FTM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 94

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

DAFTAR ISI

1.

Tujuan .................................................................................... 5

2.

Ruang Lingkup ....................................................................... 5

3.

Pekerjaan Pembangunan FTM .............................................. 6


3.1. Persyaratan Umum ............................................................. 8
3.1.1. Frame .......................................................................... 8
3.1.2. Elemen-elemen passive ODF ...................................... 10
3.1.3. Pentahanan ............................................................... 11
3.1.4. Performansi Optik ..................................................... 11
3.1.5. Penandaan................................................................. 11
3.1.6 Survei .11
3.1.7. Prioritas penempatan ruang FTM .............................. 14
3.1.8. Fiber Duct .................................................................. 17
3.2. Persiapan.......................................................................... 17
3.2.1. Alat ............................................................................ 17
3.2.2. Material ..................................................................... 20
3.2.2.1 Rack FTM ..20
3.2.2.2 FTB/OTB 144 Core ..20

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.2.2.3 Fiber Duct .......... 22


3.2.2.4 Wiremesh Tray .23
3.2.2.5 Kabel Tray (Kanal U/C) 23
3.2.2.6 Bundle Cable . 24
3.2.2.7 Patchcord .25
3.2.2.8 Konektor . 25
3.3. Tahapan Pelaksanaan ....................................................... 26
3.3.1. Instalasi ODF .............................................................. 26
3.3.2. Instalasi Rak FTM ....................................................... 39
3.3.3. Instalasi FTB ............................................................... 40
3.3.4. Instalasi Structure ...................................................... 42
3.3.5. Instalasi Duct Optik .................................................... 42
3.3.6. Instalasi Patchcord ..................................................... 46
3.3.7. Splicing ...................................................................... 47
3.4. Quality Control / Supervisi ............................................... 48
3.4.1. Tes & Pengukuran ...................................................... 48
3.4.2. Pemeriksaan .............................................................. 53
3.5. Laporan dan Administrasi ................................................. 56
4.

Standar operasi perangkat FTM/ODF ................................... 60

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

4.1 Pemeriksaan kelurusan port ODF ................................. 60

5. Prosedur Pemeliharaan Perangkat FTM/ODF 69 .......... 69


6. Migrasi (Pembenahan) .76
6.1 Latar Belakang . 76
6.2 Persiapan migrasi FTM 78
6.2.1 Flowchart skenario migrasi FTM 78
6.2.2 Layout ruang FTM 79
6.2.3 Validasi data port ODF dan Equipment Eksisting.81
6.2.4 Identifikasi patchcord eksisting . 81
6.3 Pelaksanaan migrasi .81
6.3.1 Persiapan patchcord pengganti .81
6.3.2 Persiapan rute fiber duct 82
6.3.3 Labelling patchcord 82
6.3.4 Penarikan patchcord .82
6.3.5 Koordinasi dengan unit terkait 83
6.3.6 Persiapan peralatan . 83
6.4 Switch over .83
6.5 Validasi data . 84

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

6.6 Evaluasi . 84
6.7 Laporan . 84

7. Referensi ................................................................................ 85
8. Daftar Istilah ........................................................................... 85
9. Lampiran ................................................................................ 88

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

1.Tujuan

Buku Standar prosedur ini berisi tentang tatacara melaksanakan


pembangunan, operasi, pemeliharaan dan migrasi (pembenahan)
FTM bertujuan memberikan arahan dan Standar pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan, operasi, pemeliharaan dan
migrasi (pembenahan) FTM agar dapat memenuhi persyaratan.
Buku Standar ini diperuntukan kepada unit organisasi yang
menyelenggarakan pembangunan, unit operasional dan unit
pemeliharaan serta mitra-mitra yang terkait pekerjaan tersebut.
2. Ruang Lingkup

Pekerjaan pembangunan, operasi, pemeliharaan dan migrasi


(pembenahan) FTM ini merupakan kegiatan yang sangat penting,
hal ini disebabkan fungsi dari FTM sebagai Crossconnect dan
interconnection antara OSP dan perangkat aktif di central office.
FTM merupakan infrastruktur jaringan akses khususnya jaringan
akses FTTx

berbasis kabel fiber optik

yang

pelaksanaan

Pembangunan, Operasi, pemeliharaan dan migrasi (pembenahan)


dilakukan oleh PT. Telkom Akses atau mitra kerja ISP yang ditunjuk
oleh PT. Telkom Akses.
Ruang lingkup Dokumen Pembangunan, Operasi, Pemeliharaan dan
Migrasi (pembenahan) FTM terdiri dari :

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

a.

Kegiatan Pembangunan meliputi : Persyaratan Umum,


Persiapan, Uraian Pelaksanaan, Pengujian, dan Pelaporan
mencakup Tujuan, Ruang Lingkup, Uraian Pelaksanaan.

b.

Kegiatan Operasi , meliputi : Penjamperan Patchcord,


Perapian patchcord, Validasi data dan potensi port ODF.

c.

Kegiatan pemeliharaan, meliputi : pemeliharaan harian,


bulanan dan 6 bulanan.

d.

Kegiatan Migrasi, meliputi : Validasi data port ODF dan


Equipment Eksisting, Identifikasi patchcord eksisting,
Pelaksanaan Migrasi

e.

Daftar Referensi, Daftar Istilah dan Lampiran.

3. Pekerjaan Pembangunan FTM


Sebagai pedoman standar untuk pekerjaan pembangunan
perangkat FTM, dokumen ini memberikan gambaran bahwa
rangkaian kegiatan pembangunan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.

FTM adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan cross


connect dan interconnection

atau mengelola terminasi dan

koneksi kabel fiber optik antar FTB dalam satu ODF atau FTB
antar ODF yang menghubungkan dengan perangkat aktif baik
perangkat transmisi maupun akses, dengan menggunakan
patchcord sebagai penghubung (kabel jumper fiber optik).
Komponen utama dari FTM terdiri dari Rack, Optical Distribution
Frame (ODF) / Fiber Termination Box (FTB) sebagai terminasi kabel

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

optik yang dilengkapi dengan fiber duct atau fiber guide, untuk
memudahkan proses administrasi

perkabelan,

operasi dan

pemeliharaan jaringan kabel optik.

Berikut ini diagram blok dari FTM dan ODF.

Gambar 3.1 Diagram Blok dalam FTM


Untuk lokasi kota kecil dan kapasitas kabel optik lebih kecil
dari 1000 core, tidak diharuskan memasang ODF E-akses,
namun disarankan ruang FTM tetap terpisah dengan ruangan
perangkat

aktif.

Ruangan

FTM

harus

berdekatan/berdampingan dengan ruang perangkat aktif,


sehingga port perangkat aktif dapat langsung dikoneksikan
ke port ODF OSP-akses di ruang FTM secara interconnect
menggunakan patchcord. Sebagai pengaman atau pelindung kabel
optik / patchcord, alur kabel antara perangkat aktif dengan ODF
harus dipasang fiber duct yang terpisah dengan tray kabel power

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

dan kabel grounding. Berikut ini adalah blok diagram dari ODF
kapasitas kecil :

Gambar 3.2 Contoh Konfigurasi ruangan ODF Sistem Interconnect

3.1.

Persyaratan Umum

Konstruksi perangkat ODF harus kuat dan kokoh sehingga mampu


melindungi fungsi-fungsi perangkat yang diinstalasikan didalamnya
terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan. Beberapa persyaratan
yang harus dimiliki oleh perangkat ODF akan diuraikan dibawah ini.

3.1.1. Frame
Frame mengacu pada struktur mekanis dimana kabel dikoneksikan
dan menggenggam elemen lain dari ODF. Frame dapat berbentuk
rak dan struktur shelve-type atau jenis yang lain. Fungsi utama dari
frame adalah untuk memberikan support mekanik dan proteksi
daar dari elemen yang ada di dalamnya.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

a.

Bentuk

frame

ODF

harus

sedemikian

rupa

sehingga

membentuk ruang yang cukup untuk menempatkan elemenelemen pasif ODF yaitu fiber termination block (FTB), splice,
pigtail, patchcord dan elemen pasif lainya. Keseluruhan
konstruksi ODF harus modular dan dilengkapi fiber organizer
serta memudahkan untuk melakukan instalasi, pemeliharaan
maupun rekonfigurasi secara tepat. Rangka harus terbuat dari
bahan bahan logam atau metal, plastik atau fiber glass yang
diperkuat, atau bahan-bahan yang setara yang memiliki sifatsifat tahan korosi, tahan cuaca, kuat dan kokoh.
b.

Ukuran

ODF

disesuaikan

dengan

kapasitas

maksimum

port/adapter.
c.

Akses ke elemen passive ODF minimal dapat dilakukan dari sisi


depan.
Fiber organizer atau manajemen fiber termasuk:
1)

Penyediaan slack storage sedemikian rupa sehingga


dapat menghindari tekukan (bending) yang dapat
mengakibatkan kerusakan fiber. Minimum bending
radius adalah 30 mm.

2)

Kapasitas storage harus mampu menampung pigtail,


patchcord sesuai dengan kapasitas maksimal ODF.

3)

Penyediaan alur untuk routing fiber dengan tetap


memperhatikan kemudahan penggantian dan tracing
fiber.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.1.2. Elemen-elemen passive ODF


Terminologi ODF mengacu pada sebuah frame, termasuk di
dalamnya fiber organizer dan alat lain untuk menyimpan dan
mengatur pigtail dan kabel dalam frame tersebut. Beberapa
elemen atau komponen yang termasuk dalam elemen passive ODF
adalah :

a.

Fiber Termination Block (FTB)


FTB merupakan susunan connector adaptor dengan kapasitas
sesuai table 1 diatas. FTB harus didesain sedemikian rupa
sehingga pemasangan, penggantian dan pemeliharaan fiber
(patchcord dan pigtail) dapat dilakukan dengan mudah dan
tidak mengganggu fiber/live fiber yang lain. FTB dapat
merupakan kombinasi antara termination dengan splice atau
splitter (combo block). Elemen passive ODF harus tahan
terharap korosi, kuat dan tidak menyebabkan perubahan
mekanis, elektris, optis maupun kimiawi terhadap terminal,
sambungan fiber maupun fiber itu sendiri.

b. Splice
Splice (fabricated/pre-installed splicing) harus dilengkapi splice
tray (cassette) yang berfungsi untuk mengamankan dan
melindungi spliced fibers. Splice dapat ditempatkan di modul
FTB atau di frame.

10

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.1.3. Pentahanan
ODF harus memiliki terminal pentahanan yang berfungsi untuk
terminasi pentahanan. Terminasi pentahanan harus sedemikian
rupa sehingga kabel pentahanan dapat dipasang dengan kokoh.

3.1.4. Performansi Optik


Konektor yang digunakan dalam FTB, pigtail, patchcord dan elemen
passive lainya harus sesuai dengan spesifikasi telekomunikasi
konektor serat optik single mode STEL L-043-2002 ver. 1. Splice loss
maksimum untuk fabricated/pre-installed splicing adalah 0,05 dB.

3.1.5. Penandaan
Pada ODF harus terdapat penandaan yang minimal meliputi nama
pabrik pembuat, tipe dan kapasitas atau ukuran. Penandaan harus
tidak dapat dihapus atau luntur. Pada elemen passive ODF harus
memiliki identifikasi/pelabelan untuk tiap port.

3.1.6. Survei
Pada saat melakukan survei ke lokasi dimana FTM akan dibangun,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.

Tentukan ruangan FTM, dengan memperhitungkan dimensi


rack yaitu 90x60x220cm

b.

Buat layout ruangan ke autocad


1)

Ruangan transmisi

2)

Ruangan perangkat akses

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

11

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3)

Ruangan MDF

4)

Ruangan battery / rectifier

5)

Atau ruangan lainnya, seperti ruangan karyawan

6)

Plot

ruangan

FTM

atas

persetujuan

manajemen

setempat baik ruang eksisting atau buat ruang baru.


* Case ruang baru upayakan memiliki jalur menuju ruang
chamber.
c.

Mengukur
1)

Luas ruangan (panjang x lebar x tinggi)

2)

Jarak panjang tray kabel (wiremesh) dari ruangan


perangkat maupun dari ruang MDF ke ruangan FTM

3)
d.

Panjang fiber duct dari chamber ke ruangan FTM

Dokumentasi
1)

Foto ruangan FTM yang diusulkan

2)

Foto lokasi STO dan ruangan

3)

Foto ruangan MDF & kabel chamber

4)

Foto ruangan perangkat akses dan transmisi

5)

Marking / proposed penempatan rack FTM (dengan


isolasi ke lantai ruangan)

6)

Gambar autocad

7)

Usulan renovasi & jalur rute duct dari kabel chamber ke


ruang FTM

e.

Hal-hal lain yang dipelu diperhatikan antara lain:

12

1)

Mengisi form survei yang sudah disediakan

2)

Perlu dibuatkan SOP dan SMP FTM

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3)

Ruangan FTM harus bebas dari debu

4)

Penarikan

patchcord

antar

rack

dihindari

mempergunakan patchcord standard length (tidak boleh


ada gulungan fiber di dalam fiber route)
5)

Standarisasi penggunaan rack yang sama di dalam FTM


room

6)

Konsistensi pelabelan untuk O & E Akses serta antar rack

7)

Patchcord tipe simplex size 2mm, panjangnya disesuikan


dengan jarak antara port FTB O-Akses dengan port FTB EAkses, tidak boleh disambung dengan adaptor.
PATCHCORD TIDAK BOLEH DISAMBUNG DENGAN
ADAPTOR

8)

Semua OTB eksisting baik dari perangkat akses &


transmisi langsung diterminasi ke E-Akses FTM

9)

Jalur instalasi kabel grounding terpisah dengan fiber


optik

10) Perhitungan OTB di rack FTM angka 1 mulai dari bawah


rack FTM ke atas
11) Pemasangan patchcord sesuai alur di dalam rack (fiber
duct) apabila panjangnya berlebih dilewatkan / diatur
melalui rute fiber management
TIDAK BOLEH ADA SLACK PATCHCORD DI FIBER DUCT
12) Penggunaan bundle core untuk menghubungkan:
a) FTB rack ODF E-Akses ke port PON OLT dengan
menggunakan konektor SC/PC

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

13

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

b) FTB rack ODF E-Trans ke ruang perangkat akses /


transmisi (Metro) dan module uplink OLT dengan
menggunakan konektor LC

3.1.7. Prioritas penempatan ruang FTM


Dalam menetapkan prioritas ruang FTM, diprioritaskan
sebagai berikut :
a. Ruangan kosong terpisah dari ruangan MDF & Perangkat
aktif
b. Ruangan terpisah dimana masih perlu pemindahan tempat
kerja ataupun perangkat yang sudah tidak dipergunakan
c. Usulan membangun ruangan / renovasi
d. Jika lokasi STO rawan bencana banjir agar ruangan FTM
ditempatkan di lantai 2

Beberapa yang harus diperhatikan dalam melakukan desain


antara lain:
a. Desain harus menggunakan autocad, dengan disimpan ke
versi 2000.
b. Di dalam desain harus mencantumkan semua ruangan
yang disurvei. Apabila ruangan yang dipropose di lantai 2,
maka ruangan yang didesain meliputi ruang lantai 1 dan
lantai 2
c. Ada tiga gambar yang harus didesain, yaitu:
1)

14

Gambar layout ruangan + rack FTM

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

2)

Gambar layout ruangan + rack FTM + fiber duct

3)

Gambar layout ruangan + rack FTM + jalur wiremesh

d. Hasil desain menggunakan format / template yang sudah


ditetapkan
e. Apabila desain sudah dibuat maka dilakukan approval ke
DBB sebagai as plan
f. Apabila dalam implementasi ada perubahan desain maka
harus dibuat desain baru sebagai as build

Gambar 3.3 Layout ruangan + Rack

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

15

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.4 Layout ruangan + Rack + Fiber Duct

Gambar 3.5 Layout ruangan + Rack + Wiremesh

16

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.1.8. Fiber Duct


Yang harus diperhatikan dari fungsi dan penempatan fiber
duct adalah sebagai berikut :
a. Fiber Duct / Fiber Guide merupakan Jalur kabel yang
khusus digunakan untuk penempatan alur Kabel Fiber
Optik.
b. Penempatan Fiber Optical Duct dapat dilakukan diatas,
atau dibawah (pada raised floor) dengan kondisi tertutup
rapi dan mudah dalam melakukan instalasinya
c. Fiber duct harus dapat melindungi dan mengarahkan
kabel optik/pigtail/patchcord. Keberadaan fiber duct
tidak boleh membahayakan fiber optik dan kabelnya
serta tidak merubah redaman kabel.
d. Fiber duct harus dapat diletakkan secara horisontal dan
vertikal untuk jalur fiber optik.
3.2.

Persiapan
Mempersiapkan alat kerja dan material, dimana alat kerja
dan material sebelum digunakan harus diadakan pengecekan
jumlah, kondisi dan kemampuannya.

3.2.1. Alat
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam proses kegiatan
pembangunan tercantum dalam tabel berikut,

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

17

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Tabel 3.1 Tools


No.
1.

Deskripsi

Penggunaan

Pemotong kabel (Cable

Instalasi Kabel Fiber Optik

cutter)
2.

Pengupas Kulit Kabel

Instalasi Kabel Fiber Optik

(Sheath Knife)
3.

Pengupas Fiber Coating

Instalasi Kabel Fiber Optik

(Fiber Stripper)
4.

Pemotong Fiber Optik (Fiber

Instalasi Kabel Fiber Optik

Cleaver)
5.

Fiber Splicer

Instalasi Kabel Fiber Optik

(Fusion/Mekanik)
6.

Meja Sambung

Penyambungan Kabel
Fiber Optik

7.

Tenda

Instalasi Jaringan Kabel

8.

Genset

Instalasi Jaringan Kabel

9.

Pompa Air

Instalasi Jaringan Kabel

10.

Gas Sensor

Instalasi Jaringan Kabel

11.

Lampu Penerangan

Instalasi Jaringan Kabel

12.

Sabuk Pengaman

Instalasi Jaringan Kabel

13.

Palu

Instalasi Umum

14.

Tangga

Instalasi Umum

15.

Bor dan Mata Bor (berbagai

Instalasi Umum

ukuran)

18

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

16.

Toolkit Set

Instalasi Umum

17.

Kunci Pas

Instalasi Umum

18.

Kunci Sock

Instalasi Umum

19.

Kabel Extender

Instalasi Umum

20.

Gergaji Besi

Instalasi Umum

21.

Gunting

Instalasi Umum

22.

Cutter

Instalasi Umum

23.

Waterpas

Instalasi Umum

24.

Grounding crimping tool

Instalasi Kabel Grounding

25.

Alat pembersih (vacuum

Untuk bersih-bersih

cleaner, sapu, lap dan lain


sebagainya)
26.

AVO Meter

Untuk Pengukuran

27.

Grounding Tester

Untuk Pengukuran

28.

Power meter

Untuk Pengukuran

29.

Light Source

Untuk Pengukuran

30.

OTDR

Untuk Pengukuran

31.

Fault Locator / Optical Fiber

Untuk Pengecekan

Indetifier
32.

Alat komunikasi

Instalasi Umum

33.

Helm pengaman dan kaus

Instalasi Umum

tangan

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

19

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.2.2. Material
3.2.2.1. Rack FTM
Rack FTM merupakan tempat pegangan kabel fiber optik yang
berfungsi sebagai feeder dan terpasangnya perangkat, dilengkapi
fiber organizer serta mampu melindungi elemen-elemen di
dalamnya yang digunakan untuk tempat terminasi kabel serat optik
yang berasal dari OSP dan perangkat aktif yang akan menjadi
perangkat kontrol fungsi FTM.

Gambar 3.6 Rack FTM


3.2.2.2. FTB / OTB 144 CORE
Desain konstruksi FTM atau juga disebut Panel berbentuk modular
dan tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor
adaptor SC/UPC. Sub panel tersebut terpasang secara slidding pada
modul FTB yang dimounting pada struktur rak 19. FTB/Panel
dirancang

sedemikian

rupa

sehingga

memudahkan

dalam

pemasangan, penggantian dan pemeliharaan fiber dan tidak


mengganggu fiber live yang lain. Setiap panel FTB dilengkapi

20

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

dengan pigtail dan cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan


protection sleeve. Masing-masing panel dilengkapi dengan kabel
patchcord guide.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

21

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.7 FTB


3.2.2.3. Fiber Duct
Fiber Duct merupakan bagian dari instalasi FTM yang menghubungi
setiap Rack unit yang berada di bagian luar rack yang berfungsi
sebagai tempat patchcord yang menghubungkan antara ODF OAkses (kabel optik yang berasal dari bagian luar atau yang disebut
Feeder kabel optik) dan E-Akses (Terminal Equipment terminal
Akses).

Gambar 3.8 Fiber Duct

22

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.2.2.4. Wire Mesh Tray


Penggunaan wiremesh tray diperuntukan untuk jalur bundle cable,
grounding dan feeder. Ukuran wiremesh tray yang digunakan
sebagai berikut:
1. Wiremesh tray ukuran 20x10 cm digunakan untuk jalur kabel
grounding dan feeder.
2. Wiremesh tray ukuran 30x10 cm digunakan untuk jalur bundle
cable.

Gambar 3.9 Wire Mesh Tray


3.2.2.5. Kabel Tray ( Kanali U / C )
Kabel tray ( Kanal U/C ) digunakan untuk jalur kabel feeder atau
bundle cable yang melewati luar gedung atau koridor luar ruangan
FTM, baik dari metro ataupun OLT.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

23

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.10 Kabel Tray


3.2.2.6. Bundle Cable
Penggunaan bundle cable terdiri dari 2 jenis konektor, yaitu:
a.

Bundle cable 8 atau 12 core SC/UPC digunakan untuk


menghubungkan FTB / OTB E-Akses dengan OLT.

b.

Bundle cable 8 atau 12 core LC/UPC digunakan untuk


menghubungkan FTB / OTB E-Trans ke arah OLT dan Metro
akses

Gambar 3.11 Bundle Cable Type SC/UPC

24

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.12 Bundle Cable Type LC/UPC


3.2.2.7. Patchcord
Penggunaan patchcord yaitu untuk membuat interkoneksi antara
FTB / OTB O-Akses dengan FTB / OTB E-Akses. Patchcord yang
digunakan menggunakan tipe SC/UPC.

Gambar 3.13 Patchcord


3.2.2.8. Konektor
Konektor adalah accessories yang dipasang pada ujung fiber optik.
Adapun jenis atau tipe konektor yang dipakai biasanya SC / UPC
atau SC / APC yang dipasang diujung dari core optik, baik pada
kabel feeder, distribusi, drop maupun indoor.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

25

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Adaptor adalah suatu aksesoris yang dipasang pada perangkat


terminasi seperti ODF, ODC, OTP ataupun pada roset, dan berfungsi
sebagai titik koneksi antar dua konektor optik. Tipenya harus
disesuaikan dengan konektor dalam implementasinya.

Gambar 3.14 Connector


3.3.

Tahapan Pelaksanaan

3.3.1. Instalasi ODF


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan instalasi :
a.

Periksa kelengkapan ODF

b.

Penempatan ODF harus memperhatikan keleluasaan dan


kemudahan dalam pekerjaan instalasi maupun pemeliharaan.
Apabila ODF memiliki dua pintu, maka semua pintu harus
dapat dibuka hanya dengan satu anak kunci yang sama. Kunci
dan anak kunci harus terbuat dari bahan yang kuat dan anti
karat. Lubang kunci harus dilengkapi dengan tutup kedap air
yang dapat dibuka tutup dengan mudah.

26

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

c.

Posisi lubang masuk/keluar kabel terdapat pada posisi bawah


ODF dan harus tertutup rapat dengan menggunakan penutup
celah untuk menghindari kelembaban maupun masuknya
serangga. Pada waktu kabel dalam keadaan terpasang, lubang
masuk/keluar kabel dapat berfungsi sebagai penahan kabel.

d.

ODF harus memiliki terminal pentanahan yang berfungsi untuk


terminasi

pentanahan.

Terminasi

pentahanan

harus

sedemikian rupa sehingga kabel pentanahan dapat dipasang


dengan kokoh.
e.

ODF harus dilengkapi dengan dudukan untuk memasang ODF


sehingga dapat terpasang dengan kokoh pada tempatnya.

f.

Kotak harus terbuat dari bahan-bahan logam atau metal,


plastik atau fiber glass yang diperkuat atau bahan-bahan
sejenis yang lain yang memiliki sifat-sifat tahan korosi, tahan
cuaca, kuat dan kokoh.

g.

Konektor yang digunakan harus sesuai dengan Spesifikasi


Telekomunikasi Konektor Serat Optik Single Mode (STEL L-0432002 Ver.1).

ODF dapat menggunakan fabricated/pre-installed splicing (splicing


dari pabrik). Jika menggunakan pre-installed splicing, maksimum
splice-loss adalah 0.05 dB. Apabila menggunakan splitter, maka
persyaratan splitter harus sesuai dengan Spesifikasi Telekomunikasi
Single Mode optical Splitter.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

27

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

1) Instalasi Fisik
Pada umumnya perangkat ODF dipasang di outdoor walaupun bisa
saja dipasang di indoor. Kondisi yang harus dipertimbangkan dalam
menempatkan ODF di indoor diantaranya adalah ODF dipasang pada
ruangan khsusus yang bersih dan mempunyai ventilasi udara yang
baik serta lokasi ODF dipilih pada tempat yang aman, mudah
dijangkau, serta tidak mengganggu perangkat existing (bila ada).

2) Terminasi Penyambungan
Terminasi kabel fiber optik maupun pencabangan kabel fiber optik
harus dilaksanakan dengan baik dan teratur. Agar memudahknan
dalam pemeliharaan dan pelaksanaaan administrasi kabel maka
setiap titik terminal harus diberikan identitas yang jelas meliputi
nama/nomor kabel fiber optik dan nama/nomor terminal. Berikut
ini adalah prosedur terminasi kabel pada perangkat ODF.

Terminasi kabel fiber optik dari perangkat menuju ODF


1.

Terminasi kabel patchcord optik dari perangkat menuju ODF.


Perhatikan jalur kabel agar melalui rute guide yang ada, dan
pada rute membelok kabel diatur agar tidak terjadi patahan
yang mengakibatkan bending.

28

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

E Akses

O Akses

Gambar 3.15 Contoh Terminasi Kabel Patchcord pada ODF


2.

Pasang konektor dari perangkat di frame (FTB) konektor ODF


sesuai dengan nomor core yang dituju.

3.

Penomoran terminal di ODF diatur dari kiri ke kanan


selanjutnya pada baris di bawahnya diatur juga dari kiri ke
kanan.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

29

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

E Akses

O Akses

Gambar 3.16 Terminasi Patchcord di ODF O-Akses dan E-Akses

Gambar 3.17 Contoh Terminasi Kabel FO Outdoor pada ODF

30

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.18 Pemasangan Kabel Fiber Optik Pada Splice Cassete

Gambar 3.19 Contoh Pemasangan Kabel FO pada Splice Casette

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

31

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.20 Contoh Penyambungan Kabel FO Pada Splice Cassette

Gambar 3.21 Contoh Penggulungan Kabel FO pada Splice Cassette

32

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.22 Contoh Pengikatan Kabel FO pada Splice Cassette


Panjang patchcord yang dipakai harus panjang (extra length)
patchcord tersebut ditempatkan pada cable drawer atau cable
guide. Konektor/adaptor/port maupun ujung patchcord yang tidak
digunakan harus selalu tertutup oleh dush cap. Untuk mencegah
serangga pada rak ODF maka dimungkinkan untuk memasang
pencegah atau pengusir serangga contohnya menggunakan kapur
barus.
Beberapa pekerjaan instalasi lainya yang ada diperangkat ODF
diantaranya sebagai berikut :

1.

Pengaturan kabel input


Kabel fiber optik yang masuk ke dalam perangkat ODF harus
masuk melalui jalurnya, biasanya diperangkat sudah disediakan
atau terdapat lubang/jalur untuk masuk kabel input tersebut.
Untuk di kabinet/perangkat ODF kabel input biasanya berupa
kabel yang berasal dari perangkat aktif akses (DSLAM, MSOAN,

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

33

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

MSAN dan GPON), switching (softswitch) atau transmisi (metro


ethernet) sedangkan kabel outputnya tersambung ke OSP
berupa kabel feeder. Atur kabel input tersebut sejak terminasi
atau sampai ke rak/frame dimana perangkat ODF tersebut
dipasang sehingga tidak saling mengganggu dengan kabel lain
yang ada, tidak menghalangi pemasangan dan pembongkaran
perangkat, memenuhi niai estetika dan jika diperlukan
pergunakan tray kabel dan kabel tirep/ties.
Jika menggunakan kabel indoor sebelum masuk ke perangkat
ODF harus dalam kondisi terkupas harus dilindungi oleh flexible
pipe. Agar kabel input tersebut kondisinya rapi dan tidak
terurai, maka kabel yang belum dikupas nya diikat dengan
kabel tirep/ties. Batas kabel yang dikupas dilindungi oleh kabel
spiral sampai batas yang diperlukan agar tidak mengganggu
untuk beloknya dan terminasi kabel.

2.

Pengaturan Slack Cable


Didalam perangkat ODF pengaturan slack kabel input dan
output dapat dilakukan di cassette atau disimpan/digulung di
guidance kabel untuk penyimpanan sesuai dengan keperluan,
sesuai

dengan

besarnya/kemampuan

ruang

cassette

menampung kabel atau besarnya guidance penyimpan kabel


slack. Keberadaan kabel slack tidak boleh terjadi penumpukan
yang berlebihan, mengganggu kabel atau bagian perangkat lain

34

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

yang

ada,

tidak

mengganggu

kegiatan

operasional,

maintenance dan pembongkaran perangkat/kabel yang lain.


Apabila akan ada kabel slack lainnya, misalkan kabel feeder,
maka gulungan slack kabel harus searah dengan jarum jam
dengan radius minimal 20 kali diameter kabel. Penempatan
kabel

slack

dapat

disimpan

dalam

ruangan

dengan

mempertimbangkan estetika keperluan operasional.

3.

Pemasangan Kabel di Cassette


Berikut ini adalah contoh pemasangan/instalasi perkabelan di
dalam cassette

Gambar 3.23 Instalasi perkabelan didalam cassette


Seperti yang terlihat pada gambar 3.23, instalasi perkabelan
yang ada di cassette diantaranya perkerjaan penyambungan
kabel input fiber optik dengan pigtail yang ada didalam
cassette dan penempatan slack kabel. Langkah-langkah
pemasangan/instalasi perkabelan di dalam
1.

Kabel yang masuk kedalam cassette harus melalui jalur


yang sudah disediakan.

2.

Atur kabel input tersebut sejak terminasi atau sampai ke


rak/frame dimana perangkat cassette tersebut dipasang

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

35

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

sehingga tidak saling mengganggu dengan kabel lain


yang

ada,

tidak

menghalangi

pemasangan

dan

permbongkaran perangkat, memenuhi nilai estetika


3.

Gunakan tray atau ties jika masih terdapat sisa kabel

4.

Kabel input harus dilindungi oleh flexible pipe

5.

Agar kabel input kondisinya rapi dan tidak terurai maka


kabel yang belum dikupas diikat dengan kabel tirep/ties
dan untuk kabel yang sudah dikupas dilindungi oleh
kabel spiral sampai batas yang diperlukan agar tidak
mengganggu beloknya dan terminasi kabel

6.

Pada

saat

pengaturan/penempatan

kabel

hasil

penyambungan didalam cassette diatur sedemikian rupa


sehingga kabel tidak saling mengganggu dengan kabel
lain yang ada didalam cassette baik itu saat melakukan
instalasi, maintenance, perbaikan maupun penggantian.
7.

Terdapat dua jalur kabel masuk kedalam cassette yaitu


dari arah kiri dan kanan. Arah kabel input dapat
dilakukan dari arah mana saja tergantung dari posisi
kabel input tersebut datangnya.

8.

Gulungan/putaran kabel yang merupakan slack dan titik


sambungan yang telah dilindungi pengaman sambungan
kabel harus diletakkan/diatur pada jalur dan tempat
yang sudah disediakan.

9.

Satu tempat titik sambung hanya dipergunakan untuk


satu kabel titik sambung

36

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

10. Setelah itu baru mengatur slack kabel dengan cara


menggulung/memutar kabel tersebut diputaran kabel
dijalur yang telah disediakan didalam cassette (biasanya
searah jarum jam).
11. Panjang kabel slack dalam cassette disesuaikan dengan
besarnya

cassette

tersebut

supaya

tidak

terjadi

penumpukan kabel.
12. Untuk membantu memudahkan pengaturan kabel
didalam

cassette

maka

setelah

titik

sambungan

diletakkan pada tempatnya, kabel ditarik/dikeluarkan


pada box/perangkat cassette,
13. Dibentuk beberapa angka delapan sesuai panjang kabel
dengan radius/lingkaran angka delapan lebih kecil atau
mendekati besar lingkaran/radius tempat putaran kabel
dalam cassette.
14. Setelah dibentuk beberapa angka delapan kemudian
kabel dimasukkan kedalam cassette pada tempatnya
dengan cara membalikan kabel yang berbentuk angka
delapan tersebut bertahap/berurutan mulai dari yang
paling terakhir/ujung
15. Kemudian didalam cassette diatur supaya posisinya rapi
dan semua berada dalam jalur yang semestinya.
4.

Fiber Termination Block (FTB)


Untuk konstruksi ODF tertentu setiap satu blok konektor atau
Fiber Termination Block baik yang berkapasitas 12 atau 24

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

37

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

konektor harus memiliki jalur cable guide tersendiri. Hal ini


untuk keperluan kemudahan instalsi, operasi dan maintenance.

5.

Jalur Kabel (Cable Guide)


Jalur kabel (cable guide) harus dimiliki/ada disetiap blok
konektor dan supaya tidak terjadi penumpukan kabel, maka
penarikan jalur kabel harus dibagi/dipecah menjadi dua
bagian. Satu jalur ditarik kearah kiri dan satu lagi ditarik kearah
kanan, jadi jika satu blok konektor kapasitas 12 konektor/port
maka 6 kabel ditarik ke kiri dan 6 kabel ditarik ke kanan.

6.

Kabel Jumper
Untuk kerapian dan ketertiban kabel jumper baik itu berupa
patchcord maupun pigtail panjangnya harus dibuat sesuai jarak
yang diperlukan, walaupun diperlukan slack diusahakan tidak
terlalu panjang (disesuaikan keperluan atau dan nilai estetika).
Penempatan kabel jumper pun tidak boleh mengganggu
perkabelan atau perangkat yang ada di ODF serta sesuai
dengan nilai estetika.

38

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.24 Contoh Jalur Patchcord


3.3.2. Instalasi Rack FTM
Dalam instalasi posisi Rack harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a.

Menentukan posisi rack O-Akses, E-Akses dan ETrans.

b.

Penempatan rack harus memperhatikan kemudahan


dalam penambahan rack untuk ke-depannya.

c.

Jarak rack dari dinding belakang atau samping.

Idealnya jarak rack sebagai berikut:


a.

Jarak dari dinding belakang ke rack adalah 100cm

b.

Jarak dari dinding samping ke rack adalah 100cm

c.

Jarak rack O-Akses ke E-Akses adalah 150cm

Apabila ruangan yang tersedia tidak cukup sesuai dengan


jarak ideal maka minimal jarak yang direkomendasikan dari

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

39

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

dinding ke rack adalah 60cm, dan jarak antar rack O-Akses


dan E-Akses adalah 100cm.

Gambar 3.25 Jarak FTM


3.3.3. Instalasi FTB

Langkah-langkah proses instalasi FTB sebagai berikut :


a)

Instalasi FTB / OTB pada rack dimulai dari bawah


sebagai FTB / OTB nomor 1 (satu).

b)

Untuk tahap awal, FTB / OTB yang dipasang pada rack


komposisinya adalah 2 unit diinstal pada rack O-Akses (
nomer 2 dan 3 ); 2 unit diinstal pada rack E-Akses (
nomer 2 dan 3 ); dan 2 unit diinstal pada rack E-Trans
(nomer 2 dan 7).

40

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.26 Posisi FTB / OTB di rack E Akses dan rack O Akses

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

41

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.3.4. Instalasi Structure


Langkah-langkah dalam proses instalasi structure, sebagai
berikut :
1.

Melakukan pengeboran pada duck / plafon sesuai


ukuran dina bolt yang dipakai.

2.

Pemasangan long drat sesuai ukuran, yang


disesuaikan dengan ketinggian dari lantai dengan
melihat ketinggian rack.

3.

Pemasangan struktur kabel duct

Gambar 3.27 Struktur Kabel Duct


3.3.5. Instalasi Duct Optik
Langkah langkah instalasi duct optik sebagai berikut :
1.

Pemasangan long drat 5/8 x 60 cm pada struktur


dengan menggunakan structur mounting bracket set,
yang disesuaikan dengan jarak antara 60 cm s/d 90
cm.

42

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

2.

Pemasangan duct optik sesuai ukuran dan jarak antar


rack.

3.

Pemasangan elbow 90:.

4.

Pemasangan

Express

exit

(4x4)

diatas

lubang

patchcord.

Gambar 3.28 Tampak atas

Gambar 3.29 Tampak samping

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

43

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Langkah langkah pekerjaan :


1. Pemasangan long drat 5/8 x 100 cm pada duck dengan
menggunakan bracket set, yang disesuaikan dengan jarak
antara 100 cm s/d 150 cm.
2. Pemasangan mesh tray sesuai ukuran dan jarak antar
rack
3. Pemasangan mesh tray yang turun kearah rack untuk
bundle cable, kabel feeder dan kabel grounding.
4. Mesh tray ukuran 20 cm digunakan untuk kabel
grounding dan kabel feeder, mesh tray ukuran 30 cm
digunakan untuk bundle cable.

Gambar 3.30 Mesh Tray Tampak atas

44

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.31 Mesh tray yang turun ke arah rack


5. Instalasi bundle cable melalui wiremesh ukuran 30x10cm
6. Bundle cable SC/PC: ujung konektor SC dihubungkan
dengan OLT, dan ujung satunya diterminasi pada FTB /
OTB di Rack FTM E-Akses.
7. Bundle cable LC/PC: ujung konektor LC dihubungkan
dengan Metro dan OLT, dan ujung satunya diterminasi
pada FTB / OTB Rack E-Trans, ada dua ODF, satu ODF
untuk Metro dan satu lagi untuk Uplink OLT.
8. Dalam instalasi bundle cable harus memperhatikan
kerapian, keamanan fiber dan tidak boleh ada gulungan.
9. Penandaan atau pelebelan pada setiap ujung Bundle
cable harus dilakukan guna mempermudah pemasangan
pada FTB / OTB, dan agar tidak terjadi crossconnect.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

45

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.32 Pelabelan pada ujung bundle cable


3.3.6. Instalasi Patchcord
Langkah-langkah dalam instalasi patchcord adalah sebagai
berikut :
a.

Instalasi patchcord melalui fiber duct dan harus


memperhatikan kerapian, keamanan fiber dan tidak
boleh ada gulungan. Diinstal dari arah depan Rack
FTM, menghubungkan antara O-Akses dan E- Akses.

b.

Penandaan atau pelebelan pada setiap ujung


patchcord harus dilakukan guna mempermudah
pemasangan pada FTB / OTB, dan agar tidak terjadi
crossconnect.

46

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.33 Pelabelan pada ujung patchcord

Gambar 3.34 Urutan pelabelan pada ujung patchcord


3.3.7. Splicing
Pekerjaan splicing dilakukan setelah semua bundle cable
terpasang dan satu sisi bundle cable yang sudah ada
konektornya sampai pada rack yang dituju

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

47

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.35 Mesin splicing


3.4.

Quality Control / Supervisi

3.4.1. Tes & Pengukuran


3.4.1.1. Pengukuran Fisik
Konstruksi ODF secara umum harus kokoh dan kuat
sehingga mampu melindungi fungsi-fungsi perangkat yang
dipasang

didalamnya

terhadap

pengaruh-pengaruh

lingkungan. Konstruksi secara umum dapat terbuat dari


bahan logam, metal, plastik atau fiber glass yang diperkuat
atau bahan-bahan sejenis yang lain.
Bentuk fisik dari perangkat ODF diantaranya sebagai
berikut:
a. Bentuk ODF sedemikan rupa (kotak, kubah atau bentuk
lain) sehingga membentuk ruang yang cukup untuk
menempatkan kelengkapan dan melakukan instalasi
dan pemeliharaan.

48

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

b. Ukuran kotak ODF disesuaikan dengan kapasitas


maksimum sesuai dengan tabel 1 dibawah ini.
c. Kotak dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci,
dilengkapi

mekanisme

pencegahan

terhadap

accidental closing.
Gambar berikut menjelaskan tentang konfigurasi dan
patchcord yang menghubungkan antar FTB
a) Konfigurasi Sistem FTM

Gambar 3.36 Konfigurasi System FTM

Gambar 3.37 Konfigurasi umum FTM

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

49

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

50

ODF yang digunakan dalam sistem FTM dapat


dibedakan atas :
a. ODF equipment side : terminasi fiber
optik dari arah perangkat-perangkat aktif
di ruang lain
b. ODF OSP side : terminasi fiber optik dari
kabel-kabel OSP pelanggan
c. ODF untuk fiber monitoring sistem : ODF
khusus yang berisi coupler untuk probing
sistem pengetesam dan monitoring fiber
optik ke alat ukur.
Metode koneksi fiber optik pada FTM dapat
menggunakan metode cross connect atau
interconnect dimana koneksi antar ODF
menggunakan patchcord.
Penempatan ODF dilakukan dengan konsep
centralized fiber distribution yaiitu ada kumpulan
ODF pada ruang khusus yang terpisah dengan
perangkat
FMS
(Fiber
Monitoring
System)
dapat
ditambahkan di FTM yang digunakan untuk
melakukan pengetesan dan monitoring fiber optik
secara remote
Perangkat FMS berupa optical test unit (OTDR,
WDM coupler dan optical switch) yang diletakkan
di ruang FTM, server dan perangkat client yang
berada di ruang NOC.
Sistem komunikasi antara perangkat server +
optical test unit ke client melalui jaringan data
yang tersedia (LAN/internet)

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

b) Patchcord E Trans

Gambar 3.38 Patchcord E Trans


c) Patchcord E Akses O Akses

Gambar 3.39 Patchcord E Akses O Akses

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

51

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

d) Bundle Cable E-T, E-A to OLT

Gambar 3.40 Bundle Cable E-T, E-A to OLT


e) Bundle Cable E-T to Metro

Gambar 3.41 Bundle Cable E-T to Metro

52

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3.4.2. Pemeriksaan
3.4.2.1. Pemeriksaan Fisik
A. Perangkat ODF
Berdasarkan lokasi penempatanya perangkat ODF
umumnya dipasang di outdoor walaupun bisa saja
dipasang di indoor. Langkah-langkah pemasangan ODF
diantaranya sebagai berikut:
1.

Pasang bagian bawah rak ODF dengan angker


atau dynablot agar terpasang kuat dan kokoh
dilantai.

2.

Pasang rack ODF dengan kokoh dan tidak miring


pada lokasi yang benar dan tidak mengganggu lalu
lintas personil.

3.

Pasang sistem grounding pada rak ODF kemudian


integrasikan dengan pentahanan perangkat yang
lainya yang sudah ada.

4.

Pasang
B. Ketentuan Ruang FTM
Untuk standarisasi ruangan FTM yang digunakan
mengikuti acuan standarisasi ruangan FTM, yaitu :
Tabel 3.3 Ruang FTM
Type Ruang FTM

Jumlah Line Unit ( L U )

Type Kecil

LU 50 K

Type Medium

50 K LU 100 K

Type Besar

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

100 LU 200 K

53

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

1. Tipe Kecil (6500 x 4900) mm

Gambar 3.42 Ruang FTM Tipe Kecil


2. Tipe Medium (9200 x 4700) mm

Gambar 3.43 Ruang FTM Tipe Medium


3. Tipe Besar (10100 x 6400) mm

54

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.44 Ruang FTM Tipe Besar


3.4.2.2. Pemeriksaan Sipil
Pemeriksaan Sipil pada FTM disesuaikan dengan pedoman
pemasangan jaringan fiber optik.
a.

Instalasi Fisik
Instalasi fisik pada pekerjaan FTM di lakukan dengan
menggunakan dokumen pemeriksaan Instalasi Fisik,
dimana pemeriksaan sesuai dengan dokumen standar
atau spesifikasi tekhnis dalam instalasi fisik. Dokumen
pemeriksaan Instalasi Fisik di lampirkan.

b.

Pemeriksaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pemeriksaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada
pekerjaan FTM di lakukan dengan menggunakan form
atau

dokumen

keselamatan

pemeriksaan

kerja,

dimana

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

kesehatan
form

dan

tersebut

55

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

berdasarkan spesifikasi dalam melakukan instalasi


Sipil maupun fisik. Dokumen pemeriksaan kesehatan
dan keselamatan kerja di lampirkan.

3.5.

Laporan dan Administrasi


Pelaporan dan Administrasi dilakukan dengan menggunakan
dokumen Uji terima atau Comm Test, dimana pada
Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan FTM, Dokumen atau
Pelaporan yang di butuhkan adalah :
1) Berita Acara Hasil Comm Test
Waspang TELKOM/ Supervisor PT. Telkom Akses
bertugas untuk mengikuti, menyertai dan mengawasi
pelaksanaan Commissioning Test yang dilakukan oleh PT.
Telkom

Akses

Supervisor/Tenaga

Kerjadan

mengevaluasi semua data hasil Commissioning Test


tentang kebenarannya sebelum menandatangani Berita
Acara Commissioning Test. Hal-hal yang harus dilakukan
oleh Waspang TELKOM/ Supervisor PT. Telkom Akses
pada saat dan setelah selesai dilakukan Commissioning
Test yaitu:
Pastikan hasil visual cek dan hasil ukur/ pengetesan
elektris telah sesuai dengan standar Kontrak sehingga
tidak ada pending item;

56

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT


Pastikan kebenaran volume pekerjaan yang diajukan
oleh PT. Telkom Akses - Supervisor/Tenaga Kerja
yaitu sesuai dengan kondisi aktual di lapangan;
Jika terdapat pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi/
pending item maka Waspang TELKOM/ Supervisor PT.
Telkom Akses harus meminta kepada PT. Telkom
Akses - Supervisor/Tenaga Kerja untuk memperbaiki
dan selanjutnya Waspang TELKOM/ Supervisor PT.
Telkom Akses melaporkan kepada Waslak Harian;
Pastikan bahwa Red line drawing sudah sesuai
dengan kondisi aktual di lapangan;
Pembuatan

BA

Commissioning

Test

(SUP-05)

dilengkapi dengan BoQ Siap UT sebagai dasar


pelaksanaan UT
Menyiapkan Laporan Pekerjaan Selesai 100% (SUP04).
Hasil pengukuran elektris pada saat dilakukan
Commissioning Test nilainya dicatat dalam format
sesuai kebutuhan kontrak.

2) Berita Acara Laporan Uji Terima


Apabila pekerjaan instalasi fisik PT. Telkom Akses Supervisor/Tenaga Kerja sudah selesai sesuai ketentuan
kontrak, PT. Telkom Akses - Supervisor/Tenaga Kerja
akan mengajukan kepada Waslak untuk dilakukan Uji

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

57

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Terima I. Sebagai Waspang TELKOM/ Supervisor PT.


Telkom Akses pastikan kondisi tersebut benar adanya
dan melaporkan kepada Waspang Harian/ OM Project
Manager tentang telah

diselesaikannya

pekerjaan

tersebut dengan melampirkan dokumen persyaratan UT


yaitu:
Hasil Commissioning Test
Laporan Pekerjaan Selesai 100%
Volume pekerjaan / BoQ yang diselesaikan
Red Line Drawing
Berita Acara Perubahan Desain (Lapangan) dan fotofoto instalasi.
Rekomendasi perbaikan bekas galian dari instansi
terkait.
Data-data pendukung dimaksud akan dipakai sebagai
dasar pemeriksaan dan pengetesan oleh Tim Uji
Terima.
Pelaksanaan Uji Terima akan dilakukan oleh Tim Uji
Terima, fungsi Waspang TELKOM/ Supervisor PT.
Telkom Akses

dalam hal ini hanya mendampingi

selama dalam proses uji terima dan membantu untuk


memberikan informasi-informasi yang diperlukan
oleh Tim Uji Terima.

58

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3) Berita Acara Uji Terima


Setelah menerima dokumen Uji Terima Pertama, Waslak
Harian/ OM Project Manager melakukan:
Identifikasi tambah
penambahan

kurang/ perubahan

waktu

lokasi/

pelaksanaan

yang

mempengaruhi kontrak awal berdasarkan hasil


BAUT/ BAUF dibandingkan dengan BA DRM dan atau
BA Tambah Kurang;
Koordinasi dengan User/ Pemilik Anggaran untuk
memastikan bahwa setiap perubahan/ penambahan
nilai kontrak telah tersedia anggarannya dan
membuat

MOM/

BA

Kesepakatan

apabila

dibutuhkan. Apabila tidak ada anggaran maka User/


Pemilik Anggaran melakukan RRA;
Melakukan rekonsiliasi hasil pekerjaan yang telah
diujiterimakan

dan

siap

diserahterimakan

dan

menuangkannya dalam Berita Acara Hasil Rekonsiliasi


sesuai kesepakatan;
Waslak Harian/ OM Project Manager memeriksa
kelengkapan dan keakuratan BA Hasil Rekonsiliasi
dan Lampiran BoQ serta menuangkannya dalam
Checklist BAHR;
Menyerahkan dokumen ke MOS Area untuk diproses
lebih lanjut.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

59

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

4) Form Alat Ukur


Apabila dalam melakukan proses penginstalan fisik atau
sipil tersebut memerlukan alat ukur dalam melakukan
pengukuran. Maka dilakukan uji terima alat ukur yang di
gunakan.
4. Standar operasi perangkat FTM/ODF
Standar pengoperasian FTM/ODF merupakan suatu aturan dan
tatacara melakukan aktivitas crossconnection antara ODF sisi
jaringan (O-Akses) dan ODF sisi perangkat (E-Akses).
Untuk menjaga kerapian dan keteraturan sistem crossconnect,
maka hal-hal yang dapat membuat kesemerautan dan ketidak
teraturan tidak boleh dilakukan, dengan kata lain untuk
pekerjaan crossconnect tidak ada yang bersifat sementara,
semua pekerjaan harus dilakukan dengan benar, rapi dan
berkualitas.
Pekerjaan yang dilakukan pada saat operasi di perangkat
FTM/ODF, sebagai berikut:
4.1 Pemeriksaan kelurusan port ODF
Pemeriksaan kelurusan port dimaksudkan adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memastikan port di sisi ODF sesuai
dengan port di perangkat ODF maupun OTB/FTB di ruang
perangkat (misalnya Ruang transmisi, Ruang Metro atau
OTB perangkat OLT).

60

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Pemeriksaan kelurusan port merupakan suatu tindakan


yang

harus

dilakukan,

karena

akan

mempercepat

pekerjaan provisioning, penambahan perangkat dan


penggunaan port untuk keperluan tertentu, apabila
kegiatan ini tidak dilakukan maka ketidakpastian untuk
menjamin kegiatan sesuai dengan SLG/SLA (Service Level
Garansi/Agreement) sulit dipenuhi.

Material dan peralatan yang digunakan, sebagai berikut:


1) Visual light source/Visible light source 1 pcs
2) Cletop/Clebox/dust off 1 pcs
3) Kaca mata proteksi sinyal cahaya 2 pcs
4) Kertas putik 1 lembar
5) Form check sheet Port
6) Gambar konfigurasi ODF
7) Alat komunikasi (Hand phone/ Handy talky) 2 pcs
8) Patchcord 1 pcs
9) Tangga besi lipat

Pelaksanaan :
1) Perhatikan Gambar konfigurasi ODF, sesuai dengan
gambar pilih FTB yang sesuai arah pemeriksaan (ODC
atau OTB/FTB perangkat)
2) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang petugas di
kedua sisi

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

61

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

3) Perhatikan dan gunakan peralatan HSE/K3LH sesuai


keperluan.
4) Bersihkan

patchcord

yang

akan

digunakan

menggunakan clatop/cle Box/ One click.


5) Koneksikan dengan visual light source
6) Bersihkan

port

yang

akan

diukur

dengan

menyemprotkan dust off


7) Koneksikan patchcord pada port dan visual ligth source
8) On-kan visual light source
9) Petugas yang berada disisi ujung memeriksa kelurusan
port yang diobservasi.
10) Petugas mencatat kesesuaian port pada check sheet
11) Setelah selesai rapikan kembali peralatan.

a. Penjamperan Patchcord antar ODF


Pekerjaan penjamperan patchcord dilakukan saat ada
permintaan koneksi antara O-ODF dan E ODF,
pekerjaan ini harus dilakukan dengan benar dan
berkualitas dengan patchcord yang sesuai baik
konektornya

maupun

panjang

patchcord

digunakan.

62

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

yang

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

O Akses

E Akses

Gambar 4.1 Contoh pemasangan Patchcord di ODF


DILARANG MELAKUKAN PENYAMBUNGAN PATCHCORD
DENGAN PATCHCORD MENGGUNAKAN ADAPTER, KARENA
AKAN MENAMBAH REDAMAN DAN RAWAN TERJADI
GANGGUAN
Material dan peralatan yang diperlukan
1)

Patchcord sesuai dengan jenis konektor dan panjang


yang diperlukan

2)

Patchcord untuk pengukuran 2 pcs

3)

Cletop/ cle box/ one click 2 pcs

4)

Dust off 2 tabung

5)

Kaus tangan anti listrik 2 set

6)

Alat ukur OPM 1 set

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

63

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

7)

Kaca mata anti sinyal cahaya 2 pcs

8)

Pelindung kepala (helm) 2 pcs

9)

Tangga besi lipat

10) Tie kabel


11) Kertas label (sesuai standar pelabelan)
Pelaksanaan :
1)

Setelah menerima order permintaan port, periksa


ketersediaan port yang akan digunakan

2)

Cek ketersediaan peralatan dan dungkuan HSE/K3LH.

3)

Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 orang petugas, masingmasing lokasi 1 orang

4)

Sebelum kalibrasi dan pengukuran bersihkan patchcord


menggunakan cletop.

5)

Lakukan kalibrasi OPM (kalibrasi sesuai dengan


dokumen petunjuk operasi alat ukur)

6)

Cek kualitas port dengan melakukan pengukuran link


menggunakan OPM,

7)

Lakukan pengukuran redaman total link pada port yang


akan digunakan, catat hasilnya, kalau hasilnya tidak
memenuhi standar jaringan fiber optik, lakukan
pembersihan port dengan penyemprotan dust off dan
ulangi pengukuran.

8)

Lakukan pelabelan patchcord sesuai dengan aturan


pelabelan

64

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

9)

Lakukan penarikan patchcord dari O-Akses ke E-akses


secara hati-hati

E Akses

O Akses

Gambar 4.2 Contoh pemasangan Patchcord di ODF dan rute Fiber


duct
TARIKAN PATCHCORD TIDAK BOLEH TERLALU TEGANG
DAN JANGAN SAMPAI TERPILIN (MELILIT) AKAN
MENYEBABKAN BENDING
10) Koneksikan patchcord di port yang telah ditentukan
pada FTB masing-masing sisi ODF.
11) Gunakan alur fiber management untuk mengatur
panjang patchcord yang tersisa.
12) Ikat dengan hati-hati patchcord dan perbaiki ikatan
pada rute yang dilalui.
13) Catat data tambahan penggunaan port ODF pada data
potensi ODF.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

65

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

14) Setelah selesai rapikan peralatan dan simpan di tempat


penyimpanan.

b. Pengaturan rute patchcord pada jalur fiber management


dan fiber duct
Pengaturan rute patchcord dimaksudkan untuk menjaga
agar tidak

terjadi

bending

pada patchcord

dan

melakukan perapian dengan tujuan agar kualitas


crossconnect fiber optik.

Material dan peralatan yang digunakan:


1)

Tie kabel

2)

Kaus tangan

3)

Tangga besi lipat

4)

Pelindung kepala (helm)

Pelaksanaan kegiatan:
1)

Persiapkan

peralatan

yang

diperlukan

dan

dukungan HSE/K3LH
2)

Periksa alur patchcord sepanjang rute mulai dari


FTB sampai rute fiber duct

3)

Lakukan perapian pada patchcord yang kurang rapi


dan rawan bending

4)

66

Ikat dengan tie kabel sesuai dengan keperluannya.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

5)

Setelah selesai rapikan peralatan dan simpan pada


tempatnya.

c. Validasi data port ODF


Validasi data port perlu dilakukan untuk menjaga data
penggunaan

port

dan

mempermudah

petugas

mengetahui kondisi pemakaian port dan kebutuhan


selanjutnya.
Buatlah tabel penggunaan port ke dalam microsoft excel
atau sebuah buku catatan khusus Pemakaian Port FTM,
yang berisi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Nama STO
No. Row FTM
No. Rack FTM
No. FTB
No.Bestray
No. Port
Peruntukan

:
:
:
:
:
:
:

Tabel 4.1 Contoh Tabel Validasi Data Port


Nama STO

No. Row FTM

No. Rack FTM

No. FTB

No.

No.Bastray

Peruntukan

Keterangan

Port

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

67

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

d. Pembuatan Data Potensi ketersediaan Port ODF


Data

potensi

ODF

merupakan

faktor

penentu

ketersediaan port ODF untuk memenuhi permintaan


user, kesesuaian informasi menjadi sangat penting untuk
menjamin SLG/SLA perusahaan dalam menyediakan
layanan kepada pelanggan.
Data potensi ODF dibuat dalam microsoft excel, yang
berisikan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Nama STO
No. Row FTM
No. Rack FTM
No. FTB
Kapasitas
ISI dan Kosong
Keterangan

:
:
:
:
:
:
:

Tabel 4.2 Contoh Data Potensi Port FTM


Nama STO

No. Row FTM

No. Rack FTM

No. FTB

Kapasitas

68

ISI

Kosong

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

Keterangan

FIBER TERMINATION MANAGEMENT


5.Prosedur Pemeliharaan Perangkat FTM/ODF
Prosedur pemeliharaan perangkat FTM/ODF dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
a. Pemeliharaan harian
Prosedur pemeliharaan harian perangkat FTM/ODF yaitu
mencakup kegiatan kebersihan perangkat dan ruangan,
memastikan port-port adapter pada panel FTB yang tidak
digunakan selalu tertutup, pengaturan patchcord mulai dari
keluaran FTM, fiber management dan fiber duct serta
senantiasa melakukan validasi data penggunaan port dari
setiap permintaan link fiber optik yang melalui FTM
tersebut.

Pemeliharaan harian pada perangkat FTM/ODF sebagai


berikut:
1)

Menjaga kebersihan ruangan dan Rack FTM


Kebersihan

ruang

dan

perangkat

FTM

harus

mendapatkan perhatian yang serius, karena ruang FTM


dikondisikan dengan sistem pendingin ruangan (AC),
sehingga kotoran sekecil debu akan ikut tersirkulasi
dengan perangkat AC dan tersebar pada perangkat
FTM, sedangkan debu apabila masuk ke port adapter
atau fearule connector akan meningkatkan redaman
connector pada FTM.
Peralatan yang digunakan:

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

69

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

a) Kuas halus
b) Vacuum cleaner
c) Kabel extender listrik
d) Tangga lipat besi
Pelaksanaan pemeliharaan :
a) Persiapkan peralatan yang diperlukan
b) Sebelum mencolokan listrik perhatikan sumber
tegangan yang dilakukan misalnya 220 Volt (faktor
HSE).
c) Pasang tangga sesuai dengan row yang akan
dikerjakan.
d) Bersihkan setiap permukaan adapter connector
yang mungkin dilakukan dan bagian-bagian rak ODF
(FTB, fiber management dan sudut rak) dengan
kuas sambil debunya divacum dengan vacum
cleaner, mulailah dari FTB paling atas dari setiap
rack ODF.
e) Setelah pembersihan rack selesai, bersihkan ruang
FTM dari debu dengan vacuum cleaner.
f) Setelah pekerjaan pembersihan selesai, rapikan
kembali peralatan yang digunakan dan simpan pada
tempat penyimpanan peralatan.

70

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

2)

Penutupan port yang tidak digunakan


Peralatan yang digunakan :
a) Karet penutup port adapter
b) Dust off (peniup debu)
c) Tangga lipat besi
Pelaksanaan:
a) Semprotkan udara pada port yang terbuka
b) Tutup port adapter yang telah dibersihkan dengan
karet penutup (dop adapter)
c) Setelah selesai pekerjaan, simpan peralatan pada
tempatnya.

b. Pemeliharaan Bulanan
Pemeliharaan bulanan FTM/ODF meliputi pemeliharaan
harian

yang

dilakukan

secara

kontinyu

dan

berkesinambungan ditambahkan dengan pembuatan data


potensi port ODF.
Pemeliharaan bulanan FTM/ODF :
1) Point pemeliharaan harian (pelaksanaan merefer pada
pemeliharaan harian)
2) Pemeliharaan patchcord pada rute fiber duct dan fiber
management ODF
c. Pemeliharaan 6 Bulanan
1)

Melakukan point pemeliharaan Bulanan (kegiatan


merefer pemeliharaan bulanan)

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

71

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

2)

Melakukan pengukuran port yang tidak digunakan


dengan OPM dan OTDR.
a)

Prosedur pengukuran jaringan fiber optik dengan


OPM
Pengukuran jaringan fiber optik dengan OPM
(Optical

Power

Meter)

bertujuan

untuk

mengetahui redaman total jaringan sepanjang


satu span (satu hope), misalnya dari ODF ke ODC.
Material dan peralatan yang digunakan :
- Ligthsource (sebagai sumber sinyal cahaya) 1
unit.
- Power Meter (sebagai penerima cahaya) 1 unit.
- Patchcord SC/UPC 2 pcs
- Adapter SC/UPC 1 pcs
- Kabel extender listrik
- Clatop ( Clat box)/ One click, untuk pembersih
connector, 1 pcs.
- Tangga besi lipat.
Langkah-langkah

pelaksanaan

pengukuran

jaringan fiber optik dengan OPM :


a. Kalibrasi alat ukur :
- Bersihkan patchcord yang akan digunakan.
- Lakukan kalibrasi alat ukur , caranya buat
Konfigurasi sesuai gambar berikut :

72

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Lightsource

Optical Power meter

Gambar 5.1 Contoh Konfigurasi Kalibrasi OPM


- Set ligthsource dan power meter sesuai gambar.
- Setelah konfigurasi sesuai, hidupkan/On-kan
alat ukur.
- Atur panjang gelombang sesuai pengukuran,
misalnya 1550nm atau 1310nm.
- Atur satuan dalam dBm
- Tekan tombol zero pada OPM, sampai muncul
hasil ukur 0 dBm
- Alat ukur sudah dapat digunakan untuk
pengukuran.
b. Pengukuran jaringan :
- Buat konfigurasi pengukuran sesuai gambar
berikut :

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

73

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

ODC

ODF

Optical Power meter

Lightsource

Gambar 5.2 Contoh Konfigurasi Pengukuran


OPM
- On-kan alat ukur
- Posisikan satuan dalam dB
- Baca hasil ukur (hasil ukur adalah yang terbaca
pada power meter)
- Catat hasil ukur redaman jaringan
- Bandingkan dengan hasil ukur 6 bulan
sebelumnya, lakukan analisa.
- Rapikan kembali peralatan dan simpan pada
tempatnya.

b)

Prosedur pengukuran jaringan fiber optik dengan


OTDR
- Buat konfigurasi pengukuran sesuai gambar
berikut :

74

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

ODF

ODC

OTDR

Gambar 5.3 Contoh Konfigurasi Pengukuran


OTDR
- On-kan OTDR
- Set panjang gelombang yang digunakan (1310nm,
1550nm atau 1650nm)
- Set distance range sesuai dengan panjang fiber
optik yang diukur.
- Set IOR
- Tekan tombol start untuk memulai pengukuran
(dalam posisi ini biarkan sistem bekerja sampai
selesai pendeteksi jaringan dan selesai
pengukuran)
- Catat hasil ukur (simpan sebagai data)
- Rapikan dan simpan kembali peralatan.

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

75

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

c)

Melakukan pemeliharaan grounding


Pemeliharaan grounding pada FTM bertujuan
untuk menghindari imbas tegangan dari jaringan
Akses agar tidak merambat masuk ke perangkat
aktif atau sistem telekomunikasi lainnya.
Kegiatannya terdiri dari 2 (dua) kegiatan :
-

Pemeriksaan koneksi baut dan koneksi ke


bar grounding, apabila ada yang lepas
atau kendur bautnya agar segera
disambung dan dikencangkan.

Pengukuran grounding dengan


grounding tester.

6. Prosedur Migrasi FTM


6.1 Latar Belakang
Latar belakang dari penyusunan prosedur migrasi FTM
adalah karena sistem operasi dan prosedur instalasi yang
terjadi di lapangan belum standar. FTM (Fiber Termination
Management) merupakan infrastruktur jaringan akses
berbasis fiber optik khususnya jaringan akses FTTx yang
berada di posisi central office. Perangkat FTM berfungsi
sebagai manajemen terminasi kabel optik pada jaringan
akses dan crossconnect serta interconnection patchcord
antar O-Akses, E-Akses dan E-Trans.

76

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 6.1 Contoh gambar pengaturan manajemen kabel


yang kurang baik

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

77

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

6.2 Persiapan Migrasi FTM


6.2.1

Flowchart skenario migrasi FTM


Berikut merupakan flowchart dari skenario migrasi
FTM

Gambar 6.2 Flowchart skenario migrasi FTM

78

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

6.2.2

Layout ruang FTM


Layout ruangan FTM harus menggambarkan kondisi
ruangan, mulai dari pintu masuk ruangan, tata letak
rack ODF (row), rute kabel masuk (kabel feeder dan
kabel cord bundle ke perangkat), posisi ODF OAkses dan E-Akses serta E-Trans. Termasuk juga
rute kabel duct.

Gambar 6.3 Diagram Blok dalam FTM

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

79

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 6.4 Layout ruangan + rack

Gambar 6.5 Layout ruangan + rack + fiber duct

80

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 6.6 Layout ruangan + rack + wire mesh

6.2.3

Validasi data port ODF dan Equipment Eksisting


1.

Pengecekan port ODF/FTB yang eksisting

2.

Port yang sudah dicek perlu dicatat nomor


port nya supaya tahu port tersebut menuju
ke arah mana serta peruntukannya apa.

6.2.4

Identifikasi patchcord eksisting


1.

Lakukan identifikasi pada patchcord


eksisting.

2.

Pasang label pada patchcord dengan label


yang lebih jelas

6.3 Pelaksanaan Migrasi


6.3.1

Persiapan patchcord pengganti

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

81

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

1.

Gunakan patchcord dengan panjang sesuai


dengan ukuran untuk membuat interkoneksi
antara FTB/OTB O-Akses dengan FTB/OTB EAkses.

2.

Perhatikan patchcord yang akan diinstal harus


rapi, aman dan teratur serta tidak boleh ada
gulungan/slack di fiber duct

6.3.2

Persiapan rute fiber duct


1.

Pilih arah rute penarikan patchcord pada fiber


duct.

2.

Tentukan rute untuk posisi penempatan


patchcord pada fiber duct

3.

Penarikan patchcord harus teratur (jangan


dilakukan secara zig-zag) dengan daya tarik
sedang (jangan terlalu tegang) dan rapi.

6.3.3

Labelling patchcord
1.

Beri label pada kedua ujung patchcord yang


akan terpasang.

6.3.4

Penarikan patchcord
1.

Identifikasi data port

2.

Beri label pada patchcord yang akan ditarik

3.

Sebelum disambung, konektor patchcord


harus dibersihkan terlebih dahulu

4.

Sambungkan patchcord dengan perangkat


yang akan dituju

82

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

5.

Rapikan rute yang akan dilalui oleh patchcord.


Patchcord bisa digabungkan dengan patchcord
yang sudah ada sebelumnya dengan ties.

6.
6.3.5

Hasil akhir harus divalidasi

Koordinasi dengan unit terkait


1.

Identifikasi port perangkat aktif terlebih


dahulu.

Lakukan

pengecekan

pada

port

manakah yang akan menjadi tujuan dari


patchcord yang akan disambungkan.
2.

Pengecekan dan identifikasi port patchcord


yang akan disambungkan

3.

Setelah

port

perangkat

aktif

dan

port

patchcord sudah saling terhubung, lakukan


aktivasi
6.3.6

Persiapan peralatan
1.

Beberapa peralatan yang akan digunakan


untuk migrasi (pembenahan/perapian) adalah
fusion splicer (untuk penyambungan fiber
optik), Optical Power Meter untuk mengukur
redaman, Visual Light Source.

6.4 Switch over


1. Jika penarikan patchcord dan langkah koordinasi dengan
unit terkait sudah selesai dilakukan, maka bisa dilakukan
switch

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

83

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

6.5 Validasi data


1. Lakukan validasi data pada patchcord yang sudah
dirapikan.
6.6 Evaluasi
1. Lakukan pengujian hasil dari pembenahan yang sudah
dilakukan
2. Periksa kesesuaian data dibandingkan dengan hasil
pembenahan yang sudah dilakukan di lapangan.
3. Lakukan validasi sekali lagi untuk hasil akhir dari semua
proses yang telah dilakukan.
6.7 Laporan
1. Membuat laporan hasil dari migrasi patchcord yang telah
dilakukan. Laporan berupa pembandingan hasil setelah
dan sebelum pembenahan, hasil pengukuran/pengujian,
dokumentasi.

84

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT


7.Referensi

PPJ FO Versi 1.0 September 2010

PPJ FTTH Versi 1.0 Desember 2013

STEL L-060-2013 versi 1.1 - SIMPLEX G657A Optik Patch Cord


untuk FTTH

STEL L-053-2011 versi 1.0 - Optical Rossette (OR) sebagai


Terminasi Fiber Optik pada Dinding sesuai BS-4662

STEL L-048-2008 versi 1.0 Optical Distribution Frame

STEL L-055-2012 versi 1.2 - Optical Distribution Frame untuk


Fiber Termination Management

FTM Konet

FTM Fujikura versi 1.1

8.Daftar Istilah

Cable Shaft

: Adalah suatu jalur kabel vertikal utama

dalam suatu gedung

Ceiling Support

: Adalah suatu konstruksi pendukung

runway yang dipasang menempel di langit-langit.

Chamber : Adalah suatu ruangan yang dibangun dibawah


ruangan FTM (Fiber Termination Management), yang
merupakan tempat untuk mengatur jalannya kabel FO dari
luar menuju ke ODF (Optical Distribution Frame).

Conduit/Duct

: Adalah suatu raiseway yang memiliki

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

85

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

bentuk penampang melingkar.

FC connector

: Adalah suatu jenis konektor kabel serat

optik berbentuk bulat dengan metode penguncian putar.

Kabel Indoor

: Kabel fiber optik yang diterminasi di

OTP dan Roset optik.

Ladder
kabel

: Adalah konstruksi untuk menambatkan


yang berbentuk seperti tangga.

Kabel Tieline

: Kabel-kabel yang dipasang untuk

menghubungkan antara dua perangkat jaringan yang


berbeda tetapi dalam satu level.

Optical Distribution Frame (ODF) : Titik terminasi kabel fiber


optik, sebagai tempat peralihan dari kabel fiber optik
outdoor dengan kabel fiber optik indoor dan sebaliknya.
Fungsi lainnya sebagai titik koneksi perangkat ke ODN dan
sebagai titik cross connect antara ODF. Wujud dari ODF
adalah berbentuk rak dan dipasang di sisi sentral maupun
disisi pelanggan (HRB).

Optical Distribution Network (ODN) : Suatu jaringan


transmisi kabel fiber optik antara perangkat OLT dan ONU.

Optical Line Terminal (OLT) : Jenis perangkat aktif yang


merupakan sub sistem dari Optical Access Network yang
berdasarkan teknologi PON, berfungsi sebagai antarmuka
sentral dengan jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih
jaringan distribusi optik.

86

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Optical Management

: Merupakan sistem pendukung

kegiatan operasi pemeliharaan dengan kemampuan untuk


mengukur serta memonitor fluktuasi.

ONT (Optical Network Termination) : Perangkat aktif yang


ditempatkan di sisi pelanggan dan telah dilengkapi port-port
layanan (RJ-11,RJ-45, RF).

Shelter : Bangunan permanen yang sengaja dibuat untuk


menempatkan perangkat-perangkat akses.

Optical Network Unit (ONU) : Jenis perangkat aktif yang


merupakan sub system dari Optical Access Network yang
berdasarkan kepada teknologi PON, berfungsi sebagai
antarmuka pengguna dengan jaringan yang dihubungkan ke
satu jaringan distribusi optik (ODN). Perangkat aktif yang
ditempatkan di sisi jaringan/FTTC atau disisi pelanggan
(FTTB/FTTH) yang masih membutuhkan perangkat tambahan
untuk tiap layanan.

Optical Rosset : Merupakan perangkat tempat terminasi


antara kabel indoor dan patchcord atau pig tail yang
tersambung ke terminal ONT (Optical Network Terminal).

Outlet/Access box : Adalah suatu kotak yang dipasang di


tembok, lantai, atau langit-langit dan digunakan untuk
menambatkan outlet/connector

Inakses Plant

Adalah

suatu

Infrastruktur

telekomunikasi yang ada di dalam ruangan (indoor)

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

87

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Slack Cable

Cadangan

panjang

kabel

untuk

penyambungan

Sleeve

: Adalah lobang berbentuk lingkaran

yang menembus langit- langit atau lantai gedung dan


digunakan sebagai jalur bagi kabel.

Slot

: Adalah hampir sama dengan sleeve,

hanya lubangnya berbentuk persegi.

Splice

: Sambungan dari konduktor atau fiber

dalam suatu closure yang bersifat permanen.

Splitter

: Adalah perangkat yang berfungsi untuk

memperbanyak distribusi jaringan.

Work Area : Ruang tertentu dari


penghuninya

berinteraksi

dengan

gedung

dimana

perangkat/terminal

telekomunikasi.

9.Lampiran

Dokumen : Pemeriksaan kesehatan dan Keselamatan Kerja


Dokumen : Berita Acara Commisioning dan Hasil Ukur
Dokumen : Daftar Pemakaian Alat Ukur Pelaksanaan Uji Terima
Dokumen : Laporan Uji Terima Kesatu (UT-1)
Dokumen : Berita Acara Uji Terima Kesatu (BAUT-1)

88

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Singkatan
DSLAM
FMS
FTM
FTB
GPON
HSE
MSAN
MSOAN
NOC
ODC
ODF
OLT
OPM
OSP
OTDR
OTP
MDF
SLA
STO
SC
WDM

Digital Subscriber Line Access Network


Fiber Monitoring System
Fiber Termination Management
Fiber Termination Block
Gigabit Passive Optical Network
Health Safety Environment
Multi Service Area Network
Multi Service Optical Access Node
Network Operation Center
Optical Distribution Cabinet
Optical Distribution Frame
Optical Line Terminal
Optical Power Meter
Outside Plant
Optical Time Domain Reflectometer
Optical Termination Premises
Main Distribution Frame
Service Level Agreement
Sentral Telepon Otomat
Standard Connector
Wavelength Division Multiplexing

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

89

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Blok dalam FTM .............................................. 7


Gambar 3.2 Contoh Konfigurasi ruangan ODF Sistem Interconnect
8
Gambar 3.3 Layout ruangan + Rack .............................................. 15
Gambar 3.4 Layout ruangan + Rack + Fiber Duct ........................... 16
Gambar 3.5 Layout ruangan + Rack + Wire mesh .......................... 16
Gambar 3.6 Rack FTM .................................................................... 20
Gambar 3.7 FTB ............................................................................. 22
Gambar 3.8 Fiber Duct ................................................................... 22
Gambar 3.9 Wire Mesh Tray .......................................................... 23
Gambar 3.10 Kabel Tray ................................................................ 24
Gambar 3.11 Bundle Cable Tipe SC/UPC ....................................... 24
Gambar 3.12 Bundle Cable Tipe LC/UPC ........................................ 25
Gambar 3.13 Patchcord .................................................................. 25
Gambar 3.14 Connector ................................................................ 26
Gambar 3.15 Contoh Terminasi Kabel FO Indoor pada ODF .......... 29
Gambar 3.16 Terminasi Kabel Fiber Optik Outdoor pada Panel
Konektor ODF ................................................................................. 30
Gambar 3.17 Contoh Terminasi Kabel FO Outdoor pada ODF ....... 30
Gambar 3.18 Pemasangan Kabel Fiber Optik Pada Splice Cassette 31
Gambar 3.19 Contoh Pemasangan Kabel FO pada Splice Cassette 31

90

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.20 Contoh Penyambungan Kabel FO Pada Splice Cassette


........................................................................................................ 32
Gambar 3.21 Contoh Penggulungan Kabel FO pada Splice Cassette
........................................................................................................ 32
Gambar 3.22 Contoh Pengikatan Kabel FO pada Splice Cassette... 33
Gambar 3.23 Instalasi perkabelan didalam cassette 35
Gambar 3.24 Contoh Jalur Patchcord............................................. 39
Gambar 3.25 Jarak FTM.................................................................. 40
Gambar 3.26 Posisi FTB / OTB di rack E Akses dan rack O Akses
........................................................................................................ 41
Gambar 3.27 Struktur Kabel Duct.................................................. 42
Gambar 3.28 Tampak atas ............................................................. 43
Gambar 3.29 Tampak samping....................................................... 43
Gambar 3.30 Mesh Tray Tampak atas ............................................ 44
Gambar 3.31 Mesh tray yang turun ke arah rack........................... 45
Gambar 3.32 Pelabelan pada ujung bundle cable .......................... 46
Gambar 3.33 Pelabelan pada ujung patchcord .............................. 47
Gambar 3.34 Urutan pelabelan pada ujung patchcord .................. 47
Gambar 3.35 Mesin splicing 48
Gambar 3.36 Konfigurasi Sistem FTM ............................................ 49
Gambar 3.37 Konfigurasi umum FTM 49
Gambar 3.38 Patchcord E Trans .................................................. 51
Gambar 3.39 Patchcord E Akses O Akses ................................. 51
Gambar 3.40 Bundle Cable E-T, E-A to OLT .................................... 52
Gambar 3.41 Bundle Cable E-T to Metro........................................ 52

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

91

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

Gambar 3.42 Ruang FTM Tipe Kecil ............................................... 54


Gambar 3.43 Ruang FTM Tipe Medium ......................................... 54
Gambar 3.44 Ruang FTM Tipe Besar .............................................. 55
Gambar 4.1 Contoh pemasangan Patchcord di ODF . 63
Gambar 4.2 Contoh pemasangan Patchcord di ODF dan rute Fiber
duct .. 65
Gambar 5.1 Contoh Konfigurasi Kalibrasi OPM 73
Gambar 5.2 Contoh Konfigurasi Pengukuran OPM 74
Gambar 5.3 Contoh Konfigurasi Pengukuran OTDR .75
Gambar 6.1 Contoh gambar pengaturan manajemen kabel yang
kurang baik .... 77
Gambar 6.2 Flowchart skenario migrasi FTM 78
Gambar 6.3 Diagram Blok dalam FTM . 79
Gambar 6.4 Layout ruangan + rack . 80
Gambar 6.5 Layout ruangan + rack + fiber duct . 80
Gambar 6.6 Layout ruangan + rack + wire mesh 81

92

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

FIBER TERMINATION MANAGEMENT

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tools . 17


Tabel 3.2 Ruang FTM 51
Tabel 4.1 Contoh Tabel Validasi Data Port 67
Tabel 4.2 Contoh Data Potensi Port FTM . 68

PT. TELKOM AKSES KD/OSP

93

You might also like