Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan
Disusun oleh:
Olivia Bunga Putri
G2A008138
Telah disetujui
Pembimbing
Penguji
Ketua Penguji
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Diabetes melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan
umat manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang. Meningkatnya
prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang, akibat peningkatan
kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti.1
Diet memegang peranan penting dalam manajemen diabetes melitus. Sebelum
ditemukan terapi dengan insulin, diet adalah penanganan utama penyakit ini,
termasuk konsumsi obat tradisional yang berasal dari tanaman.2
Permintaan bahan tanaman obat untuk diabetes melitus mengalami
peningkatan. Sediaan tanaman obat yang diberikan dapat terdiri dari bahan
tunggal atau campuran. Bahan tersebut didapat dari berbagai bagian tanaman
misalnya daun, kulit kayu, kayu, akar, buah atau bagian dari buah atau herba.
Bentuk sediaan dapat berupa seduhan infus ekstrak atau rebusan dari bahan segar.
Labu siam (Sechium edule) dikenal masyarakat sebagai sayuran yang mudah
didapat dan digunakan sebagai bahan masakan. Selain sebagai sayuran, labu siam
dapat menyembuhkan beberapa penyakit sehingga dapat disebut sebagai tanaman
obat. Labu siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah,
mempunyai efek diuretik, dapat menyembuhkan demam pada anak-anak serta
baik digunakan oleh penderita asam urat dan diabetes mellitus.3 Beberapa
umur 3 bulan, berat badan 200 gram, dan kondisinya sehat. Kriteria eksklusi pada
penelitian ini adalah tikus tidak bergerak aktif atau tikus mati selama penelitian.
Ekstrak buah labu siam dibuat diperoleh dari metode maserasi dengan pelarut
alkohol 96% dan hasilnya berupa ekstrak bubuk. Ekstrak bubuk kemudian
dilarutkan dengan aquadest dan diberikan per oral kepada tikus wistar.
Dua puluh lima ekor ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu perlakuan dengan aquades (kontrol negatif), metformin dengan
dosis 18 mg/tikus (kontrol positif), dan ekstrak buah labu siam (Sechium edule)
dosis 0,25g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB. Seluruh kelompok perlakuan
diinduksi aloksan terlebih dahulu sampai dengan kadar glukosa darahnya
mencapai 126 mg/dL kemudian diukur kadar glukosa darahnya sebagai data pre
test. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke 14 dan hari ke 28
diukur kadar glukosa darah puasanya sebagai post test 1 dan post test 2.
HASIL
Pemberian ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan
0,75 g/kgBB memberikan pengaruh penurunan kadar glukosa darah bermkna pada
tikus wistar yang diinduksi aloksan dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1
menunjukkan bahwa nilai p seluruh variabel perlakuan pada perbandingan antara
pre test dan post test 1, pre test dan post test 2, serta post test 1 dan post test 2
memiliki nilai yang signifikan karena nilai p kurang dari 0,05. Distribusi data
kadar glukosa darah yang tidak normal terdapat pada kelompok tikus wistar jantan
yang diberi perlakuan berupa ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB
dan 0,5 g/kgBB, maka dianalisis dengan uji Wilcoxon. Sedangkan pada kelompok
tikus wistar jantan yang diberi perlakuan berupa ekstrak buah labu siam dengan
dosis 0,75 g/kgBB, metformin, dan aquadest, distribusi datanya normal sehingga
dianalisis dengan uji t berpasangan.
Tabel 1. Hasil statistik uji berpasangan
Variabel
Kontrol
Pre Test
Post Test 1
Metformin
Pre Test
Post Test 1
0,25 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1
0,50 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1
0,75 g/kgbb
Pre Test
Post Test 1
Post Test 1
Post Test 2
0,035
-
0,004
0,039
0,000
-
0,000
0,001
0,042
-
0,043
0,043
0,043
-
0,043
0,043
0,003
-
0,002
0,009
Kontrol
Metformin
0,25
0,50
0,75
MeanSD
MeanSD
MeanSD
MeanSD
MeanSD
-20,614,67
-12320,94
-31,410,69 -36,27,92
-84,429,70 0,001
Sebaran data selisih kadar glukosa darah antara post test 1 dan pre test
serta selisih kadar glukosa darah antara post test 2 dan post test 1 tidak normal,
maka dilakukan uji Kruskall-Wallis. Data selisih antara post test 2 dan post test 1
sebarannya normal, maka dilakukan uji One Way Anova.
Pada Tabel 2 menunjukkan seluruh variabel, yaitu dosis 0,25 g/kgBB, 0,50
g/kgBB dan 0,75 g/kgBB, maupun kontrol negatif dan kontrol positif memiliki
selisih penurunan yang signifikan antara post test 1 dan pre test, post test 2 dan
post test 1, serta post test 2 dan pre test karena didapatkan nilai p kurang dari
0,05.
Uji lanjutan dari uji tidak berpasangan digunakan terutama untuk
menganalisis perbandingan selisih hasil pengukuran kadar glukosa darah post test
1 dan pre test, post test 2 dan post test 1, serta post test 2 dan pre test kelompok
tikus wistar jantan yang diberi ekstrak buah labu siam dosis 0,25 g/kgBB, 0,5
g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB dengan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif.
Sebaran data selisih kadar glukosa darah antara post test 1 dan pre test
serta selisih kadar glukosa darah antara post test 2 dan post test 1 tidak normal,
maka dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji
Mann-Whitney, sedangkan data selisih antara post test 2 dan post test 1
sebarannya normal, maka dianalisis dengan uji One Way Anova kemudian
dilanjutkan uji Post Hoc. Hasil dari uji lanjutan dapat dilihat pada Tabel 3.
0,50
0,75
Metformin
Kontrol
0,173
-
0,009
0,009
-
0,009
0,009
0,047
-
0,346
0,175
0,009
0,009
0,036
-
0,009
0,021
-
0,009
0,009
0,028
-
0,251
0,016
0,009
0,009
0,850
-
0,000
0,001
-
0,000
0,000
0,000
-
0,873
0,321
0,000
0,000
Hasil dari pengolahan data selisih hasil pengukuran kadar glukosa darah
antara post test 2 dan pre test pada kelompok tikus wistar jantan yang diberi
ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dibandingkan kelompok
kontrol negatif bernilai signifikan yaitu nilai p = 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus wistar jantan lebih baik daripada aquadest.
Nilai p yang signifikan didapat dari kelompok perlakuan ekstrak buah labu
siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB bila dibandingkan
dengan kelompok perlakuan metformin. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB, dan 0,75 g/kgBB
dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar jantan tidak lebih baik dari
metformin.
PEMBAHASAN
Dalam buah labu siam terkandung kalsium yang berperan dalam proses
sekresi insulin. Metabolisme glukosa yang diinduksi oleh glukokinase
menyebabkan perubahan rasio ATP/ADP dan hal ini menyebabkan menutupnya
kanal ion kalium dan terjadi depolarisasi sel pankreas. Sebagai kompensasi,
terjadi aktivasi kanal ion kalsium dan ion ini akan masuk ke sel selanjutnya
kalsium intrasel ini merangsang sekresi insulin dari granulanya, sehingga kadar
glukosa darah dapat menurun karena pengaruh dari insulin.11 Selain kalsium, buah
labu siam juga mengandung niasin yang merupakan komponen koenzim
nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan berfungsi pada proses glikogenesis
(glukosa menjadi glikogen) sehingga kadar glukosa darah dapat menurun.12
Flavonoid juga terdapat dalam buah labu siam yang bekerja sebagai penghambat
enzim-enzim penting yang berperan dalam pemecahan karbohidrat menjadi
monodakarida yang dapat diserap oleh usus yaitu enzim alfa amilase dan enzim
alfa
glukosidase.
Penghambatan
pada
kedua
enzim
tersebut
berakibat
kemungkinan disebabkan oleh proses pengolahan dari buah labu siam itu
sendiri.14
Penelitian lain tentang labu siam yang berjudul Pengaruh Pemberian
Ekstrak Alkohol 70% Kulit Buah Labu Siam (Sechium edule) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Kelinci yang Dibebani Glukosa
memberikan hasil Ekstrak alkohol 70% kulit buah labu siam dengan dosis 0,6
g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah pada kelinci yang dibebani
glukosa. Kulit maupun buah labu siam mengandung zat aktif yang mempunyai
efek hipoglikemik, salah satunya adalah flavonoid.15
Pada penelitian ini, pankreas tikus wistar jantan sudah tidak berfungsi
dengan baik karena pengaruh aloksan, maka metformin bekerja tepat sasaran
karena cara kerja metformin dalam menurunkan kadar glukosa darah karena tidak
merangsang pankreas untuk memproduksi insulin melainkan menurunkan
produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin. Selain itu, metformin banyak dipakai di Indonesia yang
menunjukkan bahwa obat ini telah dipercaya dalam menurunkan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes melitus.16
SIMPULAN
Ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,25 g/kgBB, 0,5 g/kgBB dan 0,75
g/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna pada tikus wistar
yang diinduksi aloksan. Ekstrak buah labu siam dengan dosis 0,75 g/kgBB dapat
menurunkan
Efek ekstrak buah labu siam dalam menurunkan kadar glukosa darah masih lebih
rendah dibandingkan efek dari metformin.
SARAN
Uji toksisitas dilakukan untuk menilai keamanan dari ekstrak buah labu
siam sebagai anti diabetik. Isolasi zat aktif pada tanaman labu siam yang
bermanfaat sebagai anti diabetik juga perlu dilakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Disampaikan kepada dr. Y.L. Aryoko Widodo S, M.Si.Med selaku
pembimbing dalam penelitian ini serta pihak-pihak yang dengan ketulusan hati
telah membantu penelitian saya ini sehingga penelitian ini dapat terlaksana
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyono, Slamet. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta Pusat: Interna Publishing; 2010.
2. Subroto, A. Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar
Swadaya; 2006.
3. Priantono, H. Labu Siam Pereda Hipertensi. [Internet] 2011[dikutip 15
Desember2011].
Tersedia
http://gemamedika.blogspot.com/search/label/Labusiam
di
15
Desember
2011].
Tersedia
di
http://www.cricyt.edu.ar/biocell/vol/pdf/31_1/11.pdf
6. Jensen, L.P, and Lai, A.R. Chayote (Sechium edule) Causing Hypoglikemia
in
Pregnancy.
Am
J.
Obstet
Gynecol,
5,
1048-1049;
1986.
http://othes.univie.ac.at/5503/1/2009-06-24_9803368.pdf
7. Gordon E.A, Guppy L.J, dan Nelson M. The Antihypertensive Effects of The
Jamaican Cho-Cho. West Indian Med [Internet] 2000 [dikutip 15 Desember
2011]. Tersedia di http://lambda.qsensei.com/content/ysmjh
15
Desember
2011].
Tersedia
di
http://www.springerlink.com/content/kj054763924x1658/
15
Desember
http://www.pjbs.org/pjnonline/fin134.pdf
2011].
Tersedia
di
10. Marliana, Soerya Dewi, Venty Suryanti, Suyono. Skrining Fitokimia dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechium edule Jacq. Swartz) Dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi [Internet]
2005
[dikutip
15
Desember
2011].
Tersedia
di
http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/196903131997022001bio_far
masi_6.pdf
13. Winarsi, Hery. Isoflavon (Berbagai sumber, sifat, dan manfaatnya pada
penyakit degeneratif). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2006.
14. Khikmawati, Wahidhah Nur. Pengaruh Pemberian Perasan Buah Labu Siam
(Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Kelinci
Jantan New Zealand yang Dibebani Glukosa [skripsi] Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2009.
15. Riana, Maya. Pengaruh Pemberian Ekstrak Alkohol 70% Kulit Buah Labu
Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada
Kelinci Jantan New Zealand yang Dibebani Glukosa [skripsi] Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2010.