingga konsekuensi yang diakibatkan oleh
adanya pertambangan tersebut tidak merugikan masyarakat setempat.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam sebagai
langkah memonitoring perkembangan pertambangan di Hutan Batang
Toru, misalnya menyangkut dampak ekologi yang ditimbulkan oleh
perusahaan pertambangan.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2007. Pemanfaatan
Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Bogor.
Fandeli, C. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Prinsip Dasar
dan Penerapannya Dalam Pembangunan. Penerbit Liberty. Bogor
Manan, B dan A. Saleng. 2004. Hukum Pertambangan. UII Press. Yogyakarta.
Nazir, M. 2003. Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pelly, U. 1991. Dampak Kegiatan Pembangunan Pada Sosial Budaya (Sebuah
Kerangka Analisis Dampak Lingkungan Sosial). Kursus Dasar-Dasar
Amdal X. USU. Medan.
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service
Solution). Mediakom. Yogyakarta.
Salim, H. S. 1997. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan Indonesia. Sinar Grafika.
Jakarta.
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
2. Agama
3. Umur (Tahun)
4. Pekerjaan
6. Pendapatan (Rp)
8. Pendidikan
:
a. Tidak sekolah c. SMP
b. SD
e. PT
d. SMU
4. Setuju
3. Ragu-Ragu
2. Tidak Setuju
1. Sangat Tidak Setuju
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
8. Bagaimana
menurut
pendapat
Bapak
hubungan
antara
perusahaan
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 2
Data Penduduk Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Nama
DM Simanjuntak
Puddin Harahap
Irsan Siregar
Jadi Ritonga
Darmin
Lomo Hasibuan
Sulasmin
Raja Ritonga
Imran Harahap
Oka Siregar
Mura Siregar
Royhansyah
Herman Susilo
Kaharuddin
Bahrum Harahap
Subroto
Suyono
Parmuhunan
Sabar
Saiman
Irsan Hasibuan
Salahuddin Harahap
Lahmuddin
Samsuddin Ritonga
Umur
(Tahun)
Agama
Pendidikan
53
36
25
48
32
41
42
26
52
43
40
24
22
33
26
30
47
36
39
52
40
46
61
52
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMP
SMP
Pekerjaan
Guru
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
Karyawan Perkebunan
Guru
Pedagang
Wiraswasta
Anggota DPR
Pegawai Swsata
Jasa Angkutan
Pedagang
Guru
Polisi
Perbengkelan
Peternak
Pedagang
Perbengkelan
Petani
Pedagang
Petani
Petani
Pendapatan
(Rp dalam ribuan)
2.000
1.500
1.200
2.000
1.500
2.000
2.000
1.000
2.500
2.500
5.000
1.000
500
750
1.000
1.200
500
750
1.000
750
500
2.000
500
500
Lama
Bermukim
(Tahun)
1
2
25
48
15
20
15
26
52
7
10
24
22
33
26
10
10
36
5
1
40
5
27
52
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 2
Data Penduduk Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan
No
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Nama
Heriansyah
Hamonangan Hasibuan
Burhanuddin
Hendra Sakti
Heri Siregar
Sugiyono
Leman
Sapar Hasibuan
Hasonangan Siregar
Susanto
Surady
Susilo
Saiful
Agus Supryadi
Saifullah
Wagimin
Djafaruddin
Yengki Gunaldi
Yusuf
Faisal
Suwandi
Suparno
Sutopo
Umur
(Tahun)
Agama
Pendidikan
24
39
52
45
23
61
56
61
29
60
40
48
40
35
59
60
46
55
50
27
36
59
58
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Pekerjaan
Jasa Angkutan
Perbengkelan
Pedagang
Pedagang
Buruh
Petani
Guru
Petani
Buruh
Petani
Pedagang
Pedagang
Petani
Pedagang
Pedagang
Petani
Pedagang
Pedagang
Petani
Pedagang
Buruh
Petani
Petani
Pendapatan
(Rp dalam ribuan)
600
750
1.000
1.00
80
750
1.500
750
800
500
1.000
1.000
750
1.000
1.000
750
750
500
750
1.500
800
500
500
Lama
Bermukim
(Tahun)
24
39
52
45
23
61
56
61
29
15
13
17
21
6
50
15
46
2
22
3
36
15
15
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
48 Zainuddin
25
Islam
Tidak Sekolah
Karyawan Perkebunan
800
25
Lampiran 2
Data Penduduk Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan
No
49
50
51
52
53
54
55
Nama
Moh. Usni
Zunaidi
Susanto
Nasiruddin
Wirowo
Mahmuddin
Suryadi
Umur
(Tahun)
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
28
44
42
35
43
40
27
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Petani
Pedagang
Buruh
Petani
Buruh
Petani
Pedagang
Pendapatan
(Rp dalam ribuan)
750
1.000
800
750
800
500
1.000
Lama
Bermukim
(Tahun)
28
30
25
12
15
13
11
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 3
Data Penduduk Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
Marlan
Uskam Nur
Panyahatan
Gatot Pebriandi
Masrianto
M. Pulungan
Hamonangan
Amran Siregar
Siholongan
Roni
Heri Irawan
Masliadi
Marahot Siregar
Kasman Siregar
Aripin Ritonga
Samsul Arifin
Daulat Pulungan
Imran Pulungan
Tamrin Pulungan
Zainal
Umur
(Tahun)
Agama
Pendidikan
25
27
61
32
31
53
45
43
33
26
28
28
45
46
31
35
55
51
53
30
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
PT
PT
PT
PT
PT
SMU
SMU
SMU
SMU
SMU
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SD
SD
SD
SD
SD
Pekerjaan
Guru
PNS
Pensiunan Kejaksaan
PNS
PNS
Petani
Pedagang
Pedagang
Petani
Jasa Angkutan
Buruh Tambang
Buruh Tambamg
Petani
Petani
Buruh Tambang
Buruh Tambang
Petani
Pedagang
Pedagang
Buruh
Pendapatan
(Rp dalam ribuan)
1.750
1.500
1.500
2.000
2.000
750
1.200
2.000
750
600
800
800
750
1.200
800
800
500
2.000
1.000
800
Lama
Bermukim
(Tahun)
5
15
61
32
31
10
5
5
10
26
1
3
45
46
2
5
1
51
53
2
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
21
22
23
24
25
Idris Batubara
Marwan
Banir Siregar
Luhut
Pandapotan
60
45
45
40
36
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah
Petani
Petani
Petani
Pedagang
Buruh Tambang
600
600
1.000
1.000
800
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
60
30
10
10
20
di 2
1122.25
49
306.25
306.25
306.25
1
1
1122.25
1122.25
1640.25
306.25
144
144
306.25
144
144
1225
600.25
841
16
2.25
2.25
81
225
441
81
81
81
841
144
225
484
400
600.25
361
361
16
169
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
39
3
40.5
3
32
8.5
Lampiran 4. Korelasi Rank Spearman Antara Pendidikan dengan Persepsi
No
Pendidikan
Rank Persepsi
Rank
di
Pendidikan (X)
Persepsi (Y)
40
3
40.5
2.86
21.5
19
41
3
40.5
2.93
27.5
13
42
3
40.5
3.21
39
1.5
43
3
40.5
3.36
55 -14.5
44
3
40.5
3.86
80 -39.5
45
3
40.5
3.71
77.5
-37
46
3
40.5
3.71
77.5
-37
47
3
40.5
3.71
77.5
-37
48
3
40.5
3.57
71.5
-31
49
2
24.5
2.93
27.5
-3
50
2
24.5
2.57
2.5
22
51
2
24.5
2.79
16
8.5
52
2
24.5
2.57
2.5
22
53
2
24.5
2.64
7.5
17
54
2
24.5
2.57
2.5
22
55
2
24.5
2.64
7.5
17
56
2
24.5
2.86
21.5
3
57
2
24.5
2.93
27.5
-3
58
2
24.5
2.86
21.5
3
59
2
24.5
2.71
12
12.5
60
2
24.5
3.36
55 -30.5
61
2
24.5
3.36
55 -30.5
62
2
24.5
3.07
34.5
-10
63
2
24.5
3.29
44.5
-20
64
2
24.5
3.29
44.5
-20
65
1
8.5
2.64
7.5
1
66
1
8.5
2.79
16
-7.5
67
1
8.5
2.71
12
-3.5
68
1
8.5
3.14
36 -27.5
69
1
8.5
2.64
7.5
1
70
1
8.5
2.64
7.5
1
71
1
8.5
2.57
2.5
6
72
1
8.5
2.71
12
-3.5
73
1
8.5
2.64
7.5
1
74
1
8.5
2.86
21.5
19
75
1
8.5
2.93
27.5
13
72.25
di 2
361
169
2.25
210.25
1560.25
1369
1369
1369
961
9
484
72.25
484
289
484
289
9
9
9
156.25
930.25
930.25
100
400
400
1
56.25
12.25
756.25
1
1
36
12.25
1
361
169
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
76
1
8.5
3.21
39
1.5
Lampiran 4. Korelasi Rank Spearman Antara Pendidikan dengan Persepsi
No
Pendidikan
Rank Persepsi
Rank
di
Pendidikan (X)
Persepsi (Y)
77
1
8.5
3.29
44.5
-36
78
1
8.5
3.57
71.5
-63
79
1
8.5
3.57
71.5
-63
80
1
8.5
3.57
71.5
-63
-51.5
2.25
di 2
1296
3969
3969
3969
42429.8
RS
= 0.5027
T hitung = 5.1356
T tabel
= 1.9910
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
di 2
676
1260.25
2401
2.25
1056.25
992.25
900
900
506.25
144
342.25
2970.25
2352.25
506.25
1444
1600
324
961
9
2652.25
1332.25
0
1260.25
1521
256
841
156.25
0.25
462.25
0.25
2209
650.25
289
2070.25
324
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
36
37
39
32.5
2.86
21.5
11
52
61.5
3.29
44.5
17
Lampiran 5. Korelasi Rank Spearman Antara Umur dengan Persepsi
No
Umur
Rank Persepsi
Rank
di
Umur (X)
Persepsi (Y)
38
45
49
2.93
27.5
21.5
39
23
2
3
32
-30
40
61
77.5
2.86
21.5
56
41
56
69
2.93
27.5
41.5
42
61
77.5
3.21
39
38.5
43
29
17
3.36
55
-38
44
28
15
3.86
80
-65
45
28
15
3.71
77.5 -62.5
46
45
49
3.71
77.5 -28.5
47
46
53
3.71
77.5 -24.5
48
31
20.5
3.57
71.5
-51
49
60
74
2.93
27.5
46.5
50
40
36.5
2.57
2.5
34
51
48
56.5
2.79
16
40.5
52
40
36.5
2.57
2.5
34
53
35
27
2.64
7.5
19.5
54
59
71.5
2.57
2.5
69
55
60
74
2.64
7.5
66.5
56
46
53
2.86
21.5
31.5
57
55
67.5
2.93
27.5
40
58
50
58
2.86
21.5
36.5
59
27
12
2.71
12
0
60
35
27
3.36
55
-28
61
55
67.5
3.36
55
12.5
62
51
59
3.07
34.5
24.5
63
53
65
3.29
44.5
20.5
64
30
18.5
3.29
44.5
-26
65
36
30
2.64
7.5
22.5
66
59
71.5
2.79
16
55.5
67
58
70
2.71
12
58
68
25
6
3.14
36
-30
69
28
15
2.64
7.5
7.5
70
44
46
2.64
7.5
38.5
71
42
41.5
2.57
2.5
39
72
35
27
2.71
12
15
121
289
di 2
462.25
900
3136
1722.25
1482.25
1444
4225
3906.25
812.25
600.25
2601
2162.25
1156
1640.25
1156
380.25
4761
4422.25
992.25
1600
1332.25
0
784
156.25
600.25
420.25
676
506.25
3080.25
3364
900
56.25
1482.25
1521
225
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
73
74
43
44
2.64
7.5
36.5
40
36.5
2.79
16
20.5
Lampiran 5. Korelasi Rank Spearman Antara Umur dengan Persepsi
No
Umur
Rank Persepsi
Rank
di
Umur (X)
Persepsi (Y)
75
27
12
2.79
16
-4
76
60
74
3.29
44.5
29.5
77
45
49
3.29
44.5
4.5
78
45
49
3.57
71.5 -22.5
79
40
36.5
3.57
71.5
-35
80
36
30
3.57
71.5 -41.5
-101.5
1332.25
420.25
di 2
16
870.25
20.25
506.25
1225
1722.25
94559.8
RS
= -0.1083
T hitung = -0.9622
T tabel
= 1.9910
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
di 2
1332.25
3481
36
225
441
961
1406.25
169
1225
196
1089
2209
702.25
600.25
0.25
2.25
625
132.25
1122.25
72.25
1089
1089
9
3364
5625
0.25
2704
1892.25
196
961
2450.25
306.25
42.25
3364
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
35
36
37
24
46.5
2.86
21.5
25
39
64
2.86
21.5
42.5
52
74
3.29
44.5
29.5
Lampiran 6. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Bermukim dengan Persepsi
No
Lama
Rank Lama Persepsi
Rank
di
Bermukim
Bermukim (X)
Persepsi (Y)
38
45
66.5
2.93
27.5
39
39
23
45
3
32
13
40
15
34
2.86
21.5
12.5
41
56
77
2.93
27.5
49.5
42
61
79.5
3.21
39
40.5
43
29
56
3.36
55
1
44
1
2.5
3.86
80 -77.5
45
3
9.5
3.71
77.5
-68
46
45
66.5
3.71
77.5
-11
47
46
68.5
3.71
77.5
-9
48
2
6.5
3.57
71.5
-65
49
15
34
2.93
27.5
6.5
50
13
28.5
2.57
2.5
26
51
17
39
2.79
16
23
52
21
42
2.57
2.5
39.5
53
6
17
2.64
7.5
9.5
54
50
71
2.57
2.5
68.5
55
15
34
2.64
7.5
26.5
56
46
68.5
2.86
21.5
47
57
2
6.5
2.93
27.5
-21
58
22
43.5
2.86
21.5
22
59
3
9.5
2.71
12
-2.5
60
5
13.5
3.36
55 -41.5
61
1
2.5
3.36
55 -52.5
62
51
72
3.07
34.5
37.5
63
53
76
3.29
44.5
31.5
64
2
6.5
3.29
44.5
-38
65
36
62.5
2.64
7.5
55
66
15
34
2.79
16
18
67
15
34
2.71
12
22
68
25
49
3.14
36
13
69
28
55
2.64
7.5
47.5
70
30
57.5
2.64
7.5
50
71
25
49
2.57
2.5
46.5
625
1806.25
870.25
di 2
1521
169
156.25
2450.25
1640.25
1
6006.25
4624
121
81
4225
42.25
676
529
1560.25
90.25
4692.25
702.25
2209
441
484
6.25
1722.25
2756.25
1406.25
992.25
1444
3025
324
484
169
2256.25
2500
2162.25
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
72
73
74
12
27
2.71
12
15
15
34
2.64
7.5
26.5
13
28.5
2.79
16
12.5
Lampiran 6. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Bermukim dengan Persepsi
No
Lama
Rank Lama Persepsi
Rank
di
Bermukim
Bermukim (X)
Persepsi (Y)
75
11
26
2.79
16
10
76
60
78
3.29
44.5
33.5
77
30
57.5
3.29
44.5
13
78
10
22
3.57
71.5 -49.5
79
10
22
3.57
71.5 -49.5
80
20
40.5
3.57
71.5
-31
-51.5
RS
T hitung
T tabel
225
702.25
156.25
di 2
100
1122.25
169
2450.25
2450.25
961
102426
= -0.2005
= -0.9316
= 1.9910
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
di 2
1156
1
20.25
324
90.25
2.25
2.25
121
1560.25
2162.25
625
56.25
16
90.25
156.25
156.25
812.25
676
20.25
110.25
20.25
2401
1806.25
462.25
2970.25
3540.25
56.25
1806.25
1024
812.25
2352.25
441
2970.25
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
34
35
36
37
500
6
2.79
16
-10
600
13.5
2.86
21.5
-8
750
23
2.86
21.5
1.5
1000
50
3.29
44.5
5.5
Lampiran 7. Korelasi Rank Spearman Antara Pendapatan dengan Persepsi
No Pendapatan
Rank Persepsi
Rank
di
Pendapatan (X)
Persepsi (Y)
38
1000
50
2.93
27.5
22.5
39
800
36.5
3
32
4.5
40
750
23
2.86
21.5
1.5
41
1500
64.5
2.93
27.5
37
42
750
23
3.21
39
-16
43
800
36.5
3.36
55 -18.5
44
800
36.5
3.86
80 -43.5
45
800
36.5
3.71
77.5
-41
46
750
23
3.71
77.5 -54.5
47
1200
59.5
3.71
77.5
-18
48
800
36.5
3.57
71.5
-35
49
500
6
2.93
27.5 -21.5
50
1000
50
2.57
2.5
47.5
51
1000
50
2.79
16
34
52
750
23
2.57
2.5
20.5
53
1000
50
2.64
7.5
42.5
54
1000
50
2.57
2.5
47.5
55
750
23
2.64
7.5
15.5
56
750
23
2.86
21.5
1.5
57
500
6
2.93
27.5 -21.5
58
750
23
2.86
21.5
1.5
59
1500
64.5
2.71
12
52.5
60
800
36.5
3.36
55 -18.5
61
500
6
3.36
55
-49
62
2000
73
3.07
34.5
38.5
63
1000
50
3.29
44.5
5.5
64
800
36.5
3.29
44.5
-8
65
800
36.5
2.64
7.5
29
66
500
6
2.79
16
-10
67
500
6
2.71
12
-6
68
800
36.5
3.14
36
0.5
69
750
23
2.64
7.5
15.5
70
1000
50
2.64
7.5
42.5
100
64
2.25
30.25
di 2
506.25
20.25
2.25
1369
256
342.25
1892.25
1681
2970.25
324
1225
462.25
2256.25
1156
420.25
1806.25
2256.25
240.25
2.25
462.25
2.25
2756.25
342.25
2401
1482.25
30.25
64
841
100
36
0.25
240.25
1806.25
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
71
72
73
74
800
36.5
2.57
2.5
34
750
23
2.71
12
11
800
36.5
2.64
7.5
29
500
6
2.79
16
-10
Lampiran 7. Korelasi Rank Spearman Antara Pendapatan dengan Persepsi
No Pendapatan
Rank Persepsi
Rank
di
Pendapatan(X)
Persepsi (Y)
75
1000
50
2.79
16
34
76
600
13.5
3.29
44.5
-31
77
600
13.5
3.29
44.5
-31
78
1000
50
3.57
71.5 -21.5
79
1000
50
3.57
71.5 -21.5
80
800
36.5
3.57
71.5
-35
-51.5
1156
121
841
100
di 2
1156
961
961
462.25
462.25
1225
66215.3
RS
= 0.2239
T hitung = 2.0289
T tabel
= 1.9910
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Lampiran 10. Peta Kondisi Penutupan Lahan di Dalam dan Sekitar Areal
Proyek dengan Citra
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009
Fachruddin Fahmy Siregar : Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang
Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan), 2009.
USU Repository 2009