=P
Cae
BAB 1
GAMBARAN UMUM TEPUNG IKAN
‘Tepung ikan (fish meal) adalah salah satu bahan pakan konsentrat sumber
protein. Dalam proses pengolahan ikan menjadi produk tepung ikan, ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: penggilingan ikan basah,
pengukusan, pengeringan menghasilkan fishcake, pengepresan minyak,
penggilingan fishcake menjadi tepung ikan dan pengemasan. Ada juga proses
lainnya yaitu proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan,
pengepresan, pengeringan dan penggilingan serta pengemasan menggunakan
mesin yang telah dirancang sebelumnya.
Tepung ikan yang mengandung protein hewani yang tinggi, merupakan
salah satu bahan baku yang sangat baik digunakan dalam penyusunan formulasi
makanan ternak dan makanan ikan, Bila ditinjau dari sisi kualitasnya sampai
saat ini tepung ikan masih sulit untuk mencari substitusinya. Protein hewani
tersebut disusun oleh asam-asam amino esensial yang komplek, diantaranya
asam amino Lisin dan Methionin. Disamping itu, juga mengandung mineral
Kalsium dan Phospor, serta vitamin B kompleks khususnya vitamin B12.
Secara umum, setiap jenis ikan dapat diolah menjadi produk tepung ikan.
Namun, jika dinilai dari nilai ekonomisnya, maka akan terjadi seleksi mengenai
jenis ikan yang cocok dan cukup ekonomis jika digunakan sebagai bahan baku
pembuatan tepung ikan. Selain itu yang ikut menentukan kualitas tepung ikan
adalah kadar lemak, Kadar lemak ikan jika terlalu tinggi akan berpengaruh
buruk terhadap kualitas tepung ikan. Jenis ikan pelagis umumnya memiliki
kadar lemak yang relatif tinggi. Sementara, ikan demersal memiliki kadar lemak
yang relatifrendah.
Jika ditinjau dari segi-kandungan lemaknya, ikan sebagai bahan baku
produk tepung ikan dikelompokkan menjadi 3, yaitu: ‘
a, Ikan berkadar lemakrendah (3% -5%), oes
b. Ikan berkadarlemak sedang (6% - 10% ),dan ~
RCBae
NTSC TEPUNG ra
Komposisi tepung ikan tidak saja tergantung pada spesies ikan yang
digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bentuk dan kualitas bahan baku yang
digunakan, Adapun persyaratan mutu tepung ikan yang tercantum dalam SNI
‘Tepung Ikan yaitu mutu I (Grade A),mutu II (Grade B) dan mutu III (Grade C)
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Tepung Ikan Menurut Syarat SNI Tepung Ikan
ru Syarat Mutu Tepung Ikan
ee Mutu | Mutu Il | Mutu ti
Kimia |
Kandungan Air (%) Maksimum 1o | 12 12
Protein Kasar (%) Minimum 65 | 55 45
Serat Kasar (%) Maksimum. 1S | 2o =
‘Abu (%0 Maksimum 20 | 25 30
Lemak (%) Maksimum 8 10 12
Kalsium (%) 2,5-5,0 | 2,5-6,0 | 2,5-7,0
Fosfor (%) 1,6-3,2 | 1,6-4,0 | 1,6-4,7
NaCl (%) Maksimum 2 ZL 27
Mikrobiologi
Salmonella ( pada 25 gr sampel) | Negatif | Negatif | Negatif
‘Organoleptik
Nilai Minimum 7 6 6
Sumber : SNI 01-2715-2013TN
UAC acre
Gambar 1: Tepung Ikan Grade A Selesai DiproduksiGambar 2. Contoh Tepung ikan Grade A=7 =P
oeothc Teac
BAB 2
PRODUKSI DAN WILAYAH POTENSIAL —
PENGOLAHAN TEPUNG IKAN
Indonesia memiliki potensi yang besar bagi pengembangan produk tepung
ikan. Ada beberapa daerah yang dapat menunjang pengembangan industri
tepung ikan selain Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara, yaitu
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur
dan Papua. Industri skala kecil pengolahan dan pembuatan tepung ikan di
Indonesia akan sangat tepat diterapkan, mengingat kesediaan bahan baku ikan
demersal termasukikan rucah maupun sisa olahan cukup besar.
Ikan yang cocok untuk pembuatan tepung ikan adalah ikan demersal karena
memiliki kadar lemak yang relatif rendah sebagai salah satu syarat pengolahan
tepung ikan. Produksi ikan demersal hasil tangkapan pada tahun 2011 sebesar
1.123.504 ton dan tahun 2012 sebesar 1.120.229 ton. Sedangkan produksi ikan
hasil tangkapan untuk tepung ikan pada tahun 2011 sebesar 11.736 ton dan
tahun 2012 menurun menjadi 9.581 ton, dimana mengalami penurunan sebesar
18,36 %. Hasil tangkapan ikan demersal yang dipakai sebagai bahan baku
menjadi tepung ikan masih sangat kecil sekitar 1 % saja dari total produksi ikan
demersal di Indonesia.
Daerah penghasil utama bahan baku ikan untuk tepung ikan di Indonesia
adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara dan Bali
Tabel 2. Wilayah Penghasil Utama Bahan Baku Ikan (Hasil Tangkapan) untuk
Tepung Ikan (di Indonesia)
Volume Bahan Baka |
no, | Wilayah Penghasil Utama Bahan Baku Ikan (Ton)
Tan untuk Tepung Hkan
anne ae 2011 2012
1 [Jawa Timur 2532 | 4986
2 | Jawa Tengab 2632 | 1.700
3 | Sumatra Utara sss | 1524
a [Bal asi | 1374 *
5 | Sulawesi Utara 2919
6 | Jambi 187
[Prosar ea | a7)
*
Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan 2012 didasarisanSedangkan daerah penghasil utama komoditi tepung ikan di Indonesia
adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Bali, Sulawesi Utara dan
Jambi pada tahun 2012 tidak ada produksi tepung ikan tetapi tahun sebelumnya
rutin memproduksi tepungikan setiap tahun.
Tabel 3. Wilayah Penghasil Utama Komoditi Tepung Ikan di Indonesia
Volume Produksi
No, | Wilayah Penghasil Utama Bahan Baku (Ton)
Ikan untuk Tepung Ikan ee
1 | Jawa Timur 1.234| 3.141
2 | Jawa Tengah 763 493
3 Sumatra Utara 933 880
4 | Bali 478 412
5 | Sulawesi Utara 731 o|
6 | Jambi 57 0
Total 4196 | 4926
Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan 2012 didasarkan pada data BPS 2012
Indonesia sebenarnya sudah memiliki pabrik tepung ikan, namun
produksinya masih sangat terbatas, yaitu sebesar 4.000 - 5.000 ton per tahun,
atau sekitar 7% dari jumlah tepung ikan yang diperlukan oleh pabrik makanan
ternak dan makanan ikan di Indonesia. Adapun 93% dari kebutuhan tersebut,
dipenuhi dengan cara mengimpor tepung ikan dari beberapa Negara lain, seperti
Amerika Serikat, Australia dan negaralain (Chili, Denmark, Peru). Volume impor
tepung ikan ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai 81.804 ton, volume impor
tersebut turun dari volume impor di tahun 2013, yaitu sebesar 103.821 ton.DAN WILAYAH POTENSIAL PENGOLAHAN TEPUNG IKAN
Papua New
Guinea
Jawa Timor
Malaysia
Gambar 3, Peta Sebaran Wilayah Penghasil (Produlsi) Tepung Ikan di Indonesia