Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 2-2
Jurnal 2-2
Jurnal 2-2
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Pendahuluan
Keberadaan majalah bila dibandingkan dengan buku, surat
kabar, dan aneka macam produk media massa cetak lainnya, majalah
Meskipun
buku
dan
suratkabar
tampak
begitu
lebih
dahulu
melakukan
jurnalisme
interpretatif
untuk
menggambarkan
dan
mendisain
sampul
majalah
dengan
grafis
yang
informatif
serta
memikat.
Meskipun
menunjang
pesan
yang
terkandung
agar
memudahkan
dan
konotasi
(makna
tahap
selanjutnya).
Setelah
Rumusan Masalah
Apa
makna
simbol-simbol
terkait
isu
pemilihan
umum
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
makna simbol-simbol dalam sampul Majalah Tempo edisi Bulan AprilJuni 2014 terkait isu pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden
pada pemilihan umum tahun 2014.
Tinjauan Pustaka
a. Majalah Sebagai Media Massa
Majalah merupakan salah satu produk media massa yang
paling populer karena memiliki daya tarik visual yang sangat kuat
dan berlangsung seketika
aktual
yang
patut
diketahui
pembaca,
dan
menurut
waktu
mingguan
dengan
peliputan
mendalam
(in-depth
adanya
singkatan-singkatan
serta
adanya
kebiasaan
lebih
ilustrasi
berkesan,
dan
gambar
karena
digunakan
pembaca
akan
agar
lebih
pesan
mudah
(1999:47)
juga
menambahkan
tentang
Membuat
corak
tertentu
pada
suatu
tulisan
yang
dan
memutuskan
suatu
problema,
kemudian
d. Pendekatan Semiotika
Semiotika adalah ilmu tanda, istilah tersebut berasal dari
bahasa Yunani semeion yang berarti tanda. Tanda terdapat dimanamana: kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu
suatu
mengeskploitasi
masyarakat
saluran
atau
komunikasi
budaya
yang
atau
untuk
tersedia
untuk
mentransmisikannya.
3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada
gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tandatanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.
Sementara
itu,
bagi
Roland
Barthes,
semiologi
hendak
10
tanda
adalah
peran
pembaca
(the
reader).
Barthes
5. Connotative
Signified (Petanda
Konotatif)
6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)
Sumber:
Paul
Cobley
&
Litza
Jansz.
1999.
Introducing
denotasi
(pemaknaan
tahap
pertama)
bersifat
secara
11
Sedangkan
makna
dihubungkan
konotatif
dengan
merupakan
kebudayaan
yang
pemaknaan
tersirat
di
yang
dalam
konotasi
menjadi
perwujudan
mitos
yang
sangat
berpengaruh.
Mitos
berfungsi
untuk
mengungkapkan
dan
memberikan
12
sehingga
pemilihan
nama
masih
14
Jusuf Kalla menjadi nama yang memiliki potensi paling tinggi untuk
mendampingi Joko Widodo berlaga dalam pemilihan presiden. Melihat
pengalaman, latar belakang politik, dan kapabilitas yang dimiliki Kalla, tidak
mengherankan bila PDIP lebih condong untuk memilihnya meskipun tidak
menutup kemungkinan ada beberapa nama calon lainnya.
sosok
laki-laki
yang
dibelakang
yang
15
16
Korpus 6), pemilihan calon wakil presiden (Korpus 3, Korpus 4, dan Korpus 5),
keadaan internal partai politik pengusung calon presiden (Korpus 2), dan Isu-isu
politik yang mewarnai masa kampanye presiden (Korpus 7 dan Korpus 8).
Pengambaran kedelapan sampul Majalah Tempo edisi Bulan April Juni
2014 terlihat tidak berimbang dan memiliki kecondongan pada salah satu
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilihan umum presiden
2014. Seperti yang terlihat pada Korpus 1, dimana penggambaran sosok laki-laki
yang diintepretasikan sebagai Joko Widodo berada di posisi lebih atas dibanding
dengan sosok laki-laki yang diintepretasikan sebagai Prabowo Subianto.
Penempatan sosok Jokowi pada bagian tengah halaman bertujuan agar pembaca
melihat sosok Jokowi menjadi point of interest. Mata pembaca akan selalu tertarik
pada pusat dari suatu pengamatan, sehingga yang di tengah akan selalu menarik
perhatian (Arsad, 1984:37). Serta posisi penempatan Jokowi yang berada diatas
Prabowo hendak menyampaikan kepada pembaca bahwa Jokowi lebih unggul bila
dibandingkan dengan Prabowo. Raut wajah Jokowi juga terlihat lebih ceria dan
santai saat meniup seruling bila dibadingkan dengan Prabowo yang terlihat lebih
tegang dan ngotot. Penggambaran ini juga dapat diintepretasikan dengan
elektabilitas dari keduanya. Elektabilitas Jokowi yang mengungguli Prabowo
dikaitkan dengan usaha mencari dukungan yang terlihat percaya diri dan santai,
tidak demikian dengan yang dilakukan Prabowo.
Keberpihakan juga tergambar pada Korpus 5 dimana pada gambar
terlihat sosok Prabowo yang menaiki kuda mainan yang bergerak bila dimasuki
koin dan sosok Hatta Rajasa. Pandangan sinis ditujukan kepada pasangan
Prabowo-Hatta dengan tambahan headline Duet Kepepet pada sampul terkesan
ingin menyampaikan pesan bahwa mereka merupakan pasangan tidak ideal. Hatta
terlihat memasukan koin kedalam mesin mainan, ini menunjukan hubungan
keduanya bahwa Hatta menyokong dari segi ekonomi atas biaya kampanye dan
persiapan pencalonan keduanya. Majalah Tempo juga ingin menyampaikan bahwa
sosok Prabowo memiliki angan yang terlalu tinggi, penggambaran penampilan
seperti pahlawan dan menunggangi kuda mainan dengan suasana pasar malam.
Hal ini sebagai bentuk sindiran keras, dimana Tempo memberikan gambaran
17
mengenai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang tidak ideal dan
hanya menjadi idola pasar malam.
Penggambaran yang sebaliknya ditujukan kepada Jokowi, kesan lebih
positif dan mendukung terlihat pada gambar beberapa sampul yang menjadi obyek
penelitian. Perbedaan bentuk dukungan inilah yang menjadikan Majalah Tempo
terkesan tidak seimbang dan berpihak kepada pasangan calon Joko Widodo dan
Jusuf Kalla.
Saran
1. Untuk penelitian berikutnya, penelitian dengan kajian semiotika diharapkan
dapat lebih dikembangkan. Pemaknaan setiap simbol menjadikan penulis
untuk dituntut lebih kritis dan teliti untuk mengkaitkan dengan interteks
sumber lainnya.
2. Menurut pandang
subyektif
penulis,
pemahaman
simbol
dan
Daftar Pustaka
Adham, Sarah Ahmed. (2012). A Semiotic Analysis of the Iconic
Representation of Women in the Middle Eastern Media. Tesis.
United Kingdom: The University of Birmingham.
Aiello, Giorgia. (2006). Theoretical Advances in Critical Visual Analysis:
Perception, Ideology, Mythologies, and Social Semiotics.
Journal of Visual Literacy Vol.26 No.2.
Ardianto, Elvinaro & Lukiati Komala. (2007). Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Berger, Arthur Asa. (2010). Pengantar Semiotika, Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media.
Yogyakarta: Jalasutra.
Fiske, John. (1990). Introducing to Communication Studies: Sebuah
Pengantar Paling Komperhensif. Yogyakarta: Jalasutra.
18
19