Bab 7 Transnational Corporation
Bab ini bertujuan untuk menjelaskan:
Asal mula pertumbuhan TNC
Peranan TNC dalam Perekonomian Dunia
Perspektif Teoritis tentang TNC
Peranan TNC dalam Proses Alik Teknologi
TNC dari Negara Sedang Berkembang
PENGANTAR
Bab ini mencoba mengenalkan para pembaca dengan Transnational Corporation
(7NC)/Muttinational Corporation (MNC), suatu istilah yang sudah disinggung pada Bab 6
di muka, Namun demikian, demi ketaat-asasan, dalam buku ini selalu digunakan istilah
Transnational Corporation (TNC) sebagai alternatifdari Multinational Corporation(MNC)
atau Multinational Enterprise atau International Firm. Istilah TNC ini digunakan dalam
publikasi-publikasi PBB dan dilembagakan dengan dibentuknya UN Centre on Transnational
Corporation pada tahun 1974, PBB lebih suka mengambilistilah ‘transnational’ ketimbang,
“multinational” atas desakan dari beberapa negara Amerika Latin dan Karibia yang ingin
membedakan antara TNC yang dimiliki asing dengan joint-ventures dari dua negara
partisipan atau lebih yang berdiri sebagai bagian dari pola integrasi regional. Istilah ini
menekankan bahwa perusahaan-perusahaan seperti itu biasanya perusahaan-perusahaan
nasional yang beroperasi melewati batas-batas kenegaraan.
Sekarang, bagaimana dengan definisi TNC itu sendiri? Sampai saat ini belum ada
definisi'TNC yang bisa diterima secara umum, Meskipun telah berdiri lebih dari satu dekade,
United Nations Centre on Transnational Corporations (UNCTC) belum menemukan suatu
definisi yang paling tepat
Suatu definisi TNC yang sangat luas dikemukakan oleh United Nations on Economic
and Social Council (UNESC) yakni “semua perusahaan yang mengendalikan aset-aset
pabrik-pabrik, tambang-tambang, alat-alat kantor dan sejenisnya- di dua negara atau
ebih”, Namun demikian, biasanya istilah tersebut terbatas bagi perusahaan-perusahaan yang
mengendalikan produksi paling tidak di satu negara asing (Hood & Young, 1979). Istilah
tersebut kadang kala dikualifikasikan melalui penetapan bahwa perusahaan-perusahaan
harus memiliki suatu tingkat yang minimum dari kegiatan luar negerinya, dalam hal jumlah
116negara tempat TNC tersebut beroperasi atau proporsi produksi, aset-aset atau tenaga kerja
(employment) diluar negeri, dan sebagai konsekuensinya TNC tersebut semestinyamempunyai
suatt. ukuran minimum tertentu, Oleh karena itu, sebagai misal, The Harvard Business
School Multinational Enterprise Project mendefinisikan suatu perusahaan AS sebagai suatu
perusahaan multinasional jika perusahaan tersebut terdaftar dalam 500 perusahaan terbesar
dalam majalah Fortune dan mempunyai cabang-cabang di enam negara atau lebih.
Masalah lain yang telah diperdehatkan di PBB adalah apakah istilah tersebut hanya
diterapkan untuk perusahaan-perusahaan swasta Saja atau apakah hal itu bisa diperluas untuk
perusahaan-perusahaan negara, Nah, demikian rumitnya masalah TNC ini sehingga adalah
tidak mungkin bagi kita untuk menggunakan hanya satu definisi saja secara kaku, Dengan
kata lain, seorang penulis seharusnya mengambil juga definisi-definisi yang digunakan oleh
penulis lainnya,
ASAL MULA PERTUMBUHAN TNC
Modal telah beroperasi secara internasional sejak hari-hari pertama kapitalisme.
Perdagangan modal, yang digunakan dalam perdagangan jarak jauh, menandai munculnya
cara produksi kapitalis di Eropa. Kemudian perdagangan memainkan peranan utama dalam
munculnya kapitalisme industri pada abad ke 18 di Inggris. Pada abad ke 19, masalah
Keuangan juga menjadi men-dunia ketika Inggris, dan dalam tingkat yang lebih rendah
Perancis dan Jerman, menginvestasikan dananya ke luar negeri pada surat-surat obligasi
pemerintah dan saham-saham dalam perusahaan kereta api, tram, dan barang-barang publik
(public utilities). Dibandingkan dengan investasi asing yang berkaitan dengan TNC, ini
terutama sekali merupakan investasi portofolio dan pada saat pecahnya Perang Dunia 1 90
persen dari semua investasi asing adalah investasi portofolio. Namun demikian, pada akhir
abad ke 19 kita bisa melihat awal dari internasionalisasi modal produktif dan aval muta
daripada beberapa TNC penting sekarang ini. Ini merupakan hasil dari pengembangan cara
produksi kapitalis. Sejak pertengahan abad ke 19 perkembangan transportasi, pergudangan
dan komunikasi telah membuka jalan menuju terciptanya suatu perekonomian internasional
yang lebih terpadu. Hal-hal tersebut termasuk pembangunan jalan-jalan kereta api, kapal-
kapal, teknik-teknik pendinginan dan pengaturan temperatur, dan penemuan telegrap.
Pada saat yang sama, konsentrasi dan sentralisasi modal mengarah kepada peningkatan
ukuran perusahaan di negara-negara kapitalis maju dan perubahan-perubahan pen- ting
dalam organisasi perusahaan kapitalis. Hal ini dijelaskan oleh Hymer (1979) untuk Amerika
Serikat. Pada tahun 1870-an ciri dari suatu perusahaan di Amerika Serikat adalah suatu
perusahaan dengan fungsitunggal yang dikendalikan oleh seorangentrepreneuratau hI 1.95
suatu kelompok kecil keluarga. Pada awal abad ke 20, ciri tersebut digantikan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai beberapa fungsi dan mengoperasikan beberapa
pabrik. Organisasi yang dikembangkan untuk menjalankan dan mengendalikan perusahaan-
perusahaan di Amerika Serikat tersebut juga cocok untuk mengoperasikan pabrik-pabrik dan
cabang-cabangnya di bagian dunia lain dan oleh karena itu lahirlah TNC. Di Eropa, depresi
besar pada tahun 1873-1896 merangsang pertumbuhan beberapa industri barang konsumen.
117karena harga-harga bahan makanan turun, dan peningkatan tarif sejak 1880-an di Amerika
Serikat, Jerman, Perancis dan di tempat lain merangsang produksi internasional.
TNC yang mula-mula berdiri banyak yang merupakan sektor manufaktur. Pada dua
dekade terakhirabad ke 19. perusahaan-perusahaan seperti Singer, ITT, General Electric, dan
Westinghouse dari Amerika Serikat, Dunlop dan Lever Brothers di Inggris serta Nestle dan
‘Siemens di Jerman membangun pabrik-pabrik pengolahan di luar negeri. Hampir semua dari
investasi tersebut di Eropa (termasuk Uni Sovyet) dan Amerika Utara.
TNC yang mula-mula memasuki NSB terutama sekali bergerak di sektor primer.
Walaupun sebelumnya telah ada investasi asing dalam kegiatan produksibahan baku di NSB,
munculnya TNC moderen dengan kegiatan yang cukup besar di NSB tersebut baru dimulai
sejak peralihan abad ke 19 tersebut. Ini termasuk investasi minyak dan mineral di Mexico,
pertambangan tembaga di Chili, Peru dan Belgian Congo, bauksit di British dan Dutch
Guyana dan minyak di Dutch East Indies,
Ekspansi TNC di bidang yang ekstraktif ini digerakkan oleh cepatnya pertumbuhan
permintaan akan bahan baku penting yang melampaui kapasitas produksi domestik
perekonomian kapitalis yang telah maju tersebut. Sumber-sumber persediaan baru dengan
biaya yang lebih murah dengan giatnya dicari para produsen yang telah mapan dan sumber-
sumber tersebut biasaniya terletak di NSB. Oleh karena itu, TNC-TNC utama seperti Exxon,
Royal Dutch Shell, Anaconda, Kennecot, dan Alcoa muncul.
Pada waktu yang hampir bersamaan, sejumlah TNC juga mulai muncul di sektor
pertanian. The United Fruit Company dibentuk pada tahun 1899 dan mendirikan ‘Banana
Empire’ nyadi Amerika Tengah dan Karibia sebelum Perang Dunia I, Perusahaan-perusahaan
besar Amerika Serikat yang bergerak di usaha makanan menginvestasikan dananya pada
perkebunan gula di Cuba dan W.R. Grace and Co, memulai produksi dengan skala besar di
Peru, TNC Inggris seperti Unilever membuka usaha minyak tumbuh-tumbuhan dan Cadbury
membuka usaha coklat di Afrika sebelum Perang Dunia 1, sementara itu Dunlop memiliki
perkebunan karet di Malaysia dan Brooke Bond membangun perkebunan teh di India dan
Srilangka. Baik dalam pertanian maupun pertambangan, produksi sering Kali sudah
dikembangkan oleh produsen lokal dalam skala kecil sehingga pertumbuhan TNC merupakan
suatu proses monopolisasi dan integrasi vertikal
Menurut Dunning (1983), pada saat pecahnya Perang Dunia I sekitar 60 persen dari
seluruh investasi asing secara langsung ditanamkan di NSB. Sementara itu sekitar 55 persen
dari semua investasi tersebut ditanamkan di sektor primer dan hanya 15 persen di sektor
‘manufaktur. Karen investasi di sektor manufaktur terutama sekali terpusat di negara-negara
‘maju (termasuk Uni Sovyet) dan investasi di sektor pertambangan terutama sekali di Inggris
dan NSB. maka jelaslah bahwa bagian terbesar dari investasi asing secara langsung di NSB
tersebut mestinya di sektor produksi primer. Hal ersebut didukung oleh data Amerika Serikat
yang menunjukkan bahwa sektor pertambangan merupakan 39 persen dari seluruh investasinya
Secara langsung di NSB pada tahun 1914, sektor pertanian sebesar 18 persen dan minyak
sebesar 13 persen. Sementara itu sektor manufaktur hanya sebesar 3 persen.
418Periode antara Perang Dunia 1 dan LI merupakan awal dari operasi TNC di sektor
manufaktur di NSB. Wilayah utama untuk ekspansi tersebut adalah Amerika Latin di mana
pada tahun 1939 TNC-TNC terkemuka di dunia (baik dari Amerika Serikat maupun Eropa)
mendirikan sekitar 200 cabang. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat seperti Ford,
General Motors, Goodyear, Firestone, National cash Register, General Electric, ITT, Singer,
Abbot, dian Parke Davis, dan perusahaan-perusahaan dari Eropa seperti Pirelli, Philips.
Siemens, Lever, Roche, Nestle, dan Olivetti mendirikan cabang-cabang di Amerika Latin
pada periode tersebut, Pada NSB yang lain (selain di Amerika Latin) hanya sekitar 100
bang didirikan sebelum pecahnya Perang Dunia II, dengan India sebagai tujuan utama,
Namun demikian, kegiatan TNC di NSB tetap didominasi oleh sektor primer sepanjang,
periode tersebut. Investasi-investasi yang dibuat sebelum Perang Dunia I dikonsolidasikan
dan diperluas, sedangkan wilayah-wilayah baru digabungkan sebagai sumber-sumber bahan
ku bagi TNC-TNC, misalnya di Afrika dan Timur Tengah. Ini termasuk perkebunan teh
dan kopi di Kenya, perkebunan karet di Liberia, tambang tembaga di Zambia, dan minyak di
Timur Tengah. Sebagai akibatnya, di samping turunnya secara relatif peranan pertambangan
setelah Perang Dunia I, sektor primer masih tetap lebih dari separo dari seluruh investasi
Amerika Serikat di NSB pada tahun 1940, Sedangkan sektor manufaktur masih tetap kurang,
dari sepersepuluh dari investasi langsung Amerika Serikat di wilayah-wilayah tersebut pada
periode tersebut
Periode seperempat abad setelah Perang Dunia II menunjukkan statu ekspansi kegiatan
‘TNC yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini diawali oleh modal Amerika Serikat, tetapi
sejak 1960-an perusahaan-perusahaan dari Eropa dan Jepang telah tumbuh dengan cepat
Perkembangan kegiatan TNC tersebut dipermudah oleh kemajuan teknologi terutama di
bidang transportasi dan Komunikasi. Ini termasuk pengembangan pesawat-pesawat jet,
Jepon internasional dan jaringan-jaringantelex. Perkembangan tersebut sangat memudahkan
pengkoordinasian berbagai kegiatan operasi di berbagai tempat yang berjauhan di dunia
Perkembangan tersebut juga menurunkan biaya angkutan dari produk-produk yang dipasarkan,
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, menurut Buckley & Casson (1976), ekspansi tersebut
tercermin pada cepatnya pertumbuhian cabang-eabang baru yang didlirikan dan pada tingkat
investasi asing secara kangsung. Namun demikian, pada tahun 1970-an strategi-strategi yang.
berubaihterhadap TNC. tindakan-tindakan dari beberapa pemerintah NSB untuk *membongkar"
investasi asing, sehingga komponen-komponen yang berbeda -teknologi, keuangan,
manajemen- diperoleh secara terpisah, dan pertumbuhan sumber-sumber keuangan bukan-
kekayaan (non-equity), seperti pasar Eurocurrency, menunjukkan bahwa investasi asing
secara langsung turun cukup berarti, Hal ini merupakan ciri di NSB. di mana nilai ril dari
investasi asing secara langsung tidak mengalami Kenaikan sejak akhir 1960-an, Namun