Modul 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

MODUL 1

OPERATION PROCESS CHART(OPC),


ASSEMBLY CHART(AC), ROUTING SHEET &
MULTI PROCESS CHART(MPPC)
Kelompok F 04
Nama / NRP : 1. Edwin Sandjaja /
1323003
2. Fera Florenzia /
1323018
Assisten :
Robin Sanjaya, ST.
Asumsi :
Urutan mesin di MPPC mengikuti prosedur di modul

1-1

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-2

t, Route Sheet, &

MODUL 1
OPERATION PROCESS CHART(OPC), ASSEMBLY
CHART(AC), ROUTING SHEET & MULTI PROCESS
CHART(MPPC)
1.1 Operation Process Chart (OPC)
Operation Process Chart Step Ass Bar

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-3

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

t, Route Sheet, &

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-4

t, Route Sheet, &

Gambar 1.1 Operation Process Chart Step Ass Bar

Operation Process Chart Pedal Rod Gear

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-5

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

t, Route Sheet, &

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-6

t, Route Sheet, &

Gambar 1.2 Operation Process Chart Pedal Rod Gear

Operation Process Chart Cap Assy

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-7

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

t, Route Sheet, &

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-8

t, Route Sheet, &

Gambar 1.3 Operation Process Chart Cap Assy

1.2 Assembly Chart (AC)

Assembly Chart Step Ass Bar

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-9

t, Route Sheet, &

Gambar 1.4 Assembly Chart Step Ass Bar


Assembly Chart Pedal Rod Gear

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-10

t, Route Sheet, &

Gambar 1.5 Assembly Chart Pedal Rod Gear


Assembly Chart Cap Assy
Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-11

t, Route Sheet, &

Gambar 1.6 Assembly Chart Cap Assy

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-12

t, Route Sheet, &

1.3 Route Sheet

Route Sheet Step Ass Bar


Tabel 1.1 Route Sheet Step Ass Bar

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-13

t, Route Sheet, &

Contoh Perhitungan :

Kapasitas Mesin (untuk Proses O-1)

Kapasitas Mesin =

3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas


Waktu Proses

3600 8 90% 85%


Jumlah Bahan Baku28
Jumlah Produksi
Jumlah Bahan Baku =
1- (%Scrap G + % Scrap Q)

JumlahMaterial
Bahan Baku =
Jumlah

1488
Jumlah
(untuk
JumlahMesin
Material
= Proses O-1)

Kapasitas Mesin =

1488
1- (0% + 2%)
Jumlah Produksi
Jumlah Material =
1- (% Scrap Q)
1- (2%)
Waktu Proses Jumlah Produksi
Jumlah Mesin =
3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas
Jumlah Mesin =

28 1550
3600 8 90% 85 %

Route Sheet Pedal Rod Gear


Tabel 1.2 Route Sheet Pedal Rod Gear

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-14

t, Route Sheet, &

Contoh Perhitungan :
Kapasitas Mesin (untuk Proses O-1)

Kapasitas Mesin =

3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas


Waktu Proses

Jumlah Bahan Baku 3600 8 90% 85%

Kapasitas Mesin =

29 Jumlah Produksi
Jumlah Bahan Baku =
1- (%Scrap G + % Scrap Q)

1497
Jumlah
JumlahMaterial
Bahan Baku =

1497
Jumlah
(untuk
JumlahMesin
Material
= Proses O-1)

1- (0% + 2%)
Jumlah Produksi
Jumlah Material =
1- (% Scrap Q)
1- (2%)
Waktu Proses Jumlah Produksi
Jumlah Mesin =
3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas
Jumlah Mesin =

29 1528
3600 8 90% 85 %

Route Sheet Cap Assy


Tabel 1.3 Route Sheet Cap Assy

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-15

t, Route Sheet, &

Contoh Perhitungan :
Kapasitas Mesin (untuk Proses O-1)

Kapasitas Mesin =

3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas


Waktu Proses

Jumlah Bahan Baku3600 8 90% 85%

Kapasitas Mesin =

23 Jumlah Produksi
Jumlah Bahan Baku =
1- (%Scrap G + % Scrap Q)

1421
Jumlah
JumlahMaterial
Bahan Baku =

1421
Jumlah
(untuk
JumlahMesin
Material
= Proses O-1)

1- (0% + 1%)
Jumlah Produksi
Jumlah Material =
1- (% Scrap Q)

1- (1%)
Waktu Proses Jumlah Produksi
Jumlah Mesin =
3600 Jumlah Jam Kerja Efektif Efisiensi Reliabilitas
Jumlah Mesin =

23 14 36
3600 8 90% 85 %

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-16

t, Route Sheet, &

1.4 Multi Product Process Chart (MPPC)

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-17

t, Route Sheet, &

Gambar 1.7 Multi Product Process Chart (MPPC)

1.5 Analisis

1.5.1 Analisis Operation Process Chart (OPC)


Produk yang dianalisis adalah Step Ass Bar. Dari peta
proses operasi Step Ass Bar dapat diketahui berbagai
komponen yang diperlukan untuk membuat Step Ass Bar,
bahan

yang

digunakan

untuk

membuat

komponen-

komponen tersebut, urutan proses yang dilakukan untuk


membuat komponen-komponen penyusun Step Ass Bar,
mesin-mesin yang digunakan dalam setiap proses, dan
waktu

setiap

proses

tersebut.

Selain

itu

kita

dapat

mengetahui operasi-operasi yang sering menghasilkan scrap

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-18

sehingga dapat memperbanyak

t, Route Sheet, &

jumlah

produksi

untuk

mengantisipasi scrap agar target produksi tetap tercapai,


selain itu dengan mengetahui scrap di setiap proses maka
dapat diketahui proses mana yang

menjadi

perhatian

sehingga tidak menghasilkan scrap khususnya scrap quality.


Dari PPO Step Ass Bar dapat diketahui jumlah seluruh
kegiatan operasi yang dilakukan adalah 53 operasi dengan
waktu

penyelesaiaanya

kegiatan

pemeriksaan

adalah
yang

1282,

jumlah

dilakukan

seluruh

adalah

11

pemeriksaan dengan waktu 106, dan jumlah seluruh


kegiatan gabungan antara operasi dan pemeriksaaan adalah
1 kali degan waktu 18. Dari data ini dapat diketahui bahwa
waktu yang diperlukan untuk membuat 1 unit Step Ass Bar
adalah 1406.
Dari PPO Step Ass Bar dapat diketahui komponenkomponen penyusun Step Ass Bar adalah Bar Step, Bracket
Side Stand, Stay Step Fitting, Patch A, Stopper L, Patch B,
Stopper R, Piece Pivot, dan Bar Stand.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Bar Step
adalah Plate Tread K156. Operasi yang dilakukan untuk
membuat Bar Step adalah pemotongan dengan mesin
shearing A, chamfer dengan mesin cutting, bending dengan
mesin bending, bending dengan mesin press 63T, inspeksi
dengan meja inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Bracket
Side Stand adalah Pipa P08B. Operasi yang dilakukan untuk
membuat Bracket Side Stand adalah pemotongan dengan
mesin shearing A, blanking dengan mesin Blanking, piercing
dengan mesin press 100T, inspeksi dengan meja inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Stay Step
Fitting adalah Stay RR Comb K25G. Operasi yang dilakukan
untuk membuat Stay Step Fitting adalah blanking dengan
mesin blanking, bending dengan mesin bending, bending
dengan mesin press 63T, piercing dengan piercing, inspeksi
dengan meja inspeksi.
Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-19

t, Route Sheet, &

Bahan baku yang digunakan untuk membuat Patch A


adalah PTCH-121A. Operasi yang dilakukan untuk membuat
Patch A adalah blanking dengan mesin blanking, piercing
dengan mesin press 100T, bending dengan mesin bending,
bending dengan mesin press 63T, inspeksi dengan meja
inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Stopper L
adalah STP-012. Operasi yang dilakukan untuk membuat
Stopper L adalah pemotongan dengan mesin shearing A,
blanking dengan mesin blanking, inspeksi dengan meja
inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Patch B
adalah PTCH-125B. Operasi yang dilakukan untuk membuat
Patch B adalah blanking dengan mesin blanking, piercing
dengan mesin press 100T, bending dengan mesin bending,
bending dengan mesin press 63T, inspeksi dengan meja
inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Stopper R
adalah STP-018. Operasi yang dilakukan untuk membuat
Stopper R adalah pemotongan dengan mesin shearing A,
blanking dengan mesin blanking, inspeksi dengan meja
inspeksi.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Piece Pivot
adalah PP-A78. Operasi yang dilakukan untuk membuat
Piece Pivot adalah pemotongan dengan mesin shearing A,
blanking dengan mesin blanking, piercing dengan mesin
press 100T, bending dengan mesin bending, ristrike dengan
mesin press 63T, piercing dengan mesin press 100T,
Chamfer dengan cutting.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Bar Stand
adalah BS-787. Operasi yang dilakukan untuk membuat Bar
Stand adalah bending dengan mesin bending, forming
dengan mesin blanking, pemotongan dengan mesin shearing
A, notching dengan mesin press 100T.

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-20

Terdapat

jenis

scrapyang

terjadi

t, Route Sheet, &

dalam

proses

pembuatan Step Ass Bar yaitu scrap geometrik dan scrap


quality. Scrap geometrik terjadi di proses chamfer dengan
mesin cutting dalam pembuatan komponen Bar Step sebesar
2%, piercing dengan mesin piercing dalam pembuatan
komponen Stay Step Fitting sebesar 2%, blanking dengan
mesin blanking dalam pembuatan komponen Stopper R
sebesar 2%, pemotongan dengan mesin shearing A dalam
pembuatan komponen Piece Pivot sebesar 2%, pemotongan
dengan mesin shearing A dalam pembuatan komponen Bar
Stand sebesar 2%. Scrap quality terjadi di proses inspeksi
dengan meja inspeksi dalam pembuatan komponen Stay
Step Fitting sebesar 1%, proses inspeksi dengan meja
inspeksi dalam pembuatan komponen Patch A sebesar 1%,
proses inspeksi dengan meja inspeksi dalam pembuatan
komponen Patch B sebesar 2%, proses inspeksi dengan meja
inspeksi dalam pembuatan Assembly 2 sebesar 2%. Dari
data tersebut dapat diketahu cacat geometri terjadi banyak
di messin shearing A pada saat proses pemotongan oleh
karena itu input bahan untuk proses pemotongan hrus lebih
banyak sehingga dapat mengantisipasi scrap geometrik
sehinnga

tidak

terjadi

kesalahan

pemotongan

seperti

ukurannya kurang dan output dari proses ini jumlahnya


sesuai dengan jumlah input yang seharusnya untuk proses
berikutya. Selain itu kita dapat mengetahui scrap quality
terjadi di meja inspeksi pada saat inspeksi, scrap ini harus
diperhatikan dalam menentukan jumlah unit yang aka
diproduksi agar dengan persentase scrap tersebut hasil
produksi tetap dapat mencapai target produksi.
1.5.2 Analisis Assembly Chart (AC)
Dari peta perakitan dapat diketahui proses perakitan dari
berbagai komponen yang telah dibuat di PPO. Berikut adalah
proses perakitan yang ada di peta perakitan Step Ass Bar.
Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-21

t, Route Sheet, &

Pertama, Bar Step dan Bracket Side Stand dirakit dengan


tambahan pin menjadi Assembly 1. Kedua, Patch A dan
Stopper L dirakit dengan bahan tambahan yaitu pin, spring,
bolt serta bahan yang di subkontrak yaitu karet footrest
menjadi Sub-Assembly 1. Ketiga, Patch B dan Stopper R
dirakit dengan bahan tambahan yaitu pin, spring, bolt serta
bahan yang di subkontrak yaitu karet footrest menjadi SubAssembly 2. Keempat, merakit Assembly 1, Stay Step Fitting,
Sub-Assembly 1 dan Sub-Assembly 2 menjadi Assembly 2.
Kelima, 2 Piece Pivot, dan Bar Stand dirakit dengan bahan
tambahan yaitu hook menjadi Sub-Assembly 3. Keenam,
merakit Assembly 2, Sub-Assembly 3, dan bahan tambahan
yaitu Screw Side Stand, Nut Hex 10mm, Spring A Side Stand,
Label QC menjadi Assembly 3.
1.5.3 Analisis Perhitungan Jumlah Mesin By Product dan By
Process
Jumlah

mesin

membulatkan

by

jumlah

product
mesin

dihitung
untuk

dengan

setiap

part

cara
lalu

dijumlahkan. Dari MPPC dapat diketahui jumlah mesin by


product adalah 16 unit Mesin Shearing A, 23 unit Mesin
Blanking, 18 unit Press 100T, 10 unit Meja Inspeksi, 5 unit
Mesin Cutting , 21 unit Mesin Bending, 13 unit Mesin Press
63T, 13 unit Mesin Robot Welder, 22 unit Meja Kerja, 2 unit
Torch, 6 unit Mesin Surf Treatment, 8 unit Auto Inspection, 2
unit Mesin Drilling, 2 unit Mesin Spray, 11 unit Mesin Press
25T, 5 unit Mesin Piercing, 8 unit Mesin Shearing B, 8 unit
Mesin

Platting,

unit

Mesin

keseluruhan adalah 194 unit.


Jumlah mesin by process
menjumlahkan
dibulatkan

jumlah

karena

di

mesin
by

Shrinking.

Total

dihitung

dengan

setiap

process

part

setiap

mesin
cara

kemudian
part

dapat

menggunakan mesin secara bersamaan. Jumlah mesin by


process

adalah 12 unit Mesin Shearing A, 18 unit Mesin

Blanking, 15 unit Press 100T, 9 unit Meja Inspeksi, 4 unit


Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-22

t, Route Sheet, &

Mesin Cutting , 17 unit Mesin Bending, 10 unit Mesin Press


63T, 11 unit Mesin Robot Welder, 17 unit Meja Kerja, 2 unit
Torch, 6 unit Mesin Surf Treatment, 4 unit Auto Inspection, 2
unit Mesin Drilling, 2 unit Mesin Spray, 8 unit Mesin Press
25T, 4 unit Mesin Piercing, 6 unit Mesin Shearing B, 7 unit
Mesin

Platting,

unit

Mesin

Shrinking.

Total

mesin

keseluruhan adalah 155 unit.


Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah mesin
by process lebih hemat mesin daripada by product karena
layout

by

process

adalah

layout

yang

pembagiaanya

berdasarkan fungsi mesin sehingga mesin dapat dipakai


bersama-sama untuk semua macam produk.
1.5.4 Analisis Scrap Terhadap Hasil Perhitungan Jumlah Bahan
Baku di Storage dan Jumlah Material Untuk Perhitungan
Jumlah Mesin
Perhitungan
memperhitungkan
sedangkan

jumlah
scrap

bahan

baku

geometrik

perhitungan

jumlah

untuk

dan

scrap

material

storage
quality,
hanya

memperhitungkan scrap quality karena untuk mengetahui


jumlah mesin kita harus dapat mengantisipasi jumlah produk
yang cacat sehingga hasil produksi sesuai dengan target
produk dan scrap yang merupakan produk cacat adalah
scrap

quality

sedangkan

scrap

geometrik

tidak

diperhitungkan karena scrap geometrik hanya waste yaitu


bahan yang terbuang karena suatu proses seperti proses
pemotongan tetapi produknya tidak cacat, selain itu produk
cacat dapat dirework yang membutuhkan mesin jadi scrap
quality harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah
mesin.
1.5.5 Kelebihan dan Kekurangan layout By Product dan By
Process
Kelebihan layout By Product adalah efisiensi material
handling, lintas/ flow produksi rapih dan bagus, waktu
Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Kristen Maranatha

Universitas

Modul 1 Operation Process Chart, Assembly Char


MPPC
1-23

t, Route Sheet, &

produksi setiap unit lebih cepat, skill yang dibutuhkan


operator rendah sehingga pencarian tenaga kerja lebih
mudah dan proses melatih tenaga kerja lebih cepat sehingga
biaya untuk sumber daya manusia lebih hemat, pengawasan
lebih mudah, hanya perlu singlefungsi mesin karena hanya
mengerjakan 1 macam produk. Kekurangan layout By Produk
adalah jumlah mesin lebih boros, butuh lahan besar,
investasi tinggi, utilitas mesin tidak terpakai maksimal,
flesibilitas rendah, bila terjadi perubahan product design
mengakibatkan layout berubah, bila terdapat terdapat mesin
yang

rusak

maka

proses

produksi

berhenti

sehingga

kontinuitas proses tidak terjaga.


Kelebihan layout By Process adalah hemat mesin, space
kecil sehingga lahan lebih hemat dan investasi mesin turun,
utillitas

mesin

lebih

baik,

fleksible,

kontinuitas

proses

produksi dapat terjaga karena bila salah satu mesin rusak


masih ada mesin lain yang

melayani

semua produk.

Kekurangan layout By Process adalah perpindahan material


lebih kompleks dan jauh, dibutuhkan skill operator yang
tinggi sehingga pencarian tenaga kerja lebih susah dan
pelatihan tenaga kerja lama sehingga biaya sumber daya
manusia lebih besar, proses produksi per unit lebih lambat,
dibutuhkan multifungsi mesin karena mengerjakan berbagai
macam produk.

Laboratorium Perencanaan Tata Letak Fasilitas


Kristen Maranatha

Universitas

You might also like