Kasus Ford Motor

Ford Motor Company has a long history of operating in Europe. Starting with exports to the
United Kingdom in 1903, the company established sales branches in France and England in
1908 and 1909. Later, assembly plants were set up there. A plant was established in Germany in
1926. For several decades, the European operations were separate subsidiaries each being
accountable to the headquarters in the United States with little coordination among them. The
rationale for the organization structure was that each countrys customers had different needs,
tastes, and preferences. In addition, each country had its own tariff regulations.
Ford Motor memiliki sejarah panjang dalam operasi mereka di Eropa. Dimulai dari ekspor ke
Britania Raya pada tahun 1903, perusahaan tersebut juga telah membangun dealer-dealer
penjualan di Prancis dan Inggris pada tahun 1908. Lalu, pabrik perakitan juga telah dibangun
dikedua negara tersebut. Sebuah pabrik juga telah dibangun di Jerman pada tahun 1926. Untuk
beberapa dekade, kegiatan operasional mereka di Eropa dipecah menjadi beberapa subsidiari
(cabang) dimana setiap subsidiari tersebut bertanggung jawab (accountable) untuk melapor
kepada headquarter (kantor pusat) di Amerika Serikat dengan kordinasi yang minim diantara
mereka. Alasan untuk melakukan hal tersebut adalah karena setiap konsumen (diberbagai lokasi)
memiliki perbedaan kebutuhan, rasa, dan preferensi. Sebagai tambahan, disetiap negara tempat
Ford beroperasi, terdapat pula perbedaan kebijakan mengenai tariff (pajak).
As the European countries grew closer together, Ford viewed its European operations as serving
a common market with a regional organization, named Ford Europe, and two large
manufacturing facilities in Germany and England. When the European companies were not
considered separate and independent anymore, Ford used a coordination strategy. The aim was
to achieve economies of scale and to reduce the cost of engineering. Therefore, Ford designed
cars that were considered suitable for most European countries. Models such as Fiesta, Capri,
and Escort were largely designed in Britain and Germany and manufactured there as well as in
Belgium and Spain.
Karena negara-negara Eropa tumbuh berdekatan secara bersama-sama, Ford dahulu memandang
operasional mereka di Eropa sebagai aktivitas melayani pasar yang sama, yang karenanya
dibuatlah satu struktur organisasi regional yang diberi nama Ford Eropa, serta dibuat juga dua
fasilitas besar lainnya di Jerman dan Inggris. Ford menggunakan strategi koordinasi agar
perusahaan-perusahan mereka di Eropa tidak lagi terpisah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
Skala Ekonomi (economies of scale) dan untuk mengurangi biaya mekanik. Kemudian, Ford
mendesain mobil-mobil yang dipandang pas untuk banyak negara di Eropa. Beberapa model
seperti Fiesta, Capri dan Escort di desain dalam skala besar di Britania dan Jerman sekaligus di
produksi di dua negara tersebut dan dua negara lainnya, yaitu Belgia dan Spanyol.
In 1994, a new strategy emerged that was named Ford 2000. Ford merged its Automotive
Operation unit in North America with that of Europe in 1995. Again, an important reason was to
be more competitive and to achieve cost reduction through the elimination of unnecessary car
platforms and the duplication of engine models. This meant fewer basic vehicle platforms as well
as engines and transmissions. Moreover, the regional profit center concept was replaced by
product-line concentration. Specifically, the Ford Automotive Operation consisted of five vehicle
centers with worldwide development for cars and trucks. While four of the centers were in North

America, the European center was responsible for developing small and midsize automobiles.
Moreover, the North American centers worked together with the Europeans to develop the
Mondeo, Which was produced in the United States and Mexico as the Mercury Mystique and the
Ford Contour. These models were sold in some 78 countries.
Pada tahun 1994, strategi baru diluncurkan yang dinamakan dengan Ford 2000. Ford
menggabungkan unit operasi otomotif mereka di Amerika Utara dengan unit operasi di Eropa
pada tahun 1995. Lagi-lagi, alasannya adalah agar dapat lebih kompetitif dan untuk mengurangi
biaya-biaya melalui eliminasi platform-platform mobil yang tidak diperlukan serta eliminasi
duplikasi model-model mesin. Konsekuensinya adalah platform kendaraan yang dasar (basic)
menjadi sedikit begitupula dengan mesin-mesin serta transmisinya. Ditambah lagi, konsep
keuntuungan regional juga telah diganti dengan lebih mengkonsentrasikan pada lini produk
(product-line). Secara lebih spesifik, Operasional Otomotif Ford terdiri dari lima senter (pusat)
yang mengembangkan mobil dan truk pada skala dunia. Sementara empat dari lima senter (pusat)
berlokasi di Amerika Utara, senter (pusat) yang berlokasi di Eropa bertanggung jawab untuk
mengembangkan mobil ukuran kecil dan sedang. Kemudian, senter-senter yang ada di Amerika
Utara berkerja bersama-sama dengan pabrik di Eropa untuk mengembangkan Mondeo, yang
sebelumnya sudah diproduksi di Amerika Serikat dan Meksiko dengan nama Mercury Mystique
dan Ford Contour. Model-model tersebut laku terjual di 78 negara.
But the Ford 2000 strategy and organization did not work well, as shown by the 1998
performance report: in Europe, Ford was losing market share to competitors such as General
Motors and Volkswagen. Consequently, the newly elected chief Jacques Nasser reviewed the
centralized Ford 2000 strategy and reintroduced the market focus orientation, which gives more
autonomy to the regions, especially Europe where many of its competitors introduced brands
that addressed the specific needs of customers. Moreover, Nasser created the Premier
Automotive Group for luxury cars, which were more profitable than the low-and mid-priced
cars. This division consisted of luxury cars such as Lincoln, Volvo, Jaguar, and Aston Martin.
Namun strategi dan organisasi Ford 2000 tidak berjalan mulus, yang terlihat dari laporan kinerja
mereka pada tahun 1998: di Eropa, Ford telah kehilangan pangsa pasar yang direbut oleh
beberapa pesaing seperti General Motors dan Volkswagen. Sehingga, CEO baru mereka saat itu
Jacques Nasser harus me-review ulang strategi sentralisasi Ford 2000 dan mencanangkan
kembali orientasi sebelumnya yang berfokus pada pasar, dimana orientasi tersebut memberikan
wewenang yang lebih pada setiap regional, khususnya Eropa dimana banyak pesaing mereka
yang telah meluncurkan merek-merek dengan target konsumen yang spesifik. Bukan hanya itu,
Nasser juga membuat Kelompok Otomotif Utama untuk mobil-mobil mewah, yang lebih
menguntungkan disbanding dengan mobil-mobil kelas bawah dan menengah. Divisi ini terdiri
dari mobil-mobil mewah seperti Lincoln, Volvo, Jaguar, dan Aston Martin.
The 21st century brought new challenges for Ford. While in the past European car makers were
protected by quotas on Japanese cars, those restrictions are being reduced or eliminated. This
means that Japanese and Korean car manufacturers will compete more fiercely in the European
market. Also, the introduction of the European currency enables customers to compare prices
across borders for the best deal. Finally, the global car industry is plagued by overcapacity,

resulting in fierce competition. William C. Ford, Jr., the successor of Jacques Nasser, may have
to review the companys strategy and organization to adjust to the changing situation.
Abad ke 21 memberikan tantangan baru untuk Ford. Sementara dahulu produsen mobil Eropa
dilindungi oleh kuota (pembatasan) dari gempuran mobil-mobil Jepang, pembatasan tersebut pun
mulai dikurangi atau dihapuskan. Ini berarti produsen mobil asal Jepang dan Korea akan dapat
bersaing lebih sengit di pasar Eropa. Juga, adanya nilai tukar Eropa memungkinkan konsumen
untuk membandingkan harga dibeberapa negara agar mendapatkan harga terbaik. Akhirnya,
industry mobil global diganggu dengan kelebihan kapasitas produksi sebagai dampak dari
kompetisi yang sengit. William. C. Ford, Jr, CEO selanjutnya setelah Jacques Nasser mungkin
harus mengevaluasi kembali strategi perusahaan dan organisasi untuk menyesuaikan dengan
situasi yang kerap berubah.
Pertanyaan:
1. Apa keuntungan dan kerugian dari Sentralisasi dan Desentralisasi pada kasus Ford
diatas?
2. Apa dasar dari program Ford 2000? Kenapa program tersebut diciptakan?
3. Mengapa Form berubah dari desentralisasi menjadi sentralisasi lagi kemudian berubah
lagi menjadi lebih tersentralisasi?
4. Mengapa Ford mengembangkan divisi mobil mewah?
5. Menurut Anda, apakah Ford bisa lebih kompetitif lagi dikemudian hari? Kenapa?