Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAB I

PREFACE
1.1 Background
Corrosion protection is one of the key issues in the leisure boating sector. In order to
ensure proper functioning and a long service life, material selection and design must meet
stringent requirements, particularly in salt water environments. This is especially true for
electric motors, as the combination of electricity and sea water can have extremely
destructive effects in the event of a malfunction or operator error (leakage current,
incorrect earthing).
In general, it is possible to distinguish three types of corrosion: electrochemical,
galvanic and electrolytic corrosion. All three types can occur both in salt water and in
fresh water, but are much more destructive in salt water. Apart from the salt concentration,
other parameters such as pH and temperature also play a key role.
Volta cells is the arrangement of the chemical and electrical conductors that provide a
flow of electrons through the external circuit of a chemical substance oxidized to reduced
chemical substance. A galvanic cell is the cell where chemical reactions occur
spontaneously, releasing energy electricity that can be used for many purposes.
Electromotive force is measured in volts and is referred to as voltage or potential of these
cells
1.2 The Problem
The Problem in this Galvanic Cell Experiment is:
1.

How to show the potential difference between two different metals ?

2.

How to distinguish anode and cathode as well as the reactions at each electrode ?.

3.

How does the process of corrosion due Galvanic Cells?

1.3 Purpose of the Experiment


The Purpose of this galvanic cell experiments is :
1.

Shows the potential difference between two different metals.

2.

Distinguish the anode and cathode as well as the reactions at each electrode.

3.

Describe the process of corrosion due Galvanic Cells.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sel Galvanik
Galvani cells or also called voltaic cell is an electrochemical cell that can cause
electrical energy from a redox reaction is spontaneous. Spontaneous redox
reactions that can result in electrical energy was discovered by Luigi Galvani and
Alessandro Volta Guiseppe galvanic cell consists of several parts, namely:
1. voltmeter, to determine the size of the cell potential.
2. Bridges salt (salt bridge), to maintain neutrality electrical charge on the
solution.
3. anode, the negative electrode, where oxidation reactions. in the picture, which
acts as the anode is the electrode Zn / zinc (zinc electrode).
4. The cathode, the positive electrode, where the reduction reaction. in the
picture, which acts as the cathode is the electrode of copper / copper (copper
electrode).

Picture 2.1 Galvanic Cell


At the anode, the zinc metal loses electrons and becomes soluble Zn 2+. The reaction
is: Zn (s) Zn2 + (aq) + 2e. At the cathode, Cu 2+ ions capture electrons and settles into a
Cu metal. The reaction is: Cu 2+ (aq) + 2e Cu (s). it can be seen from the reduced mass of
the metal after correcting Zn, while the mass of Cu increases. Total reaction that occurs in
galvanic cell is: Zn (s) + Cu 2+ (aq) Zn2 + (aq) + Cu (s).2.2 Deret Volta

Deret elektrokimia atau deret Volta adalah urutan logam-logam (ditambah hidrogen)
berdasarkan kenaikan potensial elektrode standarnya. Umumnya deret volta yang sering
dipakai adalah adalah:
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif ditempatkan di
bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang lebih positif ditempatkan di
bagian kanan. Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka:

Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)

Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami oksidasi)

Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka:

Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron)

Logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami reduksi)
Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain dengan menghubungkan logam

(misalnya besi) dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta
(misalnya magnesium) sehingga logam yang mempunyai potensial elektrode yang lebih
negatif lah yang akan mengalami oksidasi. Metode pencegahan karat seperti ini disebut
perlindungan katodik. Contoh lain dari perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon,
dan berbagai barang lain yang dilapisi dengan zink, atau disebut Galvanisasi. Zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink (posisinya dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat. Larutan garam suatu logam yang berada
di bagian kiri dapat bereaksi dengan logam yang berada di bagian kanan. Contohnya larutan
FeCl3 (feri chloride) boleh mengikis Cu (copper / tembaga).
2.3 Katoda dan Anoda
2.3.1 Anoda
Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain, pada sel
elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir
berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada proses elektrokimia, baik sel galvanik
(baterai) maupun sel elektrolisis, anoda mengalami oksidasi. Perlu diperhatikan bahwa tidak
selalu anion (ion yang bermuatan negatif) bergerak menuju anoda, ataupun tidak selalu kation

(ion bermuatan positif) akan bergerak menjauhi anoda. Pergerakan anion maupun kation
menuju atau menjauh dari anoda tergantung dari jenis sel elektrokimianya. Pada sel galvanik
atau pembangkit listrik (baterai), anoda adalah kutub negatif. Elektroda akan melepaskan
elektron menuju ke sirkuit dan karenanya arus listrik mengalir ke dalam elektroda ini dan
menjadikannya anoda dan berkutub negatif. Dalam sel galvanik, reaksi oksidasi terjadi secara
spontan. Karena terus menerus melepaskan elektron anoda cenderung menjadi bermuatan
positif dan menarik anion dari larutan (elektrolit) serta menjauhkan kation. Dalam contoh
gambar diagram anoda seng (Zn) di kanan, anion adalah SO4-2, kation adalah Zn2+ dan
ZnSO4 elektrolit. Pada sel elektrolisis, anoda adalah elektroda positif. Arus listrik dari kutub
positif sumber tegangan listrik luar (GGL) dialirkan ke elektroda sehingga memaksa elektroda
teroksidasi dan melepaskan elektron.
2.3.2 Katoda
Katoda merupakan elektroda negatif. Kutub negatif. Dalam elektrolis, katoda
merupakan elektroda dengan potensial negatif terhadap anoda. Dalamm berbagai sistem
elektrik, misalnya tabung lucutan dan piranti elektrik padat, katoda adalah ujung akhir
electron masuk dalam sistem. Katoda merupakan kutub negatif dari sel elektroli. Pada baterai
biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi kutub katoda biasanya adalah logam seng, yang
juga sering menjadi pembungkus dari kotak baterai tersebut. Sedangkan, pada bateraialkalin,
yang menjadi katoda adalah logam mangan dioksida (MnO2).
2.4 Korosi Sel Galvanik
Dalam pencegahan korosi, digunakan juga konsep galvanik ini yang disebut dengan
Galvanic corrosion. Galvanic corrosion terjadi ketika dua buah logam yang dihubungan
secara fisik akan mengalami korosi, namun korosi hanya akan terjadi pada salah satu logam
saja. Galvanic corrosion terjadi akibat adanya perbedaan galvani series, hal tersebut
mengakibatkan hanya logam yang lebih mudah terkorosi saja yang akan terkorosi. Semakin
inert suatu logam maka akan semakin susah terkorosi. Hal tersebut mirip dengan galvani sel
dimana salah satu logam (misal Zn pada proses galvani Zn dan Cu) akan berkurang massanya
akibat elektron terlepas dari logam tersebut. Salah satu contoh galvani corrosion adalah adalah
baja yang dikelilingi oleh magnesium (gambar dibawah). Akibat perbedaan galvani series
yang cukup besar, magnesium menjadi terkorosi, sedangkan inti baja tidak terkorosi sama
sekali.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat Percobaan
1. Beaker Glass 1000 ml

2 Buah

2. Multitester

1 Buah

3.2 Bahan Percobaan


1.
2.
3.
4.

Larutan NaCl 3%
Logam Cu
Logam Fe
Logam Zn

500 ml
1 Buah
1 Buah
1 Buah

3.3 Prosedur Percobaan


1. Mengisi beaker glass dengan larutan NaCl 3% sebanyak 500 ml.
2. Menyusun rangkaian percobaan seperti gambar.
3. Mencelupkan dua lempeng logam berbeda yang saling berhubungan (kabel
penghubung tidak boleh tercelup, luas permukaan yang tercelup pada kedua elektroda
harus sama).
4. Mengamati tegangan yang ditunjukan oleh Multitester.
5. Mengulangi langkah 3-4 untuk pasangan logam lainnya.
3.4 Gambar Skema Percobaan
V

Gambar 3.1 SkemaNaCl


Percobaan
3%
Fe

NaCl 3% Fe

You might also like