Professional Documents
Culture Documents
Neraca Masa PDF
Neraca Masa PDF
Neraca Masa PDF
Komponen
HCl
H2O
subtotal
total
3.2
Keluar (kg/jam)
Alur 3
2348,701
5480,303
7829,004
7829,004
Pencampur (R-01)
Masuk (kg/jam)
Alur 5
Alur 3
3183,854
30,583
4,829
2348,701
5480,303
3219,266
7829,004
11048,270
Keluar (kg/jam)
Alur 7
Alur 6
31,839
3,058
4,829
25,879
31,205
3495,276
6053,563
1402,622
9645,648
1402,622
11048,270
3.3
3.4
Masuk (kg/jam)
Alur 8
Alur 9
53,858
215,434
53,858
215,434
269,292
Keluar (kg/jam)
Alur 10
53,858
215,434
269,292
269,292
Masuk (kg/jam)
Alur 7
Alur 10
31,839
3,058
4,829
25,879
31,205
3495,276
6053,563
215,434
53,858
9645,648
269,292
9914,910
Keluar (kg/jam)
Alur 11
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
6280,493
10,242
13,377
2,863
9914,910
9914,910
3.5
Evaporator (FE-01)
Komponen
CaCO3
MgCO3
FeCl3
HCl
MgCl2
CaCl2
H2O
Ca(OH)2
Mg(OH)2
Fe(OH)3
Subtotal
Total
3.6
Keluar (kg/jam)
Alur 12
Alur 13
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
5024,394
1256,099
10,242
13,377
2,863
5024,394
4890,516
9914,910
Kristalisator (K-01)
Masuk (kg/jam)
Alur 13
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
1256,099
10,242
13,377
2,863
4890,516
4890,516
Keluar (kg/jam)
Alur 14
Alur 15
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
708,025
548,073
10,242
13,377
2,863
708,025
4182,491
4890,516
3.7
3.8
Masuk (kg/jam)
Alur 15
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
548,073
10,242
13,377
2,863
4182,491
4182,491
Keluar (kg/jam)
Alur 16
Alur 17
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
394,613
153,461
10,242
13,377
2,863
394,613
3787,878
4182,491
Masuk (kg/jam)
Alur 17
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
153,461
10,242
13,377
2,863
3787,878
3787,878
Keluar (kg/jam)
Alur 18
31,839
3,058
0,483
2,588
9,361
3560,606
153,461
10,242
13,377
2,863
3787,878
3787,878
3.9
Screening (SC-01)
Komponen
CaCO3
MgCO3
FeCl3
HCl
MgCl2
CaCl2
H2O
Ca(OH)2
Mg(OH)2
Fe(OH)3
Subtotal
Total
3.10
Keluar (kg/jam)
Alur 19
Alur 21
0,318
31,520
0,031
3,028
0,005
0,478
0,026
2,562
0,094
9,268
35,606
3525,000
1,535
151,926
0,102
10,140
0,134
13,243
0,029
2,835
37,879
3749,999
3787,878
Masuk (kg/jam)
Alur 19
0,318
0,031
0,005
0,026
0,094
35,606
1,535
0,102
0,134
0,029
37,879
Keluar (kg/jam)
Alur 20
0,318
0,031
0,005
0,026
0,094
35,606
1,535
0,102
0,134
0,029
37,879
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN NERACA PANAS
4.1
Masuk (KJ/jam)
Umpan
111644,888
Produk
116458,118
4813,230
Total
4.2
Keluar (KJ/jam)
116458,118
116458,118
4.3
Alur
Masuk (KJ/jam)
Umpan
129797,988
Keluar (KJ/jam)
Produk
199867,978
2174,012
Beban Panas
72244,002
Total
202041,99
202041,99
Masuk (KJ/jam)
Umpan
1003,746
Produk
Total
Keluar (KJ/jam)
1023,577
19,831
1023,577
1023,577
4.4
4.5
Alur
Masuk (KJ/jam)
Umpan
192569,828
Keluar (KJ/jam)
Produk
188204,025
-62,659
Beban Panas
-4428,462
Total
188141,852
188141,852
Evaporator (FE-01)
Tabel 4.5 Neraca Panas pada FE-01
Alur
Masuk (KJ/jam)
Umpan
188204,025
Produk
4.6
Keluar (KJ/jam)
12516419,6
Steam
12328215,579
Total
12516419,6
12516419,6
Kristalisator (K-01)
Tabel 4.6 Neraca Panas pada K-01
Alur
Masuk (KJ/jam)
Umpan
527761,541
Keluar (KJ/jam)
Produk
1767286,199
Udara Pendingin
1426537,238
Total
2666061,896
3193823,437
3193823,437
4.7
Masuk (KJ/jam)
Umpan
43435,475
Produk
4.8
Keluar (KJ/jam)
1058425,967
Steam
1014990,492
Total
1058425,967
1058425,967
Masuk (KJ/jam)
Umpan
106161,179
Produk
5147,121
Udara Pendingin
101014,058
Total
4.9
Keluar (KJ/jam)
106161,179
106161,179
Kompressor (JC-01)
Tabel 4.9 Neraca Panas pada JC-01
Alur
Masuk (KJ/jam)
Umpan
8321,727
Produk
Keluar (KJ/jam)
11907,586
Beban Panas
3585,859
Total
11907,586
11907,586
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Gudang Penyimpanan Bahan Baku Batu Kapur (TT-01)
Fungsi
: aspal
Atap
: asbes
Bentuk
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi
: Temperatur : 30C
Tekanan
Kapasitas
Ukuran
: 1 atm
: 794,452 m3
: Panjang
= 11,669 m
Lebar
= 11,669 m
Tinggi
= 5,834 m
Jenis
: Temperatur
Tekanan
= 30C
= 1 atm
Jumlah
: 1 unit
Laju alir
Daya
: 1/4 hp
Belt Conveyer
Laju alir
(kg/jam)
C-01
C-02
C-03
C-05
Densitas
3
(kg/m )
0,894
2655
0,894
2655
0,015
2240
1,052
2058,690
Daya
Daya
(hp)
standar(hp)
0,033 1/4
1/4
0,033
1/4
0,001
1/4
0,038
3. Crusher (CR-01)
Fungsi
Jenis
: roll crusher
: 1 unit
Kapasitas
Ukuran produk
: 0,15 cm = 15 mm
Daya
: 40 hp
Bahan konstruksi
Bentuk
Jenis Sambungan
Jumlah
: 2 unit
Kondisi Operasi
: Temperatur = 30oC
Tekanan
= 1 atm
Kapasitas
: 2580,266 m3
Diameter tangki
: 11,208 m
: 13,076 m
Pdesain
: 2 in
: 2 in
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
= 1 atm
Diameter pipa
: 1,5 in
Panjang pipa
: 72,808 ft
Kapasitas
Daya
: hp
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
= 1 atm
Diameter pipa
: 1,5 in
Panjang pipa
: 72,8083 ft
Kapasitas
Daya
: hp
Jenis Konstruksi
Bahan konstruksi
Jumlah
: 1 unit
Kondisi Operasi
: Temperatur = 30oC
Tekanan
= 1 atm
3
Kapasitas
: 143,117 m
Diameter tangki
: 5,896 m = 232,141 in
: 7,862 m
Pdesain
: 2 in
: 2 in
Jenis pengaduk
Jumlah Baffle
:4
Daya Pengaduk
Jenis
Bentuk
Bahan konstruksi
Jenis pengaduk
Jenis sambungan
Jumlah baffle
: 4 buah
Jumlah
: 3 unit
Kondisi Operasi
: Temperatur = 30oC
Tekanan
= 1 atm
Kapasitas
: 25,918 m3
Diameter tangki
: 3,097 m = 121,922 in
: 4,129 m
Pdesain
: 2 in
: 1,5 in
: 1,5 in
Jenis pengaduk
Jumlah Baffle
:4
Daya Pengaduk
9. Pompa (P-03)
Fungsi
Jenis
Jumlah
: 1 unit
= 1 atm
Diameter pipa
: 3 in
Panjang pipa
: 93,463 ft
Kapasitas
Daya
: hp
: aspal
Atap
: asbes
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi
: Temperatur : 30C
Tekanan
: 1 atm
Kebutuhan
: 15 hari
Kapasitas
: 15,763 m3
Ukuran
: Tinggi
= 3,980 m
Lebar
= 1,990 m
Panjang
= 1,990 m
Fungsi
Bahan konstruksi
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi
: Temperatur : 30C
Tekanan
: 1 atm
Kapasitas
: 6,897 m3
Diameter tangki
: 1,637 m
: 2,499 m
Pdesain
: 1 in
: 1 in
Jenis pengaduk
Jumlah Baffle
:4
Daya Pengaduk
Jenis
Bentuk
Bahan konstruksi
Jenis pengaduk
Jenis sambungan
Jumlah baffle
: 4 buah
Jumlah
: 4 unit
Kondisi Operasi
: Temperatur = 30oC
Tekanan
= 1 atm
Kapasitas
: 1,080 m3
Diameter tangki
: 1,074 m = 3,523 in
: 1,432 m
Pdesain
: 139,047 kPa
: 1,5 in
Tebal insulator
: 0,25 in
Jenis pengaduk
Jumlah Baffle
:4
Daya Pengaduk
: ,
Jenis
Jumlah
: 1 unit
= 1 atm
Diameter pipa
: 3 in
Panjang pipa
: 93,463 ft
Kapasitas
Daya
: hp
14. Evaporator
Fungsi
Bentuk
Tipe
Jenis
Dipakai
Luas Permukaan : ,
Jumlah
: 1 unit
Jenis
Jumlah
: 1 unit
= 1 atm
Diameter pipa
: 2 in
Panjang pipa
: 79,2825 ft
Kapasitas
Daya
: hp
: Mengkristalkan CaCl2
Jenis
: 1 unit
Tekanan desain
: 149,589 kPa
: ,
Tinggi shell
: 0,614 m
Tinggi tutup
: 0,102 m
: 1 in
: 30o
Diameter
: ,
Tinggi shell
: 1,398 m = 55,030 in
: in
Tinggi tutup
: 0,233 m
: 1 in
Jenis
: Temperatur = 30C
Tekanan
= 1 atm
Kapasitas
: 2788,345 kg/jam
Jarak angkut
: 10 m
Diameter screw
: 2 in
: 1 hp
Tipe
: Rotary Dryer
Bentuk
Jumlah
: 1 unit
Diameter
: 3,424
Panjang
: 10,437 m = 34,241 ft
Kecepatan putaran : ,
Daya
: 11 kW
Jenis
: Centrifugal Blower
= 1 atm
Kapasitas
: 26146,107 kg/jam
Daya
: 65 hp
Jenis
: 1 unit
Diameter
Panjang
: 1,846 m
: 7,384 m
: 22 kW
Jenis
: 1 unit
Ukuran
= 80 mesh
Bukaan ayakan
= 0,175 mm
= 0,142 mm
Dpi
= 0,284 mm
: Menggiling kalsium klorida yang tertahan pada bagian atas SC01 menjadi partikel yang lebih halus
: 1 unit
= 1 atm
Kapasitas
Daya
: 10 hp
Jumlah
Lantai
: aspal
Atap
: asbes
: 1 unit
: 1 atm
Kebutuhan
: 1 minggu
Kapasitas
: 562,597 m3
Ukuran
: Panjang
= 13,104 m
Lebar
= 6,552 m
Tinggi
= 6,552 m
Jenis
: Centrifugal Blower
: Temperatur : 30C
Tekanan
Kapasitas
: 1 atm
Daya
: 0,5 hp
Jenis
: 10,02 in
: 10,75 in
: 0,547 ft2
Bahan konstruksi
Bentuk
Jenis Sambungan
Jumlah
: 1 unit
Kondisi Operasi
: Temperatur = 35oC
Tekanan
= 15 atm
Kapasitas
: 842,041 m3
Diameter tangki
: 9,722 m = 382,765 in
: 11,343 m
Pdesain
: 6 in
: 6 in
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1
Instrumentasi
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat
penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua
peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat,
mudah dan efisien. Alat-alat instrumentasi dipasang pada setiap peralatan proses dengan
tujuan agar sarjana teknik dapat memantau dan mengontrol kondisi di lapangan. Dengan
adanya instrumentasi ini pula, para sarjana teknik dapat segera melakukan tindakan
apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian
tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang
paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Considine, 1985).
Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol (controller), penunjuk
(indicator), pencatat (recorder), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Instrumentasi
bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan
secara manual atau otomatis. . Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses
tergantung pada pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada
pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang
diatas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam
suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)
(Peters & Timmerhaus, 1991).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah
(Considine,1985) :
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari (Considine,1985) :
1. Sensing Elemen/Elemen Perasa (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang
diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan
sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang
diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun
meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari
elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada
dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi
otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan
mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang
dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada
kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi
otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan
dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (indicator).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah (Peters
& Timmerhaus, 1991) :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur jumlah
material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu proses yang
sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada set
point.
2.
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis.
Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas yang keluar dari
suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja:
Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup diafragma
valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur dan mendeteksi
tekanan pada set point.
3.
dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa
biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang mengakibatkan fluida mengalir
dalam pipe line.
Prinsip kerja:
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge dari
pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan valve dan FC menerima
sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.
4.
suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan
dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate cairan
masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui valve ini
akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada set point.
5.
alat.
6.
7.
Tabel 6.1 Daftar penggunaan instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida
No
Nama alat
Jenis instrumen
Kegunaan
Tangki
Penyimpanan HCl
Pompa
Tangki Pelarutan
HCl dan Ca(OH)2
Evaporator
Temperature
controller (TC)
Pressure
Indicator (PI)
Level
controller (LC)
Flow
Controller (FC)
Flow
Controller (FC)
Level
controller (LC)
Temperature
controller (TC)
Temperature
controller (TC)
Pressure
Indicator (PI)
Kristalisator
Rotary Dryer
Rotary Cooler
Blower
10
Kompressor
11
Tangki
Penyimpanan CO2
Level
controller (LC)
Temperature
controller (TC)
Temperature
controller (TC)
Temperature
controller (TC)
Flow Controller
(FC)
Pressure
controller (PC)
Level indicator (LI)
Pressure
controller (PC)
Pelatihan untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi
dan bertanggung-jawab, misalnya melalui pelatihan kepemimpinan dan
pelatihan pembinaan kepribadian.
3. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi sanksi
bagi karyawan yang tidak disiplin.
6.3
terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut (Peters &
Timmerhaus, 1991) :
6.3.1
reaktor yang beroperasi pada suhu 32C dengan menggunakan bahan bakar minyak.
Bahaya yang kemungkinan timbul adalah kebakaran atau peledakan yang berasal dari
reaktor. Selain itu unit penghasil uap (boiler) juga dapat menciptakan hal yang serupa
apabila pengendalian tidak berjalan optimal.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan
terhadap kebakaran dan ledakan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada
tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.
2. Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat main hole dan hand hole yang
cukup untuk pemeriksaan.
3. Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam,
dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.
4. Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam
keadaan siap siaga.
5. Penyediaan racun api yang selalu siap dengan pompa hydrant untuk jarak tertentu.
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.
Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1.
Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini
adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:
a. Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi
asap dalam jumlah tertentu.
b. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi
gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.
c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini
berupa:
Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus
(audible alarm).
Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh
pandangan mata secara jelas (visible alarm).
2.
Pakaian pelindung.
2.
Penutup telinga.
3.
Topi pengaman.
4.
Sarung tangan.
5.
Sepatu pengaman.
6.
Pelindung mata.
7.
Masker udara.
kimia
yang
selama
pembuatan,
pengolahan,
pengangkutan,
BAB VII
UTILITAS
Evaporator (FE-01)
637,310
52,470
Total
689,780
1 hari
= 4,16 4 liter/jam
24 jam
Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan Domestik
Kebutuhan
Jumlah air (kg/jam)
Kantor
700
Laboratorium
200
Kantin dan tempat ibadah 150
Poliklinik
150
Total
1200
Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah:
= 179,343 + 1696,597+ 1200
= 3075,9398 kg/jam
Sumber air untuk pabrik pembuatan kalsium klorida ini adalah dari Sungai
Kampar, Kabupaten Palalawan, Provinsi Riau dengan nilai debit sungai maksimum
2200 m3/detik dan nilai debit sungai minimum 49 m3/detik (BLH, 2011). Adapun
kualitas air Sungai kampar, Riau dapat dilihat pada tabel berikut (Purwanto, 1999) :
No
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
7.2.1
Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,
partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan
partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan
selanjutnya (Degremont, 1991).
7.2.2
Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat
partikel-partikel
padatan
kecil
yang
screening.
Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan
ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang tidak
terlarut.
7.2.3
Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari
screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2(SO4)3 dan
larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan
Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk
mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses
koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan
koloid (Degremont, 1991).
Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalent. Reaksi hidrolisis akan
terjadi menurut reaksi:
M3+ + 3H2O
M(OH)3
+3H
Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid.
Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah (Degremont, 1991):
Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O
Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan
permanen menurut proses soda dingin menurut reaksi (Degremont, 1991):
CaSO4 + Na2CO3
Na2SO4 + CaCO3
CaCl4 + Na2CO3
2NaCl + CaCO3
= 3075,9398 kg/jam
= 50 ppm
= 0,54 50 = 27 ppm
7.2.4
Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1991).
Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam: pasir,
antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon Active atau
GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan batu garnet.
Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel
sebagai bahan filter utama, sebab tipe lain cukup mahal (Kawamura, 1991).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan kalsium klorida menggunakan media
filtrasi granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut:
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan memisahkan
flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan
setinggi
permukaan
pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite, pozzuolana ataupun
Granular Active Carbon/GAC) (Degremont, 1991). Pada
pabrik
ini,
digunakan
7.2.5
(Gordon, 1968)
Demineralisasi
Air untuk umpan ketel pada reaktor harus murni dan bebas dari garam-garam
terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi atas
:
a. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation
Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang
digunakan bertipe gel dengan merek IRR122 (Lorch, 1981).
Reaksi yang terjadi :
2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ Mn2+R + 2H+
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :
Ca2+R + H2SO4 CaSO4 + 2H+R
Mg2+R + H2SO4 MgSO4 + 2H+R
Mn2+R + H2SO4 MnSO4 + 2H+R
Perhitungan Kesadahan Kation
Air Sungai Kampar, Riau mengandung kation Fe2+, Pb+2, Mn2+, Ca2+, dan Mg2+,
masing-masing 1,9 ppm, 0,13 ppm, 32 ppm, 8,6 ppm dan 128 ppm (Tabel 7.4)
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan kation = (1,9 + 0,13 + 32 + 8,6 + 128) ppm
= 170,63 ppm /17,1
= 9,9748 gr/gal
179,343 kg/jam
264,17 gal/m3
3
996,24 kg/m
= 47,556 gal/jam
Kesadahan air
= 2 ft
= 3,14 ft2
= 1 unit
= 11,389 kg/hari
= 20 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant
= 6 lb H2SO4/ft3 resin
11,389 kg/hari
= 0,5694ft3/hari
3
20 kg/ft
Tinggi resin
0,5694
= 0,1813 ft
3,14
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft 3,14 ft2 = 7,85 ft3
Waktu regenerasi
7,85 ft 3 20 kg/ft 3
= 13,7856 hari = 330,854 jam
11,3887 kg/hari
6 lb/ft 3
20 kgr/ft 3
RCl
OH-
NaOH NaCl
ROH
masing-masing 24 ppm, 52 ppm, 112 ppm, 0,066 ppm, dan 0,64 ppm (Tabel 7.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan anion
= 179,343 kg/jam
=
179,343 kg/jam
264,17 gal/m3
996,24 kg/m3
= 47,556 gal/jam
Kesadahan air
= 2 ft
= 3,14 ft2
= 1 unit
= 12,5952 kg/hari
= 12 kgr/ft3
- Kebutuhan regenerant
= 5 lb NaOH/ft3 resin
12,5952 kg/hari
= 6,1614 ft3/hari
3
12 kgr/ft
Tinggi resin
6,1614
= 0,3343 ft
3,14
Volume resin
Waktu regenerasi
1,0496 ft 3 12 kgr/ft 3
= 1 hari = 24 jam
12,5952 kg/hari
5 lb/ft 3
12 kgr/ft 3
7.2.6
Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion
(ion exchanger) dan superheated steam bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel.
Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 90C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,
seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan
korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
7.3
berikut:
1. Al2(SO4)3 = 0,1975 kg/jam
2. Na2CO3
= 0,1066 kg/jam
3. Kaporit
= 0,0034 kg/jam
4. H2SO4
= 0,0646 kg/jam
5. NaOH
= 0,0992 kg/jam
7.4
Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut:
1. Unit Proses
= 400 hp
2. Unit Utilitas
= 600 hp
= 30 hp
5. Bengkel
= 40 hp
6. Perumahan
= 100 hp
Sumber tenaga listrik yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
secara keseluruhan di pabrik, diperoleh dari PLN dan generator set (genset).
PLN
Sumber tenaga listrik dari PLN mempunyai kapasitas maksimum 1.100 KW.
Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah listrik yang dipergunakan hanya berkisar antara
200 300 kW. Penggunaannya hanya untuk kebutuhan kantor, tempat ibadah, kantin,
laboratorium, bengkel, lampu jalan, dan lampu pabrik.
Generator Set (Genset)
Mengingat seringnya dilakukan pemadaman bergilir oleh PLN maka kebutuhan
sumber listrik untuk pengoperasian listrik selain dari PLN, juga diperoleh dari
generator. Generator yang digunakan adalah jenis generator diesel AC 1500 kW, 220
240 V, 50 Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :
Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator
Daya dan tenaga listrik yang dihasilkan relatif besar
Tenaga listrik stabil
Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana
7.5
(generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai bakar
yang tinggi.
= 19860 Btu/lbm
(Perry, 1999)
= 1183,7988 kW
= 698,780 kg/jam
(Reklaitis, 1983)
(Perry, 1999)
7.6
menggunakan refrigerant gas CO2 (R744) untuk menghasilkan udara pendingin pada
suhu 5oC sebelum dialirkan ke unit proses. Adapun kebutuhan udara pendingin pada
keseluruhan pabrik pembuatan kalsium klorida ditunjukkan pada tabel 7.5 berikut :
Tabel 7.5 Kebutuhan Udara Pendingin Pada Alat
Nama Alat
Jumlah udara pendingin (kg/jam)
Kristalisator (K-01)
29623,820
Rotary Cooler (RC-01)
9634,887
Total
39258,707
Unit Pendinginan/Refrigeration Unit (UP)
Fungsi
Jenis
Bahan konstruksi
: carbon steel
Data :
Suhu udara masuk unit pendinginan = 30oC = 303,15 K
Suhu udara keluar unit pendingin = 5C = 278,15 K
Refrigerant yang dipakai
expansion valve
Kompresor
Chiller
Suhu pendinginan
= 10C
Tekanan pendinginan
= 25 bar
Suhu kondensasi
= 45C
Tekanan kondensasi
= 91 bar
- Kapasitas refrigerasi
Kapasitas refrigerasi = panas yang diserap chiller
T rata-rata = 290,65 K = 17,5 oC
Kapasitas panas udara pada Trata-rata = 1,0216 kj/kg. K
Qc = m cp dT
= 39258,707 kg/jam x 1,0216 kj/kg. K x (303,15 K - 278,15 K)
= 1002667,377 kJ/jam
7.7
Adapun tidak ada Unit Pengolahan limbah cair pada pabrik kalsium klorida ini.
Alasan tidak adanya unit pengolahan limbah cair ini adalah dikarenakan :
-
Produk kaslium klorida merupakan serbuk kristal dengan komposisi 94% kalsium
klorida, 4% air, dan persen alkalinitas maksimal 2,5% (Tradekey, 2010).
Proses pembuatan kalsium klorida ini juga telah mengalami proses penetralan
sebelumnya di dalam reaktor penetral (R-02) dengan menggunakan Ca(OH)2.
Senyawa kalsium klorida dapat mencairkan es, mengikat partikel debu di jalanan
dan menjaga kelembaban pada permukaan jalan beraspal serta relatif tidak
berbahaya untuk tanaman dan tanah.
Sebagai tambahan, dari studi literature pada pabrik Tokuyama Corporation yang
merupakan pabrik kalsium klorida di Jepang, tidak ada pengolahan limbah cair
karena pabri kalsium klorida ini tidak menyebabkan polusi air (OECD SIDS, 2002).
MA
Air Proses
Keterangan :
SC
= Screening
BS
= Bak Sedimentasi
CL
= Clarifier
SF
= Sand Filter
TU
= Tangki Utilitas
PU
= Pompa Utilitas
TP
= Tangki Pelarutan
= Anion Exchanger
AE
CE
= Kation Exchanger
DE
= Deaerator
= Menara Air
MA
KU
= Ketel Uap
SH
= Superheater
FC
FC
FC
PU-13
FC
Superheated Steam
FC
KU
PU-08
FC
CE
PU-09
AE
CL
PU-10
DE
PU-14
FC
PU-07
FC
FC
Kaporit
FC
PU-06
SC
TU-01
PU-11 TP-03
PU-01
BS
PU-02
TU-02
FC
Air Domestik
FC
SF
Al2(SO4)3
TP-01
PU-12
FC
PU-03
FC
PU-05
Na2CO3
TP-02
PU-04
BAB VIII
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
Lokasi suatu pabrik dapat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan.
penentuan lokasi pabrik yang tepat tidak semudah yang diperkirakan, banyak faktor
yang dapat mempengaruhinya. Idealnya, lokasi yang dipilih harus dapat memberikan
keuntungan untuk jangka panjang dan dapat memberikan kemungkinan untuk
memperluas pabrik. Lokasi pabrik yang baik akan menentukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk melayani konsumen.
2. Kemampuan untuk mendapatkan bahan mentah yang berkesinambungan dan
harganya sampai di tempat relatif murah.
3. Kemudahan untuk mendapatkan tenaga karyawan.
Oleh karenanya pemilihan tempat bagi berdirinya suatu pabrik harus
memperhatikan beberapa faktor yang berperan yaitu faktor utama dan faktor khusus.
pada daerah ini tersediah tenaga kerja terdidik maupun tidak terdidik serta tenaga
kerja yang terlatih maupun tidak terlatih. Tenaga kerja untuk pabrik ini direkrut dari:
-
Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar dan luar daerah.
11. Perumahan
Mengingat di daerah lokasi pabrik merupakan daerah padat industri, maka
direncanakan untuk mendirikan fasilitas perumahan karyawan (mess) beserta
lapangan olah raga (terbuka maupun tertutup) di sekitarnya sebagai salah satu daya
tarik bagi karyawan yang akan bekerja di pabrik. Hal ini tentu akan meningkatkan
biaya investasi perusahaan.
7. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat shut down harus disediakan ruang yang
cukup sehingga tidak mengganggu peralatan lainya.
8. Pemeliharaan dan perbaikan.
9. Fleksibilitas, dalam perencanaan tata letak pabrik harus dipertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang
dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
10. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Jadi penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain
akan berpengaruh secara langsung pada industri modal, biaya produksi, efisiensi kerja
dan keselamatan kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan,
seperti (Peters & Timmerhaus, 1991) :
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi
material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan
mesin dan peralatan yang rusak atau di-blowdown.
3. Mengurangi ongkos produksi.
4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.
Nama Bangunan
Luas (m2)
1
2
3a
3b
3c
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22a
22b
23
24
Pos Keamanan
Parkir
Taman
Taman
Taman
Areal Bahan Baku
Ruang Kontrol
Areal Proses
Areal Produk
Perkantoran
Laboratorium
Poliklinik
Kantin
Ruang Ibadah
Gudang Peralatan
Bengkel
Perpustakaan
Unit Pemadam Kebakaran
Unit Pengolahan Air
Unit Pengolahan Udara Pendingin
Unit Pembangkit Uap
Pembangkit Listrik
Pengolahan Limbah
Area Perluasan
Area Perluasan
Perumahan Karyawan
Jalan
Total
50
200
50
150
600
400
100
2300
400
300
100
50
100
50
200
75
75
100
1200
450
450
300
1500
700
300
1200
800
12200
3c
21
22a
19
16
13
11
12
10
17
15
20
3b
14
23
3a
RAYA
22b
JALAN
SUNGAI
18
No
1
2
3a
3b
3c
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22a
22b
23
24
Nama Bangunan
Pos Keamanan
Parkir
Taman
Taman
Taman
Areal Bahan Baku
Ruang Kontrol
Areal Proses
Areal Produk
Perkantoran
Laboratorium
Poliklinik
Kantin
Ruang Ibadah
Gudang Peralatan
Bengkel
Perpustakaan
Unit Pemadam Kebakaran
Unit Pengolahan Air
Unit Pengolahan Udara Pendingin
Unit Pembangkit Uap
Pembangkit Listrik
Pengolahan Limbah
Area Perluasan
Area Perluasan
Perumahan Karyawan
Jalan
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida
BAB IX
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut
efektivitas
dalam
peningkatan
kemampuan
perusahaan
dalam
9.1
Organisasi Perusahaan
Kata organisasi, berasal dari kata Latin organum yang dapat berarti alat, anggota
badan. James D. Mooney, menyatakan, Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama, sedangkan Chester I.
Barnard memberikan pengertian organisasi sebagai: Suatu sistem daripada aktivitas
kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih (Donelly, 1997).
Dari pendapat ahli yang dikemukakan di atas dapat diambil arti dari kata
organisasi, yaitu kelompok orang yang secara sadar bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menekankan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Secara
ringkas, ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu (Sutarto, 2002) :
1. Adanya sekelompok orang
2. Adanya hubungan dan pembagian tugas
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka
bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan atas (Donelly, 1997) :
1. Bentuk organisasi garis
2. Bentuk organisasi fungsionil
3. Bentuk organisasi garis dan staf
4. Bentuk organisasi fungsionil dan staf
Bentuk organisasi garis merupakan bentuk organisasi yang paling tua dan paling
sederhana. Bentuk organisasi ini diciptakan oleh Henry Fayol. Bentuk organisasi garis
biasanya disebut juga dengan organisasi militer. Adapun cirinya adalah struktur
organisasi yang relatif kecil, jumlah karyawan relative sedikit, saling kenal dan
spesialisasi kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikan dari bentuk organisasi ini adalah :
Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang
diajak berkonsultasi masih sedikit
Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila
pimpinan tersebut tidak mampu, maka organisasi tersebut akan hancur
9.1.2
bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut (Donelly, 1997).
Kebaikan dari bentuk organisasi fungsionil :
9.1.3
yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan
yang banyak.
Kebaikan bentuk organisasi garis dan staf adalah :
Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, betapa pun
luas tugasnya dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.
Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah diambil, karena adanya staf ahli.
Keburukan bentuk organisasi garis dan staf, adalah:
9.1.4
organisasi fungsionil dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan dari
bentuk organisasi ini merupakan perpaduan dari bentuk organisasi yang dikombinasikan
(Donelly, 1997).
Dari uraian di atas
bentuk organisasi. Setelah mempertimbangkan baik dan buruknya maka pada Prarancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida
menggunakan bentuk organisasi garis dan staf. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan
Pabrik Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida ditampilkan pada gambar
9.1.
9.2
Manajemen Perusahaan
Umumnya perusahaan modern mempunyai kecenderungan bukan saja terhadap
apabila perusahaan memiliki manajemen yang baik antara atasan dan bawahan
(Donelly, 1997).
Fungsi dari manajemen adalah meliputi usaha memimpin dan mengatur faktorfaktor ekonomis sedemikian rupa, sehingga usaha itu memberikan perkembangan dan
keuntungan bagi mereka yang ada di lingkungan perusahaan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian manajemen itu meliputi semua
tugas dan fungsi yang mempunyai hubungan yang erat dengan permulaan dari
pembelanjaan perusahaan (financing).
Dengan penjelasan ini dapat diambil suatu pengertian bahwa manajemen itu
diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan (planning), pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan dari sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
(criteria) yang telah ditetapkan (Donelly, 1997).
Menurut Donelly (1997), manajemen dibagi menjadi tiga kelas pada perusahaan
besar yaitu :
1. Top manajemen
2. Middle manajemen
3. Operating manajemen
Orang yang memimpin (pelaksana) manajemen disebut dengan manajer.
Manajer ini berfungsi atau bertugas untuk mengawasi dan mengontrol agar manajemen
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketetapan yang digariskan bersama.
Menurut Madura (2000), syarat-syarat manajer yang baik adalah :
1. Harus menjadi contoh (teladan).
2. Harus dapat menggerakkan bawahan.
3. Harus bersifat mendorong.
4. Penuh pengabdian terhadap tugas-tugas.
5. Berani dan mampu mengatasi kesulitan yang terjadi.
6. Bertanggung jawab, tegas dalam mengambil atau melaksanakan keputusan yang
diambil.
7. Berjiwa besar.
9.3
itu secara terus-menerus, maka harus dipilih bentuk perusahaan apa yang harus
didirikan agar tujuan itu tercapai. Menurut Sutarto (2002), bentuk-bentuk badan usaha
yang ada dalam praktek di Indonesia, antara lain adalah :
1.
Perusahaan Perorangan
2.
3.
Persekutuan Komanditer
4.
Perseroan Terbatas
5.
Koperasi
6.
Perusahaan Negara
7.
Perusahaan Daerah
Bentuk badan usaha dalam Pra-rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari
Batu Kapur dan Asam Klorida direncanakan adalah perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No. 1 tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan pelaksananya.
Syarat-syarat pendirian Perseroan Terbatas adalah :
1. Didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud dengan orang adalah orang
perseorangan atau badan hukum.
2. Didirikan dengan akta otentik, yaitu di hadapan notaris.
3. Modal dasar perseroan, yaitu paling sedikit Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)
atau 25 % dari modal dasar, tergantung mana yang lebih besar dan harus telah
ditempatkan dan telah disetor.
Prosedur pendirian Perseroan Terbatas adalah :
1. Pembuatan akta pendirian di hadapan notaris
2. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman
3. Pendaftaran Perseroan
4. Pengumuman dalam tambahan berita Negara.
9.4
9.4.1
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali dalam
setahun. Bila ada sesuatu hal, RUPS dapat dilakukan secara mendadak sesuai dengan
jumlah forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan Komisaris dan General
Manager.
Hak dan wewenang RUPS (Sutarto, 2002) :
1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan General Manager lewat suatu
sidang.
2. Dengan musyawarah dapat mengganti Dewan Komisaris dan General Manager
serta mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri.
3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan, dicadangkan, atau
ditanamkan kembali.
9.4.2
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham
9.4.3
General Manager
General Manager merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan
9.4.4
Staf Ahli
Staf ahli bertugas memberikan masukan, baik berupa saran, nasehat, maupun
9.4.5
Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh General Manager untuk menangani masalah surat-
menyurat untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk
membantu General Manager dalam menangani administrasi perusahaan.
9.4.6
Manajer Produksi
Manajer Produksi bertanggung jawab langsung kepada General Manager.
9.4.7
Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggung jawab langsung kepada General Manager.
9.4.8
Manager dalam personalia dan humas. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Umum
dan Personalia dibantu oleh tiga Kepala Seksi (Kasie.), yaitu Kepala Seksi Personalia,
Kepala Seksi Humas dan Kepala Seksi Keamanan.
9.4.9
Jam kerja karyawan non-shift ditetapkan 45 jam per minggu dan jam kerja
selebihnya dianggap lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah:
Senin Kamis
-
Jumat
Sabtu
2. Karyawan Shift
Untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi yang
membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan diberi
pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga shift, yaitu tiap shift
bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift dengan pembagian sebagai berikut :
Shift I (pagi)
Shift II (sore)
Hari
1
10
11
12
II
II
II
III
III
III
II
II
II
III
III
III
III
III
III
II
II
II
III
III
II
II
II
III
3. Karyawan borongan
Apabila diperlukan, maka perusahaan dapat menambah jumlah karyawan yang
dikerjakan secara borongan selama kurun jangka waktu tertentu yang ditentukan
menurut kebijaksanaan perusahaan.
9.6
karyawan seperti pada struktur organisasi. Jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut :
Jumlah
1
3
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
12
12
8
8
10
3
3
4
4
5
5
10
10
1
2
10
6
175
Pendidikan
Teknik Kimia (S2)
Ekonomi / Teknik (S1)
Teknik Kimia / Informatika (S1)
Akutansi (S1) / Kesekretariatan (D3)
Teknik Kimia (S1)
Teknik Kimia (S1)
Ekonomi / Manajemen (S1)
Hukum (S1)
Teknik Mesin (S1)
Teknik Elektro (S1)
Teknik Mesin (S1)
Teknik Kimia (S1)
Teknik Kimia (S1)
Teknik Kimia (S1)
Teknik Kimia (S1)
Teknik Kimia (S1)
Akuntansi (S1)
Sekretaris / Manajemen (S1)
Managemen Pemasaran / Teknik Industri(S1)
Teknik Industri / Manajemen (S1)
Ilmu Komunikasi (S1)
Psikologi (S1)
ABRI
Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)
MIPA Kimia (S1) / Kimia Analisa (D3)
Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)
Teknik Elektro / Mesin (S1)
Teknik Instrumentasi Pabrik (D4)
Teknik Mesin (S1) / Politeknik Mesin (D3)
Akutansi / Manajemen (D3)
Ilmu Komputer (D1)
Akutansi / Manajemen (D3)
Akutansi / Manajemen (D3)
Manajemen Pemasaran (D3)
Manajemen (D3)
SLTP / STM / SMU / D1
SLTP / STM / SMU / D1
Kedokteran (S1)
Akademi Perawat (D3)
SLTP / SMU
SMU / STM
RUPS
Keterangan
Garis Komando
DEWAN
KOMISARIS
Garis Koordinasi
GENERAL
MANAGER
STAF AHLI
SEKRETARIS
MANAJER
TEKNIK
KASIE MESIN
INSTRUMENTASI
KASIE
LISTRIK
MANAJER KEUANGAN
DAN ADMINISTRASI
MANAJER
PRODUKSI
KASIE
PEMELIHARAANPABRIK
KASIE
PROSES
KASIE
UTILITAS
KASIE
R&D
KASIE
KEUANGAN
KASIE
ADMINISTRASI
KASIE
PEMASARAN
KASIE
PEMBELIAN
KASIE
HUMAS
KASIE
PERSONALIA
KASIE
KEAMANAN
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida
BAB X
ANALISA EKONOMI
Suatu pabrik harus dievaluasi kelayakan berdirinya dan tingkat pendapatannya
sehingga perlu dilakukan analisa perhitungan secara teknik. Selanjutnya, perlu juga
dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Hasil analisa tersebut
diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu
rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang
memberikan keuntungan.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan
layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat
diterima dari segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain :
1. Modal investasi / Capital Investment (CI)
2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)
3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung
(MITL) sebesar Rp 237.141.954.255,-.
2. Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL) / Indirect Fixed Capital Investment
(IFCI), yaitu modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik (construction
overhead) dan semua komponen pabrik yang tidak berhubungan secara langsung
dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak langsung ini meliputi :
Modal untuk pra-investasi
Modal untuk engineering dan supervisi
Modal biaya legalitas
Modal biaya kontraktor (contractors fee)
Modal untuk biaya tak terduga (contigencies)
Dari perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung,
MITTL sebesar Rp 82.600.613.436,-.
Maka, total modal investasi tetap (MIT) adalah :
Total MIT
= MITL + MITTL
= Rp 231.073.673.552,- + Rp 80.155.518.647,= Rp 311.229.192.200,-
IP
HPT
12
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap / fixed cost adalah sebesar
Rp 181.351.218.493,-.
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel / variable cost adalah
sebesar Rp 1.985.487.082.700,-.
10.3
= Rp 373.022.089.300,-
= Rp 93.255.522.325,-
= Rp 279.766.566.975,-
PM =
PM = 14,68 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 14,68 %, maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
Biaya Tetap
100 %
Total Penjualan Biaya Variabel
BEP =
Rp 181.351.218.493, 100 %
Rp 2.541,734.873.354,- Rp 1.985.487.082.700 -
BEP = 32,60 %
Kapasitas produksi pada titik BEP
ROI =
Rp 279.766.566.975, 100 %
Rp 1.481.535.032.026,-
ROI = 18,88 %
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total
dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah :
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 18,88 %; sehingga pabrik yang akan
didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata rata.
1
1 tahun
0,1888
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali
setelah 5,30 tahun pabrik beroperasi.
RON =
RON = 39,84 %
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan
menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik
dianggap rugi.
Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 22,61 %, sehingga pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 13,5 % (Bank
Mandiri, 2011).
BAB XI
KESIMPULAN
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Batu
Kapur dan Asam Klorida dengan kapasitas 30.000 ton/tahun diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Pabrik direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam setahun
2. Kapasitas produksi stirena 30.000 ton/tahun menggunakan bahan baku batu kapur
sebanyak 3.219,266 kg/jam dan asam klorida sebanyak 2348,701 kg/jam
3. Produk utama Kalsium Klorida yang dihasilkan mempunyai kemurnian 94%
4. Bentuk hukum perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT)
5. Bentuk organisasi yang direncanakan adalah fungsionil dan staf dengan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan 175 orang.
6. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 13.420 m2
7. Analisa ekonomi :
Total Modal Investasi
: Rp 1.481.535.032.026,-
Biaya Produksi
: Rp 2.166.838.301.194,-
Hasil Penjualan
: Rp 2.541.734.873.354,-
Laba Bersih
: Rp 279.766.566.975,-
Profit Margin
: 14,68 %
: 32,60 %
Return on Investment
: 18,88 %
: 5,3 tahun
Return on Network
: 39,84 %
: 21,61 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik Kalsium
Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida ini layak untuk didirikan.