Professional Documents
Culture Documents
Modul Gizi Dalam Daur Kehidupan
Modul Gizi Dalam Daur Kehidupan
Disusun Oleh:
Ayu Fitriani,S.KM, M.Kes
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah Yang
Maha Esa atas karunia, nikmat, serta limpahan rahmatNya atas terwujudnya
Modul Gizi dalam Daur Kehidupan ini.
Modul ini disusun atas dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah
satunya yaitu Pengajaran. Besar harapan kami, penyusunan Modul Gizi dalam
Daur Kehidupan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata kamipun menyadari bahwa dalam menyusun Modul Gizi
dalam Daur Kehidupan ini tentunya ada kekurangan-kekurangan yang tak
kami sadari untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangatlah kami harapkan demi kebaikan kita bersama.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
...........................................................................................
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
30
3. Gizi Bayi
38
4. Gizi Balita
71
5 .Gizi Anak
100
6. Gizi Remaja
118
150
iii
BAB I
GIZI IBU HAMIL
Tujuan Umum
: Setelah
mengikuti
proses
belajar
peserta
didik
MATERI
1. Kehamilan (Ibu hamil)
Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan
telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali
dengan
terjadinya
persetubuhan
(koitus).
Fertilisasi
merupakan
peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi
ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau eterus.
2. Perkembangan Kehamilan
Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12 minggu),
trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu).
a. Trimester I (0-12 minggu)
Awal kehamilan atau masa trimester pertama merupakan saat
yang rawan bagi perkembangan janin, karena biasanya banyak wanita
tidak menduga kalau dirinya sedang hamil. Kehamilan baru diketahui
ketika usia janin sudah menginjak waktu lebih dari satu bulan.
Sementara itu, jika mereka tidak sadar sedang hamil, mereka akan
mengkonsumsi berbagai macam makanan serta obat yang bisa
merusak perkembangan bayi dalam kandungan. Karena itulah janin
pada umur 1-3 bulan ini sangat rentan keguguran (khamariah, 2014).
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai darin
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pertumbuhan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terkhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak
dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium)
2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses di mana sistem saraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai berbentuk
seperti mata, mulut, dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati
terjadi
karena
pengaruh
progesteron
yang
c. Edema
Hormon yang dirpoduksi oleh plasenta menyebabkan retensi
cairan pada tubuh ibu dan juga adanya penambahan cairan tubuh.
Cairan yang tertahan dalam jaringan tubuh tersebut menyebabkan
pembengkakan. Edema ini tidak memerlukan pembatasan konsumsi
garam. Anjuran yang dapat diberikan pada ibu adalah dengan
meninggikan kaki pada saat berbaring. Edema harus diperhatikan dan
ditangani secara serius jika disertai dengan hipertensi dan
proteinuria.
d. Anemia
Pada trimester II terjadi hemodilusi dimana volume darah ibu
meningkat hingga 150% namun sel darah merah meningkat hanya
sebesar 20-30%. Perubahan ini menyebabkan rasio sel darah dan
volume darah menurun. Anjuran yang dapat diberikan adalah ibu
dapat mengkonsumsi zat besi baik melalui makanan maupun
suplemen.
Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien
dan mikronutrien seperti yang dijelaskan dibawah ini:4, 15, 17-19
Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama
hamil dan membutuhkan karbohidrat untuk memenuhi peningkatan
metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan
tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya
15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan 340 tambahan
kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga.
Semuanya dibutuhkan untuk pertumbuhan janin yang memadai dan
untuk mendukung metabolisme ibu yang lebih tinggi.
Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan
komponen penting dari janin, plasenta, cairan amnion, darah dan
jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk
asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan
kalori dan protein yang seimbang dapat memberikan efek yang positif
terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu
hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari protein hewani maupun
nabati. Kekurangan protein pada masa hamil akan mengakibatkan
BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada
kematangan seksual maupun fungsi seksual di kemudian hari.
Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama
kehamilan, dimulai setelah rasa mual hilang umumnya pada trimester
II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu, atau kopi karena
mengganggu penyerapan. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet
besi diantara waktu makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet
besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin
yang normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan
menyebabkan BBLR yang disebabkan adanya hemokonsentrasi. Selain
itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat besi merupakan
faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk
perkembangan otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi
dapat ditemukan di daging merah, daging unggas, hati, kuning telur,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses
genetika yaitu transkripsi, translasi, sintesis protein, sintesis DNA,
divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit. Kekurangan zinc
berhubungan
dengan
malformasi,
retardasi
mental
serta
minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon, trout, mackerel, sardin dan
tuna segar. Selain itu juga terdapat di minyak nabati seperti minyak
bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.
4. Nutrisi pada Ibu Hamil
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu
zat gizi dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat
gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi
yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi
kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang
mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI .Oleh karena itu Gizi
Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya
dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin.
Prinsip pertama Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam
pangan secara seimbang jumlah dan proporsinya tetap diterapkan. Bila
makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari
simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka
janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibu.
Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh
seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran
dan buah-buahan. Sehubungan hal tersebut, ibu harus mempunyai status
gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi anekaragam pangan, baik
proporsi maupun jumlahnya.
Menurut Arisman (2004) Tujuan penataan gizi pada wanita hamil
adalah untuk menyiapkan
a. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan
cairan untuk memenuhi zat gizi ibu, janin, serta plasenta
b. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh
bukan lemak
c. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku
selama hamil
d. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup
energy unyuk menyusui serta merawat bayi kelak
e. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi
yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah
f.
10
11
dengan berisi dengan janin. Agar kantung janin tidak hanya berisi
kantung saja maka ibu hamil perlu menjaga asupan nutrisinya agar
tidak menjadi hamil BO atau hamil kosong. Hamil kosong adalah
kondisi kehamilan dimana calon janin tidak ada di dalam kantung
janin,sehingga rahim hanya berisi kantungnya saja.
1) Pada
minggu
pertama
sampai
dengan
minggu
keempat
12
untuk
membentuk
otak
pada
janin,
bisa
13
dalam
minggu
ini
karena
bermanfaat
untuk
minggu
keduapuluh
empat
sampai
dengan
minggu
14
sebagai zat antioksidan bagi tubuh ibu hamil. Jumlah yang harus
dikonsumsinya adalah sebanyak 80 gram per hari.
c. Trimester Ketiga
Trimester ini merupakan trimester akhir dari kehamilan. Saat
memasuki masa kehamilan ini, ibu hamil membutuhkan banyak
nutrisi
untuk
menyiapkan
persalinan.
Nutrisi
tersebut
juga
itu
pemenuhan
nutrisi
dalam
15
tiroksin
sangat
bermanfaat
untuk
mengontrol
16
17
18
merupakan bagian
hormon
tiroksin (T4)
dan
Kekurangan
iodium
akan
berakibat
terhambatnya
19
sirkulasi
janin,
produksi
cairan
amnion
dan
20
21
saja.
Pollovegetarian
hanya
menyantap
unggas
dan
22
23
24
daging, telur, ikan unggas, susu dan hasil olahanya yang mengandung
kalsium); dan sekali-kali jangan mengkonsumsi junk food. Jika
terjadi edema paru, asupan Na dan air harus dibatasi, namun tidak
boleh kurang dari 2 mg/hari.
8. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Dibawah ini merupakan contoh akibat defisiensi gizi pada janin :
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Meskipun keiakan berat badan ibu kecil selama trimester I
kehamilan, namun penting artinya karena pada waktu inilah janin dan
plasenta dibentu. Kegagalan keiankan berat badan ibu pada trimester
I dan II akan meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP
akan mengakibatkan ukutan plasenta kecil dan kurangnya suplai zatzat makanan ke janin. Bayi BBLR mempynuai resiko kematian lebih
tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lecih
cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum
daripada menyebabka kelainan antomik yang spesifik. Kekyrangan
gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama kehamilan akan
berakitbat lebih buruk pada janin darpada malnutrisi akut.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama
pada tahap pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi
selama
dalam
kandungan.
Dikatakan
bahwa
masa
rawan
25
26
Defisiensi thiamin
Defisiensi thiamin berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan
struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.
27
EVALUASI
1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil!
2. Jelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan trimester!
3. Jelaskan dampak kekurangan gizi pada kehamilan!
4. Jelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada pertumbuhan janin
28
Daftar Pustaka
Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011.
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004
Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.
Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Soetjiningsih . Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1995
Yulia Y, 2015. Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan. Diakses dari
http://hamil.co.id/nutrisi-ibu-hamil/gizi-ibu-hamil-berdasarkantrimester-kehamilan.
Williamson C. Maternal nutrition guidance : keeping the proportions
[Electronic version]. RCM Midwives. 2006;9(9):346-9
29
BAB II
IBU MENYUSUI
Tujuan Umum
: Setelah
mengikuti
proses
belajar
peserta
didik
2.
3.
MATERI
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan
bagi dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak.
Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari
kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui. Konsumsi pangannya tetap
harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan
untuk memproduksi ASI.
30
bayi
disusui
segera
setelah
dilahirkan
maka
31
c. Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan
cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan
dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningka akan sangat
membantu rahum kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses
pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak
menyusui.
e. Lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali
ke berat badan sebelum hamil.
f.
ibu
yang
memberikan
ASI
eksklusif,
umumnya
32
33
memproduksi ASI)
dan
hormon
oksitosin (untuk
34
35
bayi,
misalnya
bayi
sulit
tidur
dan
gangguan
36
bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi
ketika periode menyusui; 2) bila ibu biasa minum kopi dianjurkan
agar mengurangi atau menghindari minum kopi ketika periode
menyusui
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di
Harvard University, konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak
lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3 cangkir kopi/hari. Hasil
penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester Minnoseta
USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300
mg/hari maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih
rendah daripada ibu menyusui yang tidak minum kafein. Oleh
karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu menyusui
menghindari minum kopi.
EVALUASI
1. Jelaskan nutrisi ibu menyusui!
2. Jelaskan keuntungan ibu memberikan ASI!
3. pesan gizi seimbang ibu menyusui
Daftar Pustaka
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Puspa Swara; 2000
37
BAB III
GIZI BAYI
Tujuan Umum
: Setelah
mengikuti
proses
belajar
peserta
didik
2.
3.
MATERI
1. Kelompok bayi
Menurut Soehardjo (1992), kelompok bayi umur 0-1 tahun, didalam
masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat adalah bayi.
Bayi yang dilahirkan dengan sehat pada umur 6 bulan akan mencapai
pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat badan pada
waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat zat gizi
yang sangat dibutuhkan ialah:
a) Protein dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
b) Calsium ( Cl ).
c) Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal
ini tidak begitu menjadi masalah.
d) Vitamin A & K yang harus diberikan sejak post natal.
38
PMT
Kebutuhan
kalori
0-6 bulan
ASI saja
300 Kalori
6-9 bulan
Makanan Halus
800 Kalori
9-12 bulan
Makanan Lembut
900 Kalori
12-18
bulan
Makanan Lunak
1100 Kalori
18-24
bulan
1300 Kalori
24 bulan (2 Makanan
tahun)
disapih
dewasa
39
dan
2. Gizi Bayi
a. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat
yang
tidak
digunakan
untuk
mempertahankan
kehidupan.
40
41
disiapkan
keluarga
dengan
memperhatikan
komposisi
bahan
makanan
MP-ASI
dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
a) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah 2)
42
berbumbu
tajam,
menggunakan
gula,
garam,
43
44
45
(hisapan
pada
puting
susu
merangsang
46
2)
3)
4)
47
5)
6)
7)
8)
9)
Faktor
lingkungan
merupakan
faktor
yang
menentukan
48
c. Komposisi Kolostrum
Menurut
Roesli
(2008)
terdapat
beberapa
komposisi
49
hidrat
arang
dalam
kolostrum
lebih
rendah
kalori.
Total
kalori
dalam
kolostrum
hanya
50
51
penelitian
menunjukkan
banyak
faktor
yang
kurangnya
pengetahuan
ibu
tentang
pemberian
kolustrum.
3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa
daerah yang mengharuskan kolustrum dibuang.
4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga
perlu ditambah susu formula.
52
53
(MP-ASI) dan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau
bahkan lebih. Pemberian ASI ada dua cara yaitu dengan cara langsung
(langsung menyusui) dan cara tidak langsung (ASI perah). Pemberian
ASI yang tidak secara langsung sebaiknya diberikan dengan sendok,
cangkir, agar bayi tetap berusaha menghisap dan mencegah terjadinya
bingung puting.
WHO dan UNICEF merekomendasiakan metode tiga langkah
untuk mencapai ASI eksklusif, menyusui segera setelah melahirkan,
tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi, dan yang
terahir menyusui sesering dan sebanyak yang diharapkan bayi.
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu
pemberian ASI eksklusif, rekomendasi terbaru UNICEF bersama
dengan World Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka
waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Profil Kementrian kesehatan RI (2011) menyatakan, prinsip
pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6
bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan. Manajemen menyusui yang baik perlu dilakukan
sehingga produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal
untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan, Selain
itu pemberian ASI ekslusif hingga enam bulan dapat melindungi bayi
dari resiko infeksi saluran pencernaan.
54
kadar
protein,
mineral
lebih
rendah
serta
hari ke-14
untuk
memelihara
hidrasi
bayi,
dan
10%
55
a) Foremilk
Jenis
ini
dihasilkan
pada
awal
mature
milk
yang
56
dapat
57
5) Oksitosin
Setelah ibu melahirkan oksitosin mengencangkan otot halus
di sekitar alveoli untuk mengeluarkan ASI menuju salaluran
payudara.
f.
Komposisi ASI
ASI merupakan nutrisi bagi bayi yang paling utama. Komposisi ASI
yang telah diketahui diantaranya adalah:
1) Kolostrum
Kolostrum berwarna kekuningan yang di hasilkan oleh sel
alveoli payudara ibu, jumlahnya sedikit dan cairannya lebih
kental. Kolostrum akan disekresi pada hari pertama menyusui
sampai hari keempat atau biasanya sampai hari kelima.
Kolostrum kaya akan gizi seperti karbohidrat, protein,
antibodi, IgA dan sel darah putih. Manfaat lain dari kolostrum
adalah
membersihkan
alat
pencernaan
bayi
dengan
58
Lizozim
berfungsi
menghancurkan
59
bakteri
3) Lemak
Kalori (energi) dalam ASI lebih mudah dicerna karena sudah
dalam bentuk emulsi. ASI mengandung kolestrol lebih tinggi
dari susu formula yang berfungsi untk mempercepat
pertumbuhan otak, selain itu kolestrol ASI berfungsi sebagai
pembentukan enzim untuk memetabolisme kolestrol di
kemdian hari sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit
jantung dan alteriosclerosis pada usia muda.
4) Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama pada ASI, yang berfungsi
sebagai sumber energi, meningkatkan absorsi kalsium dan
merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus
5) Vitamin A
Dalam ASI mengandung vitamin A sekitar 200 IU/dl
6) Zat besi
Zat besi dalam ASI berfungsi untuk mencegah terjadinya
kekurangan zat besi pada bayi (anemia)
7) Lactobacillus
Lactobacillus
sangat
bermanfaat
dalam
menghambat
60
g. Manfaat ASI
Menurut roesli (2009), manfaan ASI eksklusif ada 2 yaitu
manfaat untuk bayi dan manfaat untuk ibu.
1) Manfaat untuk bayi
a) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan kebutuhan dan
pertumbuhan bayi.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang baru lahir secara alamiah dapat imunglobulin
(zat kekebalan tubuh) dari ibunya mulai ari-ari. Namun,
kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat kekebalan zat
cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada
waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat zat
kekebalan
bawaan
menurun,
sedangkan
yang
di
61
62
memerlukan
energi
maka
tubuh
akan
63
g) Ekonomis
Dengan member ASI berarti menghemat pengeluaran
untuk
susu
formula,
perlengkapan
menyusui,
dan
setelah
orang
tersebut
64
mengadakan
penginderaan
(penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
rasa
dan
raba).
merupakan
aspek
status
sosial
yang
sangat
menentukan
keberhasilan
65
berkurang.
ibu
seperti
HIV/AIDS,
hepatitis,
dan
ibu
yang
66
67
EVALUASI
1. Jelaskan kebutuhan gizi pada bayi!
2. Jelaskan mengenai kolustrum!
3. Jelaskan yang dimaksud ASI eksklusif!
68
Daftar Pustaka
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004
Chandra, B. 2012. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta. 2012. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta 2011.
Yogyakarta:http:dinkes.jogjaprov.go.id.
Friedman, M.M et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC
Khadir N.A, 2014. Menelusuri Akar Masalah Rendahnya Persentase
Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. http://www.uin-alauddin.ac.id.
(Di akses 14 november 2014)
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Kristiyanasari,W. 2009. ASI,Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika.
Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan:Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005. Kesehatan mental:konsep dan perapannya edisi 4.
Malang: Universitas Muhamadiyah Malang
69
Sulistyawati, A.2009.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.
Yogyakarta:C.V Andi
Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta: Keyword
Widuri, H. 2013. Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Wiji, NR. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta:Nuha Medika
Yumastuti, (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
70
BAB IV
GIZI BALITA
Tujuan Umum
: Setelah
mengikuti
proses
belajar
peserta
didik
MATERI
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Rentang usia
balita ddimulai daru satu sampai dengan lima tahun, atau bisa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.
71
masa
pertumbuhan
dan
perkembangan
yang
cepat.
72
Gol umur
BB
TB
Energi
Protein
Lemak
1-3 tahun
12
90
1000
25
28
4-5 tahun
17
110
1550
39
39
(kilokalori/kilogram
berat
badan)
Tiga
tahun
yang
digunakan
untuk
pertumbuhan
dan
juga
untuk
proses
regerasi
sel,
memelihara
73
3) Lemak
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar
energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan
protein dalam
karena merupakan
Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk di
dalam tubuh, vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan dalam pemeliharaan tubuh,
pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bahan dari enzim.
vitamin meliputi vitamin - vitamin larut lemak dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak A,D,E,K mempunyai peranan falit
74
75
badan
adalah
salah
satu
parameter
yang
76
umum.
Sebaliknya
dalam.
keadaan
dapat
mendeteksi
kegemukan
(over
weight).
badan
merupakan
antropometri
yang
77
karakteristik
tersebut
tinggi
badan
BB/PB.
Lingkar
lengan
atas
merupakan
78
BB/TB yaitu
menurut
umurnya,
karena
faktor
umur
tidak
mempengaruhi
status
gizi
anak
batita.
Pengetahuan
79
80
81
82
83
84
3) Lemak
Merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi balita. Lemak memberi cita rasa yang gurih, rasa
kenyang, dan kelezatan makanan. Sumber makanan yang berasal
dari lemak makanan. Sumber makanan yang berasal dari lemak
seperti daging, mentega, mayones, keju dan susu.
4) Vitamin dan mineral.
Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air
(vitamin A, D, E dan K).
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan,
berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai
kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim
Berdasarkan Angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan
dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun
1998, umur dikelompokkan menjadi 1-3 tahun, 4-6 tahun, dengan
catatan pengelompokan diatas tidak membedakan jenis kelamin.
85
T
Kelompok
a
Umur
k
1-3 Tahun
a
r
a
n
Bentuk Makanan
Frekuensi
Makan
Makanan Keluarga
1-1
3 kali sehari
Piring
nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu
4-6 Tahun
3 kali sehari
dari rata-rata
86
dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan tinggi badan 90 cm, anak usia
4-5 tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg dan tinggi badan 110
cm.
Tabel Angka Kecukupan Gizi Balita
Zat Gizi
Usia
1-3 Tahun
4-5 Tahun
Energi (kkal)
1000
1550
Protein (gram)
25
39
Vitamin A (RE)
400
450
Vitamin D (g)
Vitamin E (mg)
Vitamin K ()
15
20
Tiamin (mg)
0,5
0,6
Riboflavin (mg)
0,5
0,6
Niacin (mg)
150
200
Piridoksin (mg)
0,5
0,6
Vitamin B12 ()
0,9
1,2
Vitamin C (mg)
40
45
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
400
400
Magnesium (mg)
60
90
Besi (mg)
Yodium ()
120
120
Seng (mg)
8,3
10,3
Selenium ()
17
20
Mangan )mg)
1,2
1,5
Flour (mg)
0,6
0,9
87
Usia
1-3 Tahun
1-5 Tahun
Nasi
3 p**)
4p
Ikan
1p
2p
Tempe
1p
1p
Sayur
1p
2p
Buah
2p
3p
Susu
1p
1p
Minyak
2p
4p
Gula Pasir
2p
2p
88
daun-daunan,
umbi-umbian,
kacang-kacangan
dan
sebagainya.
4) Buah-buahan, diberi minum susu.
g. Gangguan Gizi pada Balita
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya
gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai
penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi
dan anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya
jumlah zat gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan
tubuh mereka. Sebagai penyebab faktor secara tidak langsung
89
jenis
masakan
yang
mempengaruhi
kejiwaan
misalnya kebosanan.
2) Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi
tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara
terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan
makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat
menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti ganjer, daun
90
turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan
protein di beberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang
dapat menurunkan harkat keluarga.
3) Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan
makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah
pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,
ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis (sikap seseorang atau
karakteristik seseorang yang cenderung tertutup) turun temurun,
padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadangkadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua
beranggap ikan, telur ayam, dan jenis makanan protein lainnya
memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena
diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara perbuatan
ini akan memperburuk gizi anak.
4) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagai faddisme (kesukaan yang berlebihan
terhadap suatu jenis makanan) akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
91
untuk
92
6) Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan
keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk
keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
7) Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan
tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah
protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah
diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk
rejan, malaria kronis, cacingan.
8) Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi.
2) Nafsu makan anak teganggu sehingga tidak mau makan.
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan
sari makanan dalam usus terganggu.
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi
yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan
pertumbuhan
energi
dan
dan
protein
perkembangan
93
mengatkibatkan
balita
terganggu.
94
terhadap
penyakit
infeksi
dan
mengakibatkan
kurang
stamina,
kehilangan
jaringan
muskuler,
95
Perut cekung
g. Tekanan
darah,
detak
jantung,
dan
pernafasan
berkurang
h. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang) diare kronik atau konstipasi
(b) Kwashiorkor
a. Terjadi Oedema umumnya pada seluruh tubuh
terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
b. Moon face, yaitu wajah membulat dan sembab
c. Otot menyudut dan lembek (hipotrofi), lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
d. Perubahan status mental, cengeng dan rewel, kadang
apatis
e. Anoreksia
(c) Pembesaran hati
a. Rambut tipis, kusam dan kemerahan seperti warna
rambut
rontok
96
campuran
dari
beberapa
gejala
klinis
97
EVALUASI
1. Jelaskan komponen komponen dalam gizi balita!
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita!
3. Jelaskan angka kecukupan gizi balita!
4. Jelaskan gangguan gizi pada balita!
5. Jelaskan akibat malnutrisi pada balita!
98
Daftar Pustaka
Adriani, M., Wirjatmadi, B. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita Peran Mikro Zinc
pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Prenada Media Group.
Adriani, Wirjatmadi. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:
Kencana
Almatsier, (2004). Penentuan Diet Instalasi Gizi. Perjan RS
Ciptomangunkusumo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dr
99
BAB V
GIZI ANAK
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
MATERI
1. Gizi Anak
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kebutuhan gizi berdasarkan umur berbeda-beda hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran tubuh dan jenis
pekerjaan. Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja
boleh dikatakan sebagai periode laten, karena pertumbuhan fisik
100
keseimbangan
dalam
bentuk
variabel
tertentu,
atau
101
lingkungan
dan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
Sedangkan
dari
sudut
pandang
gizi,
maka
antropometri
gizi
102
103
104
105
106
Indeks
Panjang Badan
menurut Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U)
Anak Umur 0 60
Kategori Status
Ambang Batas
Gizi
(Z-Score)
Gizi Buruk
< - 3 SD
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
>2 SD
Sangat Pendek
<-3 SD
Pendek
Normal
bulan
Tinggi
>2 SD
Sangat Kurus
<-3 SD
Panjang Badan (
BB/PB) atau Berat
Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB)
Anak Umur 0 60
bulan
Indeks Massa TUbuh
menurut Umur (IMT/U)
Kurus
Normal
SD
-2 SD sampai dengan 2
SD
Gemuk
>2 SD
Sangat Kurus
<-3 SD
Kurus
Anak Umur 0 60
bulan
Normal
107
Gemuk
>2 SD
Sangat Kurus
<-3 SD
-3SD sampai dengan <-2
Kurus
SD
-2 SD sampai dengan 1
Normal
Anak Umur 5 18
tahun
SD
>1 SD sampai dengan 2
Gemuk
SD
Obesitas
>2 SD
mengatasi
keadaan
ini,
di
samping
memberikan
108
mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat
membantu penyerapan zat besi.
b.
Karies gigi
Lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan
jajanan yang lengket dan banyak mengandung gula. Karies yang
terjadi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian
ini biasanya belanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan
sampai dewasa. gigi yang berlubang akan menyerang gigi
permanen sebelum gigi tersebut menembus gusi.
Upaya
109
normal.
Perlambatan
ini
dapat
dicapai
dengan
110
saat anak anak berada pada masa awal belajar yang nantinya
dapat mempengaruhi proses belajar pada masa yang akan
datang. Status gizi anak sekolah perlu diperhatikan untuk
menunjang kondisi fisik otak yang merupakan syarat agar anak
dapat mempunyai kecerdasan tinggi. Berat badan memberikan
gambaran massa tubuh, di mana massa tubuh sangat sensitif
terhadap perubahan- perubahan mendadak seperti terserang
penyakit infeksi. Berat badan pada anak sekolah dapat
meningkat karena konsumsi yang banyak mengandung lemak,
gula dan karbohidrat namun rendah protein, serat dan vitamin.
Selain itu karena kurang aktivitas anak.
b. Faktor yang mempengaruhi Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah
Anak
pada
usia
sekolah
sedang
dalam
masa
111
merupakan
bertambah
jumlah
dan
jaringan
lemak
lebih
cepat
112
aktivitas
bermain
dapat
menyebabkan
bahasa
113
zat
pengawet,
dan
pewarna
berbahya,
mutu
atau
sifat-sifat
114
kestabilan
organoleptiknya
makanan
untuk
hingga
tidak
b.
115
c.
d.
e.
Perhatikan tekstur.
Tekstur
makanan bisa
menandakan
berjamur,
menandakan
kadaluwarsa .
EVALUASI
1. Jelaskan penilaian status gizi anak!
2. Jelaskan masalah gizi pada anak!
3. Jelaskan dinamika makanan jajanan pada anak!
4. Jelaskan pemilihan makanan sehat pada anak!
116
prodak
yang
sudah
Daftar Pustaka
117
BAB VI
GIZI REMAJA
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2.
3.
4.
MATERI
1. Remaja
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yakni antara 12 sampao 21 tahun. Mengingat pengertian remaja,
menunjukan ke masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka
sulit mennentukan batas umurnya. Masa remaja mulai pasa saat
timbulnya
perubahanperubahan
berkaitan
dengan
tanda-tanda
118
119
Kementerian
Kesehatan
Remaja
(Adolescent
baik,
bila
pengertian
terhadap
remaja
berlandaskan
120
121
diri dari hasil didikan orang tua. Ini tidak berarti bahwa remaja
tidak bisa mengisi dirinya. Remaja dengan kekosonganya justru
terbuka bagi pengaruh lain, baik diri pribadi yang bertanggung
jawab maupun yang tidak. Cirri remaja ini sering menyebabkan
remaja menjadi umpan dan mangsa bagi mereka yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.
d. Sikap menentang dan menantang orang tua maupun orang dewasa
lainya merupakan cirri yang mewujudkan keinginan remaja untuk
merengangkan ikatanya dengan orang tua dan menunjukan ketidak
tergantunganya kepada orangtua ataupun orang dewasa lainya.
e. Pertentangan di dalam dirinya seting menjadi pangkal sebab
pertentangan-pertentangan dengan orang tua dan anggota keluarga
lainya.
f.
122
yang
terbimbing
secara
konstruktif
bisa
dalam
petualangan-petualangan.
Eksplorasi
yang
123
124
125
126
energi
remaja
dipengaruhi
oleh
aktivitas,
kronik
pada
masa
ini
dapat
berakibat
127
terjadinya
b. Protein
Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah
protein untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein
yang dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama
percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak
percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18
tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa
ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan
maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa
lemak.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan,
selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan
adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25%
berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.
Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks)
memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan
konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini.
Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan
bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per
minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.
128
d. Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di
berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan
konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih
dari 10% berasal dari lemak jenuh.
Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake,
donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.
e. Mineral
Kalsium
(Ca).
Kebutuhan
kalsium
pada
masa
remaja
129
130
f.
Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A
juga
diperlukan untuk
pertumbuhan,
reproduksi
dan fungsi
cukup
dikarenakan
stres
oksidatif
sehingga
mereka
131
g. Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi
normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit
kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus
tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko
terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan
rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 )
gram.
6. Pola makan
a. Pengertian
Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang digunakan tiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu
(Santoso, 2009).
Pola makan juga diartikan sebagai tingkah laku manusia atau
sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Pola makan atau
pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu
132
untuk
mengonsmsi
makanan
impor,
terutama jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng pizza,
hamburger dan lain-lain, telah meningkat tajam dikalangan
generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi menengah ke
atas.
2) Faktor sosio budaya
Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu
dapat dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan
133
Kebudayaan juga
134
makanan
sumber
protein
dan
akan
berusaha
135
136
kebiasaan jajan,
makan pagi,
makan
siang
dan makan
malam.
Untuk
137
138
139
140
selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas
sehingga sangat bagus bagi anak dalam masa pertumbuhan. Namun
ada halyang harus diperhatikan bahwa daging juga mengandung
kolesterol dalam jumlah yang relatif tinggi, yang bisa memberikan
efek tidak baik bagi kesehatan.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
Masyarakat Indonesia masih sangat kekurangan mengonsumsi
sayuran dan buah-buahan,63,3% anak > 10 tahun tidak mengonsumsi
sayuran dan 62,1% tidak mengonsumsi buah-buahan. Padahal
sayuran di Indonesia banyak sekali macam dan jumlahnya. Sayuran
hijau maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin, mineral juga
sebagai sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai
antioksidan. Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat juga
antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah.
Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena
buah juga mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa
buah sangat manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi
buah yang sangat manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena
buah yang sangat manis mengandung fruktosa dan glukosa yang
tinggi. Asupan fruktosa dan glukosa yang sangat tinggi berisiko
meningkatkan kadar gula darah. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang banyak terdapat dalam
sayuran dan buah-buahan sangat bagus untuk melindungi jantung
141
142
minum air putih dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan untuk
menjaga kesehatan. Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya
penting untuk pemenuhan zat gizi tetapi juga diperlukan sebagai alat
pendidikan gizi terutama bagi orang tua anak-anak tersebut. Guru
secara berkala melakukan penilaian terhadap unsur gizi seimbang
yang disiapkan orangtua untuk bekal anak sekolah dan ditindaklanjuti
dengan komunikasi terhadap orangtua.
e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan
Selingan yang manis, asin dan berlemak. Mengonsumsi
makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah menjadi kebiasaan
terutama oleh masyarakat perkotaan. Sebagian besar makanan cepat
saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan lemak yang tidak
baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi makanan cepat saji
dan makanan jajanan harus sangat dibatasi. Pangan manis, asin dan
berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak menular
seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,
f.
143
fisik
lebih
merupakan
bentuk
media
144
145
Aktivitas sedang
Aktivitas berat
-duduk
-senam
-berkebun
-tidur
-jogging
-mengepel
-menulis
-pekerjaan yang
-berlari
-bermain musik
-mendorong atau
-antar jemput
seperti berjalan
mengangkat benda
-mengasuh adik
>10 pon
-mencuci piring
kg pon
-skiping
-menonton tv
-jumping
kg
-mendorong mobil
-main komputer
-olahraga basket
-belajar di rumah
-bersepeda
-sepak bola
-pekerjaan kantor
-badminton
-bersepeda>60
seperti mengetik,
menit
berdiskusi
146
-memasak
Sumber: Julianti, 2011.
c. Kategori aktivitas fisik menurut Internasional Physical Activity
Questionnaire (IPAQ), yaitu:
1) Aktivitas fisik ringan
Dikatakan aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik
tingkat sedang-berat <10 menit/hari atau <600 METsmin/minggu.
2) Aktivitas fisik sedang
a) 3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari.
b) 5 hari melakukan aktivitas fisik sedang/ berjalan 30
menit/hari.
c) 5 hari kombinasi berjalan, intensitas sedang, aktivitas
berat minimal >600 METs-min/minggu.
3) Aktivitas fisik berat
a) Aktivitas berat >3 hari dijumlahkan >1500 METsmin/minggu.
b) 7 hari kombinasi dan berjalan, intensitas sedang atau
berat minimal >300 METs-min/minggu.
Menggunakan perhitungan sebagai berikut:
METs-min/minggu= METs level (jenis aktivitas) x jumlah menit
aktivitas x jumlah hari/minggu.
Nilai METs level menurut IPAQ:
147
Berjalan
:3,3 METs
Kegiatan sedang
:4,0 METs
Kegiatan berat
: 8,0 METs
148
Daftar Pustaka
Santoso. 2009. Kesehatan dan Gizi, Jakarta: PT Rieka Cipta dan PT Bina
Adiaksara
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta:
Graha Ilmu
Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja, Problem dan
Solusinya, Jakarta: Salemba Medika
Gibney, Michael. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Kedokteran EGC
FKM UI. 2009. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Karwiky, Giky. 2011. The Healthy Habits, Panduan Praktis Menjadikan
Kebiasaan Sehari-Hari Anda Bagian Dari Pola Hidup Sehat,
Yogyakarta: MyBooks
Wulandari, Ari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan, Yogyakarta: C.V Andi
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta
;Gunung mulia
Monks, 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta ; Gadjah Mada Press
Makhfudli, efendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas; Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika
IDAI.
2013.
Nutrisi
Pada
Remaja.
Diakses
dari
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-padaremaja .
149
BAB VII
GIZI LANJUT USIA
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Menjelaskan faktor-faktor
yang
mempengaruhi
3.
MATERI
1. Lanjut Usia (Lansia)
a. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu. Lansia adalah kelompok orang, yang sedang
mengalami suatu proses perubahan bertahap dalam jangka waktu
beberapa dekade. Di seluruh dunia penduduk lansia ( usia 60 + )
tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibandingkan kelompok
usia lainnya. Diprediksi bahwa persentase penduduk lansia akan
mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan
menjadi 11,34 persen pada tahun 2020.
150
11
151
berkurangnya jumlah cairan tubuh total sampai lebih dari 15%. Massa
otot bebas lemak ( lean body mass) menurun sampai lebih dari 30%
dan lemak tubuh meningkat 30-40%. Meluruhnya bagian tubuh
merupakan bagian dari proses penuaan. Penuaan eksternal umumnya
dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada kulit, rambut dan gigi
sedangkan penuaan dari dalam tubuh disebut penuaan internal.
Sejalan dengan waktu penuaan internal dan eksternal tidak dapat
dipisahkan dan akan terus berlangsung.
1) Sensori
Semakin berkurangnya sensitivitas dan perasa menyebabkan
umumnya lansia kurang dapat menikmati makanan kurang
baik.Turunnya fungsi
pengecapan
ini
dipengaruhi oleh
jaringan
di
152
dalam
bola
mata.
Perubahan
kekuatan
otot
dan
daya
tahan
sistem
153
154
155
156
157
b. Teori Psikososial
1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Teori ini menyatakan bahwa pada
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.
2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan
dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan
diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan
interpersonal.Teori ini menyatakan bahwaperubahan yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimilikinya
3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan
kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
158
4. Gizi Lansia
a.
b.
159
160
mengandung
protein,
vitamin
dan
mineral
untuk
161
162
yang
tanggal,
sehingga
menggangu
proses
mengunyah makanan
c) Faktor stress/depresi,
kesepian,
163
menyertai
lanjut
usia
dengan
KEK,
namun
kekurangan zat gizi mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia
dengan status gizi baik. Kurang zat besi, Vitamin A, Vitamin B,
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Magnesium, kalsium, seng dan
kurang serat sering terjadi pada lanjut usia.
Beberapa penyakit kronik degeneratif yang berhubungan
dengan status gizi:
a) Penyakit Jantung Koroner
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit
Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh
koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai
proses
seperti
penimbunan
jaringan
ikat,
pengapuran,
darah
pada
lanjut
usia
sering
mengalami
164
165
merupakan
cara
pengukuran
antropometri
untuk
mengukur status gizi orang dewasa. IMT dapat digunakan jika orang
tersebut sudah melakukan antropometri seperti berat badan dan
tinggi badan.
Dengan berat badan dan tinggi badan, kemudian dapat menilai
IMT dengan menghitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
166
IMT = BB (kg)
TB (m)
Setelah dihitung, maka status gizi dapat ditentukan
berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 1. Kategori IMT
IMT (kg/m)
Kategori
< 18,5
S
Kurang
18,5 u25,0
Normal
25,0 30,0
m
30
Lebih
Obesitas
b
Sumber : WHO, 1995
e. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan osteoporosis
1) Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa dan
39% dari total mineral tubuh. Pada orang dewasa, kalsium yang
dikonsumsi dari makanan hanya akan diabsorpsi sebesar 3060%. Densitas maksimum tulang pada puncak massa tulang
tergantung dari asupan kalsium dan latihan fisik. Faktor-faktor
yang membantu penyerapan kalsium adalah Vitamin D3
(kalsitriol), hormon-hormon (paratiroid, hormon pertumbuhan,
kalsitonin) pH yang asam, diet tinggi protein dan laktosa.Faktorfaktor yang menghambat penyerapan kalsium adalah pH yang
167
penelitian
Puslitbang
Gizi
dan
Makanan
terdapat dalam
168
terjadi
pada
lanjut
usia,
oleh
karena
itu
dapat
169
lanjut
usia,
mengkonsumsi
makanan
yang
oleh
lanjut
usia.
Lanjut
usia
sebaiknya
170
171
Daftar Pustaka
Azizah, L. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Darmojo, Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Tamher. 2012. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Buku
Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta; Kementerian
Kesehatan Reublik Indonesia
172