Jurnal Hafiz Fatchurrachiem Aziz s0913.113

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN KEGIATAN

PEMERIKSAAN INTERNAL TERHADAP


KEPUASAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)
JAKARTA
Hafiz Fatchurrachiem Aziz
Program Studi Akuntansi Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia
Bogor
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain empirical evidence of the influence
ofthe quality of internal audit and inspection activities to the satisfaction of the
company's management at the PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta.
Respondents in the study were middle management and employees
working at PT. Pos Indonesia (Persero) in West Jakarta and Central Jakarta.
Collecting data in this study through questionnaires and conducted sampling,
where as sampling technique conducted random sampling. Number of answered
questionnaires and were eligible to be processed as many as 120pieces of 160
were sent to the respondents.
Based on the test results of the regressionin whichthe company's
management satisfactionas the dependent variable and the variable quality of
internal audit and inspection activities as an independent variable obtained F
value of 22.704 with a significance level of 0.000 (less than 0,005), so it can be
concluded that the independent variables together have influence significant and
positive impact on the company's management satisfaction in PT. Pos Indonesia
(Persero) Jakarta.
Adjusted R Square value of this research is at 0,267. This means that
26.70 percent of the factors that determine the satisfaction of the management can
be explained by the independent variables in the research model. While the
remaining 73.30 percentis caused by variables other than the study.
Key Words : Quality audit , internal audit activities , satisfaction management.

PENDAHULUAN

the
people
(www.posindonesia.co.id).
Salah satu dari ketiga
pendekatan
transformasi
yang
dilakukan oleh PT. Pos Indonesia
(Persero), yaitu leading values for
the peopleyang berarti perubahan
dilakukan
dari
dalam
perusahaan.Perubahan
kondisi
internal
perusahaan
merupakan
faktor terpenting dalam melakukan
suatu pembenahan.
Perubahan kondisi internal di
PT. Pos Indonesia (Persero) di awali
dengan melakukan peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dan perbaikan pelaksanaan
kegiatan
operasi
perusahaan.
Peningkatan kualitas SDM dilakukan
secara menyeluruh kepada semua
bagian di PT. Pos Indonesia
(Persero). Termasuk kepada bagian
Satuan Pengawas Internal (SPI) atau
bagian internal auditor di PT. Pos
Indonesia (Persero). Internal auditor
PT. Pos Indonesia (Persero) dituntut
untuk
selalu
mempertahankan,
mengembangkan,
dan
selalu
menyempurnakan kualitas audit dan
kegiatan pemeriksaan internal dalam
pelaksanaan tugasnya, hal ini
bertujuan agar SDM yang dimiliki
dapat menjadi penunjang yang baik
dan dapat melaksanakan tugas secara
professional sesuai dengan normanorma yang telah di tetapkan
perusahaan.
Pada intinya kualitas audit
dan kegiatan pemeriksaan internal
yang dilakukan oleh seorang auditor
internal
dalam
pelaksaanaanya,
manfaatnya harus dapat dirasakan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Al- Quran Surat Al-Qashah
ayat 26 yang berbunyi:

Seiring semakin pesatnya laju


perkembangan teknologi informasi
komunikasi, serta ditambah dengan
bermunculannya
perusahaanperusahaan baru dibidang usaha jasa
sekarang ini, dapat menjadi ancaman
serius bagi keberlangsungan masa
depan industri perposan di Indonesia.
Hal ini diawali dengan adanya
fenomena
kebangkrutan
yang
dialami oleh kantor pos USPS
(United States Postal Service) di
negara maju seperti Amerika Serikat.
Peristiwa kebangkrutan yang dialami
USPS disebabkan karena tidak
siapnya USPS dalam menghadapi
derasnya
arus
perkembangan
teknolongi
infomasi,
sehingga
mengalami penurunan pendapatan
dan
akhirnya
mengalami
kebangkrutan. Semakin cepatnya
perkembangan teknologi informasi
juga
dirasakan
di
Indonesia.
Sehingga
menuntut
PT.
Pos
Indonesia
(Persero)
mengambil
langkah ansitipasi atau penyesuaian
dengan melakukan suatu terobosan di
perusahaan. Selain itu penyesuaian
yang dilakukan juga bertujuan untuk
mengahadapi semakin kompleksnya
tingkat persaingan bisnis dengan para
kompetitor dibidang usaha sejenis
yang dijalani oleh PT. Pos Indonesia
(Persero).
Terobosan
atau
penyesuaian yang dilakukan oleh PT.
Pos Indonesia (Persero) yaitu dengan
melakukan
transformasi
di
perusahaan, dari perusahaan yang
awalnya Postal Company menjadi
Network Company. Transformasi di
PT.
Pos
Indonesia
(Persero)
dilakukan dengan menggunakan tiga
pendekatan yaitu, stating mission for
the customer, charting vision for the
shareholders dan leading values for

Artinya : Salah seorang dari kedua


wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang
bekerja
(pada
kita),
karena
Sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya" (QS: AlQashash : 26).

Untuk lebih mengembangkan


penelitian yang dilakukan oleh Ilham
(2001). Pada penelitian ini akan
menggunakan, variabel, objek dan
waktu penelitian yang berbeda
dengan
penelitian
sebelumnya.
Dimana, dalam penelitian ini akan
menggunakan atribut kualitas auditor
internal dan kegiatan pemeriksaan
yang
meliputi
independensi,
kompetensi, ruang lingkup pekerjaan
dan
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaansesuai dengan yang
ditetapkan oleh SPAI (2004:8),
sebagai variabel yang akan diuji
pengaruhnya terhadap kepuasan
manajemen perusahaan di PT. Pos
Indonesia (Persero) wilayah Jakarta
(Akmal 2009:22).
Berdasarkan uraian yang
disampaikan diatas, pada intinya
penulis ingin menguji sampai
seberapa jauh pengaruh kualitas audit
dan kegiatan pemeriksaan internal
terhadap kepuasan pihak manajemen
perusahaan. Sehingga dalam hal ini
penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Kualitas
Audit dan Kegiatan Pemeriksaan
Internal
Terhadap
Kepuasan
Manajemen Perusahaan Pada PT.
Pos Indonesia (Persero) Jakarta

Menurut
ulama
Ibnu
Taimiyah dalam bukunya as-Syiasah
Asyriyyah merujuk pada ayat di atas,
menjelaskan bahwa pentingnya sifat
amanah.Karena amanah memiliki arti
dapat kuat dan dipercaya. Kedua sifat
tersebut, yaitu kuat dan dipercaya,
perlu dimiliki oleh internal auditor
yang diberikan kepercayaan oleh
pemimpin
perusahaan
untuk
mengemban tugas yang berat dalam
rangka melakukan penilaian dan
pengujian
kepada
manajemen
perusahaan
dalam
mencapai
mencapai tujuannya.
Menurut
penelitian
sebelumnya mengenai kualitas audit
dan kepuasan pengguna jasa auditor
internal yang dilakukan Ilham (2001)
di Pertamina, dalam penelitiannya
menunjukan bahwa kualitas audit
merupakan faktor penting bagi
manajemen selaku mitra dari internal
auditor. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Ilham (2001)
ditemukan hubungan antara kualitas
audit dengan kepuasan pengguna jasa
auditor internal, dimana dalam
penelitiannya menggunakan 10 dari
12 atribut kualitas audit yang
digunakan oleh Bhen, et al., (1997)
dalam penelitiannya.

LANDASAN TEORI
Menurut Standar Profesi
Auditor Internal (SPAI, 2004:5)
mendefinisikan Internal Auditing
sebagai berikut: Audit Internal
adalah kegiatan assurance dan
konsultasi yang independen dan
obyektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasi
organisasi.
Audit
internal
membantu
organisasi
untuk
mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan
3

teratur untuk mengevaluasi dan


meningkatkan
efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian,
dan proses governance
Secara umum untuk lebih
memahami dalam penjelasan lain,
Andayani (2008:2) menyatakan
bahwa: Audit Internal adalah
sebagai penilaian yang dilakukan
secara
bebas
tanpa
adanya
pengaruh dari pihak manapun atas
fungsi-fungsi
organisasi,
untuk
melakukan pememeriksaan dan
pengevaluasian aktivitasnya sebagai
bentuk pelayanan yang diberikan
kepada organisasi
Dalam rangka meningkatkan
kualitas
audit
dan
kegiatan
pemeriksaan internal yang meliputi
independensi,
kemampuan
professional,
ruang
lingkup
pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan. Bagian Audit internal
tidak hanya bertanggung jawab
kepada manusia semata, akan tetapi
harus selalu dilandasi rasa takut
kepada Allah. Dalam Al-Quran
menegaskan
bahwa
pentingnya
fungsi pengawasan yaitu dalam surat
Al- Hujuraat (49 : 6) yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang


beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita,
Maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui
keadaannya
yang
menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu.(Q.S Al-Hujuraat;


6)
Berdasarkan ayat diatas maka
dapat dijelaskan bahwa turunnya ayat
tersebut
bertujuan
untuk
mengajarkan kepada setiap kaum
muslimin, agar selalu berhati-hati
dalam menerima informasi.
Nasution
(2012)
mendefinisikan
kualitas
Audit
internal adalah suatu tuntutuan dari
profesionalisme pekerjaan seorang
auditor internal sebagai bentuk
peranan
atas
profesi
dalam
memberikan nilai tambah bagi suatu
organisasi diperusahaan. Dengan
kata lain, kualitas Audit adalah
tingkat profesionalisme seseorang
dalam
menjalankan
tanggung
jawabnya yang memberikan nilai
manfaat
dari
suatu
aktivitas
pemeriksaan. Secara umum kualitas
audit internal di dalam SPAI (2004:8)
terdiri dari independensi dan
kemampuan professional, dimana
dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengukur kualitas dari audit
internal. apabila indikator tersebut
ditaati secara baik dan benar dalam
menjalankan tugas, maka akan
menambah kualitas dari auditor
internal
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
manajemen
perusahaan.
Dengan
demikian,
berdasarkan keterangan tersebut,
makadapat
disimpulkan
bahwa
kualitas Audit internal adalah
aktivitas
pemeriksaan
yang
dilakukan secara berkualitas sesuai
dengan standar dan ketetapan yang
berlaku secara umum, dan tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan,
harus dilakukan secara professional,
karena jasa yang diberikan oleh
internal auditor merupakan kunci
sukses
perusahaan
dalam
menjalankan fungsinya baik dalam
4

aktivitas
keuangan
ataupun
operasional .
Kualitas audit yang dimiliki
oleh auditor internal atas manfaatnya
sangat berhubungan dengan sifat
amanah, dalam hal ini amanah adalah
suatu sifat yang dapat dipercaya atas
tanggung jawab yang diberikan.
sesuai dengan firman Allah surat AnNisa ayat 58 yang berbunyi:

melayani dengan sepenuh hati, maka


akan mendapat hasil yang baik.
Independensi
Bhen.et
al.,
(1997)
menefinisikan independensi adalah
suatu kewajiban yang harus dimiliki
oleh
auditor
internal
dalam
pelaksanaan auditnya, yang dimana
dalam
melakukan
kegiatan
pemeriksaan seorang auditor internal
diberikan
kebebasan
atas
wewenangnya seusai dengan tugas
tanpa
membahayakan
independensinya. Harus objektif
tidak boleh memihak siapapun dalam
kegiatan pemeriksaannya.
Persadi (2012) menyatakan
bahwa Independensi auditor adalah
sikap tidak memihak kepada
kepentingan
siapapun
dalam
melakukan pemeriksaan laporan
keuangan yang dibuat oleh pihak
manajemen. Auditor internal di
tuntut harus dapat mengerjakan
kegiatan
pemeriksaan
secara
maksimal, efektif dan efisien sesuai
dengan
kemandirian
dan
kemampuannya yang dimiliki tanpa
adanya
intervensi
dari
pihak
manapun. Sehingga kualitas audit
yang dihasilkan tepat, akurat dan
dapat dipercaya.
Berdasarkan definisi dan
pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa independensi merupakan
salah satu aspek penting bagi auditor
internal, apabila independensi auditor
internal
baik,
maka
akan
memberikan nilai lebih bagi auditor
internal dalam sudut pandang
manajemen.Oleh karena itu auditor
internal harus mandiri dan objektif
guna mendapatkan dukungan secara
penuh dari berbagai pihak agar dapat
memberikan
pelayanan
sesuai
dengan ekspetasi yang diinginkan
pihak manajemen.

Aritinya:
Sesungguhnya
Allah
menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila
menetapkan
diantara
manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pelajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah Maha mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. An Nisa :58)
Selain itu, dalam ajaran agama
Islam telah diajarkan jika ingin
memberikan pelayanan kepada orang
lain maka berikanlah sesuatu yang
berkualitas dan bermutu, Pelayanan
adalah salah satu faktor terpenting
bagi internal auditor, karena dengan
memberikan pelayanan yang baik
bagian internal auditor akan mampu
memberikan
kepuasan
kepada
manajemen
perusahaan
selaku
pelanggan jasa dari internal auditor
itu sendiri. Karena ketika kita
5

Hal ini berkaitan dengan


firman Allah surat Al-Maidah ayat 8
juga membahas tentang sikap
kemandirian dari seorang pengawas
internal yang berbunyi sebagai
berikut:

Kompetensi
Nasution
(2012)
mendefinisikan kompetensi dari
internal auditor adalah suatu kegiatan
pemeriksaan yang dilakukan secara
ahli dan bertanggung jawab pada
tiap-tiap tugas yang amanahkan
kepadanya. Berkaitan dengan hal
tersebut, dengan kata lain bahwa
setiap penugasan yang di amanahkan
kepada internal auditor perlu
memperhatikan
kecermatan
professionaldanketelitian
secara
professional. hal ini seusai dalam
SPAI
(2004:9)
yang
juga
menyatakan
bahwa:Auditor
internal
harus
memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lainnya yang dibutuhkan
dalam menjalankan tanggung jawab
secara individu. Fungsi Audit
Internal secara keseluruhan harus
memiliki
atau
memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lainnya yang dibutuhkan
untuk
melaksanakan
tanggung
jawabnya
Herry (2010:76) menjelaskan
bahwa kemampuan professional
wajib dimiliki oleh setiap auditor
internal. Karena dalam setiap
aktivitas
pemeriksaan
secara
keseluruhan auditor internal harus
memiliki
pengetahuan
dan
kemampuan dari berbagai disiplin
ilmu. Sedangkan Akmal (2009:21)
mendefinisikan
kemampuan
professional adalah kemampuan dari
Audit internal dalam menggunakan
keahlian
ketelitian
dalam
menjalankan
kegiatan
pemeriksaannya,
adapun
lebih
rincinya sebagai berikut:
1. Ketaatan dengan standar
profesi yang berlaku dalam
aktivitas pemeriksaan.

Artinya:Hai
orang-orang
yang
beriman hendaklah kamu Jadi
orang-orang
yang
selalu
menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil.
dan
janganlah
sekali-kali
kebencianmu
terhadap
sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk
Berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui
apa
yang
kamu
kerjakan. (Q.S Al- Maidah; 8)
Berdasarkan ayat-ayat diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa
seorang auditor internal yang
berkualitas haruslah auditor yang
mempunyai independensi dan moral
yang baik dalam menjalankan
aktivitas pemeriksaannya, harus
menegakan kebenaran dan keadilan
jangan merugikan orang lain karena
Allah maha mengetahui atas setiap
yang dikerjakan umatnya.
6

2. Pengetahuan dan kecakapan


dalam
melaksanakan
pemeriksaan.
3. Hubungan antar manusia
dan
komunikasi
secara
efektif.
4. Pendidikan
yang
berkelanjutan.
5. Ketelitianprofessional.
Selanjutnya
Andayani
(2008:9) menegaskan bahwasannya
setiap Auditor Internal yang akan
melaksanakan kegiatan pemeriksaan
harus memiliki sebagai berikut:
1. Kemampuan
dalam
memahami standar audit
internal, prosedur, tehnik
dan sistem pengendalian
internal yang diperlukan
dalam melaksanakan audit.
2. Pemahaman untuk menilai,
mengevaluasi,
dan
memberikan
konsultasi
untuk memperbaiki operasi
organisasi.
3. Membenatu organisasi untuk
mencapai tujuannya secara
sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi
dan
memperbaiki
efektivitas
resiko
manajemen,
pengendalian dan proses
good governance.
4. Kemampuan
melakukan
suatu pemeriksaan yang
mengukur,
mengevaluasi,
dan melaporkan efektifitas
pengendalian
internal,
keuangan
dan
efisiensi
dalam penggunaan sumber
daya organisasi.
5. Kemampuan
untuk
memahami
akuntansi,
perpajakan,
metode
kuantitatif dan kualitatif,
sistem
informasi
yang
terkomputerisasi.

6. Serta
kemampuan
berkomunikasi.
Berdasarkan defisini- definisi
dan penjelasan yang diuraikan di
atas, maka disimpulkan bahwa setiap
auditor internal sebelum melakukan
aktivitas pemeriksaan kepada pihak
manajamen,
harus
memastikan
bahwa pelaksanaan pemeriksaan
internal
telah
sesuai
dengan
kemampuan professional auditor
internal
dan
dalam
aktivitas
pemeriksaan internal kemampuan
yang dimiliki oleh internal auditor
harus
dikeluarkan
secara
sepenuhnya,
sehingga
akan
mewujudkankualitas audit internal
yang baik dan mumpuni untuk
digunakan sehingga akan berdampak
kepada
manajemen
sebagai
pelanggan dari jasa internal auditor.
Kegiatan Pemeriksaan Internal
Akmal
(2009:20)
menjelaskan kegiatan pemeriksaan
internal dapat meliputi berbagai
bidang yang terdapat di dalam
perusahaan.
Karena
luasnya
jangkauan pemeriksaan yang dapat
dilakukan, unit pemeriksa internal
biasanya menetapkan urutan prioritas
kegiatan yang akan di periksanya
pada
jangka
waktu
tertentu
berdasarkan hasil pengidentifikasian
dan
pengukuran
suatu
resiko.Kemudian ditegaskan oleh IIA
(2001) dalam Akmal (2009:24)
menyatakan
bahwa
kegiatan
pemeriksaan internal terdiri dalam 4
tahap sebagai berikut:
1. Tahap
perencanaan
pemeriksaan.
2. Tahap
pengujian
dan
evaluasi.
3. Tahap penyampaian hasil
pemeriksaan.
4. Tahap tindak lanjut.
7

Andayani
(2008:22)
menjelaskan
bahwa
kegiatan
pemeriksaan internal bertujuan untuk
memastikan apakah suatu organisasi
sudah mematuhi hukum, kebijakan,
prosedur dan peraturan yang sudah
ditetapkan dengan alasan untuk
mengetahui aktivitas organisasi atau
program telah berjalan secara
ekonomis, efisien dan efektif.
Sedangkan Tampubolon (2005:31)
menyatakan bahwasannya kegiatan
pemeriksaan internal kadang-kadang
tidak mempunyai batasan kepada
hal-hal yang sudah dijadwalkan. Jika
pada suatu ketika pemimpin dari
pada perusahaan memerintahkan
kepada bagian audit internal untuk
melakukan aktivitas pemeriksaan
atas
adanya
ketidakberesan,
kebocoran dan kecurangan yang
dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas
maka dapat disimpulkan kegiatan
pemeriksaan
internal
adalah
pemeriksaan yang dilakukan kepada
bagian tertentu yang terdapat di
dalam perusahaan, yang dimana
dalam setiap aktivitas pemeriksaan
bagian
audit
internal
harus
memenuhi kebutuhan dari pada
pimpinan atas informasi-informasi
penting yang berguna bagi kemajuan
perusahaan
dalam
aktivitas
bisnisnya, karena apabila kegiatan
pemeriksaan
internal
sudah
terealisasikan dengan baik maka
akan
memberikan
efek
bagi
pengguna jasa pemeriksa internal
baik dalam kepuasan hal lainnya.
Ruang Lingkup Pekerjaan
Menurut Herry (2010:73)
Lingkup pekerjaan Audit internal
meliputi pengujian dan evaluasi
terhadap kecukupan dan keefektifan
sistem pengendalian internal yang
dimiliki oleh suatu organisasi,

dimana kecukupan dan keefektifan


suatu
pengendalian
internal
menentukan suatu sistem yang telah
ditetapkan dapat memberikan suatu
kepastian yang layak bahwa tujuan
dan sasaran organisasi dapat tercapai
secara efisien dan ekonomis. Hal ini
sesuai dengan bagaimana tujuan
utama pemeriksaan internal audit
yaitu untuk meyakinkan sebagai
berikut:
1. Keandalan Informasi
Pemeriksa internal harus
meninjau
keandalan
(realibilitas dan integritas)
berbagai informasi finansial
dan pelaksanaan pekerjaan
atau operasi, serta berbagai
cara yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasi
dan
melaporkan informasi.
2. Kesesuaian
dengan
Kebijaksanaan,
Rencana,
Prosedur, dan
Peraturan
Perundang-undangan
Pemeriksa internal harus
meninjau sistem yang telah
ditetapkan untuk memastikan
kesesuaiannya
dengan
berbagai
kebijakansanaan,
rencana, prosedur, ketentuan
perundang-undangan
dan
peraturan yang dimiliki. Jadi
pemeriksa
internal
bertanggung jawab dalam
menentukanapakah
sistem
tersebut telah mencukupi dan
efektif serta apakah berbagai
kegiatan yang diperiksannya
benar-benar telah memenuhi
persyaratan yang diperlukan.
3. Perlindungan terhadap Harta
Pemeriksa internal harus
meninjau berbagai alat atau
car yang digunakan untuk
melindungi harta terhadap
berbagai jenis kerugian yang
8

diakbiatkan oleh pencurian,


kegiatan yang illegal atau
tidak pantas dan, bila
dipandang
perlu,
memverifikasi
keberadaan
dari suatu harta atau aktiva.
Pada saat memverivikasi
keberadaan
suatu
harta,
pemeriksa
harus
mempergunakan
prosedur
pemeriksaan yang sesuai dan
tepat.
4. Penggunaan Sumber Daya
secara
Ekonomis
dan
EfisienPemeriksaan
yang
berhubungan
dengan
keekonomisan dan efisiensi
penggunaan sumber daya
haruslah
mengidentifikasi
berbagai keadaan seperti :
a. Fasilitas-fasilitas yang
tidak
dipergunakan
sepenuhnya.
b. Pekerjaan yang tidak
produktif.
c. Berbagai
prosedur
yang tidak dapat
dibenarkan
berdasakrkan
pertimbangan biaya,
dan
d. Terlalu banyak atau
sedikit jumlah staff.
5. Pencapaian Tujuan
Pemeriksa internal haruslah
menilai pekerjaan, operasi ,
atau program untuk menilai
apakah hasil yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang ditetapkan,
dan
apakah
pekerjaan,
operasi,
atau
program
tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
Sedangkan Akmal (2009:22)
memaparkan
bahwa
lingkup
pekerjaan dari pada pemeriksa
internal harus meliputi pengujian dan

evaluasi terhadap kecukupan dan


efektivitas
sistem
pengndalian
manajemen
serta
kualitas
pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan yang meliputi:
1. Keandalan infromasi.
Pemeriksan internal harus
memeriksa
keandalan
informasi keuangan dan
operasi serta cara yang
digunakan
untuk
mengidentifikasi,mengukur,
mengklasifikasikannya dan
melaporkannya.
2. Kesesuaian
dengan
kebijakan,
rencana,
prosedur, peraturan dan
undang-undang.
Pemeriksa internal harus
memeriksa sistem yang telah
ditetapkan
untuk
meyakinkan apakah sistem
tersebut telah sesuai dengan
kebijaksanaan,
rencana,
prosedur, peraturan dan
undang-undang dan harus
menentukan
apakah
organisasi telah mematuhi
hal-hal tersebut
3. Perlindungan
terhadap
aktiva.
Pemeriksa internal harus
memeriksa alat atau cara
yang dipergunakan untuk
melindungi harta dan jika
perlu lakukan pemeriksaan
fisik mengenai keberadaan
aktiva tersebut.
4. Penggunaan sumber daya
secara ekonomis dan efisien.
Pemeriksa internal harus
menilai keekonomisandan
keefisienan
penggunaan
sumber daya.
5. Pencapaian tujuan.
Pemeriksa internal harus
menilai pekerjaan, operasi,
dan
program
untuk
9

menentukan apakah hasil


yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan dan sasaran.
Dalam Silwahjoeni (2011)
dijelaskan bahwa lingkup pekerjaan
dari internal auditing harus meliputi
pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan dan keefektifan sistem
pengendalian internal dan kualitas
dari pelaksanaan tanggung jawab
yang diberikan. Dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup pemeriksaan Audit Internal
harus melihat berbagai cara yang
digunakan, dimana bertujuan untuk
melindungi
asset
dari
pada
perusahaan dari berbagai macam
kebocoran yang dapat menyebabkan
kerugian bagi perusahaan. auditor
internal
harus
menggunakan
prosedur pemeriksaan yang sesuai
dan tepat agar hasilnya yang
dikeluarkan dapat dipercaya dan
akurat.

3. Penentuan
tenaga
yang
diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan
4. Pemeberitahuan kepada para
pihak yang dipandang perlu
5. Melaksanakan survey secara
tepat untuk lebih mengenali
bidang atau area yang akan
diperiksa
6. Penetapan
program
pemeriksaan
7. Menentukan
bagaimana,
kapan, dan kepada siapa hasil
pemeriksaan
akan
disampaikan, dan
8. Memperoleh persetujuan atas
rencana kerja pemeriksaan
Sedangkan Akmal (2009:22)
juga
menyatakan
bahwa
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
harus meliputi:
1. Perencanaan pemeriksaan
Pemeriksa internal harus
membuat perencanaan untuk
setiap
penugasan
pemeriksaan
yang
dilakukannya.
2. Pengujian
dan
pengevaluasian informasi
Pemeriksainternal
harus
mengumpulkan,menganalisis,
mengintrepretasikan,
dan
membuktikan
kebenaran
informasi untuk mendukung
hasil pemeriksaan.
3. Penyampaian
hasil
pemeriksaan
Pemeriksa internal harus
membuat laporan atas hasil
pemeriksaan
yang
dilakukannya
dan
disampaikan kepada pejabat
yang tepat.
4. Tindak
lanjut
hasil
pemeriksaan
Pemeriksa internal harus
memonitor
apakah
atas

Pelaksanaan
Kegiatan
Pemeriksaan
Nasution (2012) menjelaskan
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
internal
meliputi
perencanaan
pemeriksaan,
pengujian
dan
pengevaluasian
informasi,
penyampaian hasil pemeriksaan, dan
menindaklanjuti hasil pemeriksaan.
Dengan demikian seorang auditor
internal mempunyai tanggung jawab
yang besar untuk melakukan proses
perencanaan dan pelaksanaan tugas
pemeriksaan.
Perencanaan
pemeriksaan
internal
harus
didokumentasikan dan meliputi:
1. Penetapan
tujuan
pemeriksaan dan lingkup
pekerjaan
2. Memperoleh informasi dasar
tentang objek yang akan
diperiksa
10

temuan dan rekomendasi


yang
diperoleh
telah
dilakukan tindak lanjut yang
tepat.
Dengan
demikian
berdasarkan penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dan
prosedur
pemeriksaan
harus
dihubungkan dengan resiko yang
berkaitan dengan bidang yang
diperiksa.
Tujuan
pemeriksaan
merupakan hal yang ingin dicapai
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan. Dalam pelaksanaan
pemeriksaan harus dilakukan suatu
evaluasi dan pengumpulan informasi
berdasarkan dengan tujuan dan ruang
lingkup yang akan ditentukan. Dan
seorang auditor internal harus
melakukan pengumpulan dan analisis
untuk meyakinkan kebenaran dari
pada suatu informasi, karena
informasi yang relevan secara tidak
langsung akan mendukung hasil
pemeriksaan yang optimal. Selain
itu, seorang auditor internal wajib
melaporkan hasil pemeriksaan yang
dilaksanakannya.
laporan
yang
diberikan auditor internal harus
objektif jelas, singkat, konstruktif
dan tepat waktu. Karena laporan
yang objektif adalah laporan yang
seusai dengan kejadian sebenarnya,
tidak ada rekayasa didalamnya. Dan
seorang auditor internal dirasa perlu
melakukan pengawasan sebagai
bentuk dari pada tindak lanjut untuk
meyakinkan bahwa suatu tindakan
perbaikan telah dilakukan dan
memberikan hasil yang sesuai
dengan harapan. (Herry.2010)

yang ia rasakan dibandingkan dengan


harapannya. Sedangkan Hansen dan
Mowen (2005:5) dalam Indriani
(2012) kepuasan adalah produk atau
jasa yang berkualitas yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan.
Dengan kata lain, kualitas adalah
kepuasan
pelanggan/klien.
Selanjutnya Hill, Brierly dan
MacDougall (1999) dalam Tjiptono
(2008:175) mendefinisikan kepuasan
pelanggan merupakan ukuran kinerja
produk total sebuah organisasi
dibandingkan serangkaian keperluan
pelanggan.
Berdasarkan beberapa definisi
diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan manajemen selaku
pengguna jasa internal auditor adalah
tingkat perasaan suatu individu
setelah membandingkan kinerja atau
hasil yang dirasakan sesuai dengan
apa yang diharapkannya. Jadi tingkat
kepuasan merupakan suatu tolak
ukur antara kinerja yang dilakukan
oleh suatu organisasi dengan harapan
yang diinginkan oleh manajemen.
Apabila kinerja tidak sesuai dengan
harapan maka manajemen akan
kecewa, sedangkan apabila kinerja
sesuai
dengan
harapan
yang
diinginkan maka manajemen akan
puas terhadap hasil yag diberikan.
Pentingnya memberikan pelayanan
yang sangat baik kepada manajemen
bertujuan agar manajemen merasa
puas
dan
senang
dalam
menggunakanjasa yang diberikan
oleh internal auditor.Dalam islam
dijelaskan dalam (HR. Ahmad, No.
18044) hadits mengenai kepuasan
sebagai berikut:
Siapa yang menjadi pekerja bagi
kita, hendaklah ia mencarikan isteri
(untuknya),
seorangpembantubilatidakmemilikin
ya, hendaklah ia mencarikannya
untuk pembantunya. Bila ia tidak

Kepuasan Manajemen Perusahaan


Kotler,et,al.,
(2007:177)
mendefiinisikan kepuasan adalah
tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil)
11

mempunyai
tempat
tinggal,
hendaklah ia mencarikan tempat
tinggal. Abu Bakar mengatakan:
Diberitakan kepadaku bahwa Nabi
Muhammad Saw. bersabda: Siapa
yang mengambil sikap selain itu,
maka ia adalah seorang yang
keterlaluan atau pencuri. (HR.
Ahmad, No. 18044).

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan
kerangka
pemikiran diatas maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:

Kesimpulan dari hadits diatas


adalah kita harus memberikan yang
terbaik
kepada
manajemen
perusahaan.
Dengan
demikian,
semua sistem yang berhubungan
dengan perusahaan terkait dengan
pelayanan harus dilakukan dengan
benar-benar baik. Hal ini adalah cara
yang
paling
efektif
dalam
mempertahankan
kepuasan
manajemen
sehingga hubungan
antara
auditor
internal
dan
manajemen menjadi baik, dan pada
akhirnya kepuasan manajemen akan
terbentuk dengan sendirinya.

H1: Terdapat pengaruh secara positif


dan signifikankualitas audit internal
terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan.
H2: Terdapat pengaruh secara positif
dan signifikan kegiatan pemeriksaan
internal
terhadap
kepuasan
manajemen perusahaan
H3: Secara bersama-sama terdapat
pengaruh
secara
positif
dan
signifikan variabel kualitas audit dan
kegiatan
pemeriksaan
internal
terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan.

Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di
perusahaan Badan Usaha Milik
Kualitas Audit Internal (X1)
Negara (BUMN) PT. Pos Indonesia
Dimensi :
-Independensi
(Persero) Jakarta dan tergolong
-Kompetensi
dalam
penelitian
deskriptif
kuantitatif,
karena
di
dalam
penelitian ini melibatkan perhitungan
kuantitatif dan studi literature.
Penelitian ini adalah penelitian yang
secara
keseluruhan
merupakan
Kepuasan Manajemen Perusahaan (Y)
penelitian
yang
ingin
Dimensi:
menggambarkan
suatu
fenomena
Kegiatan Pemeriksaan Internal (X2)
Dimensi :
Perasaan manajemen setelah membandingkan kinerja dengan
harapansistematis, terpercaya dan
secara
akurat.
Data yang digunakan untuk
Ruang Lingkup Pekerjaan
menganalisis diperoleh dari para
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
responden yang mengisi kuesioner
(angket) di PT. Pos Indonesia
12

(Persero) Jakarta Barat dan Jakarta


Pusat.
Populasi dalam penelitian
melibatkan para pegawai yang
bekerja pada kantor PT. Pos
Indonesia (persero) di Jakarta Barat
dan Jakarta Pusat, yang dimaksud
dengan populasi penelitian ini adalah
para manajer menengah, Staff dari
berbagai bagian yang terdapat
didalam perusahaan.
Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random sampling atau
pengambilan
sampel
yang
memberikan
kesempatan
atau
peluang yang sama untuk diambil
pendapatnya kepada setiap elemen
populasi
(Sugiyono,
2009:82).
Jumlah kuesioner yang disebarkan
dalam penelitian ini sebanyak 80
buah kuesioner di Kantor pos Jakarta
Barat dan 80 buah kuesioner di
Jakarta Pusat dengan jumlah sampel
penelitian sebanyak 120 responden
yang terdiri dari 60 sampel di kantor
pos Jakarta Barat dan 60 sampel di
Jakarta Pusat.
Dalam
penelitian
ini
menggunakan dua sumber data yaitu
dengan menggunakan data primer
dan data sekunder. Data yang
diperoleh oleh peneliti nantinya yaitu
data melalui pengisian kuesioner
yang disebarkan kepada para
pegawai di PT. Pos Indonesia
(Persero) Jakarta Barat dan Jakarta
Pusat. Data sekunder di peroleh
peneliti melalui perantara seperti
membeli buku di took buku, buku di
perpustakaan, website dan laporanlaporan
penelitian
sebelumnya
terkait dengan kualitas audit dan
kegiatan pemeriksaan internal.

variabel bebas (Sugiyono, 2009:39).


Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kepuasan
manajemen perusahaan (Y) yaitu
tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan hasil dari kualitas
audit
dan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan
internal
dengan
keinginan
dan
harapannya.
Pengukuran
kuesioner
dalam
penelitian
ini
merupakan
pengembangan
penelitian
yang
dilakukan oleh (Silvia, 2000 dalam
Kemalasari (2006). variabel ini
diukur
dengan
6
pertanyaan
menggunakan skala likert skor 1
sampai 5.
Variabel independen dari
penelitian ini adalah kualitas audit
(X1) dan kegiatan pemeriksaan
internal (X2). Dimensi yang
digunakan dalam penelitian ini di
antaranya adalah:
1. Kualitas audit (X1) yaitu
sikap yang dimiliki oleh
internal auditor yang sesuai
dengan
ketetapan
atau
peraturan yang berlaku secara
umum
sesuai
dengan
tanggung
jawab
dan
wewenangnya. Kualitas audit
akan diukur dengan dimensi
independensi dan kompetensi
dari internal auditor di kantor
pos Jakarta Barat dan Jakarta
Pusat,
yang
secara
keseluruhan terdiri dari 7
pertanyaan, 2 pertanyaan dari
dimensi independensi dan 5
pertanyaan dari dimensi
kompetensi. Variabel ini
diukur dengan menggunakan
skala likert skor 1 sampai 5.
2. Kegiatan
pemeriksaan
internal (X2). yaitu suatu
aktivitas pemeriksaan yang
sesuai dengan lngkup dan

Variabel dependen adalah


variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya
13

pelaksanaan dari aktivitas


pemeriksaan internal.
Kegiatan
pemeriksaan
internal
diukur dengan dimensi ruang lingkup
pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan internal auditor. Secara
keseluruhan terdiri dari 9 pertanyaan,
5 pertanyaan dari dimensi ruang
lingkup pekerjaan dan 4 pertanyaan
dari dimensi pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan. Variabel ini diukur
menggunakan skala likert skor 1
sampai 5.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda yaitu
metode yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel
independen
terhadap
variabel
dependennya dan menggunakan data
cross
section.
Maka
model
persamaan regresi yang digunakan
adalah:

kelamin, lama bekerja ,usia, dan


pendidikan.
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
berdasarkan
hasil
pengolahan data yang diperoleh dari
angket kuesioner yang diberikan
dapat diketahui secara rinci bahwa
sebagian besar pegawai di PT. Pos
Indonesia (Persero) di Jakarta adalah
laki-laki sebesar 71 persen persen
dan perempuan sebesar 29 persen.

Jenis Kelamin
pria29%

wanita
71%

Y =1KAI1 + 2KPI2 + e
Gambar
1
bKarakteristik
berdasarkan Jenis kelamin.

Keterangan:
Y
= Kepuasan Manajemen
Perusahaan.

= Intercept
1KAI1 = Kualitas Audit Internal
2KPI2 = Kegiatan Pemeriksaan
Internal
e
= Error

responden

Responden
Berdasarkan
Tingkat Lama Bekerja Berdasarkan
hasil pengolahan data dari kuesioner
yang
diberikan
kepada
120
responden, dapat diketahui bahwa
sebagian besar pegawai di PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakarta Tingkat
lama bekerja di PT. Pos Indonesia
(Persero) dari 1 sampai 10 tahun
sebesar 42 persen, dan dari 10
sampai 15 tahun sebesar 45 persen,
serta untuk pegawai yang bekerja
lebih dari 15 tahun sebesar 13
persen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini jumlah
responden yang mengisi kuesioner
untuk keperluan data penelitian
berjumlah 120 orang. Penyajian data
mengenai identitas responden yaitu
untuk memberikan gambaran tentang
keadaan diri responden. Adapun
gambaran tentang responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini
di klasifikasikan berdasarkan jenis
14

Tingkat Lama Bekerja


13%
45%

43%

Tingkat Pendidikan

1-10 thn
10-15 thn
>15

SLTA

7%
13%
D3/
Akademi
28%

Gambar
2
Karakteristik
responden
berdasarkan tingkat lama bekerja dalam
perusahaan.

Gambar
4
Karakteristik
berdasarkan tingkat Pendidikan.

18%
32%

51%

Gambar
3
Karakteristik
berdasarkan usia.

S1

> S1

responden

Pengujian
terhadap
pernyataan yang terdapat di dalam
kuisioner dilakukan melalui uji
validitas dan uji reliabilitas.

Responden Berdasarkan Usia


Berdasarkan hasil pengolahan data
dari kuesioner yang diberikan kepada
120 responden, dapat diketahui
bahwa sebagian besar para pegawai
PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta
yang berusia 20 sampai 30 tahun
sebanyak 51 persen, dan yang
berusia 30 sampai 40 tahun sebanyak
32 persen, sedangkan yang memiliki
usia lebih dari 40 tahun sebanyak 17
persen.
Usia Responden

53%

Uji Validitas
Analisis validitas berfungsi untuk
menunjukan sampai sejauh mana
suatu
alat
ukur
mempunyai
kemampuan mengukur apa yang
ingin diukur. Uji validitas dilakukan
dengan
melihat
masing-masing
pertanyaan, jika hasil probabilitas
<0,01 atau <0,05 maka pertanyaan
tersebut valid.
Berdasarkan hasil dari uji
validitas dapat diketahui bahwa
pertanyaan kualitas audit dengan
indikator sebanyak tujuh pertanyaan
dapat dinyatakan valid, dan hal ini
dapat dilihat dari perolehan nilai rhitung product moment pearson
untuk pertanyaan nomor 1 (0,526),
nomor 2 (0,524), nomor 3 (0,671),
nomor 4 (0,719),nomor 5 (0,631),
nomor 6 (0,588), nomor 7 (0,492)
lebih besar dari r-tabel dengan nilai
signifikansi dibawah 0,05 atau
dibawah 0,01.

20-30thn
30-40 thn
> 40 thn

responden

Responden
Berdasarkan
Tingkat Pendidikan berdasarkan hasil
pengolahan data dari kuesioner yang
diberikan kepada 120 responden,
dapat diketahui bahwa sebagian
besar para pegawai PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakarta yang
berpendidikan
sampai
SLTA
sebanyak
52
persen,
yang
berpendidikan D3 atau akademi
sebanyak 28 persen, dan untuk S1
sebanyak 13 persen, kemudian yang
tingkat pendidikannya lebih dari S1
sebanyak 7 persen.

Sedangkan pertanyaan untuk


kegiatan
pemeriksaan
internal
dengan indikator sebanyak 9
pertnyaan dapat dinyatakan valid.
Hal ini dapat dilihat dari perolehan
nilai r-hitung product moment
pearson untuk pertanyaan nomor 1
15

(0,515), nomor 2 (0,497), nomor 3


masing indikator variabel dalam
(0,473), nomor 4 (0,599),nomor 5
penelitian
ini
dapat
(0,575), nomor 6 (0,447), nomor 7
dinyatakanreliable untuk penelitian.
(0,603), nomor 8 (0,499), nomor 9
(0,469) yang menunjukan bahwa
Uji Asumsi Klasik
nilai r-hitung > r-tabel dan nilai
Uji Normalitas
signifikansi dibawah 0,05 atau
Uji
normalitas
data
dibawah
digunakan
untuk
Ketentuan
Nilai
0,01.
Nilai
menentukan
apakah
Variabel
Cronbach
Status
Cronbach
data tersebut secara
Alpha
Alpha
normal
atau
tidak.
Kualitas
0,741
0,600
Reliabel
Berdasarkan
Audit
Kegiatan
pengolahan data dapat
Pemeriksaa
0,719
0,600
Reliabel
dilihat rasio skewness
n Internal
dan
rasio
kurtosis
Kepuasan
Manajemen
0,765
0,600
Reliabel
menunjukan angka rasio
Perusahaan
skewness sebesar =
Berdasarkan hasil uji validitas diatas,
-0,187/ 0,221 = -0,8461538462,
maka dapat disimpulkan bahwa
sedangkan untuk rasio kurtosisnya
perolehan nilai r-hitung product
menunjukan angka sebesar = 0,752/
moment pearson untuk pertanyaan
0,438 = 1.716894977. Dengan
nomor 1 (0,638), nomor 2 (0,774),
demikian, apabila di intrepretasikan
nomor 3 (0,730), nomor 4
posisi rasio skewness dan rasio
(0,636),nomor 5 (0,688), nomor 6
kurtosis berada diantara -2 hingga
(0,519).
Dengan
demikian
+2, maka disimpulkan bahwa
dinyatakan valid karena nilai r-hitung
distribusi data adalah normal.
> r-tabel dan nilai signifikansi
dibawah 0,05 atau dibawah 0,01.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model
regresi artinya ada korelasi antara
anggota sampel yang diurutkan
menurut
waktu
yang
saling
berkolerasi. Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi dalam suatu
model regresi dilakukan melalui
pengujian terhadap nilai uji durbin
watson (uji DW).
Berdasarkan
hasil
uji
autokolerasi, dapat diketahui angka
DW sebesar 2.017, dimana Jika
terletak antara dU dan (4-dU), maka
hipotesis diterima, yang berarti tidak
ada
autokorelasi.
nilai
du
berdasarkan tabel dengan nilai
observasi sebanyak 120 adalah
1,7361, jadi (4-1,7361) =2,2639
maka dengan nilai DW sebesar 2.017
diantara 1,7362 dan 2,2639 dapat

Uji Reliabilitas
Reliabilitas
menunjukkan
sampai sejauh mana suatu instrument
penelitian dapat memberikan hasil
pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran diulang dua kali atau
lebih
yang
diukur
dengan
menggunakan
teknik Cronbach
Alpha.
Berdasarkan hasil pengujian
pada SPSS 21.0 pada uji reliabilitas
di atas , dapat diketahui bahwa
semua variabel mempunyai nilai
Cronbachs Alpha lebih besar dari
0,60. Dengan demikian secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan
bahwa kuesioner untuk masing16

disimpulkan
autokolerasi.

tidak

terdapat

KPI2 = Kegiatan
Pemeriksaan Internal
1
= KoefisienRegresi
2
= Koefisien Regresi
e
= Error
Setelah
dilakukan
perhitungan dengan menggunakan
bantuan komputer pada program
SPSS 21.0, maka diperoleh hasil
sebagai berikut.
Berdasarkan output hasil
pada regresi liniear berganda maka
dapat disusun persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut :

Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas
dilakukan dengan menggunakan uji
variance inflation factor (VIF).
Suatu model dapat dinyatakan
terbebas
dari
gangguan
multikolinearitas apabila mempunyai
nilai VIF dibawah 10 atau tolerance
di atas 0,1.
Berdasarkan
hasil
uji
multikolinearitas data penelitian ini
menunjukan nilai VIF sebesar 1,321
dan nilai tidak lebih besar dari 10
dan nilai tolerance 0,757 diatas 0,1.
Dengan demikian, dalam hal ini
dapat diartikan bahwa tidak terdapat
gejala multikolinearitas pada dalam
penelitian ini.

Y= 6,134+ 0,285 KAI + 0,266 KPI +


e
Pada persamaan di atas
menunjukan pengaruh dari variabel
independen (X) terhadap variabel
dependen
(Y).
Adapun
dari
persamaan regresi tersebut dapat
diungkapkan :
1. Konstanta ()
Konstanta menunjukan angka
sebesar 6,134, yang berarti apabila
variabel kualitas audit dan kegiatan
pemeriksaan internal tidak berubah,
maka kepuasan mahasiswamemiliki
nilai positifsebesar 6,134.
2. Koefisien regresi (1)
Kualitas audit menunjukan
nilai sebesar 0,285 mempunyai
artibahwa apabilajika kualitas audit
naik sebesar 1 terhadapkepuasan
manajemen,
maka
kepuasan
manajemen perusahaan akan naik
sebesar 0,285.
3. Koefisien regresi (2)
Kegiatan
pemeriksan
internalmenunjukan nilai 0,266
mempunyai arti apabila jika
kegiatan pemeriksaan internal naik
sebesar 1 terhadap kepuasan
manajemen perusahaan, maka
kepuasan manajemen perusahaan
akan naik sebesar 0,266.

Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
hasil
uji
heteroskedastisitas dapat dilihat
bahwa nilai signifikasi sebesar 0,204
lebih besar dari 0,005 maka dapat
disimpulkan bahwa data tersebut
bersifat homoskedastisitas.
Analisis
regresi
linear
berganda ini digunakan untuk
mengetahui
pengaruh
variable
independen
terhadap
variable
dependennya. Model analisis regresi
yang digunakan adalah regresi model
linier berganda dengan model
sebagai berikut:
Y = + 1KAI1 + 2KPI2 + e
Keterangan:
Y
= Kepuasan
Manajemen Perusahaan

= Intercept
KAl = Kualitas Audit
17

Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Uji
t
pada
dasarnya
menunjukkan sampai seberapa jauh
pengaruh variabelindependen secara
individual
terhadap
variabel
dependen.
Adapun
pengujian
pengaruh kualitas audit dan kegiatan
pemeriksaan
internal
terhadap
kualitas auditsecara parsial pada
beberapa sampel penelitian PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakarta adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian
regresi secara parsial diatas maka
dapat
diketahui
dan
interpresentasikan pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap
variable terikat sebagai berikut:
1. Dapat diketahui nilai sig. t
kualitas audit sebesar 0,001 (p
<
0,05),
sehingga
keputusannya menerima H1
dan menolak H0. Dengan
demikian ada pengaruh yang
signifikan antara variabel
kualitas
audit
terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan pada PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakarta.
Nilai t hitung dari variable
kualitas audit yaitu sebesar
3,321,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa variable
kualitas
auditberpengaruh
positif terhadap kepuasan
manajemen perusahaan pada
PT. Pos Indonesia (Persero)
Jakarta.

pemeriksaan internal terhadap


kepuasan
manajemen
perusahaan pada PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakarta.
Nilai t hitung dari variable
kegiatan pemeriksaan internal
yaitu sebesar 3,464, sehingga
dapat disimpulkan bahwa
variable kegiatan pemeriksaan
internalberpengaruh
positif
terhadap kepuasan manajemen
perusahaan PT. Pos Indonesia
(Persero) Jakarta.
Uji F (simultan)
Untuk melihat pengaruh
variabel independen secara bersamasama (simultan) terhadap variabel
dependen dapat dilakukan dengan uji
F (ANOVA Test).
Berdasarkan hasil nilai uji
secara simultan dapat dijelaskan
bahwa nilai F hitung pada model
penelitian adalah sebesar 22,704
lebih besar dari F tabel (F Hitung > F
Tabel). Serta
taraf signifikansi
sebesar 0,000 yang dimana dibawah
nilai signifikansi sebesar 0,05 yang
menunjukan
bahwa
variabel
bebassecara serempak mempunyai
pengaruh yang signifikan.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2)
digunakan sebagai alat analisis untuk
menunjukkan besarnya kontribusi
dari variabel independen yaitu
variabel kualitas audit dan kegiatan
pemeriksaan
internal
terhadap
variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengujian
menujukan bahwa nilai R (koefisien
korelasi sebesar) 0,529 pada model
penelitian, yang mengindikasikan
bahwa hubungan antar variabel
independen
dengan
variabel
dependen termasuk dalam kategori
kecil.
Sedangkan
koefisien

2. Dapat diketahui nilai sig. t


kegiatan pemeriksaan internal
sebesar 0,001 (p < 0,05),
sehingga
keputusannya
menerima H2 dan menolak H0.
Dengan
demikian
ada
pengaruh yang signifikan
antara
variabel
kegiatan
18

determinasi (R2) pada model tersebut


sebesar 0,267, artinya bahwa variabel
independen mampu menjelaskan
keragaman dari variabel dependen
sebesar 27 persen dan sisanya
(100%-27%) = 73% ditentukan oleh
faktor lain lagi yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.

terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan. Jika auditor melakukan
peningkatan kualitas audit satu kali
maka akan meningkatkan kepuasan
manajemen sebesar 0,285. Hasil
penelitian ini konsisten dengan
penelitian Ilham (2001) dan Behn
et,al (1997), yang mengemukaan
bahwa
kualitas
audit
dapat
memberikan kepuasan pengguna jasa
internal auditor, hal ini dapat terjadi
karena pada praktiknya di lapangan
auditor bertindak sesuai dengan
independensi dan menggunakan
kompetensinya secara maksimal.

Hipotesis
pertama
dari
penelitian ini adalah kualitas audit
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan. Hal yang berkaitan
dengan kualitas audit yang dimiliki
auditor harus selalu melekat dalam
aktivitas pemeriksaan internal yang
dilakukan, dengan menggunakan
independensi dan kompetensi secara
maksimal sesuai dengan prosedur
dan ketetapan yang berlaku secara
umum. Karena dengan kualitas audit
yang baik merupakan salah satu
bentuk
tindakan
yang
dapat
memberikan kepuasan manajemen
perusahaan yang berperan sebagai
pelanggan dari internal auditor.
Hasil analisis yang diperoleh
setelah mengolah data yang didapat
dari beberapa sampel penelitian di
duakantor PT. Pos Indonesia
(persero)
di
Jakarta,
penulis
memperoleh bahwa nilai sig. t
sebesar 0,001 (p < 0,05), hal ini
menunjukan bahwa variabel kualitas
audit berpengaruh secara signifikan
terhadap
kepuasan
manajemen
perusahaan pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Jakarta. Koefisien variabel
kualitas audit menunjukan nilai
sebesar 0,285 dan t hitung sebesar
3.321. yang dapat di interpretasikan
bahwa peningkatan kualitas audit
dari
internal
auditor
mampu
meningkatkan kepuasan manajemen
perusahaan. Dari nilai koefisien
tersebut menunjukan bahwa kualitas
audit berpengaruh
secara positif

Pada pengujian hipotesis


kedua, menunjukan bahwa variable
kegiatan
pemeriksaan
internal
memiliki pengaruh yang signifikan
dan positif
terhadap kepuasan
manajemen
dengan
tingkat
signifikansi 0.001 kurang dari 0,005
dan t hitung sebesar 3.464. Yang
membuktikan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel
kegiatan
pemeriksaan
internal
dengan
kepuasan
manajemen
perusahaan. Hal ini sejalan dengan
teori penelitian kegiatan pemeriksaan
internal Silwahjoeni (2010) dan
Yadnyana (2006), dimana dalam
kedua penelitian tersebut atributatribut kegiatan pemeriksaan internal
berpengaruh terhadap efektifitas
pengendalian internal Dengan kata
lain, dapat diartikan bahwasannya
atribut kegiatan pemeriksaan internal
dengan
efektifitas
suatu
pengendalian akan memberikan
kepuasan kepada pihak manajemen
di PT. Pos Indonesia (Persero)
Jakarta.
Berdasarkan penjelasan
tersebut maka dapat dikategorikan
faktor-faktor dari kualitas audit dan
kegiatan
pemeriksaan
internal
dianggap penting sesuai yang
19

1.

2.

diharapkan baik dalam pelaksanaan 3.


Variabel kualitas audit dan kegiatan
kegiatan pemeriksaan internalnya.
pemeriksaan internal secara bersamaHipotesis
ketiga
dari
sama berpengaruh secara positif
penelitian ini adalah pengaruh
dengan nilai sebesar 22,704 dan
kualitas audit dengan kegiatan
dengan tingkat signifikan 0,000
pemeriksaan
internal
terhadap
kurang dari 0,005 terhadap kepuasan
kepuasan manajemen perusahaan.
manajemen perusahaan di PT. Pos
PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta,
Indonesia (Persero) Jakarta yang
perlu meningkatkan kualitas audit
dijadikan sampel dalam penelitian
dan kegiatan pemeriksaan internal
ini.
untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya kebocoran, ketidakberesan 5.2 Keterbatasan Penelitian
atau penyimpangan-penyimpangan
Penelitian
ini
memiliki
yang terjadi di PT. Pos Indonesia
beberapa keterbatasan, diantaranya
(Persero) Jakarta. Hal ini dapat
adalah sebagai berikut:
dilihat
berdasarkan
kontribusi
1. Sampel penelitian ini dibatasi
variabel kualitas audit dengan
hanya pada wilayah PT. Pos
kegiatan
pemeriksaan
internal
Indonesia (Persero) di Jakarta
terhadap
kepuasan
manajemen
barat dan Jakarta Pusat, hal ini
perusahaan0,267 yang artinya adalah
disebabkan
memberikan
kualitas
audit
dan
kegiatan
kemudahan
akses
pemeriksaan internal masih perlu
pengungkapan mengenai data
ditingkatkan.
penelitian yang dibutuhkan
oleh peneliti.
2. Penggunakanindikator
pada
KESIMPULAN
variabel penelitian sangat
Berdasarkan hasil penelitian
terbatas dan sedikitnya sumber
dan pembahasan pada bab-bab
yang didapat oleh peneliti. Ada
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
kemungkinan
masih
ada
sebagai berikut:
indikator yang dapat lebih
Variabel kualitas auditmemberikan
merepresentasikan
variabel
pengaruh yang signifikan dengan
penelitian seperti
kualitas
tingkat signifikansi sebesar 0,001
audit, kegiatan pemeriksaan
kurang dari 0,005 dan berpengaruh
internal
dan
kepuasan
positif
terhadap
kepuasan
manajemen perusahaan.
manajemen perusahaan di PT. Pos
Indonesia (Persero) Jakartayang
5.3
Saran
dijadikan sampel dalam penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
ini.
dan pembahasan diatas, terdapat
Variabel
kegiatan
pemeriksaan
beberapa saran yaitu:
internal memberikan pengaruh yang
1. Penelitian
selanjutnya
signifikan dengan nilai signifikansi
mungkin dapat menambahkan
sebesar 0,001 kurang dari 0,005 dan
jumlah sampel penelitian
berpengaruh
positif
terhadap
yang lebih mempresentasikan
kepuasan manajemen perusahaan di
dari populasi PT. Pos
PT.
Pos
Indonesia
(Persero)
Indonesia
(Persero)
di
Jakartayang dijadikan sampel dalam
Jakarta.
penelitian ini.
20

Carcello,
J.V.,
R.H.
Hermanson, and N.T.
McGrath (1992). Audit
Quality Attributes : The
Perceptions of Audit
Partners, Prepares, and
Financial
Statement
Users, Auditing : A
Journal of Practice & Theory
11,( Spring):1-15.

2. Penelitian
selanjutnya
hendaknya
lebih
memperbanyak
referensireferensi
memberikan
pelayanan jasa audit yang
lebih baik atas kualitas dan
aktivitas tentang indicator
yang digunakan agar lebih
dapat mencerminkan variable
penelitian.
3. Penelitian
selanjutnya
dianjurkan
untuk
mempersiapkan
kuesioner
yang lebih sempurna, serta
perlu
melakukan
percancangan strategi yang
jitu,
agar
penyebaran
kuesioner tidak memakan
waktu yang lama.

Departemen
Agama RI. 2009.
Mushaf
Al-Quran
dan
Terjemah. Di Terjemahkan
oleh Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Quran
:
Penerbit CV. Pustaka AlKautsar.
Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program
SPSS.
Badan
Penerbit
:
Universitas
Diponegoro, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA
Akmal.
2008.
Pemeriksaan
Manajemen
Internal
Audit(Ed.2). Jakarta Penerbit:
PT Macanan Jaya Cemerlang.

Gujarati,
Damodar,
Ekonometrika
Erlangga, Jakarta

Andayani, Wuryan. 2008. Audit


Internal (Ed.1) Malang :
Penerbit BPFE Yogyakarta.

Hanafi,

Al-Mundziri,
Imam,
2003.
Ringkasan Hadist Shahih
Muslim Jakarta : Penerbit
Pustaka Amani
Azwar, Saifudin. 2000. Reliabilitas
dan
Validitas.
Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Behn,

1997,
Dasar,

Imam. 2004. Pengaruh


Kualitas
Audit
dan
Pergantian Auditor Terhadap
Kepuasan
Klien.TESIS
Program
Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Diponegoro
Semarang.

Herry. 2010. Potret Profesi Audit


Internal. Bandung : Penerbit
Alfabeta.

B.K.,
Carcello,
J.V.,
Hermanson
D.R.,
Hermanson, R.H. (1997). The
Determinants of Audit Client
Satisfaction among Clients of
Big 6 Firms, Accounting
Horizons, (March) Vol. 11,
No.(1),7-24.

Ilham, Mochamad, 2001. Pengaruh


kualitas Audit Terhadap
Kepuasan
Manajemen
Perusahaan di Pertamina.
TESIS Program Pascasarjana
Magister
Akuntansi
21

Universitas
Semarang.

Dipenogoro

Marliyati. 2009. Analisis Pengaruh


Kualitas Jasa Audit Terhadap
Loyalitas
Klien
dengan
Mediator Kepuasan Klien.
TESIS Program Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Dipenogoro
Semarang.

Indriani, Resty, 2012. Analisis


Faktor-Faktor
yang
Memperngaruhi Kepuasan
Klien Kantor Akuntan Publik
di Indonesia. Jurnal Ekonomi
dan Infromasi Akuntansi
(JENIUS), Volume 2, Nomor
1 Januari 2012.

Martini, Tina. 2007. Pengaruh


Kualitas Audit, Pergantian
Auditor, dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kepuasan
Klien.
TESIS
Program
Pascasarjana Magister Sains
Akuntansi
Universitas
Dipenogoro Semarang.

Jatnika,
Eka,
Dadang,
2006.
Evaluasi Terhadap Kualitas
Internal
Audit
Melalui
Pendekatan Program Quality
Assurance. TESIS Program
Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Diponegoro Semarang.

Nasution, F. S. Y. 2012. Pengaruh


Profesionalisme
Auditor
Internal Terhadap Kualitas
Laporan Hasil Pemeriksaan.
SKRIPSI Program Strata Satu
Institut Manajemen Telkom.

Kartajaya,
Hermawan.
2012.
Marketing For Turnaround
Realizing
the
Network
Company. Jakarta Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurdhiana, Fadhlurokhman. 2009.


Pengaruh
Atribut-Atribut
Kualitas Audit Terhadap
Kepuasan
Klien.
Jurnal
Akuntansi Vol 2 No 11.

Kemalasari, Intan. 2006.Perbedaan


Kualitas
Audit
Dan
Kepuasan
Auditee
Berdasarkan Gruop Audit.
TESIS Program Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Diponegoro
Semarang.

Persadi, Hilman Rizky. 2012.


Judgement Auditor Eksternal
Berdasar Independensi dan
Objektivitas Auditor Internal.
SKRIPSI Program Strata Satu
Fakultas
Ekonomi
Universitas Negri Semarang.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit


Internal.
2004.
Standar
Profesi
Audit
Internal.
Jakarta: Perhimpunan Auditor
Internal Indonesia.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta

Kotler, Philip dan Keller, Lane,


Kevin. 2007. Manajemen
Pemasaran (Ed.11 Jil 1) :
Penerbit PT Indeks

Santoso, Singgih, 2003, Statistik


Deskriptif,
edisi
revisi,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
22

Samelson, D,. Lowenson, S,.


Johnson, E.L. (2006). The
Determinants Of Perceived
Audit
Quality
And
Satisfaction
In
Local
Government. Journal Of
Public
Budgeting.
Accounting and Financial
Management,18(2), 139-166.

Widagdo, Ridwan. 2002. Analisis


Pengaruh
atribut-atribut
kualitas
Audit
terhadap
kepuasan
Klien.
TESIS
Program
Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Diponegoro
Semarang
www.posindonesia.co.id

Sihwahjoeni,
2010.
Evaluasi
Kualitas Fungsi Internal
Auditor
Dalam
Meningkatkan
EfektivitasBank.
Jurnal
Keuangan dan Perbankan,
Volume 15, Nomor 3
September 2011, Halaman
466-478, Terakreditasi SK.
No 64a/DIKTI/Kep/2010

Yadnyana, I Ketut. 2006. Pengaruh


Kualitas Jasa
Auditor
Internal
Terhadap
Efektivotas
Pengendalian
Intern
Pada
Hotel
Berbintang Empat dan Lima
di Bali. SKRIPSI Program
Strata
Satu
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Udayana Denpasar.

Tampubolon, Robert. 2005. Risk and


Systems-Based
Internal
Auditng. Jakarta : Penerbit
PT.
Elelx
Media
Komputindo.

Yusnita, tri, Rita. Yuniasari, Ami.


2008. Pengaruh Pemeriksaan
Intern Terhadap Kontinuitas
Usaha. Jurnal Akuntansi FE
Unsil, Vol 3 No 2.

The Institute of Internal Auditor.


2001. Standards for the
professional Practice of
Internal Auditing. Florida:
IIA.

Zawitri, Sari. 2009. Analisis FaktorFaktor Penentu Kualitas


Audit yang di rasakan dan
Kepuasan
Auditee
di
Pemerintahan
Daerah.
TESIS Program Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Universitas
Diponegoro
Semarang.

Tjiptono, Fandy. 2008. Service


Management
Mewujudkan
Layanan Prima. Penerbit :
Andi Yogyakarta.

23

You might also like