Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, Volume V, No.2, April 2015

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.

2, April 2015

ORIGINAL RESEARCH
Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku penanganan
dismenorea di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Surtikanti2 Dewi Permatasari1
1Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak
2Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
ABSTRACT
Dysmenorrhea is very painful menstruation. The incident dysmenorrhea in the
world is very large. An average of more than 50% of women in every world
experience it. Generally occurs in early adolescence and adult. Research in the united
states said that dysmenorrhea experienced by 30 % -50 % woman reproductive age
and 10 % -15 % of them loss of employment, disrupt the activities of learning in
schools and family life. Research objectives the relationship level knowledge of
dysmenorrhea and attitude of students with behavioral treatment of dysmenorrhea in
the MTs and MTs Islamiyah Mujahideen Pontianak.
This research using a method of descriptive correlative to a draft cross
sectional. The research results obtained by respondents age 14 years as many as 50
students (53,5%), and the age of the respondents 15 years as many as 50 students
(46,5%), and there is a relationship with the knowledge acquired behavior handling
dysmenorrhea (p value = 0,013 0,05), and not there relationship is the attitude of
students with behavioral treatment of dysmenorrhea (p value = 0,412 0.05). The
conclusion the higher a person's level of knowledge the better the behaviour and
attitude of the person has not been able to determine whether or not his behavior.
Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, Dysmenorrhea, Adolescent
PENDAHULUAN
Gangguan mentruasi merupakan
salah satu dari 10 kondisi yang paling
sering dijumpai oleh dokter umum.
Masalah menstruasi yang umum terjadi
meliputi beberapa keadaan diantaranya
menoragi,
amenore,
oligomenore,
dismenore, dan masalah mentruasi tidak
normal (Scambler dan Scambler, (1993)
dalam Andrews, 2009).
Menurut
Andrews
(2009),
Dismenore adalah menstruasi yang
sangat nyeri. Banyak wanita yang
merasakan
ketidaknyamanan
pada
awitan menstruasi, tetapi tingkat
ketidaknyamanan dismenore jauh lebih
tinggi dengan nyeri yang dirasakan di

punggung bawah dan menjalar ke bawah


hingga ke bagian atas tungkai. Banyak
wanita muda yang mengalami nyeri saat
menstruasi dan diperkirakan 50% wanita
berusia antara 15 dan 24 tahun juga
mengalaminya.
Angka kejadian dismenore di
dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari
50% perempuan di
setiap dunia
mengalaminya. Dari hasil penelitian, di
Amerika persentase kejadian dismenore
sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia
55%. Penelitian di Amerika Serikat
menyebutkan bahwa dismenore dialami
oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan
10%-15%
diantaranya
kehilangan

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

kesempatan kerja, mengganggu kegiatan


belajar di sekolah dan kehidupan keluarga.
Begitu pula angka kejadian dismenorea di
Indonesia cukup tinggi, namun yang
berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah
sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (Abidin,
2004).
Prevalensi dysmenorhe primer di
Indonesia cukup tinggi yaitu 60-70 %
dan 15 % diantaranya mengalami nyeri
yang hebat, pada umumnya terjadi pada
usia remaja dan dewasa (Taber, 1994).
Dysmenorhe
dapat
melemahkan
sehingga seseorang menjadi lemas, tidak
bertenaga serta berdampak negatif pada
kegiatannya sehari-hari dan secara
psikologi akan sangat mengganggu.
Populasi siswi kelas VII, VIII,
dan IX di MTs Islamiyah Pontianak
sebanyak 38 siswi dan MTs Mujahidin
Pontianak sebanyak 82 siswi. Jadi
jumlah populasi secara keseluruhan pada
Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 120
siswi.
Dari kenyataan tersebut, bahwa
tingkat pengetahuan bisa mempengaruhi
perilaku seseorang bagaimana cara
penanganan terhadap dismenore yang
mereka alami. Dari data survey yang
diperoleh, penulis berpikir bahwa
mungkin perilaku penanganan siswi
tehadap dismenore berbeda antara
pengetahuan siswi yang mengalami
menstruasi kurang dari 1 tahun yang lalu
dengan pengetahuan siswi yang sudah
lebih dari 1 tahun yang lalu. Hal tersebut
yang
mendorong
penulis
untuk
melakukan penelitian tentang hubungan
tingkat pengetahuan tentang dismenore
dan sikap siswi dengan perilaku
penanganan dismenore dikalangan siswa
tingkat
Madrasah
Tsanawiyah
khususnya remaja putri.

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian atau desain
penelitian
merupakan
rancangan
penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga dapat menuntun peneliti untuk


dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian (Sastroasmoro &
Ismael, 2011). Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Dilihat dari tujuan,
merupakan
penelitian
analitik
observasional yaitu ingin melakukan
analisis hubungan antara tingkat
pengetahuan
dengan
perilaku
penanganan terhadap dismenore. Desain
penelitian yang digunakan merupakan
desain cross sectional yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan perilaku penanganan
dismenore diidentifikasi pada satu satuan
waktu. Dalam penelitian ini mengetahui
tingkat pengetahuan siswi tentang
dismenore dengan sikap dan perilaku
penanganan dismenore siswi di MTs
Islamiyah
dan
MTs
Mujahidin
Pontianak.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswi di MTs Islamiyah
dan MTs Mujahidin Pontianak. Populasi
siswi kelas VII, VIII, dan IX di MTs
Islamiyah Pontianak sebanyak 38 siswi
dan MTs Mujahidin Pontianak sebanyak
82 siswi. Jadi jumlah populasi secara
keseluruhan pada
Tahun Ajaran
2013/2014 adalah 120 siswi. Kriteria
inklusi adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2011). Kriteria inklusi pada penelitian
ini sebagai berikut:
a) Bersedia menjadi responden
b) Sudah mengalami menstruasi
c) Pernah mengalami nyeri saat haid
d) Tidak mengalami penyakit fisik yang
berat
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri
anggota populasi yang tidak diambil
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini
sebagai berikut :
a) Menolak menjadi responden
b) Belum mengalami menstruasi
c) Tidak pernah mengalami nyeri saat
menstruasi
d) Mengalami penyakit fisik yang berat

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

Metode pengumpulan data dalam


penelitian ini melalui tahapan persiapan
dan pelaksanaan. Tahap persiapan yang
dilakukan meliputi perizinan untuk
pelaksanaan penelitian, membuat daftar
responden yang menjadi subyek
penelitian,
dan
memperbanyak
kuisioner. Adapun tahap pelaksanaan
yang dilakukan yaitu peneliti menemui
responden,
memberikan
informasi
sejelas-jelasnya,
mempersilahkan
responden menandatangani informed
consent, dan memberikan kuisioner
kepada responden jika setuju dengan
permohonan yang disampaikan peneliti.
Responden diberikan waktu untuk
mengisi kuisioner. Setelah selesai
mengisi, kuisioner dikumpulkan kembali
kepada peneliti.
Analisa bivariat adalah analisa
yang dipergunakan untuk melihat
hubungan variabel bebas dengan
variabel
terikat
dengan
tingkat
kepercayaan 95% ( = 0,05) dalam hal
ini menguji adanya hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap siswi
dengan perilaku penanganan dismenore
pada siswi di MTs Islamiyah dan MTs
Mujahidin Pontianak. Statistik non
parametrik yang digunakan menguji
hipotesis, dengan data ordinal adalah uji
Chi Square.

ini dilakukan di MTs Islamiyah dan MTs


Mujahidin Pontianak yang dilaksanakan
pada tanggal 30 Januari 2014. Pada
penelitian ini diambil sampel sebanyak
101 responden, kemudian disebarkan
sebanyak 110 kuesioner. Dari 110
kuesioner yang disebarkan, semuanya
terisi oleh responden, namun ada 9
responden yang belum memenuhi
kriteria inklusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengumpulan data yang
telah dilaksanakan selama penelitian,
akan dijelaskan pada bab ini. Penelitian
Hubungan Tingkat Pengetahuan siswi dengan perilaku penanganan dismenore di
MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Tabel. 1. Distribusi Frekuensi Responden dan Hubungan Tingkat Pengetahuan siswi
dengan perilaku penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Januari 2014, n = 101
Perilaku terhadap penanganan
dismenore
Tingkat
Total
X2
pV
Pengetahuan
Kurang
Baik
%
%
Baik

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

Cukup

Kurang
Total

41

16

57

66,1

41,0

56,4

21

23

44

Tabel.1. Menjelaskan hubungan


tingkat pengetahuan siswi tentang
dismenore dengan perilaku penanganan
dismenore di MTs Islamiyah dan MTs
Mujahidin Pontianak, berdasarkan hasil
ukur siswi yang bertingkat pengetahuan
baik dan berperilaku baik sebanyak 41
orang (66,1%), sedangkan siswi yang
bertingkat pengetahuan kurang dan
berperilaku kurang baik sebanyak 23
orang (59,0%).
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui ada hubungan antara tingkat
pengetahuan siswi tentang dismenore
dengan perilaku penanganan dismenore
di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin
Pontianak, ( value = 0.013 <0.05). Dan
nilai korelasi menunjukkan bahwa arah
korelasi positif dengan kekuatan korelasi
lemah.
Hal ini
didukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Paramita (2010) tentang adanya

33,9

59,0

43,6

62

39

101

6,136

0,013

hubungan tingkat pengetahuan dengan


perilaku
penanganan
dismenore.
Seseorang
yang
tidak
memiliki
pengetahuan yang cukup akan cenderung
mengabaikan kesehatan dirinya, dan
yang memiliki pengetahuan tentang
dismenore akan memilih perilaku yang
tepat untuk menangani gangguan
menstruasi berupa dismenore tersebut.
Apabila melihat adanya hubungan
tingkat pengetahuan tentang dismenore
dengan perilaku penanganan dismenore
pada siswi di MTs Islamiyah dan MTs
Mujahidin Pontianak, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat
pengetahuan yang dimiliki maka
semakin baik perilaku yang dilakukan
untuk menanganinya. Hal ini sesuai
dengan penelitian Rani (2003), bahwa
didapatkan hasil dalam penelitianya,
setelah dilakukan penyuluhan, responden
mendapatkan
pengetahuan
dan
melakukan penanganan sindrom pra haid
dengan lebih baik.

Hubungan Sikap siswi dengan perilaku terhadap penanganan dismenore di MTs


Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Tabel. 2. Distribusi Frekuensi Responden dan Hubungan Sikap siswi dengan perilaku
terhadap penanganan dismenore di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
Januari 2014, n = 101
Perilaku
Sikap
Total X2
pV
Baik
Kurang
%
%
Baik
Mendukung
33
53,2
29
46,8
62
Kurang
24
61,5
15
38,5
39
0,673 0,412
Mendukung
Total
57
56,4
44
43,6 101
*bermakna pada = 0,05

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

Hasil
analisis
bivariat
menunjukkan bahwa siswi di MTs
Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak
yang memiliki sikap kurang mendukung
dan berperilaku baik sebanyak 61,5%.
Kemudian
siswi
memiliki
sikap
mendukung dan berperilaku baik
sebanyak 53,2%. Hasil penelitian yang
dilakukan ditemukan tidak adanya
hubungan sikap dengan perilaku
penanganan
dismenore
di
MTs
Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak

yang ditunjukkan oleh ( value = 0.412


> 0.05). Hasil uji statistik didapatkan
tidak ada hubungan bermakna antara
sikap siswi dengan perilaku penanganan
dismenore (p=0,417). Peneliti belum ada
menemukan teori yang mendukung hasil
penelitian tersebut. Berdasarkan paparan
penjelasan dan teori-teori diatas bahwa
Ho gagal ditolak dengan nilai signifikan
( value = 0,412 > 0.05) berarti tidak
ada hubungan antara sikap dengan
perilaku penanganan dismenorea.

SIMPULAN DAN SARAN


1. Frekuensi usia siswi di MTs
Islamiyah dan MTs Mujahidin
Pontianak yang berusia 14 tahun
sebanyak 54 siswi atau 53,5%, dan
yang berusia 15 tahun sebanyak 47
orang atau 46,5%.
2. Frekuensi tingkat pengetahuan siswi
tentang dismenore di MTs Islamiyah
dan MTs Mujahidin Pontianak yang
baik sebanyak 62 siswi atau 61,4%
dan yang kurang sebanyak 39 siswi
atau 38,6%.
3. Frekuensi sikap siswi terhadap
dismenore di MTs Islamiyah dan
MTs Mujahidin Pontianak yang
mendukung sebanyak 62 siswi atau
61,4% dan yang kurang mendukung
sebanyak 39 siswi atau 38,6%.
4. Frekuensi
perilaku
penanganan
dismenore siswi di MTs Islamiyah
dan MTs Mujahidin Pontianak yang
baik sebanyak 57 siswi atau 56,4%
dan yang kurang baik sebanyak 44
siswi atau 43,6%.
5. Ada hubungan tingkat pengetahuan
siswi tentang dismenore dengan
perilaku penanganan dismenore di
MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin
Pontianak dengan nilai signifikan (
value = 0.013 < 0.05) berarti Ha
gagal ditolak dan Ho ditolak.
6. Tidak ada hubungan sikap terhadap
dismenore
dengan
perilaku
penanganan dismenore di MTs
Islamiyah dan MTs Mujahidin

Pontianak dengan nilai signifikan (


value = 0.412 > 0.05) berarti Ha
ditolak dan Ho gagal ditolak.
Berdasarkan
kesimpulan
hasil
penelitian maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk MTs Islamiyah dan MTs
Mujahidin Pontianak
Meningkatkan program pendidikan
kesehatan reproduksi remaja di sekolah
yang lebih baik. Kemudian kepada
pembina bimbingan konseling lebih
sering berinteraksi kepada siswasiswanya agar dapat mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi siswasiswanya karena menyangkut kualitas
hidup mereka. Serta lebih sering
memberikan
penyuluhan-penyuluhan
tentang seksualitas agar siswa-siswi
lebih mendapatkan informasi.
2. Untuk Siswi
Siswi diharapkan agar dapat lebih
memahami
akan
pentingnya
pengetahuan tentang Dismenore baik
yang di dapat dari sekolah ataupun
media lainnya supaya dapat mengetahui
apa yang dialami siswi. Dan untuk
kualitas hidup yang baik, salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah
pendidikan dan pengetahuan untuk itu
bersikap sungguh-sungguhlah dalam
menuntut ilmu dan apabila ada masalah
yang dihadapi khususnya masalah
disekolah hendaknya dibicarakan kepada
pihak sekolah atau bimbingan konseling.
3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

Perlu dilakukan penelitian lebih


lanjut dengan sampel yang lebih besar
dan populasi yang lebih luas agar hasil
penelitian yang dihasilkan bermanfaat
untuk cakupan wilayah yang lebih luas.
Peneliti selanjutnya agar dapat mencari
variabel yang bervariasi serta indikatorindikator lain yang mempengaruhi
perilaku penanganan dismenore.
Peneliti
selanjutnya
hendaknya
disiplin waktu dan benar-benar fokus
dalam melakukan penelitian sehingga
waktu tidak terbuang percuma dan
penelitian cepat selesai serta apabila ada
kendala mempunyai banyak waktu untuk
memperbaikinya. Peneliti juga harus
memperhatikan
waktu
dalam
pengambilan data dengan kegiatan
penting
disekolah
seperti
Ujian
Nasional, Ujian Akhir Sekolah dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. (2009). Buku ajar
kesehatan reproduksi wanita.
Edisi: 2. Jakarta: EGC
Azwar. (2003). Pengetahuan seseorang
tentang sesuatu hal akan
mempengaruhi sikapnya
Azwar, Syaifuddin. 2003. Sikap
Manusia
dan
Teori
Pengukurannya. Edisi ke-2.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2013). Statistik
untuk kedokteran dan kesehatan:
deskriptif, bivariat, dan
multivariate, dilengkapi dengan
aplikasi dengan menggunakan
spss. Jakarta: Salemba Medika
Dharma, Kelana Kusuma. (2011).
Metodologi
penelitian
keperawatan.
(pedoman
melaksanakan dan menerapkan
hasil penelitian. Jakarta: TIM
Effendi, Ferry; Makhfudli. (2009).
Keperawatan
kesehatan
komunitas: teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Hidayat, A.Aziz Alimul. (2011). Metode


penelitian kesehatan; paradigma
kuantitatif. Surabaya: Health
Books Publishing
Jarvis, Sarah. (2009). Ensiklopedia
kesehatan
wanita.
Jakarta:
Erlangga

Judha dkk. (2012). Teori pengukuran


nyeri & nyeri persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2003)
Machfoedz, Ircham. (2013). Metodologi
penelitian
kuantitatif
&
kualitataif.
Yogyakarta
:
Fitramaya
Malahayati, S.Psi. (2010). Super teens:
jadi remaja luar biasa dengan
kebiasaan efektif. Yogyakarta:
Jogja Bangkit Publisher
Manuaba, I. B. G. (2010). Buku ajar
penuntun kuliah ginekologi.
Jakarta: TIM
Mcleod, Jr., Raymond; Schell. George P.
(2004).
Sistem
informasi
manajemen. Edisi 10. Jakarta:
Salemba empat
Meliono,Irmayanti.
(2007).
Pengetahuan.http://id.wikipedia.
org/wiki/Pengetahuan
Mubarak
dkk.
(2007).
Promosi
kesehatan; sebuah pengantar
poses belajar mengajar dalam
pendidikan. Jakarta: Graha II
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Sosiologi
untuk keperawatan: pengantar
dan teori. Jakarta: Salemba
Medika
Nelwati. (2005). Hubungan tingkat
pengetahuan tentang menstruasi
dengan derajat dismenore pada
siswi sekolah menengah atas di
Padang ahun 2005. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume
10, No. 1, Maret 2006
Nursalam.
(2011).
Konsep
dan
penerapan metodologi penelitian
ilmu
keperawatan.
Jakarta:
Salemba Medika

Jurnal keperawatan dan kesehatan , volume V, No.2, April 2015

Paramita, Dyah Pradnya. (2010).


Hubungan tingkat pengetahuan
tentang
disminore
dengan
perilaku penanganan dismenore.
Karya Tulis Ilmiyah D-IV
Kebidanan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Prasetyo dkk. (2012). Metode penelitian
kuantitatif: teori dan aplikasi.
Jakarta: Rajawali Pers
Purnomo, Imam. (2010). Hubungan
pengetahuan dan sikap remaja
putrid
dengan
penanganan
keluhan nyeri haid (Dysmenore)
di smpn 09 kelas VIII kota
pekalongan.
Fakultas
Ilmu
Kesehatan,
Universitas
Pekalongan.
Purwani dkk. (2009). Hubungan tingkat
pengetahuan tentang dismenore
dengan
sikap
penanganan
dismenore pada remaja putri
kelas X di SMA pertanahan
kebumen.
Jurnal
Ilmiah
Kesehatan
Keperawatan,
Volume 6, No. 1, Februari 2010

Purwaningsih dan Fatmawati. (2010).


Asuhan keperawatan maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rani. (2003). Pengaruh Pengetahuan
dengan Penanganan Sindroma
Para Haid pada Remaja Putri
Kelurahan
Notoprajan.
Yogyakarta. STIKES Aisyiyah
Yogyakarta.
Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan dan
analisis
data
kesehatan;
dilengkapi uji validitas dan
realibitas serta aplikasi program
spss. Yogyakarta: Nuha Medika
Sastroasmoro, S. & Ismael. S. (2011).
Dasar-dasar
metodologi
penelitian klinis. Edisi: 4.
Jakarta: Sagung Seto
Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi
untuk
kesehatan.
Jakarta:
Salemba Medika
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
keperawatan. Jakarta: EGC
Wawan, A dan M. Dewi. (2010). Teori
& pengukuran pengetahuan,
sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika

You might also like