Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

1

PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG UNTUK


MENINGKATKAN PEMEROLEHAN KOSA KATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V
MI AMANAH TUREN

Novia Indah K
Muhaiban
Lilik Nur Kholidah
MI Amanah Jln. Sultan Agung No. 48 Turen Malang
E-mail: noviamasykur@ymail.com
Abstract: The research purpose is to know Arabic vocabulary
acquisition on students by traditional game cublak-cublak suweng
(CSS). The applied approach in this research is PTK (class based
research) held in cycles. Each cycle composed two meetings. The
first meeting is used to give the material, drill vocabularies, and
give test paper connected with fresh taught vocabularies. Second
meeting is used to review taught vocabularies in first meeting by
traditional game CSS. The data collection is by using interview,
observation, giving tests, and documentation. The result of research
indicates using game method, especially in traditional game
cublak-cublak suweng increase students' Arabic vocabulary
acquisition. The indicator is increasing grades degree from first
cycle to other cycles; lack in first cycle, sufficient in second cycle,
and good in third cycle.
Key words: traditional game, CCS, acquisition.



. CCS

.




. CCS
.

CCS
.

.
CCS :
.
Dunia anak seolah identik dengan
permainan, nyanyian, dan cerita. Oleh
sebab itulah, beberapa tahun terakhir para
pengajar bahasa terus melakukan usaha
untuk menemukan metode pengajaran
yang cocok untuk kelompok umur tertentu
dan mengusahakan agar pengalaman
belajar bahasa menjadi pengalaman yang
mengasyikkan. Pakar pendidikan anak pun
akhirnya merekomendasikan penggunaan
permainan, lagu, dan cerita sebagai media
pendidikan (Effendy, 1993).
Anak-anak juga bisa mengalami
keadaan psikis yang jenuh, lelah, malas,
dan bosan karena beban pelajaran,
pergaulan dengan teman, dan keadaan
lingkungan yang tidak bersahabat.
Problema keseharian ini umum terjadi
dimanapun. Namun, ada kalanya kondisi
psikis yang demikian ini muncul di saat
yang tidak tepat, misalnya saat anak harus
berangkat sekolah, hendak memulai
pelajaran, mogok merapikan kamarnya
atau bahkan saat akan mengikuti ujian.
Orangtua dan guru harus jeli melihat
kondisi anak yang seperti itu. Orangtua
dan guru hendaknya membuat sebuah
bentuk komunikasi yang akrab dengan
anak atau siswa melalui permainan.
Karena permainan bisa memotivasi
mereka, selain itu juga bisa mencairkan
ketegangan suasana, mencairkan hubungan
dan meningkatkan kualitas kondisi psikis
anak.

Dunia anak adalah dunia bermain.


Selama
ini
pemaknaan
terhadap
pentingnya bermain di dunia anak-anak
masih sebatas jalan-jalan, rekreasi, atau
wisata alam. Padahal masih banyak jenisjenis permainan edukatif lainnya yang
dapat dikembangkan, dengan manfaat
yang jauh lebih besar untuk kecerdasan
anak. Beragam mainan diciptakan untuk
menghibur dan juga sebagai sarana
pendidikan anak. Mulai dari mainan yang
terbuat dari plastik hingga mainan
elektronik. Tetapi, tidak ada salahnya
seorang guru mengajarkan permainan yang
mungkin sering dimainkannya sejak kecil.
Permainan
seperti
ini
mengasah
kemampuan otak, kemampuan membuat
strategi, sikap mudah bersosialisasi, dan
membangun EQ.
Dalam
proses
pembelajaran
diperlukan penggunaan teknik bermain.
Ada beberapa pemikiran yang melandasi
hal ini, yaitu: (1) permainan mampu
menghilangkan kebosanan, (2) permainan
memberikan tantangan untuk memecahkan
masalah dalam suasana gembira, (3)
permainan dapat menimbulkan semangat
kerja sama sekaligus persaingan yang
sehat, (4) permainan dapat membantu
siswa yang lamban dan kurang mampu, (5)
permainan mendorong Guru untuk selalu
berkreasi (Hidayat dan Tatang, 1980).
Menurut McCallum (dalam Asrori
2002) ada sejumlah alasan perlunya
penggunaan
permainan
dalam

pembelajaran bahasa, yaitu: (1) permainan


dapat memusatkan perhatian siswa pada
suatu aspek kebahasaan, pola kalimat atau
kelompok kata tertentu, (2) permainan
dapat difungsikan sebagai penguatan,
review atau pemantapan, (3) permainan
menuntut partisipasi yang sama dari semua
peserta, (4) permainan dapat disesuaikan
dengan individu siswa, misalnya usia atau
kemampuan, (5) permainan mendorong
terjadinya
persaingan
sehat,
dan
memberikan
kesempatan
untuk
menggunakan bahasa sasaran secara alami
dalam situasi yang santai, (6) permainan
dapat digunakan untuk melatih menyimak,
membaca, berbicara dan menulis, (7)
permainan memberikan umpan balik
sesegera mungkin kepada Guru dan (8)
permainan meningkatkan partisipasi siswa
secara lebih maksimal.
Sudono (2000) memberi batasan
mengenai bermain sebagai suatu kegiatan
yang menghasilkan pengertian atau
memberi informasi, memberi kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi anak.
Dalam bermain, anak dapat menggunakan
alat permainan atau tanpa menggunakan
alat permainan. Selanjutnya, James Sully
di dalam bukunya Essay on Laughter
mengemukakan bahwa kegiatan bermain
memberikan rasa senang terhadap anak.
Adapun rasa senang itu dapat ditandai dari
tawa riang anak.
Pada
zaman
sekarang
ini
permainan tradisional sudah hampir
terpinggirkan dan tergantikan dengan
permainan modern, hal ini terutama terjadi
di kota-kota besar. Padahal, permaianan
tradisional merupakan salah satu bentuk
keanekaragaman budaya nusantara. Oleh
karena itu, sebaiknya ada upaya dari para
pendidik untuk menjadikan permainan
tradisional sebagai salah satu strategi
belajar guna memperkenalkan dan
melestarikan permainan tradisional, sebab
permainan- permainan tersebut sangat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa,
fisik dan mental anak. Dalam kajian sosialbudaya, permainan tradisional merupakan
salah satu warisan budaya, dan warisan

budaya
memiliki
keperluan
untuk
dilestarikan
dan
dipertahankan
keberadaannya. Permainan ini merupakan
sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari
nilai-nilai yang dipandang penting oleh
suatu masyarakat. Nilai ini kemudian dapat
menjadi pedoman hidup, pedoman
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari
bermasyarakat. Permainan tradisional juga
dekat dengan alam dan memberikan
kontribusi bagi pengembangan pribadi
anak (Rachmawati , 2009: 34).
Menurut Ahira (2011) pengaruh
dan manfaat permainan tradisional
terhadap perkembangan jiwa anak adalah:
(1) anak menjadi lebih kreatif, (2) bisa
digunakan sebagai terapi terhadap anak,
(3)
mengembangkan
kecerdasan
intelektual anak, (4) kecerdasan emosi dan
antar personal anak, (5) mengembangkan
kecerdasan
logika
anak,
(6)
mengembangkan kecerdasan kinestitik
anak, (7) mengembangkan kecerdasan
natural anak dan (8) mengembangkan
kecerdasan
spasial
anak,
(9)
mengembangkan kecerdasan musikal anak,
dan (10) mengembangkan kecerdasan
spiritual anak.
Salah satu contoh permainan
tradisional yang dapat digunakan dalam
pembelajaran
bahasa
Arab
adalah
permainan tradisional Cublak-Cublak
Suweng. Permainan tradisional dari
provinsi
Jawa Tengah ini, ternyata
memiliki banyak manfaat diantaranya
memberikan pengetahuan dan melatih
skill, salah satunya
kerja sama,
kepemimpinan, dan mengatur strategi.
CCS konon merupakan salah satu dolanan
anak-anak yang awalnya dikembangkan
dari lingkungan kraton. Kemudian
menyebar luas di masyarakat karena sifat
khas dolanan ini yang riang, penuh
celoteh, membangkitkan prinsip kejujuran,
dan kebersamaan antara pesertanya. Selain
itu, CCS merupakan permainan yang
sederhana, murah, mudah diingat, sehat
dan penuh kegembiraan (Fakih, 2011).
Oleh karena itu, peneliti menggunakan
permainan tradisional CCS yang telah

dimodifikasi dengan pembelajaran bahasa


Arab ini untuk mengajarkan kepada siswa
untuk bekerjasama dan menumbuhkan
sikap kebersamaan antar teman.
MI Amanah merupakan salah satu
MI swasta yang ada di kabupaten Malang
yang juga memerlukan perhatian dalam
peningkatan kemampuan siswa dalam
belajar, khususnya dalam pembelajaran
bahasa Arab. Beberapa hal yang menjadi
dasar dari pendapat di atas adalah hasil
observasi/ studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada MI tersebut pada
hari jumat, tanggal 23 September 2011
pukul 07.30-08.50 WIB. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, nilai harian
siswa dan juga nilai ulangan harian relatif
rendah. Beberapa siswa tampak terbebani
dan mengalami kesulitan mengikuti
pelajaran bahasa Arab. Bahkan mereka
merasa bahwa bahasa Arab adalah
pelajaran yang tidak menyenangkan dan
tidak begitu penting bagi kehidupan
sehari-hari
mereka.
Hal
tersebut
berdampak pada prestasi belajar mereka.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal
tersebut adalah juga terdapat pada metode
yang digunakan oleh pembina bahasa Arab
di MI Amanah. Metode yang digunakan
monoton dan pembelajaran cenderung
berpusat pada guru, guru menjelaskan
materi dan para siswa duduk diam
mendengarkan. Selain itu, para siswa harus
berkonsentrasi penuh terhadap materi yang
dijelaskan dan di akhir pelajaranpun tidak
ada evaluasi atas materi yang telah
diajarkan.
Berangkat dari permasalahan di
atas, maka guru sebaiknya melakukan
perbaikan metode pembelajaran agar siswa
termotivasi dalam belajar bahasa Arab.
Metode pembelajaran yang diharapkan
dapat memecahkan permasalahan di atas
adalah dengan strategi bermain khususnya
permainan tradisional. Adapun permainan
tradisional yang digunakan adalah
permainan Cublak-Cublak Suweng (CCS).
Permainan CCS ini dipilih karena dapat
membangkitkan prinsip kejujuran dan
kebersamaan antara pesertanya. Selain itu,

permainan CCS dapat memberikan


pengetahuan
dan
melatih
skill,
diantaranya kerja sama, kepemimpinan,
dan mengatur strategi.
Berdasarkan uraian di atas,
penelitian dengan judul Penggunaan
Permainan Tradisional Cublak-Cublak
Suweng
untuk
Meningkatkan
Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Arab
Siswa Kelas V MI Amanah Turen ini
perlu dilakukan.
.
METODE
Rancangan
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Reserarch). Penelitian
tindakan
kelas
merupakan
ragam
penelitian pembelajaran yang berkonteks
kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan
masalahmasalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu, dan hasil pembelajaran
serta mencobakan hal- hal baru dalam
pembelajaran demi peningkatan mutu dan
hasil belajar siswa. Sedangkan Rancangan
penelitian tindakan kelas dipilih karena
memiliki beberapa kakteristik: (1)
situasional,
(2)
kontekstual,
(3)
kolaboratif, (4) self-reflektive dan selfevaluative dan (5) fleksibel (Purwanto,
2008).
Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dilakukan melalui beberapa siklus
dimana setiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Karena untuk menentukan jumlah
siklus, peneliti harus melihat tingkat
keberhasilan dari siklus yang sudah
dilaksanakan. Apabila dalam siklus I
proses pembelajaran sudah mencapai
tujuan yang diharapkan, maka peneliti
cukup menggunakan satu siklus saja. Akan
tetapi, apabila dalam siklus I masih
terdapat kekurangan dan perlu adanya
perbaikan serta belum mencapai tujuan
yang diharapkan, maka peneliti perlu
melanjutkan ke siklus berikutnya dan

siklus dihentikan ketika sudah mencapai


titik jenuh serta nilai siswa telah mencapai
SKM madrasah.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah (1) observasi, 2)
wawancara, (3) pemberian tes, dan (4)
dokumentasi.
Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa dan pemberian tes kepada
siswa. Pemberian tes digunakan untuk
melihat dan mengukur seberapa banyak
kosa kata yang diperoleh dan dikuasai
siswa selama pembelajaran dilakukan.
Peningkatan pemerolehan kosa kata siswa
bisa dilihat dari nilai tes yang diberikan.
Hasil observasi aktivitas guru dan
siswa diperoleh dari hasil pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti selama
pembelajaran berlangsung. Dari langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa terdapat kisaran nilai mulai
SB, B, C, dan K dengan beberapa kriteria
yaitu: SB (Sangat Baik) dengan skor 4, B
(Baik) dengan skor 3, C (Cukup) dengan
skor 2, dan K (Kurang) dengan skor 1.
Sedangkan taraf keberhasilan yang
digunakan sangat baik
(90% NR
100%), baik (80% NR 90%), cukup
(70% NR 80%), kurang (60% NR
70%), dan sangat kurang (0% NR
60%).
HASIL PENELITIAN
Sebelum masuk pada siklus 1,
terlebih dahulu peneliti melakukan
identifikasi masalah pada sekolah yang
akan diteliti. Adapun identifikasi masalah
dilakukan ketika peneliti melakukan studi
pendahuluan yang dilaksanakan pada akhir
bulan September 2011, tepatnya tanggal 23
September 2011. Penelitian pendahuluan
dilaksanakan sebelum peneliti memulai
tindakan kelas atau yang disebut dengan
pra tindakan. Tahap ini dilakukan melalui

kegiatan wawancara terhadap guru bidang


studi bahasa Arab MI Amanah Turen dan
siswa kelas V. Berdasarkan wawancara
dengan guru bidang studi bahasa Arab
diperoleh informasi mengenai: (1)
kurikulum yang digunakan di MI Amanah
Turen adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP),
(2)
metode
pembelajaran yang sudah digunakan
adalah teacher center yakni guru yang
menjadi
pusat
pembelajaran,
(3)
kemampuan pemerolehan kosa kata siswa
seimbang antara siswa yang mencapai nilai
diatas SKM dan dibawah SKM, (4)
kondisi belajar siswa dalam mempelajari
bahasa Arab yang kurang kondusif,
beberapa siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru dan juga lambat dalam
menuliskan kosa kata baru yang mereka
dapatkan, (5) jumlah siswa dalam kelas V
ini ada 11 anak, 4 siswi dan 7 siswa, (6)
sumber belajar yang dijadikan pegangan
oleh siswa adalah buku bahasa Arab kelas
V yang disusun oleh Agus Wahyudi, selain
itu juga didukung dengan LKS dari Depag,
dan (7) metode bermain khususnya
permainan tradisional belum pernah
diterapkan di kelas V MI Amanah Turen.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa siswa dan pengamatan
selama berlangsungnya PBM bahasa Arab,
(1) metode yang diterapkan dalam
pembelajaran kosakata bahasa Arab adalah
metode ceramah, (2) pembelajaran
cenderung teacher centered, yakni guru
sebagai pusat dalam pembelajaran, (3)
guru menggunakan metode pembelajaran
yang digunakan di pesantren, yakni guru
menuliskan mufradat beserta artinya
kemudian para siswa diminta untuk
menulis seperti yang ditulis oleh guru di
papan tulis. Setelah selesai menulis, (4)
guru membacakan kosakata dan siswa
diminta untuk menirukan. Kemudian
setelah drill kosa kata selesai dilakukan,
(5) siswa diminta untuk menghafal kosa
kata yang baru mereka pelajari, (6) ada
beberapa siswa kelas V MI Amanah yang
kurang bersemangat dalam mempelajari
bahasa Arab dan mudah jenuh dengan

pelajaran yang disampaikan oleh guru,


akan tetapi sebagian besar anak
bersemangat untuk mempelajari bahasa
Arab. Berdasarkan nilai ulangan harian,
nilai UTS, dan nilai pretes yang dilakukan
terhadap siswa kelas V yang berjumlah 11
siswa, (7) didapatkan hasil pemerolehan
kosakata yang tergolong rendah. Hal ini
bisa diidentifikasikan melalui nilai ratarata bahasa Arab yang belum memenuhi
Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu
65.
Berdasarkan
temuan
pada
penelitian pendahuluan dapat disimpulkan
bahwa permasalahan yang terjadi di kelas
V terletak pada pemilihan metode
pembelajaran yang kurang tepat dan
kurang memperhatikan kebutuhan siswa
yang mengakibatkan hasil pemerolehan
kosa kata bahasa Arab siswa rendah.
Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
peneliti perlu melakukan perbaikan
terhadap metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas V. Adapun metode yang digunakan
oleh peneliti dalam rangka peningkatan
pemerolehan kosa kata bahasa Arab siswa
kelas V adalah metode bermain.
Permainan tradisional CCS digunakan
dalam proses belajar mengajar dengan
harapan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan pemerolehan kosa kata
bahasa Arab siswa kelas V MI Amanah.
Selain itu, ketika melaksanakan
studi pendahuluan, peneliti memberikan
lembar tes awal dengan review materi
terlebih dahulu guna mengetahui sejauh
mana pemahaman anak mengetahui kosa
kata yang telah diajarkan. Adapun tes
tersebut berhubungan dengan materi yang
telah diajarkan pada kelas IV yaitu tentang
materi Keluarga (). Lembar tes
tersebut terdiri atas 12 soal, 6 soal
menjawab pertanyaan sesuai dengan
gambar dan 6 soal mencocokkan gambar
dengan kosa kata yang sesuai gambar.
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan beberapa siklus sesuai dengan
yang dibutuhkan. Adapun siklus akan
dihentikan ketika nilai anak sudah

mencapai SKM dan sudah ada peningkatan


pemerolehan kosa kata pada masingmasing anak. Setiap siklus terdiri atas 2
pertemuan dan dilaksanakan melalui 4
tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan atau
observasi, dan (4) refleksi. Sebelum masuk
pada siklus 1, terlebih dahulu peneliti
melakukan studi pendahuluan. Studi
pendahuluan ini dimahsudkan untuk
mengetahui proses berlangsungnya KBM
di kelas V juga untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mempelajari
bahasa Arab.
Sebelum masuk pada siklus,
terlebih dahulu peneliti membuat RPP
untuk setiap pertemuan pada masingmasing siklus. Setelah selesai membuat
RPP, peneliti membuat media yang akan
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Adapun media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
media kartu bergambar yang terbuat dari
kertas berukuran A4 bergambar sesuai
kosa kata-kosa kata yang akan diajarkan.
Kartu bergambar ini digunakan untuk
memperkenalkan kosa kata baru pada
siswa. Setelah membuat kartu bergambar,
peneliti membuat media kertas gulungan
yang digunakan dalam permainan CCS.
Kertas gulungan tersebut berisi deskripsi
kosa kata yang telah diajarkan dan
digunakan ketika melakukan permainan
CCS. Kemudian, setelah selesai membuat
RPP dan media pembelajaran, peneliti juga
menyusun lembar observasi aktivitas guru
dan siswa, lembar catatan lapangan dan
lembar tes siswa.
Pada siklus I, berdasarkan data
yang diperoleh, guru melaksanakan
tindakan sesuai dengan rancangan yang
telah tertuang pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Langkah-langkah dalam
pembelajaran disusun secara sistematis,
mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Akan tetapi ada beberapa hal
yang terlewatkan yakni (1) di awal
kegiatan guru tidak memberikan gambaran
singkat mengenai materi baru yang akan
dipelajari, (2) juga tidak mengaitkan

materi yang akan dipelajari dengan


kehidupan sehari-hari para siswa, sehingga
beberapa siswa masih terlihat bingung
dengan materi yang disampaikan oleh
guru. Selain itu (3) ketika melakukan drill
kosa kata, guru hanya meminta siswa
untuk menyebutkan kosa kata tanpa
meminta siswa untuk menuliskan kosa
kata. Hal ini menyebabkan sebagian besar
siswa hanya bisa menyebutkan kosa kata
saja dan ketika mengerjakan lembar tes
yang diberikan oleh guru, sebagian besar
siswa tampak kesulitan dalam menuliskan
jawaban dari soal yang diberikan.
Secara umum, siswa terlihat
antusias
dan
bersemangat
dalam
mempelajari bahasa Arab. Hal ini mulai
tampak ketika guru menerangkan tentang
kosa kata baru dengan bantuan kartu
bergambar. Akan tetapi karena kurangnya
drill pada penulisan kosa kata, (1) sebagian
besar siswa tampak kesulitan dalam
mengerjakan lembar tes yang diberikan
oleh guru. Selain itu, (2) kebanyakan siswa
masih kurang percaya diri dalam
mengerjakan lembar tes secara individu.
Pada siklus II, Berdasarkan data
yang terekam dalam lembar observasi dan
catatan
lapangan
kegiatan,
guru
melaksanakan tindakan sesuai dengan
rancangan yang telah tertuang pada
rencana pelaksanaan pembelajaran. Hanya
saja ada beberapa hal yang terlewatkan
yakni (1) di akhir kegiatan guru tidak
memberikan kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari, (2) guru juga tidak
menanyakan bagaimana perasaan siswa
setelah melaksanakan KBM bersamasama, sehingga beberapa siswa masih
terlihat bingung dan kesulitan dalam
mengerjakan lembar tes yang diberikan
oleh guru. Pada siklus ini guru sudah
melakukan perbaikan, yaitu (1) diawal
kegiatan
guru
sudah
memberikan
gambaran singkat mengenai materi baru
yang akan dipelajari, (2) guru juga sudah
mengaitkan materi yang dipelajari dengan
kehiduupan sehari-hari siswa, (3) ketika
melakukan drill kosa kata, guru meminta
siswa untuk menyebutkan kosa kata dan

meminta
siswa
untuk
melengkapi
penggalan kosa kata yang ada di papan
tulis. Hal ini dilakukakan agar para siswa
tidak hanya bisa menyebutkan kosa kata
saja, akan tetapi juga bisa menuliskan kosa
kata.
Pada pertemuan keduapun guru
tidak memberikan kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari dan juga tidak
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
mereka mengerti, akan tetapi guru hanya
menanyakan bagaimana perasaan para
setelah melakukan permainan CCS. Secara
umum, siswa terlihat antusias dan
bersemangat dalam mempelajari bahasa
Arab. Hal ini mulai tampak ketika guru
menerangkan tentang kosa kata baru
dengan bantuan kartu bergambar. Akan
tetapi ada 2 siswa yang tampak sibuk
dengan dirinya sendiri dan kurang fokus
dalam mengikuti KBM serta karena
kurang meratanya drill pada penulisan
kosa kata, masih ada beberapa siswa yang
tampak kesulitan dalam mengerjakan
lembar tes yang diberikan oleh guru.
Pada siklus III, Berdasarkan data
yang diperoleh, guru melaksanakan
tindakan sesuai dengan rancangan yang
telah tertuang pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Langkah-langkah dalam
pembelajaran disusun secara sistematis,
mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Tidak ada hal-hal yang
terlewatkan dalam KBM pada siklus III
ini, baik pada pertemuan pertama maupun
pertemuan kedua dan pelaksanaan KBM
sudah sesuai dengan rencana yang telah
tertulis pada RPP.
Pada siklus ini, semua siswa
terlihat antusias dan bersemangat dalam
mempelajari bahasa Arab begitupun
dengan 2 orang siswa yang pada siklus
sebelumnya kurang antusias dalam
mengikuti KBM. Hal ini mulai tampak
ketika guru menerangkan tentang kosa
kata baru dengan bantuan kartu bergambar.
Ketika melakukan drill kosa kata, sebagian
besar siswa bisa menyebutkan dan
menuliskan kosa kata dengan sangat baik.

Dalam pelaksanaan permainan CCSpun,


para siswa lebih antusias daripada
pelaksanaan permainan pada siklus-siklus
sebelumnya dan ketika mengerjakan
lembar tes, para siswa mengerjakan lembar
tes secara individu semua serta hasilnya
sangat memuaskan karena nilai masingmasing individu siswa mencapai SKM.
Setelah
dilaksanakannya
perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi seperti yang telah dipaparkan di
atas, maka peningkatan pemerolehan kosa
kata siswa kelas V MI Amanah Turen
dapat diketahui dari hasi tes siklus I. Tes
pada siklus I terdiri dari 18 soal dengan 3
kriteria soal berdasarkan kosa kata yang
telah dipelajari, yaitu kosa kata yang
berhubungan dengan 7 kosa kata namanama buah yaitu
.
Dari hasil siklus I yang telah
dilaksanakan pada tanggal 30 September
2011 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 63,5. Jika
dibandingkan dengan nilai pretes dengan
rata-rata 53, maka hasil atau perolehan
nilai siswa sebelum dilakukan tes
mengalami peningkatan meskipun rata-rata
yang diperoleh pada siklus 1 ini belum
mencapai hasil SKM madrasah. Oleh
karena
itu,
guru
dan
peneliti
melanjutkannya pada siklus kedua.
Dari hasil siklus II yang telah
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober
2011 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 68,9. Jika
dibandingkan dengan nilai pretes dengan
rata-rata 63,5 maka hasil atau perolehan
nilai
siswa
sebelum
mengalami
peningkatan, meskipun rata-rata yang
diperoleh pada siklus II ini sudah
mencapai hasil SKM madrasah, akan tetapi
dikarenakan masih ada beberapa siswa
yang belum bisa mengikuti pelajaran
dengan baik, maka guru dan peneliti
melanjutkannya pada siklus ketiga.
Dari hasil siklus III yang telah
dilaksanakan pada tanggal 25 November
2011 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 73,4 Jika

dibandingkan dengan nilai pretes dengan


rata-rata 68,9 maka hasil atau perolehan
nilai siswa sebelum dilakukan tes
mengalami peningkatan meskipun rata-rata
yang diperoleh pada siklus III ini sudah
mencapai SKM madrasah dan semua
siswa bisa mengikuti pelajaran dengan
baik serta pemerolehan kosa kata siswa
dari siklus ke siklus semakin meningkat,
maka peneliti menghentikan kegiatan PTK
pada siklus III ini.
PEMBAHASAN
Pada PTK yang dilakukan peneliti
di MI Amanah Turen mulai bulan
September sampai dengan bulan Oktober,
terdapat 3 siklus dengan 2 pertemuan pada
masing-masing
siklus.
Peneliti
menggunakan permainan CCS sebagai
penguat pemerolehan kosa kata siswa dan
ketika menyampaikan materi guru
menggunakan media gambar. Adapun
penyampaian materi dan pengedrillan kosa
kata serta pemberian lembar tes dilakukan
pada pertemuan pertama masing-masing
siklus, sedangkan pelaksanaan permainan
CCS dilakukan pada pertemuan kedua
masing-masing siklus. Sebelum masuk
pada siklus, terlebih dahulu peneliti
melakukan studi pendahuluan, studi
pendahuluan
ini
dilakukan
untuk
mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki
di MI Amanah Turen ini, khususnya pada
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab
siswa kelas V MI Amanah.
Sebelum masuk pada siklus,
terlebih dahulu peneliti membuat RPP
untuk setiap pertemuan pada masingmasing siklus. Setelah selesai membuat
RPP, peneliti membuat media yang akan
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Adapun media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
media kartu bergambar yang digunakan
untuk memperkenalkan kosa kata baru
pada siswa dan media kertas gulungan
yang digunakan dalam permainan CCS.
Kemudian, setelah selesai membuat RPP
dan media pembelajaran, peneliti juga

menyusun lembar observasi aktivitas guru


dan siswa, lembar catatan lapangan dan
lembar tes siswa.
Dalam penelitian ini, pada
pertemuan pertama masing-masing siklus,
guru
mengedrilkan
kosa
kata
menggunakan kartu bergambar. Hal ini
digunakan agar mempermudah siswa
dalam memahami makna dari kosa kata
baru yang diajarkan. Dalam melakukan
evaluasi pembelajaran guru memberikan
lembar tes yang disusun dalam 3 kriteria,
yang pertama menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan gambar, yang kedua
mencocokkan gambar dengan kosa kata
yang telah tersedia, dan yang ketiga tekateki silang.
Sedangkan pada pertemuan kedua
masing-masing siklus, guru menerapkan
permainan tradisional CCS sebagai
penguat pemerolehan kosa kata yang telah
diajarkan.
Akan
tetapi
sebelum
melaksanakan permainan CCS, terlebih
dahulu guru melakukan drill kosa kata
pada siswa, baik drill pelafalan maupun
penulisan kosa kata yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
Setelah permainan tradisional
CCS diterapkan dalam pembelajaran,
sebagian
besar
siswa
mengalami
peningkatan dalam pemerolehan kosa kata.
Hal ini bisa dilihat dari hasil nilai rata-rata
siswa
mulai
diadakannya
pretes,
pemberian tes pada siklus I, pemberian tes
pada siklus II, dan pemberian tes pada
siklus III nilai siswa terus meningkat.
Siswa yang pandai masih mendominasi
nilai yang baik. Hal ini bisa dilihat dari
nilai yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan tes yang diadakan setiap
siklus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan permainan
tradisional CCS yang dilaksanakan di MI
Amanah Turen ini ada 3 siklus. Setiap
siklus terdiri atas dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama digunakan untuk


menyampaikan materi dan melakukan drill
kosa kata serta pemberian lembar tes yang
berhubungan dengan kosa kata yang baru
saja disampaikan, sedangkan pertemuan
kedua digunakan untuk mereview kosa
kata yang telah telah diajarkan pada
pertemuan
sebelumnya
dengan
menggunakan permainan tradisional CCS.
Adapun pemerolehan kosa kata
siswa
setelah
dilaksanakannya
pembelajaran
dengan
menggunakan
permainan tradisional CCS, mengalami
peningkatan yang cukup baik. Hal ini bisa
dilihat dari rata-rata nilai siswa di setiap
siklus. Selain itu nilai individu siswa yang
diperoleh setelah mengerjakan lembar tes
pada pertemuan pertama masing-masing
sikluspun mengalami peningkatan setiap
siklusnya. Respon yang diberikan siswa
selama proses pembelajaran dengan
menggunakan permainan tradisional CCS
juga menunjukkan bahwa para siswa
merasa lebih mudah menghafal kosa kata
bahasa Arab yang telah diajarkan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka saran yang diberikan
adalah: (1) kepala sekolah MI Amanah
Turen hendaknya bersama-sama dengan
guru meningkatkan kualitas pembelajaran
berupa media pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak, misalnya
dengan menggunakan kartu kosa kata
untuk memperkenalkan kosa kata baru dan
menggunakan permainan tradisional CCS
dalam mereview kosa kata yang telah
diajarkan, (2) guru bahasa Arab hendaknya
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu sebelum
mengajar. Selain itu, guru juga diharapkan
bisa memilih metode dan media yang
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik anak, dan (3) hendaknya bagi
peneliti yang mengadakan penelitian
sejenis untuk lebih memperluas cakupan
dengan menembah jumlah kosa kata yang
diajarkan dengan batas waktu yang lebih

10

lama, sehingga hasil penelitian jauh lebih


sempurna yang nantinya bisa dijadikan
masukan bagi guru-guru bahasa Arab
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
di kelas.
DAFTAR RUJUKAN
Adin R, Hengky. 2011. Manfaat
Permainan Tradisional. (Online),
(http://hengkyon7.wordpress.com/2
011/03/17/manfaat-permainantradisional-permainan-yang-mulaiditinggalkan/), diakses 30 Oktober
2011.
Effendy, A. F. 1993. Lagu dan Permainan
sebagai Media Pengajaran Bahasa
Arab di Madrasah Ibtidaiyyah.
Majalah Nadi Tahun II No: 1.
Effendy, Ahmad Fuad. 2010. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat.
Hidayat, Z.A. dan Tatang, S.M. 1980.
Permainan, Simulasi, Main Peran
dalam Pengajaran Bahasa. Jakarta:
P3G Depdigbud.
Moloeng, Lexy J. 2005. Metodologi
Penilaian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2010. Praktik Penelitian


Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rahmawati, Fauziah. 2009. Anak dan
Dunianya. Semarang: PT. Albana.
Ridwan, Nur Anisa dan Nurhidayati. 2005.
Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab
untuk
Anak.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar
dan Alat Permainan. Jakarta: PT
Grasindo.
Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi PTK.
Departemen Pendidikan Nasional.
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain,
Mainan, dan Permainan untuk
Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Veloso, Bryan. 2010. Cublak Cublak
Suweng.
(Online),
(http://cuilicious.wordpress.com/2
010/05/30/cublak-cublaksuweng), diakses 12 September
2011.

11

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama

: Novia Indah K.

NIM

: 108231410617

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab


Fakultas

: Sastra

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa artikel yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Mei 2012


Yang membuat pernyataan

Novia Indah K

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Drs. H. Muhaiban

Dr. Lilik Nur Kholidah, M.PdI.

12

You might also like