Professional Documents
Culture Documents
Hukuman Mati Narkotika
Hukuman Mati Narkotika
Hukuman Mati Narkotika
1 BBC,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160728_indonesia_eksekus
i_ketiga, diakses pada tanggal 14 Agustus 2016.
2 Kompas, Presiden Jokowi: Indonesia Gawat Darurat Narkoba,
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/04/10331931/Presiden.Jokowi.Indonesia.G
awat.Darurat.Narkoba, diakses pada tanggal 15 Agustus 2016.
milik BNN pada tahun 2015, angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba mencapai 12.044 orang per
tahunnya.4
Alasan saya mengapa saya setuju dengan adanya hukuman mati adalah, pertama bahwa Indonesia
telah mengakui kejahatan narkotika sebagai kejahatan luar biasa serius terhadap kemanusiaan sehingga
penegakannya butuh perlakuan khusus, efektif dan maksimal. Salah satu perlakuan khusus itu, menurut
Mahkamah Konstitusi, antara lain dengan cara menerapkan hukuman berat yakni adnaya pidana mati.
Disini MK berpendapat bahwa, Indonesia tidak melanggar perjanjian internasional apa pun, termasuk
Konvensi Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang menganjurkan penghapusan hukuman mati.
Bahkan MK menegaskan, Pasal 6 ayat 2 ICCPR itu sendiri membolehkan masih diberlakukannya
hukuman mati kepada negara peserta, khusus untuk kejahatan yang paling serius. 5 Tapi disini pihak
penyidik, kejaksaan dan pengadilan harus berhati-hati di dalam memberikan hukuman mati tersebut,
karena hukuman mati tersebut lebih ditujukan kepada orang yang memang sudah terbukti bahwa dia
benarlah seorang pengedar narkoba, jangan sampai pihak kejaksaan maupun pengadilan salah dalam
memberikan vonis kepada orang lain yang bukan seorang pengedar, sehingga hak hidup yang merupakan
hak dasar dari orang tersebut menjadi terlanggar.6
Lalu yang kedua, menurut saya pemidanaan berupa hukuman penjara bagi para pengedar narkoba
ini tidaklah cukup bagi mereka, Herbert L. Packer mengatakan bahwa penggunaan upaya hukum,
termasuk hukum pidana sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah sosial termasuk dalam bidang
kebijakan penegakan hukum. Di samping itu tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
pada umumnya.7 Selain itu Prof. Dr. Wirjono Projodikoro berpendapat bahwa tujuan dari hukum pidana
ialah untuk memenuhi rasa keadilan, kedua untuk menakut-nakuti orang sehingga ia tidak melakukan
kejahatan lalu yang terakhir untuk memperbaiki orang-orang yang sudah melakukan kejahatan. 8Akan
tetapi pada faktanya para pengedar narkoba ini tidaklah merasakan jera atas hukuman penjara yang sudah
mereka terima, bahkan mereka masih dapat melaksanakan operasi pengedaran narkoba dari dalam
Lempaga Pemasyarakatan (lapas) itu sendiri, mengingat bahwa dalam kenyataannya banyak sekali oknum
yang juga ikut terlibat dalam jaringan narkoba tersebut, baik sebagai pemakai maupun pengedar. 9
Keadaan ini membuktikan bahwa betapa bobroknya sistem penegakan hukum yang ada di Indonesia
sampai-sampai para pengedar narkoba tersebut masih dapat beraksi di dalam lapas dan juga membuktikan
bahwa pidana penjara saja tidaklah cukup bagi mereka, sehingga Indonesia membutuhkan hukuman yang
lebih berat untuk para pengedar narkoba tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, Indonesia tentunya banyak dikecam oleh pihak lainnya
dalam penerapan hukuman mati kepada para pengedar narkoba, penyebabnya adalah karena kebanyakan
dari para terpidana matinya merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang beroperasi dalam
jaringan peredaran narkoba di Indonesia. Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja kekuasaan suatu negara
terbatas kepada wilayah kekuasaan suatu negara sehingga menurut saya pemberlakuan hukuman mati ini
merupakan kekuasaan Indonesia sebagai sebuah negara dalam menerapkan yurisdiksinya di wilayah
kedaulatannya sendiri, terlebih lagi para pengedar narkoba tersebut telah menyebabkan kerugian pada
negara yang dapat diestimasikan mencapai sebesar 63 Triliun dalam setahun. 10 Selain menyebabkan
kerugian materiil, para pengedar narkoba tersebut juga menimbulkan kerugian moril pada negara,
Terlebih lagi Indonesia juga bukan merupakan satu-satunya negara yang menerapkan hukuman mati
kepada para terpidana kasus narkoba, banyak juga negara lain yang menerapkan hukuman mati
7 Djoko Prakoso, S.H., Masalah Pemberian Pidana Dalam Teori dan Praktek Peradilan,
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984), hal. 31.
8 Ibid, hal. 32-33.
9 Kompas.com,
http://nasional.kompas.com/read/2016/08/04/11105931/.faktanya.aparat.banyak.ter
libat.kasus.narkoba., diakses pada tanggal 16 Agustus 2016.
10 Kompas.com, Dalam Setahun, Estimasi Kerugian Akibat Narkoba Mencapai Rp
63 Triliun,
http://nasional.kompas.com/read/2015/06/26/11444211/Dalam.Setahun.Estimasi.Ke
rugian.Akibat.Narkoba.Mencapai.Rp.63.Triliun, diakses pada tanggal 17 Agustus
2016.
diantaranya adalah Amerika Serikat yang terkenal dengan hukuman matinya yang menggunakan metode
lethal injection (suntik mati),11 Tiongkok, Malaysia, Saudi Arabia dan masih banyak lagi contoh negara
lainnya yang menerapkan hukuman mati. Maka dari itu, saya mengharapkan bahwa hukuman mati ini
tetap terlaksana untuk mengurangi atau bahkan menumpas habis jaringan peredaran narkoba di Indonesia.
Dan juga diharapkan bahwa pihak lain, dalam hal ini pemerintah asing untuk dapat menghormati hukum
yang berlaku di Indonesia serta tidak menggangu kedaulatan Indonesia di dalam menerapkan yurisdiksi di
wilayah kedaulatannya sendiri.1213
Disini saran yang dapat saya berikan adalah bahwa hukuman mati ini dapat terus diterapkan
kepada para terpidana kasus peredaran narkoba, supaya para pengedarnya dapat merasakan efek jera
karena hukuman pidana penjara sudah tidak lagi bias memberikan efek jera. Disini Indonesia harus
bersikap tegas dalam penerapan hukuman mati dan tidak boleh goyah karena kecaman dari dunia luar
karena penerapan hukuman mati ini. Lalu selanjutnya Polisi, BNN bersama dengan masyarakat Indonesia
harus dapat berpartisipasi dan bersikap lebih aktif di dalam pemberantasan jaringan peredaran narkoba
yang beroperasi di Indonesia mengingat Indonesia sendiri sudah memasuki situasi gawat darurat narkoba.
Selain itu perlu adanya pembersihan tubuh organisasi pemerintahan dari jaringan peredaran narkoba
khususnya disini tubuh Lembaga Pemasyarakatan, mengingat sudah banyaknya oknum yang terlibat
dalam jaringan tersebut.
11 Death Penalty Information Center, http://www.deathpenaltyinfo.org/lethalinjection, diakses pada tanggal 18 Agustus 2016.
12 Prof. Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum
Internasional, (Bandung : Penerbit P.T. Alumni, 2003, hal 18.
13 Kompas.com,
http://nasional.kompas.com/read/2016/06/01/07263681/wni.divonis.hukuman.mati.i
ndonesia.harus.menghormati.hukum.malaysia, diakses tanggal 20 Agustus 2016.