Professional Documents
Culture Documents
6 11 1 SM PDF
6 11 1 SM PDF
6 11 1 SM PDF
Juni 2015
PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT SEBAGAI LEMBAGA
PEMBERDAYAAN NARAPIDANADI LAPAS KLAS IIB MERAUKE
SYAHMUHAR M. ZEIN
Abstract
Center for Social Studies Activities which is known as PKBM, Indonesian abbreviated
for Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Center for Social Studies Activities) has the relevant
meaning with the Social Empowering System regulated in 12 th Constitution 1995 about The
Socialization (UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan). This constitution gives a
new perspective perception in Indonesian Laws Enforcement to totally change from the old
system of punishment which was no civil and human right considerations to totally civil and
human right considerations. In accordance with this tremendous challenge PKBM as one among
some of social empowering, education, training, and development units within The Socialize
Foundation of 2nd Class Merauke, Ministry of Laws and Human Right Republic of Indonesia.
To see that resources linkage within the PKBM which was built since 2009 until now
there are many problems connected with human resources management to manage the PKBM
foundation. All ideas and programs are still directly controlled and executed by the principle
alone. No team work under a system, no experience in social-organization to exist, limit
superstructures and facilities make stagnancy in the PKBMs training and education activities.
No well coordination yet as no commitment of training & development, education and
empowering programs processing between the The Socialize Foundation of 2nd Class Merauke,
Ministry of Laws and Human Right Republic of Indonesia and the PKBM. No operational costs
and annual planning and budgeting from the Socialize Foundation (Lapas) planned for PKBM.
The Socialize Foundation must take advantages with the existence of PKBM as a unit of office
work who can assist the commitment of training & development, education and empowering
programs in the The Socialize Foundation of 2nd Class Merauke, Ministry of Laws and Human
Right Republic of Indonesia. If the Socialize Foundation (Lapas) has already understood the
functions of the PKBM in assisting empowering activities such as vocational training &
education and also PKBM is able to open some access for getting fund or financial from central
government ministries even open the social donation from companies or industries to fulfill
needs of empowering human resources training & development in The Socialize Foundation of
2nd Class Merauke. We hope the good will between the two foundations will allocate the annual
socialize empowering fund to help operational cost of programs.
As the conclusion of problems within the Tunas Mandiri PKBM I divide cases into two
road map. They are the coordination problem with the principle or manager of The Socialize
Foundation of 2nd Class Merauke and the un-capable PKBM administration staff to execute
their jobs descriptions professionally, in high motivations, creativities and dedications. If this
two cases can be solved properly then Tunas Mandiri PKBM will be a good pilot project
foundation for the nation-wide Socialize Foundation in the Ministry of Laws and Human Right
Republic of Indonesia.
Keywords : Socialize Foundation, Ministry Of Law And Human
76
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu proses pembinaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan
tidak terlepas dari penerapan sistem
pembinaan yang benar-benar berjalan secara
efektif, salah satu keberhasilan pembinaan di
Lapas juga tidak terlepas dari lembagalembaga sosial yang dibentuk di dalam
Lapas, seperti misalnya di Lapas Klas IIB
Merauke, telah terbentuk lembaga pembinaan dan pendidikan di luar sistem atau
struktur kedinasan yang ada tetapi
pengelolaannya adalah Petugas Pemasyarakatan itu sendiri. Hal ini adalah merupakan
suatu kebijakan Pimpinan Lapas saat itu
tahun 2009, pertama terbentuknya Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang
diberi nama PKBM Tunas Mandiri Lapas
Klas IIB Merauke karena pertimbangan
saat itu untuk membuka akses kepada Dinas
Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Merauke guna menjalin kerjasama,
namun saat itu secara pengelolaannya belum
optimal dikarenakan keorganisasiannya
belum sempurna. Sehingga proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan PKBM saat itu
yang di laksanakan untuk kepentingan narapidana atau warga binaan belum maksimal.
Terkait dengan masalah kelembagaan harus di tata secara ideal sesuai dengan
pedoman yang ada, sehingga efektifitas
organisasi dapat berjalan secara baik, sejalan
dengan pendapat daft dalam Agustinus
Yelipele (2014:18) yang mengemukakan
bahwa organisasi adalah kumpulan orang
(sosial entities) yang mempunyai satu tujuan
serta dirancang secara sengaja untuk beraktifitas yang dikoordinasikan secara sistematik serta terbuka dan terkait dengan lingkungan eksternal.
Pengertian organisasi di atas memberikan penjelasan yang sangat terperinci
terkait dengan unsur-unsur yang ada dalam
pengertian tersebut, unsur-unsur yang dimaksud yaitu organisasi harus ada sekumpulan orang, organisasi harus mem-
77
78
79
TINJAUAN PUSTAKA
Dari penelitan terdahulu terdapat
perbedaan dari penelitian ini; untuk
Penelitian agustinus Yelipele penelitiannya
terfokus pada peran kelembagaan yaitu
Bidang Sosial Budaya di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Pegunungan Bintang namun
dalam pengembangan penelitiannya, ia
hanya melihat dari sisi penjabaran Tugas
fungsinya secara normatif, kaitannya dengan
penelitian peneliti, penelitian ini mengarah
pada peran kelembagaan namun peran lebih
cenderung pada pengembangan kegiatankegiatan kreatif dan inovatif serta bagaiman
kelembagaan itu bisa berdiri secara mandiri
dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
kelembagaan tersebut, kelembagaan yang
dimaksud adalah PKBM.
kemudian untuk penilitian Budi
Hermidi, yang membedakan penelitian be-
80
81
Teori Organisasi
Untuk memperdalam analisis tentang Peran Lembaga PKBM, tentunya
peneliti melihat PKBM sebagai suatu wadah
atau suatu organisasi untuk itu akan dikaji
tentang teori organisasi. Berbicara dalam
konteks peranan organisasi tentunya
organisasi yang terbentuk dalam suatu
komunitas tertentu harus sesuai dengan
budaya karakter setempat, sehingga penggiringan kearah visi dan misi organisasi
akan jelas, terkait dengan itu yang selalu
menjadi pertanyaan adalah untuk apa sebuah
organisasi itu berdiri dalam suatu komunitas
tertentu Ndaraha (1:2005) memberikan
pernyataan bahwa terdapat empat hal
mengapa organisasi menjadi penting untuk
dikaji; Karena salah satu pendekatan adalah
budaya organisasi, Karena organisasilah
sumber vehicle bagi setiap nilai budaya
organisasi, Karena kajian organisasi memberikan pemahaman tentang organisasi
sebagai subjek dan objek, dan yang terpenting adalah organisasi mempunyai visi
dan misi merupakan sumber budaya
organisasi. Sejalan dengan pernyataan
tersebut dalam penelitian ini, organisasi
sebagai Subjek yaitu PKBM dalam rangka
pembinaan dan pendidikan warga binaan
atau narapidana. Untuk itu perlu kita pahami
definisi dari organisasi itu.
Menurut Maluhu (vii:2010) Organisasi sebagai alat dan wadah kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan,
pengertian tersebut sejalan dengan beberapa
82
83
84
85
c.
86
87
d.
88
89
METODE PENELITIAN
Perspektif pendekatan penelitian ini
adalah Pendekatan penelitian kualitatif yang
artinya metode penelitian yang digunakan
berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Filsafat ini sering juga disebut sebagai
paradigma interpretif dan konstruktif, yang
memandang realitas social sebagai sesuatu
yang holistic/utuh, kompleks, dinamis,
penuh makna, dan hubungan gejala bersifat
interaktif.
Merujuk dari penjelasan di atas,
maka penelitian ini cenderung melihat
permasalahan bagaimana peranan PKBM (
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di
Dalam Lapas telah Optimal dalam memperdayakan narapidana sebagai warga binaan
pemasyarakatan untuk menjadikan mereka
sebagai manusia yang mandiri dengan
keterampilan mereka yang ada dan juga
mereka dapat produktif dalam mengikuti
kegiatan pembinaan hingga mereka dilepaskan atau Bebas dari hukuman pidana
yang mereka jalani, secara jelas masalah
penelitian inilah yang peneliti namakan
sebagai dasar penelitian atau grounded
research, sedangkan untuk memahami
permasalahan penelitian yang belum jelas
dari sisi peran PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) yang memposisikan
posisi lembaga PKBM sebagai mitra kerja di
luar Lapas, ataukah Lembaga PKBM ini dia
berdiri sebagai lembaga di bawah salah satu
90
PEMBAHASAN
1. Penyelenggaraan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
a. Kaitan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat dan Lembaga Pemasyarakat (Lapas).
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
yang disingkat PKBM adalah suatu lembaga
yang mengakomodir beberapa program
kegiatan pendidikan non formal yang berbasis masyarakat, artinya pengelolaan atau
penyelenggaraan-nya dari masyarakat dan
peserta didiknya juga berasal dari masyarakat. Jadi prinsip PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) yaitu dari masyarakat,
untuk masyarakat dan oleh masyarakat
(Lampiran SKB,2004:7).
Secara filosofis PKBM (Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat) dapat diartikan sesuai dengan pengertian akronim
PKBM, Hal tersebut dapat dijelaskan secara
lebih rinci sebagai berikut:
P kepanjangannya adalah Pusat, berarti
penyelenggaraan PKBM haruslah terkelola
dan terlembagakan dengan baik. Hal ini
sangat penting untuk efektivitas pencapaian
tujuan, mutu penyelenggaraan kegiatankegiatan, efisiensi pemanfaatan sumbersumber, sinergitas antar berbagai kegiatan
dan keberlanjutan keberadaan PKBM itu
sendiri.
K kepanjangannya adalah Kegiatan, berarti
di PKBM diselenggarakan berbagai
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat setempat. Ini juga
berarti bahwa PKBM selalu dinamis, kreatif
dan produktif melakukan berbagai kegiatankegiatan yang positif bagi masyarakat
setempat.
B kepanjangannya adalah Belajar, berarti
bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM haruslah merupakan
kegiatan
yang
mampu
memberikan
terciptanya suatu proses transformasi dan
peningkatan kapasitas serta perilaku ang-
91
92
93
NARAPIDANA PRODUKTIF
BINA NARAPIDANA
MENJALIN KERJASAMA
MITRA PRODUKTIFITAS
NAPI
MENJALIN KERJASAMA
MITRA BINA
NAPI
PEMERINTAH/KELOMPOK MASY.
PEDULI BINA NAPI DAN
KELOMPOK-2 USAHA U/ PENYALURAN
BAKAT DAN MINAT NAPI
TUJUAN
1. MEWUJUDKAN KESADARAN
2. MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN DIRI
3. MENGENAL POTENSI DAN BAKAT DIRI.
TUJUAN
1. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN
2. MEWUJUDKAN PRODUKTIFITAS
3. DAPAT TERPERDAYA DALAM MASY.
94
95
Ketua Pengelola:
Wakil Ketua :
Sekretaris:
Bendahara :
Ka. Prodik Kesetaraan :
Ka. Prodik Keaksaraan
Fungsional :
Ka. Prodik Taman Baca
Binaan Pemasyarakatan:
Ka. Prodik Keterampilan
Hidup :
Diagram
Klasifikasi TK. Pddkan Pengelola PKBM
Tunas Mandiri
LP Klas IIB Merauke
Sarjana
S-2
9%
Sarjana
S-1
36%
Agus Siswanto
Geradus Siso.
Tingkat
Pendidikan
1
2
SMA/Sederajat
Sarjana Starta-1
Jmlh
Pengelola
6
4
3
4
Sarjana Strata-2
Sarjana Strata-3
Total
1
11
SMA/Sed
erajat
55%
Persentase
54,55%
36,36%
9,09%
100%
96
97
98
99
assimilasi, serta memberikan ruang keleluasaan mengatur rumah tangga PKBM secara
internal oleh Pengelola PKBM, pimpinan
hanya tahu saja terselenggaranya kegiatan
dan akhir dari pada itu laporan kegiatan.
Sehingga pengelola dalam menjalankan
program pendidikannya tidak terlalu diintervensi secara mendalam apalagi terkait
dengan pengelolaan keuangan PKBM yang
didapatkan dari hasil lobi pengelola PKBM
sendiri di pihak luar Lapas. Sebagaimana
pernyataan VA selaku penanggungjawab
PKBM Tunas Mandiri LP Merauke
sekaligus Kasie. Binadik bahwa: Saya
selaku ketua Tim Pengamat Pemasyarakatan
selalu mengarahkan ketua PKBM untuk
memperhatikan dan mengamati peserta didik
yang tergabung di PKBM harus didata
sehingga arah pembinaan yang diberikan
sesuai dengan potensi atau kemampuan yang
dimiliki dan mereka dapat belajar untuk
dapat berkembang sesuai dengan potensi
yang mereka miliki. Disamping itu juga
perlu kita lihat terdapat beberapa factor
penghambat PKBM Tunas Mandiri dalam
penyelenggraaan kegiatannya yaitu :
sumber daya pengelolan yang belum
matang dalam berorganisasi, sehingga
semuanya masih bertumpu pada
kekuatan dan kemampuan ketua PKBM
dalam mengeksiskan.
sarana prasarana yang belum memadai
sehingga mengganggu proses penyelenggaraan kegiatan.
Belum terkoordinir dengan baik karena
belum ada kesepakatan terkait mekanisme sinergitas antar proses pembinaan pemasyarakatan dengan proses
PKBM.
Tidak ada biaya operasional dari dinas
atau Anggaran Tahunan Lapas yang
diperuntukan untuk PKBM, sehingga
terkesan operasionalisasi ditanggungjawab oleh pengelola secara keseluruhan.
100
4.
PENUTUP
kesimpulan dari penelitian ini
adalah: System pembinaan yang digambarkan dalam proses pemasyarakatan (sebagaimana gambar terlampir) jika disesuaikan
mempunyai cela untuk dapat disinergikan
dengan Penyelenggaraan kegiatan pendidikan non formal di dalam Lapas
semisalnya di Lapas Klas IIB Merauke,
program-program pendidikan non formal
yang diselenggarakan oleh PKBM Tunas
Mandiri sangat membantu untuk menambah
nilai kualiats diri dari pada narapidana itu
sendiri, sehingga dalam proses pentahapannya itu PKBM dapat bersinergi untuk
101
102
Dokumen :
Pedoman Penulisan dan Ujian Tesis
Magister
Administrasi
Publik, Program Stdi Magister
Administrasi
Publik
Program
Pasca
Sarjana,
Universitas
Cenderawasi, Jayapura, 2012.
Kementerian Hukum dan HAM RI
Direktorat
Jendral
Pemasyarakatan, 2013, Pedoman
Pembinaan
Kepribadian
Narapidana bagi Petugas di Lapas/
Rutan.
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995,
Tentang Pemasyarakatan.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).
Reglemen Penjara (Geschte Reglemen,
1971, Nomor 708.
Surat
Kesepakatan
bersama,
No
88/E/MS/2004, No.E.PP.01.01-59,
No
158/FKPKBM/E/2004
Tentang
Pengembangan
SDM
Bagi
Narapidana
Anak didik Pemasyarakatan
dan Klien
Pemasyarakatan.
Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda,
Olah raga dan Pendidikan Luar
Sekolah No.
421/9/09/2009
tanggal 7 januari 2009, tentang
Pembentukan PKBM Tunas Mandiri
Lapas Klas IIB Merauke.
Surat
Keputusan
Kepala
Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIB Merauke No.
W.30.PK.04.03-541 tahun 2012 tentang
Pengelola PKBM Tunas Mandiri Lapas Klas
IIB Merauke.
Surat Ijin Operasional Penyelenggaraan
PKBM
Tunas
Mandiri
No.
421.9/199/PLS/2013.
103