Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH : UPAYA MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN IPA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
Oleh : Dian Wahyudin, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya
meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan
kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan
pembangunan.

Peningkatan

kualitas

pendidikan

harus

dipenuhi

melalui

peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.


Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika
serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena
pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup
menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pada era globalisasi, perkembangan IPTEK semakin marak di masyarakat.
Maraknya perkembangan IPTEK disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk
berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan
zaman. Tuntutan tersebut, dapat diperoleh melalui informasi aktual dari peralatan
IPTEK yang canggih. Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber
daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian
kebutuhan manusia yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui
pendidikan akan dibentuk manusia yang berakal dan berhati nurani.
Kualifikasi sumber daya manusia yang mempunyai karakteristik seperti
diatas, sangat diperlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmupengetahuan
dan teknologi, sehingga mampu menghadapi persainganglobal.Sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor penting dalamkeberhasilan pembangunan


disegala bidang. Hingga kini pendidikan masihdiyakini sebagai wadah dalam
pembentukan sumber daya manusia yangdiinginkan.
Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukansumber daya
manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan halyang wajib dilakukan
secara berkesinambungan guna menjawabperubahan zaman. Masalah peningkatan
mutu

pendidikan

tentulah

sangatberhubungan

dengan

masalah

proses

pembelajaran. Proses pembelajaranyang sementara ini dilakukan di lembagalembaga pendidikan kita masihbanyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam
penyampaian materinya.Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan
suatupendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik
adalahbersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagaiaspek,
baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalampengukuran
tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas jugadari kualitas yang
telah dilakukan di sekolah-sekolah.
Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktifditandai
adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswasecara langsung,
komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Halsemacam ini sering diabaikan
oleh guru karena guru lebih mementingkanpada pencapaian tujuan dan target
kurikulum. Salah satu upaya guru dalammenciptakan suasana kelas yang aktif,
efektif dan menyenangkan dalampembelajaran yakni dengan menggunakan alat
peraga. Hal ini dapatmembantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan
gambaran ide darisuatu materi.
Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga
terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi
tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang
dirumuskan. Usman (2000:4) menyatakan bahwa proses belajar dan mengajar
adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu (1990:1). Senada dengan Usman, Suryosubroto
(1997:19) mengatakan bahwa proses belajar dan mengajar meliputi kegiatan yang
dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan

program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu yakni pengajaran.
Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalahagar
siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampumenggunakan
metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkanmasalah-masalah yang
dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dankekuasaan pencipta alam
(Depdikbud, 1997:2). Pembelajaran IPAmemiliki fungsi yang fundamental dalam
menimbulkan sertamengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
inovatif. Agartujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara
yangtepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dansikap
ilmiah.Mutu

pembelajaran

untukmengimbangi

IPA perlu

perkembangan

ditingkatkan
teknologi.

secara
Untuk

berkelanjutan
meningkatkan

mutupembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi.


Dalam rangka pencapaian tujuan dalam pembelajaran IPA metode
eksperimen sangat penting untuk dilakukan karena dapat membuat proses
pembelajaran berlangsung lebih berkesan, sehingga peserta didik dapat
menemukan sendiri tentang IPA, oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini
dengan judul. Upaya Meningkatkan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan
Metode Eksperimen.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam
kajian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat IPA?
2. Bagaimana rasional metode eksperimen?
3. Bagaimana langkah-langkah metode eksperimen?
4. Apa kekuatan dan kelemahan metode eksperimen?

C. Prosedur Pemecahan Masalah


Masalah-masalah diatas akan dibahas secara rinci dengan mengacu kepada
studi literatur buku-buku rujukan yang sesuai. Pembahasan masalah-masalah ini
hanya bersifat teoritis yang berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli yang
dirujuk dari beberapa buku sumber disertakan pula pendapat penulis yang
merupakan kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, diawali dengan bab pendahuluan dan
diakhiri dengan bab kesimpulan. Dengan rincian sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan meliputi : a) latar belakang masalah, b)
rumusan masalah, c) prosedur pemecahan masalah, d) sistematika uraian.
Bab II berisikan tentang tinjauan teoritis yang berisi tentang : a) hakikat
Pendidikan IPA; b) rasional metode eksperimen; c) langkah langkah penggunaan
metode eksperimen; d)kekuatan dan kelemahan metode eksperimen.
Bab III berisikan kesimpulan.

BAB II
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

A. Hakikat Pendidikan IPA di Sekolah Dasar


1. Pengertian Pendidikan IPA

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis BesarProgram


Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan:Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan hasil kegiatanmanusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan
konsep-konsep yangterorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalamanmelalui

serangkaian

proses

kegiatan

ilmiah

antara

lain

penyelidikan,penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.


Lebih lanjut pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutipoleh Muh.
Amin (1987:3) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) adalah salah
satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secarasistematik yang didalamnya
secara umum terbatas pada gejala-gejalaalam.
Menurut Sumaji (1998:31), IPA berupaya untukmembangkitkan minat
manusia agar mau meningkatkan kecerdasan danpemahamannya mengenai alam
sekitarnya. Mata pelajaran IPA adalahprogram untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan,keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa
serta rasa mencintai danmenghargai kebesaran Sang pencipta (Depdikbud
1993/1994: 97).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa merupakan salah satu
kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajarialam semesta, baik ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam semestayang bernyawa ataupun yang tak
bernyawa dengan jalan mengamatiberbagai jenis dan perangkat lingkungan alam
serta lingkungan alambuatan.IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam
secarasistematik

untuk

menguasai

pengetahuan,

fakta-fakta,

konsep-

konsep,prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.Pendidikan


IPA di SD bermanfaat bagi peserta didik untuk mempelajari dirisendiri dan alam
sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberianpengalaman langsung dan
kegiatan praktis untuk mengembangkankompetensi agar peserta didik mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitarsecara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk mencari tahu danberbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993/1994:97-98)


Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangailingkungan alam
dan lingkungan buatan yang berkaiatan denganpemanfaatannya bagi kehidupan
sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagisiswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitanyang saling
mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologidengan keadaan lingkungan di
sekitarnya dan pemanfaatannyabagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuandan teknologi
(IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalamkehidupan sehari-hari maupun
untuk melanjutkan pendidikannyake tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA munurut Sumaji(1998:35) adalah
agar siswa mampu memahami dan menguasai konsepkonsepIPA serta keterkaitan
dengan kehidupan nyata. Siswa jugamampu menggunakan metode ilmiah untuk
memcahkan masalah yangdihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai
kebesaran sertakekuasaan Penciptanya.
Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) bertujuanagar
siswa:
a.

Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupansehari-sehari.

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,dan ide


tentang alam di sekitarnya.
c.

Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-bendaserta peristiwa


di lingkungan sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,bertanggungjawab,


bekerjasama dan mandiri.
e.

Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untukmenjelaskan gejala-gejala


alam dan memecahkan masalah dalamkehidupan sehari-hari.

f.

Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untukmemecahkan


suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupansehari-hari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehinggamenyadari


kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar peserta didik memiliki
pengetahuantentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam
darilingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar peserta didik tidak
butadengan pengetahuan dasar mengenai IPA .
3. Ruang Lingkup Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup mata pelajaran IPAmeliputi dua aspek:(1) Kerja Ilmiah
yang mencakup: penyelidikan/penelitian,berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas dan pemecahanmasalah, sikap dan nilai ilmiah.(2) pemahaman konsep
dan penerapannya yang mencakup:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia, hewan,tumbuhan dan
interaksinya.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tatasurya danbenda-benda langit
lainnya.

e. IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakanpenerapan konsep IPA dan


saling keterkaitannya denganlingkungan, teknologi, dan masyarakat melalui
pembuatan suatukarya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.

B. Rasional Metode Eksperimen


1. Pengertian Metode Eksperimen
Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknikteknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah N.K, 1993:1)
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh peserta didik dengan baik. Salah satu
teknik penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
penyajian pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana peserta
didik melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan di evaluasi oleh guru.
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan.

Metodeeksperimen

menggunakan alat

dan

merupakan suatu

tempat tertentu

dan

metode

dilakukan

mengajar
lebih

dari

yang
satu

kali. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga peserta didik dapat terlatih dalam
cara berfikir yang ilmiah.

Menurut Joseph Mbulu, 2001:58 Metode eksperimen adalah cara


penyajian

bahan

pelajaran

dimana peserta

didik melakukan

eksperimen

(percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.


Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, peserta didik diberi
pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis,
membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan
demikian peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu
kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri,
membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar peserta didik mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih peserta didik untuk
berpikir

yang

ilmiah (scientific

thinking).

Dengan

eksperimen peserta

didik menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya maka
ia melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat diselidiki
dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan peserta didik untuk
melakukan eksperimen sederhana, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Untuk
memudahkan

pemahaman

konsep-konsep

teoristis

yang

disajikan,

guru

hendaknya menugaskan peserta didik untuk melakukan eksperimen. Sebuah


eksperimen dapat dilakukan peserta didik untuk menguji hipotesis suatu masalah
dan kemudian menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode eksperimen
murid diharapkan : (1) ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
belajar untuk dirinya. (2) peserta didik belajar menguji hipotesis dan tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan, ia berlatih berpikir ilmiah dan (3) mengenal
berbagai alat untuk melakukan eksperimen dan memiliki keterampilan
menggunakan alat-alat tersebut.
Agar pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar maka: (1) Guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan peserta
didik (2) Guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru

menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik (5) Guru
membicarakan masalah yang akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi
kertas kerja kepada murid (7) peserta didik melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

2. Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen


Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena guru memiliki tujuan
agar peserta didiknya :
a. Dengan eksperimen peserta didik terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah. Sehingga tidak mudah percaya kepada sesuatu yang
belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia
membuktikan kebenarannya.
b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat diharapkan
dalam dunia pendidikan modern. Dimana peserta didik lebih banyak aktif belajar
sendiri dengan bimbingan guru.
c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam
menggunakan alat percobaan.

C. Langkah-langkah Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA


Bila guru hendak menggunakan pembelajran dengan menggunakan
metode eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut :
1. Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada peserta didik perlu dijelaskan pula tentang alat-alat serta bahan-bahan
yang akan digunakan dalam percobaan, agar tidak mengalami kegagalan peserta

didik perlu mengetahui variabel yang harus dikontrol ketat, peserta didik juga
perlu memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen
berlangsung.
3. Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan peserta
didik. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta
didik, mendiskusikannya dikelas dan mengevalusi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang diharapkan, terdapat beberapa
langkah yang harus diperhatikan yaitu :
Persiapan Eksperimen
1. Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :
2. Menentapkan tujuan eksperimen
3. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan
4. Mempersiapkan tempat eksperimen
5. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan alat atau bahan yang ada serta
daya tampung eksperimen
6. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh peserta
didik atau secara bergiliran)
7. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindari risiko yang merugikan dan berbahagia.
8. Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapa-tahapan
yang harus dilakukan peserta didik, yang termasuk dilarang atau membahayakan.

Pelaksanaan Eksperimen
1. Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
2. Peserta didik memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru
mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga eksperimen tersebut
dapat diselesaikan dan berhasil.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara
keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera
terselesaikan.
Tindak lanjut Eksperimen
1. Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah sebagai
berikut:
2. Peserta didik mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
3. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, memeriksa
dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang digunakan.

D. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen.


Kelebihan dari metode eksperimen adalah :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru
atau buku.
b. Memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan
teknologi.

c. Dapat membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan


penemuan sebagai hasil percobaan.
Sedangkan kekurangan dari metode eksperimen adalah :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Memerlukan jangka waktu yang lama.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains dan
teknologi.

BAB III
KESIMPULAN

IPA tidak dapat diajarkan sebagai suatu materi pengetahuan, yang


disampaikan dengan metode ceramah,melainkan melalui pembelajaran siswa
aktif. Metode eksperimen merupakan pembelajaran siswa aktif, dimana peserta
didik belajar dan berlatih untuk memiliki dan menguasai konsep-konsep dasar
sains/ IPA secara tuntas (mastery learning).Tujuan pendidikan IPA disekolah
dasar hendaknya lebih menekankan kepada pemilikan kecakapan proses atau
kecakapan generik dibandingkan dengan penguasaan konsep, karena kecakapan
generik merupakan prasyarat yang harus dimiliki peserta didik, kecakapan
generik yang dimiliki peserta didik sekolah dasar akan berfungsi menjadi alat bagi
mereka untuk menggali konsep-konsep keilmuan yang diminatinya, pada jenjang
pendidikan berikutnya
Metode eksperimen adah suatu cara menyajikan atau mempertunjukan
secara langsung objeknya, atau caranya melakukan sesuatu atau mempertunjukan
prosesnya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen, guru terlebih dahulu menerangkan materi kemudian melakukan atau
menunjukan sesuatu proses yang dieksperimenkan. Pembelajran IPA dapat

ditingkatkan melalui metode eksperimen dengan langkah langkah diantaranya


mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, peserta didik diberi penjelasan
dan petunjuk-petunjuk seperlunya, dilakukan pengelompokan kemudian tiap
kelompok melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum
memuaskan dapat diulangi untuk membuktikan kebenarannya. Setiap kelompok
dapat melaporkan hasil percobaannya secara tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: FIP IKIP Semarang.


Djazuli, Ahmad, et all. 1994. Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah DasarDep P dan
K, Dirjen pendidikan dasar dan menengah, Jakarta: dinas Pdan K.
Pusat

Kurikulum
Balitbang
Depdiknas.
2002. Ringkasan
BelajarMengajar.http://www.puskur.or.id/data/ringkasan_kbm.pdf.
10/01/2011

Kegiatan
html

Sudjana, N. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. SinarBaru


Algensindo
Sumaji. et all.. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta:Kanisius.
Sunaryo, PVM. 2001. Penerapan Prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif(CBSA) dalam
Meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA diSD di Kodya
Tegal dalam Jurnal Pendidikan Volume 2.1.http://202.159.18.43/jp/21
Sunaryo.html.10/01/2011
Saputro, Suprihatin, et all. 2000. Strategi Pembelajaran. DepdiknasUniversitas Negeri
Malang FIP
Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
----------. 2002. Pengembangan Kurikulum Dan Sistem Pengujian BerbasisKompetensi.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
-------------------------. 1997b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekREVISI IV.
Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like