Pedoman Peraturan Internal RS SK 772-2002

You might also like

Download as doc or pdf
Download as doc or pdf
You are on page 1of 37
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 772/MENKES/SK/V1/2002 Tentang : PEDOMAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT ‘CHOSPITAL BY LAWS ) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESTA, Menimbeng : a. Gahwa rumah sakit dak lag! sebagal lembaga sostal yang kebal ‘uur teal tid berger menja embega yang dapat eebaga sul ‘ b, Bahwa perubahan paradigma tersebut perlu ditindakianjut! dengan Penyusunan peraturan internal yang mengatur peran dan fungst erik, pengelola dan stat meds; © Bahwa berdasarken hal tersebut dlatas maka perlu pedoman eroturen intemel rumah sakit sebagal acuen bagi rumah sakt dalam menyusun peraturan Intemalnya tersebut. Mengingat Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang — Undsng No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, 3. Peraturan Pemerintah No. 32 tabun 1966 tentang Tenaga Kesehatan, 4, Peraturan Menter! Kesehatan R.I No. 159,b/1968 tentang Rumah Saki, MEMUTUSKAN Menetopkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI TENTANG BERLAKUNYA PEDOMAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT.. Pertama : Pedoman Peraturan Internal Rumah Saklt yang dibertakukan, telah disusun ‘Sebagalmana tereantum daiam lampiran keputusan Int. Kedua 2 Setiap rumah sakit penyusunan peraturan internal rumah salt dengan ‘mengacu pada pedoman peraturan intemal rumah sakft, yang disesualkan dengan situas! dan kondisi masing-masing rumah saldt. Keempat Kelima Direktorat Jenderal Pelayanan Medik akan metakukan monitoring dan evaluas} penyusunan dan pelaksanaan peraturan Intemel rumah sake. Pedoman peraturan intemal rumah sakit akan dlevaluas! dan disempumakan secara berkala, Keputusan inl berlaka sejak tanggal dltetapkan denganketentuan akan Gadekan perballan seperumya “apabia “akerwdion er! terdepat irvan. Ditetapkandi: JAKARTA Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor — :772/MENKES/SK/VI/2002 TANGGAL :21 JUNT 2002 Tentang PEDOMAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) BAB, I PENDAHULUAN 1.4. LATAR BELAKANG Di masa lalu rumah sakit sering dianggap sebagai lembaga sosial yang kebal hukum berdesarkan “doctrin of chariteble Immunity’, sebab menghukum rumah saklt untuk membayar ganti rugl sama artinya dengan mengurangl asetnya, yang pada glirannya akan mengurangi kemampuannya untuk menolong masyarakat banyak. Namun dengan Terjadinya perubehan paredigma perumahsakitan di dunia, dimana rumah sakit merupakan Institus! yang padat modal, padat teknolog! dan padat tenaga sehingge ppengelolaan rumah sakit tidak bisa semata-mata sebagai unit sosial, Maka sejak saat ttu rumah sakit mulal dijadikan sebagei subyek hukum dan sebagai target gugatan atas perilakunya yang dinilal merugiken.. Perubahan paradigma tersebut juga terjedi di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dimana rumah sakit tidak sebagai unit sosial semata-mata tetap| menjadi unit sosio- ekonomi. Rumah sakit tetap mempunyal tanggung jawab sosial tetapl dalam pengelolaan keuangannya menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Perubahan paradigma tersebut dilkuti dengan perubahan peraturan penyelenggaraan rumah sakt swasta. Rumah sekit swasta yang sebelumnya hanya boleh cidirikan oleh badan hukum yayasan atau badan sosial falnnya, sejak tahun 1990 perseroan terbatas (PT) balk penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing dapat mendirikan rumah saktt. Di sisi ain rumah sakit pemerintah balk milk Departemen Kesehatan maupun pemerintah daerah secara bertahap berubah menjadi unit swadana. Perubahan-perubahan tersebut semakin terlihat di era otonomi saat inl, dimana 13 rumah sakit milk Departemen Kesehatan telah menjadi perusahaan jawatan dan rumah sakit umum daerah menjadi berbentuk badan. Seperti halnya di luar negeri, perubahan paradigma tersebut juga membuat rumah ssakit di Indonesia dapat sebagal subyek hukum. Di lain plhak, perubahan rumah sekit fo Iasalah medico-admintratf dselesatan bersama dengan pihak o Mengepayekan dan mempertahankan self government 4d. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan mempertahankan standar pendidikan 3. Keanggotaan Kualifikas! dan perszyoratan menjadi anggota staf medis. Rumah sakit agar mengatur kualiias! dan persyaratan menjadi anggota staf ‘medis yaltu antara lain: lulusan fakultas kedokteran atau fakultas Kedokteran gigl, mempunyat ifin praktek dan lain sebagainya. Agar distur pula bagaimana kalau lulusan dari luar neger, bagalmana untuk dokter warga negara asing yang ingin bekerja di rumah sakt tersebut dan bagaimana kalau hanya untuk mengikuti training (pada umumnya di rumah sakit pendidikan). Ete, ‘Agar diatur etik yang harus dlteati dan mekenisme penanganan ettk kedokteran dan kedokteran gigi. ‘Tenggung jawed staf mecis terhadap pelayanan klinis (meds) dan mutu pelayanan. ‘Syarat-syarat pengangkatan, pengangkatan kemball. Mekanisme pengangkatan. Mekanisme pengangkatan kemball, Mekanisme Emergency dan hak istimewa sementara. Grievance procedure yaitu prosedur untuk menangani keluhan dart staf medis, Intre-service dispute, agar diatur apabila terjadi perselisihan antara staf medis dengan profes! Iain, dengan pasien dan dengan direksl. 4. Kategorl staf medis ‘Agar dibuatkan definsi operasional apa yang dimaksud dengan dan wewenang serta tanggung java: Dokter tetap/dokter organik Dokter tamu (dokter visiting praktek dan dokter visting tidak praktek) Dokter konsultan Staf pengajar (bagi RS pendidikan) + Staf tenaga aun profesional iain (allied health proffesional staff) - Residen, di, 5. Pelayanan medik dan Direktur medik ‘Yong lotr dtl adalah: Metanton pen engkatan'cektur resi (apakah pemik rumah sakit pert + Mekanisme peng: n medik (a rumah sab ‘metakuken konsultas! dengan komite medik untuk pengangkatan dlrektur medik) + Tugas serta tanggungjawabnya, * Peran residen dan peran pengampu (bagi rumah sakit pendidikan). ‘Upaya peningkakan mutu pelayanan : clinical risk manajemen, clinical ‘govemance, evidence based medicine, audit medis, monitoring dan evaluas! mutu pelayanen, mekanisme pengawasan profest, dil. vrrerpe 9 7 10. medi Yang peru dlatur dt komite medic adalah: re Rearggoiaen | spa sa yang bin menfc! enggos komte mei ‘Rags dan anggung jab ame mee rant Pembentukan sub komite-sub komite Pengaturen yang menyangkut jasa medis, Pegaturan mengenal rapat. ‘Mekanisme review dan revisi, agar ditetapkan siapa yang berwenang melakukan review dan revisi, bagalmana caranya dan kapan dllakukan. Peraturan dan perundangan yang terkelt dengan kewajlban staf medis terhadap pelayanan medis. BAB.IV LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAICT (HOSPITAL BYLAWS) Langkah-langkah penyusunan peraturan intemal rumah sakit Ini, diharapkan dapat: ‘sebagal acuan bagi rumah sakft dalam menyusun peraturan internal rumah sakitnya ig. Namun sebelum mulal penyusunan, ada hal-hal yang penting yang hharus diperhatikan oleh rumah sak yattu : ‘+ Peraturan internal rumah sakit adalah "tallor made* leh Karena thu, pada waktu menyusun peraturan intemal rumah saktt jengan atau hindart_memfoto copy peraturan Internal rumah sakit dari rumah sakft lain, Peraturan intemal dart rumah sakt lain hanya sebagai acuen atau wacana saja tidak boleh di fotocopy oleh Karena peraturan internal rumah sakit dari rumah sekit satu dengan tainnya tidak sama, + Laksanakan legal aucit, Yang paling balk sebelum menyusun peraturan intemal rumah sakit adalah melakukan fegal audit sehingga dapat diketahul semua peraturan dan perundangan sebagal dasar penyelenggaraan rumah sakit. Legal audit inl bukan hanya sekedar melakukan Inventarises! peraturan yang sudah ada dan yang belum dimilki tetapl juga mengkasi dan menelaah semua peraturan dan perundangan tersebut apakah sudah kadoluwarsa, apakah ada duplikas! apakah saling bertentangan dan laln-aln, + Peraturan intemal untuk dilaksanakan bukan merupakan ideotog! Peraturan Internal rumah sakit disusun bukan hanya sekedar dokumen. tersebut harus ada, tetapl harus dilaksanakan Karena merupakan konstitusl rumah sakit, Dalam menyelesaikan permasalahan/konflik intern rumah sakit maka peraturan internal rumah sakit merupakan acvan untuk menyelesalkannya. + Hindari pengulangan kalimat dart peraturan perundangan ‘+ Jangan bertebihan yang dlatur dan juga jangan kurang ‘Yang perlu diperhatikan adalah peraturan Internal rumah sakit hanya mengatur tiga tungku sejerangan yaitu pemilk, direktur dan staf medis oleh karena itu jangan terlalu berlebihan dalam mengatur. Peraturan yang lebih rinci tidak. diatur di dalam peraturan internal rumah sakft tetapl didelam kebijakan operastonal rumah sekt, Langkah-langkah penyusunan sebagal berikut + 4.1. Pembentukan Tim Penyusun ‘Tim penyusun peraturan internal rumah saklt inl terdiri dart pemilk atau yang mewakil, direktur rumah sakit dan komite medik. 19 42. 43. 44, 45. 46, 47. 48, 49, Pertemuan tim penyusun Tuuan persernuen tm penyasun Wk ada: Mengetahul dan merhahami buku pedoman peraturan internal rumah sakit ‘yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sehingga ada persamaan engertian dan perseps! tentang peraturan Internal rumah sakit, hal-hal apa aja yang perlu diatur dan bagaimana mengaturnya. 'b. Terbentuknya komitmen tim penyusun. Agar tersusun rencana kerja dan prosedur kerja. d, Penyusunan kerangka konsep peraturan internal rumah sakit. Melakukan egal aut. Legal audit’ sebelum menyusun peraturan sebatknya dllakukan, Dalam melakukan legal audit bisa meminta bantuan dari luar (konsultan) namun bisa dilaiaskan oleh rumah sakit sendiri terutama bagi rumah sakit yang telah mempunyal bagian hukum dalam struktur organisasinya, Penyusunan draft peraturan intemal rumah sakit. Draft peraturan intemal rumah sakit disusun dengan mengacu badan hukum kepemilikan rumah sakit, peraturen dan perundangan tentang Kesehatan dan perumahsakitan serta hasil dari legal audit.. Pembshasan draft Dalam melakukan pembahasan agar meitbatkan pihak-plhak terkalt. Penyempurnaan draft peraturan internal rumah sakit. Finalisasi peraturan intemal rumah sakit. Finalisasi dilakukan dengan penetapan peraturen intemal rumah sakit dari pemilk atau yang mewakit. ‘Sosialisas! peraturan internal rumah sakit. oe ee ee ae tae eee em Monitoring dan evaluas! Monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan internal rumah sakit dlakuian sesual dengan mekanisme pengawasan yang diatur pada peraturan Internal rumah sakit. 20 BAB. VI. PENUTUP Pedoman peraturan internal rumah sakit Int disusun dengan harepan dapat sebagal Internal rumah sekie-nya h sakit. Dengan adanya hospitel bylaws diharepken dapat sebagal acuan dalam rumal menyelesaiken konfilk dan tutuntan akan pelayanan rumah saklt. Pemillk rumah saklt yang tah menyusun peraturan,Inemal rumah set, pereturen Internal tenage, medis dharepkan dapat terus menindakianfut! dengan menyusun kebljakan teknis ‘Agar peraturan internal rumah sakit dapat tetap “up (® date” maka peninjauan secara berkala pertu dilakukan, sasymngstee a

You might also like