Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

1

RANCANG BANGUN ALAT UKUR DAYA ARUS BOLAK-BALK BERBASIS


MIKROKONTROLER ATMEGA8535
HILMAN HR. JUFRI1, NASRUDDIN M.N2, BISMAN P3.
1) Mahasiswa. Email : hilman.hermawan46@gmail.com
2) Dosen. Email : nasnoer@yahoo.com
3) Dosen. Email : bisman@usu.ac.id
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

INTISARI: Telah dibuat alat ukur daya listrik berupa power meter digital berbasis
mikrokontroller AVR ATmega 8535 dengan menggunakan perangkat keras berupa sensor arus
ACS 712 5Ampere, perata tegangan DC, rangkaian sistem minimum mikrokontroler AVR
ATmega 8535 dengan ADC (analog to digital) di dalamnya, dan LCD 2 x 16 karakter.. Alat ini
dapat mengukur dan menampilkan daya listrik suatu peralatan elektronik rumah tangga. Sensor
arus ACS 712 dengan keluaran maksimum 5 Ampere dan berfungsi untuk mendeteksi arus AC
yang mengalir pada beban dan memberikan output berupa tegangan AC yang kemudian diubah
menjadi tegangan DC. ADC internal mikrokontroler AVR ATmega 8535 berfungsi untuk
mengkonversi tegangan output sensor arus menjadi data digital agar dapat diolah dan
ditampilkan pada LCD. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AVR ATmega 8535 dan
tampilan LCD dikendalikan oleh program yang dibuat melalui software CodeVision AVR dan
didownload ke mikrokontroler ATmega 8535 melalui software AVR Studio dengan
menggunakan downloader ISP untuk AVR ATmega 8535. Dari pengujian dan kalibrasi yang
telah dilakukan terhadap alat ukur daya listrik ini diperoleh hasil rata-rata persentase kesalahan
sebesar 4,3214% dengan tingkat ketepatan pengukuran sebesar 95,67%.
Kata kunci : ATMega 8535, ACS712, Tegangan, Daya
ABSTRACT: The electric power gauge has been made based digital power metre AVR
microcontroller ATMega 8535 using current sensor in the from of ACS 712 a number of 5
amperes grading DC voltage,microcontroller AVR ATMega 8535 with ADC(Analog to Digital
Converter) in it, and also using LCD 2 x 16 characters it can measure and display the electrical
power of a household electronic appliances. ACS 712 current sensor with a maximum output a
number of 5 amperes and server to detect AC current flowing in the load and provide AC voltage
output which is then converted into DC voltage. Internal ADC microcontroller AVR ATMega
8535 server to convert the output voltage of current sensor into digital data then can be processed
and displayed on the LCD. The series of minimum system microcontroller AVR ATMega 8535
and the LCD display are controlled by a program that is created through AVR studio software
using the downloader ISP for AVR ATMega 8535. Based on the testing and calibration that has
been done to measure the electric obtained an average yield of 4.3214% percentage error rate
measurement accuracy of 95.67%.
Key words: ATMega 8535, ACS712, Voltage, Power

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi digital meningkat kan
kemampuan alat ukur.. Selain itu juga didukung
oleh kemajuan teknologi digital. Kemajuan
teknologi digital ini menyebabkan penelitian
dalam bidang elektro baik tenaga listrik maupun
elektronika dapat dilakukan dengan lebih baik
dan cepat. Perkembangan teknologi elektronika
digital telah mendorong ke arah perubahan yang
lebih baik, dari sisi konsumsi daya, harga dan
bentuk bahkan kompatibelitasnya. 1
Di masa modern yang semakin canggih
ini konsumsi penggunaan listrik yang sangat
besar. Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang
sangat vital dalam kehidupan manusia seharihari baik untuk kepentingan pribadi maupun
dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu
tenaga listrik juga sangat dibutuhkan untuk
industri-industri besar maupun industry kecil,
perkantoran, pertokoan dan lain sebagainya.
Namun karena jumlah energy yang disediakan
terbatas dan berbanding terbalik dengan
kebutuhan, selain itu juga dikarenakan PT.PLN
sebagai penyedia energi listrik sangat
bergantung pada bahan bakar minyak, maka
tidak heran jika harga energy listrik tersebut
semakin melambung tinggi. Hal tersebut
memaksa masyarakat untuk menghemat
penggunaan listrik sehari-hari sebaik mungkin.2
Hal ini memunculkan ide untuk membuat
prototype sebuah alat yang berfungsi untuk
menginformasikan beban penggunaan listrik.
Selain itu alat ini yang sangat jarang dipasaran
menuntut untuk segera direalisasikan mengingat
pentingnya alat tersebut. Alat ini memiliki
beberapa kelebihan yaitu desain rangkaian yang
ringkas, tidak membutuhkan sumber daya yang
besar dan terdapat tampilan untuk memudahkan
pengguna mengetahui beban yang sedang
digunakan.
Selain penggunaannya yang akan lebih
praktis, alat pengukur daya listrik ini sangat
berguna terutama bagi konsumen perumahan
maupun perusahaan yang apabila ingin
menambah pengguanaan peralatan elektronik
atau peralatan listrik lainnya sehingga harus
diukur keseluruhan konsumsi daya listrik yang
digunakan pada perumahan atau perusahaan

sehingga harus diukur keseluruhan konsumsi


daya listrik yang digunakan pada perumahan
atau perusahaan sehingga Main Circuit Bracker
(MCB) yang terpasang pada KWH-meter tidak
akan turun atau loss.
Alat pengukuran daya listrik ini juga sangat
bermanfaat bagi para teknisi Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dalam mengecek penggunaan daya
listrik para pelanggan. Selain itu juga alat
pengukuran daya listrik ini juga dapat digunakan
oleh para teknisi tenaga listrik yang ada di pabrikpabrik untuk mengontrol keseluruhan penggunaan
daya listrik di pabrik sehingga MCB listrik yang
terpasang di pabrik tidak akan jatuh karena
kelebihan beban yang dapat mengakibatkan kegiatan
pekerjaan di pabrik jadi terhenti.3
Akan sangat bermanfaat jika dirancang suatu
alat yang dapat mengukur pemakaian daya listrik
secara otomatis sehingga dapat mengurangi human
error pada saat pembacaan dan mempermudah pihak
PLN atau teknisi pabrik untuk mengetahui
pemakaian daya listrik pada setiap pelanggan atau
lingkungan
pabrik.
Oleh
karena
adanya
permasalahan penghematan listrik dan guna
keperluan untuk mengetahui beban daya yang
terpakai maka penulis akan merancang sebuah alat
pengukur daya berbasis mikrokontroler ATMEGA
8535 dengan tampilan LCD.Mikrokontroler
ATMEGA8535
Tidak seperti system komputer,
yang mampu menangani berbagai macam
program aplikasi (misalnya pengolah kata,
pengolah
angka
dan
lain
sebagainya),mikrokontroler
hanya
bisa
digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.
Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan
RAM-nya dan ROM. Pada system computer
perbandingan RAM dan ROM-nya besar,
artinya program-program pengguna disimpan
dalam ruang RAM yang relative besar,
sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat
keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil.
Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan
ROM dan RAM-nya yang besar artinya
program control disimpan dalam ROM (bisa
Masked ROM atau Flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar,sedangkan RAM
digunakan sebagai tempat penyimpanan

sementara, termasuk register-register yang


digunakan
pada
mikrokontroler
yang
bersangkutan.
Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler
ATMEGA8535 terdiri dari :
1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C dan
Port D)
2. 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital
Converter)
3. 4 Channel PWM
4. 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction,
Power-save,
Power-Down,Standby
and
Extended Standby
5. 3 buah timer/counter.
6.AnalogCompararator7.Watchdogtim dengan
osilator internal
8. 512 byte SRAM
9. 512 byte EEPROM
10. 8 kb Flash memory dengan kwmampuan
Read While Write
11. Unit interupsi (internal dan external)
12. Port antarmuka SPI8535 memory map
13. Port USART untuk komunikasi serial
dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps
14. 4,5 V sampai 5,5 V operation, 0 sampai 16
MHz6

Tegangan yang di butuhkan oleh peralatan


elektronik adalah tegangan rendah yaitu
kurang atau sama dengan 24 volt DC.
Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat
menurunkan tegangan dan disearahkan
sehingga menghasilkan tegangan DC sebesar
24 volt. Pada Gambar 2.4 ditunjukkan
rangkaian penurun tegangan dan penghasil
tegangan DC. Penurun tegangan ini berupa
autotrafo dan penghasil tegangan DC berupa
penyearah jembatan.

220 VAC

1N4001

1N4001

AC
1N4001

1N4001
12VDC

Gambar 2.3 Rangkaian Penurun Tegangan dan


Penghasil Tegangan DC

2. Sensor Tegangan
Komponen tegangan adalah sensor tegangan
yang berfungsi untuk menentukan tegangan
jala-jala listrik setiap saat. Hal ini diperlukan
untuk mengukur tegangan setiap saat. Sensor
tegangan ini berupa pembagi tegangan.
Tegangan yang dihasilkan masih berupa sinyal
sinusoidal. Tegangan ini akan diteruskan ke
input rangkaian penyearah.4
R1

R2

Vout

Vin
220V
AC
R3

Gambar 2.3 Rangkaian Pembagi Tegangan

Gambar 2.1 Arsitektur ATMEGA853


1. Catu Daya

3. Sensor Arus

Sensor arus adalah alat yang digunakan


untuk mengukur kuat arus listrik.Sensor arus ini
menggunakan metode Hall Effect Sensor. Hall
Effect Sensor merupakan sensor yang digunakan
untuk mendeteksi medan magnet.

Gambar 2.4 Sensor arus ACS712


Hall Effect Sensor akan menghasilkan
sebuah tegangan yang proporsional dengan
kekuatan medan magnet yang diterima oleh
sensor tersebut. Pendeteksian perubahan kekuatan
medan magnet cukup mudah dan tidak
memerlukan apapun selain sebuah inductor yang
berfungsi sebagai sensornya.
Kelemahan
dari
detektor
dengan
menggunakan induktor adalah kekuatan medan
magnet yang statis (kekuatan medan magnet nya
tidak berubah) tidak dapat dideteksi. Sensor ini
terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi
untuk mengalirkan arus listrik. Dengan metode
ini arus yang dilewatkan akan terbaca pada fungsi
besaran
tegangan
berbentuk
gelombang
5
sinusoidal.
METODE PENELITIAN

Jala
jala
listrik
PLN

Sensor
arus
Sensor
tegang
an

Beban

AVR
ATMEG
A 8535
P= V*I

LCD

Gambar 3.1 menunjukkan sketsa perangkat


keras pendukung sistem.
Dimulai dari jala-jala listrik ada dua
pendeteksi yang bekerja pada alat yaitu
sensor tegangan yang dipasang secara paralel
dan sensor arus yang dipasang secara seri ke
beban. Sensor tegangan yang berupa trafo ct
beserta pembagi tegangan yang menurunkan
tegangan dari jala-jala listrik PLN yang
bernilai 240 VAC pada tegangan primer
menjadi 6V pada tegangan sekunder trafo
kemudian dipasanglah pembagi tegangan
untuk membagi 6V menjadi tegangan yang
diinginkan
sesuai
dengan
tegangan
maksimum yang bisa dibaca ADC
mikrokontroler.
Kemudian pedeteksi arus yaitu sensor
arus ACS 712 yang keluarannya berupa
tegangan DC bisa langsung diproses di ADC
internal mikrokontroler. Kedua pendeteksi
tersebut
diolah
di
ADC
internal
mikrokontroler. Di mikrokontroler data ADC
diolah menggunakan bahasa C dengan
mengalikan dua variabel yang telah terdeteksi
oleh sensor tegangan (V) dan sensor arus (I)
sehingga didapatkan daya yaitu P=V*I dan
hasil tersebut tampil di LCD sebagai output
dari alat ukur daya tersebut
3.2
arangkaian
Mikrokontroler

Sistem

Minimum

Rangkaian tersebut berfungsi sebagai


pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.
Komponen utama dari rangkaian ini adalah
IC Mikrokontroler ATMega 8535. Semua
program diisikan pada memori dari IC ini
sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai
dengan yang dikehendaki.
Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8
MHz dan dua buah kapasitor 30 pF. XTAL
ini
akan
mempengaruhi
kecepatan
mikrokontroler ATMega 8535 dalam
mengeksekusi
setiap
perintah
dalam
program. Pin 9 merupakan masukan reset
(aktif rendah).
Pulsa transisi dari tinggi ke rendah
akan me-reset mikrokontroler ini.

Untuk men-download file heksadesimal ke


mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan
Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke
RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan
dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP
Programmer inilah dihubungkan ke komputer
melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd
pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9,
10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan
pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka
pemograman
mikrokontroler
tidak
dapat
dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa
merespon.

1N5392

6V
240V

1Kohm
+

0V

Vout

AC
10uf
1Kohm

6V

1N5392

Gambar 3.3 rangkaian sensor tegangan


Pendeteksian tegangan dilakukan
dengan menggunakan trafo stepdown 2
Amp dari 240 ACV yang diturunkan
menjadi 6 ACV. Setelah melalui dioda
(penyearah), beberapa filter dan pembagi
tegangan, pembagi tegangan terdiri dari dua
resistor yang dipasang secara paralel.
Fungsi
resistor
ini
adalah
untuk
menurunkan tegangan dari tegangan sumber
menjadi tegangan yang dikehendaki.
Tegangan DC yang dihasilkan berbanding
lurus dengan naik turunnya tegangan listrik
PLN. Tegangan 6 DC diturunkan menjadi
tegangan sekitar 3 VDC melalui rangkaian
pembagi tegangan. Output rangkaian
tegangan tersebut dimasukkan ke pin adc.
Perancangan Sensor Arus

Gambar 3.2 sistem minimum


mikrokontroler
Perancangan Sensor Tegangan
Rangkaian sensor tegangan ditunjukkan
pada Gambar 3.3

Pengukuran
arus
biasanya
membutuhkan sebuah resistor shunt yaitu
resistor yang dihubungkan secara seri pada
beban dan mengubah aliran arus menjadi
tegangan. Tegangan tersebut biasanya
diumpankan ke current transformer terlebih
dahulu sebelum masuk ke rangkaian
pengkondisi signal.
Teknologi Hall effect yang diterapkan
oleh Allegro menggantikan fungsi resistor
shunt dan current transformer menjadi
sebuah sensor dengan ukuran yang relatif
jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang
mengakibatkan medan magnet yang
menginduksi bagian dynamic offset
cancellation dari ACS712 ELC-5A. bagian

6
+5V

ini akan dikuatkan oleh amplifier dan melalui


filter sebelum
dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7, modul
tersebut
membantu
penggunaan
untuk
mempermudah instalasi arus ini ke dalam sistem.
Agar ouput sensor berupa tegangan AC
tanpa komponen DC 2,5 volt, maka digunakan
rangkaian yang baru setelah dilakukan beberapa
percobaan.
Menggunakan power supply yang
dimodifikasi untuk menghasilkan tegangan 2,5
volt dan ground. Power supply menggunakan
trafo CT yang dikontrol dengan transistor agar
menghasilkan tegangan 2,5 volt dan ground.
Dengan demikian maka tegangan input sensor
VCC-GND tetap 5 volt dan output sensor hanya
berupa tegangan AC tanpa komponen DC.

CBYP
0,1uf

R1
100K

R2
100K

AC

a1 IP+

VCCb1

5
+
4

a2 IP+

VOUTb2

a3 IP-

a4

IP-

b3

FILTER

GND

b4

Rf
1K

ACS712

output

2
R3
3,3K

C
0,1uf

Cf
0,01uf
8

Gambar 3.5. Konfigurasi pin LM321 dan


rangkaian inverting amplifier
Gambar 3.5 menunjukkan rangkaian
sensor arus ACS 712 dengan keluaran 5
ampere lengkap dengan rangkaian inverting
amplifier. Karena siyal tegangan output dari
IC ACS712 5 Ampere inverting maka
menggunakan rangkaian inverting amplifier
dengan gain 3 kali.

PENGUJIAN DAN HASIL


Gambar 3.4. Rangkaian aplikasi sensor arus
ACS 712 ,5 Ampere
Dari gambar 3.4 rangkaian aplikasi IC ACS
712 diatas, didapatkan hasil output berupa
tegangan AC tanpa komponen DC. Setiap
perubahan 1 ampere arus input maka hasil output
berupa tegangan AC akan berubah tiap 100 mV.
Tegangan AC hasil output sensor terlalu
kecil, maka diperlukan penguatan agar hasil
output sensor menjadi lebih besar. Rangkaian
penguatan berupa Op- Amp LM321.

Pengujian Sensor Tegangan


Sensor tegangan menggunakan 2
buah dioda sebuah kapasitor untuk
mencegah terjadinya riak dan rangkaian
pembagi tegangan dengan membagi
tegangan pada tegangan sekunder trafo CT.
Resistor yang digunakan adalah R1 = 1K
dan R2 = 1K dengan membagi tegangan
sekunder 6 volt yang setara dengan
tegangan primer sebesar 240 VAC sehingga
tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar
3 Volt. Berdasarkan sistem pembagian
tegangan
dapat
dibuktikan
dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Vout =
=
=
= 3V
Berikut adalah hasil pengujian sensor
tegangan:

Tabel 4.2. pengujian sensor tegangan

1.
2.
3.

Vin/tegangan
sekunder (V)

6
5,5
5

Vout
pembagi
tegangan
(V)
3
2,75
2,5

No. Arus
(ammeter)

Tegangan
VAC
Tegangan
primer (V)
240
220
200

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian


sensor tegangan. Tegangan VAC atau
tegangan primer pada trafo CT setara dengan
Vin/tegangan sekunder pada trafo CT yaitu
apabila tegangan primer mengalami
penurunan maka tegangan sekunder juga
akan mengalami penurunan.
Pengujian Sensor Arus
Dari rangkaian aplikasi IC ACS712 5
Ampere, didapatkan hasil output berupa
tegangan AC tanpa komponen DC. Setiap
perubahan 0,1 ampere arus input maka hasil
output berupa tegangan AC akan berubah
tiap 0,07V. Sinyal output yang dihasilkan IC
ACS712 merupakan inverting dari sinyal
input. Sehingga diperlukan inverting
amplifier agar sinyal output sama dengan
sinyal input IC ACS712.

0A
0,1A
0,2A
0,3A
0,4A
0,5A
0,6A
0,7A
0,8A
0,9A
1A
1,1A
1,2A
1,3A
1,4A
1,5A
1,6A
1,7A
1,8A
1,9A
2A

AC Tegangan
sensing out
ACS 712
2,519V
2,590V
2,660V
2,734V
2,805V
2,880V
2,951V
3,022V
3,094V
3,165V
3,237V
3,310V
3,380V
3,451V
3,522V
3,592V
3,662V
3,733V
3,803V
3,875V
3,946V

Dari tabel 4.3 keluaran sensor arus berupa


tegangan
yang
diujikan
dengan
menggunakan ammeter. Tegangan yang
keluar dari sensor arus berbanding lurus
dengan besarnya arus pada ammeter. Hal ini
dapat dilihat dari grafik pada gambar 4.1

Vout-vs-I
6
Vout

No.

4
2

Vout

0
0 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5 1,8
Arus (I)

Gambar 4.1 Grafik tegangan vs arus

N
o.

1.

2.

3.

4.

5.

Beba
n
yang
diuk
ur

Lam
pu
pijar
15
watt

Lam
pu
pijar
25
watt

Lam
pu
pijar
40
watt

Lam
pu
pijar
55
watt

Tega
ngan
out
(V)

Arus
out
(I)

Daya
out
(Watt
)

Da
ya
Rat
arat
a

%
kesalah
an

228
225
225
226
225

0,07
0,08
0,07
0,08
0,07

16,28
18,17
16,07
17,19
16,07

16,
756

11,706
%

227
226
224
225
224

0,11
0,12
0,11
0,12
0,12

25,75
26,70
25,41
27,63
26,46

26,
39

5,56%

221
222
221
219
219

0,17
0,18
0,18
0,17
0,18

38,50
39,71
39,53
37,13
40,56

39,
086

2,285%

217
219
217
218
217

0,23
0,24
0,24
0,23
0,23

50,98
52,48
53,01
50,75
52,01

51,
846

5,374%

212

0,28

semakin tinggi pula tegangan keluaran pada


sensor arus ACS712

Pengujian Keseluruhan Sistem

59,36

Lam
pu
58, 2,906%
pijar
256
60
watt
Gambar 4.1 grafik tegangan out vs arus, Vout
tersebut berupa keluaran pada sensor arus
ACS712 yang berupa tegangan sedangkan arus
mewakili keluaran dari ammeter. Linieritas
sensor arus dapat dilihat pada gambar 4.1
semakin tinggi nilai arus yang diukur maka

Pengujian sistem secara keseluruhan ini


dilakukan dengan menggabungkan semua
peralatan ke dalam sebuah sistem yang
terintegrasi. Tujuannya untuk mengetahui
bahwa rangkaian yang dirancang telah bekerja
sesuai yang diharapkan, lalu diberi arus
melalui rangkaian power supply, keluaran dari
power supply berupa tegangan sebesar 5 volt
diteruskan ke rangkaian system minimum dan
sensor arus.
Ketelitian alat ini diambil dari nilai daya yang
tertera pada beban yang akan diukur yaitu
lampu pijar 15 watt, 25 watt, 40 watt, 55watt,
60 watt, 65 watt, 75 watt, 85 watt, 90 watt, 100
watt, 115 watt, 135 watt, 140 watt, 160 watt,
175 watt.
Data hasil pengukuran dan grafik
dapat dilihat pada lampiran. Pada data ini
terdapat perbedaan antara data yang didapat
dari nilai yang tertera dengan data yang
dihasilkan oleh alat, dimana data yang
dihasilkan oleh alat memiliki % deviasi =
hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang
diperoleh
%kesalahan
=
100%

KESIMPULAN
Berdasarkan
Penelitian
yang
telah
dilaksanakan, penulis
memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dibuat alat ukur, tegangan, arus dan
daya
menggunakan
mikrokontroller
dengan tampilan LCD.
2. Dari data uji coba, alat ini telah berfungsi
dengan baik, dengan persen ralat rata-rata
sebesar 4,321%.
Alat ini dapat mengukur daya dari 25 watt
sampai 175 watt dan dapat ditentukan lagi
sesuai keinginan dengan mengubah sistem
kalibrasi pada program mikrokontroler.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Andi, Nalwan Paulus, 2004, Panduan
Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul
LCD M1632. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
.

[2]Bhisop, Owen, 2004, Dasar-dasar


Elektronika, Erlangga, Jakarta.
Doebelin, Ernest o., 1983, measurement
systems, mcgraw-hill international book
company, Tokyo.
[3]Endra Pirowarno, 1998, Mikroprocessor
dan Interfacing, Edisi 1, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
[4]Gamayel,Rizal,.Budiharto.W, 2007,Belajar
sendiri 12 Proyek Mikrokontroler Untuk
Pemula,PT.Elex Media Komputindo.
Jakarta.
[5]Sapiie, Soedjana., Nishino, Osamu, 2000,
Pengukuran
Dan
Alat-Alat
Ukur
Listrik,cetakan keenam. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
[6]Suryatmo S, 1999 .Teknik Pengukuran
Listrik dan Elektronika, Bumi Aksara:
Jakarta

You might also like