Professional Documents
Culture Documents
Mini Project Prolanis Internship
Mini Project Prolanis Internship
Mini Project Prolanis Internship
MINI PROJECT
Oleh:
dr. Rifqi Aulia Destiansyah
Pembimbing:
dr. Hadi Siswoyo Pandie
PUSKESMAS SUTOJAYAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di seluruh dunia jumlah usia lanjut (lansia) diperkirakan
mencapai angka 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan
diperkirakan
pada
tahun
2025
akan
mencapai
1,2
milyar
memori
panjang
mereka
akan
kesulitan
dalam
organisasi
kesehatan
dunia
(WHO)
mencatat
secara
farmakologis
maupun
non
farmakologis
dapat
1.2
Rumusan Masalah
Adakah pengaruh hipertensi terhadap penurunan fungsi kognitif pada
Puskesmas Sutojayan
3. Menganalisis pengaruh hipertensi terhadap penurunan fungsi
kognitif pada pasien lansia usia 75- 90 th di wilayah kerja
Puskesmas Sutojayan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Istilah tekanan darah berarti tekanan
pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh
manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik. Hipertensi dapat di definisikan sebagai
tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada populasi
manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah
tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90
mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi
(HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal yang
langsung terus-menerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung
menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung
usia,
bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita
hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan
darah juga diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Menurut
The
Seventh
Report
of
The
Joint
National
Klasifikasi
Tekanan Darah
Tekanan
Tekanan
Normal
Sistolik
< 120
Darah
< 80
Prahipertensi
120-139
80-89
Hipertensi derajat 1
140-159
90-99
Hipertensi derajat 2
> 160
> 100
diastoliknya
memakai
obat
90
mmHg
atau
lebih
atau
telah
menemukan
beberapa
faktor
yang
sering
a. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur dan jenis kelamin. Umur yang bertambah akan menyebabkan
terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya
lebih tinggi dibandingkan wanita. Statistik di Amerika menunjukkan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.
c. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan),
stres dan pengaruh lain.
1)
2)
Merokok
meningkatkan
kebutuhan
oksigen
jantung
dan
dapat
Minuman beralkohol
Olahraga
Minum
obat-obatan,
misal
ephedrin,
prednison,
epinefrin.
Penatalaksanaan
Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal
hipertensi dengan membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja
menemukan tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu
khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya antara lain:
a. Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda
memiliki sejarah keluarga penderita hipertensi? Apakah anda
memiliki berat badan berlebihan? Apakah anda makan makanan
berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup olahraga atau apakah
anda merokok? Jika jawaban anda ya pada salah satu pertanyaan
diatas anda berisiko memiliki tekanan darah tinggi.
b. Mengontrol pola makan
Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi
makanan berlemak dan mengandung garam.
c. Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)
Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi
salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan
sayur segar adalah sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut.
d. Makan makanan jenis padi-padian
relaksasi
dilaksanakan
dengan
mengencangkan
dan
penyakit
tekanan
darah
tinggi
harus
olahraga
secara
teratur
dan
dinamik
(tidak
penanggulangan
hipertensi
melalui
pengaturan
adalah
obat
yang
memperbanyak
kencing,
vasidilatasi
dari
turunya
tekanan
darah
seperti
Jenis obat
Frekuensi
Min
pemakaian
Maks
sehari
1
Diuretik
HCT
12,5-25
50
1x
Chlorbalidone
12,5-25
50
1x
Indopamide
2,5
1x
Spironolactone
2,5
10
1x
Clonidene
0,1
1,2
2x
Gufacine
1x
250
2000
2x
1-2
20
2x
Bekerja netral
Methidopa
3
Penyekat alfa-1
Prozoin
Doxazosin
1-2
15
1x
Terazosin
1-2
20
1x
Metoprolol
50
200
1x
Atenolol
25
150
1x
Propanolol
40
320
1x
Acebutolol
200
1200
1x
Hydralazine
50
300
2x
Ecarazine HCL
30
120
2x
Captopril
25-50
300
1-3x
Lisinopril
40
1x
Enalapril
2,5-5
40
1-2x
Penyekat beta
Vasodilator
Penghambat ACE
a.
Efek samping
- Kadar kalium dalam darah
rendah (dideteksi dengan
pemeriksaan darah)
- Toleransi glukosa terganggu
(kadar glukosa darah diatas
normal) terutama jika dikombinasi
dengan beta blocker (dideteksi
pemeriksaan darah)
- Peningkatan kadar kolesterol
LDL, trigliserida dan asam urat
(cek darah dan urine).
- Disfungsi ereksi (impotensi pada
pria)
- Gout (radang pada persendian
Alfa blocker
(misalnya cardura)
Beta-blocker
(misalnya cardicor)
- Latargi (lesu)
- Gangguan memori dan
kosentrasi
- Gejala penyakit arteri perifer
memburuk, sirkulasi yang buruk
Inhibitor ACE
(misalnya capoten)
pada tungkai.
- Batuk
- Fungsi ginjal memburuk
- Hipotensi (akut, penurunan
tekanan darah tiba-tiba)
- Ruam
- Edema perifer (akumulasi cairan
dan pembengkakan di mata kaki)
- Pembesaran gusi dan konstipasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai
tropi bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor
risiko lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa
urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium,
kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan
EKG.
Diagnosis
penyakit
jantung
koroner,
gagal
jantung,
penyakit
yang
berkaitan
aktifitas/kebiasaan
dengan
(merokok),
penyebab
konsumsi
hipertensi,
makanan,
kemudian
dilakukan
pemeriksaan
funduskopi
untuk
Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan
berbagai komplikasi seperti terganggunya fungsi atau terjadi
kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan mata. Kerusakan pada
otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada
kegagalan jantung. Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak
pada kaki, kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal
sebagai penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen
hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita yang mengalami
komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang
mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari
sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta
menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat,
berubahnya kesadaran kejang dengan deficit neurology fokal
ozotermia, mual dan muntah. Ensefalopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.
2.2 LANSIA
2.3
Konsep Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
dan
kesalahan
dan
penyalahgunaan
faktor-faktor
yang
merupakan
suatu
proses
pikir
yang
membuat
kognitif
yang
kemampuan
terjadi
pada
meningkatkan
lansia,
fungsi
meliputi
intelektual,
yaitu
kelancaran,
pemahaman,
pengulangan
dan
1) Kelancaran
Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu
metode yang dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah
dengan meminta pasien menulis atau membaca spontan.
2) Pemahaman
Pemahaman merujuk pada kemampuan memahami sesuatu
perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya seseorang
melakukan perintah tersebut.
3) Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
atau kalimat yang diucapkan seseorang.
4) Penamaan
Penamaan
merujuk
pada
kemampuan
seseorang
untuk
ini
merujuk
pada
kemampuan
seseorang
untuk
2) Konsentrasi
Aspek ini merujuk pada sejauh mana kemampuan seseorang
untuk memusatkan perhatiannya pada satu hal. Fungsi ini dapat
dinilai dengan meminta seseorang tersebut untuk mengurangkan 7
secara
berturut-turut
dimulai
dari
angka
100
atau
dengan
dan
tenaga
kesehatan
dalam
memandirikan
dan
baik
dalam
hal
pencapaian
puncak
maupun
(tahun,
musim,
bulan,
hari,
dan
tanggal),
registrasi
Memory
Concentration
(IMC),
tes
Composite
Penggunaan klinis
MMSE merupakan pemeriksaan status mental singkat dan
mudah diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen yang
dapat dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan mengikuti
perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan penyakit
neurodegeneratif.
Hasilnya,MMSE
menjadi
suatu
metode
ini
digunakan
secara
luas
kecemerlangannya
sebagai
dibuktikan
pencantuman
dengan
pada
instrumen
praktik
skrining
bersama
klinis
kognitif
dengan
dan
telah
Diagnosis
the
Alzheimer
Disease
and
Related
Disorders
Association(McKhann,1984)
Data psikometri luas MMSE menunjukkan bahwa tes ini
memiliki tes retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik
berdasarkan diagnosis klinik independen demensia dan penyakit
Alzheimer. Karena performance pada MMSE dapat dibiaskan oleh
pengaruh status pendidikan rendah pada pasien yang sehat,
beberapa
pemeriksa
merekomendasikan
untuk
menggunakan
Intepretasi MMSE
Intepretasi MMSE didasarkan pada skor yang diperoleh pada
saat pemeriksaan:
Skor 24-30 diintepretasikan sebagai fungsi kognitif normal.
Skor<24 berarti definite gangguan kognitif
BAB III
METODE
3.1. Kerangka Teori
Hipertensi
Penurunan
fungsi
kognitif
Tekanan
darah ke otak
meningkat
Sebagial
sel-sel
saraf otak
mati
Vasokontriksi
pembuluh
darah otak
Sel-sel saraf
kekurangan
asupan
darah
3.2 Hipotesis
Terdapat pengaruh hipertensi terhadap penurunan fungsi kognitif pada
pasien lansia di wilayah kerja Puskesmas Sutojayan.
di
Puskesmas
Sutojayan.
Waktu
penelitian
Penelitian
ini
adalah
penelitian
survei
dengan
: Hipertensi
oleh
peneliti
dengan
menggunakan
teknik
wawancara.
3.3.10 Pengolahan dan Analisis data
Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah
cukup baik sehingga dapat di proses lebih lanjut. Editing
dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika
terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera
dilaksanakan.
Pengkodean (Coding)
3.3
Metode Intervensi
Metode intervensi yang digunakan dalam mini project ini adalah
Petugas Penyuluhan
di
Ruang
Pertemuan
Sasaran primer
Sasaran sekunder
Sasaran tersier
Sutojayan)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis
4.1.1 Batas Wilayah
Wilayah Puskesmas Sutojayan merupakan penjabaran dari wilayah
Kecamatan Sutojayan yang terdiri dari dataran rendah (89%) dan dataran
tinggi (11%).
Kecamatan Sutojayan terletak di bagian selatan Kabupaten Blitar. Batas batas wilayah kerja puskesmas Sutojayan :
- Sebelah Utara
: Kecamatan Kanigoro
- Sebelah Timur
: Kecamatan Binangun
- Sebelah Barat
: Kecamatan Kademangan
Kelurahan Kembangarum
Kelurahan Kalipang
Kelurahan Jegu
Kelurahan Jingglong
Kelurahan Sutojayan
Kelurahan Sukorejo
Kelurahan Kedungbunder
Desa Sumberjo
Desa Bacem
KET
10
Desa Kaulon
11
Desa Pandanarum
3501
Nama Puskesmas
SUTOJAYAN
Kecamatan
SUTOJAYAN
Kabupaten
BLITAR
Propinsi
JAWA TIMUR
Tahun
2015
50688 orang
Laki laki
25494 orang
Perempuan
25194 orang
Piramida Penduduk
16258 KK
9487 Jiwa
KK
7721 orang
orang
836 orang
8 orang
10
815 bayi
11
2681 anak
13
11 972 orang
14
9 901 pasang
15
746 orang
16
746 orang
17
746 orang
4.3.3 Pendidikan
a)
Jumlah Sekolah
buah
36 buah
SD / MI yang ada
buah
buah
buah
0 buah
0 buah
buah
b)
murid
Taman Kanak-kanak
murid
SD / MI
murid
SLTP / MT
murid
SMU / MA
murid
Akademi
0 mahasiswa
Perguruan Tinggi
0 mahasiswa
santri
DERAJAT KESEHATAN
0 orang
4orang
2 orang
2 orang
713 orang
13 orang
1 orang
180 orang
4.4.2 Ketenagaan
1
Dokter
2 orang
Dokter gigi
1 orang
0 orang
0 orang
Bidan
11 orang
- P2B
6 orang
- D3 Kebidanan
5 orang
Bidan di desa
9 orang
Perawat Kesehatan
8 orang
- SPKJ
1 orang
- D3 Keperawatan
5 orang
- S1 Keperawatan
2 orang
Perawat Gigi
0 orang
1 orang
10 Sanitarian/D3 Kesling
1 orang
1 orang
12 Asisten Apoteker
1 orang
2 orang
0 orang
15 Tenaga Administrasi
1 orang
16 Sopir , penjaga
0 orang
17 Lain lain
0 orang
0 buah
1 buah
Rumah bersalin
1 buah
Puskesmas Pembantu
2 buah
Puskesmas keliling
1 buah
Rumah Sakit
Polindes
7 buah
BP Swasta
0 buah
4 buah
0 buah
Praktek Perawat
2 buah
KELURAHAN
POSYANDU
Yudistira
Bima
Arjuna
Sutojayan
Krisna
Sadewa
Nakula
Drupadi
Kalipang
Melati I
Melati II
Melati III
Melati IV
Melati V
Melati VI
Melati VII
Melati VIII
Pandanwangi I
Pandanwangi II
Pandanwangi III
Pandanwangi IV
3
Pandanarum
Pandanwangi V
Pandanwangi VI
Pandanwangi VII
Pandanwangi VIII
I
Kembangarum
II
III
Kedungbunder
II
III
IV
Mawar I
Mawar II
6
Sukorejo
Mawar III
Mawar IV
Sumberejo
Seruni
Anggrek
Melati
Jegu
Mawar
Dahlia
Anggrek
Mawar
Melati
Jingglong
Flamboyan
Dahlia
Cempaka
10
Bacem
Mawar I
Mawar II
Mawar III
Mawar IV
Mawar V
Mawar VI
Rajawali
11
Kaulon
Garuda
Elang
31 orang
270 orang
11 orang
840 orang
54 orang
49 orang
130 orang
26 kelompok
79 kelompok
54 Pos
10 Jumlah Posyandu
11 Jumlah Polindes
7 Pos
12 Jumlah Poskesdes
11 Pos
13 Jumlah Poskestren
2 Pos
3 Pos
0 SBH
1 kelompok
1 buah
1 buah
27 buah
0 Pos
0 orang
3682 Balita
3682 Balita
3094 Balita
2527 Balita
234 Balita
Perbaikan Gizi
Penimbangan
Penyehatan Lingkungan
1 / 1buah
1 buah
3/3 buah
3 buah
312/312 buah
248 buah
Jumlah SAB
14403 buah
11210 buah
304/304 buah
38 buah
610 buah
13094/13094
buah
12532/12532
buah
13576 buah
8999 buah
1454 orang
1454 orang
(RL)
55 orang
243 anak
zinc
243 anak
64
5 orang
0,00%
1 orang
0 orang
3 orang
171 orang
12 orang
5 orang
5 orang
7 orang
1 orang
1 orang
1 orang
34 orang
1 orang
34 kali
2 kali
10 desa
1 desa
1 desa
0 orang
1340 rumah
57 rumah
109 sediaan
8 orang
0 orang
0 orang
3 orang
0 orang
0 desa
0 desa
0 desa
0 orang
0 orang
0 orang
Kesehatan Keluarga
175 orang
17 orang
47 orang
8 901 orang
826 orang
3 orang
193 orang
183 orang
Metode
Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi semua
9
metode
0 orang
e.
0 orang
0 orang
15 kasus
2 kasus
0 kasus
0 buah
60 buah
0 buah
2 buah
(pendengaran)
Jumlah komplikasi operasi kasus pendengaran yang
ditemukan
center,
Usila, Ibu hamil, Penyakit tdk menular, jamaah haji,dll)
SD
112 orang
SMP
0 orang
SMA
0 orang
Kesehatan Jiwa
kasus
kasus
orang
Kesehatan Kerja
401 orang
22965 orang
0 buah
2 buah
Data Morbiditas
Angka Kesakitan
17,9
atas
4152 (11,6%)
2031(5,7%)
Myalgia
1771(5%)
1348(3.8%)
1337(3.7%)
1157(3.2%)
1016(2.8%)
Kencing Manis
910(2.5%)
maloklusi
691(1.9%)
Asma
680(1.9%)
Diare
667(1.9%)
Pusing / Cepalgia
617(1.7%)
Gangguan Psikotik
602(1.7%)
441(1.2%)
Typhus perut
429(1.2%)
total kunjungan
35746 (100%)
4.2
Fungsi Kognitif
Hipertensi
Ya
Tidak
%
8,3
4,1
terganggu
Frekuensi
%
18
75
3
12,5
Dari tabel diketahui bahwa pasien usia lanjut berusia 45-59 tahun,
yang menderita hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif (75%)
jauh lebih banyak dibandingkan yang memiliki fungsi kognitif normal
(12,5%). Sedangkan yang tidak menderita hipertensi dengan
gangguan fungsi kognitif 4,1%) lebih sedikit dibandingkan yang
memiliki fungsi kognitif normal (8,3%)
Total
%
0
11,2
terganggu
Frekuensi
%
18
69,6
5
19,4
18
8
Dari tabel diketahui bahwa pasien usia lanjut berusia 60-74 tahun,
yang menderita hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif (69,6%)
Hipertensi
Ya
Tidak
Fungsi Kognitif
Total
terganggu
Frekuensi
%
0
0
0
0
0
0
%
0
0
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Hipertensi
Hasil
penelitian
berdasarkan
penyakit
hipertensi
yaitu
Dari kriteria lanjut usia tua (old) yaitu usia 75-90 tahun dan
(very old) > 90 tahun peneliti tidak mendapatkan sampel responden
sehingga tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Terdapat
hubungan
antara
penyakit
hipertensi
dengan
responden
dalam
memahami
maksud
dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh hipertensi terhadap
kognitif pada pasien
penurunan fungsi
lebih
aktif
lagi
dalam
berinteraksi
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik. Data Statistik Indonesia:Jumlah Penduduk
menurut
Kelompok
Umur,
Jenis
Kelamin,Provinsi,
dan
Kabupaten/kota.2010
2. Dayamaes,R.Gambaran fungsi Kognitif Klien Usia Lanjut di
Posbindu Rosela Legoso Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Tangerang Selatan(Karya Tulis Ilmiah) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.Jakarta:2013.
3. Dikot Y & Ong.PA. Diagnosa Dini dan Penatalaksanaan Demensia
di Pelayanan Medis Primer.Asosiasi Alzheimer Indonesia.Cab.Jawa
Barat dan Asna Dementia Standing Comitte.2007
4. Folstein,M.Mini Mental State a Practical Method for Grading the
Cognitive State of Patients for the Clinician, Journal of Psychiatric
Research.1975
5. Gunawan,Lany.Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular.Yogyakarta:Kanisius.2000
6. Kuusisto J. Essential Hypertension and Cognitive Function. The
Role of Hyperinsulinemia.Hypertension.1993
7. Macnair,Trisha.2001.Tekanan Darah Tinggi.Jakarta:Erlangga
8. Nehlig, A. Is Caffeine a Cognitive Enhancer?.Journal of Alzheimer
Disease 20:S85-S94.2010
9. Notoatmodjo,Soekidjo.2002.Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
10. Sarwono Warpadzi, Soeparman, dkk.2006.Ilmu Penyakit Dalam jilid
VI.Jakarta:Balai Penerbitan FKUI
LAMPIRAN
Intepretasi Hasil:
Skor 24-30 :Fungsi Kognitif
Normal
Skor <24: definitive Fungsi
Kognitif
Nama Pasien:..(laki/perempuan)
Usia:pendidikan:
Riwayat Penyakit: Hipertensi (..)