Abstrak MP Asi Kelara Lengkap

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

PRAKTEK PEMBERIAN MP- ASI PADA BADUTA DALAM PROGRAM 1000

HPK DI KECAMATAN KELARA KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2016


Suryanti1. Maesarah1.Ati Patanduk1.Veni Hadju2
1
Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto
1
Bagian Gizi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
2
Bagian Gizi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang. Makanan Pendamping ASI adalah makanan padat yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan
disamping ASI untuk mencegah terjadinya Masalah Gizi sekaligus
mempertahankan gizi baik pada Baduta .Tujuan. untuk mengetahui praktek
pemberian MP ASI pada Baduta di kecamatan kelara kabupaten
jeneponto.Metode. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kelara. Desain
penelitian menggunakan Desain Descriptive
.Sampel penelitian dipilih
secara accidental sampling. Sampel dalam penelitian adalah anak usia 6-24
bulan dengan Total sampel yaitu 122 Baduta .Pengumpulan data dilakukan
secara langsung dengan metode wawancara menggunakan kuesioner
terstruktur dan Formulir Food Recall 24 jam serta melakukan pengukuran
antropometri. Keseluruhan sampel yang bersedia menjadi responden dengan
menandatangani informed concent disertakan dalam penelitian. Analisis data
menggunakan SPSS 21.00 serta Analisis Asupan makanan menggunakan
program Nutrisurvey. Hasil. Berdasarkan penelitian menunjukkan 60.3%
anak diberi MP-ASI pada usia 6-11bulan dan 10.3% anak berusia 1224bulan. Hasil analisis asupan makanan yang diperoleh melalui food Recall
24
jam
menunjukkan
rata-rata
anak
dengan
asupan
energy,karbohidrat,protein sudah >80% AKG dan lemak< 80 % AKG masingmasing sebesar 80%. 90.3 %. 116 % dan 57.4 % sedangkan analisis asupan
mineral mikro<80% masing-masing Ca 28.16 % Besi 37.5 % dan seng 70 %
dan untuk analisis asupan vitamin rata-rata > 80 % kecuali Asam folat
sebesar 17.5%. Kesimpulan. pemberian MP ASI pada baduta dikecamatan
kelara Menunjukkan sebagian besar anak baduta mendapatkan MP ASI pada
usia 6-24 bulan. dan rata-rata asupan Energi. KH. Protein sesuai dengan
Standar yaitu 80 % dari AKG dan Asupan Lemak masih rendah yaitu 80
% AKG.
Kata Kunci: MP ASI. Badutaumur 6-23 bulan

A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan
tingkat
kesehatan
dan
kesejahteraan manusia dimana
tingkat status gizi optimal akan
tercapai apabila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi (Sari. 2010).
Keadaan status gizi anak usia di
bawah
dua
tahun
(Baduta)
merupakan kelompok yang rawan
gizi dan menentukan kualitas hidup
selanjutnya. Makanan Pendanping
ASI adalah makanan atau minuman
yang mangandung gizi. diberikan
pada bayi atau anak yang berumur
6-24
bulan
untuk
memenuhi
kebutuhan gizinya (Depkes RI.
2006). Bayi yang mendapat MP-ASI
sebelum berumur 4 bulan berarti
tidak mendapat ASI Eksklusif.
Praktek pemberian MP ASI dini
masih banyak dijumpai didaerah
pedesaan
maupun
perkotaan.
Menurut Zeitlin (2009). praktek
pemberiaan MP-ASI merupakan
salah satu indikator pola asuh gizi.
yaitu praktek di rumah tangga
yang
diwujudkan
dengan
tersedianya pangan dan perawatan
kesehatan serta sumber lainnya
untuk
kelangsungan
hidup.
pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Beberapa
penelitian
menyatakan bahwa masalah gizi
pada bayi dan anak disebabkan
kebiasaan pemberian ASI dan MPASI yang tidak tepat (segi kuantitas
dan kualitas). Selain itu. para ibu
kurang menyadari bahwa sejak
bayi berusia 6 bulan sudah
memerlukan MP-ASI dalam jumlah
dan mutu yang baik (Hermina &

Nurfi. 2010). Pemberian MP-ASI


meliputi terutama mengenai kapan
MP-ASI harus diberikan. jenis.
bentuk dan jumlahnya (Krisnatuti.
2000). Pemberian MP-ASI yang
cukup dalam hal kualitas maupun
kuantitas.
penting
untuk
pertumbuhan
fisikdan
perkembangan kecerdasan anak
(Graimes. 2008).
Berdasarkan Hasil Beberapa
Penelitian diatas. penelitian ini
bertujuan
untuk
mengetahui
praktek pemberian MP-ASI pada
anak usia 6-23 bulan yang meliputi
frekuensi
pemberian
MP-ASI.
jumlah konsumsi zat gizi makro
dan mikro.
B. BAHAN DAN METODE :
Penelitian ini menggunakan
teknik penelitian deskriptif dengan
rancangan
cross
sectional.
Penelitian Dilakukan pada 4 desa
di
kecamatan
kelara
Kab.
Jeneponto
pada bulan Maret.
Sampel dalam penelitian ini adalah
anak berusia 6-24 bulan dengan
total sampel keseluruhan adalah
122 baduta Tenknik pengambilan
sampel
adalah
accidental
sampling.
Variabel penelitian ini terdiri
dari: karakteristik umur. Umur
pertama pemberian MP ASI, Jenis
Pemberian MP ASI Asupan zat gizi
Makro
(
Energi.
protein.
Karbohidrat. Lemak). dan Asupan
zat Gizi Mikro ( Fe. Vitamin A.
Vitamin B 12. Vit. C. Vit. D. Vitamin
E. Zink . Natrium).
Instrumen penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner dan Formulir


Recall 24 jam. Dan analisis data
menggunakan SPSS dan analisis
Recall 24 jam menggunakan Nutri
Survey.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Karasteristik Sampel
Usia
bayi
yang
ikut
dalam
penelitian ini mulai dari usia 6
bulan hingga 24 bulan .Kelompok
usia yang paling banyak dalam
penelitian ini adalah kelompok usia
12-24 Bulan dengan jumlah 80
orang (65.5%) dan paling sedikit
adalah kelompok usia 6-11 Bulan
sebanyak 42 bayi (34.4%). Jenis
kelamin
sampel
yang
paling
banyak merupakan perempuan
sebanyak
64
bayi
(52.4%).
Karasteristik
Sosial
Ekonomi
melihat pendapatan orang tua
yaitu cukup (46.7%) dan rendah
(53.7%). Data tentang karakteristik
sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Karasteristik reponden
Karakteris Freque persent
tik umum
nsi
ase
Jenis
Kelamin
58
47.54
64
52.45%
Laki-Laki
Perempu
an
UMUR
42
34.42
6-11
80
65.57
bulan
12-24
bulan
Sosial
Ekonomi
57
46.72
65
53.27
Cukup
Rendah
Distribusi
Usia
Pertama
Pemberian MP ASI, Dan Jenis
MP ASI,
Dalam penelitian ini, paling banyak
ibu memberikan MP ASI pertama
kali pada usia 6 bulan sebanyak 76
ibu (62.2%) dan yang paling

rendah
memberikan
MP
Asi
Pertama kali pada usia 5 bulan 12
ibu (9.8%) . Berdasarkan jenis,
sebagian besar bayi mendapatkan
bubur
Instan
(SUN)
sebagai
makanan pertama mereka yakni 75
anak (59.5%).
Data tentang
sebaran
pemberian
MP
ASI
berdasarkan
usia,
jenis,
dan
frekuensi dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2
Umur pemberian pertama MP
Asi dan Jenis MP ASI
MP ASI
n
Umur Pemberian
Mp Asi
12
5 bulan
76
6 bulan
34
7 bulan

Jenis Pemberian
MP ASI
4
8
Nasi
30
Pisang
75
Bubur
Beras
2
Bubur
2
Instan
3
Sun
2
Bubur
Susu
Biskuit
Telur
Lainnya

%
9.8
62.2
27.8

3.2
6.3
23.8
59.5
1.6
1.6
2.4
1.6

Rata-rata asupan baduta


berdasarkan analisis food
recall 24 jam
Dalam Peneitian ini Hasil analisis
food Recall 24 jam dengan

nutrisurvey menampilkan rata-rata


asupan
anak
berdasarkan
kelompok umur 6-11 bulan. dan 1223 bulan yaitu asupan Energy
pada anak Usia 6-11 bulan yaitu
97.7% (80% AKG) dan pada usia
12-24 bulan 61.6% ( 80% AKG),
Asupan Karbohidrat pada anak Usia
6-11 bulan yaitu 122.4% (80%
AKG) dan pada usia 12-24 bulan
58.0% ( 80% AKG), asupan
Protein pada anak Usia 6-11 bulan
yaitu 137.6% (80% AKG) dan
pada usia 12-24 bulan 95.0% (
80% AKG), asupan Lemak pada
anak Usia 6-11 bulan yaitu 63.4%
(80% AKG) dan pada usia 12-24
bulan 51.3% ( 80% AKG), dan
untuk asupan Mikro yaitu asupan
Vitamin A pada anak Usia 6-11
bulan yaitu 107.0% (80% AKG)
dan pada usia 12-24 bulan 94.75%
( 80% AKG), Vitamin B12 pada
anak Usia 6-11 bulan yaitu 88.8%
(80% AKG) dan pada usia 12-24
bulan 77.7% ( 80% AKG), Asupan
Vitamin C pada anak Usia 6-11
bulan yaitu 83.0% (80% AKG) dan
pada usia 12-24 bulan 81.0% (
80% AKG), aupan Vitamin E pada
anak Usia 6-11 bulan yaitu 76.6 %
(80% AKG) dan pada usia 12-24
bulan 86.6% ( 80% AKG), Asam
Folat pada anak Usia 6-11 bulan
yaitu 35.0% (80% AKG) dan pada
usia 12-24 bulan 36.9% (80%
AKG), Asupan Kalsium pada anak
Usia 6-11 bulan yaitu 73.2% (80%
AKG) dan pada usia 12-24 bulan
31.3% (80% AKG), Asupan Fe
pada anak Usia 6-11 bulan yaitu
47.1% (80% AKG) dan pada usia
12-24 bulan 35.0% (80% AKG),
Asupan Zink pada anak Usia 6-11
bulan yaitu 60.0% (80% AKG) dan
pada usia 12-24 bulan 60.0 %

(80% AKG) dapat dilihat pada


Tabel 3.
Table 3
Asupan rata-rata zat gizi
Makro dan zat Gizi Mikro
7-11 bulan
ASUPAN

Asup
an

AK
G

1-36 bulan

%
Asup
an

Energi
Karbohidr
at

708.7
33
100.3
7

72
5

Protein

24.77

18

97.76
122.4
0
137.6
1

Lemak

22.84

36

63.44

82

Asupan MIKRO
40
107.0
0
0

%
Asup
an

Asup
an

AK
G

693.7

112
5

61.66

90.04

155

58.09

24.7

26

95.00

22.6

44

51.36

Vitamin A

428

379

400

94.75

Vitamin C

33.2

40

83.00

32.4

40

81.00

Vitamin E
Vitamin
B12
Asam
Folat

3.8

76.00

5.2

86.67

0.8

0.9

88.89

0.7

0.9

77.78

28

35.00

59.1

160

36.94

183

80
25
0

73.20

204

650

31.38

Fe

3.3

47.14

2.8

35.00

Zink

1.8

60.00

2.4

60.00

Kalsium

D. PEMBAHASAN
Usia Pertama Pemberian MP
ASI
Waktu
pemberian
MP-ASI
merupakan
informasi
dari
gambaran
mengenai
awal
pemberian makanan pendamping
selain ASI, di mana pemberian
makanan tambahan atau MP-ASI
seharusnya diberikan pada saat
anak balita berusia 6 bulan.
Ketepatan waktu pemberian MP ASI
merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap status gizi
bayi. Pada bayi yang diberikan MP
ASI tidak tepat waktu, baik MP ASI
dini maupun MP ASI terlambat
dapat menyebabkan perbedaan
status gizi. MP ASI dini maupun
terlambat akan menyebabkan bayi
rentan mengalami penyakit infeksi,
alergi,
kekurangan
gizi,
dan

kelebihan gizi , sehingga dapat


menyebabkan
malnutrisi
dan
gangguan pertumbuhan. Secara
fisik anak yang menderita gizi
kurang dan gizi buruk akan
mengalami
gangguan
pertumbuhan dan mudah terkena
penyakit
infeksi.
Penyebab
gangguan pertumbuhan usia muda
diantaranya disebabkan karena
ketepatan pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI ) yang
kurang tepat. Hasil penelitian dari
122
anak
balita,
yang
mendapatkan MP-ASI pertama kali
sesuai dengan umur pemberian (
6 bulan) yaitu sebanyak 90 %. Pola
ini cukup baik karena sesudah usia
bayi 6 bulan pemberian ASI saja
tidak lagi dapat memberikan cukup
energi
serta
zat
gizi
untuk
meningkatkan tumbuh kembang
anak secara optimal, dan makanan
lengkap
(MP-ASI)
harus
ditambahkan dalam makanan anak
tersebut.12 Pola pemberian MP-ASI
yang tidak sesuai dengan umurnya
sebanyak
9.8%.
Hal
ini
menunjukkan masih banyak ibu
yang
memberikan
makanan
tambahan pada balita yang berusia
kurang dari 6 bulan. Penyebabnya
adalah kurangnya pengetahuan
ibu, kurangnya informasi yang
didapatkan, kesibukan ibu, adat
istiadat serta masalah/gangguan
dalam
produksi
ASI.
Dengan
pemberian makanan tambahan
yang
terlalu
dini
dapat
menimbulkan gangguan saluran
pencernaan
sehingga
mudah
terserang berbagai penyakit. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Akmal
Hakim
(2014)
yang
menyatakan bahwa anak yang

mendapatkan MP ASI yang tepat


waktu mempunyai Status Gizi yang
baik dan dapat mencegah penyakit
infeksi. Penelitian di Palembang
memperlihatkan
54,6%
bayi
mendapatkan MPASI tepat waktu
(Level
of
Evidence
3b)39,
sedangkan di penelitian di Jakarta
menunjukkan
12,4%
bayi
mendapatkan MPASI sebelum usia
4 bulan, 41,9% pada usia 4-6
bulan, 51,6% pada usia 6 bulan,
dan 5% setelah usia 6 bulan (Level
of Evidence 1c).20 Data di Bali
menunjukkan pemberian MPASI
sebelum usia 4 bulan sebanyak
18,4%, pada usia 4-6 bulan 46,9%,
sedangkan setelah usia 6 bulan
34,7%. Pemberian MPASI sebelum
usia 4 bulan merupakan risiko
(Rekomendasi IDA,2015).
Jenis MP ASI.
Jenis makanan pendamping
ASI yang dianalisis sebanyak 76
anak, di mana 76 anak tersebut
adalah anak yang mendapatkan
MP-ASI pertama yang sesuai pada
usia 6 bulan.
Hasil penelitian
menunjukkan ada 7 jenis MP asi
yang diberikan kepada anak.
Sebagian Besar anak mendapatkan
Bubur Instan (SUN) sebanyak 59.5
% pada usia 6 bulan hal ini
disebabkan karena pemahaman ibu
betapa pentingnya memberikan
makanan selain ASI di usia 6 bulan
Dan para ibu sudah banyak yang
memperkenalkan
makanan
keluarga kepada anak balita sejak
usia 1 tahun (12 bulan) dengan
bentuk makanan yang diberikan
adalah makanan padat.
Asupan gizi Makro dan Mikro
nutrient ( Energi ,Karbohidrat,

Protein, Lemak, Vitamin dan


Mineral)
ASI
eksklusif
dapat
memenuhi
kebutuhan
makronutrien dan mikronutrien
bayi sampai usia 6 bulan, setelah
itu seorang bayi harus mendapat
MP
ASI
untuk
mencukupi
kebutuhannya. Sayangnya, kualitas
MPASI seringkali tidak memadai,
terutama dalam hal energi, protein,
dan mikronutrien. Hasil Penelitian
Menunjukkan asupan
Energy,
karbohidrat
menunjukkan ada
perbedaan ada perbedaan asupan
pada anak usia 6-11 bulan dan 1224 bulan yaitu 97.7%, 122.4%
(80% AKG) dan pada usia 12-24
bulan 61.6% ,58.0% ( 80% AKG),
untuk asupan protein tidak ada
perbedaan asupan pada anak usia
6-24 bulan yaitu 137.6% , 95.0%
(80% AKG), Asupan Lemak tidak
ada perbedaan asupan pada anak
usia 6-24 bulan yaitu 63.4%, 51.3%
(80% AKG) berada dibawah
standar dari rujukan Kemenkes dan
sedangkan rata-rata asupan mikro
nutrient (80% AKG) pada anak
usia 6-11 bulan dan 12-24 bulan
yaitu, Vitamin B12, Vitamin C,
Vitamin E, Asam folat, Kalsium, Fe
dan zink, masing-masing 77.7%,
83.0%, 76.6%, 35.0%,31.3% dan
untuk vitamin A memiliki rata-rata
asupan (80% AKG) pada anak
usia 6-11 bulan dan 12-24 bulan
masing-masing
107.0%
dan
94.75%.
Kontribusi Energi terhadap
AKG dari MP-ASI pada kelompok
anak usia 6-11 dan 12-24 bulan
sangat tinggi. Tingginya konsumsi
energi dar MP asi pada 2 kelompok
disebabkan ibu anak rata-rata
memberikan makanan keluarga

yang tinggi akan karbohidrat, dan


protein.
Jenis
pangan
yang
berkontribusi adalah, bubur nasi,
biscuit,
air
ikah
sehingga
memberikan
kontribusi
energy
yang tinggi. Protein . Kontribusi
protein terhadap AKG yang berasal
dari MP ASI pada anak usia 6-11
bulan dan 12-24 bulan
sudah
diatas (80%). Hasil wawancara
kuisiner
yang
diakukan
menunjukkan tingginya pangan
hewani
seperti
telur,
ikan
mempengaruhi tingginya asupan
protein. Karbohidrat . Kontribusi
Karbohidrat terhadap AKG yang
berasal dari MP ASI pada anak usia
6-11 bulan dan 12-24 bulan sudah
diatas (80%). Hasil wawancara
kuisiner dan food recall 24 jam
yang diakukan
menunjukkan
tingginya pangan serelian dan
umbi-umbian seperti nasi, bubur,
sayur mempengaruhi tingginya
asupan
Karbohidrat.
Lemak
Kontribusi lemak terhadap AKG
yang berasal dari MP ASI pada
anak usia 6-11 bulan dan 12-24
bulan sudah diatas (80%). Hasil
wawancara kuisiner dan food recall
24
jam
yang
diakukan
menunjukkan
Rendahnya
pemberian
pangan
yang
menganduk lemak seperti ikan
goring, telur goring sehingga
asupan lemak cukup rendah. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar
ibu memberikan anaknya makanan
yang serba dimasak dan jarang
memberikan
yang
gorengan.
Penelitian
ini
didukung
oleh
penelitian yang dilakukan oleh lita
dwi
astari
(2006)
yang
menunjukkan tingginya asupan
energy, protein pada kelompok

anak normal dibandingkan pada


kelompok anak stunting.
Pada asupan
Vitamin .
kontribusi vitamin A, terhadap
AKG yang berasal dari MP ASI pada
anak usia 6-11 bulan dan 12-24
bulan sudah diatas (80%). Hasil
food recall 24 jam yang diakukan
menunjukkan tingginya asupan
Vitamin A, disebabkan jenis pangan
yang dikonsumsi berasal dari
serelian dan umbi-umbian, sayursayuran,dan pangan hewani seperti
wortel, nasi, ikan mempengaruhi
tingginya
asupan
Vitamin
A.
Vitamin
B12,
C,
dan
E.
kontribusi vitamin B12, C, dan E
, terhadap AKG yang berasal dari
MP ASI pada anak usia 6-11 bulan
dan
12-24
bulan
Dibawah
(80%). Hasil food recall 24 jam
yang diakukan
menunjukkan
rendahnya Asupan Vitamin B12, C,
dan E , hal ini disebabkan jenis
pangan yang dikonsumsi hanya
berasal dari sayur-sayuran dan
tidak bervariasinya jenis makanan
sehingga
mempengaruhi
rendahnya asupan Vitamin B12, C,
dan
E.
Kalsium.
kontribusi
Kalsium,
terhadap
AKG
yang
berasal dari MP ASI pada anak usia
6-11 bulan dan 12-24 bulan
Dibawah (80%). Hasil food recall
24
jam
yang
diakukan
menunjukkan rendahnya Asupan
Kalsium hal ini disebabkan jenis
pangan yang dikonsumsi hanya
berasal dari pangan hewani seperti
ikan dan tidak bervariasinya jenis
makanan sehingga mempengaruhi
rendahnya asupan Kalsium.
Fe
kontribusi Fe, terhadap AKG yang
berasal dari MP ASI pada anak usia
6-11 bulan dan 12-24 bulan
Dibawah (80%). Hasil food recall

24
jam
yang
diakukan
menunjukkan rendahnya Asupan Fe
hal ini disebabkan jenis pangan
yang dikonsumsi hanya berasal
dari
pangan
hewani
seperti
ikan,tahu dan jenis pangan dari
jajanan Makanan seperti biskuit
dan tidak
bervariasinya
jenis
makanan sehingga mempengaruhi
rendahnya
asupan
Fe.
Zink
kontribusi Zink, terhadap AKG yang
berasal dari MP ASI pada anak usia
6-11 bulan dan 12-24 bulan
Dibawah (80%). Hasil food recall
24
jam
yang
diakukan
menunjukkan rendahnya Asupan
Zink hal ini disebabkan kurangnya
konsumsi bahan pangan susu,
buah-buahan
dan
tidak
bervariasinya
jenis
makanan
sehingga
mempengaruhi
rendahnya asupan Zink. Penelitian
ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh lita dwi astari (2006)
yang
menunjukkan
tingginya
asupan energy,
protein
pada
kelompok
anak
normal
dibandingkan pada kelompok anak
stunting.selain
itu
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh R.
Lander mengenai Kualitas buruk
diet makanan pelengkap terkait
dengan
beberapa
kekurangan
mikronutrien pada anak usia dini di
Mongolia diperoleh hasil bahwa
kualitas makanan pendamping ASI
sangat kurang pada zat gii mikro
yaitu Ca, Fe, Zn dan vitamin C. Hal
ini disebabkan karena MP-ASI yang
diinduksi dalam penelitian ini
adalah bubur berbahan dasar
gandum yang jarang memakai
sayuran hijau serta buah. Serta
Menurut penelitian yang diakukan
oleh
Mieke
Faber
mengenai
Makanan
pelengkap
yang

dikonsumsi oleh bayi pedesaan 612-bulan di Afrika Selatan dipeoleh


hasil bahwa komposisi gizi MP-ASI
tidak memadai terutama untuk
besi, seng dan kalsium karena
kurangnya variasi makanan yang
mengandung
jenis
mineral
tersebut.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian ini
dapat ditarik
simpulan
yaitu:
sebagian besar anak baduta pada
usia 6-24 bulan mendapatkan MP
ASI pda tepat waktu. Rata-rata
asupan
energy,
karbohidrat,
protein diatas (80%AKG) pada
anak usia 6-11 ulan dan 12-24
bulan sedangkan lemak berada
dibawah lemak(80%AKG) dan
asupan mineral mikro vitamin A
berada diatas (80%AKG)
dan
vitamin b12, c,e, asam folat,
kalsium, zink, dan Fe rata-rata
dibawah (80%AKG)
Saran yang dapat diberikan dari
penelitian ini, yaitu: perlu dilakukan
penyuluhan pada orang tua balita
di
wilayah
dengan
lebih
meningkatkan program gizi di
Puskesmas, utamanya penyuluhan
mengenai pentingnya pemberian
MP ASI. Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui
Hubungan pemberian Multi Gizi
Mikro nutrient MP ASI dan status
gizi pada bayi di Kecamatan Kelara
sehingga kedepannya Asupan Zat
Gizi Mikro bisa lebih baik dan bisa
memperbaiki masalah gizi yang
ada di kecamatan Kelara.

DAFTAR PUSTAKA
Akmal H 2014. Pemberian Mp-Asi Dan
Status Gizi Bayi Usia 6-24 Bulan
Berdasarkan Indeks Bb/U Di Desa Ban
Kecamatan Kubu Tahun 2014 Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
Darmayati R dkk.2015. Praktik Pemberian
Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita
di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi
Pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Ekasakti R, dkk. 2013. Hubungan Pola
Pemberian Mp-Asi Dengan Status Gizi
Anak Usia 6-23 Bulan Di Wilayah Pesisir
Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun
2013. Makassar
Faber M. 2004. Complementary Foods
Consumed by 6-12 Month- Old Rural
Infants In South Africa Are Inadequate In
Micronutrients. Public Health Nutrition:
8(4), 373381
Hermina dan Nurfi. 2010. Hubungan
Praktek Pemberian ASI Eksklusif Dengan
Karakteristik Sosia, Demografi Dan Faktor
Informasi Tentang ASI Dan MP-ASI (Studi
di Kota Padang Dan Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat).Bogor
Kodiyah N. 2009. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Di
Desa Jatirejo Kecamatan Jumapolo.
Program Studi Div Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Kusumasari
FE.
2012.
Hubungan
Pengetahuan
Ibu
Tentang
Makanan
Pendamping Asi Dengan Status Gizi Pada
Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas
Juwiring Klaten. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lander R, dkk. 2009. Poor dietary quality of


complementary foods is associated with
multiple micronutrient deciencies during
early childhood in Mongolia. Public Health
Nutrition: 13(9), 13041313.
Lita D.S 2006. Hubungan konsumsi ASI dan
MP ASI serta Kejadian Stunting pada anak
usia 6-12 bulan di kabupaten Bogor.
Mawarni S. 2013. Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku
Pemberian Mp-Asi Dan Status Gizi Pada
Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan
Kestalan Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta. Program Studi S1 Gizi Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Taufiqurrahman 2012. Hubungan Antara
Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Balita
Dengan Pola Pemberian Mp-Asi Pada Anak
Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Karang Baru
Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat,
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram.
Widowati O. 2009. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di Kelurahan
Purwosari Kecamatan Laweyan. Program
Studi Diii Gizi Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Surakarta.

You might also like