Hukuman Mati Narkotika

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Death Penalty Must Go On Despite A Lot Of Criticism

By Ratu Gita Narnina


Faculty of Law, University of Indonesia
Abstract
Indonesia has been condemned by international world for the recently death penalty that was held for four
drug traffickers, and this is marked as the third time death penalty was held under the rule of Indonesia
Presidents Joko Widodo.
Eventhough death penalty was against human rights, but writer agree that the death penalty must remain
to be implemented in Indonesia, according to Indonesias Badan Narkotika Nasional (BNN) data in 2015,
50 people died every day or approximately 12.044 people died every year because of drug abuse, which
considering Indonesia has already entered emergency situations because of this drug distribution network
that operates in Indonesia and imprisonment would not be enough for drug traffickers whom can still
operating their drug trafficking activities inside jails.
This essay provide writers opinion and also writers argumentation about why Indonesia should still
implementing death penalty especially for drug traffickers in order to maintain justice in Indonesia. The
purpose are to daunt the other traffickers and also to teach them a lesson for causing morality loss and
also financial loss which suffered by Indonessia, This all is to prevent or extinguish drug trafficking
network that are still operating in Indonesia in the future.

Hukuman Mati Harus Tetap Dilaksanakan Meskipun Banyak Kecaman


Hukuman mati yang diberikan kepada 4 (empat) orang terpidana mati kasus narkoba pada hari
Jumat 29 Juli 2016 lalu ini tidak hanya menggemparkan Indonesia tetapi juga masyarakat dunia, sebab
hal ini merupakan ketiga kalinya Indonesia memberlakukan hukuman mati kepada para pengedar narkoba
di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. 1 Hukuman mati ini diberlakukan karena menurut Presiden
Joko Widodo sendiri, peredaran dan penggunaan narkoba di Indonesia sudah semakin parah. Ia menilai
kondisi tersebut saat ini sudah masuk ke dalam level darurat. 2 Akan tetapi tentunya penerapan hukuman
mati ini ditentang oleh banyak pihak terutama oleh organisasi Hak Asasi Internasional (HAM)
internasional dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meminta untuk menghentikan penerapan
hukuman mati di Indonesia karena tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia. Komnas HAM Indonesia
mengatakan bahwa penerapan hukuman mati merupakan bentuk pemidanaan yang inkonstitusional,
karena telah melanggar pasal 28 huruf A Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap
warga negara memiliki hak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya. Bukan hanya
melanggar pasal tersebut, hukuman mati ini juga melanggar pasal 3 Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia dan juga pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang mengatakan bahwa
hak hidup adalah hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun, sehingga
hukuman mati yang menghilangkan hak hidup ini dikatakan sebagai hukuman yang keji dan tidaklah
manusiawi.
Meskipun hukuman mati ini melanggar Hak Asasi Manusia, tetapi saya setuju dengan penerapan
hukuman mati, bahkan menurut saya PERLU DITERAPKAN bagi para pengedar narkoba yang sudah
merusak kehidupan orang-orang terutama anak-anak bangsa yang meninggal akibat penyalahgunaan
narkoba narkoba akibat perbuatan. Menurut saya, mengapa kita perlu memikirkan hak hidup yang
direnggut dari satu orang pengedar narkoba padahal dia telah banyak merenggut hak hidup para korban
penyalahgunaan narkoba akibat perbuatan mereka? Sedangkan jumlah dari korban penyalahgunaan
narkoba itu tidaklah sedikit, menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), 50 orang meninggal setiap
harinya karena narkoba, dan sebagian besar korban tersebut berada di usia produktif. 3 Sehingga dari data

1 BBC,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160728_indonesia_eksekus
i_ketiga, diakses pada tanggal 14 Agustus 2016.
2 Kompas, Presiden Jokowi: Indonesia Gawat Darurat Narkoba,
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/04/10331931/Presiden.Jokowi.Indonesia.G
awat.Darurat.Narkoba, diakses pada tanggal 15 Agustus 2016.

milik BNN pada tahun 2015, angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba mencapai 12.044 orang per
tahunnya.4
Alasan saya mengapa saya setuju dengan adanya hukuman mati adalah, pertama bahwa Indonesia
telah mengakui kejahatan narkotika sebagai kejahatan luar biasa serius terhadap kemanusiaan sehingga
penegakannya butuh perlakuan khusus, efektif dan maksimal. Salah satu perlakuan khusus itu, menurut
Mahkamah Konstitusi, antara lain dengan cara menerapkan hukuman berat yakni adnaya pidana mati.
Disini MK berpendapat bahwa, Indonesia tidak melanggar perjanjian internasional apa pun, termasuk
Konvensi Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR) yang menganjurkan penghapusan hukuman mati.
Bahkan MK menegaskan, Pasal 6 ayat 2 ICCPR itu sendiri membolehkan masih diberlakukannya
hukuman mati kepada negara peserta, khusus untuk kejahatan yang paling serius. 5 Tapi disini pihak
penyidik, kejaksaan dan pengadilan harus berhati-hati di dalam memberikan hukuman mati tersebut,
karena hukuman mati tersebut lebih ditujukan kepada orang yang memang sudah terbukti bahwa dia
benarlah seorang pengedar narkoba, jangan sampai pihak kejaksaan maupun pengadilan salah dalam
memberikan vonis kepada orang lain yang bukan seorang pengedar, sehingga hak hidup yang merupakan
hak dasar dari orang tersebut menjadi terlanggar.6
Lalu yang kedua, menurut saya pemidanaan berupa hukuman penjara bagi para pengedar narkoba
ini tidaklah cukup bagi mereka, Herbert L. Packer mengatakan bahwa penggunaan upaya hukum,
termasuk hukum pidana sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah sosial termasuk dalam bidang
kebijakan penegakan hukum. Di samping itu tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

3 BNN, BNN: 50 Orang Menninggal Per Hari Karena Narkoba,


http://www.antaranews.com/berita/548440/bnn--50-orang-meninggal-per-harikarena-narkoba, diakses tanggal 16 Agustus 2016.
4 Kompas.com, Dalam Setahun, Estimasi Kerugian Akibat Narkoba Mencapai Rp 63
Triliun,
http://nasional.kompas.com/read/2015/06/26/11444211/Dalam.Setahun.Estimasi.Ke
rugian.Akibat.Narkoba.Mencapai.Rp.63.Triliun, diakses tanggal 17 Agustus 2016.
5 Hukumonline.com,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ef039a2d0c28/hak-hidup-vs-hukumanmati, diakses tanggal 22 Agustus 2016.
6 Hukumonline.cm, http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17888/terikatkonvensi-internasional-hukuman-mati-mesti-jalan-terus, diakses tanggal 22 Agustus
2016.

pada umumnya.7 Selain itu Prof. Dr. Wirjono Projodikoro berpendapat bahwa tujuan dari hukum pidana
ialah untuk memenuhi rasa keadilan, kedua untuk menakut-nakuti orang sehingga ia tidak melakukan
kejahatan lalu yang terakhir untuk memperbaiki orang-orang yang sudah melakukan kejahatan. 8Akan
tetapi pada faktanya para pengedar narkoba ini tidaklah merasakan jera atas hukuman penjara yang sudah
mereka terima, bahkan mereka masih dapat melaksanakan operasi pengedaran narkoba dari dalam
Lempaga Pemasyarakatan (lapas) itu sendiri, mengingat bahwa dalam kenyataannya banyak sekali oknum
yang juga ikut terlibat dalam jaringan narkoba tersebut, baik sebagai pemakai maupun pengedar. 9
Keadaan ini membuktikan bahwa betapa bobroknya sistem penegakan hukum yang ada di Indonesia
sampai-sampai para pengedar narkoba tersebut masih dapat beraksi di dalam lapas dan juga membuktikan
bahwa pidana penjara saja tidaklah cukup bagi mereka, sehingga Indonesia membutuhkan hukuman yang
lebih berat untuk para pengedar narkoba tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, Indonesia tentunya banyak dikecam oleh pihak lainnya
dalam penerapan hukuman mati kepada para pengedar narkoba, penyebabnya adalah karena kebanyakan
dari para terpidana matinya merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang beroperasi dalam
jaringan peredaran narkoba di Indonesia. Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja kekuasaan suatu negara
terbatas kepada wilayah kekuasaan suatu negara sehingga menurut saya pemberlakuan hukuman mati ini
merupakan kekuasaan Indonesia sebagai sebuah negara dalam menerapkan yurisdiksinya di wilayah
kedaulatannya sendiri, terlebih lagi para pengedar narkoba tersebut telah menyebabkan kerugian pada
negara yang dapat diestimasikan mencapai sebesar 63 Triliun dalam setahun. 10 Selain menyebabkan
kerugian materiil, para pengedar narkoba tersebut juga menimbulkan kerugian moril pada negara,
Terlebih lagi Indonesia juga bukan merupakan satu-satunya negara yang menerapkan hukuman mati
kepada para terpidana kasus narkoba, banyak juga negara lain yang menerapkan hukuman mati
7 Djoko Prakoso, S.H., Masalah Pemberian Pidana Dalam Teori dan Praktek Peradilan,
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984), hal. 31.
8 Ibid, hal. 32-33.
9 Kompas.com,
http://nasional.kompas.com/read/2016/08/04/11105931/.faktanya.aparat.banyak.ter
libat.kasus.narkoba., diakses pada tanggal 16 Agustus 2016.
10 Kompas.com, Dalam Setahun, Estimasi Kerugian Akibat Narkoba Mencapai Rp
63 Triliun,
http://nasional.kompas.com/read/2015/06/26/11444211/Dalam.Setahun.Estimasi.Ke
rugian.Akibat.Narkoba.Mencapai.Rp.63.Triliun, diakses pada tanggal 17 Agustus
2016.

diantaranya adalah Amerika Serikat yang terkenal dengan hukuman matinya yang menggunakan metode
lethal injection (suntik mati),11 Tiongkok, Malaysia, Saudi Arabia dan masih banyak lagi contoh negara
lainnya yang menerapkan hukuman mati. Maka dari itu, saya mengharapkan bahwa hukuman mati ini
tetap terlaksana untuk mengurangi atau bahkan menumpas habis jaringan peredaran narkoba di Indonesia.
Dan juga diharapkan bahwa pihak lain, dalam hal ini pemerintah asing untuk dapat menghormati hukum
yang berlaku di Indonesia serta tidak menggangu kedaulatan Indonesia di dalam menerapkan yurisdiksi di
wilayah kedaulatannya sendiri.1213
Disini saran yang dapat saya berikan adalah bahwa hukuman mati ini dapat terus diterapkan
kepada para terpidana kasus peredaran narkoba, supaya para pengedarnya dapat merasakan efek jera
karena hukuman pidana penjara sudah tidak lagi bias memberikan efek jera. Disini Indonesia harus
bersikap tegas dalam penerapan hukuman mati dan tidak boleh goyah karena kecaman dari dunia luar
karena penerapan hukuman mati ini. Lalu selanjutnya Polisi, BNN bersama dengan masyarakat Indonesia
harus dapat berpartisipasi dan bersikap lebih aktif di dalam pemberantasan jaringan peredaran narkoba
yang beroperasi di Indonesia mengingat Indonesia sendiri sudah memasuki situasi gawat darurat narkoba.
Selain itu perlu adanya pembersihan tubuh organisasi pemerintahan dari jaringan peredaran narkoba
khususnya disini tubuh Lembaga Pemasyarakatan, mengingat sudah banyaknya oknum yang terlibat
dalam jaringan tersebut.

11 Death Penalty Information Center, http://www.deathpenaltyinfo.org/lethalinjection, diakses pada tanggal 18 Agustus 2016.
12 Prof. Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum
Internasional, (Bandung : Penerbit P.T. Alumni, 2003, hal 18.
13 Kompas.com,
http://nasional.kompas.com/read/2016/06/01/07263681/wni.divonis.hukuman.mati.i
ndonesia.harus.menghormati.hukum.malaysia, diakses tanggal 20 Agustus 2016.

You might also like