This study evaluated the efficacy and safety of new standardized parenteral nutrition formulations implemented in 2011 for preterm infants under 32 weeks gestation. The post-consensus group started parenteral nutrition earlier and had higher protein intake in the first week and greater weight gain in the first 4 weeks compared to the pre-consensus group. However, protein intake on day 1 was below the consensus goal of 2 g/kg/day. The new consensus formulations provided better nutritional outcomes but protein levels on day 1 need further optimization.
This study evaluated the efficacy and safety of new standardized parenteral nutrition formulations implemented in 2011 for preterm infants under 32 weeks gestation. The post-consensus group started parenteral nutrition earlier and had higher protein intake in the first week and greater weight gain in the first 4 weeks compared to the pre-consensus group. However, protein intake on day 1 was below the consensus goal of 2 g/kg/day. The new consensus formulations provided better nutritional outcomes but protein levels on day 1 need further optimization.
This study evaluated the efficacy and safety of new standardized parenteral nutrition formulations implemented in 2011 for preterm infants under 32 weeks gestation. The post-consensus group started parenteral nutrition earlier and had higher protein intake in the first week and greater weight gain in the first 4 weeks compared to the pre-consensus group. However, protein intake on day 1 was below the consensus goal of 2 g/kg/day. The new consensus formulations provided better nutritional outcomes but protein levels on day 1 need further optimization.
This study evaluated the efficacy and safety of new standardized parenteral nutrition formulations implemented in 2011 for preterm infants under 32 weeks gestation. The post-consensus group started parenteral nutrition earlier and had higher protein intake in the first week and greater weight gain in the first 4 weeks compared to the pre-consensus group. However, protein intake on day 1 was below the consensus goal of 2 g/kg/day. The new consensus formulations provided better nutritional outcomes but protein levels on day 1 need further optimization.
: Fuad Akbar : I11107002 : dr. Hilmi Kurniawan Riskawa, Sp.A, M.Kes
PENINGKATAN ASUPAN GIZI
SETELAH IMPLEMENTASI FORMULA NUTRISI PARENTERAL STANDAR BERDASARKAN KONSENSUS PADA BAYI PREMATUR : STUDI SEBELUM SETELAH INTEVENSI ABSTRACT BACKGROUND AND OBJECTIVES New standardised parenteral nutrition (SPN) formulations were implemented in July 2011 in many neonatal intensive care units in New South Wales following consensus group recommendations. The aim was to evaluate the efficacy and safety profile of new consensus formulations in preterm infants born less than 32 weeks. METHODS A before-after intervention study conducted at a tertiary neonatal intensive care unit. Data from the post-consensus cohort (2011 to 2012) were prospectively collected and compared retrospectively with a pre-consensus cohort of neonates (2010). RESULTS Post-consensus group commenced parenteral nutrition (PN) significantly earlier (6 v 11 hours of age, p 0.005). In comparison to the pre-consensus cohort, there was a higher protein intake from day 1 (1.34 v 0.49 g/kg, p 0.000) to day 7 (3.55 v 2.35 g/kg, p 0.000), higher caloric intake from day 1 (30 v 26 kcal/kg, p 0.004) to day 3 (64 v 62 kcal/kg, p 0.026), and less daily fluid intake from day 3
(105.8 v 113.8 mL/kg, p 0.011) to
day 7 (148.8 v 156.2 mL/kg, p 0.025), and reduced duration of lipid therapy (253 v 475 hr, p 0.011). This group also had a significantly greater weight gain in the first 4 weeks (285 v 220 g, p 0.003). CONCLUSIONS New consensus SPN solutions provided better protein intake in the first 7 days and were associated with greater weight gain in the first 4 weeks. However, protein intake on day 1 was below the consensus goal of 2 g/kg/day. Nutrisi parenteral merupakan komponen penting dalam penanganan bayi baru lahir, khususnya bayi berat lahir rendah prematur yang dirawat di Newborn Intensive Care Units (NICU). Sampai saat ini, masing-masing NICU di Australia dan New Zealand (ANZ) menggunakan cairan nutrisi parenteral menurut standar masing-masing. Pada tahun 2010, dibentuklah kelompok multidisiplin untuk mencapai konsensus mengenai formulasi yang dapat diterima oleh sebagian besar NICU. Kelompok ini menghasilkan konsensus baru mengenai formula nutrisi parenteral standar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi asupan gizi dan penambahan berat badan pada bayi prematur yang berusia kurang dari 32 minggu yang dirawat di NICU menggunakan protokol penanganan nutrisi parenteral standar berdasarkan konsensus baru. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan studi sebelum dan setelah intervensi yang melibatkan 2 kelompok bayi prematur kurang dari 32 minggu. Kelompok setelah konsensus terdiri dari bayi yang dirawat ke NICU Royal Hospital of Women (RHW) dari 1 Agustus 2011 hingga 31 Juli 2012. Sedangkan kelompok sebelum
konsensus digunakan sebagai kontrol dan
terdiri dari bayi yang dirawat dari 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010. Data kelompok sebelum konsensus didapat secara retrospektif. Perbedaan utama dari formula nutrisi parenteral sebelum dan sesudah konsensus adalah kandungan protein. Kandungan protein yang diberikan sebelum konsensus adalah maksium 3 g/kgBB/hari pada 150 ml/kgBB/hari, sedangkan pada formulasi setelah konsensus yaitu menerima jumlah protein maksimum 4 g/kgBB/hari pada 135 ml/kgBB/hari. Bayi baru lahir yang menderita malformasi kongenital dan kelainan kromosom dieksklusikan. Bayi yang lahir di tempat lain dan dirujuk ke RHW setelah umur 24 jam juga dieksklusikan. HASIl UKUR Pengukuran utama mencakup cairan, energi dan asupan gizi utama selama minggu pertama kehidupan, hari ke-14, 21 dan 28. Pengukuran tambahan mencakup parameter-parameter biokimia seperti pH harian, PCO2, HCO3, kelebihan basa, kalsum terionisasi plasma, sodium plasma, klorida, ureum, kreatinin, albumin dan magnesium selama 7 hari pertama kehidupan. Tes fungsi hati, kalsium, fosfat dan magnesium dilakukan seminggu sekali selama 4 minggu pertama kemudian 2 minggu sekali sampai satu bulan sekali hingga mencapai usia 36 minggu atau bayi keluar dari rumah sakit. ANALISIS Data dipresentasikan sebagai jumlah (%) atau median. Karakteristik klinis dan demografik pada bayi dibandingkan menggunakan uji chisquare dengan continuity correction, t-test dan Mann Whitney U-test jika diperlukan. Seluruh analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.0 dengan nilai P<0,05 dianggap secara statistik memiliki perbedaan signifikan. HASIL Dari total 153 bayi baru lahir yang memenuhi kriteria inkulusi dan eksklusi, 68 bayi
mendapatkan nutrisi parenteral standar
sebelum konsensus dan 85 bayi mendapatkan nutrisi parenteral standar berdasarkan konsensus baru. Kelompok setelah konsensus menerima protein parenteral yang lebih tinggi secara signifikan dan asupan cairan yang lebih rendah pada beberapa hari pertama dibandingkan dengan kelompok sebelum konsensus namun asupan protein pada hari pertama berada dibawah standar konsensus. Begitu pula pada kelompok setelah konsensus memiliki penambahan berat badan yang lebih besar secara signifikan pada 4 minggu pertama dibandingkan dengan kelompok sebelum konsensus. Asupan lemak dan elektrolit tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok namun durasi terapi lemak menurun secara signifikan pada kelompok setelah konsensus. DISKUSI Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa cairan nutrisi parenteral setelah konsensus menyediakan asupan protein yang lebih tinggi pada berberapa hari pertama kehidupan dan memiliki penambahan berat badan yang signifikan pada 4 minggu pertama namun asupan protein pada hari pertama berada dibawah standar konsensus yaitu 2 g/kgBB/hari. Hal ini disebabkan oleh cairan yang digunakan sebagai cairan awal adalah cairan yang mengandung 3,3 % asam amino yang merupakan jumlah asam amino maksimal untuk menjamin stabilitas fisikomikia oleh perusahaan farmasi. Hal ini dapat diperbaiki melalui peningkatkan kandungan asam amino pada cairan dengan tetap menjaga stabilitas fisikokimianya.