B2A212016 - Naskah Publikasi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DOWNLINE DALAM

SISTEM MULTI LEVEL MARKETING

NASKAH PUBLIKASI
Untuk
Berkala Penelitian Magister Kenoriatan
Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat

Dipersiapkan dan Disusun Oleh

ERIC GUNADI SALIM


B2A212016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
BANJARMASIN
2016

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing tesis mahasiswa program Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat :

Nama

: Eric Gunadi Salim

NIM

: B2A212016

Program studi

: Magister Kenotariatan

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian (calon naskah Berkala Penelitian


Program Penelitian Magister Kenotariatan Fakuls Hukum Universitas Lambung
Mangkurat) yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*)
mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author

Kemudian harap maklum

Banjarmasin,

Juni 2015

PEMBIMBING UTAMA

H. Djumadi, SH, M.Hum


NIP. 19521107 198603 1 001

PEMBIMBING PENDAMPING

Dr. Abdul Halim Barkatullah, SH, M.Hum


NIP. 1976 1109 200604 1 003

*) coret yang tidak perlu


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DOWNLINE DALAM SISTEM
MULTI LEVEL MARKETING
LEGAL PROTECTION AGAINST DOWNLINE IN MULTI LEVEL
MARKETING SYSTEM
Eric Gunadi Salim

Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Lambung


Mangkurat, Jalan brIgjen H. Hasan Basry, Telp (0511) 3307877,
Email : ericgunadisalim@gmail.com

ABSTRACT
Multi level marketing industrial development in Indonesia gives positive effect for
national economic progress especially for society who does not have regular work
because the people can earn revenue in multi level marketing participation. But
lately, multi level marketing business in Indonesia did not run supposedly. This is due
to Multi level marketing abused by irresponsible certain people to take advantage.
The aim of this research is to know legal relation among Upline and Downline in
multi level marketing system viewed from engangement in according to KUHPerdata
and responsibilities form of Upline if Downline harmed. This is normative legal
research, with the research-type study of legal principles which for Upline and
Downline relation based on KUHPerdata and act number 8 of 1999 concerning
consumer protection. The characteristic of this research is descriptive.

Key words: Multi Level Marketing, Upline and Downline, Responsibilities


ABSTRAK
Perkembangan industri bisnis Multi Level Marketing di Indonesia memberi
dampak positif bagi kemajuan perekonomian nasional terutama bagi masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan tetap karena dengan keikutsertaannya dalam bisnis

Multi Level Marketing masyarakat bisa memperoleh penghasilan untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya. Multi Level Marketing pada dasarnya sangat baik dan mendapat
tanggapan

positif

di

masyarakat.

Namun

belakangan

ini,

Dalam

poses

perkembangannya, bisnis Multi Level Marketing di Indonesia tidak berjalan dengan


mulus. Hal ini dikarenakan bisnis Multi Level Marketing disalahgunakan oleh pihak
atau orang-orang tertentu untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan hukum antara Up line dengan
Down Line dalam sistem multi level marketing dilihat dari perikatan menurut
KUHPerdata dan bentuk pertanggungjawaban Upline apabila Downline dirugikan.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Hukum Normatif, dengan tipe penelitian Asasasas Hukum, yang melihat kepada hubungan hukum yang terjadi antara Upline dan
Downline berdasarkan Kitab Undang Undang Hukum Perdata dan Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini bersifat
Deskriptif.

Kata Kunci: Multi Level Marketing, Upline dan Downline, Pertanggungjawaban

PENDAHULUAN

Bisnis Multi Level Marketing

Di era global, dunia perdagangan

merupakan bisnis yang bergerak di

semakin maju dan banyak terobosan

sektor perdagangan barang dan/atau

yang

jasa yang menggunakan sistem Multi

dilakukan,

mengantisipasi

utamanya

dalam

persaingan

dan

Level

Marketing

sebagai

strategi

aktifitas usaha para pebisnis. Arah

bisnisnya, di mana sebuah induk

perdagangan

perusahaan

yang

pada

awalnya

dalam

memasarkan

tertuju pada berbagai pola dan strategi

produknya kepada konsumen melalui

untuk memperoleh keuntungan yang

suatu jaringan orang-orang bisnis yang

sebesar-besarnya

independen.

berganti

menjadi

untuk pemenuhan kepuasan pelanggan.

Perkembangan

industri

bisnis

Salah satu bidang yang memainkan

Multi Level Marketing di Indonesia

peran menonjol dalam perkembangan

memberi

dunia

bidang

kemajuan

adalah

terutama bagi masyarakat yang tidak

dalam

memiliki

dalam

dengan keikutsertaannya dalam bisnis

memperkenalkan produk guna merebut

Multi Level Marketing masyarakat bisa

pangsa pasar. Media pemasaran suatu

memperoleh

produk pun banyak ragam jenis dan

memenuhi kebutuhan hidupnya. Multi

metodenya,

bersifat

Level Marketing pada dasarnya sangat

konvensional baku sampai dengan

baik dan mendapat tanggapan positif

yang modern fenomenal seperti Multi

di masyarakat. Namun belakangan ini,

Level Marketing. Namun dari beberapa

Dalam

model pemasaran di atas, yang banyak

bisnis

dan sering menjadi berita menarik dan

Indonesia tidak berjalan dengan mulus.

pembicaraan

positif

Hal ini dikarenakan bisnis Multi Level

model

Marketing disalahgunakan oleh pihak

perdagangan

pemasaran.

Pemasaran

merupakan

bagian

manajemen

maupun

adalah
penting

perusahaan

dari

yang

umum,

negatif

baik

adalah

pemasaran Multi Level Marketing.

dampak

positif

perekonomian
pekerjaan

penghasilan

proses
Multi

tetap

bagi
nasional
karena

untuk

perkembangannya,

Level

Marketing

di

atau

orang-orang

tertentu

untuk

meraup untung yang sebesar-besarnya.


Produsen

pelaku

selamanya

dapat

berjalan

dengan

usaha

mulus, dalam arti tidak selamanya

biasanya lebih mengetahui dengan

masing-masing pihak akan merasa

jelas sifat dan keadaan barang yang

puas, terlebih jika pihak penerima

dihasilkannya

proses

tidak menerima barang atau jasa sesuai

proses

dengan apa yang telah diperjanjikan

produksi

atau

produsen dan konsumen tersebut tidak

mulai

hingga

dari
pada

pemasokannya ke dalam pasar, maka

sebelumnya.

produsen atau pelaku usaha wajib

penyalahgunaan praktik perdagangan

bertanggungjawab

terjadi

dengan sistem Multi Level Marketing

sesuatu pada produk yang dapat

ini adalah dengan pola money game

menimbulkan kerugian pada pihak

yang mana di poles seolah-olah hal

konsumen

liability).

tersebut adalah praktik perdagangan

Konsumen tidak seharusnya menjadi

Multi Level Marketing yang sah.

korban untuk dirugikan oleh para

Praktik Money Game pada dasarnya

produsen, karena pada dasarnya pihak

bukan

produsen atau pelaku usaha memiliki

perdagangan

suatu kewajiban untuk selalu berhati-

sebuah tindakan yang dibuat seolah-

hati dalam memproduksi barang atau

olah merupakan tindakan perdagangan.

jasa. Selama pihak produsen atau

Umumnya tindakan perdagangan yang

pelaku usaha menerapkan perilaku

dilakukan ini bersifat fiktif, semu,

hati-hati tersebut, maka mereka tidak

tidak jelas dan sifatnya tidak terbuka

akan

produk-produk

untuk publik. Meskipun demikian,

yang dapat menimbulkan kerugian

peminat terhadap jenis perdagangan ini

pada pihak konsumen.

tetap sangat besar karena praktik

apabila

(product

menghasilkan

Hubungan

hukum

berupa

perjanjian yang dilakukan antara pihak

Contoh

merupakan

nyata

suatu

melainkan

dari

tindakan
hanyalah

Money Game biasanya menawarkan

keuntungan yang sangat tidak wajar

mungkin dikarenakan tidak adanya

dalam waktu relatif singkat.

ikatan atau semacam perjanjian yang

Jika sudah terlanjur terperdaya,

tertulis, melainkan hanya berdasarkan

maka para penipu akan berusaha

kepercayaan kepada pelaku praktik

menahan konsumennya untuk tetap

perdagangan

dalam bisnis mereka. Saat konsumen

mengiming-iminginya

ingin menarik investasinya, mereka

memperoleh keuntungan yang besar

mungkin menawarkan untuk menukar

tanpa harus bersusah payah untuk

investasi konsumen dengan investasi

mendapatkannya.

lainnya. Meskipun mereka tahu bahwa

yang

mana

mereka
dengan

Sebagai langkah konkrit, sudah

konsumen tidak mungkin memperoleh

selayaknya

uangnya

menerbitkan undang-undang khusus

kembali,

mereka

tetap

Pemerintah

berusaha memperoleh lebih banyak

yang

uang nasabah. Dan jika konsumen

perdagangan dengan sistem Multi

memaksa untuk menarik investasinya,

Level

mereka

pencegahan

akan

mengancam

untuk

mengatur

segera

mengenai

Marketing,
dan

sebagai

praktik
filter

pemberantasan

memperkarakan secara hukum. Jika ini

terhadap

terjadi, percayalah bahwa mereka tidak

seperti itu. Di samping itu, peran aktif

akan melaksanakannya karena pada

pemerintah juga dibutuhkan dalam

dasarnya mereka sendiri adalah penipu

mengedukasi

yang takut bersentuhan dengan dunia

seluk-beluk dan bahaya perdagangan

hukum

berbasis

Melihat

pada

menggambarkan

ilustrasi

bahwa

diatas

banyaknya

penyalahgunaan

praktik

masyarakat

semacam
korban

ini

tentang
mengingat

akibat

praktik

kedudukan

perdagangan ini yang justru bukan

member dalam hal ini downline yang

berasal dari kalangan menengah bawah

masuk dalam sistem semacam ini tidak

tetapi juga kalangan menengah atas

memiliki kedudukan yang kuat, yang

dan kalangan terdidik.

Melihat

fenomena

diatas,

oleh Down line

dari praktik

terkadang masyarakat merasa apriori

perdagangan dengan multi level

jika bersentuhan dengan bisnis yang

marketing ?

yang berlabel Multi Level Marketing,


banyak bisnis Money Game yang
berkedok Multi Level Marketing dan
tak diketahui oleh masyarakat awam
hingga akhirnya mereka khawatir akan
menjadi korban penipuan. Padahal
kalau mau cerdas melihat, sebenarnya
terdapat

perbedaan

yang

sangat

signifikan antara MLM dan Money

METODE PENELITIAN
Penelitian

yang

dilakukan

ini

menggunakan jenis Penelitian Hukum


Normatif. Hal ini karena penelitian
dilakukan dengan studi kepustakaan,
menggunakan 3 (tiga) bahan hukum
yaitu bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum

game.

tersier. Tipe penelitian yang Peneliti


Berdasarkan

yang

pergunakan dalam penelitian ini adalah

dikemukakan didalam latar belakang

tipe penelitian terhadap Asas-asas

di atas, terdapat beberapa masalah

Hukum, yang mana didalam Multi

yang

Level

dapat

uraian

dirumuskan

sebagai

berikut:

Marketing

(MLM)

terdapat

hubungan hukum yang terjadi antara


produsen sampai dengan konsumen

1. Bagaimana

hubungan

hukum

antara Upline dengan Down Line


dalam

sistem

multi

level

marketing dilihat dari perikatan


menurut KUHPerdata ?.
2. Bagaimana

tanggung

yang menimbulkan hak dan kewajiban.


Dari

hubungan

terhadap kerugian yang diderita

tersebut

menciptakan suatu aturan hukum yang


bersifat abstrak, yang kemudian di
konkretkan

jawab

hukum

perjanjian.

kedalam suatu

bentuk

. Pendekatan yang dilakukan


dalam penelitian ini, menggunakan
pendekatan
perundang-undangan
(Statute Approach). Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti bersifat
Penelitian
Deskriptif.
Bersifat
deskriptif karena dari penelitian ini

diharapkan akan diperoleh gambaran


secara menyeluruh, mendalam, dan
sistematis mengenai Perlindungan
hukum dalam Multi level Marketing.
Jenis dan sumber bahan hukum
yang digunakan dalam

10

penelitian ada 3, yaitu bahan hukum

dicari korelasinya, sehingga dapat

primer yang terdiri dari Peraturan

disajikan dalam bentuk penulisan yang

Perundang-undangan serta peraturan

lebih sistematis guna mencapai target

lainnya yang berhubungan dengan

yang

penelitian

terhadap permasalahan yang diangkat

ini.

Bahan

Hukum

diinginkan

berupa

Sekunder, yang terdiri dari Buku teks,

dalam penelitian ini.

jurnal

HASIL

hukum,

tesis,

makalah,

pendapat, pandangan serta dokrin dari


para ahli yang memiliki hubungan

jawaban

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk sosial

terhadap permasalahan yang diangkat.

yang

Dan Bahan Hukum Tersier berupa

Bersama orang lain, terwujudlah saling

Kamus

memenuhi dan melengkapi hajat hidup

Bahasa

Indonesia,

Kamus

Hukum dan Ensiklopedia.

hidup

dengan

orang

lain.

mereka. Bekerjasama, tukar menukar,

Prosedur dan teknik pengumpulan

saling membutuhkan adalah sebagian

bahan hukum yang dilakukan adalah

kecil hikmah diciptakannya manusia

Studi Pustaka yaitu dengan melakukan

dalam status yang bertingkat-tingkat.

inventarisasi dan klasifikasi terhadap

Hubungan antar manusia pun bisa

bahan

seimbang.

hukum

disesuaikan

tersebut

dengan

yang

permasalahan

yang diangkat/dibahas, yang kemudian

Mereka

Sebelum
pembahasan

dianalis untuk bisa diinterpretasikan

hukum

terhadap

downline,

yang

berlaku.

saling

melengkapi satu dengan yang lain.

dipaparkan, disistematiskan kemudian


hukum

bisa

masuk

kedalam

mengenai

hubungan

antara
terlebih

Upline
dahulu

dengan
perlu

Pengolahan dan analisis bahan hukum

dijelaskan mengenai hubungan yang

yang dilakukan oleh peneliti dengan

terjadi antara Perusahaan agen yaitu

cara menguraikan bahan hukum yang

perusahaan yang melakukan kegiatan

diperoleh dari Studi Pustaka untuk

perdagangannya dengan menggunakan

11

system Multi Level Marketing, dengan

yang timbul karenanya itu sudah

Distributor yang merupakan perantara

dilahirkan

yang

kesepakatan.

menyalurkan

produk

dari

sejak

detik

Dengan

tercapainya
kata

lain,

pembuat barang yang dihasilkan oleh

perjanjian itu sudah sah apabila sudah

pabrik, produk tersebut dikirimkan ke

sepakat mengenai hal-hal yang pokok

pengecer atau pelanggan. Hubungan

dan

antara Perusahaan agen dengan Mitra

formalitas. Disebutkan juga bahwa

Usaha

perjanjian-perjanjian

(distributor)

merupakan

tidaklah

diperlukan

pada

hubungan hukum kontraktual, yang

umumnya

terikat dalam suatu perjanjian tidak

Undang-Undang menetapkan, bahwa

bernama

untuk

(Innominat),

keberadaannya

serta

konsensuil.

itu

suatu

sahnya

suatu

Adakalanya
perjanjian

dimungkinkan

diharuskan perjanjian itu diadakan

konsensualisme

secara tertullis atau dengan Akta

sehingga secara tidak langsung berlaku

Notaris, tetapi yang demikian itu

pasal 1338 (1) KUHPerdata :

merupakan kekecualian. Yang lazim

berdasarkan

asas

Semua persetujuan yang dibuat

adalah suatu perjanjian itu sudah sah

sesuai dengan undang-undang berlaku

dalam arti sudah mengikat, apabila

sebagai undang-undang bagi mereka

sudah tercapai kesepakatan mengenai

yang membuatnya. Persetujuan itu

hal-hal yang pokok dari perjanjian.

tidak dapat ditarik kembali selain


dengan

kesepakatan

kedua

belah

Perjanjian

tidak

(Innominat) antara Perusahaan agen

pihak, atau karena alasan-alasan yang

dengan

mitra

usaha

ditentukan

dikenal

juga

dengan

oleh

undang-undang.

bernama
(distributor)
perjanjian

Persetujuan harus dilaksanakan dengan

keagenan, yang mana di dalamnya

itikad baik.

memuat klausula bahwa mitra usaha

Arti asas konsensualisme ialah

(distributor) mempunyai hak untuk

pada dasarnya perjanjian dan perikatan

menyalurkan barang yang diproduksi

12

oleh

perusahaan

dengan

buku ketiga KUHPerdata pada bab IV

menggunakan system Multi Level

mengenai jual beli. Pada dasarnya jual

Marketing.

beli yang terjadi di dalam bisnis Multi

Multi

Level

agen

Marketing

pada

Level Marketing sama halnya dengan

dasarnya adalah usaha legal yang baik.

jual

Tidak sedikit orang yang sukses

konvensional, tetapi berbeda pada

menjalankan bisnis network marketing

system

ini jika disertai dengan usaha yang

dilakukan

sungguh-sungguh.

Dengan

hubungan tersebut tidak hanya putus

perkembangan teknologi informasi,

sampai disana. Upline sebagai pihak

Multi Level Marketing

yang

terwujud

dalam

juga kini

yang

dilakukan

yang

secara

dijalankan,

secara

yaitu

bertingkat

mensponsori

dan

downline

affiliate

dibawahnya

berkewajiban

untuk

marketing (biasanya berupa penjualan

memberikan

pelatihan

kepada

software,

online, virtual

downlinenya agar bisnis Multi level

products, dll). Keduanya dijalankan

marketing yang dijalankannya dapat

secara berjenjang alias multi level.

berhasil. Dari situ tugas Downline

Hanya saja dalam affiliate marketing,

berikutnya

member hanya mendapat bonus sekali

konsumen baru untuk dapat menjadi

dari setiap pembelian / penjualan

Downline usahanya tersebut. Mereka

produk, sementara dalam Multi Level

berhak

Marketing, member bisa memperoleh

seperti apa perjanjian yang mereka

berbagai macam bonus.

buat, sebagaimana yang diatur dalam

Perikatan

bentuk

beli

ebook

yang

terjadi

antara

pasal

adalah

untuk

1338

akan

menentukan

KUHPerdata,

mencari

sendiri

yang

Upline dan Downline dalam bisnis

menegaskan bahwa semua perjanjian

Multi Level Marketing, sama halnya

yang dibuat secara sah berlaku sebagai

dengan perikatan yang diatur dalam

undang undang bagi mereka yang

KUHPerdata, sebagaimana yang diatur

membuatnya.

Meskipun

dalam

13

pembuatan perjanjiannya, para pihak

diinginkan,

diberi kebebasan untuk menentukan isi

tersebut cacat pada saat diterima,. Hal

dari perjanjian tersebut, namun ada

ini

pembatasan pembatasan tertentu,

manfaat barang yang di jual ke

seperti dalam pelaksanaannya harus

downline tidak sesuai dengan yang

dilandasi oleh adanya itikad baik, Oleh

disampaikan atau diiming imingi

karena itu para pihak tidak dapat

oleh Upline. Pada dasarnya seorang

menentukan

upline dalam mencari atau merekrut

sekehendak

hatinya

seperti

dikarenakan

kualitas

maupun

downline

perjanjiian tetapi harus didasarkan dan

pemaksaan (sekalipun dengan cara

dilaksanakan

baik.

halus), mengarahkan calon downline

Perjanjian yang didasarkan pada itikad

agar membeli produk lebih banyak

buruk misalnya penipuan mempunyai

agar mendapatkan poin tertentu, bujuk

akibat hukum perjanjian tersebut dapat

rayu, janji-janji yang berlebihan, dan

dibatalkan.

sebagainya. Jika sampai di kemudian

Kebebasan

itikad

berkontrak

downline

ada

unsur

dalam perjanjian kemitraan multi level

hari

marketing, tidak mempunyai arti yang

Sebab, si Downline ikut Multi Level

tidak terbatas, akan tetapi terbatas oleh

Marketing

tanggung jawab para pihak akan tetapi

terpengaruh

ada pihak ketiga, dalam hal ini hakim

berlebihan

yang bisa menilai terhadap isi dari

termasuk bentuk penipuan.

perjanjian tersebut.

ternyata

boleh

barang

klausul-klausul yang terdapat dalam


dengan

tidak

halnya

tersebut
oleh
dari

Upline.

dirugikan.
dikarenakan
presentasi
Dan, ini

Upline dalam mencari downline,

Kerugian yang sering diderita oleh

kadang dari Upline untuk mengejar

Downline dalam Sistem Multi Level

agar ia bisa memperoleh poin atau

Marketing yang murni, lebih kepada

komisi secara cepat, informasi yang

barang atau jasa yang didistribusikan

disampaikan kepada Downline tidak

kadang tidak sesuai dengan apa yang

secara rinci mengenai produk yang di

14

jual, gambaran keuntungan,

system

maka itu harus jelas aturannya. Dan ini

yang dijalankan, jenjang karir, dan lain

sah. Sebab, salah satu manfaat dari

sebagainya. Hal ini menyebabkan

bisnis

Downline

pada

keuntungan yang didapatkan seseorang

yang

dari orang lain yang menjualkan

hanya

gambaran

tertarik

keuntungan

adalah

adanya

disampaikan oleh Upline, akan tetapi

barangnya.

tidak memperhatikan mengenai system

hubungannya dengan bisnis Multi

kerja maupun hal hal lainnya yang

Level Marketing, apa yang didapatkan

seharusnya juga ikut diperhatikan.

upline dari downlinenya, sebenarnya

Tugas utama seorang Upline adalah

tidak lepas dari usaha si upline itu

memberikan bimbingan atau pelatihan

sendiri dalam mencari downline dan

kepada Downline agar downline bisa

menjual produk. Akan tetapi, apabila

menjalankan system pemasarannya.

ada yang dirugikan dalam masalah

Apabila hal ini tidak dijalankan maka

pembagian

Upline

bagian upline terlalu besar, sementara

telah

melakukan

penipuan

Selain

selisih

itu,

keuntungan

downline

pada target pengejaran poin atau

mendapatkan bagian yang kecil, atau

komisinya

keuntungan

tanpa

memperhatikan downline dibawahnya.


Upline

dalam

menjelaskan

usaha

yang

kelewat

keuntungan

menjual

misal

kepada downline, karena hanya tertarik


sendiri

yang

ini,

dalam

diambil
besar

member

justru
pemilik

sedangkan

sangat

kecil,

Marketing plan yang akan dijalankan

maka bisnis ini bisa menjadi sesuatu

oleh downline harus jelas, jujur, dan

yang terlarang, karena ada yang

transparan.

dirugikan.

Downline

tidak

boleh

dirugikan oleh Upline dalam bentuk


apa

pun.

Sekiranya

Menjalankan bisnis Multi Level

upline

Marketing, Upline sebagai pihak yang

mendapatkan bagian keuntungan dari

mengajak downline untuk masuk dan

transaksi yang dilakukan downline,

bergabung dalam menjalankan bisnis

15

Multi

Level

Marketing,

menghindari

kerugian

harus

Prinsip

Tanggung

Jawab

terhadap

Berdasarkan Unsur Kesalahan (Fault

Downline, karena downline memiliki

Liability atau Liability Based On

peran yang cukup strategis dalam

Fault) adalah prinsip yang cukup

perkembangan

umum berlaku dalam hukum pidana

bisnis

Multi

Level

Marketing. Tanpa adanya downline,

dan

maka bisnis Multi Level Marketing

khususnya Pasal 1365, Pasal 1366, dan

tidak akan berjalan dengan baik.

Pasal 1367, prinsip ini dipegang secara

Secara

umum,

prinsip-prinsip

1. Prinsip

Unsur

jawab

liability atau liability based on fault)

Kesalahan

adalah prinsip yang cukup umum


dan perdata. Dalam KUH Perdata,

Bertanggung Jawab (Presumption

khususnya Pasal 1365, 1366, dan Pasal

of Liability Principle);

1367, prinsip ini dipegang secara

Praduga

Selalu

untuk

namun berlaku dalam hukum pidana


Selalu

3. Prinsip

Praduga

tanggung

Jawab

(Liability Based On Fault);


2. Prinsip

Prinsip

berdasarkan unsur kesalahan (fault

Tanggung

Berdasarkan

Dalam KUHPerdata,

teguh.

tanggung jawab dalam hukum dapat


dibedakan sebagai berikut :

perdata.

untuk

Bertanggung

(Presumption

Tidak

teguh.

Jawab

seseorang

Nonliability

Principle);
(Strict Liability);
(Limitation

Liability Principle).

baru

menyatakan,

dapat

dimintakan

ada

unsur

dilakukannya.

kesalahan

Pasal

1365

yang
KUHP

Perdata, yang lazim dikenal sebagai

5. Prinsip Tanggung Jawab dengan


Pembatasan

ini

pertanggungjawabannya secara hukum


jika

4. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak

Prinsip

of

pasal

tentang

perbuatan

melawan

hukum, mengharuskan terpenuhinya


empat unsur pokok, yaitu:
1. Adanya perbuatan,

16

2. Adanya unsur kesalahan,

dengan

3. Adanya kerugian yang diderita,

perundang-undangan berlaku. Menurut

4. Adanya

pasal 19 ayat (1) dan (3) Undang-

hubungan

kausalitas

antara kesalahan dan kerugian.

Undang

Pada

konsumen

prinsipnya,

dibentuknya

sistem

tujuan

peraturan

Perlindungan
yang

Konsumen,

merasa

dirugikan

yang

akibat adanya informasi yang tidak

kemudian dikenal dengan perbuatan

benar pada multi level marketing dapat

melawan hukum tersebut adalah untuk

menuntut secara langsung penggantian

dapat tercapai seperti apa yang disebut

kerugian kepada pelaku usaha dan

oleh

juris

pelaku usaha harus member tanggapan

praecepta sunt haec honeste vivere,

dan/atau penyelesaian dalam tenggang

alterum non leadere, suum cuque

waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal

tribune

artinya

transaksi pembelian. Hal inilah yang

adalah

hidup

pribahasa

hukum

ketentuan

latin,

yaitu

semboyan
secara

jujur,

hukum
tidak

dimaksud

dengan

penyelesaian

merugikan orang lain dan memberikan

sengketa konsumen secara damai.

orang lain haknya.

Namun, jika dalam tenggang waktu 7

Setiap

pelaku

usaha

harus

(tujuh) hari setelah tanggal transaksi

berlanggung jawab terhadap segala

pelaku usaha tidak ada niat baik

kerugian

oleh

memberikan ganti kerugian kepada

sebagai

konsumennya yang dirugikan akibat

akibat pemakaian, pemanfaatan, atau

adanya informasi tidak benar pada

mengkonsumsi

yang

Multi Level Marketing, maka dalam

dihasilkannya. Wujud dari tanggung

hal ini downline (konsumen) tersebut

jawab tersebut dapat berupa tanggung

dapat menuntut pelaku usaha melalui

jawab untuk memberikan ganti rugi

BPSK atau melalui peradilan umum.

atas kerusakan, pencemaran, dan/atau

Namun,

pemberian

umumnya, para pihak (pelaku usaha

yang

konsumennya

diderita

(downline)
barang

santunan

yang

sesuai

pada

sengketa

konsumen

17

dan konsumen) lebih memilih untuk

perikatan

menyelesaikan

konsumen

KUHPerdata, sebagaimana yang diatur

diluar pengadilan/non litigasi. Alasan

Burhanuddin. 2011. Pemikiran Hukum

mereka

menyelesaiakan

Perlindungan Konsumen & Sertifikasi

sengketa konsumen di luar pengadilan

Halal. Cetakan I. Malang: UIN-Maliki

adalah untuk menghemat biaya, waktu,

Press.buku ketiga KUHPerdata pada

dan dapat tercapai apa yang diinginkan

bab IV mengenai jual beli. Pada

oleh para pihak.

dasarnya jual beli yang terjadi di

sengketa

memilih

yang

diatur

dalam

dalam bisnis Multi Level Marketing


KESIMPULAN DAN SARAN

sama halnya dengan jual beli yang

1. Kesimpulan

dilakukan secara konvensional, tetapi

Hubungan

dan

berbeda pada system yang dijalankan,

suatu

yaitu dilakukan secara bertingkat dan

perjanjian bernama (Noominat), karena

hubungan tersebut tidak hanya putus

perjanjian antara Upline dan Downline

sampai disana dan terus berkembang

merupakan perjanjian jual beli yang

sepanjang antara Upline dan Downline

tidak

saling

Downline

hanya

antara

terikat

Upline
dalam

melakukan

penjualan

bekerja

produk barang tetapi juga produk jasa,

menjalankan

yaitu jasa marketing yang berlevel-

Marketing.

level

(bertingkat-tingkat)

dengan

sama

system

dalam

Multi

Level

Perbuatan melawan hukum yang

imbalan berupa marketing fee, bonus,

dilakukan

oleh

dan sebagainya, dimana semua itu

Downline dalam menjalankan bisnis

bergantung pada prestasi, penjualan,

Multi

dan status keanggotaan distributor.

dibebankan

Perikatan yang terjadi antara Upline

kepada Upline. Perbuatan melawan

dan Downline dalam bisnis Multi

hukum yang dilakukan oleh Upline

Level Marketing, sama halnya dengan

tersebut

Level

Upline

Marketing
pertanggung

harus

terlebih

kepada
ini,

bisa

jawaban

dahulu

18

dibuktikan apakah memenuhi syarat

Kehatian-hatian dalam mengikuti

syarat yang terdapat dalam ketentuan

suatu bisnis Multi Level Marketing

pasal 1365 KUHPerdata atau tidak.

mutlak diperlukan, hal ini dilakukan

Bisa juga hal tersebut tidak terjadi

untuk mencegah terjadinya kerugian

apabila memang murni ada kelalaian

yang besar, dan tidak hanya selalu

dari Downline sendiri.Pelaku usaha

berorentasi untuk mendapatkan iming

dalam hal ini perusahaan produk harus

iming bonus yang dijanjikan oleh

berlanggung jawab terhadap segala

Uplinenya. Perlunya kepastian hukum

kerugian

yang

yang

konsumennya

diderita

(downline)

oleh
sebagai

kuat

perlindungan

akibat pemakaian, pemanfaatan, atau

(downline).

mengkonsumsi

seharusnya

barang

yang

dalam

memberikan

kepada

konsumen

Pemerintah

sudah

memberikan

dihasilkannya. Wujud dari tanggung

yang

jawab tersebut dapat berupa tanggung

perkembangan

jawab untuk memberikan ganti rugi

Marketing, agar tidak ada lagi korban

atas kerusakan, pencemaran, dan/atau

yang dirugikan dari bisnis Multi Level

pemberian

santunan

Marketing.

dengan

ketentuan

yang

sesuai

peraturan

lebih

adanya

terhadap

perhatian

bisnis

Multi

Disamping

peraturan

itu

Level

perlu

perundang

undangan

pasal 19 ayat (1) dan (3) Undang-

mengenai

Undang

Konsumen,

marketing, hal ini dilakukan sebagai

dirugikan

bentuk pengawasan dan legitimasi bagi

konsumen

yang

merasa

khusus

perundang-undangan berlaku. Menurut


Perlindungan

yang

maraknya

bisnis

untuk

mengatur

Multi

Level

akibat adanya informasi yang tidak

pemerintah

melakukan

benar pada multi level marketing dapat

monitoring terhadap perkembangan

menuntut secara langsung penggantian

bisnis Multi Level Marketing, sehingga

kerugian kepada pelaku usaha

dapat diambil langkah lebih cepat

2. Saran

dalam menindak bisnis Multi Level

19

Marketing

yang

berpotensi

mengakibatkan kerugian bagi banyak


pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Adolf,
Huala.
2004.
Hukum
Penyelesaian
Sengketa
Internasional. Bandung : Sinar
Grafika.
Adolf,
Huala.
2013.
Hukum
Perdagangan
Internasional.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Badrulzaman, Mariam Daruz. 1994.
Aneka Hukum Bisnis. Bandung :
Alumni.
Badrulzaman, Mariam Darus. 2005.
Aneka Hukum Bisnis. Cet 2.
Bandung: PT Alumni.
Cholis, Noor. 2005. Sejarah Uang .
Yogyakarta : Bentang Pustaka.
Djojodirdjo,Moegni. 1979. Perbuatan
Melawan Hukum. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Emirzon, Joni. 1998. Dasar-dasar dan
Teknik
Penyusunan
Kontrak.
Palembang: Universitas Sriwijaya.
Fuad, M, Christin H, Nurlela, Sugiarto,
Paulus,Y.E.F. 2000. Pengantar
Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Fuad, M. 2005. Pengantar Bisnis.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Fuadi, Munir. 2010. Perbuatan
Melawan Hukum Pendekatan
Kontemporer. Bandung: Citra
Adiyta Bakti.
Harahap, M Yahya. 1986. Segi-segi
Hukum Perjanjian. Bandung:
Penerbit Alumni.
Harefa, Andreas. 1999. 10 Kiat Sukses
Distributor MLM, Belajar dari
AMWAY, CNI dan Herbalife.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Harefa, Andrias. 2007. Menapaki
Jalan DS-MLM. Yogyakarta:
Gradien Books.
Ibrahim, Jabbar. 2009. MLM Bikin
Saya Kaya Raya. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2011.
Hukum Perlindungan Konsumen.
Jakarta: Sinar Grafika, hal. 92.
Miru, Ahmadi. 2011. Prinsip-Prinsip
Perlindungan
Hukum
Bagi
Konsumen di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers.
Muhammad,
Abdulkadir.
2010.
Hukum Perusahaan Indonesia.
Bandung: Citra Aditya Bakti.

20

Muljadi, Kartini dan Gunawan


Widjaja. 2003. Perikatan Yang
Lahir Dari Perjanjian. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Naja, Daeng. 2006. Contract
Drafting: Seri Keterampilan
Merancang Kontrak Bisnis.
Cet 2. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Patrik, Purwahid. 1994. Dasar dasar
Hukum
Perikatan,
Bandung:
Mandar Maju.
Prodjodikoro, Wirjono. 1979. Hukum
Acara Perdata di Indonesia.
Bandung: Sumur Bandung.
Prodjodikro,
Wirjono.
Perbuatan Melanggar
Cetakan I. Bandung:
Maju.

2000.
Hukum
Mandar

Purnomo, R. Serfianto D., Hariyani,


Citra Yustisia. Multi Level
Marketing Money Game & Skema
Piramid. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
R, Subekti. 2001. Pokok-pokok Hukum
Perdata. Jakarta: Intermasa.
Roller, David. 1995. Menjadi Kaya
dengan Multi-Level Marketing.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Rusli, Hardijan. 1996. Hukum


Perjanjian
Indonesia
dan
Common law. Jakarta: Sinar
Harapan.
Salim, H.S. 2006. Hukum Kontrak,
Teori dan Teknik Penyusunan
Kontrak. Cetakan Ketiga. Jakarta :
Sinar Grafika.
Shidarta. 2000. Hukum Perlindungan
Konsumen Indonesia. Jakarta :
Grasindo.
Siahaan, N. H. T. 2005. Hukum
Konsumen
Perlindungan
Konsumen dan Tanggung Jawab
Produk. Jakarta: Panta Rei.
Subekti, R. 2001. Hukum
Perjanjian. Cet 18. Jakarta:
PT Intermasa.
Sidabalok, Janus. 2006. Hukum
Perlindungan
Konsumen
di
Indonesia. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Tutik, Titik Triwulan. 2006. Pengantar
Hukum Perdata di Indonesia.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Triwulan, Titik dan Shinta Febrian.
2010. Perlindungan Hukum bagi
Pasien. Jakarta: Prestasi Pustaka.

21

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

22

Nama Lengkap

: Eric Gunadi Salim

Tempat, Tanggal Lahir

Pekerjaan

Pendidikan

:-

Email

Program Studi Ilmu Hukum Universitas Lambung


Mangkurat (S1), lulus tahun
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas
Lambung Mangkurat (S2), lulus tahun 2016

: ericgunadisalim@gmail.com

You might also like