Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Mandala of Health.

Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

GAMBARAN FAKTOR RESIKO


PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS
DI KABUPATEN BANYUMAS

Wiwiek Fatchurohmah1, Octavia Permata Sari1


Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is a major public health problem. It is estimated that the total number of
patient of TB in Indonesia about 10% of TB worlds patients. The department of health and
social Banyumas shows that there were 3.9 cases every 10.000 people. In all public health
centers in Banyumas district from the year 2004-2008 was still found cases TB lung BTA (+) as
source of infection. This research was conducted to determine characteristic of risk factors of
tuberculosis in Banyumas. The research is a descriptive study. Location or will be done in 15
Health Centers in Banyumas District Central Java. The population is patients with tuberculosis
BTA (+) that noted in medical records Public Health Center. Number of sample that taken was
15 people who suffer from tuberculosis BTA (+) using purposive sampling techniques. Data
taken with an interview using structured questionnare. Result shows that the majority of
respondents live in eligible healthy house including on density, type of floor and walls.
Ventilations are eligible but turn out to be still rarely open that enable increasing humidity, and
lower lighting. Risk factors that dominant in respondents are factors smoking and history of
contact
with
the
sufferers
TB
.
_________________________________________________________________________
Key Words: Tuberculosis, Risk factor, Banyumas

44

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

PENDAHULUAN

Data kasus TB Paru per 10.000 di

Tuberkulosis

(TB)

merupakan

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

penyakit menular yang sampai saat ini

menunjukkan pada tahun 2005 sebesar 3,9.

masih menjadi masalah kesehatan dunia.

Di

Pada tahun 2012 8,6 juta penduduk terkena

Banyumas dari tahun 2004-2008 masih

TB dan 1,3 juta di antaranya meninggal

ditemukan kasus TB paru BTA (+) sebagai

karena TB (termasuk 320.000 kematian

sumber

dengan kasus HIV-positif). Meskipun angka

dilakukan Sarwani SR, Dwi (2010) rata-rata

kejadian dan kematian karena TB lebih

Case Detection Rate (CDR) di Kabupaten

tinggi pada laki-laki, tetapi beban yang

Banyumas

diakibatkan TB lebih tinggi pada wanita.

menunjukkan masih dibawah target CDR

Sekitar 95% kematian karena TB pada

program penanggulangan TB paru nasional

Negara berkembang menduduki peringkat 1

yang minimal 70% dan Angka Cure Rate

sampai 3dari seluruh penyebab kematian

sudah cukup bagus berkisar 85%.

pada wanita usia 15-44 tahun.

semua

(WHO,

2013)

puskesmas

penularan.

di

Kabupaten

Penelitian

berkisar

40-50%

yang

yang

Meningkatnya jumlah kasus TB


paru BTA positif ini disebabkan oleh

Di Indonesia, TB termasuk salah

adanya faktor risiko yang memicunya

satu masalah utama kesehatan masyarakat.

seperti faktor risiko lingkungan, demografi,

Menurut data WHO tahun 2013, ditemukan

sosial ekonomi, dan perilaku. Tinggal di

kasus baru TB dengan BTA (+) sejumlah

rumah yang kondisinya tidak sehat akan

202.319 orang. Total kasus baru untuk

mempercepat terjadinya penularan penyakit

semua

TB (Satria EB, 2012) Ventilasi yang tidak

kategori

ditemukan

sejumlah

322.882 orang.
Di

memenuhi

Jawa

Tengah

berdasarkan

rumah,

syarat,

dan

padatnya

kontak

penghuni

serumah

dengan

laporan evaluasi program pemberantasan

penderita TB paru merupakan faktor risiko

penyakit menular berdasarkan indikator

terinfeksi kuman M. tuberculosis (Lin H,

nasional program pemberantasan TB paru

dkk 2007).

tahun 2005 angka kasus penderita TB paru

Penelitian

ini

untuk

faktor

resiko

17.523 penderita. Angka prevalensi sebesar

mengetahui

56,95 per 100.000, dengan angka Case

lingkungan, demografi, sosial ekonomi dan

DetectionRate

perilaku pada penderita paru BTA (+) yang

penduduk.

(CDR)

Tahun

sebesar

2008

angka

56,95%
kasus

penderita TB paru 16.748 penderita, angka

ada

di

gambaran

bertujuan

wilayah

kerja

puskesmas

di

kabupaten Banyumas.

prevalensi sebesar 54.92 per 100.000


dengan angka CDR 46,88%.

45

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

Jenis Kelamin

METODE
Penelitian ini merupakan sebuah

Perempuan

46,67

Laki-laki

53,33

Buruh

13,33

Tidak bekerja

46,67

Puskesmas. Jumlah sampel yang diambil

Petani

13,33

adalah 15 orang penderita tuberculosis BTA

Baby sitter

6,67

(+)

Karyawan
swasta

20

penelitian deskriptif.

Lokasi

penelitian

dilakukan di 15 Puskesmas di Kabupaten


Banyumas Jawa Tengah.

Populasi yang

diambil adalah penderita tuberculosis BTA


(+) yang tercatat dalam

menggunakan

rekam medis

teknik

sampling.

Data

wawancara,

menggunakan

purposive

diambil

dengan

Pekerjaan

kuisoner

terstruktur.

2. Faktor resiko tuberkulosis


2.1 Kepadatan hunian
Kepadatan

HASIL

hunian

ditentukan

dengan menghitung luas bangunan rumah

1. Karakteristik Subjek

dengan jumlah penghuni rumah. Hasil

Sebanyak 15 penderita tuberculosis

memenuhi syarat apabila 10 m2/orang dan

BTA (+) telah diwawancara. Karakterisitk

tidak

responden berdasarkan umur didominasi

m2/orang. Hasil didapatkan

oleh kelompok umur 21 - 40 tahun

87,67%

sebanyak 6 responden (40%).

kepadatan rumah,dan sisanya 13,33% tidak

Jenis

kelamin didominasi oleh laki-laki sebanyak


8

memenuhi
responden

syarat

apabila

<10

sebanyak

memenuhi

syarat

memenuhi syarat.

responden (53,33%). Jenis pekerjaan

terbanyak adalah
44,5%.

tidak bekerja yaitu

Hasil karakteristik subjek dapat

dilihat pada tabel 1


Tabel 1. Karakteristik subjek
Karakteristik
subjek

0-20

6,67

21-40

40

41-60

13,33

>60

26,67

Umur (tahun)
Gambar 1. Kepadatan hunian penderita
tuberkulosis

BTA

(+)

di

Kabupaten

Banyumas.

2.2 Ventilasi
46

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

Ventilasi diukur berdasarkan luas dan


jumlah ventilasi dibandingkan dengan luas
bangunan, meliputi ventilasi tetap dan
ventilasi insidentil. Kriteria yang digunakan
adalah memenuhi syarat apabila 10% dan
tidak memenuhi syarat apabila

< 10%.

Terdapat 5 responden yang yang memenuhi


syarat, sementara sisanya 10 responden
tidak memenuhi syarat. Hasil dapat dilihat

Gambar 3. Pencahayaan rumah penderita

pada gambar 2.

tuberkulosis

BTA

(+)

di

Kabupaten

Banyumas.

2.4 Lantai
Bahan
untuk

lantai

biasanya

digunakan ubin,kayu , plesteran, atau


bambu dengan syarat-syarat tidak licin,
stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak
mudah aus, permukaan lantai harus rata dan
Gambar

2.

tuberkulosis

Luas
BTA

Ventilasi
(+)

di

penderita
Kabupaten

Banyumas.

mudah dibersihkan
Sebanyak 15 responden

(100%)

memiliki lantai yang memenuhi syarat


lantai rumah sehat , tidak ada responden

2.3 Pencahayaan
Pencahayaan

(0%) yang tidak memenuhi syarat. Hasil


alam

diperoleh

dapat dilihat pada gambar 5.

dengan masuknya sinar matahari ke dalam


ruangan melalaui jendela, celah-celah atau
bagian ruangan yang terbuka.
12 responden

Sebanyak

(80%) mengatakan bahwa

cahaya matahari dapat masuk ke rumahnya


dan sisanya 3 responden (20%)

tidak.

Hasil dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar

4.

tuberkulosis

Lantai
BTA

rumah
(+)

di

penderita
Kabupaten

Banyumas.

47

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

2.5 Dinding
Dinding harus terbuat dari bahan
lapisan kedap air agar air tanah tidak
meresap naik sehingga dinding terhindar
dari basah dan lembab Sebanyak 13
responden (86,67%) memiliki dinding yang
memenuhi syarat ,dan

2 responden

2.7 Merokok
Sebanyak 9 responden (60%)
mempunyai kebiasaan merokok dan 6
responden (40%) tidak merokok. Hasil
dapat dilihat pada gambar 7.

(13,33%) tidak memenuhi syarat.

G
ambar

5.

tuberkulosis

Dinding
BTA

rumah
(+)

di

penderita
Kabupaten

Banyumas.

2.6 Penggunaan tungku kayu bakar


Sebanyak
7
responden
menggunakan
untuk

tungku

memasak

dan

kayu

bakar

sisanya

responden menggunakan kompor gas.


Hasil dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 7 . Kebiasaan Merokok penderita


tuberkulosis

BTA

(+)

di

Kabupaten

Banyumas.

2.7 Riwayat Kontak


Sebanyak 8 responden (53,33%)
mempunyai
penderita

riwayat
TB

lingkungannya,
responden
riwayat

yang

kontak

dengan

ada

sekitar

sedangkan

(46,67%)

tidak

di

sisanya

mempunyai

kontak. Hasil dapat dilihat pada

gambar.8

Gambar 6. Penggunaan alat masak penderita


tuberkulosis

BTA

(+)

di

Kabupaten

Gambar 8. Riwayat kontak

Banyumas.

48

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

Ngapiyem R, 2006, menyebutkan bahwa


PEMBAHASAN

tidak ada keterkaitan antara kepadatan

Karakteristik responden

hunian rumah dengan kejadian TB anak

Karakteristik
berdasarkan

responden

umur

didominasi

oleh

pada anak yang kontak dengan penderita


BTA (+).

kelompok umur 21 - 40 tahun sebanyak 6

Ventilasi

berperan

dalam

responden (40%). Usia ini merupakan usia

menurunkan

konsentrasi

produktif bekerja sehingga lebih banyak

membuang

kuman

berinteraksi dengan lingkungan di luar dan

membunuh kuman karena cahaya matahari

kemungkinan terpapar agen penyakit lebih

yang masuk melalui lubang ventilasi.

besar.

(Ahmadi,
Jenis kelamin laki-laki sebanyak 8

2005).

kuman

keluar

Ventilasi

sekurang-kurangnya

10%

TB,

ataupun

yang
luas

baik
lantai.

responden dan jenis kelamin perempuan 7

(Depkes RI, 2005). Mayoritas responden

responden (53,33%).

Menurut Ahmadi

telah memiliki ventilasi yang memenuhi

(2005), mayoritas penderita TB adalah

syarat, namun jarang dibuka sehingga

perempuan.

mungkin

mempengaruhi

sampling

kelembaban dan perkembangbiakan kuman.

Perbedaan

dikarenakan

proses

ini
seleksi

dimana responden laki- laki lebih banyak


dari responden perempuan.

Sebuah

rumah

udara,

yang

sehat

memerlukan pencahayaan yang cukup baik

Jenis pekerjaan terbanyak adalah


tidak bekerja yaitu

pertukaran

44,5%.

Menurut

pencahayaan
(Depkes,

alami

2005)

maupun

buatan.

Pencahayaan

Kayanja HK et al, pekerjaan yang beresiko

mengandung

terkena TB adalah petugas kesehatan

mematikan

dimana mereka beresiko terpapar sumber

responden memiliki pencahayaan alami

kontak TB. Bagi orang yang tidak bekerja

yang dapat masuk rumah, tetapi tidak

juga

sumber

diukur lamanya cahaya matahari dapat

kontaknya ada di sekitar lingkungan rumah

masuk rumah. Kuman TB akan mati jika

mereka. Pekerjaan juga berkaitan dengan

terpapar sinar matahari selama 2 jam, tapi

status ekonomi, yang berpengaruh terhadap

sputum

penyediaan makanan sehat, rumah sehat

(Ahmadi, 2005).

mungkin

beresiko,

jika

dan pelayanan kesehatan yang memadai.

faktor

resiko

kuman

dapat

yang

TB.

bertahan

dapat

Mayoritas

20-30

menit.

Lantai rumah harus terbuat dari

Faktor Resiko TB
Kepadatan

ultraviolet

alam

bahan ubin,kayu , plesteran, atau bambu


rumah

untuk

TB.

merupakan
Depkes

dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak

RI

lentur waktu diinjak, tidak mudah aus,

mensyaratkan kepadatan minimal adalah 10

permukaan lantai harus rata dan mudah

m2/orang. Penelitian yang dilakukan oleh

dibersihkan. (Depkes, 2005). Halim RD,


49

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

2011 menyebutkan bahwa tipe lantai tidak

(Depkes, 2008). Penularan dapat terjadi

berhubungan dengan insidensi TB anak.

antar individu dalam 1 rumah ataupun dari

Dinding rumah harus terbuat dari

luar rumah. Keseluruhan responden yang

bahan lapisan kedap air agar air tanah tidak

mempunyai

meresap naik sehingga dinding terhindar

sumber kontak dari tetangga di sekitar

dari

rumah.

basah

dan

lembab.(Depkes,2005).

riwayat

kontak

memiliki

Penelitian di Russia menyebutkan bahwa


TB

berkorelasi

dengan

kelembaban,

KESIMPULAN

temperature ruangan dan polusi udara yang

Dari

berat. (Shilova MV, et al). Meskipun

kesimpulan bahwa

mayoritas responden memiliki dinding yang

memenuhi syarat rumah sehat untuk faktor

memenuhi syarat, jika tidak diimbangi

resiko TB, meliputi kepadatan, lantai dan

kebiasaan membuka jendela maka dapat

dinding . Ventilasi memenuhi syarat dilihat

mempengaruhi kelembaban dalam rumah.

dari luas jendela, namun ternyata masih

Sebanyak

dapat

diambil

mayoritas responden

responden

jarang dibuka sehingga memungkinkan

menggunakan tungku kayu untuk memasak

kelembaban yang tinggi dan pencahayaan

dan

kompor.

yang kurang. Faktor resiko yang dominan

maupun

pada responden adalah faktor merokok dan

tungku kayu bakar di dalam rumah dapat

adanya riwayat kontak dengan penderita

mengakibatkan polusi udara dalam rumah.

TB.

53,33%

Penggunaan

46,67%

penelitian

menggunakan
kompor

minyak

Tungku kayu bakar akan menghasilkan


asap dalam jumlah banyak, dimana asap
dapat merusak pertahanan paru

(Unicef,

2006) sehingga lebih mudah terkena TB.


Mayoritas

responden

(60%)

mempunyai kebiasaan merokok. Merokok


dapat mempengaruhi sistem imun dan TB.
(Huttunen

R,

et

al,

2010).

Perokok

memiliki peluang 2 kali lebih besar untuk


terkena TB dibanding bukan perokok.( Van
Zyl Smit RN et al, 2010)
Sebanyak
mempunyai

53,33%

riwayat

kontak

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi. U.F. Manajemen Penyakit


Berbasis Wilayah. Penerbit Buku
Kompas. Jakarta. 2005.
2. Depkes
RI
Pedoman
Teknis
Penyehatan Perumahan. Dirjend P2M
dan PL. Jakarta. 2005.
3. Depkes
RI.
Kepmenkes
RI
No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Jakarta. 1999.
4. Depkes RI. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi
2.cetakan .2 Jakarta.

responden
dengan

penderita TB. Penularan TB dapat terjadi


jika ada kontak dengan penderita BTA (+),
melalui droplet saat batuk dan bersin.
50

Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014

Fatchurohmah, Faktor Resiko Tuberkulosis

5. Halim RD, Risk factors for Insidence


of Tuberculosis in Children aged 1-5
years old in Kebumen District,
UGM,Yogyakarta 2011
6. Huttunen.R., Heikkinen.T., Syrjanen.J.
Smoking and the outcome of infection.
Journal
of
Internal
Medicine.
2010;269. pp.258-269.
7. Lestari, P,Sustini F, et al. Home
humidity increased risk of tuberculosis
in children living with adult active
tuberculosis cases, universa medicina,
vol 30 No 3, 2011
8. Ngapiyem.R. Faktor resiko TB pada
anak yang kontak serumah dengan
penderita TB paru BTA Positif di
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa
Tengah. Tesis. Universitas Gadjah
Mada. 2006.
9. Sarwani R, Dwi, Gambaran Kejadian
Tuberkulosis Paru di kabupaten
Banyumas
Tahun
2004-2008,
Banyumas, 2012.
10. Unicef Pneumonia the forgotten killer
of children. Unicef. 2006.
11. Van Zyl Smit RN, Pai M, Yewe WW,
et al. Global Lung Health:
The
Colliding Epidemics of Tuberculosis,
Tobacco Smoking, HIV and COPD.
European Respiratory Journal 010;35
(1):27-33.
12. WHO, Global Tuberculosis Report
2013, WHO, 2013.
13. World Lung Foundation, vol 2 No 2,
Maret 2011.

51

You might also like