Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 175

MODUL

Gizi dalam Daur Kehidupan


Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Gizi dalam Daur Kehidupan
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Ayu Fitriani,S.KM, M.Kes

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Respati Yogyakarta
Kampus II Jl. Raya Tajem KM 1,5 Maguwoharjo
Telp. (0274)4437888, Fax (0274) 4437999

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah Yang
Maha Esa atas karunia, nikmat, serta limpahan rahmatNya atas terwujudnya
Modul Gizi dalam Daur Kehidupan ini.
Modul ini disusun atas dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah
satunya yaitu Pengajaran. Besar harapan kami, penyusunan Modul Gizi dalam
Daur Kehidupan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata kamipun menyadari bahwa dalam menyusun Modul Gizi
dalam Daur Kehidupan ini tentunya ada kekurangan-kekurangan yang tak
kami sadari untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangatlah kami harapkan demi kebaikan kita bersama.

ii

DAFTAR ISI
Halaman Depan

...........................................................................................

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

1. Gizi Ibu Hamil

2. Gizi Ibu Menyusui

30

3. Gizi Bayi

38

4. Gizi Balita

71

5 .Gizi Anak

100

6. Gizi Remaja

118

7. Gizi Lanjut Usia

150

iii

BAB I
GIZI IBU HAMIL
Tujuan Umum

: Setelah

mengikuti

proses

belajar

peserta

didik

memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan bayi yang


dikandungnya.
Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1. Menjelaskan perubahan fisiologis pada kehamilan
2. Menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan
trimester
3. Menjelaskan kehamilan resiko tinggi
4. Menjelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada
pertumbuhan janin

MATERI
1. Kehamilan (Ibu hamil)
Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan
telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali
dengan

terjadinya

persetubuhan

(koitus).

Fertilisasi

merupakan

peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi
ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau eterus.
2. Perkembangan Kehamilan
Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12 minggu),
trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu).
a. Trimester I (0-12 minggu)
Awal kehamilan atau masa trimester pertama merupakan saat
yang rawan bagi perkembangan janin, karena biasanya banyak wanita
tidak menduga kalau dirinya sedang hamil. Kehamilan baru diketahui
ketika usia janin sudah menginjak waktu lebih dari satu bulan.
Sementara itu, jika mereka tidak sadar sedang hamil, mereka akan
mengkonsumsi berbagai macam makanan serta obat yang bisa
merusak perkembangan bayi dalam kandungan. Karena itulah janin
pada umur 1-3 bulan ini sangat rentan keguguran (khamariah, 2014).
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai darin
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pertumbuhan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terkhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak
dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium)
2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses di mana sistem saraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai berbentuk
seperti mata, mulut, dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati

mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosit


menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.
3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ
penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan
aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua ( minggu 12-24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan
janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta, dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.
Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak
sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
c. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan
sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang teroordinasi
seperti menendang atau menonjok, serta dia sudah memiliki periode
tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa
bangun. Paru- paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan
ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk
dilahirkan. Berat badan bayi lahir bekisar antara 3-3,5 kg dengan
panjang 50 cm.

3. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan


Perubahan fisiologis pada kehamilan yang dapat mempengaruhi status
gizi ibu hamil antara lain:
a. Mual dan muntah
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan ladar HCG pada kehamilan
muda, terutama pada usia 12 minggu. Agar dapat mengurangi rasa
mual/muntah maka anjuran yang dapat diberikan kepada ibu antara
lain:
1) Makan dalam porsi kecil dan rendah rendah lemak
2) Intake cairan antara waktu makan dan hindari kafein
3) Kurangi makanan yang asam atau mint
4) Batasi makanan pedas
5) Hindari berbaring setelah makan atau minum
6) Kenakan pakaian longgar
7) Boleh makan apa saja yang diinginkan tanpa mengkhawatirkan
kandungan kalori dalam makanan tersebut.
b. Konstipasi
Konstipasi

terjadi

karena

pengaruh

progesteron

yang

menyebabkan relaksasi pada otot-otot saluran pencernaan. Hal ini


menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran cerna, kembung,
hemoroid, dan nafsu makan menurun. Anjuran yang dapat diberikan
pada ibu hamil adalah meningkatkan asupan cairan dan serat untuk
mengurangi sembelit.

c. Edema
Hormon yang dirpoduksi oleh plasenta menyebabkan retensi
cairan pada tubuh ibu dan juga adanya penambahan cairan tubuh.
Cairan yang tertahan dalam jaringan tubuh tersebut menyebabkan
pembengkakan. Edema ini tidak memerlukan pembatasan konsumsi
garam. Anjuran yang dapat diberikan pada ibu adalah dengan
meninggikan kaki pada saat berbaring. Edema harus diperhatikan dan
ditangani secara serius jika disertai dengan hipertensi dan
proteinuria.
d. Anemia
Pada trimester II terjadi hemodilusi dimana volume darah ibu
meningkat hingga 150% namun sel darah merah meningkat hanya
sebesar 20-30%. Perubahan ini menyebabkan rasio sel darah dan
volume darah menurun. Anjuran yang dapat diberikan adalah ibu
dapat mengkonsumsi zat besi baik melalui makanan maupun
suplemen.
Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien
dan mikronutrien seperti yang dijelaskan dibawah ini:4, 15, 17-19
Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama
hamil dan membutuhkan karbohidrat untuk memenuhi peningkatan
metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan
tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya
15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan 340 tambahan

kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga.
Semuanya dibutuhkan untuk pertumbuhan janin yang memadai dan
untuk mendukung metabolisme ibu yang lebih tinggi.
Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan
komponen penting dari janin, plasenta, cairan amnion, darah dan
jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk
asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan
kalori dan protein yang seimbang dapat memberikan efek yang positif
terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu
hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari protein hewani maupun
nabati. Kekurangan protein pada masa hamil akan mengakibatkan
BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada
kematangan seksual maupun fungsi seksual di kemudian hari.
Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama
kehamilan, dimulai setelah rasa mual hilang umumnya pada trimester
II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu, atau kopi karena
mengganggu penyerapan. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet
besi diantara waktu makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet
besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin
yang normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan
menyebabkan BBLR yang disebabkan adanya hemokonsentrasi. Selain
itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat besi merupakan

faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk
perkembangan otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi
dapat ditemukan di daging merah, daging unggas, hati, kuning telur,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses
genetika yaitu transkripsi, translasi, sintesis protein, sintesis DNA,
divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit. Kekurangan zinc
berhubungan

dengan

malformasi,

retardasi

mental

serta

hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan neurosensory dan


gangguan imunitas dikemudian hari. Kebutuhan zinc pada ibu hamil
adalah 11-12 mg per hari.
Kalsium : diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta
pertumbuhan tulang janin. Ibu hamil membutuhkan kalsium 400 mg
perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran, susu, kacang-kacangan,
roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya dikonsumsi pada saat makan
dan diikuti dengan minum jus buah yang kaya akan vitamin C untuk
membantu penyerapan. Kalsium juga dapat diberikan pada ibu
dengan riwayat preeklampsi pada usia kehamilan >20 minggu, karena
dapat mencegah berulangnya preeklampsi.
Asam Folat : dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin.
Asam folat 400 mcg harus diminum setiap hari sebanyak 90 butir
selama kehamilan. Akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum terjadi
konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum hamil. Zat ini

diperlukan untuk mencegah adanya kelainan bawaan seperti spina


bifida,nuchal translucency dan anencefali. Bahan makanan yang kaya
akan asam folat antara lain brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk,
tomat, stroberi, pisang, anggur hijau dan roti gandum.
Yodium :

Yodium penting untuk perkembangan otak.

Kekurangan yodium dapat mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir,


dan gangguan pertumbuhan otak
Vitamin A : Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
melindungi janin dari masalah sistem kekebalan tubuh, penglihatan
yang normal, infeksi, ekspresi gen dan perkembangan embrionik.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, cacat lahir
pada dosis tinggi
Vitamin D diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang
kuat. Vitamin ini dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas sebanyak
10 mikrogram setiap hari. Sumber vitamin D dapat ditemukan di susu
dan produk susu lainnya, telur, daging, beberapa jenis ikan seperti
salmon, trout, mackerel, sarden, dan tuna segar
Omega-3 dan asam lemak : Penting untuk pertumbuhan otak
dan mencegah prematuritas, esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan
asam lemak juga dapat menurunkan kejadian penyakit jantung.
Omega 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300 milligram
untuk dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari. Bahan makanan yang
mengandun omega-3 dan asam lemak dapat ditemukan di kapsul

minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon, trout, mackerel, sardin dan
tuna segar. Selain itu juga terdapat di minyak nabati seperti minyak
bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.
4. Nutrisi pada Ibu Hamil
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu
zat gizi dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat
gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi
yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi
kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang
mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI .Oleh karena itu Gizi
Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya
dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin.
Prinsip pertama Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam
pangan secara seimbang jumlah dan proporsinya tetap diterapkan. Bila
makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari
simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka
janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibu.
Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh
seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran
dan buah-buahan. Sehubungan hal tersebut, ibu harus mempunyai status

gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi anekaragam pangan, baik
proporsi maupun jumlahnya.
Menurut Arisman (2004) Tujuan penataan gizi pada wanita hamil
adalah untuk menyiapkan
a. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan
cairan untuk memenuhi zat gizi ibu, janin, serta plasenta
b. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh
bukan lemak
c. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku
selama hamil
d. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup
energy unyuk menyusui serta merawat bayi kelak
e. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi
yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah
f.

Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang


terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan)

g. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan


kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya
selama hidup

10

Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA.


Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein
meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50 %, dan zat besi
200-300%. Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam
kelompok, yaitu (1) makanan yang mengandung protein (hewani dan
nabati), (2) susu dan olahanya, (3) roti dan bebijian, (4) buah dan sayur
kaya vitamin C, (5) sayuran berwara hijau tua, (6) buah dan sayur lain.
Jika keenam bahan makanan ini digunakan, maka seluruh zat gizi yang
dibutuhkan oleh wanita hamil akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam
folat. Itulah sebabnya mengapa suplementasi kedua zat ini tetap
diperlukan meskipun status gizi wanita yang hamil itu terposisi pada
Jalur hijau KMS Ibu hamil
5. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil berdasarkan Trimester
Meskipun nutrisi selalu diperlukan bagi ibu hamil, ternyata ada waktu
tertentu dalam pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin.
Trimester 1 : Minggu 1 12, Trimester 2 : Minggu 13-28, Trimester 3 :
Minggu 29 40
a. Trimester Pertama ( Minggu Ke-1 Sampai dengan Minggu Ke-12 )
Saat trimester ini janin sedang mengalami pembentukan dan
perkembangan sehingga kebutuhan gizi nutrisi ibu hamil harus
tercukupi. Di dalam rahim ada pembentukan kantung janin sampai

11

dengan berisi dengan janin. Agar kantung janin tidak hanya berisi
kantung saja maka ibu hamil perlu menjaga asupan nutrisinya agar
tidak menjadi hamil BO atau hamil kosong. Hamil kosong adalah
kondisi kehamilan dimana calon janin tidak ada di dalam kantung
janin,sehingga rahim hanya berisi kantungnya saja.
1) Pada

minggu

pertama

sampai

dengan

minggu

keempat

(perkembangan janin 1 bulan), ibu hamil harus mengkonsumsi


makanan yang mengandung kalori seperti daging merah dan
daging unggas. Kalori diperlukan agar tubuh memiliki energi yang
cukup dan agar janin yang tengah terbentuk bisa berkembang
pesat. Jumlah kalori yang harus dikonsumsi minimal 2000 Kcal per
harinya.
2) Minggu kelima dan minggu keenam ibu hamil masih akan
mengalami muntah dan mual. Mengkonsumsi sayuran hijau yang
dibuat menjadi soup dalam keadaan hangat bisa menjadi pilihan
makanan bagi ibu hamil. Banyak vitamin dan juga mineral yang
terkandung dalam sayuran hijau sangat bermanfaat bagi ibu hamil.
3) Pada minggu ketujuh dan kedelapan (perkembangan janin 2
bulan) janin akan mengalami pembentukan rangka dan tubuh
janin. Untuk menunjang pembentukan tulang tersebut dibutuhkan
kalsium sebanyak 1000 miligram per harinya.

12

4) Pada minggu kesembilan ibu hamil membutuhkan vitamin C dan


Asam folat yang banyak. Jumlah asam folat yang harus
dikonsumsinya adalah 0,6 miligram per harinya.
5) Pada minggu kesepuluh ibu hamil membutuhkan nutrisi berupa
protein yang mengandung asam amino yang tinggi. Asam amino ini
bermanfaat

untuk

membentuk

otak

pada

janin,

bisa

dikombinasikan dengan DHA dan juga kolin agar janin dapat


memproduksi sel otak lebih sempurna.
6) Pada minggu kedua belas (perkembangan janin 3 bulan) ibu hamil
membutuhkan nutrisi yang tinggi. Nutrisi itu ada pada vitamin.
Fungsinya adalah untuk menghindari bayi lahir dengan cacat.
Vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A, vitamin B1, B3, B2 dan
juga B6. Jumlah yang harus dikonsumsi per hari adalah 60 gram
per hari.
b. Trimester Kedua ( Minggu Ke-13 Sampai Dengan Minggu Ke-28 )
Saat ibu hamil memasuki masa ini, ibu hamil dan juga janinnya
akan mengalami berbagai kemajuan dan perkembangan yang pesat.
Oleh sebab itu dalam masa ini, pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan
janin harus meningkat dibandingkan dengan trimester sebelumnya.
Kandungan pun juga akan semain besar. Ibu hamil bisa mencermati
setiap perkembangannya dan perkembangan tersebut didukung
dengan pemenuhan nutrisi yang tepat.

13

1) Pada minggu ketiga belas sampai dengan minggu keenam belas


(perkembangan janin 4 bulan) ibu hamil memerlukan asupan
makanan sebanyak 3000 kalori setiap harinya. Kalori tersebut
bermanfaat dalam tambahan energi bagi ibu hamil. Janin akan
mengalami pembentukan sistem saraf pusat. Pada minggu ini, ibu
hamil sebaiknya jangan mengkonsumsi cokelat, teh dan juga
kafein. Hal itu dilarang karena memiliki risiko untuk mengganggu
perkembangan di saraf pusat.
2) Pada minggu ketujuh belas sampai dengan minggu keduapuluh
tiga ibu hamil harus mengkonsumsi banyak serat. Serat bisa
ditemukan pada sayur dan buah. Ibu hamil juga harus minum air
putih minimal 8 gelas per hari maksimal 10 gelas per hari agar
tidak kekurangan cairan dan mencegah sembelit. Mengkonsumsi
sebanyak 100 gram manfaat zat besi dan juga vitamin C sangat
dianjurkan

dalam

minggu

ini

karena

bermanfaat

untuk

pembentukan sel darah merah. Sel darah merah itu bermanfaat


untuk pembentukan jantung dan juga perkembangan sistem dari
peredaran darah janin.
3) Pada

minggu

keduapuluh

empat

sampai

dengan

minggu

keduapuluh delapan ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi


garam yang berlebih. Jika hal ini terjadi kaki bengkak saat hamil.
Konsumsilah nutrisi yang mengandung omega-3 dan juga vitamin
E. Fungsinya adalah membantu kecerdasan otak janin dan juga

14

sebagai zat antioksidan bagi tubuh ibu hamil. Jumlah yang harus
dikonsumsinya adalah sebanyak 80 gram per hari.
c. Trimester Ketiga
Trimester ini merupakan trimester akhir dari kehamilan. Saat
memasuki masa kehamilan ini, ibu hamil membutuhkan banyak
nutrisi

untuk

menyiapkan

persalinan.

Nutrisi

tersebut

juga

bermanfaat dalam mengatasi beban yang kian berat namun juga


menyiapkan energi yang akan digunakan buat persalinan kelak. Oleh
sebab

itu

pemenuhan

nutrisi

dalam

masa ini tidak boleh

dikesampingkan. Ibu hamil harus menjaga kualitas dan kuantitas


makanan yang dikonsumsinya. Dalam dua bulan terakhir sebelum
persalinan, otak janin bisa tumbuh dengan cepat sekali.
1) Kalori adalah nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil sebelum proses
persalinan tiba. Jumlah kalori yang dibutuhkan adalah sebanyak
70 ribu sampai dengan 80 ribu kalori per harinya. Pertambahan
kalori ini juga dibutuhkan pada 20 minggu terakhir, jumlah
tambahan kalori yang dibutuhkan adalah sebanyak 285-300
kalori per harinya. Pada tahap ini kalori dibutuhkan untuk
pertumbuhan jaringan pada janin tentunya pertumbuhan pada
plasenta janin. Kalori juga bermanfaat untuk menambah volume
darah dan juga caitran ketuban bagi ibu hamil.

15

2) Piridoksin atau vitamin B6 bermanfaat bagi ibu hamil untuk


melakukan reaksi kimia sebanyak 100 kali atau bahkan lebih.
Vitamin B6 juga bermanfaat dalam membantu metabolisme ibu
hamil untuk memproduksi asam amino, lemak, sel darah merah
serta pembentukan karbohidrat. Kebutuhan vitamin B6 ini harus
tercukupi sebanyak 2,2 miligram per harinya.
3) Yodium sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dalam trimester ini.
Yodium berfungsi untuk membentuk senyawa bernama tiroksin.
Senyawa

tiroksin

sangat

bermanfaat

untuk

mengontrol

metabolisme pembentukan dari sel baru. Kekurangan senyawa ini


bisa membuat ibu hamil pertumbuhan otaknya terganggu, janin
bisa tumbuh dengan kerdil. Sebaliknya jika terlalu banyak
mengkonsumsi yodium, senyawa tiroksin akan lebih banyak di
dalam tubuh. Akibatnya adalah janin akan memiliki ukuran yang
besar. Bagi ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi yodium dalam
batas ideal. Batas ideal mengkonsumsi yodium sebanyak 175
mikrogram per harinya.
4) Dalam trimester ketiga kebutuhan akan vitamin B1, vitamin B2
dan juga vitamin B3 harus ditingkatkan dan dicukupi. Deretan
ketiga vitamin tersebut bisa berfungsi untuk membantu enzim
dalam mengatur metabolisme dari sistem pernafasan janin dan
juga pembentukan energi bagi janin. Dalam seharinya ibu hamil
dituntut untuk mengkonsumsi vitamin B1 sebanyak 1,2 miligram,

16

untuk konsumsi vitamin B2 per harinya sebanyak 1,2 miligram


per hari sedangkan untuk vitamin B3 jumlah konsumsi per
harinya harus sebanyak 11 miligram per hari.
5) Air juga sangat dibutuhkan bagi ibu hamil. Ibu hamil harus lebih
banyak mengkonsumsi air putih minimal 12 gelas per hari atau
setara dengan 1,5 liter air. Cairan yang berasal dari air putih
sangat bermanfaat untuk membentuk sel baru bagi janin,
mengatur suhu tubuh janin di dalam kandungan dan juga
melarutkan zat metabolisme yang tinggi.
6. Pesan Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil
a. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak
Ibu Hamil perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih
banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro
(vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan,
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta
cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang
diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium
dan zink.
Kebutuhan protein selama kehamilan meningkat. Peningkatan
kebutuhan ini untuk pertumbuhan janin dan untuk mempertahankan
kesehatan ibu. Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber
protein hewani seperti ikan, susu dan telur.

17

Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat karena


digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat
besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada
sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia atau
disebut penyakit kurang darah dapat membahayakan kesehatan ibu
dan bayi seperti Berat Bayi Lahir Rendah kurang dari 2500 g (BBLR),
perdarahan dan peningkatan risiko kematian.
Ikan, daging, hati dan tempe adalah jenis pangan yang baik
untuk ibu hamil karena kandungan zat besinya tinggi. Ibu hamil juga
disarankan untuk mengonsumsi satu tablet tambah darah perhari
selama kehamilan dan dilanjutkan selama masa nifas.
Kebutuhan asam folat selama kehamilan juga meningkat
karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk
sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan
banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa
kehamilan.
Buah berwarna merupakan sumber vitamin yang baik bagi
tubuh dan buah yang berserat karena dapat melancarkan buang air
besar sehingga mengurangi resiko sembelit (susah buang air besar).
Kebutuhan kalsium meningkat pada saat hamil karena
digunakan untuk mengganti cadangan kalsium ibu guna pembentukan
jaringan baru pada janin. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi
maka akan berakibat meningkatkan risiko ibu mengalami komplikasi

18

yang disebut keracunan kehamilan (pre eklampsia). Selain itu ibu


akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi. Perhatian khusus agar
diberikan pada ibu hamil usia remaja oleh karena masih dalam
periode pertumbuhan yang memerlukan kalsium lebih banyak.
Sumber kalsium yang baik adalah sayuran hijau, kacangkacangan
dan ikan teri serta susu.
Iodium

merupakan bagian

hormon

tiroksin (T4)

dan

triiodotironin (T3) yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan


perkembangan bayi. Iodium berperan dalam sintesis protein, absorsi
karbohidrat dan saluran cerna serta sintesis kolesterol darah.
Zat iodium memegang peranan yang sangat besar bagi ibu dan
janin.

Kekurangan

iodium

akan

berakibat

terhambatnya

perkembangan otak dan sistem saraf terutama menurunkan IQ dan


meningkatkan risiko kematian bayi. Disamping itu kekurangn iodium
dapat menyebabkan pertumbuhan fisik anak yang dilahirkan
terganggu (kretin). Dampak pada perkembangan otak dan system
syaraf ini biasanya menetap. Sumber iodium yang baik adalah
makanan laut seperti ikan, udang, kerang, rumput laut. Setiap
memasak diharuskan menggunakan garam beriodium.
Mengatasi Hiperemesis Gravidarum (rasa mual dan muntah
berlebihan) dapat dilakukan dengan menganjurkan makan dalam
porsi kecil tetapi sering, makan secara tidak berlebihan dan hindari
makanan berlemak serta makanan berbumbu tajam (merangsang).

19

b. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi


Pembatasan konsumsi garam dapat mencegah hipertensi
selama kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita
hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi selama kehamilan
akan meningkatkan risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan.
c. Minumlah air putih yang lebih banyak
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh
secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang
racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam
basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh.
Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar dapat
mendukung

sirkulasi

janin,

produksi

cairan

amnion

dan

meningkatnya volume darah. Ibu hamil memerlukan asupan air


minum sekitar 2-3 liter perhari (8 12 gelas sehari).
d. Batasi minum kopi
Kafein bila dikonsumsi oleh ibu hamil akan mempunyai efek
diuretic dan stimulans. Oleh karenanya bila ibu hamil minum kopi
sebagai sumber utama kafein yang tidak terkontrol, akan mengalami
peningkatan buang air kecil (BAK) yang akan berakibat dehidrasi,
tekanan darah meningkat dan detak jantung juga akan meningkat.
Pangan sumber kafein lainnya adalah coklat, teh dan minuman
suplemen energi. Satu botol minuman suplemen energi mengandung

20

kafein setara dengan 1-2 cangkir kopi. Disamping mengandung kafein,


kopi juga mengandung inhibitor (zat yang mengganggu penyerapan
zat besi) Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin, karena metabolisme janin
belum sempurna.
Menurut British Medical Journal (2008) konsumsi kafein bagi
ibu hamil tidak melebihi 100 mg/hari atau1-2 cangkir kopi/hari. Oleh
karenanya dianjurkan kepada ibu hamil, selama kehamilan ibu harus
bijak dalam mengonsumsi kopi sebagai sumber utama kafein, batasi
dalam batas aman yaitu paling banyak 2 cangkir kopi/hari atau
hindari sama sekali.
7. Kehamilan Resiko Tinggi
a. Kehamilan dengan Anemia
Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati
dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan
angka kesakitan dan angka kematian janin, serta peningkatan resiko
terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian
maternal antara lain adalah pendarahan pasca partum (disamping
eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya
berpangkal pada anemia defisiensi. Kebutuhan akan zat besi selama
kehamilan yang meningkat, ditujukan dalam memasok kebutuhan
janin dalam bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak
sekali zat besi), pertumbuhan plasenta, dan peningkatan volume

21

darah ibu; jumlah yang diperlukan sekitar 1000 mg selama kehamilan


(Arsiman, 2014).
Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relative sedikit,
yaitu 0,8 mg sehari, yang kemudian meningkat tajam pada trimester II
dan trimester III higga 6,3 mg sehari. Sebagian peningkatan ini dapat
terpenuhi dari cadangan besi dan dari peningkatan adaptif dalam
jumlah presentasi besi yang terserap melalui saluran cerna. Namun,
jika cadangan ini sangat sedikit (atau, eksterm nya tidak ada sama
sekali) sementara kandungan dan serapan zat besi dalam dan dari
makanan sedikit, maka pemberian suplementasi pada masa ini
menjadi sangat penting. Tablet zat besi dalam bentuk ferro lebih
mudah diserap ketimbang bentuk ferri. Tablet zat besi yang banyak
tersedia, mudah didapat, murah, serta khasiatnya paling efektif ialah
ferro sulfat, ferro glukonate, dan ferri fumarat.
b. Kehamilan Vegetarian
Manusia pada umumnya tergolong omnivore, pemakan semua
jenis pangan. Vegetarian ialah kelompok eksklusif yang tidak mau
menyantap daging hewan. Kelompok ini terbagi berdasarkan jenis
pangan yang diinginkan atau ditolak, menjadi vegetarian setengah
dati (semivegetarian) dan vegetarian total. Vegetarian paruhan ini
menolak hanya sebagian hewan, misalnya tidak mau makan daging
merah

saja.

Pollovegetarian

hanya

menyantap

unggas

dan

tetumbuhan, sementara pescovegetarian hanya memakan ikan dan

22

tetumbuhan. lactoovovegetarian hanya menyukai telur, susu dan


olahanya. Ovovegetarian hanya menyenangi telur. Lactovegetarian
hanya memakan hasil olahan susu (es krim dan keju). Yang paling
ekstrem tentu saja vegetarian total (vegan vegetarian) yang
mengharamkan semua makanan selain tumbuhan.
Karakteristik para vegetarian ini ialah ;
1) Berat badan ideal terhadap usia dan tinggi badan biasanya rendah
2) Cenderung menderita berbagai defisiensi zat gizi, seperti vitamin
B12 (mengakibatkan anemia defisiensi), ribovlavin, bitamin D dan
kalsium, serta protein.
Perencanaan gizi bergantung pada jenis makanan yang diindari,
serta kesanggupan orang untuk memperoleh dan menyiapkan
makanan yang satu sama lain dapat saling melengkapi. Bebijian,
misalnya, sebaiknya disantap bersama dengan kacang. Jika makanan
diracik dengan tepat, seseorang vegan hanya membutuhkan suplemen
vitamin B12. Namun, jika menu ditata sembarang, dia dapat
kekuranga zat gizi essensial seperti kalsium, seng, protein dan
ribovlovin.
Vegetarian harus makan sesering mungkin untuk memenuhi
kebutuhan kalori agar berat badan bertambah dan sebagian
konservasi protein. Jika berat badan tidak bertambah, pekerjaan fisik
harus dikurangi.

23

c. Kehamilan dengan hipertensi


Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang
diimbas oleh kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh The American
Collace of Obsentrician and Gynecologist untuk mengganti istilah
preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini terdiri atas tria, yaitu
hipertensi, proteinurea dan edema. Hipertensi jenis ini lazim
menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) berusia 20-35 tahun
yang berasal dari lapisan sosial ekonomi tingkat bawah, dan
menderita malnutrisi.
Seseorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi
kehamilan, jika yang bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit
kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian atas (ulu hati), nafsu
makan lenyap, rasa mual, dan muntah. Tanda yang mudah dperiksa
ialah pertambahan berat badan secara progresif (lebih dari 3 kg tiap
minggu)
Penyebab yang pasti dari hipertensi jenis ini belum diketahui,
kekurangan kalsium dan zat gizi lain, faktor predisposising genetis
dan immunologis diduga melatarbelakangi keadaan ini. Peningkatan
zat gizi apa yang menyebabkaya belum diketahui. Kepada pasien
biasanya dianjurkan untuk menkajalan diet seimbang dengan
makanan Tinggi Protein Tinggi Kalori (TKTP) sebesar 75080 gram
pritein sehati. Disertai kalsium yang tinggi pula. Makanan yang dipilih
sebaiknya berasal dari ahan yang bernilai biologi tinggi (misalnya,

24

daging, telur, ikan unggas, susu dan hasil olahanya yang mengandung
kalsium); dan sekali-kali jangan mengkonsumsi junk food. Jika
terjadi edema paru, asupan Na dan air harus dibatasi, namun tidak
boleh kurang dari 2 mg/hari.
8. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Dibawah ini merupakan contoh akibat defisiensi gizi pada janin :
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Meskipun keiakan berat badan ibu kecil selama trimester I
kehamilan, namun penting artinya karena pada waktu inilah janin dan
plasenta dibentu. Kegagalan keiankan berat badan ibu pada trimester
I dan II akan meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP
akan mengakibatkan ukutan plasenta kecil dan kurangnya suplai zatzat makanan ke janin. Bayi BBLR mempynuai resiko kematian lebih
tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lecih
cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum
daripada menyebabka kelainan antomik yang spesifik. Kekyrangan
gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama kehamilan akan
berakitbat lebih buruk pada janin darpada malnutrisi akut.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama
pada tahap pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi
selama

dalam

kandungan.

Dikatakan

bahwa

masa

rawan

pertumbuhan sel-sel saraf pada trimester III kehamilan sampai sekitar


2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini perkembanyan

25

otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah


berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak
yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat struktur dan fungsi
orat pada masa kehidupan mendatang sehingga berpengaruh pada
intelektual anak.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada
ibu hamil, terutama di Negara berkembang. Anemia gizi ini sering
akibat kekurangan Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat
mengakibatkan antara lain
1) Kematian janin dalam kandungan
2) Abortus
3) Cacat bawaan
4) BBLR
5) Abrubtio plasenta
6) Cadangan zat besi yang berkurang pada bayi/ bayi dilahirkan
sudah dalam keadaan anemia sehingga mortalitas dan morbiditas
ibu dan kematian perinalat secara bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kreatin endemic. Pemberian
yodium pada wanita didaerah endemic dapat mengurangi angka

26

kejadian kreatin endemic. Akibat lain dari defisiensi yodium bisa


mengakibatkan ;
1) Janin direporpsi
2) Abortus
3) Lahir mati atau bayi lahir lemah
4) Masa hamil yang lebih lama atau pastur lama
d. Defisiensi seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan
pada pertumbuhan janin, kehamilanan serotinus atau partus lama.
Bayi yang dilahikan dengan defisiensi Zn, gejala mungkin baru akan
nampak setelah anak berada dalam masa pertumbuhan cepat
e. Defisiensi vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan retardasi janin
f.

Defisiensi thiamin
Defisiensi thiamin berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.

g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan
struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.

27

EVALUASI
1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil!
2. Jelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan trimester!
3. Jelaskan dampak kekurangan gizi pada kehamilan!
4. Jelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada pertumbuhan janin

28

Daftar Pustaka
Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011.
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004
Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.
Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Soetjiningsih . Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1995
Yulia Y, 2015. Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan. Diakses dari
http://hamil.co.id/nutrisi-ibu-hamil/gizi-ibu-hamil-berdasarkantrimester-kehamilan.
Williamson C. Maternal nutrition guidance : keeping the proportions
[Electronic version]. RCM Midwives. 2006;9(9):346-9

29

BAB II
IBU MENYUSUI

Tujuan Umum

: Setelah

mengikuti

proses

belajar

peserta

didik

memahami pentingnya gizi bagi ibu menyusui dan bayi


yang disuusuinya.
Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1.

Menjelaskan nutrisi ibu menyusui

2.

Menjelaskan keuntungan ibu memberikan ASI

3.

Menjelaskan pesan gizi seimbang ibu menyusui

MATERI
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan
bagi dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak.
Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari
kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui. Konsumsi pangannya tetap
harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan
untuk memproduksi ASI.

30

Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi


yang dibutuhkan, misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi
sebagai zat untuk pembentukkan sel darah merah, maka kebutuhan zatzat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi akan
diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda dengan sel
lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C yang
dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang
ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu
setiap hari.
2. Keuntungan Ibu memberikan ASI
Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi Eksklusif keuntungan
ibu memberikan ASI yaitu :
a. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan
Apabila

bayi

disusui

segera

setelah

dilahirkan

maka

kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post


partum) akan berkurang. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui
terjadi peningkatan kadar oksitoksin yang berguna juga untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan
lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu
yang melahirkan.
b. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau
anemia karena zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan

31

c. Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan
cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan
dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningka akan sangat
membantu rahum kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses
pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak
menyusui.
e. Lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali
ke berat badan sebelum hamil.
f.

Mengurangi kemungkinan menderita kanker


Pada

ibu

yang

memberikan

ASI

eksklusif,

umumnya

kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur


berkurang. Eberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada
umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai
bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker
payudata akan berkurang sampai sekitar 25%.

32

Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan


melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari
penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung
telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko
terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang
20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan untuk susu
formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan
minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat
pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biasa jasa dojter, biaya
pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan rumah
sakit.
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu
Air Susu Ibu dapat dengan segera diberikan pada bayi tanpa harus
meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencucui botol,
dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian
susu botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari.
Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam harim harus
repot mecari susu.
i.

Portable dan praktis


Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak perlu
membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak peril

33

membawa alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu.


Air susu ibu dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam
keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang selalu tepat.
j.

Memberi kepuasan bagi ibu


Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan
keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.

3. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui


a. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak
Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang
lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat
gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk
pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.
Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin
(untuk

memproduksi ASI)

dan

hormon

oksitosin (untuk

mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama


menyusui adalah zat besi, asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, vitamin D,
iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu
menyebabkan turunnya kualitas ASI.
Kebutuhan protein selama menyusui meningkat. Peningkatan
kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu. Sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani
seperti ikan, susu dan telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui

34

meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan


baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam
pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan
hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu
dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita
anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa
kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah
darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter.
Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah.
Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak
mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa
menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk
banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran
yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak).
Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena
digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung
kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi maka
ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena
cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI.
Sumber kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri,
kacang-kacangan, tahu dan sayuran hijau. Penyerapan kalsium

35

pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri


berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari.
Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu
penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati, sedangkan
vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium.
b. Minumlah air putih yang lebih banyak
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh
secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang
racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan
asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang
dikonsumsi ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml
lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui atau sebanyak 3.000 ml
atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk dapat
memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.
c. Batasi minum kopi
Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan
masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik
terhadap

bayi,

misalnya

bayi

sulit

tidur

dan

gangguan

metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan


karena metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein.
Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan
rendahnya pasokan ASI. Prinsip utama yang dianjurkan terkait
dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu menyusui adalah 1)

36

bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi
ketika periode menyusui; 2) bila ibu biasa minum kopi dianjurkan
agar mengurangi atau menghindari minum kopi ketika periode
menyusui
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di
Harvard University, konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak
lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3 cangkir kopi/hari. Hasil
penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester Minnoseta
USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300
mg/hari maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih
rendah daripada ibu menyusui yang tidak minum kafein. Oleh
karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu menyusui
menghindari minum kopi.
EVALUASI
1. Jelaskan nutrisi ibu menyusui!
2. Jelaskan keuntungan ibu memberikan ASI!
3. pesan gizi seimbang ibu menyusui

Daftar Pustaka
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Puspa Swara; 2000

37

BAB III
GIZI BAYI
Tujuan Umum

: Setelah

mengikuti

proses

belajar

peserta

didik

memahami pentingnya gizi bagi bayi.


Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1.

Menjelaskan gizi pada bayi

2.

Menjelaskan ASI pertama (kolustrum)

3.

Menjelaskan asi eksklusif

MATERI
1. Kelompok bayi
Menurut Soehardjo (1992), kelompok bayi umur 0-1 tahun, didalam
masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat adalah bayi.
Bayi yang dilahirkan dengan sehat pada umur 6 bulan akan mencapai
pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat badan pada
waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat zat gizi
yang sangat dibutuhkan ialah:
a) Protein dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
b) Calsium ( Cl ).
c) Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal
ini tidak begitu menjadi masalah.
d) Vitamin A & K yang harus diberikan sejak post natal.

38

e) Fe (zat besi) diperlukan karena di dalam proses kelahiran sebagian


Fe ikut terbuang.
Secara alamiah sebenarnya zatzat gizi tersebut sudah
terkandung didalam ASI. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan
lain sampai pada umur 6 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif, di
samping itu ASI juga mempunyai keunggulan yakni mengandung
immunoglobolin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi yang berasal
dari ibu.
Tabel. 1.Tabel peralihan asi ke makanan dan kebutuhan kalori
Umur Anak

PMT

Kebutuhan
kalori

0-6 bulan

ASI saja

300 Kalori

6-9 bulan

Makanan Halus

800 Kalori

9-12 bulan

Makanan Lembut

900 Kalori

12-18
bulan

Makanan Lunak

1100 Kalori

18-24
bulan

Makanan semi keras

1300 Kalori

24 bulan (2 Makanan
tahun)
disapih

dewasa

Sumber: (Soehadrjo, (1992)

39

dan

2. Gizi Bayi
a. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat
yang

tidak

digunakan

untuk

mempertahankan

kehidupan.

Pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan


energi.
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan. Proses
tersebut mencakup pengambilan dan pengelolaan zat padat, zat cair
makanan (proses pencernaan, transportasi dan eksresi) yang
diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya
organ tubuh dan menghasilkan energi.
Konsep-konsep baru yang ditemukan akhir-akhir ini dalam
lingkup ilmu gizi sebagai sains atau

pengetahuan adalah sebagai

berikut : pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi


terhadap perkembang otak dan perilaku, pengaruh gizi terhadap
kemampuan kerja dan produktivitas kerja, pengaruh gizi terhadap
daya tahan tubuh karena karena penyakit infeksi, dan faktor - faktor
gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan terhadap

40

penyakit degeneratif seperti: penyakit jantung, DM, hepatitis dan


kanker.
b. Pesan Gizi Seimbang untuk Bayi (0-6) bulan
1) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD adalah proses menyusu dimulai secepatnya dengan cara
segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga
kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai
menyusu awal selesai. (PP No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif).
Manfaat IMD :
(a) Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah
awal membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi.
(b) Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.
(c) Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat
antibodi dari kolostrum
(d) Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi
(e) Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan
2) Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan
Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama 6 bulan hanya
diberi ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi
dapat dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif
sampai dengan 6 bulan mengurangi tingkat kematian bayi yang
disebabkan berbagai penyakit (Diare dan Radang Paru) dan

41

mempercepat pemulihan bila sakit serta membantu menjalankan


kelahiran. Pemberian ASI Eksklusif adalah hak bayi yang sangat
terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga dan
lingkungan sekitar.
3) Berikan Makanan Pendamping ASI mulai Usia 6 Bulan
Selain ASI diteruskan harus memberikan makanan lain sebagai
pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6
sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama zat gizi
mikro sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan
optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia
anak, mulai dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai anak
menjadi terbiasa dengan makanan keluarga.
MP-ASI

disiapkan

keluarga

dengan

memperhatikan

keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi


mikro dari MP-ASI keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu
ditambahkan zat gizi mikro dalam bentuk bubuk tabur gizi
seperti taburia.
Berdasarkan

komposisi

bahan

makanan

MP-ASI

dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
a) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah 2)

42

b) MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk


hewani atau nabati dengan sayur atau buah.
MP-ASI yang baik apabila :
a) Padat energi, protein dan zat gizi mikro yang sudah kurang
pada ASI (Fe, Zinc, Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat)
b) Tidak

berbumbu

tajam,

menggunakan

gula,

garam,

penyedap rasa, pewarna dan pengawet secukupnya


c) Mudah ditelan dan disukai anak dan
d) Tersedia lokal dan harga terjangkau
3. ASI Pertama (Kolostrum)
ASI (Air susu ibu ) diproduksi secara alami oleh ibu dan sebagai
nutrisi dasar terlengkap untuk bayi selama beberapa bulan pertama
hidupn sang bayi. ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan dalam secara
terpisah.
a. Kolostrum
Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah
melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.
Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental dibandingkan
dengan cairan susu tahap berikutnya.

43

b. Tradisional milk (ASI Peralihan)


Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari)
dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi dan
kadar protein, mineral lebih rendah, serta mengandung lebih banyak
kalori dari pada kolostrum.
c. Mature milk (ASI matang)
Adalah ASI dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan
volume 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat
laktasi.
Kolusttum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
setelah melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.
Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental dibandingkan dengan
cairan susu tahap berikutnya.
a. Pengertian Kolustrum
Kolustrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang
keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah
kolustrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa atau
matur sekitar 3-14 hari. Kolostrum merupakan cairan yang pertama
kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari 1 sampai ke
3,mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah

44

puerperium. Komposisi dari kolustrum ini dari hari ke hari selalu


berubah.
Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin colostrum,
adalah jenis susu yang dihasilkan dan beberapa hari setelah kelahiran
bayi. Kolostrum manusia bewarna kekuningan dan kental. Kolostrum
penting bagi bayi karena banyak mengandung banyak gizi dan zat- zat
pertahanan tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat,
protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi ). Bayi
memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi
dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang
mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut
meconium. Hal ini membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah
merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran.Kolostruim adalah
cairan pra-susu yang dihasilkan dalam 24-36 jam pertama setelah
melahirkan (pasca- persalinan).
Kolostrum tidak bisa diproduksi secara sintesis. Menyusui atau
tidak menyusui kolostrum tetap ada. Setelah 24-36 jam pertama,
maka yang keluar adalah susu peralihan. Kolostrum mensuplai
berbagai faktor kekebalan ( faktor imun) dan faktor pertumbuhan
pendukung

kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang

sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan


kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Ada lebih dari 90 bahan bioaktif
alami dalam kolostrum. Komponen utamanya dikelompkan menjadi

45

dua yaitu faktor imun dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga


mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan asam amino yang
seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan
dan menjaga kesehatan tubuh.
b. Manfaat Kolostrum
Menyusui secara dini, teratur, sesering mungkin dan ekslusif
dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Manfaat bagi
ibu yaitu :
1) Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses
persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama
membuat rahim berkontarksi denagn cepat dan memperlambat
perdarahan

(hisapan

pada

puting

susu

merangsang

dikeluarkannya hormon eksitosin alami yang akan membantu


kontraksi rahim).
2) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat
badannya dari berat badan yang bertambah selama kehamilan.
3) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali
akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil ( kadar proklatin
yang akan menekan hormon FSH dan ovulasi)
4) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan
kasih sayangnya kepada buah hatinya.
5) Faktor Pertumbuhan

46

Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi


untuk :
a) Meningkatkan sistem metabolisme tubuh.
b) Memperbaikin sistem DNA dan RNA tubuh.
c) Mengaktifkan sel T.
d) Mencegah penuaan dini
e) Merangsang hormon pertumbuhan (HGH)
f) Membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit.
g) Menghindari Osteoporosis.
h) Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh.
i) Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam
amino dan vitamin A, B12, dan E.
Menurut Atikah dkk (2010) kolostrum mempunyai manfaat
utama diantaranya adalah sebagai berikut :
1)

Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan kompsisinya mirip


dengan nutrisi yang diterima bayi selama didalam rahim.

2)

Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari


hari pertama hidupnya.

3)

Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi


(perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang
ibu serbelumnya)

4)

Kolostrum mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan


dan membersihkan sistem pencerahan bayi dari mekonium.

47

5)

Kolostrum mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan


bayi kuning) sehingga bayi terhindar dari joundice.

6)

Kolostrum membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk


pencernaan.

7)

Meningkatkan kecerdasan bagi bayi, terdapat dua faktor penentu


kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

8)

Faktor genetik atau faktor bawaan sangat menetukan potensi


genetik bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak
dapat dimanipulasi atau direkayasa

9)

Faktor

lingkungan

merupakan

faktor

yang

menentukan

tercapainya faktor genetik secara optimal. Faktor ini mempunyai


banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.
Terdapat tiga jenis faktor khusus yang mendukung kecardasan
bayi atau anak, yaitu:
a) Pertumbuhan fisik otak (ASUH)
b) Perkembangan intelektual dan sosialisasi (ASAH)
c) Perkembangan emosional dan spritual (ASIH)
10) Meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi akan merasakan berada dalam dekapan ibu pada wakttu
menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, serta akan
merasakan rasa aman, dan tentram, terutama karena masih
mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak ia dalam
kandungannya.

48

c. Komposisi Kolostrum
Menurut

Roesli

(2008)

terdapat

beberapa

komposisi

kolostrum, antara lain :


1) Kolostrum cairan emas yang encer dan sering sekali berwartna
kuning atau dapat pula jenuh ini lebih menyerupai sel darah putih
untuk membunuh kuman penyakit.
2) Merupakan pencahar (pembersih usus bayi ) yang membersihkan
mekonium sehingga mukosa usus bayi baru lahir segera bersih
dan siap menerima ASI hal ini, menyebabkan bayi yang mendapat
ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses bewarna hitam.
3) Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada
ASI. Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan
mendapatkan sedikit kolostrum sudah mendapat protein yang
cukup banyak dan memenuhi kebutuhan bayi pada minggu
pertama. Pada minggu pertama bayi melakukan adaptasi. Sistem
pencernaan bayi belum dapat bekerja optimal, sedangkan
komposisi protein dalam susu formula tiga kali dari ASI. Keadaan
ini sangat merugikan bayi, karena protein dalam susu formula
adalah protein yang sulit dicerna dan akan menjadi beban dalam
sistem pencernaan dan peredaran darah.
4) Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap
melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.

49

Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan


dengan ASI matur.
5) Kandungan

hidrat

arang

dalam

kolostrum

lebih

rendah

dibandingkann ASI matur. Ini disebabkan oleh aktiviitas bayi pada


tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu banyak
memerlukan

kalori.

Total

kalori

dalam

kolostrum

hanya

58kal/100ml kolostrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama


bayi memerlukan 10- 30cc).
6) Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum
lebih tinggi dibandingkan susu matur. Pada susu formula
kandungan mineralnya jauh lebih tinggi, misalnya fosfor. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya rangsangan kejang.
7) Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lesotin
sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengelola kolesterol.
Kolesterol ini dalam tubuh bayi membangun enzim yang mencerna
kolesterol.
8) Adanya tripsin inhibitor yang mengakibatkan hidrolis protein
didalam usus bayi tidak sempurna. Hal ini sangat menguntuingkan
bayi karena dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang
masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan reaksin
alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yanng
meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus- menerus.

50

Hal ini mangharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada


ibunya untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering
mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah let
down reflex pada ibu untuk meransang pengeluaran kolostrum
lebih banyak.
9) Kadar laktosa dalam kolostrum dan ASI tidak jauh berbeda, tapi
bila dibandingkan susu formula sangat kecil dan kurang dari
separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa dalam kolostrum
berperan senbagi nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus
bayi, dan juga sebagai media pembiakan kuman dan memproduksi
vitamin yang sangat dibutuhkan bayi baru lahir sangat lemah dan
belum mampu menghasilkan vitamin.
10)Kandungan asam linoleat ASI enam kali lipat dari susu formula.
Asam linoleat penting sebagai faktor utama pembentukan sel saraf
otak. Oleh karena itu, ASI harus dib erikan dengan tepat dan benar
agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.
d. Tujuan Pemberian Kolustrum
Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan
tumbuh kembang jiwa maupun fisik bayi sebagai berikut :
1) Kolustrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap
infeksi terutama diare, karena mengandung antibodi.
2) Dalam tenggang waktu tiga sampai empat bulan ASI sudah cukup
untuk tumbuh kembang bayi dengan baik.

51

3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dantelah siap setiap


saat dalam keadaan steril dan mudah dicerna.
4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusi uteri.
5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai
waktu tiga bulan dam memperkecil kejadian keganasan payudara.
6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
jiwa bayi, sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia.
7) Kolustrum juga mengandung cukup banyak komponen yang
diperlukan bayi.
e.

Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI


pertama (kolustrum).
Beberapa

penelitian

menunjukkan

banyak

faktor

yang

menyebabkan seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam


pemberian kolustrum,antara lain :
1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI terutama kolustrum.
2) Faktor

kurangnya

pengetahuan

ibu

tentang

pemberian

kolustrum.
3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa
daerah yang mengharuskan kolustrum dibuang.
4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga
perlu ditambah susu formula.

52

5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI


pertama (kolustrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan
banyak sedikitnya produksi ASI pertama (kolustrum) karena
payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan
lemak dibandingkan yang kecil.
4. Asi Eksklusif
a. Pengertian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa
makanan tambahan dari cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, dan tanpa bantuan bahan makanan padat seperti
pisang pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan lain sebagainya . Menurut Roesli (2009), ASI eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susuformula,
jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makanan padat seperti
pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim, Sedangkan
menurut Sulistyawati (2009), menyatakan ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping ( termasuk
air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir, sampai
dengan usia 6 bulan.
b. Waktu dan cara pemberian ASI
Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu
selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi diperkenalkan dengan
makanan padat atau sering disebut dengan makanan pendamping ASI

53

(MP-ASI) dan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau
bahkan lebih. Pemberian ASI ada dua cara yaitu dengan cara langsung
(langsung menyusui) dan cara tidak langsung (ASI perah). Pemberian
ASI yang tidak secara langsung sebaiknya diberikan dengan sendok,
cangkir, agar bayi tetap berusaha menghisap dan mencegah terjadinya
bingung puting.
WHO dan UNICEF merekomendasiakan metode tiga langkah
untuk mencapai ASI eksklusif, menyusui segera setelah melahirkan,
tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi, dan yang
terahir menyusui sesering dan sebanyak yang diharapkan bayi.
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu
pemberian ASI eksklusif, rekomendasi terbaru UNICEF bersama
dengan World Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka
waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Profil Kementrian kesehatan RI (2011) menyatakan, prinsip
pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6
bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan. Manajemen menyusui yang baik perlu dilakukan
sehingga produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal
untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan, Selain
itu pemberian ASI ekslusif hingga enam bulan dapat melindungi bayi
dari resiko infeksi saluran pencernaan.

54

c. Jenis - jenis ASI


ASI yang dihasilkan secara alami sejak ibu melahirkan sampai
dengan selama ibu menyusui bayinya, ASI dibedakan dalam tiga jenis:
1) Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning keemasan dan
lebih menyerupai darah daipada susu karna mengandung
seldarah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kolustrum keluar pada hari pertama- hari ke-4/ ke-7.
2) Transitional milk (ASI peralihan)
ASI peralihan adalah ASI ibu yang dihasilkan setelah keluarnya
kolostrum. ASI peliharaan di keluarkan antara 8-20 hari, dimana
kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut dalam air lebih tinggi
sedangkan

kadar

protein,

mineral

lebih

rendah

serta

mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum.


3) Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan sekitar

hari ke-14

setelah melahirkan dengan volume kurang lebih lebih 300-850


ml/hari. ASI matang mengandung sekitar 90% air yang
diperlukan

untuk

memelihara

hidrasi

bayi,

dan

10%

karbohidrat, protein, dan lemak untuk perkembangan bayi.


Mature milk (ASI matang) memiliki dua tipe :

55

a) Foremilk
Jenis

ini

dihasilkan

pada

awal

mature

milk

yang

mengandung air, vitamin dan kadar lemak rendah (1-2


gr/dl), warnanya kelihatan lebih kebiruan
b) Hind-milk
Hind-milk mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat di
perlukan untuk pertambahan berat badan bayi. Hind-milk
berwarna lebih putih dari pada foremik karena kandungan
lemaknya 2-3 lebih tinggi.
d. Proses pengeluaran ASI
Saat bayi menghisap, beberapa hormon mulai bekerja sama untuk
memproduksi ASI. Berikut ini proses aliran ASI saat bayi menghisap
payudara:
1) Isapan bayi menstimulasi saraf yang ada di puting payudara
2) Saraf ini mengirim perintah kepada kelenjar pituitari yang ada di
otak ibu untuk memproduksi ASI
3) Kelenjar pituiteri merespon printah tersebut dengan melepaskan
hormon prolaktin dan oksitosin
4) Hormon prolaktin merangsang payudara untuk memproduksi ASI
5) Hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot kecil yang ada
di sekeliling saluran susu di payudara. Kontraksi ini memerah
saluran
6) susu dan mengeluarkan air susu ke gudang susu di bawah areola.

56

e. Hormon dalam proses pembentukan ASI


Hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah:
1) Human placental lactogen (HPL)
Saat kehamilan pertama plasenta mengeluarkan banyak HPL
yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting dan
areola, sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan payudara siap memproduksi air susu ibu.
2) Progesteron
Hormon progesteron dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
ukuran alveoli. Kadar progesteron dan estrogen menurun
sesaat setelah ibu melahirkan. Hal ini yang

dapat

menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran


3) Estrogen
Hormon ini dapat menstimulasi pembesaran saluran ASI.
Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan
tetap rendah untuk beberapa bulan selama ibu tetap
menyusui.
4) Prolaktin
Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli pada wanita
masa hamil.

57

5) Oksitosin
Setelah ibu melahirkan oksitosin mengencangkan otot halus
di sekitar alveoli untuk mengeluarkan ASI menuju salaluran
payudara.
f.

Komposisi ASI
ASI merupakan nutrisi bagi bayi yang paling utama. Komposisi ASI
yang telah diketahui diantaranya adalah:
1) Kolostrum
Kolostrum berwarna kekuningan yang di hasilkan oleh sel
alveoli payudara ibu, jumlahnya sedikit dan cairannya lebih
kental. Kolostrum akan disekresi pada hari pertama menyusui
sampai hari keempat atau biasanya sampai hari kelima.
Kolostrum kaya akan gizi seperti karbohidrat, protein,
antibodi, IgA dan sel darah putih. Manfaat lain dari kolostrum
adalah

membersihkan

alat

pencernaan

bayi

dengan

mempercepat pengeluaran feses hitam bayi (mekonium) dan


mempersiapkan alat pencernaan bayi untuk segera menerima
ASI. Komposisi kolustrum diantaranya adalah:
a) Kadar protein lebih tinggi sedangkan lemak dan kadar
karbohidratnya lebih rendah
b) Mengandung kadar mineral yang tinggi diantaranya
kalsium, fospor, magnesium, kalium, natrium, dan klor.
Kalium sangat berguna untuk gerakan pristaltik usus.

58

c) Kadar vitamin kolostrum yang larut dalam lemak sangat


tinggi dibandingkan ASI. Vitamin tersebut diantaranya
vitamin A,D,E,dan K sifatnya adalah . sebagai anti diare,
anti bakteri, anti virus, anti jamur, dan anti racun.
d) Kolosrtom mengandung zat kekebalan atau antibodi yang
sangat tinggi dan terdiri dari immunoglobulin (IgG, IgM,
IgE), laktoferrin dan lysozym.
2) Protein
Protein ASI mengandung protein khusus yang di rancang
untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI mengandung dua
macam protein utama yaitu whey dan casein. Protein dalam
ASI yang halus, lembut dan mudah dicerna disebut whey
sedangkan yang berbentuk kasar, bergumpal dan sulit dicerna
disebut casein. ASI lebih banyak mengandung protein whey
dan baik diberikan minimal 6 bulan pertama kehidupan.
Selain itu protein lainnya yang hanya terdapat pada ASI
adalah taurine, laktoferine, dan lisosyme. Taurine merupakan
protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan
kecerdasan bayi. Laktoferin berfungsi sebagai penghambat
perkembangan bakteri jahat seperti staphylococcus dan jamur
candida.

Lizozim

berfungsi

menghancurkan

berbahaya dan keseimbangan bakteri dalam usus .

59

bakteri

3) Lemak
Kalori (energi) dalam ASI lebih mudah dicerna karena sudah
dalam bentuk emulsi. ASI mengandung kolestrol lebih tinggi
dari susu formula yang berfungsi untk mempercepat
pertumbuhan otak, selain itu kolestrol ASI berfungsi sebagai
pembentukan enzim untuk memetabolisme kolestrol di
kemdian hari sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit
jantung dan alteriosclerosis pada usia muda.
4) Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama pada ASI, yang berfungsi
sebagai sumber energi, meningkatkan absorsi kalsium dan
merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus
5) Vitamin A
Dalam ASI mengandung vitamin A sekitar 200 IU/dl
6) Zat besi
Zat besi dalam ASI berfungsi untuk mencegah terjadinya
kekurangan zat besi pada bayi (anemia)
7) Lactobacillus
Lactobacillus

sangat

bermanfaat

dalam

menghambat

pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang


sering menyebabkan terjadinya diare pada bayi

60

g. Manfaat ASI
Menurut roesli (2009), manfaan ASI eksklusif ada 2 yaitu
manfaat untuk bayi dan manfaat untuk ibu.
1) Manfaat untuk bayi
a) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan kebutuhan dan
pertumbuhan bayi.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang baru lahir secara alamiah dapat imunglobulin
(zat kekebalan tubuh) dari ibunya mulai ari-ari. Namun,
kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat kekebalan zat
cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada
waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat zat
kekebalan

bawaan

menurun,

sedangkan

yang

di

bentukoleh badan bayi belum mencukupi maka akan


terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi.
c) ASI meningkatkan kecerdasan
Memberikan bayi secara eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karna selai sebagai
nutrient yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta di

61

sesuaikan dengan kebutuhan bayi, asi juga mengandung


nutrient nutrient khusus yang di perlukan otak bayi agar
tumbuh optimal. Nutrien nutrient khusus tersebut tidak
terdapat pada susu sapi.
d) ASI meningkatkan jalinan kasih
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga
akan merasa aman dan tentaram, terutama karena masih
dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal
sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan di
sayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan
emosi bayi dengan membentuk kepribadian yang percaya
diri dan dasar spiritual yang baik.
2) Manfaat untuk ibu
a) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka
kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan
(post partum) akan berkurang. Karna pada ibu menyusui
terjadi peningkatan kadar oksitsin yang berguna juga
untuk konstriksi/penutupan pembulu darah sehingga
perdarahan akan lebih cepat berhenti.

62

b) Mengurangi terjadinya anemia


Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah
atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui
mengurangi perdarahan.
c) Sebagai kontrasepsi
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, dan
cukup berhasil. Selama ibu memberi asi eksklusif dan
belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama
setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi
berusia 12 bulan.
d) Mengembalikan ukuran rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
e) Sebagai diet
Menyusui

memerlukan

energi

maka

tubuh

akan

mengembalinya dari lemak yang tertimbun selama hamil.


f) Mengurangi resiko terjadi kanker payudara
Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan
menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, di duga
angka terjadi kanker payudara akan berkurang sampai
sekitar 25%.

63

g) Ekonomis
Dengan member ASI berarti menghemat pengeluaran
untuk

susu

formula,

perlengkapan

menyusui,

dan

persiapan membuat minum susu formula.


h) Hemat waktu
ASI dapat segera di berikan pada bayi tanpa harus
menyiapkan dan memasak air, juga tanpa harus mencuci
botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.
i) Portable dan praktis
Air susu ibu dapat di berikan dimana saja dan kapan saja
dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu
yang selalu tepat.
j) Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang
mendalam.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
Faktor internal
1) Kurang informasi/ pengetahuan ibu
Akibat kurangnya informasi, ibu beranggapan susu formula sama
baiknya dengan ASI . Pengetahuan merupakan hasil tahu dan
terjadi

setelah

orang

tersebut

64

mengadakan

penginderaan

(penglihatan,

pendengaran,

penciuman,

rasa

dan

raba).

Penginderaan ( melihat, mendengar, mencium, rasa dan raba)


sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh
persepsi terhadap objek. Pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, dimana pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Objek kesehatan
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri.
2) Pendidikan ibu
Pendidikan

merupakan

aspek

status

sosial

yang

sangat

berhubungan dengan status kesehatan karna pendidikan penting


untuk membentuk pengetahuan dan pola prilaku seseorang
contohnya tentang ASI eksklusif.
3) Pekerjaan ibu
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karna
waktu ibu bekerja bayi dapat diberikan ASI yang di perah sehari
sebelumnya. Tingkat pekerjaan dan penghasilan ibu mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap gaya hidup dan kelas sosial
suatu keluarga.
4) Psikologis ibu
Persiapan psikologis ibu sangat

menentukan

keberhasilan

menyusui, ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu


memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASInya

65

berkurang.

Keadaan stess, khwatir dan ketidak bahagiaan ibu

pada priode menyusui sangat berperan dalam menyukseskan


pemberian ASI eksklusif.
5) Fisik ibu/penyakit ibu
Penyakit ibu sering kali menjadi kendala dalam menyusui seperti
penyakit kronik maupun akut yang mengancam kesehatan bayi,
maupun

ibu

seperti

HIV/AIDS,

hepatitis,

dan

ibu

yang

mengkonsumsi obat-obatan seperi obat tubercolosa dll. Selain itu


ada juga masalah ibu saat menyusui seperti, payudara bengkak,
putting lecet, dan putting mendelep .
Faktor Eksternal
a. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangat penting untuk motivasi ibu. Apabila
keluarga tidak mendukung dengan alasan repot, dan ibu bekerja,
ibu akan merasa tidak semangat dalam memberikan ASI. Apabila
ibu sudah tidak memberikan ASI pada bayi maka otak akan
memerintahkan hormonnya untuk mengurangi produksi ASI.
b. Sosial budaya
Lingkungan tempat tinggal mempunyai pengaruh pada ibu saat
menyusui, sosial budaya dapat mempengaruhi manusia dalam
menerima informasi.

66

c. Promosi susu formula


Pemberian susu formula berarti memberikan bayi susu formula
dengan menggunakan botol. Susu formula adalah susu sapi yang
telah diproses agar lebih mudah dicerna oleh bayi yang baru
lahir.susu formula khusus diberikan untuk bayi yang tidak
memproleh ASI atau sebagai tambahan ASI. Umumnya susu
formula untuk bayi yang beredar dipasaran berasal dari susu sapi.
Contoh susu formula yang banyak beredar di pasaran:
1) Susu formula adaptasi: susu formula ini sudah disesuaikan
dengan kadar ASI atau takaran komposisi ASI
2) Susu formula formula awal lengkap: biasanya diberikan pada
bayi baru lahir karna banyak mengandung kadar protein yang
tinggi
3) Susu hipoalergik:diberika pada bayi yang dalam keluarga
mempunyai riwayat alergi susu sapi
4) Susu soya: susu formula ini diberikan pada bayi yang alergi
protein susu sapi
5) Susu rendah laktosa : adalah susu sapi yang bebasdari
kandungan laktosa(low lactose atau free lactose), susu formula
ini akan menambahkan kandungan gula jagung sebagai
gantinya.
6) Susu formula lanjutan: ditujukan pada bayi6 bulan keatas

67

7) susu formula khusus: ditujukan pada bayi yangyang memiliki


masalah dengan saluran pencernaannya.

EVALUASI
1. Jelaskan kebutuhan gizi pada bayi!
2. Jelaskan mengenai kolustrum!
3. Jelaskan yang dimaksud ASI eksklusif!

68

Daftar Pustaka
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004
Chandra, B. 2012. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta. 2012. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta 2011.
Yogyakarta:http:dinkes.jogjaprov.go.id.
Friedman, M.M et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC
Khadir N.A, 2014. Menelusuri Akar Masalah Rendahnya Persentase
Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. http://www.uin-alauddin.ac.id.
(Di akses 14 november 2014)
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014
Kristiyanasari,W. 2009. ASI,Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika.
Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan:Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005. Kesehatan mental:konsep dan perapannya edisi 4.
Malang: Universitas Muhamadiyah Malang

Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta:Trubus Agriwidya IKAPI


. 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif. Jakarta:Pustaka
Bunda
Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
Kanisius
Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Syafrudin & Karningsih. 2011. Penyuluhan KIA(Kesehatan ibu dan anak).
Jakarta Timur:CV.Trans Info Media

69

Sulistyawati, A.2009.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.
Yogyakarta:C.V Andi
Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta: Keyword
Widuri, H. 2013. Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Wiji, NR. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta:Nuha Medika
Yumastuti, (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

70

BAB IV
GIZI BALITA
Tujuan Umum

: Setelah

mengikuti

proses

belajar

peserta

didik

memahami pentingnya gizi bagi balita.


Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1. Menjelaskan komponen komponen dalam gizi balita
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi
balita
3. Menjelaskan angka kecukupan gizi balita
4. Menjelaskan gangguan gizi pada balita
5. Menjelaskan akibat malnutrisi pada balita

MATERI
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Rentang usia
balita ddimulai daru satu sampai dengan lima tahun, atau bisa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.

71

b. Kelompok anak balita


Menurut Soehardjo (1992) balita adalah anak yang termasuk
dalam golongan 1 5 tahun atau 12 59 bulan. Pada masa balita ini
adalah

masa

pertumbuhan

dan

perkembangan

yang

cepat.

Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik akibat


bercepat gandanya sel untuk mengetahui keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang paling baik dapat dilihat dari status gizi.
Balita rawan gizi disebabkan, antara lain:
1) Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa.
2) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibu sudah
bekerja penuh, sehingga perhatian ibu kurang.
3) Anak balita sudah mulai main tanah dan sudah dapat main di luar
rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan kotor
dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai
macam penyakit.
4) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam
memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu
memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah
dapat makan sendiri.
Kebutuhan zat gizi balita berdasarkan angka kecukupan gizi rata-rata
per hari

72

Gol umur

BB

TB

Energi

Protein

Lemak

1-3 tahun

12

90

1000

25

28

4-5 tahun

17

110

1550

39

39

Sumber :Widya Karya pangan dan gizi, 2005


4. Gizi Balita
a. Komponen-komponen dalam Gizi Balita
Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat-zat gizi
penting yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi makanan
bayi dan balita antara lain sebagai berikut :
1) Energi
Banyak dibutuhkan dalam jumlah relatif besar oleh balita
dibandingkan dengan orang dewasa karena digunakan untuk
mendukung pertumbuhan yang pesat. Pada tahun - tahun
pertama, kebutuhan energi mencapai 100 sampai dengan 200
kkal/kgBB

(kilokalori/kilogram

berat

badan)

Tiga

tahun

berikutnya, kebutuhan energi berkurang sebanyak 10 kkal/kg BB


2) Protein
Merupakan sumber asam amino esensial, diperlukan sebagai zat
pembangun

yang

digunakan

untuk

pertumbuhan

dan

pembentukan protein dalam serum, enzim, hormon dan antibodi,


protein

juga

untuk

proses

regerasi

sel,

memelihara

keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai cadangan sumber


energi.

73

3) Lemak
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar
energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan

protein dalam

jumlah yang sama. Lemak tubuh pada umumnya disimpan


sebagai berikut 50% di jaringan bawah kulit (subkutan), 45% di
sekeliling organ dalam rongga perut, dan 55 % di jaringan
intranuskuler Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting

karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia harganya relatif murah.


Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan melalui
proses fotosintesis klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat sederhana glukosa di
samping itu dihasilkan O2 yang lepas di udara.
4)

Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk di
dalam tubuh, vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan dalam pemeliharaan tubuh,
pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bahan dari enzim.
vitamin meliputi vitamin - vitamin larut lemak dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak A,D,E,K mempunyai peranan falit

74

tertentu di dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut air


adalah vitamin C1B1B2 niosin, biotin, asam pentotinot, B6, Volat,
Vitamin B 12.
b. Status Gizi balita
Status Gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan fisik yang
diakibatkan oleh adanya keseimbangan pemasukan gizi di suatu
pihak, serta pengeluaran oleh organisme di lain pihak yang terlihat,
melalui variabel-variabel tertentu yaitu melalui suatu indikator status
gizi, asupan zat gizi mempengaruhi status gizi seseorang, selain
asupan zat gizi infeksi juga mempengaruhi status gizi. Masalah kurang
asupan zat gizi dan adanya penyakit infeksi yang biasanya menjadi
penyebab.
Status gizi seseorang secara langsung dipengaruhi oleb asupan
(Intake) makanan dan infeksi penyakit. Faktor intake makanan dapat
diukur jumlah serta mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan
dan langkah-langkah menentukan status gizi dengan antropometri
sebagai berikut :
1) Melaksanakan. pengukuran (berat badan, panjang badan/tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, tebal lipat
kulit)
2) Menentukan status gizi dengan:
a) Menggunakan standar / baku dan klasifikasi (pada bayi dan
anak sampai usia, tertentu)

75

b) Menggunakan rumus tertentu prinsip yang digunakan untuk


mengadakan pengukuran adalah dengan cara, yang paling
sederhana, paling cepat, paling mudah dengan hasil yang
maksimal. Biasanya dengan mengukur:
(1) Masa, tubuh berat badan
Linier tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan
lingkar dada.
(2) Komposisi tubuh dan cadangan kalori serta, protein lemak
subkutan dan otot.
c) Tergantung umur (Age dependent)
Pengukuran status gizi menurut umur ada 3 yaitu
(1) Berat badan terhadap umur (BB/U)
Berdasarkan berat badan karakteristik ini, maka indeks
berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai
salah satu cara.
Berat

badan

adalah

salah

satu

parameter

yang

memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh saat


sensitif terhadap pembahan perubahan yang mendadak,
misalnya karena, terserang penyakit infeksi, menurunnya
nafsu makan atau jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat
badan adalah parameter yang sangat labil.
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik
dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi

76

terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti


pertumbuhan

umum.

Sebaliknya

dalam.

keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat


badan, yaitu dapat berkembang cepat atau, lebih lambat
dari keadaan normal.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka
indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang
saat ini (carrent nutritional status). Kelebihan indeks BB/U
antara, lain: lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh
masyarakat umum, baik mengukur status gizi akut dan
kronis, saat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil
dan

dapat

mendeteksi

kegemukan

(over

weight).

Kekurangan pada BB/U adalah dapat mengakibatkan


interpretasi status gizi yang keliru bila, terjadi oedema,
dan asites serta memerlukan data umum yang akurat
Supariasa (2002).
(2) Tinggi badan terhadap umur (TB/U).
Tinggi

badan

merupakan

antropometri

yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada


keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam
waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap

77

tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.


Berdasarkan

karakteristik

tersebut

tinggi

badan

menggambarkan status gizi masa latu dan lebih erat


kaitannya dengan status sosial ekonomi. Kelebihan indeks
TB/U yaitu untuk menilai status gizi masa lampau dan
ukuran panjang dan dapat di buat sendiri, murah dan
mudah dibawa. Kekurangannya yaitu tinggi badan tidak
cepat naik, pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak
harus berdiri tegak dan ketepatan umur sulit di dapat.
(3) Lingkar lengan atas terhadap umur (LLA/U).
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit.
Lingkaran lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U
maupun

BB/PB.

Lingkar

lengan

atas

merupakan

parameter antropornetri yang sangat sederhana dan


mudah dilakukan. Lingkar lengan atas merupakan indeks
status gizi saat ini. Kelebihan LLA/U yaitu indikator yang
baik untuk menilai KEP berat. Alat ukur murah, sangat
ringan dan dapat dibuat sendiri. Kelemahannya yaitu
hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
badan sulit digunakan untuk melihat perturmbuhan anak
terutama anak usia 2-5 tahun yang pembahannya tidak
nampak nyata.

78

d) Tidak tergantung umur


Menentukan status gizi yang tidak berdasarkan umur dibagi
menjadi 3 yaitu: Berat badan memiliki hubungan linier dengan
tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat
badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan
keeepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang
baik untuik menilai status gizi saat ini dan indeks yang
independen terhadap umur. Kelebihan indeks

BB/TB yaitu

tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi


badan. Kekurangannya tidak memberikan gambaran, apakah
anak tersebut pendek cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi
badan

menurut

umurnya,

karena

faktor

umur

tidak

dipertimbangkan, dalam praktek sering mengalami kesulitan


dalam melakukan pengukuran TB pada kelompok balita,
membutuhkan 2 macam alat ukur, pengukuran relatif.
c. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Status gizi anak batita secara langsung maupun tidak langsung
dapat dipengaruhi oleh lingkungan, dimana batita tersebut tumbuh
dan berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi di antaranya :
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu. Pengetahuan ibu anak batita
dapat

mempengaruhi

status

gizi

anak

batita.

Pengetahuan

melambangkan sejauh mana dasar-dasar yang digunakan seorang ibu

79

untuk merawat anak batita sejak dalam kandungan, pelayanan


kesehatan, persediaan makanan di rumah.
Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi balita baik dari faktor internal maupun
eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan seseorang akan berkaitan erat dengan
wawasan pengetahuan mengenai sumber gizi dan jenis makanan
yang baik untuk konsumsi keluarga. Ibu rumah tangga yang
berpendidikan tinggi akan cenderung memilih makanan yang
lengkap baik dalam mutu dan jumlahnya, dibandingkan dengan
ibu yang pendidikannya lebih rendah.
2) Pengetahuan ibu tentang gizi
Menurut Suharjo dalam Adriani dan Wirjatmadi (2014) jika
tingkat pengetahuan gizi ibu baik, maka diharapkan status gizi ibu
dan balitanya baik; sebab gangguan gizi adalah karena kurangnya
pengetahuan tentang gizi. Ibu yang cukup pengetahuan gizi akan
memperhatikan kebutuhan gizi yang dibutuhkan anaknya supaya
dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. Ibu akan
berusaha memiliki bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan
anaknya.
Pengetahuan orang tua terutama ibu, tentang gizi sangat
berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang diperoleh oleh

80

balita. Pengetahuan tentang gizi yang penting diketahui oleh ibu


adalah berkaitan dengan kandungan makanan, cara pengolahan
makanan, kebersihan makanan dan lain-lain. Orang tua perlu
memahami pengetahuan tentang gizi, terutama yang berkaitan
dengan zat-zat yang dikandung dalam makanan, cara mengolah
makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian makan
dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu
atau orangtua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas
makanan Acbzs.
3) Pendapatan keluarga
Faktor ekonomi merupakan akar masalah terjadinya gizi
kurang. Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan
makanan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dari keluarga.
Keluarga yang mempunyai pendapatan relatif rendah sulit
mencukupi kebutuhan makanannya. Keadaan seperti ini biasanya
terjadi pada anak balita dari keluarga berpenghasilan rendah.
Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan makanan juga
tergantung dari bahan makanan. Bahan makanan yang harganya
mahal biasanya jarang dan bahkan tidak ada.
4) Pekerjaan ibu
Status ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari pekerjaan
yang dilakukan oleh kepala rumah tangga maupun anggota rumah
tangga yang lain. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kepala

81

rumah tangga dan anggota keluarga lain akan menentukan


seberapa besar sumbangan mereka terhadap keuangan rumah
tangga yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti hubungan antara konsumsi pangan
dan status ekonomi rumah tangga serta status gizi masyarakat
5) Jumlah anggota keluarga
Kasus balita gizi kurang banyak ditemukan pada keluarga
dengan jumlah anggota keluarga yang besar dibandingkan dengan
keluarga kecil. Keluarga dengan jumlah anak yang banyak dan
jarak kelahiran yang sangat dekat akan menimbulkan lebih
banyak masalah, yakni pendapatan keluarga yang pas-pasan;
sedangkan anak banyak maka pemerataan dan kecukupan
makanan di dalam keluarga sulit dipenuhi. Anak yang lebih kecil
akan mendapat jatah makanan yang lebih sedikit, karena
makanan lebih banyak diberikan kepada mereka yang lebih besar,
sehingga menjadi kurang gizi dan rawan terkena penyakit
6) Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak
mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah potein dan
kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan
muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakitpenyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,

82

infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan,


malaria kronis, cacingan,
Diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan merupakan
penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi. Kematian awal
di negara berkembang banyak disebabkan oleh penyakit infeksi.
7) Asupan nutrisi
Asupan nutrisi sangat berkaitan dengan asupan kalori dan
asupan protein. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu. Gangguan
asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering
yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak
yang tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangan ini
bersifat menahun (kronis), artinya sedikit demi sedikit, tetapi
dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi keadaan
stunting. Stunting, yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan
tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak
kurus.
d. Kebutuhan Gizi Balita
Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh
makanan yang dimakan sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi
oleh umur, jenis kelamin, kegiatan, dan suhu lingkungan udara panas.
Kebutuhan gizi seorang adalah jumlah yang diperkirakan
cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis

83

besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas,


berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan
pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status
gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang
anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari:
1) Energi
Angka kecukupan energi (AKG, 2004) balita usia 1-3 tahun dan
4-4 tahun secara bertutut-turut adalah 1000 kkal dan 1550 kkal.
Kebutuhan energi balita secara perorangan didasarkan energi
untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan aktivitas.
Rata-rata kebutuhan energi untuk pertumbuhan setelah usia 12
bulan rendah, kurang lebih 5 kkal/g penambahan jaringan.
Kebutuhan energi balita dengan umur, gender, dan ukuran tubuh
yang sama bervariasi.
2) Protein
Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein
dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Protein digunakan setelah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi
pasokannya di dalam tubuh. Sumber protein dapat diperoleh dari
ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain-lain.

84

3) Lemak
Merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi balita. Lemak memberi cita rasa yang gurih, rasa
kenyang, dan kelezatan makanan. Sumber makanan yang berasal
dari lemak makanan. Sumber makanan yang berasal dari lemak
seperti daging, mentega, mayones, keju dan susu.
4) Vitamin dan mineral.
Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air
(vitamin A, D, E dan K).
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan,
berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai
kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim
Berdasarkan Angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan
dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun
1998, umur dikelompokkan menjadi 1-3 tahun, 4-6 tahun, dengan
catatan pengelompokan diatas tidak membedakan jenis kelamin.

85

T
Kelompok
a
Umur
k
1-3 Tahun
a
r
a
n

Bentuk Makanan

Frekuensi
Makan

Makanan Keluarga
1-1

3 kali sehari
Piring

nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu

4-6 Tahun

1-2 piring nasi/pengganti

3 kali sehari

2-3 potong lauk hewani


1-3 potong lauk nabati
1-1 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2 gelas susu
sumber : Depkes RI, 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat
Bagi Balita
e. Angka Kecukupan Gizi Balita
Angka kecukupan energi balita berasal

dari rata-rata

kebutuhan energi balita sehat yang tumbuh secara memuaskan.


Sedangkan angka kecukupan zat-zat gizi didasarkan atas beberapa
hasil penelitian, terutama yang dikembangkan dari kebutuhan bayi dan
orang dewasa. Perbedaan kecukupan zat gizi antar kelompok balita
cukup besar, sehingga Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
untuk balita dibagi menjadi dua kelompok yaitu anak usia 1-3 tahun

86

dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan tinggi badan 90 cm, anak usia
4-5 tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg dan tinggi badan 110
cm.
Tabel Angka Kecukupan Gizi Balita
Zat Gizi

Usia
1-3 Tahun

4-5 Tahun

Energi (kkal)

1000

1550

Protein (gram)

25

39

Vitamin A (RE)

400

450

Vitamin D (g)

Vitamin E (mg)

Vitamin K ()

15

20

Tiamin (mg)

0,5

0,6

Riboflavin (mg)

0,5

0,6

Niacin (mg)

Asam Folat (g)

150

200

Piridoksin (mg)

0,5

0,6

Vitamin B12 ()

0,9

1,2

Vitamin C (mg)

40

45

Kalsium (mg)

500

500

Fosfor (mg)

400

400

Magnesium (mg)

60

90

Besi (mg)

Yodium ()

120

120

Seng (mg)

8,3

10,3

Selenium ()

17

20

Mangan )mg)

1,2

1,5

Flour (mg)

0,6

0,9

87

Jumlah bahan makanan rata-rata sehari balita usia 1-5 tahun


berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) balita dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Tabel 2.4 Jumlah bahan makanan rata-rata sehari balita usia 1-5 tahun
Anjuran Makanan

Usia
1-3 Tahun

1-5 Tahun

Nasi

3 p**)

4p

Ikan

1p

2p

Tempe

1p

1p

Sayur

1p

2p

Buah

2p

3p

Susu

1p

1p

Minyak

2p

4p

Gula Pasir

2p

2p

*) berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2004


**) Penukar
Sumber : Widia Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
f.

Aplikasi Kecukupan Gizi Balita


Menurut Almatsier (2004), gizi seimbang adalah pola menu
seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu empat sehat lima sempurna
digali dari pola menu yang pada umumnya sejak dahulu dikenal seluruh

88

masyarakat diseluruh tanah air. Pada umumnya menu di Inndonesia


terdiri dari makanan sebagai berikut :
1) Makanan pokok unuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi
jalar, singkong,talas, sagu serta hasil olah seperti bihun, macaroni
dan sebagainya
2) Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang
pada umumnya mempunyai rasa netral, lebih terasa enak yang
meliputi lauk hewani (daging, ayam, ikan, kerang, telur dan
sebagainya), dan nabati(kacang-kacangan dan hasil olah seperti
kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, tahu, tempe, dan
oncom)
3) Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan
makan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah :
sayur

daun-daunan,

umbi-umbian,

kacang-kacangan

dan

sebagainya.
4) Buah-buahan, diberi minum susu.
g. Gangguan Gizi pada Balita
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya
gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai
penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi
dan anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya
jumlah zat gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan
tubuh mereka. Sebagai penyebab faktor secara tidak langsung

89

mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita antara


lain sebagai berikut.
1) Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan.
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat
keluarga yang berpenghasilan cukup namun makanan yang
dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan
gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan
kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif
baik (cukup). Keadaan ini menunjukan bahwa ketidaktahuan
akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya
makanan anak balita. Menurut Santoso (1999), masalah gizi
karena kurang pengetahuan dan keterampilan di bidang
memasak menurunkan konsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman

jenis

masakan

yang

mempengaruhi

kejiwaan

misalnya kebosanan.
2) Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi
tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara
terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan
makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat
menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti ganjer, daun

90

turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan
protein di beberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang
dapat menurunkan harkat keluarga.
3) Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan
makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah
pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,
ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis (sikap seseorang atau
karakteristik seseorang yang cenderung tertutup) turun temurun,
padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadangkadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua
beranggap ikan, telur ayam, dan jenis makanan protein lainnya
memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena
diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara perbuatan
ini akan memperburuk gizi anak.
4) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagai faddisme (kesukaan yang berlebihan
terhadap suatu jenis makanan) akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

91

5) Jarak kelahiran yang terlalu rapat.


Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak
anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang
hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya
tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang di bawah usia dua
tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih
saying, jika dalam masa dua tahun itu ibunya sudah hamil lagi,
maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang. Akan tetapi air susu ibu (ASI) yang masih sangat
dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik

untuk

menerima makanan penggati ASI, dengan mutu gizi makanan


sangat rendah, serta penghentian pemberian ASI karena produksi
ASI berhenti, akan menyebabkan anak menderita gizi buruk.
Kejadian ini apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Di samping memperbaiki
gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran
dan kehamilan.

92

6) Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan
keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk
keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
7) Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan
tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah
protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah
diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk
rejan, malaria kronis, cacingan.
8) Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi.
2) Nafsu makan anak teganggu sehingga tidak mau makan.
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan
sari makanan dalam usus terganggu.
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi
yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan
pertumbuhan

energi
dan

dan

protein

perkembangan

93

mengatkibatkan
balita

terganggu.

Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak


kurus kering yang disebut dengan wasting, yaitu berat
badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika
kekurangan ini bersifat menahun (kronik), artinya sedikit
demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka
akan terjadi keadaan stunting. Stunting, yaitu anak menjadi
pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya
walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
h. Akibat Malnutrisi pada Balita
1) Kekurangan Energi Protein
Kurang Energi Potein (KEP) merupakan salah satu masalah
defisiensi gizi yang penting baik di Indonesia maupun banyak
negara berkembang lainnnya. KEP adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari dan atau akibat gangguan penyakit
tertentu (diare atau penyakit infeksi lainnya) dalam waktu yang
cukup lama. Bayi sampai anak berusia 5 tahun (balita) serta ibu
hamil dan menyusui merupakan kelompok penduduk yang rawan
kurang energi protein. Namun KEP lebih benyak terjadi pada anak
balita.

94

1) Penyebab Terjadinya KEP


Penyebab langsung terjadinya kekurangan energi
protein adalah konsumsi energi dan protein yang kurang
dalam waktu yang lama.

ini sangat erat kaitannya dengan

keadaan ekonomi, tingkat kesehatan, penyakit infeksi, sanitasi


lingkungan, pola konsumsi makanan dan pola distribusi makan
antar anggota keluarga. Kesalahan memberi makanan pada
bayi mempunyai pengaruh juga pada kasus Kurang Energi
protein (KEP) pada awal kehidupan balita .
Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan,
rentan

terhadap

penyakit

infeksi

dan

mengakibatkan

rendahnya tingkat kecerdasan. Penyebab tak langsung dari


KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit
degan Causa Multifaktorial Manifestasi Klinik. Bukti klinik
malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis atau
iritabilitas. Bila terus maju mengakibatkan pertumbuhan tidak
cukup,

kurang

stamina,

kehilangan

jaringan

muskuler,

bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan oedema atau


pembengkakan.
2) Tanda dan gejala Kurang Energi Protein
(a) Marasmus
a. Tampak sangat kurus, tulang terbungkus kulit

95

b. Monkey face, yaitu wajah seperti orangtua


c. Otot menyusut dan lembek
d. Cengeng dan rewel
e. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit
sampai tidak ada
f.

Perut cekung

g. Tekanan

darah,

detak

jantung,

dan

pernafasan

berkurang
h. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang) diare kronik atau konstipasi
(b) Kwashiorkor
a. Terjadi Oedema umumnya pada seluruh tubuh
terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
b. Moon face, yaitu wajah membulat dan sembab
c. Otot menyudut dan lembek (hipotrofi), lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
d. Perubahan status mental, cengeng dan rewel, kadang
apatis
e. Anoreksia
(c) Pembesaran hati
a. Rambut tipis, kusam dan kemerahan seperti warna
rambut

jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit atau

rontok

96

b. Crazy pavement dermatosis, yaitu kelainan kulit berupa


bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas
c. Pandangan mata sayup
d. Sering disertai penyakit infeksi akut, anemia dan diare
(d) Marasmus Kwashiorkor
Merupakan

campuran

dari

beberapa

gejala

klinis

marasmus dan kwashiorkor. Anak ini menderita oedema,


tetapi otot sudah hampir tidak terlihat lagi maka berat
badan pun amat ringan. Berat badan selalu di bawah
standar. Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka
sedikit sembab, rambut tipis kemerahan, kulit pecah
menelupas, dan terlihat sengsara.
2) Gizi Buruk
Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani,
amat berisiko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga akan
menyebabkan meningkatnya angka kematian. Angka kematian
mejadi salah satu indikator derajat kesehatan. Anak yang pernah
menderita gizi buruk sult mengejar pertumbuhan sesuai umurnya.

97

EVALUASI
1. Jelaskan komponen komponen dalam gizi balita!
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita!
3. Jelaskan angka kecukupan gizi balita!
4. Jelaskan gangguan gizi pada balita!
5. Jelaskan akibat malnutrisi pada balita!

98

Daftar Pustaka
Adriani, M., Wirjatmadi, B. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita Peran Mikro Zinc
pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Prenada Media Group.
Adriani, Wirjatmadi. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:
Kencana
Almatsier, (2004). Penentuan Diet Instalasi Gizi. Perjan RS
Ciptomangunkusumo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dr

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004


Aritonang, (2004). Krisis Ekonomi Aku Masalah Gizi. Yogyakarta: Media
Perssido
Arjadmo, (2003). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nelson, (1999). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Prawirahartono, (1996). Tumbuh Kembang Anak Materi Pelatihan Deteksi
Dini Penyimpangan dan Pemantauan Tumbuh Kembang.
Yogyakarta: RSUD Dr Sardjito
Proverawati, atikah. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Soediaoetama, (1999). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Penerbit Dian Rakyat
Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
Kanisius
Soekirman, (2000). Ilmu Gizi Bagi Profesi Gizi Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat
Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

99

BAB V
GIZI ANAK
Tujuan Umum

: Setelah smengikuti proses belajar peserta didik


memahami pentingnya gizi bagi anak.

Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:

1.

Menjelaskan penilaian status gizi anak

2.

Menjelaskan masalah gizi pada anak

3.

Menjelaskan dinamika makanan jajanan pada anak

4.

Menjelaskan pemilihan makanan sehat pada anak

MATERI
1. Gizi Anak
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kebutuhan gizi berdasarkan umur berbeda-beda hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran tubuh dan jenis
pekerjaan. Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja
boleh dikatakan sebagai periode laten, karena pertumbuhan fisik

100

berlangsung tidak secepat ketika masih berstatus bayi. Pertambahan


anak usia prasekolah berkisar antara 0,7-2,3 kg dan tinggi 0,9-1,2
cm/tahun sehingga menyebabkan tubuh mereka tampak kurus. Berat
pada usia 7-10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm
setiap tahun. Menjelang puber pertambahan berat dapat mencapai 44,5kg setahun.
2. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan seimbang antara asupan gizi dan
kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi.
Gizi seimbang bila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan zat gizi disebut
gizi baik. Sedangkan gizi tidak seimbang bila asupan zat gizi tidak sesuai
dengan kebutuhan zat gizi (kurang atau melebihi) disebut asupan
kurang gizi atau lebih.
Menurut Almatsier, Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara
status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Menurut Supariasa dkk (2009) Status Gizi adalah ekspresi dari
keadaan

keseimbangan

dalam

bentuk

variabel

tertentu,

atau

perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.


Status gizi dapat dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor
tidak langsung. Faktor langsung diantaranya : asupan makanan , dan
infeksi, sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi
diantaranya: ketahanan pangan, pola pemberian makan, sanitasi

101

lingkungan

dan

pemanfaatan

pelayanan

kesehatan.

Sedangkan

pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh terjadinya infeksi


dan infeksi mempunyai hubungan timbal balik dengan status gizi.
3. Penilaian Status Gizi
a. Metode Pengukuran Status Gizi Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau

dari

sudut

pandang

gizi,

maka

antropometri

gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan


komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
b. Cara Penilaian Status Gizi Berdasarkan Pengukuran
Ada beberapa cara penilaian status gizi pada balita berdasarkan
pengukuran antropometri, antara lain :
1) Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) pada Anak Usia 0-5
Tahun.
Penilaian dilakukan dengan menghitung persentase capaian BB
dan TB standar berdasarkan usia anak. Cara penilaian ini
memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan
Indeks BB/U :
a) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat
b) Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis
c) Berat badan dapat berfluktuasi
d) Sangat sensitive terhadap perubahan kecil
e) Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)

102

Sementara itu, kekurangan Indeks BB/U adalah:


f) Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang salah bila
terdapat edema atau asites.
g) Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional,
umur sering sulit ditaksir secara tepat karena sistem
pencatatan kependudukan yang belum memadai.
h) Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di
bawah usia 5 tahun.
i) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh
pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan.
j) Secara operasional sering mengalami hambatan karena
masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak
mau menimbang anaknya karena dianggap seperti barang
dagangan.
2) Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada Anak
Usia 0-5 Tahun
Digunakan untuk mengetahui status gizi pada anak usia
0-5 tahun, tanpa membedakan jenis kelamin. Cara penilaianya
adalah dengan menghitung persentase capaian BB standar
berdasarkan tinggi badan anak, selanjutnya dikonsultasikan
dengan tabel.
Indeks BB/TB memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

103

a) Tidak memerlukan data umur


b) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Namun kekurangannya adalah :
a) Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut
pendek, sedang atau tinggi menurut usianya.
b) Dalam praktik, mengukur tinggi/panjang badan pada balita
tidaklah mudah
c) Memerlukan 2 macam alat ukur
d) Pengukuran memerlukan waktu lebih lama
e) Memerlukan 2 orang untuk pengukuran.
f) Sering terjadi kesalahan dalam membaca hasil pengukuran.
g) Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada
Anak Usia 6-17 Tahun.
Cara ini digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia
6-17 tahun, dibedakan antara anak laki-laki dengan anak
perempuan. Cara penilaian status gizi pada balita dengan
menghitung persentase capaian BB standar berdasarkan tinggi
badan, kemudian konsultasikan dengan tabel.
3)

Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) Pada Anak


Usia - 5 Tahun Dan 6-17 Tahun.
Digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia - 5
tahun dan anak usia sekolah 6-17 tahun tanpa membedakan

104

jenis kelamin. Cara penilainnya dengan cara menghitung


persentase capaian LLA standar berdasarkan usia, dengan
menggunakan tabel. Kelebihan indeks LLA/U adalah :
a) Indikator yang baik untuk menilai KEP (Kekurangan Energi
Protein) berat
b) Alat ukur murah dan dapat dibuat sendiri
c) Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat
keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh orang yang tidak
dapat membaca dan menulis.
Sementara itu kekurangan Indeks LLA/U adalah :
a) Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP (Kekurangan
Energi Protein) berat
b) Sulit menentukan ambang batas
c) Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama
anak usia 2-5 tahun yang perubahannya tidak tampak nyata.
4) Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Tinggi Badan (LLA/TB)
Pada Anak Usia 1-10 Tahun.
Cara ini digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia 110 tahun, tidak dibedakan menurut jenis kelamin. Cara
penilainnya adalah dengan mengitung pesentase capaian LLA
standar berdasarkan tinggi badan, dengan mempergunakan
tabel. Kelebihan indeks LLA/TB adalah :

105

a) Alat ukur murah dan dapat dibuat sendiri


b) Alat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan
gizi sehingga dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat
membaca dan menulis.
c) Tidak memerlukan data umur.
Kekurangan LLA/TB adalah :
a) Sulit menentukan ambang batas
b) Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama
anak usia 2 sampai 5 tahun yang perubahannya tidak
tampak nyata.
c) Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut
pendek, sedang atau tinggi menurut usiannya
d) Dalam praktik, pengukuran tinngi badan pada balita cukup
sulit
e) Memerlukan 2 macam alat ukur
f) Pengukuran memerlukan waktu lebih lama
g) Memerlukan 2 orang untuk pengkuran.

106

4. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak


Tabel Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks

Berat Badan menurut


Umur (BB/U)
Anak Umur 0 60
bulan

Panjang Badan
menurut Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U)
Anak Umur 0 60

Kategori Status

Ambang Batas

Gizi

(Z-Score)

Gizi Buruk

< - 3 SD

Gizi Kurang
Gizi Baik

-3 SD sampai dengan < -2


SD
-2 SD sampai dengan 2
SD

Gizi Lebih

>2 SD

Sangat Pendek

<-3 SD

Pendek
Normal

-3SD sampai dengan <-2


SD
-2 SD sampai dengan 2
SD

bulan

Tinggi

>2 SD

Berat Badan menurut

Sangat Kurus

<-3 SD

Panjang Badan (
BB/PB) atau Berat
Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB)
Anak Umur 0 60
bulan
Indeks Massa TUbuh
menurut Umur (IMT/U)

Kurus
Normal

SD
-2 SD sampai dengan 2
SD

Gemuk

>2 SD

Sangat Kurus

<-3 SD

Kurus

Anak Umur 0 60
bulan

-3SD sampai dengan <-2

Normal

107

-3SD sampai dengan <-2


SD
-2 SD sampai dengan 2
SD

Gemuk

>2 SD

Sangat Kurus

<-3 SD
-3SD sampai dengan <-2

Kurus

Indeks Massa TUbuh


menurut Umur (IMT/U)

SD
-2 SD sampai dengan 1

Normal

Anak Umur 5 18
tahun

SD
>1 SD sampai dengan 2

Gemuk

SD

Obesitas

>2 SD

Sumber : Kemenkes RI, 2010.


5. Masalah Gizi pada Anak
Menurut Arsiman (2002) beberapa masalah gizi yang terjadi pada
anak yaitu :
a. Anemia defisiensi besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi
dalam makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak
mengkonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan untuk
menyantap makanan lain.
Untuk

mengatasi

keadaan

ini,

di

samping

memberikan

suplementasi zat besi, anak harus pula diberi dan dibiasakan


menyantap makanan yang mengandung zat besi. Sementara itu,
sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak

108

mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat
membantu penyerapan zat besi.
b.

Karies gigi
Lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan
jajanan yang lengket dan banyak mengandung gula. Karies yang
terjadi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian
ini biasanya belanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan
sampai dewasa. gigi yang berlubang akan menyerang gigi
permanen sebelum gigi tersebut menembus gusi.

Upaya

mencegah karies, tentu sudah jelas, yaitu menggosok gigi dengan


pasta gigi berflourida, di samping tidak mengkonsumsi makanan
yang lengket atau bergula. Makanan jajanan yang baik untuk gigi,
antara lain, kacang, keju, kraker berselai kacang, air buah sayuran,
sayuran segar, permen tidak bergula, serealia tidak manis, dan
asin.
c. Penyakit kronis
Penyakit tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena
menghilangkan nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis
penyakit yang menguras cadangan zat gizi, misalnya, campak yang
menghabiskan cadangan vitamin A.

109

d. Berat badan lebih


Jika tidak teratasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah
mencapai obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa.
Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi
karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan
keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikt olahraga, atau
keduanya. berbeda dengan dewasa, kelebihan berat badan anak
tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat badan akan
sekaligus, menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Laju pertumbuhan berat selayaknya dihentikan
atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan
kembali

normal.

Perlambatan

ini

dapat

dicapai

dengan

mengurangi makan sambil memperbanyak olahrag.


e. Berat badan kurang
Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang
cenderung tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini
mencerminkan kebiasan makan yang buruk. Sama seperti
masalah kelebihan berat badan, langkah penanganan harus
didasarkan pada penyebab serta kemungkinanan pemecahannya.
6. Anak Usia Sekolah
a. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah
yaitu antara 6- 12 tahun. Pada masa sekolah dasar merupakan

110

saat anak anak berada pada masa awal belajar yang nantinya
dapat mempengaruhi proses belajar pada masa yang akan
datang. Status gizi anak sekolah perlu diperhatikan untuk
menunjang kondisi fisik otak yang merupakan syarat agar anak
dapat mempunyai kecerdasan tinggi. Berat badan memberikan
gambaran massa tubuh, di mana massa tubuh sangat sensitif
terhadap perubahan- perubahan mendadak seperti terserang
penyakit infeksi. Berat badan pada anak sekolah dapat
meningkat karena konsumsi yang banyak mengandung lemak,
gula dan karbohidrat namun rendah protein, serat dan vitamin.
Selain itu karena kurang aktivitas anak.
b. Faktor yang mempengaruhi Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah
Anak

pada

usia

sekolah

sedang

dalam

masa

perkembangan di mana mereka sedang dibina untuk mandiri,


berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan
berbagai kemampuan dan berbagai perkembangan lain yang
membutuhkan fisik yang sehat, maka perlu ditunjang untuk
tumbuh kembang yang optimal. Kondisi ini dapat dicapai melalui
proses pendidikan dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan
yang sesuai, khususnya melalui makanan sehari- hari seorang
anak. Untuk seorang anak makan dapat dijadikan media
mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih

111

makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makan yang


cukup dan bermutu.
c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sekolah
Pertumbuhan

merupakan

bertambah

jumlah

dan

besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif


diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah jumlah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar.
1) Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Sekolah
1) Pertumbuhan rerata 5 cm per tahun untuk tinggi badan
menigkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan.
2) Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi sedangkan
anak perempuan cenderung gemuk.
3) Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat
4) Masa pertumbuhan cepat
5) Pembentukan

jaringan

lemak

lebih

cepat

perkembangannya dari pada jaringan otot.


d. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia
sekolah adalah sebagai berikut:
1) Anak dapat mengatur pola makanannya sendiri

112

2) Adanya pengaruh dari teman dan jajanan di lingkungan


sekolah dan luar rumah serta adanya reklame atau iklan
makanan tertentu televisi dapat mempengaruhi pola makan
atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum
dikenalnya
3) Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsurangsur hilang
4) Pengaruh

aktivitas

bermain

dapat

menyebabkan

keinginannya yang lebih besar pada aktivitas bermain


daripada makan.
7. Makanan Jajanan
a. Pengertian
Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau
dalam

bahasa

Inggris disebut street food menurut FAO

didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan


dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempattempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa
pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
b. Kandungan Zat Gizi dan Zat kimia Makanan Jajanan
1) Kandungan Zat Gizi
Dari segi gizi sebenarnya makanan jajanan belum tentu
jelek, karena

ternyata makanan jajanan kaki lima

menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak

113

36%, protein 29% dan zat besi 52%, tetapi keamanan


jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun
kimiawi masih dipertanyakan .
2) Kandungan Zat Kimia
Boraks,

zat

pengawet,

dan

pewarna

berbahya,

merupakan bahan aditif (tambahan) makanan. Sementara


bahan aditif terutama yang terbuat dari bahan kimia harus
dibatasi penggunaannya. Jika tidak dikendalikan, dalam
jangka panjang, bahan-bahan aditif tersebut bisa menjadi
bersifat karsinogenik (memicu timbulnya kanker).
8. Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan
kedalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau
penyimpanan untuk tujuan tertentu. Seperti telah diketahui bahwa
bahan makanan tambahan digunakan di industri-industri makanan
untuk meningkatkan mutu pangan olahan, dan pengunaan bahan
tambahan makanan tersebut hanya diperbolehkan jika ditujukan
untuk keperluan berikut:
a. Mempertahankan nilai gizi makanan
b. Konsumsi golongan tertentu yang memerlukan makanan diet
c. Mempertahankan
memperbaiki

mutu

atau

sifat-sifat

114

kestabilan

organoleptiknya

makanan

untuk

hingga

tidak

menyimpang dari sifat ilmiahnya, dan dapat membantu


mengurangi makanan yang dibuang
d. Keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan,
pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau pengangkutan.
9. Pemilihan Makanan Sehat
Keamanan serta kualitas jajanan anak yang biasa dijual di
sekolah memang sering menimbulkan kekhawatiran para orang tua.
Namun, melarang anak untuk tidak jajan sama sekalipun rasanya
tidak mungkin karena bisa saja anak terpengaruh teman-temannya.
Untuk memastikan makanan yang dikonsumsi anak aman, idealnya
memang anak dibawakan bekal makanan yang dibuat sendiri di
rumah. Namun jika tidak memungkinkan, sebaiknya para orang tua
mulai mengajarkan anak bagaimana mengenali dan memilih jajanan
yang sehat dan aman.
Berikut ini 5 panduan memilih makanan atau jajanan yang
sehat :
a.

Hindari makanan yang berwarna mencolok atau jauh berbeda


dari warna aslinya, seperti mie, kerupuk, snack atau es krim
yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan sudah
ditambah zat pewarna yang tidak aman.

b.

Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya


sangat gurih dan membuat lidah bergetar.

115

c.

Berbau pertanda makanan sudah rusak atau terkontaminasi


mikroorganisme.

d.

Bila membeli produk impor pastikan produknya sudah terdaftar


dan memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
bisa dicermati dari label dalam kemasan.

e.

Perhatikan tekstur.

Tekstur

makanan bisa

menandakan

kesegaran makanan. Makanan yang sudah berubah warna


apalagi

berjamur,

menandakan

kadaluwarsa .
EVALUASI
1. Jelaskan penilaian status gizi anak!
2. Jelaskan masalah gizi pada anak!
3. Jelaskan dinamika makanan jajanan pada anak!
4. Jelaskan pemilihan makanan sehat pada anak!

116

prodak

yang

sudah

Daftar Pustaka

Adriani, M. dan Wirjatmadi.(2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana PrenadaMedia Group.
Almatsier, sunita. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : PT Gramedia
pustaka utama
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004
Baliwati. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Februhartanty. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas Buruk. Jakarta:
www.republika.co.id.
Irianto, djoko pekik. (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan.
Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Iswaranti. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas Buruk. Jakarta:
www.republika.co.id. Diakses 16 Oktober 2010.
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Internet. Keputusan Menteri Kesehatan RI
tentang
Standar
Antropometri
Status
Gizi
Anak
.
http://www.gizikia.depkes.go.id.
Soetjiningsih. (2004).Tumbuh Kembang Anak . Jakarta : EGC).
Supariasa, I dewa nyoman ; Bakri, bachyar ; Fajar, ibnu. (2009). Penilaian
status gizi. Jakarta : penerbit buku kedokteran ECG).
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.
Jakarta: EGC.
Winarno,.2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

117

BAB VI
GIZI REMAJA
Tujuan Umum

: Setelah setelah mengikuti proses belajar peserta didik


memahami pentingnya gizi bagi remaja

Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1.

Menjelaskan ciri khas remaja

2.

Menjelaskan kebutuhan gizi remaja

3.

Menjelaskan pola makan remaja

4.

Menjelaskan pesan gizi seimbang untuk remaja

MATERI
1. Remaja
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yakni antara 12 sampao 21 tahun. Mengingat pengertian remaja,
menunjukan ke masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka
sulit mennentukan batas umurnya. Masa remaja mulai pasa saat
timbulnya

perubahanperubahan

berkaitan

dengan

tanda-tanda

kedewasaaan fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun


pada wanita dan pada laki-laki lebih tua sedikit.
Kadangkala terlihat adanya seorang remaja puteri sudah mulai
masa remajanya pada umur 9 atau 10 tahun, tetapi ini merupakan suatu
terkecualian. Tiba-tiba bagian tubuh bertambah panjang, yakni lengan
dan kaki, dan meninggi badan merupakan tanda permulaan yang mudah

118

dikenal. Perubahan yang berhubungan dengan jenis kelamin dan


kematangan seksual juga mudah terlihat. Tetapi kedewasaan lainya sulit
diketahui saat tercapainya.
Bila mana remaja dalam masa peralihan diamati dengan seksama, akan
diperoleh berbagai catatab khas sebagai berikut.
a. Mula-mula timbul perubahan jasmani, perubahan fisik yang demikian
pesatnya dan jelas berbeda dibandingkan dengan masa sebelumnya.
b. Perkembangan inteleknya lebih mengarah ke pemikiran tentang
dirinya, refleksi diri
c. Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak dan orang tua,
dan orang lain dalam lingkungan dekatnya,
d. Timbulnya perubahan dalam perilaku, pengalaman dan kebutuhan
seksual
e. Perubahan dalam harapan dan tuntutan orang terhadap remaja
f.

Banyaknya perubahan dalam waktu yang singkat menimbulkan


masalah dalam penyesuaian dan usaha memadukanya.

2. Batasan Usia Remaja


Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase
anak dan fase dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku,
kognitif, biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja daei waktu
ke waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari
segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putrid mendapatkan haid
pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun,

119

demikian pula remake pria. Kebanyakan menggolongkan remaja dari


usia 12-24 tahun dan beberapa literature yang menyebutkan 15-24
tahun. Hal yang terpenting adalah seseorang mengalami perubahan
pesat dalam hidupnya di berbagai aspek.
Terdapat empat sumber tentang batasan remaja
a. Menurut

Kementerian

Kesehatan

Remaja

(Adolescent

kematangan) merupakan penduduk berusia 10-19 tahun dan belum


kawin
b. Menurut UNFPA , pemuda merupakan penduduk berusia 15-24
tahun
c. Menurut WHO (2007) orang muda (young people) merupakan
penduduk berusia 12-24 tahun
d. Menurut Adolesen remaja dibagi menjadi empat.
1) Pra remaja berusia 10 sampai 12 tahun
2) Remaja awal berusia 12 sampai 15 tahun
3) Remaja pertengahan berusia 15 18 tahun
4) Remaja akhir berusia 18 sampai 21 tahun
(Moks FJ, 2002).
3. Ciri Khas Remaja
Komunikasi antara remaja dan lingkunganya akan tetap terpelihara
dengan

baik,

bila

pengertian

terhadap

remaja

berlandaskan

pengetahuan mengenai cirri-ciri remaja, yang juga erat berhubungan


dengan perkembangaya.

120

Beberapa ciri khas remaja ;


a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan,
sebagai akibat dari perkembangan fisik, menyebabkan timbulnya
perasaan rendah diri. Kekurangan kemampuan dalam hal belajar,
olah raga maupun ketrampilan lainya, menambah perasaan rendah
diri dan menghambar keinginan bergaul. Acapkali terlihat pula
perilaku berlebihan (overacting) untuk menutupi perasaan
tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul
b. Ketidak siumbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi
yang labil. Berubahnya emosionalitas, berubahnya suasana hati yang
tidak dapat diramalkan sebelumnya, menyulitkan orang lain
mengadakan pendekatan. Labilitas remaja menyebabkan kurang
tercapainya pengertian orang lain akan diri pribadi remaja. Keadaan
yang baru dialami remake, juga menyebabkan remaja sendiri sering
tidak mengerti irinya sendiri. Suasana hati di mana remaja merasa
berada dalam jurang, atau menghadapi jalan buntu maupun
kegelapan memerlukan uluran tangan orang lain dengan penuh
tanggung jawab, supaya remaja tidak terperosok lebih dalam
perbuatan nekad
c. Perombakan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh
pada masa sebelumnya, meninggalkan perasaan kosong pada diri
remaja. Remaja tidak menyadari sebab perasaan kosong tersebut,
tetapi membuang kesempatan baik dengan cara mengkosongkan

121

diri dari hasil didikan orang tua. Ini tidak berarti bahwa remaja
tidak bisa mengisi dirinya. Remaja dengan kekosonganya justru
terbuka bagi pengaruh lain, baik diri pribadi yang bertanggung
jawab maupun yang tidak. Cirri remaja ini sering menyebabkan
remaja menjadi umpan dan mangsa bagi mereka yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.
d. Sikap menentang dan menantang orang tua maupun orang dewasa
lainya merupakan cirri yang mewujudkan keinginan remaja untuk
merengangkan ikatanya dengan orang tua dan menunjukan ketidak
tergantunganya kepada orangtua ataupun orang dewasa lainya.
e. Pertentangan di dalam dirinya seting menjadi pangkal sebab
pertentangan-pertentangan dengan orang tua dan anggota keluarga
lainya.
f.

Di satu pihak remaja ingin melapskan diri dari ketergantunganya


kepada orangtua dan rasa aman keluarga, dilain pihak masih ingin
mengecap perlindungan keluarga dan ditimang dalam kasih sayang
orang tua. Di satu pihak ingin meningglkan keluarga dan mencari
pengalaman sendiri dengan hidup sendiri, tetapi dipihak lain merasa
takut bila mengingak konsekuansi dari langkah yang akan
diambilnya

g. Kegelisakan, keadaan tidak tenang menguasai diri remaja. Banyak


hal diinginkan, tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
Banyak cita-cita dan angan-angan, mungkin sampai setinggi langit,

122

tentu saja tidak mungkin tercapai semuanya. Keinginan yang tidak


tercapao baik keinginan yang muluk-muluk maupun keinginan
untuk melaksanakan kewajiban rutin yang belum terjangkau
meninggalkan perasaan gelisah.
h. Eksperimentasi, atau keinginan besar yang mendorong remaja
mencoba dan melakukan segala kegiatan dan perbuatan orang
dewasa, nosa ditampung melalui saluran-saluran ilmu pengetahuan.
Eksperimentasi

yang

terbimbing

secara

konstruktif

bisa

menghasilkan pendalaman ilmu dan penemuan pengetahuan baru


i.

Eksplorasi, keinginan untuk menjelajahi lingkungan Eksplorasi,


keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar sering
disalurkan melalui penjelajahan alam, pendakian gunung dan
terwujud

dalam

petualangan-petualangan.

dipersiapkan dengan bekal

Eksplorasi

yang

pengetahuan untuk memperluas

pengetahuan perlu dikembangkan.


j.

Banyaknya fantasi, bualan dan khayalan merupakan ciri khas


remaja.

k. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan


berkelompok
4. Gizi Remaja
Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap
kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit atau kondisi yang
terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan alcohol dan

123

rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban


para remaja. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa, atau
merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia
defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan, yang agak
(sedikit) berbeda adalah cara menangani masalah itu. Kelebihan berat,
misalnya, penanganan obesitas remaja ditujukan pada pengurangan
berat badan itu sendiri.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski
asupan kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti
besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang. Survey
terhadap mahasiswi kedokteran di perancis, misalkan, membuktikan
bahwa 16 % mahasiswi kehabisan cadangan besi, sementara 75%
menderita kekurangan. Penelitian lain terhadap masyarakat miskin di
Kairo meunjukan asupan gizi sebagian besar remaja wanita tidak
menncukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di Negara yang sedang
berkembang, sekitar 27 % remaja laki-laki dan 26 % remaja perempuan
menderita anemia, sementara di Negara maju angka tersebut hanya
berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44%
wanita di Negara berkembang (10 negara di Asia tenggara, termasuk
Indonesia) mengalami anemia kekuragan besi, sementara wanita hamil
lebih besar lagi, yaitu 55%.

124

5. Kebutuhan Gizi Remaja


Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan
perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan,
tinggi badan), massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut:
a. Tinggi badan
1) Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
2) Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta
puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila
kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy
expenditure meningkat misal pada atlet.
b. Berat badan
1) Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada
masa remaja
2) Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.
c. Komposisi tubuh
1) Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot
maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak
lelaki dan perempuan sama.
2) Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan
otot lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional,

125

demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak


perempuan.
3) Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah
23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.
4) Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja
dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang
tercapai.
5) Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan
dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih
rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor
lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.
6) Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan
indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut
umur). Rumus IMT = BB/TB.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal
di bawah ini:
a. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik
dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

126

e. Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat


serta perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan
nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi
dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif
yang dapat melanjut sampai dewasa.
Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:
a. Energi
Kebutuhan

energi

remaja

dipengaruhi

oleh

aktivitas,

metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang


percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB)
sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak
(lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada
perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih
banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat
bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi
badan (TB) akan lebih sesuai.
Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap
kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan
nutrien

kronik

pada

masa

ini

dapat

berakibat

keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

127

terjadinya

b. Protein
Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah
protein untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein
yang dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama
percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak
percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18
tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa
ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan
maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa
lemak.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan,
selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan
adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25%
berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.
Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks)
memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan
konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini.
Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan
bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per
minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.

128

d. Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di
berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan
konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih
dari 10% berasal dari lemak jenuh.
Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake,
donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.
e. Mineral
Kalsium

(Ca).

Kebutuhan

kalsium

pada

masa

remaja

merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena


remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45%
dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa
remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting
untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan
osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90%
dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang
(window of opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan
kesehatan masa depan.
Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk
kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber
kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan

129

dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan


kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula
kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat,
laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium
akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan
dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.
Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada
remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan
cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume
darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan
adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan
perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk neme yangterdapat pada
sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang
terdapat pada biji-bijian atau sayuran.
Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses
metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi
gen. Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan
tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan
energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan
pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang
dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

130

f.

Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A
juga

diperlukan untuk

pertumbuhan,

reproduksi

dan fungsi

imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta


senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel,
margarin dan keju. Sumber - karoten sebagai pro-vitamin A yang
sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran
hijau lain, ubi jalar merah dan susu.
Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting
pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi
makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena
makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.
Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan
jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa
percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada
remaja perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam
jumlah

cukup

dikarenakan

stres

oksidatif

sehingga

mereka

memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.


Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein
sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan
folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan
folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi
kejadian spina bifida pada bayi.

131

g. Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi
normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit
kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus
tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko
terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan
rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 )
gram.
6. Pola makan
a. Pengertian
Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang digunakan tiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu
(Santoso, 2009).
Pola makan juga diartikan sebagai tingkah laku manusia atau
sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Pola makan atau
pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu

132

b. Faktor yang mempengaruhi pola makan


Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya,
agama, pendidikan, dan lingkungan.
1) Faktor ekonomi
Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat,
pengaruh promosi melalui iklan, serta kemudahan informasi,
dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya
kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi
menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi
pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang
menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-hari,
sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pada
pertimbangan selera makan dibandingkan aspek gizi.
Kecenderungan

untuk

mengonsmsi

makanan

impor,

terutama jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng pizza,
hamburger dan lain-lain, telah meningkat tajam dikalangan
generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi menengah ke
atas.
2) Faktor sosio budaya
Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu
dapat dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan

133

yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung


perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik
yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu
masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan
yang akan dikonsumsi. Budaya mempengaruhi seseorang dalam
menentukan apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan,
persiapan, dan penyajiannya, serta untuk siapa, dan dalam kondisi
bagaimana

pangan tersebut dikonsumsi.

Kebudayaan juga

menentukan kapan seseorang boleh dan tidak boleh mengonsumsi


suatu makanan (dikenal dengan istilah tabu), meskipun tidak
semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari sisi kesehatan.
3) Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut
haram dan individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya
pantangan terhadap makanan/minuman tertentu dari sisi agama
dikarenakan makanan/mnuman tersebut membahayakan jasmani
dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram
sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi.
Perayaan hari besar agama juga mempengaruhi pemilihan
bahan makanan yang disajikan. Bagi agama Kristen, telur
merupakan bahan makanan yang selalu ada pada saat perayaan

134

Paskah, bagi umat Islam, ketupat adalah makanan pokok yang


selalu tersedia pada saat hari raya lebaran.
4) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan
pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh,
prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah
biasanya adalah yang penting menyenangkan, sehingga porsi
bahan makan sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan
dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya, kelompok
orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih
bahan

makanan

sumber

protein

dan

akan

berusaha

menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain.


5) Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap
pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi
melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam
keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan
seserang, kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari
kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga. Lingkungan
sekolah, termasuk di dalamnya para guru, teman sebaya, dan
keberadaan tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya pola

135

makan, khususnya bagi siswa sekolah. Keberadaan iklan/promosi


makanan ataupun minuman melalui media elektronik maupun
cetak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk pola makan.
7. Pola Makan Remaja
Manusia hidup bermasyarakat memiliki pandangan, kebiasaan dan
kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan individu dalam
keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan pola makan
masyarakat. Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses
belajar yang menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini
sampai dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya, hingga
kebiasaan makan dan susunan hidangan masih bertahan sampai ada
pengaruh yang dapat mengubahnya. Pola makan remaja sangat tidak
sehat. Mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan yang di goreng,
banyak mengandung gula, dan minuman soft drink. Jarang sekali
mengkonsumsi sayuran, buah dan makanan berserat lainnya.
Remaja juga tidak lepas dari mengonsumsi makanan siap saji dan
makanan ringan yang telah menjadi tren di kalangan remaja perkotaan.
Kebanyakan makanan siap saji dan makan ringan yang dikonsumsi
remaja mengandung garam, kalori dan tinggi lemak yang tentunya
kurang baik bagi kesehatan. Remaja kadang melakukan diet secara
ekstrem. Hal ini sangat tidak disarankan, karena dapat mengurangi
asupan nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa pertumbuhan
remaja.

136

8. Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja


Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak
menjadi remaja

muda sampai dewasa.

Kondisi penting yang

berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah


pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas,

kebiasaan jajan,

menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik Body image pada


remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat
gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi tersebut.
Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap
persiapan mereka sebelum menikah
a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama
keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan
agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan
atau

makan pagi,

makan

siang

dan makan

malam.

Untuk

menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang


tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama
keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh
karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak
yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur.
Dalam satu hari kebutuhan tubuh untuk energi, protein,
vitamin, mineral dan juga serat disediakan dari makanan yang
dikonsumsi. Dalam sistem pencernaan tubuh, makanan yang

137

dibutuhkan tidak bisa sekaligus disediakan tetapi dibagi dalam 3


tahap yaitu tahap makan pagi, tahap makan siang dan tahap makan
malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% anak
sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi yang diperlukan
untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus.
Pada tubuh seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan
tidak melakukan kegiatan makan dan minum (puasa) kadar gula
darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila tidak
melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung
karbohidrat kadar gula darah akan menurun karena gula dipakai
sebagai sumber energi. Oleh karena itu makan pagi sangat penting
untuk menambah gula darah sebagai sumber energi. Pada anak
sekolah makan pagi sangat dianjurkan sehingga pada saat menerima
pelajaran (1-2 jam setelah makan) gula darah naik dan dapat dipakai
sebagai sumber energi otak. Otak mendapat energi terutama dari
glukosa. Pada proses belajar otak merupakan organ yang sangat
penting untuk menerima informasi, mengolah informasi, menyimpan
informasi dan mengeluarkan informasi.
Dalam melakukan makan pagi sebaiknya dipenuhi kebutuhan
zat gizi bukan hanya karbohidrat saja tetapi juga protein, vitamin dan
mineral. Porsi kecil disediakan untuk makan pagi karena jumlah yang
disediaakan cukup 20-25 % dari kebutuhan sehari. Dengan
membiasakan diri melakukan makan pagi, dapat dihindari makan

138

yang tidak terkontrol yang akan meningkatkan berat badan. Makan


pagi dengan cukup serat akan membantu menurunkan kandungan
kholesterol darah sehingga dapat terhindar dari penyakit jantung
akibat timbunan lemak yang teroksidasi dalam pembuluh darah.
Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam
06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi hipoglikemia atau
kadar gula darah sangat rendah. Menu yang disediakan sangat
bervariasi selain sumber karbohidrat yang berupa nasi, mie, roti, umbi
juga sumber protein seperti telur, tempe, olahan daging atau ikan,
sayuran dan buah. Susu dan hasil olahannya (yoghurt, keju, dll)
merupakan minuman atau makanan dengan kandungan zat gizi yang
cukup lengkap yang setara dengan telur. Konsumsi ikan, telur dan
susu bagi kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan
dan perkembangan. Persiapan makanan untuk makan pagi yang
waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan dipertimbangkan menu
yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan pagi
dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.
b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan
tahu merupakan sumber protein nabati. Protein merupakan zat gizi
yang sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak,
oleh karena itu protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan.
Selain itu juga protein berperan sebagai sumber energi. Konsumsi

139

protein yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan asam


amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa didalam
tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Protein hewani memiliki
kualitas yang lebih baik dibanding protein nabati karena komposisi
asam amino lebih komplit dan asam amino esensial juga lebih banyak.
Berbagai sumber protein hewani dan nabati mempunyai kandungan
protein yang berbeda jumlahnya dan komposisi asam amino yang
berbeda pula. Oleh karena itu mengonsumsi protein juga dilakukan
bervariasi. Dianjurkan konsumsi protein hewani sekitar 30% dan
nabati 70%.
Ikan selain sebagai sumber protein juga sumber asam lemak
tidak jenuh dan sumber mikronutrien. Konsumsi ikan dianjurkan
lebih banyak daripada konsumsi daging. Sumber protein nabati dari
kacang-kacangan ataupun hasil olahnya seperti tahu dan tempe
banyak dikonsumsi masyarakat. Kandungan protein pada tempe tidak
kalah dengan daging.Tempe selain sebagai sumber protein juga
sebagai sumber vitamin asam folat dan B12 serta sebagai sumber
antioksidan. Tempe, kacang-kacangan dan tahu tidak mengandung
kolesterol. Konsumsi tempe sekitar 100g (4 potong sedang) per hari
cukup untuk mempertahankan tubuh tetap sehat dan kolesterol
terkontrol dengan baik.
Daging dan unggas (misalnya ayam, bebek,burung puyuh,
burung dara) merupakan sumber protein hewani. Daging dan unggas

140

selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas
sehingga sangat bagus bagi anak dalam masa pertumbuhan. Namun
ada halyang harus diperhatikan bahwa daging juga mengandung
kolesterol dalam jumlah yang relatif tinggi, yang bisa memberikan
efek tidak baik bagi kesehatan.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
Masyarakat Indonesia masih sangat kekurangan mengonsumsi
sayuran dan buah-buahan,63,3% anak > 10 tahun tidak mengonsumsi
sayuran dan 62,1% tidak mengonsumsi buah-buahan. Padahal
sayuran di Indonesia banyak sekali macam dan jumlahnya. Sayuran
hijau maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin, mineral juga
sebagai sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai
antioksidan. Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat juga
antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah.
Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena
buah juga mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa
buah sangat manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi
buah yang sangat manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena
buah yang sangat manis mengandung fruktosa dan glukosa yang
tinggi. Asupan fruktosa dan glukosa yang sangat tinggi berisiko
meningkatkan kadar gula darah. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang banyak terdapat dalam
sayuran dan buah-buahan sangat bagus untuk melindungi jantung

141

agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Banyak keuntungan


apabila konsusmsi sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan tubuh.
Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebaiknya bervariasi
sehingga diperoleh beragam sumber vitamin ataupun mineral serta
serat. Kalau ingin hidup lebih sehat lipat gandakan konsumsi sayur
dan buah. Konsumsi sayur dan buah bisa dalam bentuk segar ataupun
yang sudah diolah. Konsumsi sayuran hijau tidak hanya direbus
ataupun dimasak tetapi bisa juga dalam bentuk lalapan (mentah) dan
dalam bentuk minuman yaitu dengan ekstraksi sayuran dan ditambah
dengan air tanpa gula dan tanpa garam. Khlorofil atau zat hijau daun
yang terekstrak merupakan sumber antioksi dan yang cukup
bagus.Sayuran berwarna seperti bayam merah, kobis ungu, terong
ungu, wortel, tomat juga merupakan sumber antioksidan yang sangat
potensial dalam melawan oksidasi yang menurunkan kondisi
kesehatan tubuh.
d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah
Apabila jam sekolah sampai sore atau setelah sekolah ada
kegiatan yang berlangsung sampai sore, maka makan siang tidak
dapat dilakukan di rumah. Makan siang disekolah harus memenuhi
syarat dari segi jumlah dan keragaman makanan. Oleh karena itu
bekal untuk makan siang sangat diperlukan. Dengan membawa bekal
dari rumah, anak tidak perlu makan jajanan yang kadang kualitasnya
tidak bisa dijamin. Disamping itu perlu membawa air putih karena

142

minum air putih dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan untuk
menjaga kesehatan. Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya
penting untuk pemenuhan zat gizi tetapi juga diperlukan sebagai alat
pendidikan gizi terutama bagi orang tua anak-anak tersebut. Guru
secara berkala melakukan penilaian terhadap unsur gizi seimbang
yang disiapkan orangtua untuk bekal anak sekolah dan ditindaklanjuti
dengan komunikasi terhadap orangtua.
e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan
Selingan yang manis, asin dan berlemak. Mengonsumsi
makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah menjadi kebiasaan
terutama oleh masyarakat perkotaan. Sebagian besar makanan cepat
saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan lemak yang tidak
baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi makanan cepat saji
dan makanan jajanan harus sangat dibatasi. Pangan manis, asin dan
berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak menular
seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,
f.

Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah


makan pagi dan sebelum tidur
Setelah makan ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela
gigi. Sisa makanan tersebutakan dimetabolisme oleh bakteri dan
menghasilkan metabolit berupa asam, yang dapat menyebabkan
terjadinya pengeroposan gigi. Membiasakan untuk membersihkan gigi
setelah makan adalah upaya yang baik untuk menghindari

143

pengeroposan atau kerusakan gigi. Demikian juga sebelum tidur, gigi


juga harus dibersihkan dari sisa makanan yang menempel di sela-sela
gigi. Saat tidur, bakteri akan tumbuh dengan pesat apabila disela-sela
gigi ada sisa makanan dan ini dapat mengakibatkan kerusakan gigi.
g. Hindari merokok
Merokok sebenarnya merupakan kebiasaan dan bukan
merupakan kebutuhan, seperti halnya makan atau minum. Oleh
karena itu kebiasaan merokok dapat dihindari kalau ada upaya sejak
dini. Merokok juga bisa membahayakan orang lain (perokok pasif).
Banyak penelitian menunjukkan bahwa merokok berakibat tidak baik
bagi kesehatan misalnya kesehatan paru-paru dan kesehatan
reproduksi. Pada saat merokok sebenarnya paruparu terpapar dengan
hasil pembakaran tembakau yang bersifat racun. Racun hasil
pembakaran rokok akan dibawa oleh darah dan akan menyebabkan
gangguan fungsi pada alat reproduksi.
9. Aktivitas Fisik
a. Pengertian
Aktivitas

fisik

lebih

merupakan

bentuk

media

multidimensional yang kompleks dari perilaku manusia ketimbang


kelas perilaku dan secara teoritis, meliputi semua gerak tubuh mulai
dari gerak kecil hingga turut serta dalam lari maraton. Meskipun
bersifat perilaku, aktivitas fisik mempunyai konsekuensi biologis.
Biasanya aktivitas fisik mengacu kepada gerakan beberapa otot besar

144

seperti terjadi ketika menggerakan lengan dan tungkai. Aktivitas fisik


umumnya diartikan sebagai gerak tubuh yang ditimbulkan otot-otot
skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energy.
Aktivitas fisik/olahraga dapat membantu menurunkan berat
badan, karena dapat membakar lebih banyak kalori. Banyak kalori
yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas latihan
yang dilakukan. Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal
adalah suatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk
melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari,
berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi
yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot.
Berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau
aktivitas menjadi semakin terbatas, hidup terasa santai karena
segalanya sudah tersedia. Sehingga dapat berakibat mengahambat
gerak atau aktivitas yang pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan
antara asupan pangan dan pengeluaran energi. Dampak penumpukan
lemak menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan yang
disebut dengan kegemukan atau obesitas.
b. Pengukuran Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan
sangat berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih
tinggi dari pada perempuan. Remaja laki-laki aktivitas fisiknya lebih
berat, sebab pada usia tersebut sedang memprioritaskan olah raga

145

seperti hiking, sepak bola, tenis, dan berenang. Sedangkan untuk


remaja perempuan aktivitasnya lebih ringan dari remaja laki-laki
seperti megerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan
dan sebagainya.
Ada aktivitas fisik yang memungkinkan kita untuk mengobrol
sepanjang melaksanakannya, ada pula yang disaat tertentu kita harus
terengah-engah dan bahkan sampai pada puncak lelah. Aktivitas fisik
digolongkan menjadi tiga yaitu, aktivitas fisik ringan misalnya jalan
kaki atau jalan sehat, aktivitas fisik sedang misalnya berlari dan
aktivitas fisik berat seperti angkat berat.
Jenis-jenis aktivitas fisik dan contohnya
Aktivitas ringan

Aktivitas sedang

Aktivitas berat

-duduk

-senam

-berkebun

-tidur

-jogging

-mengepel

-menulis

-pekerjaan yang

-berlari

-bermain musik

melakukan waktu lama

-mendorong atau

-antar jemput

seperti berjalan

mengangkat benda

-mengasuh adik

-mendorong benda <10

>10 pon

-mencuci piring

kg pon

-skiping

-menonton tv

-mengangkat benda <5

-jumping

-main play station

kg

-mendorong mobil

-main komputer

-membawa beban <5 kg

-olahraga basket

-belajar di rumah

-bersepeda

-sepak bola

-pekerjaan kantor

-badminton

-bersepeda>60

seperti mengetik,

menit

berdiskusi

146

-memasak
Sumber: Julianti, 2011.
c. Kategori aktivitas fisik menurut Internasional Physical Activity
Questionnaire (IPAQ), yaitu:
1) Aktivitas fisik ringan
Dikatakan aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik
tingkat sedang-berat <10 menit/hari atau <600 METsmin/minggu.
2) Aktivitas fisik sedang
a) 3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari.
b) 5 hari melakukan aktivitas fisik sedang/ berjalan 30
menit/hari.
c) 5 hari kombinasi berjalan, intensitas sedang, aktivitas
berat minimal >600 METs-min/minggu.
3) Aktivitas fisik berat
a) Aktivitas berat >3 hari dijumlahkan >1500 METsmin/minggu.
b) 7 hari kombinasi dan berjalan, intensitas sedang atau
berat minimal >300 METs-min/minggu.
Menggunakan perhitungan sebagai berikut:
METs-min/minggu= METs level (jenis aktivitas) x jumlah menit
aktivitas x jumlah hari/minggu.
Nilai METs level menurut IPAQ:

147

Berjalan

:3,3 METs

Kegiatan sedang

:4,0 METs

Kegiatan berat

: 8,0 METs

Berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau aktivitas


menjadi semakin terbatas, hidup terasa santai karena segalanya sudah
tersedia. Sehingga dapat berakibat mengahambat gerak atau aktivitas
yang pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan antara asupan pangan
dan pengeluaran energi. Dampak penumpukan lemak menyebabkan
penumpukan lemak yang berlebihan yang disebut dengan kegemukan
atau obesitas.
EVALUASI
1. Jelaskan ciri khas remaja!
2. Jelaskan kebutuhan gizi remaja!
3. Jelaskan pola makan remaja!
4. Jelaskan pesan gizi seimbang untuk remaja!

148

Daftar Pustaka
Santoso. 2009. Kesehatan dan Gizi, Jakarta: PT Rieka Cipta dan PT Bina
Adiaksara
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta:
Graha Ilmu
Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja, Problem dan
Solusinya, Jakarta: Salemba Medika
Gibney, Michael. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Kedokteran EGC
FKM UI. 2009. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Karwiky, Giky. 2011. The Healthy Habits, Panduan Praktis Menjadikan
Kebiasaan Sehari-Hari Anda Bagian Dari Pola Hidup Sehat,
Yogyakarta: MyBooks
Wulandari, Ari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan, Yogyakarta: C.V Andi
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta
;Gunung mulia
Monks, 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta ; Gadjah Mada Press
Makhfudli, efendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas; Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika
IDAI.

2013.

Nutrisi

Pada

Remaja.

Diakses

dari

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-padaremaja .

149

BAB VII
GIZI LANJUT USIA
Tujuan Umum

: Setelah mengikuti proses belajar peserta didik


memahami pentingnya gizi bagi lanjut usiA

Tujuan Khusus

: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik


mampu:
1.

Menjelaskan faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kebutuhan gizi pada lansia


2.

Menjelaskan masalah gizi pada usia lanjut

3.

Menjelaskan pesan gizi seimbang lanjut usia

MATERI
1. Lanjut Usia (Lansia)
a. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu. Lansia adalah kelompok orang, yang sedang
mengalami suatu proses perubahan bertahap dalam jangka waktu
beberapa dekade. Di seluruh dunia penduduk lansia ( usia 60 + )
tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibandingkan kelompok
usia lainnya. Diprediksi bahwa persentase penduduk lansia akan
mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan
menjadi 11,34 persen pada tahun 2020.

150

Pada proses penuaan, terjadi evolusi dan degenerasi jaringan


serta sel-sel tubuh yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan yang dimulai sejak usia 20 tahun dan semakin
meningkat pada usia 45 tahun ke atas. Proses ini biasanya ditandai
dengan kemunduran fisik, anatomis dan fungsional yang akhirnya akan
mempengaruhi kebutuhan badan secara keseluruhan.
Batasan Lansia, yaitu :

11

Batasan usia menurut WHO (1999) meliputi


1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
2) Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old), di atas 90 tahun.
Setyonegoro (1989) dalam Azizah, (2011) menyebutkan lanjut
usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood), 18
atau 25-29 tahun, usia dewasa penuh (middle years), 25-60 tahun, 65
tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun, 70 tahun yang
dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), lebih
dari 80 (very old).
b. Perubahan fisiologis pada lansia
Proses menua pada manusia merupakan suatu peristiwa alamiah
yang tidak dapat dihindari, perkembangan fisik dan fungsi organ mulai
mengalami penurunan. Penurunan komposisi tubuh ini menyebabkan

151

berkurangnya jumlah cairan tubuh total sampai lebih dari 15%. Massa
otot bebas lemak ( lean body mass) menurun sampai lebih dari 30%
dan lemak tubuh meningkat 30-40%. Meluruhnya bagian tubuh
merupakan bagian dari proses penuaan. Penuaan eksternal umumnya
dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada kulit, rambut dan gigi
sedangkan penuaan dari dalam tubuh disebut penuaan internal.
Sejalan dengan waktu penuaan internal dan eksternal tidak dapat
dipisahkan dan akan terus berlangsung.
1) Sensori
Semakin berkurangnya sensitivitas dan perasa menyebabkan
umumnya lansia kurang dapat menikmati makanan kurang
baik.Turunnya fungsi

pengecapan

ini

dipengaruhi oleh

ketersediaan zink dalam tubuh.


2) Mulut
Mulut lebih sensitif terhadap iritasi Burning Mouth Syndrome
yaitu sindrom terjadinya luka pada bagian mulut yang
menyebabkan gangguan dalam menikmati makanan.Gigi mulai
rapuh dan banyak yang mulai tanggal, hal ini berkaitan erat
dengan kurang optimalnya asupan kalsium, fosfat, vitamin D
dan vitamin C.
3) Gangguan penglihatan
Pada lansia terjadi penurunan kemampuan penglihatan atau
degenerasi

jaringan

di

152

dalam

bola

mata.

Perubahan

kemampuan ini berhubungan dengan perubahan struktur


jaringan dalam bola mata yang meliputi perubahan pada lensa
mata, iris, pupil, badan kaca dan juga retina
4) Gangguan pendengaran
Menurunnya organ pendengaran pada lansia terjadi karena
degenerasi primer di organ korti berupa hilangnya sel epitel
syaraf yang dimulai pada usia pertengahan.
5) Perubahan fisiologis pada kulit
Pada lansia, terjadi penurunan epidermal( turnover rate ) 30-50
% dan juga penurunan kecepatan pergantian stratum korneum
menjadi dua kali lebih lama dibandingkan orang muda. Selain
itu, dapat juga terjadi elastisitas kulit, penurunan proteksi kulit,
penurunan vitamin D, penurunan fungsi sebum.Penurunan
jumlah sel melanosit yang aktif.
6) Sistem musculoskeletal
Kelenturan,

kekuatan

otot

dan

daya

tahan

sistem

muskuloskeletal pada lansia umumnya berkurang, namun


pengurangan ini tidak ditemukan pada lansia yang masih
sering menggerakan tubuhnya.
7) Sistem ekskresi urogenital
Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam
memindahkan kotoran dari saluran darah. Perubahan yang
terjadi pada sistem perkemihan pada dewasa lanjut antaranya

153

otot- otot pengaturan fungsi kemih jadi melemah, frekuensi


buang air kecil meningkat, terkadang terjadi ngompol dan
aliran darah ginjal menurun sampai 50%.
8) Sistem kardiovaskular
Perubahan pada jantung terlihat dengan bertambahnya
jaringan kolagen, ukuran miokard bertambah, jumlah miokard
berkurang dan jumlah air jaringan berkurang.
2. Karakteristik lansia, meliputi :
a. Usia dan jenis pekerjaan
Semakin bertambah usia seseorang, semakin siap pula dalam
menerima cobaan. Hal ini didukung oleh teori aktivitas yang
menyatakan bahwa hubungan antara sistem sosial dengan individu
pada saat individu bergerak dari usia pertengahan menuju usia tua.
Teori ini menekankan bahwa kestabilan sistem kepribadian sebagai
individu, bergerak kearah usia tua. Oleh sebab itu, tidak dibutuhkan
suatu kompensasi terhadap kehilangan, seperti pensiun dari peran
sosial karena menua.Keterkaitannya dengan jenis pekerjaan juga
membawa dampak yang berarti.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak
pada bentuk adaptasi yang digunakan. Menurut Tamher (2012)
menyatakan hasil penelitian mereka yang memaparkan bahwa

154

ternyata keadaan psikososial lansia di Indonesia secara umum


masih lebih baik dibandingkan dengan lansia di negara maju.
Tanda-tanda depresi (pria 7,3% dan wanita 3,7% ) serta cepat
marah irritable (pria 17,2% dan wanita 7,1% ). Jadi dapat
diasumsikan bahwa wanita lebih siap menghadapi masalah
dibandingkan dengan laki-laki, dan cenderung lebih emosional.
c. Pendidikan
Pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi
masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak
pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam
menghadapi masalah yang terjadi. Umumnya,lansia yang memiliki
tingkat pendidikan lebih tinggi masih dapat produktif, mereka
justru banyak memberikan kontribusinya sebagai pengisi waktu
luang dengan menulis buku-buku ilmiah maupun biografinya
sendiri.
3. Teori-teori proses menua
Teori penuaan secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu teori
penuaan secara biologi dan teori penuaaan psikososial dalam
a. Teori biologi
1) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu
dan kebanyakan sel-sel tubuh membelah 50 kali. Jika sebuah sel

155

pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium,


lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah terlihat sedikit.
2) Teori Genetik Clock
Menurut teori ini menua telah terprogramsecara genetic untuk
spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam
nuclei (inti selnya) suatu jam genetic yang telah diputar menurut
suatu replikasi tertentu.
3) Sintesis protein (kolagen dan elastin)
Jaringan

kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada

lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan


adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan
tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago,
dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda.
4) Keracunan oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di
dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang
mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu.
5) Sistem imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem
yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih,

156

juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses


penuaan.
6) Mutasi somatik (Teori Error Catastrophe)
Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel
somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan
fungsional sel tersebut. Mekanisme pengontrolan genetik dalam
tingkat subseluler dan molekular yang biasa disebut juga
hipotesis Error Catastrophe menurut hipotesis tersebut menua
disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang beruntun.
7) Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut MC Kay et all (1935) yang dikutip Darmojo dan
Martono (2004), pengurangan intake kalori pada rodentia
muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang
umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara
lain disebabkan oleh menurunnya salah satu atau beberapa
proses metabolisme.
8) Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Radikal Bebas (RB) dapat terbentuk di alam bebas, dan di dalam
tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai produk sampingan di dalam
rantai pernafasan di dalam mitokondria.

157

b. Teori Psikososial
1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Teori ini menyatakan bahwa pada
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.
2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan
dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan
diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan
interpersonal.Teori ini menyatakan bahwaperubahan yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimilikinya
3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan
kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.

158

4. Gizi Lansia
a.

Pengertian Gizi Lansia


Gizi adalah makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.Zat-zat
yang terdapat dalam makanan mempengaruhi kesehatan itulah yang
disebut zat-zat gizi. Gizi lansia merupakan bagian dari ilmu gizi yang
mempelajari tentang pencegahan dan pengobatan diet pada lansia
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut.
Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat
berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan mereka cenderung terus
menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makan
penuh gizi.
Bertambahnya usia menyebabkan indera rasa menurun.
Sebagai kompensasi banyak orang lanjut usia memilih makanan yang
rasanya sangat manis atau asin. Padahal, penambahan gula hanya
memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan
garam dapat meningkatkan tekanan darah.

b.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia


Menurut pedoman pelayanan gizi lansia oleh Kemenkes ( 2012)
kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor :
1) Umur
Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah
usia 50 tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk
setiap 10 tahun. Kebutuhan protein, vitamin dan mineral tetap

159

yang berfungsi sebagai regenerasi sel dan antioksidan untuk


melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak
sel.
2) Jenis Kelamin
Umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak (terutama
energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena
postur, otot dan luas permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari
wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe) pada wanita cenderung
lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada wanita
yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali.
3) Aktifitas Fisik dan Pekerjaan
Lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik yang
berdampak pada berurangnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan
energinya juga berkurang. Kecukupan zat gizi seseorang juga
sangat tergantung dari pekerjaan sehari-hari : ringan, sedang,
berat. Makin berat pekerjaaan seseorang makin besar zat gizi
yang dibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang berat
memerlukan zat gizi yang lebih banyak.
4) Postur Tubuh
Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak
dibandingkan postur tubuh yang lebih kecil.

160

5) Ilkim/ suhu udara


Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin (pegunungan)
memerlukan zat gizi lebih untuk mempertahankan suhu
tubuhnya.
6) Kondisi Kesehatan (stress fisik dan psikososial)
Kebutuhan gizi setiap individu tidak selalu tetap, tetapi
bervariasi sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang pada
waktu tertentu. Stress fisik dan stressor psikososial yang kerap
terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi kebutuhan gizi. Pada
lanjut usia masa rehabilitasi sesudah sakit memerlukan
penyesuaian kebutuhan gizi.
7) Lingkungan
Lanjut usia yang sering terpapar di lingkungan yang rawan
polusi (pabrik, industri, dll) perlu mendapat suplemen tambahan
yang

mengandung

protein,

vitamin

dan

mineral

untuk

melindungi sel-sel tubuh dari efek radiasi.


c.

Masalah Gizi pada Usia Lanjut


Usia lansia sangat rawan terhadap penyakit berbagai gangguan
kesehatan ditemukan pada kelompok usia ini yang berkaitan erat
dengan menurunnya fungsi fisiologis tubuh dan masalah gizi. Bustan
(2000) menyatakan bahwa proses penuaan akan berkaitan erat
dengan proses degeneratif tubuh dengan segala penyakit yang terkait
mulai dari gangguan mobilitas, alat gerak sampai gangguan jantung.

161

Darmojo dan Martono (2004) dalam bukunya menyatakan bahwa


penyakit pada usia lanjut umumnya lebih bersifat endogen daripada
eksogen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi berbagai alat
tubuh karena proses menjadi tua antara lain sel-sel parenkim banyak
diganti dengan sel-sel penyangga (jaringan fibrotik), produksi
hormon dan enzim menurun.
Masalah gizi usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah
gizi sejak usia muda. Kualitas gizi dapat dilihat setelah tua. Disamping
itu beberapa penelitian membuktikan bahwa ada masalah gizi pada
usia lanjut. Sebagian besar masalah gizi pada usia lanjut adalah gizi
lebih dan kegemukan/obesitas. Kedua masalah ini kemudian
memacu timbulnya penyakit degeneratif.Seperti penyakit jantung
koroner, hipertensi, diabetes melitus, batu empedu, gout (rematik),
ginjal, sirosis hati dan kanker.Bukan hanya masalah gizi lebih saja,
namun masalah gizi kurang juga banyak terjadi pada orang tua.
Masalah kurang gizi akan menyebabkan kurang energi kronis (KEK),
anemia dan kekurangan zat gizi mikro lain
1) Kegemukan atau obesitas
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang
berlebihan, banyak mengandung lemak dan jumlah kalori yang
melebihi kebutuhan. Proses metabolisme yang menurun pada
lanjut usia, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktifitas fisik
atau penurunan jumlah makanan, sehingga jumlah kalori yang

162

berlebih akan diubah menjadi lemak yang dapat mengakibatkan


kegemukan. Selain kegemukan secara keseluruhan, kegemukan
pada bagian perut lebih berbahaya karena kelebihan lemak di
perut dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung
koroner pada bagian lemak lain. Menurut Monica, 1992,
kegemukan atau obesitas akan meningkatkan risiko menderita
penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1,5 kali,
diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali.
2) Kurang Energi Kronik (KEK)
Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan
pada lanjut usia, dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Pada lanjut usia kulit dan jaringan ikat mulai keriput, sehingga
makin kelihatan kurus. Disamping kekurangan zat gizi makro,
sering juga disertai kekurangan zat gizi mikro.
Beberapa penyebab KEK pada lanjut usia :
a) Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan
penciuman
b) Gigi-geligi

yang

tanggal,

sehingga

menggangu

proses

mengunyah makanan
c) Faktor stress/depresi,

kesepian,

samping obat, merokok, dll

163

penyakit kronik, efek

3) Kurang Zat Gizi Mikro lain


Biasanya

menyertai

lanjut

usia

dengan

KEK,

namun

kekurangan zat gizi mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia
dengan status gizi baik. Kurang zat besi, Vitamin A, Vitamin B,
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Magnesium, kalsium, seng dan
kurang serat sering terjadi pada lanjut usia.
Beberapa penyakit kronik degeneratif yang berhubungan
dengan status gizi:
a) Penyakit Jantung Koroner
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit
Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh
koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai
proses

seperti

penimbunan

jaringan

ikat,

pengapuran,

pembekuan darah, dan lain-lain, yang semuanya akan


mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.
b) Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya
tekanan darah cenderung menjadi lebih tinggi. Selain itu
pembuluh

darah

pada

lanjut

usia

sering

mengalami

aterosklerosis (lebih tebal dan kaku), sehingga tekanan darah

164

akan meningkat. Bila terjadi sumbatan di pembuluh darah otak


akan memacu timbulnya stroke. Bila sumbatan terjadi di
jantung dapat menyebabkan serangan jantung berupa nyeri
dada atau kematian otot jantung (angina pektoris atau infark
miokard) yang dapat menyebabkan kematian.
c) Diabetes Mellitus
Adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh
kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal (gula darah
puasa 126 gr/dl dan atau gula darah sewaktu diatas 200
gr/dl). Diabetes umumnya disebabkan oleh kerusakan sel beta
di pankreas yang menghasilkan fungsi insulin, sehingga
kekurangan insulin atau dapat juga terjadi karena gangguan
fungsi insulin dalam glukosa ke dalam sel. Pada orang dengan
berat badan lebih, hiperglikemia terjadi karena insulin yang
dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi kebutuhan.
d) Osteo arthritis (pengapuran tulang)
Adalah penyakit bagian dari arthritis, penyakit ini
terutama menyerang sendi terutama pada sendi tangan, lutut
dan pinggul. Orang yang terserang osteoarthritis biasanya
susah menggerakkan sendi-sendinya dan pergerakannya
menjadi terbatas karena turunnya fungsi tulang rawan untuk
menopang badan.

165

e) Osteoporosis (keropos tulang)


Massa tulang mencapai maksimum pada usia sekitar 35
tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi
kalsium kurang dalam jangka waktu lama akan timbul
keropos tulang (osteoporosis), dan pada wanita menopause
akan lebih rentan karena pengaruh penurunan hormon
estrogen. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah
apabila terjatuh atau terkena trauma.
f) Arthritis Gout
Kelainan metabolisme protein menyebabkan kadar
asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan
menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan
bengkak sendi. Pada penderita gout perlu pembatasan
konsumsi lemak, protein, purin, untuk penurunan kadar asam
urat. Disarankan banyak minum air putih minimal 8 gelas
sehari.
d.

Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT

merupakan

cara

pengukuran

antropometri

untuk

mengukur status gizi orang dewasa. IMT dapat digunakan jika orang
tersebut sudah melakukan antropometri seperti berat badan dan
tinggi badan.
Dengan berat badan dan tinggi badan, kemudian dapat menilai
IMT dengan menghitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

166

IMT = BB (kg)
TB (m)
Setelah dihitung, maka status gizi dapat ditentukan
berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 1. Kategori IMT
IMT (kg/m)

Kategori

< 18,5
S

Kurang
18,5 u25,0

Normal

25,0 30,0
m
30

Lebih
Obesitas

b
Sumber : WHO, 1995
e. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan osteoporosis
1) Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa dan
39% dari total mineral tubuh. Pada orang dewasa, kalsium yang
dikonsumsi dari makanan hanya akan diabsorpsi sebesar 3060%. Densitas maksimum tulang pada puncak massa tulang
tergantung dari asupan kalsium dan latihan fisik. Faktor-faktor
yang membantu penyerapan kalsium adalah Vitamin D3
(kalsitriol), hormon-hormon (paratiroid, hormon pertumbuhan,
kalsitonin) pH yang asam, diet tinggi protein dan laktosa.Faktorfaktor yang menghambat penyerapan kalsium adalah pH yang

167

alkali, gangguan absorbsi lemak dan adanya pitat, oksalat atau


fosfat.
Menurut

penelitian

Puslitbang

Gizi

dan

Makanan

Departemen Kesehatan RI tahun 2002, rata-rata orang Indonesia


hanya mengkonsumsi 254 mg kalsium perhari. Setiap hari tubuh
menerima dan mengeluarkan kalsium, perputaran kalsium dari
tubuh sekitar 500 mg. Untuk itu bila asupan kalsium tidak
memadai maka tulang akan melepaskan kalsium ke dalam darah.
Ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan
jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu
lama, maka persediaan kalsium di dalam tulang akan menipis
yang mengakibatkan rendahnya massa dan kepadatan tulang
sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.
2) Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam
tubuh yaitu 1% dari berat badan.Kurang lebih 85% fosfor di
dalam tubuh terdapat sebagai garam Ca fosfat yaitu bagian dari
Kristal hidroksiapatit di dalam tulang.Fosfor

terdapat dalam

berbagai bahan pangan organik dan anorganik, khususnya di


bagian atas duodenum yang bersifat kurang alkalis hanya 70%
yang bias diserap. Konsumsi fosfor yang cukup adalah penting
untuk pertumbuhan tulang selama masa pertumbuhan dan
kadar fosfat serum yang rendah akan mengurangi pembentukan

168

dan mineralisasi tulang. Defisiensi fosfor menjadi penyebab


kekurangan nutrisi secara umum, sama seperti defisiensi protein
yang

terjadi

pada

lanjut

usia,

oleh

karena

itu

dapat

mengakibatkan peningkatan risiko fraktur.


3) Protein
Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap
sel hidup.Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan
pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh.Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
perlu dirombak.Konsumsi protein menimbulkan keasaman,
kemudian dinetralkan oleh bikarbonat. Saat tubuh mendapat
tambahn asam, ginjal berusaha untuk mengekskresi lebih banyak
urin, dan akan menguras tulang untuk mendapatkan tambahan
buffer yang diperlukan. Efek dari penambahan buffer pada diet
tinggi protein adalah pH urin meningkat, ekskresi ammonia
meningkat dan kalsuiuria juga meningkat.
f.

Pesan Gizi Seimbang Lanjut Usia


1) Makanlah aneka ragam makanan
Makanan yang beraneka ragam adalah makanan yang
terdiri dari minimal 4 sumber bahan makanan yaitu bahan
makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah. Semakin
beraneka ragam dan bervariasi jenis makanan yang dikonsumsi,

169

semakin baik. Sayur dan buah sangat baik untuk dikonsumsi


(dianjurkan 5 porsi per hari).
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan
energi. Bagi lanjut usia, dianjurkan untuk memilih karbohidrat
kompleks seperti beras, beras merah, havermout, jagung, sagu,
ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian. Karbohidrat yang berasal
dari biji-bijian dan kacang-kacangan utuh berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat. Dianjurkan agar lanjut usia
mengurangi konsumsi gula sederhana seperti gula pasir dan
sirup.
3) Batasi konsumsi lemak dan minyak
Bagi

lanjut

usia,

mengkonsumsi

makanan

yang

mengandung lemak tinggi tidak dianjurkan, karena akan


menambah risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif
seperti tekanan darah tinggi, jantung, ginjal, dan lain-lain.
Sumber lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh yang berasal
dari kacang-kacangan, alpukat, miyak jagung, minyak zaitun.
Lemak minyak ikan mengandung omega 3, yang dapat
menurunkan kolesterol dan mencegah arthritis, sehingga baik
dikonsumsi

oleh

lanjut

usia.

Lanjut

usia

sebaiknya

mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan


energi.

170

4) Makanlah makanan sumber zat besi


Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh
dari makanan seperti daging, hati dan sayuran hijau. Kekurangan
zat besi yang dikonsumsi bila berkelanjutan akan menyebabkan
penyakit anemia gizi besi dengan tanda-tanda pucat, lemah, lesu,
pusing, dan mata berkunang-kunang. Demikian juga pada lanjut
usia, perlu mengkonsumsi makanan sumber zat besi dalam
jumlah cukup.
5) Biasakan makan pagi
Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat
memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh
dan meningkatkan produktifitas kerja. Lanjut usia sebaiknya
membiasakan makan pagi agar selalu sehat dan produktif.
6) Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta
disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup. Air sangat
dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme tubuh.
Apabila terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan
kesadaran menurun.
7) Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur

171

Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia harus


tetap berolah raga. Aktifitas fisik sangat penting peranannya bagi
lansia. Dengan melakukan aktifitas fisik, maka lanjut usia dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatannya.
Namun, karena keterbatasan fisik yang dimilikinya perlu
dilakukan penyesuaian dalam melakukan aktifitas fisik seharihari.
8) Pesan lainnya :
Tidak minum alkohol dan tidak merokok
EVALUASI
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lanjut
usia!
3. Menjelaskan masalah gizi pada usia lanjut!
4. Menjelaskan pesan gizi seimbang lanjut usia!

Daftar Pustaka
Azizah, L. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Darmojo, Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Tamher. 2012. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Buku
Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta; Kementerian
Kesehatan Reublik Indonesia

172

You might also like