Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 32

from 5,000-4.

,000 years BP in the Indo


Malaya region to Irian Jaya - Papua New
Guinea and Australia, whereas the austro
nesians began their journey from mainland
China to Southeast Asia from 6,000-4,000
years SP.

I ,

Archeological evidence suggests' that human


r~ces entering East Asia intermingled and
intermarried and inteibreeded, or subdued and
annihilated the australoid populations who
inhabited the Southeast Asian region The
australoids themselves now inhabit the
Australian mainland and Irian Jaya - Papua
New Guinea. As a result of this, the present
population of Southeast Asia consists of a
mixture of australoid and mongoloid races.
The morphology of crania and teeth of
populations who inhabit Southeast Asia
suggests that a local evolution occurred in this
region and ultimately produced its present
modem population. Indeed Southeast Asia,
especially the Indonesian region, is a melting
plot of human races with a diver~ity going
back as early as 2 millionyears BP.

REFERENCES CITED

Curtis G .H. (1971) Preliminary potassium


argon dating of early man in Java. Contr.
Univ. California Arch. Res. Facility, 12,
50.
von Koenigswald G.H.R. (1934). Zur
Stratigraphie des Javanischen Pleisto-can
De Ing. in Ned Indie, W,. 11, 185-201.

pology : Morphology and Paleoecoloy


(Ed: R. H.Tuttle ), Mouton, the Hague,
327-360.

Stadi nauoplaDkton pada Formali KaraDgsambuDg dan TotogaD


di daerah Luk Ulo, Kebumen, Jawa TeDgah
RUBIYANfO KAPID dan AGUS H. HARSOLUMAKSO

Sartono S. (1976) On the Javanese


Pleistocene hominids: A reappraisal. Con!
Union Intern. Sci. Prehist. Proptohist. IX
September 1976, Nice, France.
Sartono S. (1982) Characteristics and
chronology of early men in Java. Congr.
Intern. PaJeont Humaine. Nice, France 16
21 October 1982.
Sartono S. (1987) The long trek to the south.
Workshop on Economic Geology, Tec
tonics, Sedimentary Processes and
Environment of the Quaternary in
Southeast Asia, Dept Geol Chula
longkom Vniv., Bangkok Thailand.
S.
(1991)
Meganthropus
Sartono
paleojavanicus v. K: Its place in Human
Evolution. 4th Intern. Senckenberg Con!,
2-6 December 1991, Franfurt am Main,
Germany.
Sartono S. and Djubiantono T. (1982). Note
on paleomagnetic age of Homo
modjokertensis. REHPA meeting held in
Cisarua, Bogor (Indonesia), March 1982.
SemahF., Semah A.M ., Sartono S., Zaim Y.,
and Djubiantono T. (1982). L'age et
l'environment des Homo erectus de Java:
Nouveaux resultats paleomagnetiques et
palynologiques. L'Anthropologie, Ex-trait
Tome 85/86 No.3, 509 -516.

Jurusan Teknik Geologi FfM. Institut Tekoologi Bandung


Jalan Ganesa 10 BandlIng 40132, Tel. (022) 250 2197, Fax. (022) 250 2201
(Naskah diterima pada tanggal .2 April 1996)

Sari ;.. Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan, eli daerah Luk uto, Jawa Tengah, merupakan satuan
IIItUan batuan yans dianggap sebagai oHstostrom. Satuan-satuan batuan ini terletak eli alas satuait melange, yaitu
Kompleks Melange Luk uto yang berumur Kapur Akhir-Paleosen.

Penelitian terinci dari lintasan-lintasan terukur pada kedua satuan ini telah elilalrukan. Formasi Karangsambung
terdiri dari batulempung bersisik dengan lensa batugamping dan konsIomerat, dan Formasi Totogan berupa
breksi le1DpUD8 deupn ftagmen yang berapm. Kedua satuan batuan tenebut merupakan basil percampunm akibat
proses sedimentasi, yans juga menunjukkan gejala tergerus aJaoat pengarub deformasi.
Studi fosiI nanoplanktoo pada lintasan-Iintasan ini, yang untuk pertama kali dilakukan, menyimpulkan blhwa,
Formasi Karangsambung mempunyai kisaran umur dari Easen Tengah-Akhir (NP16-17) sampai Easen Akhir
(NP20-21) din Formasi Totogan dari Eosen Akhir-OHgosen (NP1S-20) hinaga Oligosen-Miosen Awal (NP23
NN2). J>enpn demikian ditafsirkan bahwa, bagian atas Formasi Karangsambung berubah secara lateral menjadi
Formasi Totogan.
Aku1ll1l1ai lIIDIlOplankton yang berumur Eosen Akhir selalu ditunjukan oIeh keJimpaban fauna yans abundan
denpa preIfIVIIi yans bait. Pada litologi yang bersifid breksi lempung mengandung nannoplankton yang
umumya Rllatiflebih muda yaitu Oligosen-Miosen Awal, dengan fiLm reIatif lebih sedikit dan preIfIVIIi aJkup
baiIe. KebIdirIn spesies laut dangkaI Braorudusphoera bigelow; (Gran &: Braarud) pada satuan lempung bersisik
Formasi Kanup"1bung memerlukan penelitian lebih lanjut.
Abltrad - Karangsambung and Totogan Formations in the Luk rno area of the Cen~ral Java are the rock units
wbic:b lWR considered as an olistostrome. These fonnations overlay the Luk Uto Melange Complex ofLate C~
taceous to Paleoceoe in age.

Detail sections a these two fOrmations. have been carried out. Karangsambung Formation consists of scaly clay
with Jimiestone and coogIomerate, whereas Totogan Formation composed by day breccia with the varying
blocb. Thae two formations display a sedimentary mixture and scaly &lures resulted fi'om deformation.
Nannoplankton study ftom the sections, which is fOr the first time descnbed in this area, revealed that the age a
the ICanmpambung Formation ranging ftom Middle-Late Eocene (NP 16-17) to Late Eocene (NP 20-21) and
Totogan Formation ranging ftom Late Eocene (NP IS-20) to Oligocene-Early Miocene (NP 23-NN 2). The upper
Karangsambuns Formation is interpreted to be laterally changed to Totogan Formation.
Late Eocene nannoplankton IIX1UDUlation shows an abundant fauna whicb are well preserved. Nannoplankton COIl
tad &om the clay breccia indicated a re1ativeHy younger in age with less abundant fauna being well preserved.
~ presence ofsballow marine species Braarudusphaera bigelow; (Gran &. Braarud) in the scaly clay of Karang
sambuna Formation needs father study.

PENDAHULUAN

Nishimura S., Thio K.H., Hehuwat F. (1980)


Fission track ages of the tuff of the
Pucangan and Kabuh formations, and the
tektite at . Sangiran Central Java. Physical
Geology Indonesian Island Arcs, 72-80.

Yokoyama, T., Hadiwisastra S., Hayashida


A, and Hantoro W. (1980) Preliminary
report on paleomagnetism of the Plio
Pleistocene series in Sangiran and Trinil
areas, Central Java Indonesia. PhySical
Geology Indonesian Island Arcs, 88-96.

Sartono S. (1975) Implication arising from


Pithecanthropus VIII In Paleoanthro

12

BULEl1NGEOLOGI. Vol. 26, No. I,1996

/'

Formasi K.irangsambung dan Fonnasi To


togan merupakan sedimen berumur paleogen
yang tersingkap di daerah Luk mo, Jawa
Tengah. Satuan-satuan batuan ini berada di
atas kelompok batuan bancuh yang dikenal
sebagai Kompleks Melange Luk Ulo (Asikin,
1974), berumur Kapur Akhir sampai Pa

BULE11N GEOLOGI, Vol.26, No. I, 1996

leosen Vinur kedua fonnasi ini secara mmon


telah diketahui (Dj~ 1973, Handoyo,
1980) walaupun kisaran wnur yang pSsti
masih memerlukan penelitian lebih lanjut
Studi ini di samping mempelajari kandnngan

fosil nannoplankton pada kedua fOnnasi ini


yang untuk pertama kali dilakukan, juga di
harapkan akan memberik:an batasan kisaran
umur secara lebih rinci.

13

Pada studi ini pengarnbilan contoh semi sis


tematik dilalrukan dari lintasan terukur pada
kese~ fonnasi (Gambar 1). Preparasi
contoh dilakukan dengan smear-slide method"
yaitu preparasi sederhana dan praktis dalam
analisa fosil nanno. Pengamatan dilakukan di
bawah minyak emersi yang dipergunakan

sebagai media pengantar. Kisaran umur diten


tukan dengan mengikuti biozonasi dari Mar
tini (1971). Penghitungan jumlah fosil nanno
dilakukan secara semi kuantitatif dengan
klasifikasi jumlah individu dilakukan sebagai
berikut ; A = abundant, .melimpah; apabila
dijumpai lebih dari 10 individu pada satu kali

2~

.'_==--===:::JI

Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian

14

BULETIN GEOLOGI, Vol.26, No.1, 1996

Pada studi ini pengambilan contoh semi sis


tematik dilakukan dari lintasan terukur pada
keseluruhan formasi (Gambar 1). Preparasi
contoh dilakukan dengan smear-slide method,
yaitu' preparasi sederhana dan praktis dalam
ana1isa fosil nanno. Pengamatan dilakukan di
bawah minyak emersi yang dipergunakan

sebagai media pengantar. Kisaran umur diten


tukan dengan mengikuti biozonasi dari Mar
tini (1971). Penghitungan jumlah fosil nanno
dilakukan secara semi kuantitatif dengan
klasifikasi jumlah individu di1akukan sebagai
berikut ~ A = abundant, melimpah~ apabila
dijumpai lebih dari 10 individu pada satu kali

pengamatan. C = common, cukup banyak~ kisaran umumya dicatat sebagai fosil rom
apabila dijumpai 1 sid 10 individu pada satu bakan (R = reworked).
kali pengamatan. F = few, sedikit, dijumpai 1
sid 2 individu pada 10 kali pengamatan. R =
rare, jarang,' dijumpai 1 individu pada 11 sid GEOLOGI DAERAH LUK ULO
100 kali pengamatan. B = barren, steril, tidak
dijumpai fossil nanno. Untuk setiap spesies Kompleks Melange Luk Ulo merupakan
fosil nanno yang hadir secara berlimpah di satuan batuan tertua di daerah ini (Gambar 2
tandai dengan notasi D (dominant), sedangkan -dan Gambar 3). Satuan ini telah didefinisikan
untuk fosil nanno yang dijumpai tidak pada oleh Asikin (1974) secara umum sebagaiper

0._
o

2ICm

.... .

_==::iI!'_=:::ll

........ . t.."l:.. .... .

lilli'

'

.:.: .... I<Dl' :':':':"


PETA GEOLOGI DAERAH LUK ULO

A1uvial

~
~

f : T~: 1

Fonnasi HaIang

t::~':::j

"Bn!ksi Kemangguan"

Formasi Penosogan
Fonnasi Waturanda

Formasi Totogan
(B.hlpmpu.s JatibGnsJ<u.)

Formasi Karangsambung

Diabas

KOMPLEKS LUK UW

~:::;;:::l

Batupasir

Batulempung &:Fragmen batuan

Sekis

f:+::~

Basalt &: Batugamping'-Rijang

[~:~)~]

Gabro&:BasaIt

III

Serpentinit

.&ikin n al., 1992)

Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian

/4

BULEl1N GEOLOGI, Vol.26, No.1, 1996

Gambar 2 Peta geologi daerah Luk Ulo, Jawa Tengah

BULEl1N GE()L()(;I, Vol. 26, No. 1, 1996

15

H OL OS EN

ALUVIAL

. ..

~~"""ro -.. . .......:;oo-.-~


.

'"

PLIOSEN

:-

Formasi
Halang

ATAS
.~.: .~. : .~. :

1-' ._.

Z
Pol

U)

TENGAH

Formasi
Penosogan

1-' ._. ._. ._. ._. .


v

:I

1-. ._. ._. ._. .-.


6

AWAL

A
A

6
A

6
0

A A
A

A A A A A A A A A ~ A A
A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A 6 A A A
A

A A A A A A A A A
A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A
A 6 A A A A A A 6 A A
6 A A A 4 A A 4 A A A A
A

OUGO
MIOSEN

Formasi
Waturanda
Fomwi
Totogan

FODlLlsi

EOSEN

PALEOSEN
KAPURATAS

Karanssambuns

Komplex Melange
LUKULO
(Modifikasi dari Asitin et at. 1992)

Gambar 3 Kolom stratigrafi daerah Luk DIo, Jawa Tengah


campuran tektonik dari batuan yang mem
punyai lingkungan berbeda, sebagai hasil dari
proses subduksi antara lempeng Indo-Austra
lia yang menunjam di bawah lempeng benua
Asia Tenggara, pada kala Kapur Akhir-Pa
loosen. Secara umum kompleks ini terdiri dari
kepingan batuan metamorf, batuan basa, ul
trabasa dan sedimen laut dalam yang tercam
pur didalam massadasar lempung hitam yang
tergerus.
Endapan Paleogen yang menutupi kompleks
ini, yang dikenal sebelumnya sebagai Eosen
dan Tufa Napall (Harloff, 1933~ Tjia, 1966),
telah didefinisikan kembali oleh Asikin (1974)
sebagai Formasi Karangsambung dan Formasi
16

----~___.!..MLI

Totogan berumur . Eosen Akhir dan Oligo


Miosen, yang merupakan olistostrom, yaitu
gejala percampuran yang merupakan proses
sedimentasi. Kedua formasi ini juga mem
punyai sifat yang tergerus. Keadaan per
lapisan yang tidak teratur, dan hadimya
bongkah asing (olistolit) yang beragam, ditaf
sirkan oleh penulis sebagai proses sedimentasi
pelongsoran akibat gaya berat, di bawah
permukaan air, pada suatu cektmgan y~
aktifsecaratektonik.
Satuan berikutnya adalah Formasi Waturanda,
berumur Miosen Awal, terdiri dari breksi vol
kanik dan batupasir. Formasi Penosogan yang
berubah secara berangsur dari satuan di
BULEl1N GEOLOGI, Vol.26. No.1, 1996

ALUVIAL

H OL OSEN

V:"'
.
--.~__
.. -~~
. ~~----------------~

~:"'~

Formasi

PLIOSEN

Halms

iA:..................:c::::.... .'
ATAS

CI)

TENGAH

::I

.:....

'"

............ .

.............. "v v

!-----......j

_. ._.._.._...

_.._. ._.._.._.
..... _.._.._.._.
v v
v

"

-/~,.......------l

Formasi
PeD080pIl

D_L.-!

6 6 6 6 6 6 4 4 46&
4 6 4 644 6 6 4 6
6 4 4 4 6 4 4 4 644
644 4 4 4 4 4 664
4 4 A 6 6 4 6 6 4 6 4 4

AWAL

6 6 6 6 4 6 Z 4 A A 4
444 4 4 4 4 444 6

446 644 6 6 6 6 6 4
6 6 6 444 6 446 6

A A A 6 4
V
V
V

OUGO
MIOSEN

Formasi
Waturanda

A A
V

Formasi
Totopn

Formasi
EOSEN

PALEOSEN

Karangsambuns

Komplex Me1mse
LUKULO

KAPUKATAS

Gambar 3 Kolom stratigrafi daerah Luk Ulo, Jawa Tengah


carnpuran tektonik dari batuan yang mem
punyai lingkungan berbeda, sebagai hasil dari
proses subduksi antara lempeng Indo-Austra
lia yang menunjam di bawah lempeng benua
Asia Tenggara, pada kala Kapur Akhir-Pa
leosen. Secara wnwn kompleks ini terdiri dari
kepingan batuan metamorf, batuan basa, ul
trabasa dan sedimen laut dalam yang tercam
pur didalam massadasar lempung hitam yang
tergerus.
Endapan Paleogen yang menutupi kompleks
ini, yang dikenal sebelumnya sebagai Eosen
dan Tufa Napail (Harloff, 1933; Tjia, 1966),
telah didefinisikan kembali oleh Asikin (1974)
sebagai Formasi Karangsambung dan Formasi

J6

Totogan berumur Eosen Akhir dan Oligo


Miose~ yang merupakan olistostrom, yaitu
gejala percampuran yang merupakan proses
sedimentasi. Kedua formasi ini juga mem
punyai sifat yang tergerus. Keadaan per
lapisan yang tidak teratur, darJ. hadirnya
bongkah asing (olistolit) yang beragam, ditaf
sirkan oleh penulis sebagai proses sedimentasi
pelongsoran akibat gaya berat, di bawah
permukaan air, pada suatu cekungan y~
aktif secara tektonik.
Satuan berikutnya adalah Formasi Waturanda,
berumur Miosen Awal, terdiri dari breksi vol
kanik dan batupasir. Formasi Penosogan yang
berubah secara berangsur dari satuan di

BULEllN GEOLOGI, Vol.26. No. I. 1996

bawahnya, terdiri dari batupasir gamping~


napal-tufaan berumur Miosen Tengah. Be
berapa horison breksi volkanik dan lava basal-'
tik (Kemangguan)mengawali satuan yang ter-
diri dari perselingan batupasir dan napal yang
berwnur Pliose~ yang secara regional dapat
disetarakan dengan Formasi HaIang (Asikin eI

al., 1992).
Dua arab struktur utama mendominasi daerah
Luk Ulo. Struktur berarah ENE-WSW teru
tama terdapat pada batuan-batuan berumur
Pratersier. Struktur berarah E- W yang meli
batkan batuan Tersier berupa lipatan dengan
maksimum perlipatan pada poros di mana
batuan berumur Pratersier tersingkap. Tekto
nik terakhir pada Plio-Pleistosen yang diang
gap mempengaruhi struktur di daerah ini juga
menghasilkan struktur yang berarah N-S.

FORMASI KARANGSAMBUNG DAN TOTOGAN

Secara wnum, Formasi Karangsambung dan


Totogatt didominasi oleh litologi batulem
pung, yang tersingkap sebagai poros antiklin
di bagian selatan dan betbatasan dengan
Kompleks Melange Luk Ulo di bagian utara.
Beberapa ciri yang beragam terdapat pada
keduanya dari sifat lempungnya yang berlapis
~ berlapis tak teratur, hingga yang tergerus
(sheared) kuat Sifat kandungan fragmennya
juga beragam, dapat terdiri dari batulempung,
batupasir, batugamping kristalin atau berfosil,
konglomerat atau breksi, dan batuan volkanik.

Dari basil pengamatan secara menyeluruh ter


hadap sifat litologi, sifat struktur dan kontrol
umur untuk keseluruhan formasi-formasi ini,
terdapat beberapa kesulitan untuk memperte
gas batas kedua formasi ini. Namun demikian,
didasarkan pada sifat litologinya dapat
disimpulbn adanya perubahan lateral dari
Formasi Karangsambungyang berumur Eosen
Tengah-Akhir (NP16-17) sampai Eosen
Akhii (NP20-21) dan Fonnasi Totogan yang
berumur Eosen Akhir-Oligosen (NP1S-20)

BULE11N GEOLOOI, Vol.26, No. I, J996

hingga Oligosen-Miosen Awal (NP23-NN2).


Di samping itu, dengan pertimbangan keadaan
struktur yang ada, sangat sulit untuk dapat
dibuat log stratigrafi secara sistematik.
Hubungan kedua formasi ini dan posisinya
terhadap Kompleks Melange yang men
dasarinya dapat diringkaskan dalam hagan
tektono-stratigrafi pada Gambar 4. Bagan ini
secara deskriptif juga menunjukkan distribusi
litologi yang relatifberbeda dari utara ke sela
tan (Harsolumakso et al., 1995).
Formasi Karangsambung
Singkapan-singkapan yang baik di bagian sela
tan dijumpai terutama di sekitar K. Welaran,
dan di bagian tengah di sekitar Desa Karang
sambung, K. Jebug, dan Desa Kemendung.
Secara umum litologinya terdiri dari batulem
pung gampingan hingga napal, berwarna abu
abu gelap kebijauan. KonIc:resi batulempung
dengan oksida besi sering dijumpai dan sifat
lempungnya pada umumnya bersisik (scaly).
Setempat ditemukan sisipan batulanau dan
batupasir gampingan yang berlapis buruk,
memperlihatkan struktur mirip basil peleng
seran (slump structure) atau struktur aliran
(flowage structure) dan perlapisan yang tak
meneros (disrupted bedding). Beberapa di an
tarilnya dijumpai struktur perlapisan ber
susun dan laminasi sejajar. Sifat perlapisan
juga ditunjukkan oleh laminasi serpih di antara
sifat lempung yang bersisik. Pada beberapa
lapisan yang tak teratur atau pada bidang
penyerpihan dijwnpai batugamping foram
yang terdiri dari Nummulites dan Discocyc/ina
yang
mempunyai
struktur
imbrikasi.
Konglomerat potimik seringkali dijumpai se
bagai bongkah lepas disekitar bafugamping,
akan tetapi kedudukan yang pasti didalam.
lempung tidak pernah teramati.
Hasil pengamatan di sepanjang lintasan-lin
tasan di bagian selatan (lihat Gambar 5 dan 6),
menunjukkan bahwa perubahan vertikal dari
satuan batulempung ke breksi lempung
(Formasi Totogan). ditandai dengan hadimya

17

':

MIOSEN BAWAH
OUGO-MIOSEN
/'

OLIGOSEN

EOSEN

KOMPLEKS MELANGE
PALEOSEN

LUKULO
(HPrsolumakso d. III, 1995)

KAPURATAS

Gambar 4 Bagan tektono-stratigrafi daerah Luk Ulo

Batugamping Nummulites

memberikan kesan seolah-olah batuan ini


merupakan fragmen yang berukuran beragam
di dalam batulempung. Hasi 1 pengarnatan
terinei di lokasi K. Welaran, di Desa Kalisana,
menunjukkan bahwa batugamping ini berupa
lensa di dalam batulempung (Gambar 7). Ke
beradaannya berupa perselingan dengan
batulempung pasiran dan napal, dengan kete
balan antara 20 dan 40 em. Perlapisannya
buruk, setempat dijumpai sisipan konglo
merat polimik di bagian alasnya yang berupa
Ientile seperti basil suatu alur (channel).
Foram besar ini mempunyai ukuran mili
metrik hingga sentimetrik ( 2 em). Di lokasi
dekat Kampus (L.A.G. Karangsambung),
batugamping ini teramati berhubungan Iang
sung diatas konglomerat, pada satu singkapan
yang terbatas.

Hadimya batugamping Nummulites di be


berapa lokasi seperti di lembah K. Weiman.
Desa Karanglo dan Karangsambung, yang
berupa singkapan bongkah Iepas tak teratur

Dengan ditemukannya foram besar, Nummu


liles cf. pengaronensis, Nummulites jogja
kartae, Discocyclina cf. omphala, Disco
eyclina s p. menunjukkan bahwa batugamping

fragmen-fragmen batulempung, batupasir dan


batugamping berukuran kerikil hingga kerakal
di dalam massadasar batulempung. Batas yang
tegas tidak pernah teramati. Perubahan yang
berangsur ini tidak selalu menunjukkan perbe
daan umur, seperti yang disimpulkan sebe
lumnya. Perubahan dari batulempung bersisik
(KT-IO) ke arab utara me~adi breksi, dengan
fragmenbatulempung dan batupasir (KT-ll),
dan ke arab sel~ diawali dengan sisipan
sisipan batupasir, dan kemudian menjadi
breksi lempung. Singkapan batulempung
(Eosen Akhir) bersisik seolah menjadi bagian
dari poros antiIdin, walaupun kemungkinan
karena pengaruh struktur sesar yang kenya
taannya sulit diamati dengan baik.

18

BULETIN GEOLOGI, Vol.26, No. I, 1996

ini berumur Eosen Akhir (zona Tb) menurut


klasifikasi Adams (1970).
MIOSEN BAWAH

Konglomerat

OUGO-MIOSEN

OUGOSEN

EOSEN

KOMPLEKS MELANGE
LUKULO

PALEOSEN
(HPrsoIumttkso

n. /II, 1995)

KAPURATAS

Gambar 4 Bagan tektono-stratigrafi daerah Luk Ulo


fragmen-fragmen batulempung, batupasirdan
batugamping herukuran kerikil bingga kerakal
didalam massadasar batulempung. Batas yang
tegas tidak pernah teramati. Perubahan yang
berangsur ini tidak selalu menunjukkao perbe
daan wnur, seperti yang disimpulkan sebe
lumnya. Perubahan dari batulempung bersisik
(KT-I0) ke arah utara menjadi breksi, dengan
fragmen batulempWlg dan batupasir (KT-11 ),
dan ke arah selatan. diawali dengan sisipan
sisipan batupasir, dan kemudian menjadi
breksi lempung. Singkapan batulempung
(Eosen Akhir) hersisik seolah menjadi bagian
dari poros antiklin, walaupun kemungkinan
karena pengaruh struktur sesar yang kenya
taannya sulit diamati dengan bai.k.

Batugamping Nummulites
Hadimya batugamping Nummulites di he
herapa lokasi seperti di lembah K. Welaran,
Desa Karanglo dan Karangsambung, yang
berupa singkapan bongkah lepas tak teratur

18

memberikan kesan seolah-olah batuan ini


merupakan fragmen yang berukuran beragam
di dalam batulempung. Hasil pengamatan
terinci di lokasi K. Welaran, di Desa Kalisana,
menunjukkan bahwa batugamping ini berupa
lensa di dalam batulempWlg (Gambar 7). Ke
heradaannya berupa perselingan dengan
batulempWlg pasiran dan napal, dengan kete
balao antara 20 dan 40 em. Perlapisannya
buruk, setempat dijumpai sisipan konglo
merat polimik di bagian alasnya yang berupa
Ientile seperti basil suatu alur (channel).
F oram hesar ini mempunyai ukuran mili
metrik hingga sentimetrik ( 2 cm)._Di lokasi
dekat Kampus (L.A.G. Karangsambung),
batugamping ini teramati berhubungan lang
SWlg diatas konglomerat, pada satu singkapan
yang terbatas.
Dengan ditemukannya foram besar, Nummu

lites cf. pengaronensis, Nummulites jogja


leartae, Discocyclina cf. omphala, Disco
eye/ina s p. menunjukkan bahwa batugamping

BULEllN GEOLOGJ, Vol.26, No. I. 1996

Litologi. umumnya terdiri dari konglomerat


polimik dengan massadasar batupasir, dan
perselingan batupasir dan serpih. Salah satu
singkapan yang paling menonjol dan lengkap
adaIah di Bukit Pesanggrahan. di tepi S. Luk
Ulo. Bagian bawah dari singkapan ini diawaH
dengan lapisan konglomerat berukuran kerikil,
berubah berangsm menjadi batupasir sangat
kasar, dan diikuti dengan perselingan batu
pasir, lanau dan serpib. Ke arab atas mulai di
dominasi oleh konglomerat, dan berulang
kembali menjadi sekuen perselingan batupasir
dan serpih. Konglomerat dengan ftagmen yang
membulat baik, terdiri dari rijang, kuarsa, dan
mineral silika yang lain, basalt, sekis, mem
punyai ketebalan sampai 3 m. Setempat di
jumpai ftagmen kayu terkersikkan . dan
batubara. Pada bagian dasar menWljukkan
batas erosi, dan pada heberapa lapisan
dijumpai struktur perlapisan bersusun. Pada
batupasir yang mempunyai ketebalan 15-40
~ dijumpai struktur laminasi sejajar.
perlapisan bersilang planar,
gelembur
gelombang, sole mark dan acak binatang.
Serpih,
wnumnya
tidak
gampingan,
mengandung bercak: karbon dan banyak
dijumpai bioturbasi.
Kedudukan konglomerat di dalam batulem
pong masm menjadi masalab Hubungan lang.
sung dengan batuan lain tidak pemah teramati
dengan jelas. Pada singkapan bongkah lepas,
seringka1i
dijumpai
bersama
dengan
batugamping foram Batuan ini sendiri dijmn
pai sebagai ftagmen, bersama fragmen batuan
yang lain di dalam batulempung (KT-7, Tle
pok).

Formui TotogaD
Di bagian selatan, perubaban dari satuan
batulemptmg menjadi satuan breksi lempung

BULEllN GEOLOO/, VoI.26, No. I, 1996

ditandai dengan banyaknya kandWlgan flag


men di dalarn lempung. Satuan ini terdiri dari
batulempung abu-abu, bersisik (scaly) dengan
fragmen beragam berukuran sampai bongkah,
terdiri
dari
batulempung,
batupasir,
batugamping, konglomerat dan batuan heku
basaltik. Fragmen batuan berukuran cukup
hesar umumnya terdiri dari batugamping,
konglomerat (penampang Kali Sana dan Tle
pok, Gambar 5) dan basal. Pada penam~
Bujil (Gambar 5), terdapatnya breksi dengan
komponen utama batuan basaltik, seringkali
diikuti dengan hadirnya tubuh batuan beku
basaltis yang cukup hesar. Singkapan ini di
jumpai di lokasi-lokasi sekitar desa Tlepok,
Watulawang, Jatibungkus, Kemendung dan
Watutumpang. Singkapan yang menyolok
adalah G. Bujil dan bukit di sebelah timurlaut
nya. Dari pengamatan sepanjang penampang,
tubuh batuan basaltik yang menWljukkan
tekstur diabasik ini kedudukannya seolah
konkordan terhadap batulempWlg diseki
tanya. M asib menjadi pertanyaan apakah
batuan ini masih menjadi kesatuan didalam
satuan breksi lempung (lihat Batuan vol

leanik).
Hasil determinasi mikrofosil pada satuan ini
menghasilkan umur Eosen Tengab sampai
Akhir (BJ.l, B1-3, Bujil). Oligo-Miosen
(contoh 10k. B1-2I, Bujil). Pada penampang
Kalisana, masih pada sifat litologi yang sarna
yaitu breksi lempung, dijumpai umur Eosen
Akhir - Oligosen A wal pada posisi stratigrafi
yang relatif di bagian atas (KS-I8). Pada lin
tasan Tlepok hampir keseluruhan satuan
menghasiIkan umur Oligosen Tengah sampai
Akhir. (KT-7, KT-8, KT-9 dan KT-11).
Pada penampang Klipoh-Kalikarang (KK
KKR, Gambar 7), hubwtgaI1 antara
batugamping JatibWlgkus dan breksi lempung
dapat diamati dengan jelas. Batas tegas antara
tubuh batugamping dan satuan ini diawa1i
dengan breksi lempung yang tergerus dengan
fragmen
batulempWlg,
batupasir
dan
batugamping, berangsur ke arab atas dengan

19

dominasi fragmen batugamping dan pada


batasnya ditandai dengan batulempung yang
tergerus lruat. Perlapisan pada breksi lempung
tidak tampak, akan tetapi dari orientasi buti
ran dan sifat batas perbedaan kandungan;
fragmennya masih tampak bahwa kedudukan
nya rnasih mengikuti arah struktur umum
yaitu barat-timur.

Kadang-kadang perla pi san ini mengikuti arab

umum bidang gerusan (sheared zone). Hasil

determinasi fosil menghasilkan umur Oligo

Miosen.

Bagian tengah umumnya/ didominasi oleh


. breksi yang terutama dengan fragmen batuan
heku basal. Di heberapa tempat, batuan basalt
ini dijumpai sebagai tubuh batuan yang cukup
besar, dan seringkali memperlihatkan struktur
Batugamping Jatibungkus
bantal. Dari pengamatan sepanjang ketiga
Batugamping terumbu Jatibungkus ini telah Iintasan ini, terbukti bahwa tubuh batuan
dideskripsi dengan terinci oleh Sunarti (1973, basal ini tidak meneros, walaupun posisinya
/ihatjuga Geotelrnologi - LIPI, 1991, Geology seolah terletak pada satu horison yang sarna.

of Luk

Wo,

Field Trip Guide Book).


Batugamping ini terdiri dari batugamping ' Pada bagian atas, terdapat perubahan yang
terumbu, batugamping foram, batugamping ..berangsur dengan makin seringnya dijurnpai
klastik, batugamping talus dengan fiagmen sisipan hatupasir tufaan yang berlapis baik.
konglomeratail, kuarsa, rijang dan fiagmen Bagian ini menlDljukkan umur Miosen A wal
batuan, yang berumur Eosen Awal-Tengah (KP-24, KP-26, K. Paladipa)
(Sunarti, 1973).

Batuan volkanik (Diabas dan Basat)


Singkapan Formasi Totogan di bagian utara
(Gambar 8), yang merupakan lokasi tipe dari Batuan heku basaltik umum dijumpai sebagai
fonnasi ini (Desa Totogan), menlDljukkan breksi pada satuan breksi lempung. Di sebelah
perbedaan jenis litologi yang menyolok barat hatas penyebaran breksi dengan kom
ponen batuan basaltik dan hubungannya den
dibandingkan dengan yang ada di bagian sela
tan. Hampir keseluruhan singkapan meru- gan tubuh batuan diabas di sekitar Desa
pakan breksi lempung dengan fragmen yang Dakah dan G. Parang, yang selama ini diang
berulamm ~ terdiri dari batulempung, gap sebagai intrusi, sulit diamati dengan baik.
batuan heku basalt, batugamping dan batu
Pengamatan di lereng selatan Gunung Parang
pasir.
tepatnya pada galian tambang rakyat di Kali
Jebug juga memperlihatkan gejala kontak
Bagian yaqg dapat dianggap sebagai bagian sesar. Di lokasi ini dijumpai juga sekelompok .
bawah., yaitu di K. Muncar (KM- 1, di sebelah tubuh lava bantal berada dalam massadasar
utara lintasan KG, Gambar 8), dekat kontak lempung yang tergerus dengan kuat dengan
dengan Kompleks Melange, terdiri dari breksi struktur khas hersisik. Singkapan hatulem
lempung dengan ragmen berukuran kerikil pung disekitar lokasi ini menlDljukkan wnur
hingga bongkah. terutama terdiri dari Eosen Akhir (Lokasi JB-1-2 pada Gambar 1)
batulemplDlg dan basal. Massadasamya
bersifat bersisik, terdiri dari lempung abu-abu
kehijauan, violet dan abu-abu kecoklatan. STUDI NANOPLANKTON
Singkapan ini menunjukkan umur Eo
Oligosen. Tidak jauh dari lokasi ini, yaitu di Sepuluh buah lintasan pengamatan terukur

Kaligesing (KG-1), perlapisan tampak jelas, telah dilakukan untuk: mendeskripsi satuan

walaupun kurang baile, yang ditlDljukkan oleh satuan .ini dan studi fosil nanoplanlcton. Di

perbedaan wama dan orientasi batas lapisan. bagian selatan adaIah Iintasan Bujil (BJ),

20

BULEnN GEOLOGI, Vol.26, No.1, 1996

dominasi fragmen batugarnping dan pada


batasnya ditandai dengan batulempung yang
tergerus kuat. Perlapisan pada breksi lempung
tidak tampak, akan tetapi dari orientasi buti
ran dan sifat batas perbedaan kandungan
fragmennya masih tampak bahwa kedudukan
nya masih mengikuti arah struktur umum
yaitu barat-timur.

. Batugamping Jatibungkus
Batugamping terumbu Jatibungkus ini telah
dideskripsi dengan terinci oleh Sunarti (1973,
lihat juga Geoteknologi - LIPI, 1991, Geology

Kadang-kadang perlapisan ini mengikuti arab


umum bidang gerusan (sheared zone). Hasil
determinasi fosil menghasilkan umur Oligo
Miosen.
Bagian tengah umumnya didominasi oleh
.breksi yang terutama dengan fragmen batuan
beku basal. Di beberapa tempat, batuan basalt
ini dijumpai sebagai tubuh batuan yang cukup
besar, dan seringkali memperlihatkan struktur
bantal. Dari pengamatan sepanjang ketiga
lintasan ini, terbukti bahwa tubuh batuan
basal ini tidak menerus, walaupun posisinya
seolah terletak pada satu horison yang sarna.

of Luk Ulo,

Field Trip Guide Book).


Batugamping ini terdiri dari batugamping Pada bagian atas, terdapat perubahan yang
terumbu, batugamping foram, batugamping . berangsur dengan makin seringnya dijumpai
klastik. batugarnping talus dengan fragmen sisipan batupasir tufaan yang berlapis baik..
konglomeratan, Iruarsa. rijang dan fragmen Bagian ini menunjukkan umur Miosen Awal
batuan, yang berumur Eosen Awal-Tengah (KP-24, KP-26, K. Paladipa)
(Sunarti, 1973).

Batuan volkanik (Diabas dan Basat)


Singkapan F ormasi T otogan di bagian utara
(Gambar 8), yang merupakan lokasi tipe dari Batuan beku basaltik umum dijumpai sebagai
formasi ini (Desa Totogan), memmjukkan breksi pada satuan breksi lempung. Di sebelah
perbedaan jenis litologi yang menyolok barat batas penyebaran breksi dengan kom
dibandingkan dengan yang ada di bagian sela ponen batuan basaltik dan hubungannya den
tan. Hampir keseluruhan singkapan meru- gan tubuh batuan diabas di sekitar Desa
pakan breksi lempung dengan fragmen yang Dakah dan G. Parang, yang selama ini diang
berukuran beragam, terdiri dari batulempung, gap sebagai intrusi, sol it diamati dengan baik.
batuan beku basalt, batugarnping dan batu Pengamatan di lereng selatan Gunung Parang
tepatnya pada galian tambang rakyat di Kali
paslr.
Jebug juga memperlihatkan gejala kontak
Bagian yaqg dapat dianggap sebagai bagian sesar. Di lokasi ini dijumpai juga sekelompok
bawah, yaitu di K. Muncar (KM-l, di sebelah tubuh lava bantal berada dalam massadasar
utara hntasan KG, Gambar 8), dekat kontak lempung yang tergerus dengan kuat dengan
dengan Kompleks Melange, terdiri dari breksi struktur khas bersisik. Singkapan batulem
lempung dengan ftagmen berukuran kerikil pung disekitar lokasi ini menunjukkan ~ur
hingga bongkah, terutama terdiri dari Eosen Akhir (Lokasi JB-1-2 pada Gambar 1)
batulempung dan basal. Massadasamya
bersifat bersisik, terdiri dari lempung abu-abu
kehij~ violet dan abu-abu kecoklatan.
STUDI ' NANOPLANKTON
Singkapan ini menunjukkan umur ' Eo
Oligosen. Tidak jauh dari lokasi ini, yaitu di Sepuluh buah lintasan pengarnatan terukur
Kaligesing (KG-l), perlapisan tampak jelas, telah dilakukan untuk mendeskripsi satuan
walaupun k.urang baik, yang ditunjukkan oleh satuan ini dan studi fosil nanoplankton. Di
perbedaan wama dan orientasi batas lapisan. bagian selatan adalah lintasan BujiJ (B1),

10

BULEl1N GEOLOGl, Vol.16, No. 1, 1996

Kalisana (KS) dan Tlepok (KT) (Gambar 5),


lintasan Kalipucung (KP), Klipoh (KK) dan
KalilWang (KKR) (Gambar 6) serta lintasan
tambahan Kali Welaran (LKW) (Gambar 7).
Di bagian utara adalah lintasan K. Paladipa
(KP), K. Kayen (KY) dan Kaligesing (KG)
(Gambar8).

Discoaster saipanensis dan Discoaster tanii


ornatus menunjukkan umur Eosen Akhir

Penelitian juga dilakukan pada 3 (tiga) buah


sampel yang berasal dari pemboran yang
dilakukan di sekitar lembah antiklin di daerah
Langse, K. Welaran, dan di sekitar kontak
dengan tubuh batuan beku diabas (JB). Secara
umum kandungan fosH nanno dari sampel
yang dianalisis sangat bervariasi, dari yang
steril, sedikit, bingga ada yang mengandung
fosH nanno dalam jumlah yang melimpah
( abundant).

Lintasan Kali Tlepok (KT)

Lintaun di bagian selatan

dari breksi

Litologi pada lintasan ini umumnya adalah


breksi lempung dari F ~rmasi T otogan
(Harsolumakso, et al., 1995).

Secara keseluruhan sampel-sampel pada lin


tasan ini menunjukkan umur Oligosen Akhir
di mana terjadi percampuran dengan fauna
Eosen pada sampel KT-7d dan KT-8a (Tabel
3). Bentuk fosil nanno 'placolith' sangat
umum dijumpai, sedangkan sebagian sampel
lainnya tidak mengandung fosH nanno.
Litologi yang dijumpai pada lintasan ini terdiri
lempung dengan lensa-Iensa
batugamping, seperti ditunjukkan pada
lintasan Kalikarang (KK dan KKR).

Lintasan Bujil (BJ)


Pada bagian bawah lintasan, litologinya terdiri
dari lempung abu-abu kehitaman, dijumpai
fosilnanno Discoaster barbadiensis dan Dis
coaster saipanensis dalam jumlah cukup
banyak, yang menunjukkan umur Eosen
Akhir. Nannoplankton yang dijumpai umum
nya mempunyai preservasi yang cukup baik
(Tabel.l). Di bagianatas lintasan, pada breksi
lempung (BJ.21), dijumpai kandungan nanno
plankton sangat melimpah dengan preservasi
baik, di antaranya Sphenolithus moriformis
yang
sangat
dominan,
Sphenolithus

pseudoradians dan Discoaster tanti nodifer.


Kandungan ini, disertai absennya Discoaster
saipanensis, menunjukkan umur Oligosen.
Lintasan Kalisanci (KS)

Oligosen. .

Sampel-sampel pada lintasan ini umumnya


steril akan fosilnanno, kecuali 2 buah sampeJ
(KS-15a dan KS.18, Tabel 2) yang mengan
dung fosil nanno dalam jumlah cukup banyak
hingga melimpah dengan preservasi cukup
baik. Kehadiran Discoaster barbadiensis,

BULEl1N GEOLOGI, Vol.16, No. 1, 1996

Lintasan Kali Pucung (PC)


Sebagian besar sampel pada lintasan ini tidak
mengandung fosilnanno, kecuali pada PC-7a,
pc- J2a dan PC- J 2b. Kandungan fosil
nannonya menunjukkan umur Oligosen
Akhir-Miosen Awal, Zona NP.24 s.d. NN.2
(Tabel 4). Litologi yang dijumpai pada
lintasan ini umumnya terdiri dari breksi
lempung Formasi Totogan (Harsolumakso et

al.,1995).
Lintasan Kalikarang (KK)
Litologi yang dijumpai umumnya terdiri dari
lempung abu-abu kehitaman dengan sisipan
pasir balus dan lensa-Iensa batugamping.
Hasil analisis nannoplankton pada batu
lempung terpilih pada lintasan ini menun
jukkan umur EosenTengah, zona NP.16
NP.17 hingga NP.17-NP.20 (TabeI.5). Fosil
nanno 'pJacolith' seperti Coccolithus dan
Dictyococcites
masih
tetap
dominan,
sedangkan Discoaster saipanensis sebagai

21

marker untuk Eosen Akhir selalu hadir pada


hampir semua sarnpel yang dianalisis.

Lintasan di bagian Ut8ra

. Lintasan ini terdiri dari 3 (tiga) lintasanutama


yaitu KP, KY dan KG. Lintasan KG
dilanjutkan terus ke utara dengan notasi sam
Merupakan lintasan terpendek yang sejajar pel KM (Kali Muncar).
dengan lintasan KK. Lintasan ini' dilakukan
untuk mempeJjelas hubungan antara lensa Lintasan Kali Paladipa (KP)
batugamping Jatibungkus dan breksi lempung
di bagian atasnya. Analisis nannoplankton Pada lintasan KP, dari utara ke selatan,
pada breksi lempung (Tabel 6) menunjukkan umumnyajarangdijumpai fosil nanno. Empat
umur Eo-Oligosen (NP.18-NP.22) dan sampel yang mengandung fosil nanno, yaitu
Oligosen NP.23 dan NP.21-NP.25. Pada KP, 26c, KP. 26b, KP-24b dan KP-24a,
sarnpel tersebut terdapat percampuran fosil menunjukkan umur Oligosen Akhir - Miosen
Eosen yang khas seperti Discoaster Awal, dalam zona NP-24 s.d. NN.5 (Zonasi
barbadiensis dan Discoaster saipanensis.
Martini, 1971 ). Zona Int ditentukan
berdasarkan
kehadiran
Cyclicargolithus
Lin/asan Kali Welaran (LKW)
abisectus dan Discoaster druggii yang khas
untuk kisaran umur tersebut di atas (Tabel 9).
Lintasan ini dilakukan secara detail di Kali Secara litologi, lintasan ini , didominasi oleh
Welaran antara lintasan KS dan 81. Litologi breksi lempung yang termasuk. dalam Formasi
yang dijumpai berupa batulempung bersisik Totogan (Harsolumakso et al., 1995).
yang kandungan fosil nannonya menunjukkan
umur Eo-Oligosen (Tabel 7). Dijumpainya Lintasan Kali Kayen (KY)
Pemma basquensis dan Micrantolithus sp,
yang khas untuk Eosen Tengab (perch-Niel Kandungan fosilnanno pada lintasan ini lebih
sen, 1985) menunjukkan adanya percampuran bervariasi dalam jumlah yang banyak dan
fauna untuk sampel-sampel LKW-IK, LKW preservasi yang cukup baik (Tabel 10). lenis
2c dan LKW-2d. Kehadiran Braarudosphaera jenis 'sphenolith' maupun 'placolith' sangat
bigelowi menunjukkan lingkungan laut dangkal umum dijumpai pada sarnpel yang dianalisis.
(Takanaya, 1972). Hal ini perlu diteliti lebih Secara umum, sarnpel-sampel pada lintasan
lanjut, apakah kehadiran spesies-spesies ter ini menunjukkan umur Oligosen dengan
sebut diakibatkan oleh adanya reworking atau dijumpainya Discoaster tan ii, Cyc/icargo
memang insitu.
Iithus floridanus, Sphenolithus disten/us dan
Sphenolithus predistentus. Tidak dijumpainya
Sampel dari pemboran
Discoaster barbadiensis maupun Discoaster
saipanensis, pada satuan ini menunjukkan
Pemboran dilakukan di Desa Langse, di tepi umur Oligosen.
Kali WeIaran. Dari tiga buah sampel
batulempung abu-abu kehitaman, yang Pada bagian atas lintasan (ke arah selatan)
diambil dari kedalaman 37,0 m, didapatkan satu Sampel menunjukkan adanya percam
kandungan nannoplankton yang melimpah, puran dari fauna Eosen Akhir (KY-29b),
yang menunjukkan wnW" Eosen Akhir zona yaitu dengan dijumpainya Discoaster barba
. NP.17-NP.20 (TabeI8).
diensis, Discoaster saipanensis dan Reticulo- ,
fenestra hillae serta Sphenolithus furcato
lithoides.

Lintasan Cabang Kali Karang (KKR)

22
-----~. I

BULEnNGEOLOGJ, Vol.26, No. /, /996

marker untuk Eosen Akhir selalu hadir pada


hampir semua sampel yang dianalisis.

Lintasan Cabang Kab Karang (KKR)


Merupakan Iintasan terpendek yang sejajar
dengan lintasan KK. Lintasan ini dilakukan
untuk mempeljelas hubungan antara lensa
batugamping Iatibungkus dan breksi lempung
di bagian atasnya. Analisis nannoplankton
pada breksi lempung (Tabel 6) menunjukkan
umur Eo-Oligosen (NP~ 18-NP.22) dan
Oligosen NP.23 dan NP.21-NP.25. Pada
sampel tersebut terdapat percampuran fosH
Eosen yang khas seperti Diseoaster
barbadiensis dan Diseoaster saipanensis.

Lintasan KaJi Welaran (LKW)


Lintasan ini dilakukan secara detail .di Kali
Welaran antara lintasan KS dan BI. Litologi
yang dijumpai berupa batulempung bersisik
yang kandungan fosil nannonya menunjukkan
umur Eo-Oligosen (Tabel 7). Dijumpainya
Pemma basquensis dan Micrantolilhus sp~
yang khas untuk Eosen Tengah (Perch-Niel
se~ 1985) menunjukkan adanya percampuran
fauna untuk sampel-sampel LKW-IK, LKW~
2c dan LKW-2d. Kehadiran Braarudosphaera
bigelowi menunjukkan lingkungan laut dangkal
(Takanaya., 1972). Hal ini perlu diteliti lebih
lanjut, apakah kehadiran spesies-spesies ter
sebut diakibatkan oleh adanya reworking atau
memang insitu.

Sampel dari pemboran


Pemboran dilakukan di Desa Langse, di tepi
Kali Welaran. Dari riga buah sampel
batu1empung abu-abu kehitaman, yang
diambil dari kedalaman 37,0 m, didapatkan
kandungan nannoplankton yang melimpah,
yang menunjukkan umur Eosen Akhir zona
NP.17-NP.20 (TabeI8).

Lintasan di bagian

ueara

Lintasan ini terdiri dari 3 (tiga) lintasan utama


yaitu KP, KY dan KG. Lintasan KG
dilanjutkan terus ke utara dengan notasi sam
pel KM (Kali Muncar).

Lintasan Kali Paladipa (KP)

Pada lintasan KP, dari utara ke selatan,


umumnya jarang dijumpai fosil nanno. Empat
sampel yang mengandung fosil naono, yaitu
KP. 26c, KP. 26b, KP-24b dan KP-24a,
menunjukkan umur Oligosen Akhir - Miosen
Awal, dalam zona NP-24 s.d. NN.5 (Zonasi
Martini, 1971 ). Zona ini ditentukan
berdasarkan
kehadiran
Cyclieargolithus
abiseetus dan Diseoaster druggii yang khas
untuk kisaran umur tersebut di atas (Tabel 9).
Secara Iitologi, Iintasan ini didominasi oleh
breksi lempung yang termasuk dalam Formasi
Totogan (Harsolumakso et al., 1995).

Lintasan Kali Kayen (KY)


Kandungan fosilnanno pada Iintasan ini lebih
bervariasi dalam jumlah yang banyak dan
preservasi yang cukup baik (Tabel 10). Jenis
jenis 'sphenolith' maupun 'placolith' sangat
umum dijumpai pada sampel yang dianalisis.
Secara umum, sampel-sampel pada lintasan
ini menunjukkan umur Oligosen dengan
dijumpainya Diseoaster tanii, Cyclieargo
lithus jloridanus, Sphenolithus distentus dan
Sphenolithus predistentus. Tidak dijumpainya
Diseoaster barbadiensis maupun Diseoaster
saipanensis, pada satuan ini menunjukkan
umur Oligosen.
Pada bagian atas lintasan (ke arab selatan)
satu sampel menunjukkan adanya percam
puran dari fauna Eosen Akhir (KY-29b),
yaitu dengan dijumpainya Diseoaster barba
diensis, Diseoaster saipanensis dan ReticuJo
fenestra hillae serta Sphenolithus fureato
Iithoides.

BULETIN GEOLOGI. Vol.26. No. I. 1996

!:!

~CIS

(/j

CIS

'50 \Ci
CIS
CO ~

'"

. E

c.:
z

"0

OJ) CIS
o OJ)
:3 CIS
0.."0

CIS

0..

Q)

.....J .OJ)

IJ
O..J
..J_
0-'
",,;:J
IJ=
IJZ;
Z
<"
[11'-"
Q.,<

~~

OQ.,z

""""

IJ~_

z<~

!:!

IJzE
z<::t:

~~
~E<z
z:S
Q.,

~[11'-"

~~

<z
z
""..J
Q.,

""

""

..

..JO~

IJz[l1
:"/

.0
CIl_
~ 0
Q) ....

g::t: ~...

IJ~_

//
/'l

<
z..J
Q.,

IJ
0<
..Jz
0<
",,[11

.-

CO

OJ) OJ)

~
o..~
E ~.
Q)

Q)

.....J~
0

CIS
....CIS:3 SCIl~
Vl . 0
CIS
_

"0

a~
OJ)

:3

i~

0..:

Z.

0
Q)

2~
CIS

...

... '"

Q)

....

..

:3

OJ)CIl

~ ~
o..~

:3
~

Q)~

,11/ '
II

\~.

//"

t,

'//'.
/ '~I

,/,"
~

(II

~ ~

i.. Or=: . .

.
!l!

~ E

0.. 0

')~

0:

9"...c::
OJ) 0
0"0

0
o...~
Q)

tr)
~

CIS

(II

en

BULETIN GEOLOGI. Vol.26. No. I. 1996

22

'"
23

"""

PENAMPANG GEOLOGI
L1NTASAN KALiPUCUNG (PC)
N

no

~ . "'BREKSI VOLKANIK WATURANDA

BASALT

KONGLOMERAT

NP.23
NI'.2225

[:J

BATUPASIR

N
BATUGAMPING

PENAMPANG GEOLOGI
L1NTASAN KLiPOH (KK) & KALiKARANG (KKR)

BREKSI BASALT

BREKSI LEMPUNG

BATULEMPUNG BERSISIK

SEKIS & PHILIT

~
~

~
~

:0

N
.0\

-L

......

.....

125

250

Gambar 6. Penampang-penampang terukur pada satuan Lempung-Breksi Lempung di Bagian Selatan.


Kode contoh batuan sesuai dengan lintasan.

PENAMPANG GEOLOGI
LlNTASAN KALiPUCUNG (PC)
N

150

K. GUANG

BREKSI VOLKANIK WATURANDA

BASALT

" "
c=J

NP.20-23

'"

. ..
. . .

..

"

. . .

..

KONGLOMERAT

BATUPASIR

. .... T'IIUNOKUS

BATUGAMPING

PENAMPANG GEOLOGI
LlNTASAN KLiPOH (KK) & KALiKARANG (KKR)

BREKSI BASALT

BREKSI LEMPUNG

~
~

BATULEMPUNG BERSISIK

SEKIS & PHILIT

t""

.~

~
:--.

""'

.0

-.L

~
.....

....'0

,25

250

Gambar 6. Penampang-penampang terukur pada satuan Lempung-Breksi Lempung di Bagian Selatan.


Kode contoh batuan sesuai dengan lintasan.

~
~

S
~

PENAMPANG GEOLOGI
LINTASAN KALI WELARAN (LKW)

~
:--.

""'

.0

....
....'0

SE

NW

NP.20-22
>NP.19

;!SO

IZl'>

fM.

Botuten1luna

ber$i~k

dtnqon konll rest l~unIJ

...
~
.....

;:...

.. ;~"-.
.
"

Bofuposir

9Ompl~

don kO"9lomeroton
8ofu~inQ

forcm

Gambar 7. Penempang lintasan terukur pada satuan batulempung bersisik di Lokasi Kali Welaran
~

.,

NN.S

NN.4-S
NN.S

NI'.14

PENAMPANG GEOLOGI
LlNTASAN KALI PALADIPA (KP)

no
~U. u~o

,n

NP.20-24
NP.20-23
NI'.2S-NN.1

PENAMPANG GEOLOGI
LlNTASAN KALI KAYEN (KY)

NI'.23-24

R
NI'.13-24
NP.23

PENAMPANG GEOLOGI
LlNTASAN KALI GESING (KG)
R
NP.17-19

NI'.20-22

250

!"-O

K. LUK ULO

:-.
t-..

$'\

~
!'"

.....
'()
~

'25

no..

Gambar 8. Penampang-penampang terukur pada satuan Breksi Lempung di Bagian Utara.


Kode contoh batuan sesuai dengan lintasan. Keterangan litologi pada gam bar 6.

Lintasan KaJi Gesing (KG)

\0
0

oJ

t'::I

S.o
~

:>

:>

oJ

wi

~ OD

.-

t'::I

t'::I

t'::I

OD"t)

~Q.

:a.5O
ODO
c::

.-.

~
'-"

.-.

o~
0_
....JQ
0<
'-l....J

0'-"
OZ
....J'-l

>

-::;,:

~~

o~

0_
z....J

0:3

~~

~~
~z

~~

~z

=-E

~
N

=-E-

....J

.!o::

C\)

...

<I)

~~

.. ~f/l c::~

!!

t'::Ig
t'::I._

"t)
0

...~~ODc::
;j

....

~ .~
t'::I
;j

UCaptUI

terima ktui"

Makaloh ini adaloh bag;an dan hasil penelitian


kerjasoma antara Jurusan Telmik Geologi lIB dan
Puslitbang Geotelmologi UPI lIB tahun 1994-1995.
Ucapan terlmalrosih disampailron kepada pimpinan
dan sial atos keperCQ)Ql1l1VU kepada tim untuk
menjalanlam penelitian ini. Pekerjaan lapangan
dibantu oleh para asisten Lab. Geologi Dinamik ITB.
Kelancoran pekerjaan telmis dan administrasi berJrat
bantuan staf dan karyawan UPT Lab. Alam Geologi

Karangsambrmg.

ODf/l

or,

~lr,@
N

zz

~ ~

..

zz

....

""

KESIMPULAN

'ODO
?-...c::

Hasit studi nannoplankton di daerah Karang

o::~~

~c

..:c.:

zz i
z

Q.o

c::"t)~

.;,
N
c.:

<I)

7.

~~
00

a
.0

0
en
0

sambmtg yang melibatkan batuan lempmtg


dan lem.pung breksi dari Formasi Karangsam
bung dan Formasi Totogan memberikan ~

baran sebagai berikut :


- Akumulasi fosil nanno yang berumur Eosen
Akhir selalu ditunjukkan 9leh kelimpahan
fauna yang abundan dan preservasi yang

baik.
- Batuan yang bersifat lempung breksi
mengandung nannoplankton yang umurnya

BULE11N GEOLOGI, VoL26. No. I. 1996

26

puhAKA

<1).0

.J,

":~@-.
~ ~ N

~~

c::
t'::I

... ..,
z~
........

C\)

...J OD
fii

< ~ ~
Z < ...."7
'-l
Z ~~z
:3

=-~

;j,S
~:.:

~z

ZVl
'-l<

ZVl
'-l<
Z
:3

.-.
0
-::;,:
0'-"
0 0
....Jz
O(;i
'-l'-l
00
0
z....J

Bagian bawah lintasan ini, pada batulempung


abu-abu kehitarna~ kandungan fosil nannonya
sangat berlimpah dengan preservasi yang bailc
Bentuk-bentuk 'placolith', seperti . Cocco
lithus, Dictyococcites serta bentuk asterolith
seperti Discoaster sangat umum dijumpai
(Tabel 11). Pada lintasan ini batuan yang
bennnur Bosen Akhir selalu ditandai dengan
kandungan nannoplankton yang berlimpah
serta preservasi yang baik. Bentuk 'asterolith'
sangat dominan seperti Discoaster barba
diensis dan Discoaster saipanensis seJalu
dijumpai dalamjumlah banyak. Pada sisi lain,
batuan benDDur Oligosen mempunyai
kandungan nanno plankton yang lebih sedikit
(common) dengan preservasi cukup baik.
Beberapa sampel memmjukkan adanya
percampuran fauna seperti yang terlihat pada
sampel KG-22b dan KG-41, di mana fosil
nanno .Eosen Akhir bercampur dengan fosil
nanno Oligosen. Litologi pada lintasan ini
masih didominasi oleh breksi lempung dari
Fonnasi Totogan. Ke arab utara lintasan KG
ini, beberapa sampel tambahan yang diambil
dari Kali Muncar (K M) menunjukkan
kandungan fosil namo berumur Eosen Akhir,
zona NP. 18 - NP. 20 (Tabel lla).

relatif lebih muda yaitu Oligosen-Miosen


A wal, kelimpahan faunanya relatif lebih
sedikit dengan preservasi cukup baik.
Batas Eosen-Oligosen sulit ditentukan de
ngan pasti karena kerapatan lokasi sampel
kurang memadai.
- Batas antara dua formasi yang diteliti tidak
dapat dipastikan mengingat hubungan antar
batas litologi sangat nunit.
- Pada lintasan di sebelah utara (KP-KY dan
KG) terdapat gejala reworking pada lem
pung breksi sebelum pengendapan Formasi
Waturanda (Formasi Totogan). Sedangkan di
lintasan selatan gejala ini terlihat pada lin
tasan KKR.
- Penelitian biosnatigrafi dengan mempergu
nakan metode detail kuantitatif perlu dite
rapkan pada sampel-sampel yang terpilih.

BULEl1N GEOLOGI, Vol.26, No. I, 1996

Adams C.G (1970) A Reconsideration of the


East Indian Letter Classification of the
Tertiary. Bull British Mus (Nat. Hist)
Geol., 19, 87-137.
Asikin S. (1974) Evolusi geologi Jawa Tengah
dan sekitarnya ditinjau dari segi teori tek
tonik dunia yang bam. Desertasi Rok/or,
Institut Teknologi Bandung, tidak dipubli
kasikan, 103 hal.
Asikin S., A. Handoyo, H. Busono, and S.
Gafoer (1992) Geologic Map of Kebumen

27

Quadrangle, Java, scale 1 : 100 000.


Geological Research and Development .
Center, Bandung.
Djoehanah S. (1973) Geologi dan paleontologi
satuan tufa napal I. Tesis Sarjana, De
partemen Teknik Geologi, ITS, tidak
dipublikasikan, 78 hal.
Geoteknologi - LIPI (1991) Geology of Luk
uto, Field Trip Guide Book.
Handoyo A (1980) Studi satuan lempungdan
breksi lempung daerah Karangsamb\D1g,
Kebumen, Jawa Tengah. Thesis Sarjana,
Departemen Teknik Geologi, ITB, tidak
dipublikasikan, 110 hal.
Harloff, Ch.E.A (1933), Geologische Kaart
van Java, Toelichting bij blad 67 Ban
jarnegara, Scaal 1 : 100.000, Dienst van
den Mijnbouw in Nederland Indie.
Harsolumakso A H., Suparka M. E., Zaim
Y., Magetsari N. A, Kapid R., Dardji
Noeradi, dan Abdullah C.I. (1995), Karak
teristik Satuan Melange dan Olistostrom di
daerah Karangsambung, Jawa Tengah :
Suatu tinjauan ulang. Dalam Prosiding
Hasil Penelitian PUYlitbang Geoteknologi
LIP] (ed. Y. Kumoro., A M. Riyanto, dan
E. Z. Gaffar), 190-215 . .

28

Martini E (1971) Standard tertiary and qua


ternary calcareous nannoplankton zona
tion. in : Proc. 2nd Plank. Con! Roma
1970, vol. 2. (ed. Farinacci A) Tee
noscienza, Roma,. 739-785
Perch-Nielsen K (1985) Cenozoic calcareous
namto fossils. In : H.M. Bolli, J. Saunders,
and KPercb-Nielsen. (Ed.) Plankton
Stratigraphy, Cambridge Univ. Press., 427

554.
Sunarti E. (1973) Analisa fasies batugamping
Jatibungkus, Karangsambung, Jawa Te
ngah. Tesis Sarjana, Departemen Teknik
Geologi, ITS, tidak dipublikasikan.
Takayama T. (1972), A Note on the dis
tribution of Braarudosphaera Bigelowi
(Gran and Braarud) Deflandre. Dalam: The
bottom sediments of Sendai Bay,Japan
Trans. Proc. Paleont. Soc. Japan, N. S.,
No. 87, 429-435.
,
Tjia, H. D. (1996) Structural analysis of the
Pre-Tertiary of the Luk-U1o area, central
Java, Disertasi Doktor, Institut Teknologi
Bandung, tidak dipublikasikan.

BULEnN GEOLOGI, Vol.26, No. /, 1996

Martini E (1971) Standard tertiary and qua


ternary calcareous nannoplankton zona
Geological Research and Development
tion. in : Proc. 2nd Plank. Con! Roma
()enter,~ChDng.
1970, vol. 2. (ed Farinacci A.) Tec
Djoehanah S. (1973) Geologi dan paleontologi
Tabell Repartisi nannoplankton pada lintasan G. Bujil
noscienza, Roma,. 739-785
satuan tufa napal I. Tesis Sariano, De
parternen Teknik Geologi, ITS, tidak Perch-Nielsen K. (1985) Cenozoic calcareous
BJ-la
BJ-lb
BJ-3a
NAMA SPESIES
BJ-3c . BJ-IS
BJ-21
nanno fossils. In : H.M. Bolli, J. Saunders,
dipublikasikan, 78 hal.
CM
AG
eM
KELIMPAHAN-PRESERVASI
AG
and K.Perch-Nielsen. (Ed.) Plankton
Geoteknologi - LIPI (1991) Geology of Luk

Stratigraphy, Cambridge Univ. Press., 427

*
Coccolithus eopelagicus
Ulo, Field Trip Guide Book.
554.
Coronocyclus nitescens

Handoyo A. (1980) Studi satuan lempung dan


Sunarti
E.
(1973)
Analisa
fasies
batugamping
Cribrocentrum reticulatum

breksi lempung daerah Karangsambung,


Jatibungkus,
Karangsambung,
Jawa
Te
Cyclicargolithus
abisectus

Kebumen. Jawa Tengah. Thesis Sariano,


__
__ _ ____ ......_. wo_...._ _.._..............................................._._............................._................_..............................._....._
ngah.
Tesis
Sariano,
Departemen
Teknik
Cyclicargolithus
d.
jIoridanus
..
*
Departemen Teknik . Geologi, ITB, tidak
- Geologi, ITS, tidak dipublikasikan.
Cyclicargolithus Jloridanus

dipublikasikan, 110 hal.


on
the
dis
Takayama
T.
(1972),
A
Note
Harloff, Ch.E.A. (1933), Geologische Kaart
Dictyococcites bisedus

tribution
of
Braarudosphaera
Bigelowi
van Java, Toelichting bi} blad 67 BanDictyococcites scrippsae

(Gran
and
Braarud)
Deflandre.
DaIam:
The
iarnegara, Scaal 1 : 100.000, Dienst van
Discoaster barbadiensis
*
*
-

Quadrangle, Java, scale 1 : 100 000.

den Mijnbouw in Nederland Indie.


Harsolumakso A. H., Suparka M. E., Zaim
Y., Magetsari N. A., Kapid R, Dardji
Noeradi, dan Abdullah C.I. (1995), Karak
teristik Satuan Melange dan Olistostrom di
daerah Karangsambung, Jawa Tengah :
Suatu tinjauan ulang. Dalam Prosiding

bottom sediments of Sendai Bay,Japan.


Trans. Proc. Paleont. Soc. Japan, N. S.,
No. 87, 429-435.

Tjia, H. D. (1996) Structural analysis of the


Pre-Tertiary of the Luk-Ulo area, central
Java, Disertasi Doktor, Institut Teknologi
Bandung, tidak dipublikasikan.

Hasil Penelitian Puslitbang Geoteknologi


LIPI (ed Y. Kumoro., A. M. Riyanto, dan

_-__-_._ _ _

_-_ _ _

E. Z. Gaffar), 190-215.

UMUR

__

NP
16-19

BULE11NGEOLOOI, Vol.26, No. 1,1996


28

BULEnN GEOLOOI, Vol.26, No. I, 1996

__

..
..
............- ..................... ...... __.......... _..._.........._..... _................- ... _
._--_
._..... ...............-..._._........
Discoaster ca1culosus

Discoaster d. kuepperi
Discoaster .d. saipanensis
*

Discoaster d. tanii

Discoaster
d.
variabilis
*

1 - - : - - - - - _.._ ..........................__.... ..............- ..........-.........._........._........_...................................-.....-......._-...- ..................- .-...- ......- ...

Discoasttr deflandrei

Discoaster exilis

Discoaster saipanensis
*

Discoaster tanii nodifer


."
........
..Ericsonia arm
.. .. ..._._._. ........................................................
_.........................................-................_......................
_.........................
............_
Helicosphaera carteri
..
*

Helicosphaera d . intermedia
Htlicosphaera sp.
*

Ponrosphaera pacifica

Pontosplroera sp.
-'

1--.._ - - _.._--_...._
_.......__.............. ..........................................................................................- - ...........................................................................

Reticulofenestra dictyoda
r

Reticulofonestra hillae
Reticulofenestra umbilica
..

Sphenolithus cf. pseudoradians

Sphenolithus
d
.
predisttntus
..
.

1-'-..._
..__.._ ...._ --.- .._._-_ ..........- .... - .............................................................................._ ...-...- ...............-...............................................-..........

Sphenolithus moriformis
0
Sphenolithus sp.
..

NP
17-19

NP
B

NP
17..19

NP
B

NP-25
NN-l

19

",..

Tabel2 Repartisi nannoplankton pada lintasan Kalisana (KS)


NAMA SPESIES
IKELIMPAHANpRESERVASI

1<5-1a 1<5-1b 1<5-11 l<5-12b KSl4a KS-14b 1<5-15a 1<5-15b 1<5-17

eM

1<5-18
AM

CaIddiscus macintyrei

t:tl

~
~

~
~

:-
t-,.;

.C>.

~
....

...

Coccolithus pelagicus
Coccolithus sp.
Coronocyclus nitescens
Cyclicargolithus d. jloridanus
.................-.........................................i
...............................................................................................................1
Cyclicargolilhus jloridanus
Diclyococcites bisectus
Dictyococcites scrippsae
Discoaster barbadiensis
Discoas/er d. nodifer
.........................................................................
~ .........................
Discoas/er cf. tanii
Discoaster dejlandrei
Discoas/er exilis
Discoaster saipanensis
.........................................................................
{ ..................................................
Discoaster sp
Discoaster tanii
Helicosphaera carleri
Helicosphaera compacta
........................................................................
+.........................................................................................................................................._........................1
Helicosphaera euphratis
Reticulofonesta d. umbilica
Reticulofenesta minutula
Reliculo.fenesta umbilica
.
Reliculofenestra
minuta
.........................................................................~ ...........................................................................................,............................................................ ..............1
Reliculofrnestra sp.
Sphenolithus mori/armis
Sphenolithus pseudoradians
Discoaster d. adamanteus
Discoaster lanii ornatus
UMUR

NP.22

NP-20
NP-21

Tabel 2 Repamsi nannoplankton pada Iintasan Kalisana (KS)


1<5-1a 1<5-1b 1<5-11 I<S-12b KSl4a I<S-14b 1<5-15a I<S-15b I<S-17

NAMA 5PESIE5
KELIMPAHAN-P.RESERVASI

eM

I<S-18
AM

Calcidiscus macintyrei
Coccolithus pelagicus
Coccolitlrus sp.
Coronocyclus nitescens

..~~!.~~~~!~~.~ ...~.:!!.~~~.........

Cyclicargolitlrus ftoridanus
Dictyococcites hisectus
Dictyococcites scrippsae
Discoaster barbadiensis

.~.?~~ ...~:.~.~.if.~!............................
Discoaster d. tanii
Discoaster deftandrei
Discoaster exilis

.-

.!?~.~.~.~~~~ .........................

Discoaster sp
Discoaster tanii
HelicQSPhaera carleri

t:2:J

.!!~!.~~~~.~~~~ ........... ... ... ......


Helicosphaera euphrafis
Reticu/ofrnesta d. umbilica
Reticulofonesta minutula
Reticulofonesta umbilica

~
to'<

..~~~~fr.!.!~.~~.~!.':!~t.~ .......................

Reticulofonestra sp.
Sphenolitlrus moriformis
Sphenolitlrus pseudoradilms
Discoaster d. adamanteU5
Discoaster tanii ornatus

~
:-

.....

.0\

......
.....

UMUlt

'C
'C
0\

NP.22

NP-20
NP-21

n
H~ If HIH f rrrrrrII fff~ if Iiii[nn
i~f~lr!It!'l~ ~!i t UH Hfi~' rlr i ir t ~ ~ ~ U
I ~Il

n~ i tIp i~

~ ~

I . I

t'"o

,...~

~f

1
.
:. . .
!!l Ii

I"

~. "' I i iII tf I i 1B:

!n .i

all

...

,:-.

:I
all

~ ~

..
.

..

~~I

..

...

..
......

00..

...

all
~

,----- .--_.

all

~I~iii'
i!1~<J

21~C!

21~
!I~

~I~'e

~I~

1.

reo

~ ~I'

..

~ ~~I'

~~II.'
aI

all

...

aI

$>0

!
~

~IE...

...ri~
~

I1

.~

ia\

Tabel4 Repartisi nannoplankton pada linbsan Kalipicung (PC)


~AMA SPESIES
IJCmIMPAHAN-PRESERVASI

PC-la

PC-2a PC-2b PC-7a PC-lOa PC-lOb PC12-a PC-l2b


CM

Ollcidiscus macintyrei
Coccolithus pelAgicus
Corrmocyclus nitescens
Cribrocentrum sp.
Cyclicargolithus abisectus
-- '- -"-'--' ' -
Cyclicargolithus JIoridanus

FP

- .. __
*
_._..-._
....-_
._._ -
_.-- ..__.......- _.._._---_._
- *-"-

-_.._..

AF

*
Dictyoroccites sp.
'.
*
Discoaster aft. mriabilis
*
Discoaster calculosus
Discoaster d.Jalaltus -_._..
r
r--- - ..-----......- --- - ..--..----- --- - - ..---- -'- -'--'
..
*
Discoaster d. mediosus
*
*
Discoaster deflandrei
*
Discoaster druggii
*
*
*
Discoaster sp
*
Helicosphoera carten
.._ --------_
-------*
Helicosphaera sp.
*
*
Ponthospaera sp.
*
Rhabdosphaera sp.
*
Scapholithusciperoensis
Sphenolithus moriformis
*
.. ... "...__._....- ....*
_.__._---_
r-.------.-.-.-- - .. . ..._._-- ----_._-_.
*
Sphenolithus sp.
.
J._
*
vrhaera heimii
NP
NP
NP
NP
NP
NP
NN
NN
UMUR

_._-

__

_._ ._ _--_
B

32

24

.B

1/2

BULEnNGEOLOGI, Vol.26, No.l,l996

Tabel5 Repartisi nannoplankton pacla Iintasan Kali K1ipoh (KK)


NAMA SPESIES
iKELIMPAHAN-PRESERVASI

Tabel4 Repartisi nannoplankton pada Iintasan Kalipicung (PC)


PC-l a PC-2a

PC-2b PC-7a PC-lOa PC-lOb PC12-a PC-I

AHAN-PRESERVASI

CM

Calcidiscus macintyrei
Coccolilhus pelagicus
Coronocyclus nitescens
Cribrocentrum sp.
Cyclicargolithus
abisectus
.
.
...
......
Cydicargolithus f10ridanus
DictyoaJccites sp.
Discoaster aff. mriabilis
Discoaster calcuIosus

AF

*
*

FP

*
*

*
*


* ....

-_ _-_._ _._- -_...__..._.__..__....._...._.__............__....__......._........_..*_.-_._

*
*
*

Discoa!!er '"!. faJaltu~_._~..~. __ ................... .......-...... _...


Discoaster d. mediosus
Discoaster deflandrei
Discoaster druggii
Discoaster sp
Helicosphaera carteri_ _~. ___~
Helicosphaera sp.
PontJwspaera sp.
Rhabdosphaera sp.
Scapholithus ciperoensis
~i~'!!...~Jor~_.____......._
...

Sphenolithus sp.

Thoracosphaera heimii

UMUIt

-......._......._

r................

_._.........._................................._.........

*
*
*
*

*
*

..

Dictyococcites bisectus
Dictyococcites scrippsae
Discoaster barbadiensis
Discoaster d. barbadiensis
~~si;;;.-~d~

Discoaster saipanensis
Discoaster sp.
Discoaster tanii nodifer
Ericsonia arva
i:;;;;;;;,~-

*
*

* _......._
*......

_.......- ..._----..........__........._*.....__.........._........._-...__................
*
*

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NN

NN

24

,B

1/2

~elicosphaera euphratis
Helicosphaera sp.
Pontosphaera sp.
Pontosphaera pacifica

ReticuIofenestra hillae
Reticulofenestra minuta
ReticuIofenestra sp.
ReticuIofenestra umbilica

*
*
*

*
*

*
......................................................................................-................................ .........................................................

D
D

*
*

*
*
_

*
*

*
_

*
*

"

. . ..--.. .......-: . ..................;...................;;..................;............._._..................;;....................................................................

*
*

*
*

. ................... .-........ ......................................................................-.................................................................;;...........................

Sp;;;~lith~~;;;;;rifo;:;;, i~

-.~

Sphenolithus pseudoradians
*

Sphenolithus sp.
*

Thoracosphaera sp.

Umbilicosphaera d. sibogae
"
_
_
_
_
_
_
_
_

U;d,ilico;p~;..~i;;;g;;-- . -. . . . . . -..~ . . . . . . . . . =................-~ .................. =


...................:...................~..........-......=....-.............;;...................~........

UMUR

BULEITNGEOLOGI, Vol.26, No.I,1996

*
*

. ;p.-.. . . ..-.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .; . . . . . . . . . . . -. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ._.. . . . . . . . _.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .__.. . . . .

Umbilicosphaera sp.

32

. -..

D
*

KK-lf KK-lg KK-7a KK-7c KK-I0a


RP
CM
CM
RM

..-............................
......:....-............;.......................................;........-..~........................_........................................................_;......

*
*
*
*

Cyd~goiiiii~ ~]k)ri~~~;-

R;ik:~fo:;;;;;t;.~ dkiii~da

Chiasmolithus sp.
Coccolithus eopelagicus
Coronocyclus nitescens
Cruciplacolithus sp.
Cyclicargolithus sp.

KK-la KK-lb KK-lc KK-ld


CP
AG
PM
AM

*
NP
16-22

BULEITNGEOLOGJ, Vol.26, No.J,1996

*
NP
16-17

NP
16-17

NP
16-17

NP

NP

16-17 18-20

NP
17-20

NP
17-20

33

.~---

I-..
~

Tabel6 Repartisi nannoplankton pada lintasan Kali Karang (KKR)


NAMA SPESIES
KKR-2a KKR-2b KKR-4 KKR-7a KKR-7c KKR-9a KKR-9d KKR-ge
KELIMPAHAN-PRESERVASI
AG
eM
FM
FM

Chiasmolithus altus
*
*
Chiasmolithus sp.
Coccolithus eopelagicus
*
*
Coccolithus pelagicus
*
Cyclicargolithus jloridanus
*
...............................................................................................................................................................................................................................................................................................
Dictyococcites bisectus
*
Dictyococcites scrippsae
*
Discoaster barbadiensis
*
r
r

Discoaster d. nodifer
Discoaster . d. tanii . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . ... . ... . . . .. . . . *. . . . . . . . . ........ ... . . . .... . ... . . :,;-. . . ... . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ..
ii;;;;;;;;t;.
d;~~d;;d

C':l

t'"t

~
~

.....

0..

.'-
'-

Discoaster nodifer
Discoaster saipanensis
Discoaster sp

I -

I -

*
r

*
r

I.. . . . .:.. . . . ... . . .:.. . . . . . . . . . .:*. . . . . . . . . . . .:. . . . . . . . . . . .:*. . . . . . . . .... .:.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

~!.~~~~..~............................................ ..
Helicosphaera euphratis
Reticulofenestra minuta
Reticulofenestra sp.
Sphe1wlithus moriformis
Sphenolithus sp
Umbilicosphaera s
UMUR

*
*
*
*

NP

NP

NP

NP

23

21-25

18-22

20-23

*
B

Tabel6 Repartisi nannoplankton pada lintasan Kali Karang (KKR)


KKR-2a KKR-2b KI<R-4 KKR-7a KKR-7c KKR-9a KI<R-9d KKR-ge
NAMA SPESIES
AG
CM
FM
FM
KELIMPAHAN-PRESERVASI
*

Chiasmolithus altus
Chiasmolithus sp.
Coccolithus eopelagicus
Coccolithus pelagicus

*
*

. ~~~!.~~8.~.~!~.~.~.~~~.~~...................I........... ~.......................:........................:.......................:....................... ~.......................~........................:....................... ~..........

Dictyococcites bisectus
*
*
Dictyococcites scrippsae
*
r
r
Discoaster barbadiensis
*
Discoaster d. nodifer
Discoaster . d. tanii . . . . . . . .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . .*. . . . . .. . . .... . ... . . . . .. . ... . ..;.,. . . .... . . . . . . . . ......... . ..... . . . . ... . .
iJi;;;;;t;.
d~~~d;;i

C':l

~
t'"

:--.
N

.0..

......
.....

I -

Discoaster nodifer
I
*
*
r
r
Discoaster saipanensis
*
Discoaster sp
*
*
*
Ericsonia cava
.......................................................................1........................................................................................................................................................................

*
*
*
Helicosphaera euphratis
*
Reticulofenestra minuta
*
*
*
*
Reticuiofenestra sp.
0
*
*
Sphenolithus moriformis
*
SphenoIithus sp
*
*
Umbilicosphaera sc.
B

UMUR

NP

NP

NP

NP

23

21-25

18-22

20..23

Tabel1 Repartisi unnoplankton pada lintasan Kali Welaran (LKw)

t'"

N~SPSSYEs
lKBiiMPAHAN-PRESERVASI

B"'~ b1~luwi

Coc:a>Iithus eoptlllgicus
Coc:a>Iithus ptlagicus

:--.

N
.0..

!"-o

.....
~
0..

LKW-la LKW-le LKW-lk LKW2c LKW-2d LKW-2i


~

B~8p.

LKW-2i LKWln LKW-2p LKW-3a LKW-3b

1\

q,~t;!.~~~ l : ...............:..................:...................:......................................:..................:..................:...........................................................:....... ~
Cyd~f'80lithus jloriIJJmus
Cydialrgolithus luminis

DiscoIlster batbtldinlsis
DisalllSfer SIliptmmsis

.~.~.~.................... . . . . . . ..L.. . ~...................:..................:.. .. . ..........:.. . .............:..................:..................:................. :...................~. .... .......... .~..................;.. .....
Ericson. JonnosIl
1
-. -

~.

E= /mmdettei

HtliC08plrllera cmrrpada

:;~.~~

. . . . . . .. ... . ..+.. . . . . . . . . . . :.. . . . . . . . >.... . . . . ;:. . . . . . . . .... . ....... . . .. . .... .:... . . . . . . :.. . . . . . .>.. . . . . . . . . . . . ... . . . . .
~~

;~

Micrantholithus 8p.

E_.__. . . . .. . . . .t. . . :. . . . . ._:...........:...... . .._:.. . . . . . .:. . . . . . . .:.._.......:.. . . ..... :. . . . . .:.......


Reticuloftnestra /Iil/ae
IReticulofrnestm 1llinu14
Reticuloftnestra minutuJa
Reticulofmestra 8p.

_c..........c.....

.~~.~ . ~.~.~ .......................... I........ ~ ...................:..................:..................;...................:...................:...................~ .................. :..................:.. ................:..................:.......


Sphenolithus azpriromutus
t

Sphenolithus cf radians
Sphenolithus moriJormis
Sphenolithus prtdistentus
Sphenolithus sp.
UmbilialSJlhaera sp.
UMUR

NP-20

NP-20

NP
20-22

NP-18

NP
20-22

EoOligo

NP
20-24

>NP-19

Tabe. 8 Repartisi nannoplankton pada Iokasi Bor, Kali Welaran

NAMA SPESIES
KELIMPAHAN-PRESERVASI

BOR-35,6Om

BOR-37,Om

AM

FM

COccolilhus eopelagicus
Corcmocyclus nitescens
Dictyococcites bisectus
Dictyococcites scrippsae
Discoaster barbadiensis
......_
_ ..........._......
Discoaster d. saipanensis

------_ ._

*
*
*

* ........_.....

_--_._....._.....- .............* -.-...._._--_

Discoaster sp

Ericsonia arua
Helicospltaera ccmpacta
Retic~tra.._':!.1!!l!.~~~. . __..__._

Reticu1ofonestra hiJ1ae
R.eticu1ofenestra minuln
Rdiculofenestra minutula
Sphenolilhus morifrmnis
Sphenolilhus pseudoradians
Tribrachiatus sp

UMUR

36

\.
------~-__'ltlJ. " I

*
*

_.._.__._:__...__..__._____........_......

NP

NP

17':'20

18-20

BULEl1N GEOLOGI. Vol.26, No. 1,1996

il~ i i i~ f. i ~ fll' Ii ~ KJ~ i


t.i ~i ~ '" f'" fIt
~ s l Ii q ~ 1f ~., ..
",. '" f ~ ~ ~ Ii ~. !" ~ _e i ~ ~
(/) '" a i i i ! i
i~ i ~ = ~
~ i. ~ ~. ~. it I~ ~
1'! ~. . a ~ i ~ ~
~.
a~. i i r!l- ~ I~' ~ ~ a a m I

'f

"tS

"

1S

'!1f'S
~

....
"'1
i

is..

rn

....

IS

E'

rrt

"< - g .

I
!

I
\
I

is'

>-!l

ie

!
::s

"tS

'

; '
i !

~. ~
~

tlI:I

. .:.

!
i

I
I

..

~ ~

"1j

.!

~ . ,

fr
.:"'

~
.

qo

!i:t.

"

!i

~~

~~

I
i
I

~
:-
t-..

s>

....

b:l

~
~

C')

tlt'"o

Tabel 9 Repatisi nannoplankton padaUntasan Kali Paladipa (KP)


NAMA SPESIES
KEUMPAHAN-PRESEltVASI
Calcidiscus macintrei
Chiasmolithus sp.

KP4b

jcooolifhus miopt/agicus
Cocclithus ptlagicus

t-..

9'~!!~_.!p..:......:_._.. _...................... .. .

:-
.~

......

.....

Cyclialrgolifhusf/DritbInus
Cycliaugolithus abisfus
DiscoasttT /JrIrbIldiensis
Discoasfer d. IJIrrii

~~-~~7~

KP-Sa

KP-Sb

KP-5c

KP-lla

KP-23a

KP-23b

KP-24a

KP-24b

. PM

CM

KP-26a

KP..26b
AG

KP-26c
CM

KP-27a

KP-27b

KP-27c

L.. . ..:. . _....._.. . .:. .. . . . . .._.:.. . . . .. _......:. . . ._..........:.. ......... _.. . .:_.. . ......... .:. . . _.. . . . .:. . . . _.. . . . . .:. ._.. . ..........:....................:.. . . . . . .........~ .. ......................... ._. _.. . .. . ._......_.. . . . . .

. -..:--l..:......-..:......-...........:...... ..........:.....................:......-...-.......:.-..-.-.......:...................~....... ....................._..........:............_........;......_._.._...:.......-'-"...._...:......._.__.._._........................

Disrotlster druggii
Discoaslu exilis
DiscoasttT sp.
Discoasfer
uariabilis ...-.-,- ..-.-.-..
.-.-.,,...... -.-.-.--dirospl/tlera CQrttri
elicosphatm d. intenrrtdia
He/irosphMra euphratis
elirosphaera sp.

-~~~!~~~-~-- ----1 ......--..... -........................_............................_.............._........._.............._. _............_..............._............... .............................._._........_....................._..............................._..... ..................._............


on/osphMra pacifica
on/osphatra sp.
ReticuJofontstra hilae
Reficulo{enestra minrda

Rttic"''''''ntsfra ...:-.E..._
!!D
._.......::::l:....._.....
......._....._.......~ ......................................................................................... ...................... .................................................................................................................._....................................................................................... .....................1
Sphtnolithus d predistentus
.
.
Sphenolithus Jossilis

Spheno/ithus IOOriformis
S"henolifhus pseudoradians

~!!!.'_~!!.h,!I:!....~~~.~~~~.........J.. . . . .:. . . . . . . . . . .:. . . . . . . . . . .:.. . . . . . . . . ...:. . . . . . . . . . :. . . .. . . . . . . .:. . . .. . . . . . . :. . . .. . . ..... .:.. .. . . . . . . .. .:. . . . .. . . . . . .:. . . .. . . . . :. . . . . . . . . . . . :.. . . . . . . . . . .:. _.. . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . :. . . . .
S"htnolithus hetert>lOOrphUS
Sphtnolithus sp
Umbrlirosphaera sWoJli
UMUR
I.-..
'I

NN
5

NN
4-5

NN
5

NP
24

"...

""~INN_

d.rtDdi{tr

d . frIrIii
~

~---

. . ... . .'t. :.-.. . . . . .-..:. . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .:.. . . . . ..>.. . .-.:-.. . . . . . . ._.... 15 .._..;_......-::..........-:-.._.. .:... ......
:--~ -~

Ip.....,~:,.-....; _

I .

C)

~
~

I::.,..~----_-I-!~~___

~_'!&L-.:... _

QI\

-r---~-- - --'

Sf1hmolillrus ,*"""",,,_

;.,..

L ___

s"ItmoUllals prtrIisImtAs
~sp.

~U=~~~==~~
UMUR

____

0
0

-+~~~~~~~~~~
NP NP NP NP NP NP
17.24 B ~24 B 23-24 ~23

0
0

___

NP
23

NP

NP

~23

~23

NP
23-24

NP
23-24

NP
24

NP
24

NP
~23

NP
23-24

NP
B

NP

NP

~24

~23

NP25
NNl

~
~

~
~

~
,....
~

T..... n R.putIei _..,....... pa. U-1Cali c.iq lICe.

N"..... _

..

~"""'giI:w
Coo:oIih , . , ;

G-9d KG-ge KG-9f KG-IS. KG-I8d G-22t KG-22b KG-26e KG


~

KG-330. KG-n. KC-4I.l(G..Ub KG41c KG43a KGO>


~

D
D

~--...

c.w.1ICIIiIbo Ill"'"
I~

Ij!._--+ .

C~"'IitMI4fM.

._ .-.--.----..-.--..

-..- -----..

Crucip/IJaIIj"- ~

.C>.

C~ilIrw""""'"

~
....

C!fCliaJrgolillrw JforiIII
'.

...

KG-1c KG-id Kc.s. KG-8c: KC-8d KG-9.0


~

.....,..

~
Die~

.....

.......

.,

._--_ .. _-----_
.

..----- D

sp.

"'"'-'n~

I Dioc<Mtr.........

_.__:..__.__._.__
...._...:....__=-._...:..___.......:...__r_ _ ._ __._._.:....._:.. _....:. ..._-=-__.__..:...

I .

~dtJ4-lm

......

~In~
~

~rtOtIi/tr
~,..,........

I'

--=---I

DU_sp
~1JtItij

&ieocInioo ""'"'
,.,.",.,.,..,. ~

E"=: : : .-+~
~

.---------.--

......

-.._. --_.--.-_.-.. . . -

. --------..---.--.. .-. . . ---.----

~
~op.

I Nrcdlioot'981'!

5e

-+_._._.___.__._......______........_...._._........._......_.... _._._...._...__._._....__...____.......__... _.._ ...__..._......_..._._............___.

p"",...,..". sp.

~.""IriI""

RI~"'."1IIbiIioo

. . . . . . . . .-. .. -. . . . . . . . .... . :--..-:-. .:.-.. :-... . .-.. . . .-.

~""8p.

=.~""-"I~--~--- ~ --~-~.--.~ -~-- ~ ~

-~ -~- ~.-~

:~-

~.-.~--.~-

SpIomoIih "....u.1erotus
SplomDlil""'~

~nadi.mo

Sp/Imdit,...::::sp='---
UmbiliccoplRrQ .iboll'"
U~.".

0MUlt

NP

Ni>

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

NP

1719

1719

1S-21

~23

22

~23

~22

1720

1720

~23

~23

~22

~22

1719

1719

16-25

~24

~24

23

~24

Tabellta Repartisi nannoplankton pada lintasan Kali Muncar (KM)


~AMA SPESIES

KM-l KM-2 KM-3 KM-4 KM-S

KELIMPAHAN-PRESERVASI

AM

AG

FP

*
Coccolithus eopelagicus
*
Coccolithus sp.
*
*
Coronocyclus nitescens
*
*
*
Cyclmgolithus floridanus

Dictyococcites
......
.. bisectus
.._.."."._.._."....._.. _............. ....." ....* " .." ......" ." ..............
" " .. _---"--""."_."-
Dictyococcites scrippSQ
*
- - - Dictyococcites sp.
*
*
*
Discoaster barbadiensis
- *
Discoaster d. tani;
*
Discoaster saipanensis
r--.__.---."-....""."...................._...........
. . ..:* . . . . . . . . . . . . . . ... . .=
. . . .. . . -.
. ".
Ericsonia cava
*
Htlirosphaera cartm
.
*
Helicosphaera compacta
*
*
Helirosphaera sp.
Reticulofenestra
hillae
* ...............
r---.._
.._ _ .._......._..-.........._..-.........
.. ...........
... * ............ - .
.. .....
*
*
iReticulofenestra minutula
*
Splrenolithus moriformis
*
*
Sphenolithus sp.
- -

-- __-_

-~

---.--~

- - - -_--_ __ __ __._ -_
- -

UMUR

NP-20

NP-20

>NP-U

Keterangan: A = abundant
C=common
D=dominant
F=few
R = rare
r = reworked specimens
G = good preservation
M = moderate preservation
P = poor preservation
- = absent

40

BULE17N GEOLOGI, Vol.26, No. 1,1996

PELAT 1

Tabell1a Repartisi nannoplankton pada Iintasan Kali Muncar (KM)


AMASPESIES
KELIMPAHAN-PRESERVASI

Coccolithus eopelagicus
Coccolithus sp.
Coronocyclus nitescens
Cyclicargolithus JIoridanus

lJictyococcites sp.
Discoaster bariJadiensis
Discoaster d. tanii

KM-l

KM-2 KM-3

KM-4

KM-S

FP

AM

AG

*
*
*

_*

* _.......-_.-_........ ... _.

_............
~'!!:-~~-~~~~.... -.. . ... . .-.. -.. .-. _
......*_..............................

Ericsonia caw

Helicosphaera carten

Helicosphaera compacta

Helicosphaera sp.

. . _._._.__... . . .

R~~~!,a!W~

ticulofenestra minutula
Sphenolithus moriJormis
Sphenolithus s .

UMUR

_--

* .-. ..................--_..........* ..-_._._._-_.

...........
*
*

NP-20

NP-20

>NP-l

Keterangan: A = abundant

C=common

D=dominant

F=few

R = rare
r = reworked specimens

G = good preservation

M = moderate preservation

P = poor preservation

- = absent

16

17
I

40

18

19

20

10 urn.

BULETINGEOLOGI. Vol.26. No. 1,1996


HULE17N GEOLOGI, Voi.16, No.1, 1996

41

Keterangan Petat
PELAT 1

I. Discoaster barbadiensis / BJ - 3c
2. Discoaster calculosus / BJ - 21
3. Discoaster druggii / KP - 24b
4. Discoaster deflandrei / KJ - 15a
5. Discoaster deflandrei / KJ - 29a
6 . Discoaster druggii / KJ - 29a
7. Discoaster saipanensis / KJ - 29b (rombakan)
S. Discoaster saipanensis ILKW - Ie
9. Discoaster tanii / KJ - 29a
10.Discoaster tanii ornatus / KJ - 29a
IIDiscoaster tanii nodifer / KJ - 29a
12Discoaster c( druggii / KJ - 29b
13 Discoaster sp. / LKW - I c
14Discoaster sp. / KJ - 29a
15.Sphenolithus moriformis / BJ - 21 ; x nikol
16.Sphenolithus distentus / KJ - 15a ; x nikol
17.Sphenolithus pseudoradians / KJ - 15a ; x nikol ; "ci"
18.Sphenolithus predislentus / KJ - 17 ; x nikol ; "ci"
19.5phenolithus predistentus / KJ - 17 ; x nikol ; "ci"
20.Sphenolithus moriformis / KJ - 17 ; x nikol ; "ci".
Seluruh kenampakan Discoaster difoto pada posisi II nikol.
PELAT 2
1. Cocolithus eupelagicus / KK - 7a, IInikol
2. Cocolithus eupelagicus / KK - 7a, x nikol
3. Coronocyclus nitescens / LKW - la ; x nikol
4. Coronocyclus nitescens / KJ - 15a ; x nikol, "ci"
5. Coronocyclus nitescens / KJ - 15a; x nikol, "ci", dengan komparator
6. Cyclicargolithus floridanus / KP - 24b ; x nikol
7. Dictyococcites scrippsae / KJ - 29b ; x nikol
8. Pontosphaera sp / LKW - la ; x nikol, "ci"
9. Reticulofenestra hillae / BJ - 3c ; x nikol

10.Reliculofenestra umbilica / KJ - 29b ; /lnikol

II .Reticulofenestra umbilica / KJ - 29b ; x nikol

12.Reticulofenestra umbilica / KG - 22b ; /lnikol

13 .Reticulofenestra umbilica / KG - 22b ; x nikol

14.Reticulofenestra umbilica / KG - 22b ; x nikol ; "ci"

15.He/icosphaera euphratis / KG - 22b ( /lnikol )

16.Helicosphaera euphralis / KG - 22b ( x nikol - "ci")

17.Helicosphaera euphratis / KG - 22b ( x nikol - "ci"; dengan komparator )

IS.Helicosphaera euphratis / LKW - la (/lnikol)

19.Helicosphaera euphratis / LKW - la ( x nikol - "ci" )

20.Helicosphaera euphratis / KJ - 17 (x nikol - "ci" )

"ci" = "contrast indifference".

I
I,
I

-~---'lWJ. 1

42

BULEl1N GEOLOGI, Vo126, No. I, 1996

PELAT 2

Keterangan Pelat
PELAT 1

1. Discoaslr barbadiensis / BJ - 3c
2. Discoaster calculosus / BJ - 21
3. Discoaster druggii / KP ~ 24b
4. Discoaster deflandrei / KJ - 15a
5. Discoaster deflandrei / KJ - 29a
6. Discoaster druggii / KJ - 29a
7. Discoaster saipanensis / KJ - 29b (rombakan)
8. Discoaster saipanensis ILKW - Ie
9. Discoaster tanii / KJ - 29a
10.Discoaster tanii ornatus / KJ - 29a
II.Discoaster tanii nodifer / KJ - 29a
12.Discoaster cf druggii / KJ - 29b
13 .Discoaster sp. / LKW - 1c
14.Discoaster sp. / KJ - 29a
15.Sphenolithus moriformis / BJ - 21 ; x nikol
16.Sphenolithus distentus / KJ - 15a ; x nikol
17 .Sphenolithus pseudoradians / KJ - 15a ; x nikol ; "ci"
18.Sphenolithus predistentus / KJ - 17 ; x nikol ; "ci"
19.5phenolithus predistentus / KJ - 17 ; x nikol ; "ci"
20 .Sphenolithus moriformis / KJ - 17 ; x nikol ; "ci".

Se1uruh kenampakan Discoaster difoto pada posisi /I nikol.

PELAT 2

1. Cocolithus eupelagicus / KK - 7a, //nikol


2. Cocolithus eupelagicus / KK - 7a, x nikol
3. Coronocyc/us nitescens / LKW - la ; x nikol
4. Coronocyc/us nitescens / KJ - 15a; x nikol, "ci"
5. Coronocyc/us nitescens / KJ - 15a; x nikol, "ci", dengan komparator
6. Cyc/icargolithus floridanus / KP - 24b ; x nikol
7. Dictyococcites scrippsae / KJ - 29b ; x nikol
8. Pontosphaera sp / LKW - la ; x nikol, "ci"
9. Reticulofenestra hillae I BJ - 3c ; x nikol

10.Reticulofenestra umbilica I KJ - 29b ; IInikol

11.Reticulafenestra umbilica I KJ - 29b ; x nikol

12 .Reticulofenestra umbilica I KG - 22b ; IInikol

13.Reticulofenestra umbilica I KG - 22b ; x nikol

14.Reticulofenestra umbilica / KG - 22b ; x nikol ; "ci"

15.Helicosphaera euphratis / KG - 22b ( IInikol )

16.Helicosphaera euphratis / KG - 22b ( x nikol - "ci")

17.Helicosphaera euphratis / KG - 22b ( x nikol - "ci"; dengan komparator )

13.Helicosphaera euphratis I LKW - la (llnikol)

19.He/icosphaera euphratis I LKW - la (x nikol- "ci" )

20.Helicosphaera euphratis I KJ - 17 ( x nikol - "ci" )

"ci"

10

11

12

17

18

19

20

= "contrast indifference".

1----'1

42

BULETIN GEOLOGI, Vol.26, No.I,1996

10 urn.

flULETlN GEOLOGI, Vol.26, No.1, 1996

43

You might also like