Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH LABU SIAM

(Sechium edule) TERHADAP PENURUNAN KADAR


GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI
ALOKSAN
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai derajat


sarjana strata-1 kedokteran umum

Olivia Bunga Putri


G2A008138

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA


PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH LABU SIAM
(Sechium edule) TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI
ALOKSAN

Disusun oleh:
Olivia Bunga Putri
G2A008138

Telah disetujui

Semarang, 9 Agustus 2012

Pembimbing

dr. Y.L. Aryoko Widodo S, M.Si.Med


196710111997021001

Penguji

dr. Kusmiyati Tjahjono DK, M.Kes


195311091983012001

Ketua Penguji

dr. Santoso, M.Si.Med


198302132008121001

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium edule) Terhadap


Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan
Olivia Bunga Putri*, Y.L. Aryoko Widodo**
ABSTRACT
BACKGROUND. Prior to the discovery of insulin treatment, diet was the main
treatment for this diabetes mellitus, including consumptions of traditional herbs.
This research uses chayotte (Sechium edule) extract containing calcium, niacin,
and flavonoid as an effective and economic traditional cure.
PURPOSE To analyze the effects of Chayotte (Sechium edule) extract
administration on the glucose level reduction in aloxan-induced male wistar mice.
METHOD It is an experimental research using the pre and post test randomized
controlled group design. Experimental animals are 25 male wistar mice divided
into 5 treatment groups; pure water (negative control), metformin dose of 18
mg/wistar mice (positive control), and three groups given 0.25, 0.5, 0.75 g/kg of
bodyweight chayote (Sechium edule) extract respectively. Each group has been
induced with aloksan to a glucose level of approximately 126 mg/dL, and then
their post aloxan glucose level is measured. Treatments are administered for 28
days, and during day 14 and 28 their fasting glucose levels are measured as post
test 1 and post test 2 data.
RESULTS All treatment groups indicate significant values at post aloxan, post
test 1, and post test 2, with p < 0.05. Only the group given 0.75 g/kg of
bodyweight chayotte (Sechium edule) extract shows better reduction compared to
using pure water, but still not as good as using metformin.
CONCLUSION A dose of 0.75 g/kg of bodyweight chayote (Sechium edule)
extract has better ability to lower glucose level compared to using pure water, but
it is still not as effective as using metformin.
KEYWORDS chayotte (Sechium edule) extract, glucose level, aloxan

ABSTRAK

Latar Belakang Sebelum ditemukan terapi dengan insulin, diet adalah


penanganan utama penyakit diabetes mellitus, termasuk konsumsi obat tradisional
yang berasal dari tanaman. Penelitian ini menggunakan ekstrak buah labu siam
(Sechium edule) yang mengandung kalsium, niasin, dan flavonoid diharapkan
mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat dijadikan sebagai
obat tradisional yang efektif dan ekonomis.
Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah labu siam
(Sechium edule) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar jantan yang
diinduksi aloksan.
Metode Penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre
dan post test randomized controlled group design. 25 ekor tikus wistar jantan
dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu perlakuan dengan aquades (kontrol
negatif), metformin dengan dosis 18 mg/tikus (kontrol positif), dan ekstrak buah
labu siam (Sechium edule) dosis 0,25 ; 0,5 ; 0,75 g/kgBB. Seluruh kelompok
perlakuan diinduksi aloksan terlebih dahulu sampai dengan kadar glukosa
darahnya mencapai 126 mg/dL kemudian diukur kadar glukosa darahnya
sebagai data pre test. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke 14
dan hari ke 28 diukur kadar glukosa darah puasanya sebagai post test 1 dan post
test 2.
Hasil Seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai yang signifikan pada pada pre
test, post test 1, dan post test 2 yaitu dengan p < 0,05. Hanya kelompok perlakuan
ekstrak buah labu siam dosis 0,75 g/kgBB yang memiliki penurunan kadar
glukosa darah lebih baik apabila dibandingkan dengan aquadest, namun tetap
tidak lebih baik apabila dibandingkan dengan metformin.
Kesimpulan Ekstrak buah labu siam (Sechium edule) dosis 0,75 g/kgBB
memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari
aquadest namun efektifitasnya tidak lebih baik daripada metformin.
Kata Kunci Ekstrak buah labu siam (Sechium edule), kadar glukosa darah,
aloksan.

PENDAHULUAN
Diabetes melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan
umat manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang. Meningkatnya
prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang, akibat peningkatan
kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti.1
Diet memegang peranan penting dalam manajemen diabetes melitus. Sebelum
ditemukan terapi dengan insulin, diet adalah penanganan utama penyakit ini,
termasuk konsumsi obat tradisional yang berasal dari tanaman.2
Permintaan bahan tanaman obat untuk diabetes melitus mengalami
peningkatan. Sediaan tanaman obat yang diberikan dapat terdiri dari bahan
tunggal atau campuran. Bahan tersebut didapat dari berbagai bagian tanaman
misalnya daun, kulit kayu, kayu, akar, buah atau bagian dari buah atau herba.
Bentuk sediaan dapat berupa seduhan infus ekstrak atau rebusan dari bahan segar.
Labu siam (Sechium edule) dikenal masyarakat sebagai sayuran yang mudah
didapat dan digunakan sebagai bahan masakan. Selain sebagai sayuran, labu siam
dapat menyembuhkan beberapa penyakit sehingga dapat disebut sebagai tanaman
obat. Labu siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah,
mempunyai efek diuretik, dapat menyembuhkan demam pada anak-anak serta
baik digunakan oleh penderita asam urat dan diabetes mellitus.3 Beberapa

penelitian menemukan bahwa labu siam memiliki efek antioksidan,antimikrobial,


diuretik, antihipertensi, dan hipokolesterol.4-9
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah labu siam
(Sechium edule) mengandung alkaloid, saponin, kardenolin/bufadienol dan
flavonoid. Hasil analisis kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak buah labu siam
mengandung alkaloid, saponin, kardenolin/bufadienol dan flavonoid.10
Berdasar hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang kandungan dan
manfaat labu siam, maka peneliti akan melakukan uji efektivitas anti diabetes
ekstrak buah labu siam terhadap tikus wistar jantan yang telah diinduksi aloksan,
serta membandingkan efeknya dengan obat antidiabetik oral yang umum
digunakan di masyarakat, yaitu metformin. Diharapkan hasil penelitian ini bisa
menjadi bukti ilmiah bahwa labu siam memiliki khasiat menurunkan gula darah.
Selain itu, dengan bertambahnya penelitian lebih lanjut akan membuktikan bahwa
labu siam dapat digunakan sebagai obat alternatif bagi penderita diabetes melitus.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre and post
test randomized controlled group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri


Semarang dalam rentang waktu dari bulan Maret hingga bulan Juli 2012. Etika
penelitian telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
Kedokteran UNDIP. Subyek penelitian ini adalah tikus wistar jantan dari
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES dengan kriteria inklusi adalah tikus wistar

umur 3 bulan, berat badan 200 gram, dan kondisinya sehat. Kriteria eksklusi pada
penelitian ini adalah tikus tidak bergerak aktif atau tikus mati selama penelitian.
Ekstrak buah labu siam dibuat diperoleh dari metode maserasi dengan pelarut
alkohol 96% dan hasilnya berupa ekstrak bubuk. Ekstrak bubuk kemudian
dilarutkan dengan aquadest dan diberikan per oral kepada tikus wistar.
Dua puluh lima ekor ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu perlakuan dengan aquades (kontrol negatif), metformin dengan
dosis 18 mg/tikus (kontrol positif), dan ekstrak buah labu siam (Sechium edule)
dosis 0,25g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB. Seluruh kelompok perlakuan
diinduksi aloksan terlebih dahulu sampai dengan kadar glukosa darahnya
mencapai 126 mg/dL kemudian diukur kadar glukosa darahnya sebagai data pre
test. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke 14 dan hari ke 28
diukur kadar glukosa darah puasanya sebagai post test 1 dan post test 2.
HASIL
Pemberian ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan
0,75 g/kgBB memberikan pengaruh penurunan kadar glukosa darah bermkna pada
tikus wistar yang diinduksi aloksan dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1
menunjukkan bahwa nilai p seluruh variabel perlakuan pada perbandingan antara
pre test dan post test 1, pre test dan post test 2, serta post test 1 dan post test 2
memiliki nilai yang signifikan karena nilai p kurang dari 0,05. Distribusi data
kadar glukosa darah yang tidak normal terdapat pada kelompok tikus wistar jantan
yang diberi perlakuan berupa ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB
dan 0,5 g/kgBB, maka dianalisis dengan uji Wilcoxon. Sedangkan pada kelompok

tikus wistar jantan yang diberi perlakuan berupa ekstrak buah labu siam dengan
dosis 0,75 g/kgBB, metformin, dan aquadest, distribusi datanya normal sehingga
dianalisis dengan uji t berpasangan.
Tabel 1. Hasil statistik uji berpasangan
Variabel
Kontrol
Pre Test
Post Test 1
Metformin
Pre Test
Post Test 1
0,25 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1
0,50 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1
0,75 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1

Post Test 1

Post Test 2

0,035
-

0,004
0,039

0,000
-

0,000
0,001

0,042
-

0,043
0,043

0,043
-

0,043
0,043

0,003
-

0,002
0,009

Uji tidak berpasangan dilakukan untuk menganalisis selisih hasil


pengukuran kadar glukosa darah tikus wistar jantan antara post test 1 dan pre test,
post test 2 dan post test 1, serta post test 2 dan pre test pada masing-masing
kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil statistik uji tidak berpasangan
Variabel
Post Test 1
Pre Test
Post Test 2
Post Test 1
Post Test 2
Pre Test

Kontrol

Metformin

0,25

0,50

0,75

MeanSD

MeanSD

MeanSD

MeanSD

MeanSD

-20,614,67

-12320,94

-31,410,69 -36,27,92

-84,429,70 0,001

-14,010,37 -158,635,82 -21,47,30 -35,813,44 -77,236,38 0,000

-34,613,24 -281,640,75 -52,812,76 -72,019,27 -161,646,82 0,000

Sebaran data selisih kadar glukosa darah antara post test 1 dan pre test
serta selisih kadar glukosa darah antara post test 2 dan post test 1 tidak normal,
maka dilakukan uji Kruskall-Wallis. Data selisih antara post test 2 dan post test 1
sebarannya normal, maka dilakukan uji One Way Anova.
Pada Tabel 2 menunjukkan seluruh variabel, yaitu dosis 0,25 g/kgBB, 0,50
g/kgBB dan 0,75 g/kgBB, maupun kontrol negatif dan kontrol positif memiliki
selisih penurunan yang signifikan antara post test 1 dan pre test, post test 2 dan
post test 1, serta post test 2 dan pre test karena didapatkan nilai p kurang dari
0,05.
Uji lanjutan dari uji tidak berpasangan digunakan terutama untuk
menganalisis perbandingan selisih hasil pengukuran kadar glukosa darah post test
1 dan pre test, post test 2 dan post test 1, serta post test 2 dan pre test kelompok
tikus wistar jantan yang diberi ekstrak buah labu siam dosis 0,25 g/kgBB, 0,5
g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB dengan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif.
Sebaran data selisih kadar glukosa darah antara post test 1 dan pre test
serta selisih kadar glukosa darah antara post test 2 dan post test 1 tidak normal,
maka dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji
Mann-Whitney, sedangkan data selisih antara post test 2 dan post test 1
sebarannya normal, maka dianalisis dengan uji One Way Anova kemudian
dilanjutkan uji Post Hoc. Hasil dari uji lanjutan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil statistik uji tidak berpasangan (lanjutan)


Variabel
Post Test 1 Pre test$
0,25
0,50
0,75
Metformin
Post Test 2 Post Test
1$
0,25
0,50
0,75
Metformin
Post Test 2 Pre Test#
0,25
0,50
0,75
Metformin

0,50

0,75

Metformin

Kontrol

0,173
-

0,009
0,009
-

0,009
0,009
0,047
-

0,346
0,175
0,009
0,009

0,036
-

0,009
0,021
-

0,009
0,009
0,028
-

0,251
0,016
0,009
0,009

0,850
-

0,000
0,001
-

0,000
0,000
0,000
-

0,873
0,321
0,000
0,000

Hasil dari pengolahan data selisih hasil pengukuran kadar glukosa darah
antara post test 2 dan pre test pada kelompok tikus wistar jantan yang diberi
ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dibandingkan kelompok
kontrol negatif bernilai signifikan yaitu nilai p = 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus wistar jantan lebih baik daripada aquadest.
Nilai p yang signifikan didapat dari kelompok perlakuan ekstrak buah labu
siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB bila dibandingkan
dengan kelompok perlakuan metformin. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB
dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar jantan tidak lebih baik dari
metformin.

PEMBAHASAN
Dalam buah labu siam terkandung kalsium yang berperan dalam proses
sekresi insulin. Metabolisme glukosa yang diinduksi oleh glukokinase
menyebabkan perubahan rasio ATP/ADP dan hal ini menyebabkan menutupnya
kanal ion kalium dan terjadi depolarisasi sel pankreas. Sebagai kompensasi,
terjadi aktivasi kanal ion kalsium dan ion ini akan masuk ke sel selanjutnya
kalsium intrasel ini merangsang sekresi insulin dari granulanya, sehingga kadar
glukosa darah dapat menurun karena pengaruh dari insulin.11 Selain kalsium, buah
labu siam juga mengandung niasin yang merupakan komponen koenzim
nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan berfungsi pada proses glikogenesis
(glukosa menjadi glikogen) sehingga kadar glukosa darah dapat menurun.12
Flavonoid juga terdapat dalam buah labu siam yang bekerja sebagai penghambat
enzim-enzim penting yang berperan dalam pemecahan karbohidrat menjadi
monodakarida yang dapat diserap oleh usus yaitu enzim alfa amilase dan enzim
alfa

glukosidase.

Penghambatan

pada

kedua

enzim

tersebut

berakibat

terganggunya proses pemecahan karbohidrat menjadi monosakarida sehingga


tidak dapat diserap oleh usus.13 Dengan demikian, kadar glukosa darah tidak
meningkat setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa.
Penelitian sebelumnya tentang labu siam yang berjudul Pengaruh
Pemberian Perasan Buah Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Kelinci Jantan New Zealand yang Dibebani Glukosa memberikan
hasil perasan buah labu siam dengan konsentrasi 100%, 50%, dan 25% tidak
berefek secara signifikan dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh proses pengolahan dari buah labu siam itu
sendiri.14
Penelitian lain tentang labu siam yang berjudul Pengaruh Pemberian
Ekstrak Alkohol 70% Kulit Buah Labu Siam (Sechium edule) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Kelinci yang Dibebani Glukosa
memberikan hasil Ekstrak alkohol 70% kulit buah labu siam dengan dosis 0,6
g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah pada kelinci yang dibebani
glukosa. Kulit maupun buah labu siam mengandung zat aktif yang mempunyai
efek hipoglikemik, salah satunya adalah flavonoid.15
Pada penelitian ini, pankreas tikus wistar jantan sudah tidak berfungsi
dengan baik karena pengaruh aloksan, maka metformin bekerja tepat sasaran
karena cara kerja metformin dalam menurunkan kadar glukosa darah karena tidak
merangsang pankreas untuk memproduksi insulin melainkan menurunkan
produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin. Selain itu, metformin banyak dipakai di Indonesia yang
menunjukkan bahwa obat ini telah dipercaya dalam menurunkan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes melitus.16
SIMPULAN
Ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB dan 0,75
g/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna pada tikus wistar
yang diinduksi aloksan. Ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dapat
menurunkan

kadar glukosa darah tikus wistar lebih baik dibandingkan aquadest.

Efek ekstrak buah labu siam dalam menurunkan kadar glukosa darah masih lebih
rendah dibandingkan efek dari metformin.
SARAN
Uji toksisitas dilakukan untuk menilai keamanan dari ekstrak buah labu
siam sebagai anti diabetik. Isolasi zat aktif pada tanaman labu siam yang
bermanfaat sebagai anti diabetik juga perlu dilakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Disampaikan kepada dr. Y.L. Aryoko Widodo S, M.Si.Med selaku
pembimbing dalam penelitian ini serta pihak-pihak yang dengan ketulusan hati
telah membantu penelitian saya ini sehingga penelitian ini dapat terlaksana
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyono, Slamet. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta Pusat: Interna Publishing; 2010.
2. Subroto, A. Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar
Swadaya; 2006.
3. Priantono, H. Labu Siam Pereda Hipertensi. [Internet] 2011[dikutip 15
Desember2011].

Tersedia

http://gemamedika.blogspot.com/search/label/Labusiam

di

4. Lopez, Lucero. Bioactive Components Presents in Sechium edule Jacq.


Swartz, Amaranthus cruentus and Suillus granulatus. Biocell [Internet] 2007
[dikutip

15

Desember

2011].

Tersedia

di

http://www.cricyt.edu.ar/biocell/vol/pdf/31_1/11.pdf

5. Ordonez, A.L.L. Antimicrobial Activity of Nine Extracts of Sechium edule


(Jacq) Swartz. Microbial Ecology in Health and Disease: Volume 15: 33-39;
2006. http://www.microbecolhealthdis.net/index.php/mehd/article/view/7975

6. Jensen, L.P, and Lai, A.R. Chayote (Sechium edule) Causing Hypoglikemia
in

Pregnancy.

Am

J.

Obstet

Gynecol,

5,

1048-1049;

1986.

http://othes.univie.ac.at/5503/1/2009-06-24_9803368.pdf

7. Gordon E.A, Guppy L.J, dan Nelson M. The Antihypertensive Effects of The
Jamaican Cho-Cho. West Indian Med [Internet] 2000 [dikutip 15 Desember
2011]. Tersedia di http://lambda.qsensei.com/content/ysmjh

8. Iniguez, J.C.Infraspecific variation of Sechium edule (Jacq.) Sw. in the state


of Veracruz, Mexico. Genetic Resources and Crop Evolution[Internet] 2008
[dikutip

15

Desember

2011].

Tersedia

di

http://www.springerlink.com/content/kj054763924x1658/

9. Dire, G.F. Evaluation of the Biological Effects of a Natural Extract of


Chayotte (Sechium edule): A Radiolabeling Analysis. IJNM [Internet] 2005
[dikutip

15

Desember

http://www.pjbs.org/pjnonline/fin134.pdf

2011].

Tersedia

di

10. Marliana, Soerya Dewi, Venty Suryanti, Suyono. Skrining Fitokimia dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechium edule Jacq. Swartz) Dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi [Internet]
2005

[dikutip

15

Desember

2011].

Tersedia

di

http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/196903131997022001bio_far
masi_6.pdf

11. Suherman, Suharti K. Insulin dan Antidiabetik Oral. Dalam: Gunawan,


Sulistia Gan dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2009
12. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2004.

13. Winarsi, Hery. Isoflavon (Berbagai sumber, sifat, dan manfaatnya pada
penyakit degeneratif). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2006.
14. Khikmawati, Wahidhah Nur. Pengaruh Pemberian Perasan Buah Labu Siam
(Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Kelinci
Jantan New Zealand yang Dibebani Glukosa [skripsi] Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2009.
15. Riana, Maya. Pengaruh Pemberian Ekstrak Alkohol 70% Kulit Buah Labu
Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada
Kelinci Jantan New Zealand yang Dibebani Glukosa [skripsi] Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2010.

16. Soegondo, Sidartawan. Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus


Kencing Manis Sakit Gula.. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.

You might also like