Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

GAMBARAN SATURASI OKSIGEN PADA PENDERITA ASMA DI RSUD.

Prof. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI MOJOKERTO


* M.Sajidin, Eka Nur Soemah, Ian Supramono
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Abstract
Oxygen saturation affects the cerebral blood flow (ADO) and intrakranial
pressure. The background of this study is that in theory the organs in the body
requires oxygen supply is sufficient in order to function optimally and effectively.
If low oxygen saturation, many health problems can occur which occurred
hypoxemia. Symptoms may include fatigue, confusion, headache, and shortness of
breath that. Because oxygen is needed in the brain and heart constantly, brain
damage or death can occur if the blood oxygen level is too low (Musliha, 2010).
This research is descriptive. The study was conducted at Hospital Prof. Dr.
Soekandar Mojosari Mojokerto, in May 2015 the number of respondents were 46
patients who met the inclusion criteria. Instrument data collection using
observation sheets oxygen saturation. From the results, the oxygen saturation in
patients with asthma as many as 28 people (59.6%) with abnormal oxygen
saturation, as many as 19 people (40.4%) with normal oxygen saturation.
Measurement of oxygen saturation is indicated when a patient falls into the
possibility of respiratory failure and then requires more intensive management.
The value of oxygen saturation through pulse oximetry obtained unreliable in a
state of cardiac arrest, shock, use of medication vasokontriktor, administration by
intravenous dye that colors the blood, severe anemia, and high carbon dioxide
levels (Smeltzer and Bare, 2002). Picture oxygen saturation in patients wit asthma
are mostly normal.
Keywords: Oxygen Saturation
PENDAHULUAN
Asma merupakan masalah

meningkatnya respon saluran napas

kesehatan di seluruh dunia, baik di

berbagai stimulant. Inflamasi kronik

negara maju maupun di negara-

ini akan menyebabkan penyempitan

negara

(obstruksi)

sedang

berkembang.Asma

(hipereaktivitas bronkus) terhadap

saluran

napas

yang

adalah penyakit inflamasi kronik

reversible, membaik secara spontan

saluran

dengan

napas

yang

melibatkan

atau

tanpa

pengobatan.

berbagai sel imun terutama sel mast,

Gejala yang timbul dapat berupa

eosinofil,

batuk,

neutrophil

limposit

T,

makrofag,

dan sel epitel,

serta

sesak

nafas

(Smeltzer&Bare,2002).

dan

mengi

Organ-organ dalam tubuh

sesak napas, frekuensi napas 35

membutuhkan suplai oksigen yang

x/menit, nadi cepat dan dangkal,

cukup agar fungsinya lebih optimal

serta sianosis (Tarwoto & Watonah,

dan efektif.Jika saturasi oksigen

2010).

rendah, berbagai masalah kesehatan


dapat

terjadi

diantaranya

terjadi

Hampir 44 juta penduduk di


Asia Timur atau daerah Pasifik

hipoksemia.Gejala dapat termasuk

menderita

kelelahan, kebingungan, sakit kepala,

pravalansi dan laporan yang ada

dan sesak kalau bernapas.Karena

menunjukan variasi yang besar di

oksigen diperlukan dalam otak dan

daerah itu, di Cina terdapat variasi

jantung terus menerus, kerusakan

prevalensi asma sebesar 10 kali lipat.

otak atau kematian dapat terjadi jika

Para ahli percaya bahwa peningkatan

tingkat oksigen darah terlalu rendah

prevalensi asma yang signifikan akan

(Musliha, 2010).

dilaporkan

Hipoksia

merupakan

keadaan

kekurangan

jaringan

atau

pemenuhan

oksigen

tidak

di

adekuatnya

kebutuhan

oksigen

di

Cina

Cina.

bahwa

Varnell,

akan

dunia

menyebabkan
Margaret

2013).Berdasarkan

Sistem

Informasi

seluler.Pada

yang

(SIRS)

di

mengalami hipoksia dapat atau tanpa

bahwa

angka

disertai

penyakit

hipoksemia.Hipoksemia

peningkatan

(Clark,

penggunaan oksigen pada tingkat


asma

Mereka

penambahan 20 juta pasien asma di

diinspirasi

pasien

meskipun

absolut prevalensi asma sebesar 2%

seluruh

meningkatnya

di

meramalkan

seluler akibat defisiensioksigen yang


atau

asma,

Rumah

Indonesia

asma

data
Sakit

didapatkan

kematian
adalah

akibat
sebanyak

sendiri merupakan keadaan di mana

63.584 orang (Depkes, 2014). Dari

terjadi

konsentrasi

hasil study pendahuluan pada tanggal

oksigen dalam darah arteri (PaO2)

20 mei 2015 data pasien yang ada di

atau saturasi O2 arteri (SaO2) di

RSUD Prof. Dr Soekandar bulan

bawah normal<95% (normal PaO2

januari-april

85-100

95-

sebanyak 197orang. Dari data pasien

100%).Hipoksemia ditandai dengan

tersebut rata-rata gambaran saturasi

penurunan

mmHg,

SaO2

2015pasien

asma

oksigen <95% yang di peroleh dari


rekam medik.
Asma dapat timbul pada

Dampak

dari

oksigen

menimbulkan

kronik

dapat

penurunan
hipoksia

mengakibatkan

berbagai usia dan dapat menyerang

eritropoisis. Peningkatan viskositas

pada semua jeniskelamin namun dari

darah yang terjadi sekunder akibat

waktu

polisitimia akan menaikkan tekanan

ke

waktu

kecenderungan

terlihat
peningkatan

penderita.Berbagai

penelitian

arterial

pulmonalis

ditambah

lagi

dan

oleh

dengan
kenaikan

menyebutkan bahwa dibeberapa kota

resistensi vaskuler pulmonalis yang

besar

Indonesiamenyebutkan

timbul akibat hipoksia, selanjutnya

prevalensi asma berkisar 3,8% -

akan menaikkan tekanan ventrikel

6,9% (Samsuridjal D, 2000).

kanan hingga turut menyebabkan

untuk

di

Darah memerlukan oksigen

atau memperberat kor pulmonale.

dapat

dengan

Kondisi ventilasi abnormal yang

oksigen

dalam

terdapat pada individu yang sangat

membuat

tubuh

obese

berfungsi

baik.Kekurangan
darah

bisa

mengalami

masalah

serius.Selain

dapat

hipoventilasi

menyebabkan
alveolar

dan

olahraga dan transfusi darah, nutrisi

mengakibatkan gangguan saturasi

tertentu juga bisa meningkatkan

arterial,

oksigen dalam darah. Salah satu

serta

indikator yang sangat penting dalam

pickwickian). Sindroma tersebut juga

supply oksigen didalam tubuh adalah

terlihat

Oksigen

nonobese(sindroma

saturasi

(SpO2). Arena

eritrositosis,

hiperkapnia

somnolensia

(sindroma

pada

individu
apnea

waktu

oksigen saturasi bisa menunjukkan

tidur) dengan penurunan sensitivitas

apakah hemoglobin dapat mengikat

pusat respirasi terhadap CO2 yang

oksigen

mungkin

atau

tidak.Sehingga

kekurangan oksigen yang beresiko

berperan

dalam

menimbulkan sindroma ini.

pada kerusakan organ-organ penting

Berdasarkan fenomena di

didalam tubuh dan kematian dapat

atas, maka peneliti tertarik untuk

ditanggulangi.

meneliti Saturasi oksigen pada


penderita

asma.

Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

untuk

mendiskripsikan

saturasi

oksigen

Juni 2015 sampai dengan 30 Juni


2015.

pada penderita asma di RSUD. Prof.


Dr. Soekandar Mojokerto.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti
memakai

metode

penelitian

deskriptif. Populasi dalam penelitian


ini adalah semua pasien asma di
RSUD.

Prof.

Dr.

Soekandar

Mojokerto. yang berjumlah 51 orang.


Sampelnya adalah penderita asma
yang berjumlah 47 orang. Penelitian
ini diambil dengan menggunakan
non

probability

consecutive

yaitu

sampling.

jenis
Dengan

menggunakan kriteria inklusi; 1)


Pasien asma, 2) Pasien rawat inap
dan rawat jalan, 3) Data sekunder
(Rekam Medis). Sedangkan kriteria
eksklusi; Pasien asma yang disertai
penyakit peserta (Hipertensi, Gagal
ginjal

kronis).

Variabel

HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
Tabel 1.1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur di
RSUD Prof. Dr. Soekandar
Mojosari
Kabupaten
Mojokertotanggal 1 Mei 31 Mei
2015
N
o

UmurRespo
nden

Frekue
nsi (f)

1
2
3
4

21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
> 50 tahun
Total

6
13
16
12
47

Prose
ntase
(%)
12,8
27,7
34
25,5
100

table

di

Berdasarkan

dalam

atas

Saturasi

didapatkan data bahwa sebagian

Oksigen. Instrumen yang digunakan

besar responden berumur antara 41-

adalah

50

penelitian

ini

pulse

adalah
oksimetri.

Lokasi

tahun

yaitu

sebanyak

16

penelitian ini adalah di RSUD. Prof.

responden (34%).

Dr. Soekandar Mojokerto. Waktu

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi


responden
berdasarkan
jenis
kelamin di RSUD Prof. Dr.
Soekandar Mojosari Kabupaten

penelitian dimulai pada tanggal 15

Mojokerto tanggal 1 Mei 31 Mei


2015
N
o

Jeniskelam
in

Frekuen
si (f)

1
2

Laki-laki
Perempuan
Total

22
25
47

Berdasarkan

tabel

Prosen
tase
(%)
46,8
53,2
100

di

atas

Kabupaten Mojokerto tanggal 1


Mei 31 Mei 2015
N
o

SaturasiOksigen
penderitaAsma

Frek
uensi
(f)

1.

Normal (95100%)
Tidak normal (<
95%)
Jumlah

19

Pro
sent
ase
(%)
40,4

28

59,6

2.

didapatkan data bahwa sebagian

Berdasarkan

besar responden berjenis kelamin


perempuan

yaitu

sebanyak

25

didapatkan

data

47

tabel

100

di

bahwasa

atas
turasi

oksigen penderita asma sebagian

responden (53,2%).

besar di katagorikan tidak normal


(<95%), yaitusebanyak 28 responden
(59,6%).
Tabel 1.3 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pekerjaan
di RSUD Prof. Dr. Soekandar
Mojosari Kabupaten Mojokerto
tanggal 1 Mei 31 Mei 2015
N
o

Pekerjaan

1.

Karyawansw
asta
Petani/buruh
Tidakbekerja
Wiraswasta
Jumlah

2.
3.
4.

Frekue
nsi (f)
9

Prose
ntase
(%)
19,1

18
4
16
47

38,3
8,5
34,1
100

Berdasarkan tabel di atas di


dapatkan data bahwa sebagian besar
pekerjaan

responden

berprofesi

sebagai petani atau buruh yaitu


sebanyak 18 responden (32,1%).
2. Data Kusus
Tabel 2.1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan saturasi
oksigen penderita asma di RSUD
Prof. Dr. Soekandar Mojosari

PEMBAHASAN
Berdasarkan

tabel

2.1,

didapatkan bahwa pada penderita


asma dengan saturasi oksigen <95%
sebagian besar 28 orang (59,6%).
Saturasi

oksigen

adalah

ukuran

seberapa banyak prosentase oksigen


yang

mampu

hemoglobin.

dibawa
Oksimetri

oleh
nadi

merupakan alat non invasive yang


mengukur saturasi oksigen darah
arteri pasien yang dipasang pada
ujung jari, ibu jari, hidung, daun
telinga atau dahi dan oximetry nadi
dapat

mendeteksi

hipoksemia

sebelum tanda dan gejala klinis


muncul

(Kozier&Erb,

2002).

Pengukuran saturasi oksigen dapat

perubahan kadar Hb, sirkulasi yang

dilakukan dengan beberapa tehnik.

buruk,

Penggunaan

nadi

gerakan berlebihan), ukuran jari

merupakan tehnik yang efektif untuk

terlalu besar atau terlalu kecil, akral

memantau

dingin, denyut nadi terlalu kecil,

oksimetri
pasien

terhadap

aktivitas

perubahan saturasi oksigen yang

adanya

kecil atau mendadak. Oksimetri nadi

(Kozier&Erb, 2002).

adalah

metode

pemantauan

non

cat

(menggigil

kuku

Tubuh

atau

berwarnagelap

manusia

normal

invasivese cara kontinu terhadap

membutuhkan pasokan oksigen yang

saturasioksigen hemoglobin. Pulse

konstan untuk berfungsi secara sehat.

oximetry

pengukuran

Kadar oksigen rendah dalam darah

saturasi oksigen (SaO2). Hal ini

dapat menyebabkan kondisi medis

perlu dilakukan pada seluruh pasien

yang serius dan mengancam jiwa.

dengan

Kadar oksigen yang normal dalam

merupakan

asma

akut

mengeksklusi

untuk

hipoksemia.

Pengukuran

saturasi

diindikasikan

saat

kisaran

antara

95-100%.

Jika

oksigen

persentase berjalan berjalan dibawah

kemungkinan

saturasi oksigen normal atau turun

pasien jatuh kedalam gagal nafas dan

bahkan

kemudian

menunjukkan

memerlukan

kurang

dari

80%,

bahwa

ini
darah

penatalaksanaan yang lebih intensif.

mengandung tingkat oksigen yang

Nilai

yang

sangat rendah. Jika oksigen turun

didapatkan melalui oksimetri nadi

dibawah normal (yaitu <95%), ada

tidak

kemungkinan

keadaan

saturasioksigen
dapat

diandalkan

dalam

jantung,

syok,

henti

penyakit

tubuh

mengalami

pernafasan

seperti

penggunaan medikasi vasokontriktor,

hipoksemia.

pemberian zat warna per intra vena

merupakan keadaan di mana terjadi

yang mewarnaidarah, anemia berat,

penurunan

dan kadar karbon dioksida tinggi

dalam darah arteri (PaO2) atau

(Bare,

yang

saturasi O2 arteri (SaO2) di bawah

akuratan

normal <95% (normal PaO2 85-100

2002).

mempengaruhi

Factor
ketidak

pengukuran saturasi oksigen yaitu:

mmHg,

Hipoksemia
konsentrasi

SaO2

sendiri
oksigen

95-100%).

Hipoksemia ditandai dengan sesak

penurunan

napas, frekuensi napas 35 x/menit,

dalam darah arteri (PaO2) atau

nadi cepat dan dangkal, serta sianosis

saturasi O2 arteri (SaO2) di bawah

(Tarwoto & Watonah, 2010).

normal <95%. Gejala dapat termasuk

Asma

merupakan

konsentrasi

oksigen

masalah

kelelahan, kebingungan, sakit kepala,

kesehatan di seluruh dunia, baik di

dan sesak kalau bernapas. Karena

negara maju maupun di negara-

oksigen diperlukan dalam otak dan

negara sedang berkembang. Asma

jantung terus menerus, kerusakan

adalah penyakit inflamasi kronik

otak atau kematian dapat terjadi jika

saluran

tingkat oksigen darah terlalu rendah

napas

yang

melibatkan

berbagai sel imun terutama sel mast,


eosinofil,

limposit

neutrophil

T,

(Musliha, 2010).

makrofag,

dan sel epitel,

serta

Hasil penelitian menunjukkan


kesesuaian antara fakta dilapangan

meningkatnya respon saluran napas

dengan

(hipereaktivitas bronkus) terhadap

saturasi

berbagai stimulant. Inflamasi kronik

terhadap usia, jenis kelamin, dan

ini akan menyebabkan penyempitan

pekerjaan pada penderita asma.

(obstruksi)

saluran

yang

oksigen

ada

dimana

berpengaruh

yang

Berdasarkan tabel 1.1 di atas

reversible, membaik secara spontan

didapatkan data bahwa sebagian

dengan

besar responden berumur antara 41-

atau

napas

teori

tanpa

pengobatan.

Gejala yang timbul dapat berupa

50

batuk,

responden

sesak

nafas

dan

mengi

tahun

yaitu

sebanyak

(34%).

Umur

16
juga

(Smeltzer & Bare, 2002). Organ-

mempengaruhi nilai PaO2 dimana

organ dalam tubuh membutuhkan

setiap penambahan umur satu tahun

suplai oksigen yang cukup agar

usia diatas 60 tahun dan PaO2 80

fungsinya lebih optimal dan efektif.

mmHg maka terjadi penurunan PaO2

Jika

sebesar 1 mmHg. (Astowo, 2005)

saturasi

oksigen

rendah,

berbagai masalah kesehatan dapat


terjadi

terjadi

didapatkan data bahwa sebagian

sendiri

besar responden perempuan yaitu

merupakan keadaan di mana terjadi

sebanyak 25 responden (53,2%).

hipoksemia.

diantaranya

Berdasarkan tabel 1.2 di atas

Hipoksemia

Responden
perempuan

berjenis
lebih

banyak

kelamin

manusia

akan

menghasilkan

karena

perubahan dalam konsumsi oksigen,

adanya hipotesis dari observasi yang

heart rate, temperature tubuh dan

menunjukkan tidak ada perbedaan

perubahan senyawa kimia dalam

ratio diameter saluran pernafasan

tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan

laki laki dan perempuan setelah

oleh Davisdan Miller menjadi tiga

berumur 10 tahun, kemungkinan

kelompok besar, sebagai berikut :

disebabkan perubahan ukuran rongga

1. Kerja total seluruh tubuh, yang

dada yang terjadi pada masa puber

mempergunakan sebagian besar

lakilaki dan tidak padaperempuan.

otot biasanya

Predisposisi

pertiga atau tiga perempat otot

mengalami

perempuan
asma

lebih

yang
tinggi

padalakilaki mulai ketika masa


puber, sehingga prevalensi asma
pada anak yang semula lakilaki
lebih tinggi dari pada perempuan
mengalami perubahan dimana nilai
prevalensi pada perempuan lebih
tinggi

dari

padalaki-laki

tubuh.
2. Kerja

sebagian

membutuhkan

otot,
lebih

dua

yang
sedikit

energy expenditure karena otot


yang digunakan lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot yang di
gunakan untuk menghasilkan gaya
konstraksi otot.

(Gina,

2006).

melibatkan

Hasil penelitian ini di dukung


olehpenelitian dari Ni Made Wedri

Berdasarkan tabel 1.3 di atas


didapat kan data bahwa sebagian
besar pekerjaan responden berprofesi
sebagai petani atau buruh yaitu
sebanyak 18 responden (32,1%).
Secara umum jenis kerja dibedakan
menjadi dua bagian yaitu kerjafisik
(otot) dan kerja mental. Padakerja
mental pengeluaran energy relative

(2013) di RSU Bali dengan judul


Saturasi Oksigen Perkutan dengan
Derajat

Keparahan

menunjukkan

adanya

yang
saturasi

oksigen tidak normal pada sebagian


besar penderita asma. Hasil analisis
tersebut menunjukkan ada hubungan
yang

berarti

perkutan

saturasi

oksigen dengan serangan asma.

kecil dibandingkan dengan kerja


fisik dimana pada kerja fisik ini

Asma

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian


yang berjudul gambaran saturasi
oksigen pada penderita asma di

keperawatan

Mojokerto

responden

di

pada

dapatkan

47

bahwa

saturasi oksigen pada penderita asma


didapatkan 59,6% dengan saturasi
oksigen tidak normal, 40,4% dengan

mencegah

terjadinya hipoksemia
3. Bagi peneliti
Selain

RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari


Kabupaten

untuk

masalah

gambaran

saturasi oksigen, peneliti selanjutnya


dapat

mengidentifikasi

pengaruh

pemberian O2 masker pada penderita


asma,

yang

kemungkinan

mempunyai

berpengaruh

pada

saturasi oksigen.

saturasi oksigen normal.

DAFTAR PUSTAKA
SARAN
1. Bagi penderita asma
Menjaga agar tidak kambuh dengan

Hidayat, A.Aziz. (2009).Metode


Penelitian Keperawatan dan
Tekhnik
Analisis
Data.Jakarta:
SalembaMedika

cara menjaga pola hidup yang sehat


dan menghindari faktor alergi yang
bisa

menyebabkan

asma

seperti

debu, udara dingin, dan sebagainya.


2. Bagi tenaga kesehatan
a) Meningkatkan saturasi oksigen
dengan cara pemberian oksigen
dengan segera.
b) Untuk member pelayanan yang
baik dan tepat dalam menangani
pasien asma.
c) Diharapkan lebih menyadari akan
arti pentingnya saturasi oksigen
pada penderita asma sehingga
tepat dalam melakukan tindakan

Andarmayo,
Sulistyo.
(2012).
Kebutuhan Dasar Manusia
(oksigenasi).
Yogyakarta:
GrahaIlmu
Astowo,
Pudjo.(2005).
Terapioksigen: Ilmu Penyakit
Paru. Bagian Pulmonologi
dan Kedokteran Respirasi.
Jakarta: FKUI
Guyton & Hall.(2008). Buku Ajar
FisiologiKedokteran.Jakarta:
EGC
Kozier, B., dan Erb, G., 2002, Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan:
Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta:
EGC

Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep,
Proses,
dan
Praktik/Penulis
Volume
II.Jakarta: EGC

Nursalam.
(2010).
Konsepdan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba Medika

Kozier & Erbs. (2009). Buku Ajar


Praktik Keperawatan Klinis.
Jakarta: EGC

Perry & Potter. (2005). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif dkk. (2008). Kapita


Selekta Kedokteran Edisi
3.Jakarta: Media Acsculapius
Marilynn E, Doengoes, M.E.(2000).
Rencana
Asuhan
Keperawatan,
Edisi
3.Jakarata: EGC
Muttaqin, Arif.
(2008). Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Gangguan
Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba
Medika
Notoadmodjo. (2010). Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta

Potter.

(2006).
Fundamental
keperawatan Vol I.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Salmin. (2000). Kadar Oksigen


Terlarut di perairan sungai
dadap, Goba, Muara karang
dan Teluk Banten.
Smeltzer, C.S & Bare, B G., (2002).
Buku
ajar
keperawatan
medikal bedah. Vol. 3.
Jakarta: EGC
Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar
Manusia
dan
Proses
Keperawatan
Edisi
3.
Jakarta: SalembaMedika

You might also like