Ipv 6

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

IPv6

Table of Contents
Pengantar

Pendahuluan

Sistem Bilangan

Struktur IPv6

Daftar Pustaka

IPv6

Tulisan tentang IPv6


Buku ini adalah draft tulisan tentang IPv6. Buku ini rencananya saya targetkan berisi tentang
konsep dasar IPv6 beserta contoh implementasinya. Semoga saya mampu
menyelesaikannya dan semoga bermanfaat.
Terimakasih.

Pengantar

IPv6

Pendahuluan
IP Address merupakan bagian terpenting dalam teknologi internet. IP Address dijadikan
sebagai dasar sistem penomoran pada setiap perangkat agar dapat saling terhubung dalam
jaringan internet. Saat ini, terdapat dua sistem penomoran, yaiut ipv4 dan ipv6. Ipv4
merupakan salah satu penomoran yang digunakan pada perangkat teknologi informasi yang
diperkenalkan pada tahun September 1981 dan telah digunakan di seluruh dunia sampai
saat ini. Dengan struktur dan kapasitas yang ada saat ini, ipv4 tidak mampu memenuhi
seluruh kebutuhan perangkat yang akan terkoneksi dengan teknologi internet. Munculnya
konsep-konsep baru dalam dunia teknologi informasi seperti Internet of everythink (IOE)
atau Internet of Think, Web Of Thing (WOT) mendorong semuah pihak yang berkepentingan
untuk mengembangkan sistem pengalamatan yang ada saat ini. Maka pada tahun 1998
IETF mulai mengumumkan konsep lanjutan yang mengembangkan sistem penomoran ipv4
menjadi ipv6. Dengan struktur dan kapasitas penomoran yang dimilikinya, diharapkan ipv6
mampu mengkover seluruh kebutuhan perangkat yang akan terhubung pada jaringan
internet.

Pendahuluan

IPv6

Sistem Bilangan
Sistem Bilangan Sebelum berbicara lebih jauh tentang IPV6 sebaiknya kita memahami
sistem bilangan yang digunakan untuk memahami konsep dasar IPV6.
Bilangan desimal Bilangan desimal merupakan bilangan dengan basis 10. Bilangan ini terdiri
dari angka 0 sampai dengan angka 9. Bilangan desimal adalah bilangan yang sehari-hari
telah kita gunakan dalam kehidupan kita. Contoh :
1. 1890
2. 34567
3. 98011
Bilangan Biner Bilangan binar merupakan bilangan dengan basis dua. Bilangan ini terdiri
dari dua angka yaitu 0 dan 1. Contoh :
1. 11110000
2. 01010101
3. 10100110
Bilangan Hexadisimal. Bilangan hexadesimal merupakan bilangan basis 16. Bilangan ini
tersusun dari angka 0 sampai dengan 9, kemudian A sampai dengan F.
Contoh :
1. 12FF
2. AB
3. 13DD
Untuk lebih memahami ke tiga bilangan tersebut perhatikan perbandingan antar sistem
bilangan pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel perbandingan antar sistem bilangan Hexadecimal
Decimal Biner 0 0 0000 1 1 0001 2 2 0010 3 3 0011 4 4 0100 5 5 0101 6 6 0110 7 7 0111 8 8
1000 9 9 1001 A 10 1010 B 11 1011 C 12 1100 D 13 1101 E 14 1110 F 15 1111
Konversi antar sistem bilangan Setelah memahami konsep dasar sistem bilangan,
kemampuan yang tidak kalah penting selanjutnya adalah kemampuan mengkonversi dari
satu bilangan yang satu ke sistem bilangan yang lain. Konversi bilangan biner ke desimal
Untuk mengkonversi bilangan dari biner ke desimal dapat dilakukan dengan cara
mengalikan satu persatu bilangan biner dengan bilangan 2 pangkat 0, 1 dan seterusnya
(menyesuaikan jumlah bilangan binernya) dengan memulai dari sisi sebelah kanan lalu
menjumlahkan hasilnya. Contoh :
1. 1001 (biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x23) = 1 + 0 + 0 + 8 = 9 (desimal)

Sistem Bilangan

IPv6

2. 1111 (biner) = (1x20) + (1x21) + (1x22) + (1x23) = 1 + 2 + 4 + 8 = 15 (Desimal)


Cara lain mengkonvesi bilangan biner ke desimal adalah dengan cara membuat tabel
perbandingan antara bilangan biner dengan bilangan desimal (yang didapat dari cara di
atas). Basis 2 2 2 2 2 2 2 2 Pangkat 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai 8 bit 128 64 32 16 8 4 2 1 Contoh 1
1 0 0 0 0 0 1 Desimal 128 64 0 0 0 0 0 1
Jumlahkan angka desimal yang nilai bitnya bernilai 1. Pada contoh di atas yang dijumlahkan
adalah angka 128 + 64 + 2 = 193. Untuk lebih memahami perhatikan contoh berikut ini :
Basis 2 2 2 2 2 2 2 2 Pangkat 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai 8 bit 128 64 32 16 8 4 2 1 Contoh 0 0 0 0
1 1 1 1 Desimal 0 0 0 0 8 4 2 1
Jumlahkan angka desimal yang nilai bitnya 1. Pada contoh di atas yang dijumlahkan adalah
angka 1 + 2 + 4 + 8 = 15. Sebagai ringkasan dari beberapa cara mengkonversi biner ke
dismal adalah dengan cara menghafalkan angka ajaib 1, 2,4,8,16,32,64 dan 128 yang
merupakan hasil perpangkatan 8 bit bilangan biner dengan 2. Kemudian ketika diberikan
contoh bilangan biner 4 atau 8 digit maka ingatlah deret angka ajaib tersebut. Perhatikan
biner yang bernilai satunya. Kemudian jumlahkan.
Konversi bilangan desimal ke biner Konversi dari bilangan desimal ke binar dilakukan
dengan cara membagi bilangan desimal dengan bilangan dua dan menyimpan sisa hasi
bagi pada setiap bilangan dan dilakukan sampai sisa hasil baginya < 2. Contoh 1: 8
(desimal) = .. (Biner) 8/2=4 sisa 0 4/2=2 sisa 0 2/2=1 sisa 0 1 (Tidak bisa dibagi lagi)
Hasilnya adalah : 1000.
Contoh 2 : 16 (desimal) = .. (Biner). 17/2 = 8 sisa 1 8/2 = 4 sisa 0 4/2 = 2 sisa 0 2/2 =1
sisa 0 1 (Tidak bisa dibagi lagi). Hasilnya adalah : 10001. Konversi bilangan hexadesimal ke
bilangan desimal. Untuk mengkoversi bilangan hexadesimal ke desimal dapat dilakukan
dengan cara mengalikan satu persatu bilangan hexadesimal dengan bilangan 16 pangkat 0,
1 dan seterusnya (menyesuaikan jumlah bilangan hexadesimalnya) dengan memulai dari
sisi sebelah kanan lalu menjumlahkan hasilnya.
1. 9A (hexa) = (10x160) + (9x161) = 10 + 144 = 154 (desimal)
2. FF (Hexa) = (Fx160) + (Fx161) = 15+ 240 = 255 (Desimal)
Konversi bilangan desimal ke bilangan hexadesimal Konversi bilangan desimal ke
hexadesimal dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan desimal dengan bilangan 16
kemudian menyimpan sisa hasil baginya dan dilakukan terus menerus sampai sisa hasil
baginya < 16. Contoh 1 : 24 (desimal) = .. (Hexadesimal) 24 : 16 = 1 sisa 8 8 (sisa).
Hasilnya adalah 18. 255 (Desimal) = .. (Hexadesimal) 255 : 16 = 15 sisa 15 15 (sisa).
Hasilnya adalah FF.
Konversi dari hexadesimal ke biner Konversi dari bilangan hexadesimal ke biner dilakukan
dengan cara dilakukan dengan cara mengelompokkan bilangan biner dengan anggota
setiap kelompoknya adalah 4 digit biner. Misalnya 10011001. Rubahlah 8 digit bilangan
Sistem Bilangan

IPv6

biner ini ke dalam 2 kelompok. Sehingga menjadi 1001 dan 1001. Lalu konversikan ke
dalam bentuk desimal dan konversikan hasilnya ke dalam bentuk hexadesimal. Contoh 1 :
10011111 = Pisahkan menjadi 2 kelompok. 1001 dan 1111. Konversikan ke dalam desimal
ke dua kelompok tersebut. Hasilnya : 9 dan 15. Konversikan ke dalam hexadesimal desimal
terserbut sehingga menjadi 9F. Contoh 2 : 11001100= 1100= 12(C) dan 1100=12(C)
Hasilnya adalah : CC. Berikut ini adalah Tabel 2. Tabel perbandingan Sistem bilangan
dengan 8 bit biner yang dapat digunakan sebagai acuan ketika memahami dasar-dasar
IPV6. Tabel 2. Tabel perbandingan Sistem bilangan dengan 8 bit biner
Hexadecimal Decimal Biner 00 0 0000 0000 01 1 0000 0001 02 2 0000 0010 03 3 0000
0011 04 4 0000 0100 05 5 0000 0101 06 6 0000 0110 07 7 0000 0111 08 8 0000 1000 09 9
0000 1001 0A 10 0000 1010 0F 15 0000 1111 10 16 0000 1000 20 32 0010 0000 40 64
0100 0000 80 128 1000 0000 C0 192 1100 0000 CA 202 1100 1010 F0 240 1111 0000 FF
255 1111 1111
Konversi Sistem Bilangan dengan bantuan Kalkulator Konversi bilangan antar system
bilangan dapat dengan mudah dilakukan yaitu dengan bantuan aplikasi kalkulator. Setelah
aplikasi kalkulator terbuka silahkan menu view dan pilih pilihan Programmer. Untuk
menggunakannya, silahkan pilih pilihan Dec, kemudian tuliskan angka decimal yang akan
dikoreksi. Untuk melihat hasilnya konversi ke dalam bentuk bilangn hexadecimal silahkan
arahkan pilihan ke Hex maka kalkulator akan menampilkan hasilnya. Anda dapat
memindahkan hasil konversi ke system bilangan yang diinginkan.

Sistem Bilangan

IPv6

Struktur IPv6
Struktur IPV6 IPV6 memiliki struktur yang sangat berbeda dengan ipv4. IPV6 didesain untuk
melanjutkan kesuksesan IPV4. IPV6 memiliki panjang 128 bit dan ditulis dalam bentuk
hexadecimal. Setiap 4 bit mewakili sebuah nilai hexadecimal. Sehingga total hexadecimal
yang terdapat pada IPV6 adalah 32 hexadesimal. IPV6 dibagi menjadi 8 block yang disebut
dengan hextet. Antar block dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Penulisan IPV6 tidak
bersifat case sensistif. Artinya, tidak dipengaruhi oleh huruf kecil dan huruf besar.
Contohnya FFFF sama dengan ffFF atau ffff. IPV6 dapat mengkover 2128 alamat. Hal
tersebut berbeda dengan yang terdapat pada ipv4 yang terbadi dalam 4 oktet dengan
seluruh total bit binernya adalah 32 maka IPV4 hanya mampu mengkover 232 alamat.
Berikut ini adalah contoh IPV6.
1. 2001:FABC:0022:BA12:0000:0000:0000:00001
2. 2001:FA01:0022:BA12:0000:0000:0000:00020
3. 2001:FA01:0022:BA12:0000:1111:0000:00022
Perbandingan fitur IPV4 dan IPV6 Fiture IPv4 IPv6 Panjang alamat 32 bit. 128 bit.
Konfigurasi manual atau DHCP Manual, DHCPV6, autoconfiguration Dukungan terhadap
IPsec Opsional Dibutuhkan Checksum pada Header Ya Tidak Link-layer address resolution
ARP Request secara broadcast Multicast Neighbor Discovery Messages Multicast
membership Menggunakan Internet Group Management protocol (IGMP) Menggunakan
Multicast Listener Discovery (MLD) Fragmentasi Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan
router Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim Ukuran Paket Tidak mensyaratkan
ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
Paket Link Layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte Menggunakan Broadcast Ya Tidak Router Discovery
Optional Dibutuhkan DNS name queries Menggunakan A records Menggunakan AAAA
records DNS reverse queries Menggunakan IN-ADDR.ARPA Menggunakan IP6.ARPA
Aturan penulisan IPV6 Sekilas, penulisan IPV6 tampak sulit dan membingungkan. Dengan
mengetahui aturan-aturan penulisan yang berlaku pada IPV6 akan memberikan bekal
pengetahuan yang cukup kepada yang kita sehingga IPV6 tidak lagi menjadi sesuatu yang
sulit dan membingungkan. Berikut ini adalah beberapa aturan yang dapat digunakan dalam
penulisan IPV6.
1. Ditulis secara lengkap Contoh :
2. 2001:FA01:0022:BA12:0000:0000:0000:00020
3. 2001:0DB9:0000:2222:0000:0000:0000:0200
4. Mengabaikan penulisan setiap nilai nol (0) yang berada disetiap awal block. IPV6

Struktur IPv6

IPv6

mengizinkan kepada kita untuk mengabaikan nilai 0 yang berada disetiap awal block
(hextet). Misalnya :
5. 01AA dapat dituliskan dengan 1AA
6. 09D0 dapat dituliskan dengan 9D0
7. 0B00 dapat dituliskan dengan B00
8. 00AC dapat dituliskan dengan AC
9. 2001:FA01:0022:BA12:0000:0000:0000:00020 Dapat ditulis dengan : 2001:FA01:
22:BA12: 0: 0: 0:20
10. 2001:0DB9:00AA:2222:0000:0000:0012:0340 Dapat ditulis dengan : 2001:DB9:
AA:2222:0:0:12:340
11. FF02: 0000:0000:0000:0000:0000:0000:0001 Dapat ditulis dengan : FF02:0:0:0:0:0:0:1
12. 0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000 Dapat ditulis dengan : 0:0:0:0:0:0:0:0
13. Mengabaikan setiap nol (0) yang berdekatan atau berurutan dengan tanda titik dua
ganda (::) (kompres) dan tanda tersebut tidak boleh berulang. Contoh yang salah :
14. 2001:0DB8::ABCD::1234 Mengapa karena dapat bermakna banyak. Jika tanda titik dua
mewakili setiap nilai nol (0) yang berdekatan atau berurutan dan dituliskan kembali
secara lengkap maka hasilnya adalah :
15. 2001:0DB8::ABCD:0000:0000:1234
16. 2001:0DB8::ABCD:0000:0000:0000:1234
17. 2001:0DB8:0000:ABCD::1234
18. 2001:0DB8:0000:0000:ABCD::1234 Contoh yang benar :
19. 2001:FA01:0022:BA12:0000:0000:0000:00020 Dapat ditulis dengan : 2001:FA01:
22:BA12::20
20. FF02: 0000:0000:0000:0000:0000:0000:0001 Dapat ditulis dengan : FF02::1
21. 0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000 Dapat ditulis dengan : ::
22. 2001:0DB9: 0000:0000:0012:00AA:2222: 0340 Dapat ditulis dengan :
2001:DB9::12:AA:2222:340
Tipe IPV6. Ada 3 macam tipe pengalamatan yang dimiliki oleh IPV6 :
1. Unicast Pada tipe alamat ini, sebuah alamat IPV6 yang unik ditetapkan bagi host atau
interface IPV6. Sehingga, host atau interface ipv6 tersebut dapat dikenali secara unik di
dalam sebuah jaringan. Paket IPV6 berisi source address dan destination address.
Komunikasi menggunakan tipe unicast akan bersifat bersifat point to point atau host to
host. Artinya, hanya device yang dituju saja yang akan menerima begitu juga
sebaliknya. Proses pengiriman paket dapat menggunakan protocol TCP maupun UDP.
Tipe ini juga dimiliki oleh IPV4 Untuk lebih jelasinya perhatikan gambar. .
Gambar . Tipe unicast Sumber : www.netacad.com, 2015
1. Multicast Multicast di IPV6 sama dengan multicast di IPV4. Sebuah IPV6 multicast
ditetapkan dan digunakan untuk mengirim sebuah Paket tunggal IPV6 menuju ke

Struktur IPv6

IPv6

sebuah alamat special multicast. Semua host yang menginginkan informasi yang
bersifat multicast harus bergabung terlebih dahulu ke dalam group multicast tersebut.
Semua interface yang telah bergabung ke dalam group multicast ini akan dapat
menerima informasi multicast yang kemudian dapat memprosesnya. Bagi host lain yang
tidak bergabung pada group tersebut akan mengabaikannya. Dengan kata lain,
komunikasi yang terjadi akan bersifat one to many.
Gambar Multicat
1. Anycast Anycast merupakan tipe alamat baru yang diperkenalkan oleh IPV6. Sebuah
alamat IPV6 anyicast adalah setiap alamat ipv6 unicast yang dapat ditetapkan untuk
beberapa device. Ketika sebuah host ingin berkomunikasi dengan host lain yang
memiliki alamat anycast, maka host terserbut akan mengirimkan pesan secara unicast
ke host terdekat. Dengan kata lain, sebuah paket yang dikirim ke alamat anycast dapat
diteruskan ke perangkat terdekat yang memiliki alamat terserbut. Komunikasi dengan
anycast akan bersifat one to one of many. Alamat ini juga hanya digunakan sebagai
tujuan dan diberikan hanya kepada router dan bukan host-host biasa.
Sumber : www.tutorialspoint.com, 2015

Struktur IPv6

10

IPv6

Daftar Pustaka
[1] [Online]. Available: http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6. [Accessed 14 June
2015]. [2] "Cisco Networkin Academy," Cisco, [Online]. Available: http://www.netacad.com.
[Accessed 26 May 2015]. [3] "IPv6 - Addressing Modes," Tutorialspoint, [Online]. Available:
http://www.tutorialspoint.com/ipv6/ipv6_addressing_modes.htm. [Accessed 30 May 2015].

Daftar Pustaka

11

You might also like