Professional Documents
Culture Documents
Artikel
Artikel
Novia Indah K
Muhaiban
Lilik Nur Kholidah
MI Amanah Jln. Sultan Agung No. 48 Turen Malang
E-mail: noviamasykur@ymail.com
Abstract: The research purpose is to know Arabic vocabulary
acquisition on students by traditional game cublak-cublak suweng
(CSS). The applied approach in this research is PTK (class based
research) held in cycles. Each cycle composed two meetings. The
first meeting is used to give the material, drill vocabularies, and
give test paper connected with fresh taught vocabularies. Second
meeting is used to review taught vocabularies in first meeting by
traditional game CSS. The data collection is by using interview,
observation, giving tests, and documentation. The result of research
indicates using game method, especially in traditional game
cublak-cublak suweng increase students' Arabic vocabulary
acquisition. The indicator is increasing grades degree from first
cycle to other cycles; lack in first cycle, sufficient in second cycle,
and good in third cycle.
Key words: traditional game, CCS, acquisition.
. CCS
.
. CCS
.
CCS
.
.
CCS :
.
Dunia anak seolah identik dengan
permainan, nyanyian, dan cerita. Oleh
sebab itulah, beberapa tahun terakhir para
pengajar bahasa terus melakukan usaha
untuk menemukan metode pengajaran
yang cocok untuk kelompok umur tertentu
dan mengusahakan agar pengalaman
belajar bahasa menjadi pengalaman yang
mengasyikkan. Pakar pendidikan anak pun
akhirnya merekomendasikan penggunaan
permainan, lagu, dan cerita sebagai media
pendidikan (Effendy, 1993).
Anak-anak juga bisa mengalami
keadaan psikis yang jenuh, lelah, malas,
dan bosan karena beban pelajaran,
pergaulan dengan teman, dan keadaan
lingkungan yang tidak bersahabat.
Problema keseharian ini umum terjadi
dimanapun. Namun, ada kalanya kondisi
psikis yang demikian ini muncul di saat
yang tidak tepat, misalnya saat anak harus
berangkat sekolah, hendak memulai
pelajaran, mogok merapikan kamarnya
atau bahkan saat akan mengikuti ujian.
Orangtua dan guru harus jeli melihat
kondisi anak yang seperti itu. Orangtua
dan guru hendaknya membuat sebuah
bentuk komunikasi yang akrab dengan
anak atau siswa melalui permainan.
Karena permainan bisa memotivasi
mereka, selain itu juga bisa mencairkan
ketegangan suasana, mencairkan hubungan
dan meningkatkan kualitas kondisi psikis
anak.
budaya
memiliki
keperluan
untuk
dilestarikan
dan
dipertahankan
keberadaannya. Permainan ini merupakan
sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari
nilai-nilai yang dipandang penting oleh
suatu masyarakat. Nilai ini kemudian dapat
menjadi pedoman hidup, pedoman
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari
bermasyarakat. Permainan tradisional juga
dekat dengan alam dan memberikan
kontribusi bagi pengembangan pribadi
anak (Rachmawati , 2009: 34).
Menurut Ahira (2011) pengaruh
dan manfaat permainan tradisional
terhadap perkembangan jiwa anak adalah:
(1) anak menjadi lebih kreatif, (2) bisa
digunakan sebagai terapi terhadap anak,
(3)
mengembangkan
kecerdasan
intelektual anak, (4) kecerdasan emosi dan
antar personal anak, (5) mengembangkan
kecerdasan
logika
anak,
(6)
mengembangkan kecerdasan kinestitik
anak, (7) mengembangkan kecerdasan
natural anak dan (8) mengembangkan
kecerdasan
spasial
anak,
(9)
mengembangkan kecerdasan musikal anak,
dan (10) mengembangkan kecerdasan
spiritual anak.
Salah satu contoh permainan
tradisional yang dapat digunakan dalam
pembelajaran
bahasa
Arab
adalah
permainan tradisional Cublak-Cublak
Suweng. Permainan tradisional dari
provinsi
Jawa Tengah ini, ternyata
memiliki banyak manfaat diantaranya
memberikan pengetahuan dan melatih
skill, salah satunya
kerja sama,
kepemimpinan, dan mengatur strategi.
CCS konon merupakan salah satu dolanan
anak-anak yang awalnya dikembangkan
dari lingkungan kraton. Kemudian
menyebar luas di masyarakat karena sifat
khas dolanan ini yang riang, penuh
celoteh, membangkitkan prinsip kejujuran,
dan kebersamaan antara pesertanya. Selain
itu, CCS merupakan permainan yang
sederhana, murah, mudah diingat, sehat
dan penuh kegembiraan (Fakih, 2011).
Oleh karena itu, peneliti menggunakan
permainan tradisional CCS yang telah
meminta
siswa
untuk
melengkapi
penggalan kosa kata yang ada di papan
tulis. Hal ini dilakukakan agar para siswa
tidak hanya bisa menyebutkan kosa kata
saja, akan tetapi juga bisa menuliskan kosa
kata.
Pada pertemuan keduapun guru
tidak memberikan kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari dan juga tidak
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
mereka mengerti, akan tetapi guru hanya
menanyakan bagaimana perasaan para
setelah melakukan permainan CCS. Secara
umum, siswa terlihat antusias dan
bersemangat dalam mempelajari bahasa
Arab. Hal ini mulai tampak ketika guru
menerangkan tentang kosa kata baru
dengan bantuan kartu bergambar. Akan
tetapi ada 2 siswa yang tampak sibuk
dengan dirinya sendiri dan kurang fokus
dalam mengikuti KBM serta karena
kurang meratanya drill pada penulisan
kosa kata, masih ada beberapa siswa yang
tampak kesulitan dalam mengerjakan
lembar tes yang diberikan oleh guru.
Pada siklus III, Berdasarkan data
yang diperoleh, guru melaksanakan
tindakan sesuai dengan rancangan yang
telah tertuang pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Langkah-langkah dalam
pembelajaran disusun secara sistematis,
mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Tidak ada hal-hal yang
terlewatkan dalam KBM pada siklus III
ini, baik pada pertemuan pertama maupun
pertemuan kedua dan pelaksanaan KBM
sudah sesuai dengan rencana yang telah
tertulis pada RPP.
Pada siklus ini, semua siswa
terlihat antusias dan bersemangat dalam
mempelajari bahasa Arab begitupun
dengan 2 orang siswa yang pada siklus
sebelumnya kurang antusias dalam
mengikuti KBM. Hal ini mulai tampak
ketika guru menerangkan tentang kosa
kata baru dengan bantuan kartu bergambar.
Ketika melakukan drill kosa kata, sebagian
besar siswa bisa menyebutkan dan
menuliskan kosa kata dengan sangat baik.
10
11
: Novia Indah K.
NIM
: 108231410617
: Sastra
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa artikel yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Novia Indah K
Pembimbing I
Pembimbing II
12