Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

1.

Kondisi Lokasi Studi Kasus


Lokasi studi kasus memiliki kondisi geoteknik berupa tanah pasiran (Tabel

1) dan diasumsikan memiliki moment magnitude gempa 7 dengan jarak 15 km.


Lokasi muka air tanah berada 0,5 m dibawah permukaan tanah.
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Borlog
Tebal
(m)

Deskripsi Lab

Notasi
Borlog

Jenis
Tanah

Penamaan

3.20
3.50
1.30
3.00
1.80
2.20
2.00
0.80
4.70
7.50

Silty to Clayed sand, Grey


Sandy silt with Gravel, Greenish Grey
Silty with Clay, Brownish Grey, Medium Plasticity
Silty with Clay, Brown, Medium Plasticity
Silty sand with Clay, Grey, Low Plasticity
Silty sand with Clay, Dark Grey, Medium Plasticity
Silty sand with Clay, Grey
Silty sand with Clay, Dark to Brownish Grey
Sandy silt with Clay, Grey, Low Plasticity
Silty sand with Clay, Grey

SW
ML
GP
CL
CH
OH
SP
SM
CL
ML

Sand
Clay
Clay
Sand
Sand
Sand
Sand
Sand
Sand
Sand

Tanggul
N/A
Lapis 1
Lapis 2
Lapis 3
Lapis 4
Lapis 5
Lapis 6
Lapis 7
Lapis 8

Tabel 2 Properti Material Tanah


Tebal
(m)

Penamaan

N-SPT

vs
(m/s)

sat
(kN/m3)

moist
(kN/m3)

dry
(kN/m3)

3.20
3.50
1.30
3.00
1.80
2.20
2.00
0.80
4.70

Tanggul
N/A
Lapis 1
Lapis 2
Lapis 3
Lapis 4
Lapis 5
Lapis 6
Lapis 7

40
29
11
8
8
7
7
19
6

438.596
215.829
172.714
178.568
167.973
168.165
177.940
192.676
153.090

7.50

Lapis 8

151.794

20.43
19.62
15.90
18.28
15.46
16.93
18.26
18.71
18.97
17.55
17.23

17.65
17.38
15.85
17.36
14.52
16.58
14.82
15.99
18.34
16.09
16.95

16.43
15.20
11.26
13.97
11.41
11.74
13.69
15.25
15.03
12.67
12.11

Fines
Content
11.20
58.21
70.90
13.54
24.92
20.92
24.64
24.31
79.59
24.31
88.61

Berdasarkan peta wilayah gempa (Gambar 1), diketahui lokasi studi kasus
memiliki percepatan tanah di batuan dasar sebesar 1,2 g. Dengan kondisi kelas
situs SE (Tanah Lunak) berdasarkan Tabel 3, mengakibatkan lokasi studi kasus
memiliki percepatan tanah dipermukaan sebesar 1,08 g.

Gambar 1 Respons Spektra Percepatan 0,2 detik (SS)


Tabel 3 Perhitungan Penentuan Kelas Situs
Jenis
Tanah

Tebal
[d] (m)

vs
(m/s)

GP
CL
CH
OH
SP
SM
CL
ML

1.30
3.00
1.80
2.20
2.00
0.80
4.70
14.20
30.00

172.714
178.568
167.973
168.165
177.940
192.676
153.090
151.794

vs Rata-rata
(m/s)

di/vi
0.00753
0.01680
0.01072
0.01308
0.01124
0.00415
0.03070
0.09355
0.18777

159.7731

Tabel 4 Faktor Amplifikasi Getaran pada Perioda 0,2 Detik (Fa)


Kelas
Situs
SA
SB
SC
SD
SE

Fa
SS 0,25
0,8
1,0
1,2
1,6
2,5

SS = 0,5
0,8
1,0
1,2
1,4
1,7

SS = 0,75
0,8
1,0
1,1
1,2
1,2

SS = 1,0
0,8
1,0
1,0
1,1
0,9

SS 1,25
0,8
1,0
1,0
1,0
0,9

Kelas
Situs
SF

2.

Fa
SSb

Evaluasi Potensi Likuifaksi


Evaluasi potensi likuifaksi dilakukan dengan 3 metode, yaitu dengan

menggunakan metode N-SPT Seed & Idriss, metode kecepatan gelombang geser
(vs) dan metode sebaran butiran Tsuchida.
Tabel 5 Rekapitulasi Perhitungan Evaluasi Potensi Likuifaksi
Tebal
(m)

Jenis
Tanah

Penamaan

17
1.30
3.00
1.80
2.20
2.00
0.80
4.70
7.50

Sand
Clay
Sand
Sand
Sand
Sand
Sand
Clay
Sand

Tanggul
Lapis 1
Lapis 2
Lapis 3
Lapis 4
Lapis 5
Lapis 6
Lapis 7
Lapis 8

vs
(m/s)

N-SPT

L/NL
[vs]

L/NL
[N-SPT]

172.714
178.568
167.973
168.165
177.940
192.676
153.090
151.810

11
8
8
7
7
19
6
5

NL
NL
L
L
L
NL
L
L

NL
NL
NL
L
L
NL
L
NL

Gambar 2 Evaluasi Potensi Likuifaksi Berdasarkan Sebaran Butiran


Kondisi pasca gempa lapisan tanah yang terlikuifaksi akan mengalami
penurunan kuat geser, sehingga pada analisis stabilitas dalam kondisi ini

parameter kuat geser tanah yang digunakan adalah kuat geser sisa (residual
undrained shear strength).
3.

Perhitungan Kuat Geser Sisa


Perhitungan kuat geser sisa pada lapisan tanah yang terlikuifaksi

menggunakan 4 metode, yaitu metode Idriss (1998), metode Idriss & Boulsnger
(2007), metode Kramer & wang (2007) dan metode Olson dan Stark (2002). Dari
keempat metode tersebut selanjutnya akan dipilih hasi nilai terkecil sebagai
parameter kuat geser tanah dalam analisis stabilitas tanggul pasca gempa.
Tabel 6 Rekapitulasi Perhitungan Kuat Geser Sisa
Tebal
(m)

Penamaan

1.8
2.2
2

Lapis 3
Lapis 4
Lapis 5

4.

Jenis
Tanah
Sand
Sand
Sand

Idriss
Sr (kPa)
12.1
9.8
10.2

OlsonStark
Sr (kPa)
34.8
32.9
34.3

IdrissBoulsnger
Sr (kPa)
28.5
29.0
30.3

KramerWang
Sr (kPa)
22.0
20.1
20.6

Analisis Stabilitas Pasca Gempa


Analisis stabilitas pasca gempa dilakukan dengan bantuan program

Geoslope 2007. Asumsi yang digunakan adalah lokasi bidang runtuh berupa block
failure dan angka keamanan menggunakan metode Morgenstern & Price (1965).
Dihasilkan angka keamanan 0,726. Oleh sebab itu dibutuhkan usaha
mitigasi likuifaksi agar didapatkan angka keamanan lebih besar 1 pada kondisi
pasca gempa.
5.

Usaha Mitigasi Likuifaksi (Perbaikan Tanah dengan Stone Column)


Perbaikan tanah dilakukan dengan Stone Column. Metode ini dikatakan

tepat karena pada saat proses perbaikannya terdapat tahap penggetaran yang dapat
memadatkan tanah disekitarnya, mengingat kondisi tanah asli merupakan tanah
pasiran.
Dampak pertama dari pemasangan Stone Column adalah peningkatan kuat
geser tanah di sekitarnya. Metode yang digunakan untuk menghitung kuat geser

L/NL
L
L
L

tanah ekuivalen adalah metode Priebe (1998). Hasil rekapitulasi perhitungan kuat
geser tanah dengan metode tersebut ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7 Perhitungan Peningkatan Kuat Geser tanah
Kedalaman
(m)

Penamaan

Jenis
Tanah

soil

column

tan soil

tan column

tan rata-rata

rata-rata

0-2
2-5
5-7
7-9
9 - 11

Lapis 1
Lapis 2
Lapis 3
Lapis 4
Lapis 5

Clay
Sand
Sand
Sand
Sand

30
30
30
30

45
45
45
45

0.577
0.577
0.577
0.577

1
1
1
1

0.789
0.789
0.789
0.789

38.262
38.262
38.262
38.262

n=

1.84

m'=

0.45707

Dampak kedua pemasangan Stone Column adalah adanya peningkatan


nilai N-SPT. Hasil rekapitulasi peningkatan nilai N-SPT tersebut ditampilkan pada
Tabel 8.
Tabel 8 Perhitungan Peningkatan Nilai N-SPT
Penamaan

Jenis
Tanah

N-SPT

N-SPT SC

Lapis 1
Lapis 2 SC
Lapis 3 SC
Lapis 4 SC
Lapis 5 SC
Lapis 6
Lapis 7
Lapis 8

Clay
Sand
Sand
Sand
Sand
Sand
Clay
Sand

11
8
8
7
7
19
6
5

25
21
21
20
20
19
6
5

Gambar 3 Penentuan N-SPT Setelah Pemasangan Stone Column


Peningkatan Nilai N-SPT mengakibatkan perubahan kelas situs tanah SE
(Tanah Lunak) menjadi kelas situs SD (Tanah Sedang). Hal ini mengakibatkan
perubahan nilai percepatan tanah dari 1,08 g menjadi 1,2 g.
6.

Evaluasi Potensi Likuifaksi Pasca Pemasangan Stone Column


Akibat perubahan nilai N-SPT dan peningkatan percepatan tanah, maka

diperlukan evaluasi likuifaksi kembali. Nilai N-SPT baru yang didapat,


dikorelasikan untuk mendapatkan nilai kecepatan gelombang geser vs.
Dampak pemasangan Stone Column mengakibatkan peningkatan nilai NSPT baik dari metode N-SPT maupun metode kecepatan gelombang geser v s yang
menyebabkan lapisan pondasi tidak akan mengalami likuifaksi.

7.

Analisis Stabilitas Tanggul Kondisi Statis Sebelum dan Sesudah


Pemasangan Stone Column
Tanggul didesain dengan 5 tahap konstruksi. Angka keamanan yang

dihasilkan sebelum dan sesudah pemasangan Stone Column untuk setiap tahap
selanjutnya dibandingkan. Hasil perbandingan angka keamanan stabilitas statis
ditampilkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Perbandingan Angka Keamanan Stabilitas Statis
Tahap
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5

8.

FSsebelum
3.572
2.341
2.019
2.729
2.727

FSsesudah
3.698
2.564
2.249
2.876
2.870

Analisis Stabilitas Pseudo-Static


Tahapan pertama dalam analisis Pseudo-Static adalah penentuan nilai kh.

selanjutnya nilai kh tersebut dimasukkan sebagai input faktor seismik pada


program Geoslope 2007. Jika setelah dilakukan perhitungan menggunakan
program menghasilkan angka keamanan kurang dari 1, maka selanjutnya
dilakukan analisis perpindahan Newmark.
Nilai kh setelah pemasangan Stone Column didapatkan sebesar 0,42156.
Terjadi peningkatan dari kondisi sebelumnya, yaitu 0,3827. Karena kedua nilai kh
kurang dari 1, maka analisis dilanjutkan dengan metode perpindahan Newmark.
Salah satu variabel pada analisis perpindahan Newmark adalah nilai k y
(Faktor Leleh Seismik). Faktor tersebut adalah faktor yang menghasilkan angka
keamanan 1. Penentuan nilai ky dilakukan dengan cara trial and error. Sebelum
pemasangan Stone Column didapatkan nilai ky sebesar 0,265 dan setelahnya nilai
ky tersebut meningkat menjadi 0,285. Artinya akibat adanya Stone Column,
tanggaul lebih tahan terhadap gempa.

You might also like