Professional Documents
Culture Documents
160 233 1 SM PDF
160 233 1 SM PDF
160 233 1 SM PDF
Sutikno
Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Malang
Maryunani
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
ABSTRACT
In terms of administration, Malang is divided into two regions, Malang City and
Malang Regency. Although the regions are different, economically two regions
can not separated because almost all economic activities are concentrated at
Malang City. This has impacts on the economic gap between Malang City and
Malang Regency. With respect to gap, the research was conducted to analyze the
growth center of Regional Development Unit (RDU) of the Malang City, based on
two development directions: identifying sectoral economic potentials and that
for regional sowol potentials.
In terms of regional aspects, the description of development centers in each RDU
are: (1) Ngantang Sub-district is a priority for the development center of RDU I;
(2) Singosari Sub-district is a priority for the development center of northern
RDU II; (3) Pakisaji Sub-district is a priority for the development center of
southern RDU II; (4) Poncokusumo Sub-district is a priority for the development
center of RDU IV; (5) Kepanjen Sub-district is a priority for the development
center of RDU V; (6) Pagelaran Sub-district is a priority for the development
center of RDU VII; and (7) Turen Sub-district is a priority for the development
center of RDU VIII.
Since the results has policy impacts, the government of the Malang Regency
should decide regional development policies referring to the regional
development concept based on the economic and regional potentials so that it
can give priorities to potential districts to be acted as development centers. By
implementing the policy, it is expected that economic activities will not be
concentrated on one development point, the Malang City as the only development
point.
Keywords: growth center, Regional Development Unit (RDU), sectoral economic
potentials and regional potentials
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang tergolong sebagai negara sedang berkembang, pada awal proses
pembangunannya lebih condong untuk memilih atau mengarah pada strategi pembangunan ekonomi
tidak seimbang. Pemilihan strategi tersebut bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan dalam proses
pembangunan, misalnya mendorong sektor industri menjadi sektor pemimpin (leading sector),
sehingga bisa mendorong pertumbuhan setor-sektor lain. Selain itu dalam konteks spasial (ruang),
dengan terbatasnya sumberdaya pembangunan maka kebijakan pembangunan yang diambil adalah
menentukan daerah-daerah tertentu sebagai pusat-pusat pertumbuhan.
Kota Malang
2.597.577
2.975.089
3.392.269
3.896.038
4.295.890
6.741.855
9.455.943
7.914.313
Data di atas menunjukkan bahwa dari indikator pendapatan per kapita, Kota Malang memiliki
pertumbuhan yang lebih tinggi di banding Kabupaten Malang. Hal tersebut bisa terlihat dari PDRB
per kapita Kota Malang selama periode 1993-2000, selalu lebih besar dari pada PDRB per kapita
Kabupaten Malang.
Selain membandingkan PDRB per kapita, perbedaan pertumbuhan ekonomi antara Kota Malang
dengan Kabupaten Malang bisa juga membandingkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kedua daerah
tersebut, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Rumusan Masalah
Pengembangan kebijakan SWP memiliki dua arah pengembangan yaitu mengidentifikasi potensi
ekonomi dan potensi wilayah. Untuk pengembangan tersebut ada beberapa permasalahan yang
perlu diketahui jawabannya. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur ekonomi dan pola pertumbuhan di masing-masing Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP) di Kabupaten Malang.
2. Apa yang menjadi sektor dan sub sektor ekonomi unggulan di masing-masing Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP) di Kabupaten Malang.
3. Bagaimana potensi dan daya saing masing-masing kecamatan sebagai prioritas pusat
pertumbuhan di setiap Satuan Wilayah Pengembangan (SWP).
Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin di capai dalam penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur dan pola pertumbuhan ekonomi masing-masing Satuan
Wilayah Pengembangan (SSWP).
2. Untuk mengetahui sektor dan sub sektor ekonomi unggulan di masing-masing Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP)
Bila nilai LQ lebih kecil atau sama dengan 1, menunjukkan bahwa sektor tersebut
bukan sektor basis.
Bila nilai LQ lebih besar dari 1, menunjukkan bahwa sektor tersebut adalah sektor
basis.
3) Analisis Shift-share (S-S)
Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah dan sebagai alat analisis dalam riset pembangunan pedesaan (Tulus Tambunan, 1996).
Teknik analisis ini diawali dengan perhitungan perubahan PDRB suatu sektor di suatu daerah
antara 2 periode, yaitu:
Qtij = Qtij Q0ij .(1)
Dimana :
Qtij = Perubahan PDRB
Qtij = PDRB sektor i daerah j periode tahun t
Q0ij = PDRB sektor i daerah j periode tahun dasar
J
i
Teknik analisis ini dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu pangsa regional, pergeseran
proporsional dan pergeseran yang berbeda, maka persamaan (1) dapat diperluas menjadi:
Y Qt Y Qijt Qt
Qijt Qij0 t 1Qij0 i0 t Qij0 0 i0 (2)
Y0 Q1 Y0 Qij Qi
Persamaan (2) dapat dipisahkan menjadi 3 komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi daerah:
Y
RS ij Qij0 t 1 ....(3)
Y0
Qit Yt
PS ij Q 0 ...(4)
Qi Y0
0
ij
Qijt Qit
DS ij Q 0 0 ...(5)
Qij Qi
0
ij
Dimana:
Yt
= PDRB Kabupaten periode tahun t
Proses 1
Analisis Location
Quatient
Output 1
KreteriaSektor:
LQ > 1
LQ < 1
Indikator :
Output 3
Proses 3
Kombinasi
Output 1 & 2
Indikator :
Proses 4
Kelembagaan
(Fasilitas Non Fisik)
Mengukur &
analisi daya saing
kecamatan
Sub Sektor
Unggulan SWP
Output 2
KreteriaSektor
DS < 0
DS > 0
PS < 0
PS > 0
RS < 0
RS > 0
Skenario
kebijakan
Pengembangan
SWP
Output 4
Peta peringkat
daya saing
kecamatan
Output 7
Proses 7
Kombinasi
Output 4,5,6
Indikator :
Proses 5
Output 5
Prasarana/infrastruktur
(Fasilitas Fisik)
Mengukur &
analisis daya
dukungkecamatan
Peta peringkat
daya dukung
kecamatan
Indikator :
Proses 6
Output 6
Kecamatan yang
mempunyai jarak
rata terdekat
Kecamatan
prioritas pusat
pertumbuhan
SWP
Gambar 1. Model Penentuan Sub Sektor Unggulan dan Kecamatan Prioritas Sebagai Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Di Masing-Masing Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
Setelah melakukan perhitungan dan analisis kontribusi masing-masing sektor maupun kelompok
sektor ekonomi terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di masing-masing Satuan
Wilayah Pengembangan (SWP) maka dapat diperoleh gambaran struktur ekonomi masing-masing S
Berdasarkan tabel 3, sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar
PDRB di semua SWP kecuali SWP III. Untuk SWP III sektor yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap PDRB nya adalah sektor industri pengolahan. Hal ini menggambarkan bahwa sektor pertanian
masih merupakan sektor primadona atau leanding sektor di Kabupaten Malang.
Namun apabila dilihat dari kontribusi berdasarkan kelompok sektor ekonomi, ternyata kelompok
sektor tersier yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB di semua SWP, kemuadian disusul
oleh kelompok sektor primer dan sekunder. Kecuali untuk SWP II dan SWP III, untuk kedua SWP ini
sektor sekunder yang mempati urutan 2 dan kemudian disusul oleh sektor primer. Besarnya kontribusi
kelompok sektor tersier disebabkan karena lebih banyaknya sektor yang tergolong sektor tersier.
Sektor tersier terdiri dari 4 sektor, sementara sektor primer hanya terdiri dari 2 sektor dan sektor
sekunder terdiri dari 3 sektor.
Sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel, dan restoran, merupakan sektor
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kelompok sektornya masing-masing. Keadaan tersebut
terjadi pada semua SWP yang ada di kabupaten Malang. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa
aktivitas perekonomian di masing-masing SWP di kabupaten Malang cenderung bersifat homogen.
SWP
Kelomp
ok
Sektor
Sekunder
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
II
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
IV
Industri
Pengolahan
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
VI
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
VII
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
VIII
Pertanian
Tersier
Pertanian
Ind.Pengolahan
III
Tersier
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
Perdagangan,Hotel
dan Restoran
T,P,S
T,S,P
T,S,P
T,P,S
T,P,S
T,P,S
T,P,S
T,P,S
Wilayah
Kabupaten Malang
SWP Ngantang &
sekitarnya
SWP Lingkar Kota
Malang
SWP Lawang
SWP Tumpang &
sekitarnya
SWP Kepanjen &
sekitarnya
SWP Donomulyo
SWP Gondanglegi &
sekitarnya
SWP Dampit &
sekitarnya
Laju
Pertumbuhan
8.208
Pendapatan per
Klasifikasi Wilayah
Kapita
1201913.56 -
8.753
9.665
8.974
7.509
8.083
7.026
6.745
7.263
yi > y
ri > r
ri < r
Daerah erkembang
Cepat
SWP I
SWP II
SWP III
Daerah Maju Tapi
Tertekan
Daerah Relatif
Tertinggal
-
SWP IV
SWP VI
SWP VII
SWP V
SWP VIII
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tanaman perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Listrik
Air Bersih
Jasa Penunjang
komunikas
Perdagangan
Hotel
Angkutan jalan raya
Jasa penunjang angkutan
Pos dan telekomunikasi
Bank
Lembaga keuangan bukan bank
Perorangan dan rumah tangga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peternakan
Kehutanan
Penggalian
Listrik
Air bersih
Sewa bangunan
Hiburan dan kebudayaan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Penggalian
Listrik
Sub Sektor Unggulan SWP VIII
Peternakan
Penggalian
Jasa Perusahaan
Pemerintahan umum
Sosial kemasyarakatan
Perorangan dan rumah tan
1. Tanaman perkebunan
2. Perikanan
3. Perdagangan
4. Jasa penunjang kom unikasi
5. Bank
6. Sosial kemasyarakatan
Keterangan
SWP Ngantang & sekitarnya
SWP Lingkar Kota Malang
SWP Lawang
SWP Tumpang & sekitarnya
SWP Kepanjen & sekitarnya
SWP Donomulyo
SWP Gondanglegi & sekitarnya
SWP Dampit & sekitarnya
Wilayah Kota Malang
Wilayah Kota Batu
Gambar 4. Peta Kabupaten Malang Dan Sub Sektor Unggulan Masing-Masing Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP)
Berdasarkan perhitungan dan hasil analisis sub sektor di masing-masing SWP (seperti pada
gambar di atas) menunjukkan bahwa Satuan Wilayah Pengembangan Lingkar kota Malang merupakan
SWP yang mempunyai sub sektor paling banyak diantara SWP yang ada. SWP Lingkar Kota Malang
mempunyai 10 sub sektor unggulan yaitu sub sektor; 1) Tanaman bahan makanan, 2) Makanan,
minuman, dan tembakau, 3) Tekstil, kulit, dan alas kaki, 4) Barang dari kayu dan hasil hutan lain, 5)
11
No
Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP)
Kecamatan
Prioritas
Jarak
Ngantang
Ngantang
II
Singoari
Singosari
Singosari
Pakisaji
Bululawang
Pakisaji
IV
Poncokusumo
Tumpang
Poncokusumo
Kepanjen, Sumberpucung
Kepanjen
Kepanjen
Pagelaran
Turen
Turen
VII
VIII
12
Turen
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, P., Alisjahbana, A., Effendi, N., Boediono. 2002. Daya Saing Daerah: Konsep dan
Pengukurannya di Indonesia, BPFE Yogyakarta.
Arsyad Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan (Edisi Ketiga), Yogyakarta: STIE-YKPN.
Arsyad Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE,
Yogyakarta
Badrudin Rudy. 1999. Pembangunan Wilayah Propinsi Istimewa Yogyakarta Pendekatan Teoritis.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 4 No. 2
15
16
17