Shalat Istikharah

You might also like

Download as rtf, pdf, or txt
Download as rtf, pdf, or txt
You are on page 1of 4

) (

: 361
:


.

.

:

*

* * *
*

* * * .

* :







*.
:

. :
.
:





.

Terjemahannya :

Syaikh Abdul Wahab Al Syarani yang merupakan wali qutub yang


agung dan terkenal, pemimpin para ahli haqiqat (semoga Allah
meridloinya) di dalam kitabnya *Al Minan Al Kubra* halaman 361
berkata mengenai shalat istikharah sebagai berikut :
Diantara apa yang telah dianugrahkan Allah SWT kepadaku : shalat
istikharah yang aku lakukan setiap hari sebagaimana istilahnya orangorang, dengan maksud agar Allah menjadikan setiap aktifitasku,
diamku pada hari, atau malam, atau jumah, atau bulan, atau tahun
tersebut baik dan terpuji. Dan sebagaimana shalat istikharah yang
saya lakukan tsb, demikian juga apa yang dilakukan oleh syaikh

muhyiddin Ibnu Arabi dan syaikh Abu Abbas Al Mursi serta


segolongan ahli thariqah yang lain.
Tata cara mengerjakannya sebagaimana dijelaskan oleh syaikh
Muhyiddin Ibnu Arabi pada wasiat-wasiatnya di akhir kitab *Futuhat
al Makiyyah* adalah sebagai berikut :
Shalat 2 rakaat ketika naiknya matahari kira-kira setinggi tombak,
atau setelah shalat maghrib, atau setiap hari jumah, atau setiap
sebulan sekali, atau setiap setahun sekali.
* Pada rakaat pertama membaca fatihah, kemudian membaca ayat



* * dan
























*. * * dan

* Pada rakaat kedua membaca fatihah, kemudian membaca ayat

Dan setelah salam membaca doa shalat istikharah yang warid (yang
telah disebutkan dalam hadits nabi sebagaimana biasa), namun pada
tempat (lafadh) yang berisi perintah agar menyebutkan dengan jelas
apa yang menjadi hajatnya diganti dengan doa/lafadh berikut ini :


























.
Beberapa syaikh guru thariqah berkata :
Barang siapa menjalankan shalat istikharah tersebut setiap hari dan
malam, maka tidak akan melakukan aktifitas sedikitpun atau berdiam
diri sedikitpun kecuali akan membuahkan hal yang baik bagi dirinya
tanpa diragukan lagi. Mereka juga berkata : *kami semua telah
mencobanya, dan kami melihat kenyataan adanya kebaikan sebagai
hasilnya baik berupa adab kepada Allah atau berpasrah diri kepadaNya*. Mereka berkata : *ketika sudah selesai melakukan doa
istikharah, maka silahkan melakukan apa yang sebelumnya dimintakan
petunjuk istikharah kepada Allah tadi dengan kelapangan hati, karena
ketika perkara tersebut adalah baik bagi dirinya, maka pasti Allah
akan memudahkna jalan serta sebab-sebab keberhasilannya, sampai
perkata tersebut berhasil diraih dan akhirnya berbuah kebaikan yang
terpuji. Dan apabila hakikatnya perkara yang dimintakan petunjuk
tersebut sebenarnya adalah jelek dan buruk bagi dirinya, maka akan
otomatis dia merasa tidak nyaman dalam prosesnya, serta jalan dan
sebab-sebab keberhasilannya menjadi sulit, dan dalam keadaan
seperti ini dia akan tahu bahwa Allah SWT telah memberikan sebuah
petunjuk pilihan untuk meninggalkannya, sehingga dia tidak merasa
sakit dan bersedih ketika tidak berhasil meraihnya, tetapi dia justru
akan bersyukur dan memanjatkan puji pada Allah atas hal ini, karena
Allah taala lebih mengetahui apa yang menjadi kebaikan-kebaikan
hamba-Nya dari pada dirinya sendiri*.

You might also like