Download as docx or pdf
Download as docx or pdf
You are on page 1of 5
sudi vaya Racang-Racangan siz > Kanisius 2000 *ENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPD 1. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta $5281 Xotak Pos 1125/¥k, Yogyakarta SSOL Telepon (0274) 388783. 565996; Fax (0274) 563349. Website: wwwikanisiusmedia.com email : office@Jkanisiusmedia.com Detakan ke- 6 5 4 Tahun o7 ‘SBN 979-672-703-K Hak cipta dilindung! undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuke dan dengan cara tne min termes: Fantini tanna iin ternilis. dari Penesit Indonesia masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor cang-kacangan, terutama kacang kedelai, Padahal, Indonesia memiliki luang yang sangat besar untuk meningkatkan produksi kacang-kacangan. Tanaman kacang-kacangan merupakan tanaman yang berumur pendek n pembudidayaannya tidak terlalu sulit. Hal ini tentunya sangat meng- tungkan petani, karena dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat srasakan hasil panenannya. Kacang-kacangan bersifat multiguna, schingga memiliki prospek yang mah untuk dikembangkan. Pasaran di dalam negeri cukup baik bagi produk bahkan beberapa jenis kacang sayur, misalnya buncis dan pri sudah dickspor ke luar negeri. Tingginya daya scrap pasar terhadap oduk kacang-kacangan ini memberikan peluang yang besar bagi petani tuk membudidayakan kacang-kacangan. Di datam buku ini, penulis memaparkan cara dan teknik budi daya au, kacang boger, dan beberapa jenis kacang lainnya. Semoga busku ini pat bermanfaat bagi pembaca. Masukan, kritik, dan saran untuk memper- ili buku ini pada masa yang akan datang, sangat diharapkan. Penulis BABI PENDAHULUAN ‘Tanaman kacang-kacangan sudah ditanam di Indonesia sejak beratus- as tahun yang Lalu. Tanaman ini seni se erenee Jae misalnya ka- g kedelai, kacang hijau, kacang tanah, dan berbagai jenis kacang sayur ‘alaya kecipir, kapri, kacang panjang, dan buncis, Permintaan Terhadap Kacang-Kacangan, Perhatian pemerintah terhadap tanaman kacang-kacangan sangat besar. fam Pelita V1, pemerintah memprogramkan pembangunan subsektor per- ian tanaman pangan dan hortikultura termasuk pala ‘terutama kacang- angan. Sebagai contoh kegiatan tersebut adalah program swasembada lelai, Produksi kedelai nasional diproyeksikan meningkat rata-rata 3,17% tahun, yakni dari 1.849 ton (1994), menjadi 1.907 ton (199), 1.968 ton 6), 2.030 ton (1997), dan 2.095 ton (1998), pel 1. Produksi Kacang tanah (bijikering) dan Kedelai (biji kerimg) di Indonesia, Tahun 1992 — 1998 739.050 1.863.713 1993 638.708 1.708.328 1994 631.971 1.564.847 1995 1.680.007 1996 1.S17.181 1997 1.356.891 1998 1.306.253 ‘Ber: Biro Pusat Stacinik, (1956) dan (1998) Fermintaan ternagap Kacang-Kacangan pada masa yang axan Garang, iperkirakan akan teres meningkat seiring dengan pertambahan jumlah pen- uduk. Mengacu pada Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2000, konsums Ata-rata kacang-kacangan penduduk Indonesia adalah sebesar 35,88 g/ka- ita/hari. Berdasarkan data world bank, diperkirakan jumlah penduduk Indo- esia pada tahun 2000 akan meneapai 209 juta jiwa, sehingga ketersediaan roduksi kacang-kacangan yang diperlukan sebanyak 2.699, 6 miliar ton. Kacang-kacangan diperlukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan onsumsi secara langsung saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutahan indies ‘ipangan. Sebagai contoh, kedelai dibutubkan dalam pembuatan tabu. tem- ¢, kecap, tauco, dan susu kedelas; Kacang hijau diperlukan dalam peribuatan erbagai jenis produk makanan bayi dan tepung: kacang tanah diperlukan alam industri minyak dan pakan teak. Keperluan berbagai industri ter- ebut dari tahun ke tahun cenderung meningkat, schingga untuk memenuhi ebutuhan tersebut masih dilakukan impor, misalnya kacang kedelai. Kondisi 1imemunjukkan bahwa produksi kacang-kacangan masih perlu terus diting- atkan. Konsumsi masyarakat terhadap berbagai jenis kacang sayur, juga cende- ang meningkat berkat peningkatan pengetahuan gizi masyarakat. Jenis ka- ang sayur mengandung gizi yang lingg®, terutama kandungan proteinnya. ‘ebagai contoh, 100 g biji kecipir mengandung 405 kalori dan 32,8 g pro- in, 100 g biji kacang gude mengandung 336 kalori dan 20,7 g protein. Hal si bisa dibandingkan dengan telur ayam yang hanya mengandung 162 kalori an 12,8 g protein atau 100 ¢ daging sapi yang mengandung 207 kalori dan 8.8 g protein. Kandungan protein dalam kecipir dan kacang gude ternyata :bih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam telurdan daging. Berda- arkan harganya, tent masyarakat lebih mampu membeli kacang-kacangan ibandingkan telur atau daging. Pemasaran kacang-kacangan tidak hanya terbatas untuk memenuhi per- iintaan dalam negeri saja, tetapi juga diekspor ke luar negeri, Jenis acangan yang telah diekspor ke luar negeri antara lain kacang tanah, anjang, kapri, dan buncis. Jumlah ckspor kacang-kacangan dapat dilihat ada Tabel 2, 3, dan 4.

You might also like