Professional Documents
Culture Documents
Types 4th-Generation
Types 4th-Generation
Multiple bottles
Separate etching with phosphoric acid called total-etch or etch and rinse
5th-generation
Separate etching with phosphoric acid called total-etch or etch and rinse
Two bottles, Liquid 1 acidic primer, Liquid 2 adhesive; acidic primer applied
to tooth first, followed by adhesive
Light-cured formulation
Water solvent
Several products (Clearfil LINER BOND 2V, Nano-Bond, Prelude SE) have
separate catalysts for dual curing
Two bottles or unit dose containing acidic primer and adhesive; a drop of each
liquid is mixed and applied to the tooth
Light-cured formulation
Water solvent
7th-generation
Water solvent
Some products (Clearfil DC BOND, Futurabond DC, Xeno IV Dual Cure) have
separate catalysts for dual curing
Glossary of terms
Adhesive resin used to bond the composite to the primed tooth surface.
Etchant typically phosphoric acid used to clean and demineralize the tooth
surface, used primarily for 4th- and 5th-generation bonding agents.
Inverted cone tensile test test for measurement of tensile bond strength
developed by Dr. John Powers at the University of Michigan in 1986.
Modified smear layer result of self-etching primers that modify and combine
with the smear layer rather than removing it.
Primer hydrophilic monomer used to wet and penetrate the tooth surface.
Self-cured bonding agent bonding agent with catalyst that allows self curing
without light activation.
Self-etching (acidic) primer primer with acid groups producing low pH that
interact with tooth structure and resin adhesives.
Smear layer layer of tooth structure produced when enamel and dentin are
ground with aDIAMOND or carbide bur. This layer must be removed or modified
for good bond strengths.
Ultradent bond strength test test for measurement of shear bond strength
(SBS) developed by Ultradent Products.
PERSENTASE BATERAI
65 (minimum)
29 (minimum)
6 (minimum)
2 (minimum)
3 (minimum)
1. Silver
a. Memutihkan alloy
b. Menurunkan creep
c. Meningkatkan strength
d. Meningkatkan setting ekspansion
e. Meningkatkan resistensi terhadap tarnis
2. Tin
a. Mengurangi strength dan hardness
b. Menngendalikan reaksi antara perak dan merkuri. Tanpa timah reaksi
akan terlalu cepat terjadi dan setting ekspansi tidak dapat ditoleransi.
c. Meningkatkan kontraksi
d. Mengurangi resistensi terhadap tarnis dan korosi
3. Copper
a. Meningkatkan ekspansi saat pengerasan
b. Meningkatkan strength dan hardness
4. Zinc
a. Zinc dapat menyebabkan terjadinya suatu ekspansi yang tertunda bila
campuran amalgam terkontaminasi oleh cairan selama proses pemanipulasiannya.
b. Dalam jumlah kecil, tidak dapat mempengaruhi reaksi pengerasan dan
sifat sifat amalgam. Zinc berperan sebagai pembersih ataupun deoxidizer selama
proses pembuatannya, sehingga dapat mencegah oksidasi dari unsur unsur
penting
seperti silver, copper ataupun tin. Alloy yang dibuat tanpa zinc akan menjadi lebih
rapuh, sedangkan amalgam yang dibuat dengan penambahan zinc akan menjadi
kurang palstis.
5. Merkuri
Dalam beberapa merek, sejumlah kecil merkuri (sampai 3%) ditambahkan kedalam
alloy. Campuran yang terbentuk disebut dengan alloy pre-amalgamasi yang dapat
menghasilkan reaksi yang lebih cepat.
6. Palladium
a. Mengeraskan alloy
b. Memutihkan alloy
7. Platinum
a. Mengeraskan alloy
b. Meningkatkan resistensi terhadap korosi
dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran
gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna
email dan dentin.
b. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari
amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi
pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin
komposit berbeda.
c. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya
waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan
light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang
diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang
tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.
2.2.2. Sifat mekanis
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang
penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus
menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka
waktu tertentu.
a. Adhesi
Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak
disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.
Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan
dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi
melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut
sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan
lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud
menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding
agent).
b. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur
memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.
Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang
lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
2.2.3. Sifat khemis
Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah
serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah
molekul molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem
ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujung
rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat
multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin
Bowen (Bis-GMA) .
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat,
yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat.
Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus
OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu
dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA)
ditambahkan.