Professional Documents
Culture Documents
25.buku Pedoman Remote Station SCADA
25.buku Pedoman Remote Station SCADA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PRAKATA
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi
yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan
baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko
harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang
maksimum selama masa manfaatnya.
PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase
dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan,
Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase
tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada
keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor
pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan
beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.
Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku.
Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan
dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010. Perubahan atau
penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan
teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun
stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali
sesuai dengan tuntutan pada masanya.
Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana,
pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak
diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di
PLN.
Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan
stakeholder serta masyarakat Indonesia.
Jakarta, Oktober 2014
DIREKTUR UTAMA
NUR PAMUDJI
PENDAHULUAN
1.1
Dalam pengoperasian tenaga listrik, seorang Dispatcher membutuhkan alat bantu untuk
mempermudah pengaturan tenaga listrik. Untuk kepentingan tersebut, Dispatcher dibantu
dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang berada di Control
center. Master Station mempunyai fungsi melaksanakan telekontrol (telemetering,
telesignal, dan remote control) terhadap remote station. Sistem SCADA terdiri dari 3
bagian utama yaitu: Master Station, Link Komunikasi Data, dan Remote Station. Remote
Station dipantau dan diperintah oleh master station, yang berupa gateway, IED, local HMI,
RTU, dan meter energi. Remote Station dapat berupa:
a.
GI Otomasi (SOGI) yang terdiri dari: Gateway, IED Bay Control Unit
(BCU), IED Bay Proteksi, IED Automatic Voltage Regulator Trafo (AVR),
Local HMI dan LAN.
b.
c.
Peralatan Remote Station mengacu pada SPLN S3.001: 2008 butir 7.2, yaitu:
a. Gateway
b. IED (Intelligent Electronic Device)
c. Digital Meter atau IED Meter
d. Local HMI (Human Machine Interface)
e. Remote Terminal Unit
1.1.1
Gateway
Gateway adalah bagian dari sistem remote station yang berfungsi untuk melakukan
komunikasi ke control center. Di dalam gateway terdapat aplikasi yang melakukan
komunikasi terhadap peralatan di lapangan, baik berupa IED proteksi maupun IED BCU
dan IED AVR. Dengan kemampuan komunikasi dengan beberapa peralatan secara
bersamaan, gateway harus dijaga unjuk kerjanya agar semua perubahan yang terjadi di
lapangan dapat secepatnya dikirim ke control center. Gateway dapat berupa Komputer
atau berupa RTU.
1.1.2
IED adalah perangkat elektronik canggih dengan fungsi dan kemampuan yang dapat
dikonfigurasi oleh enjiner dan merupakan peralatan terdepan yang berhubungan langsung
dengan peralatan di lapangan. IED berfungsi untuk melakukan remote control,
telemetering, telesignal, atau proteksi dan dapat berkomunikasi dengan RTU atau
Gateway menggunakan protokol standar. IED yang dikonfigurasi untuk mengamankan
peralatan atau mengamankan sistem disebut IED proteksi. IED yang dipergunakan untuk
melakukan monitoring, sinyaling dan fungsi remote control baik dari lokal HMI maupun
dari control center, disebut dengan IED controller atau bay controller. IED yang digunakan
untuk mengatur posisi tap canger trafo disebut dengan IED AVR. Komunikasi antara IED
Proteksi, IED Controller, IED AVR, HMI dan Gateway mempergunakan protokol standar
yang ada, yaitu IEC 61850.
1.1.3
Digital meter atau IED Meter merupakan perangkat yang dihubungkan langsung dengan
Trafo Arus dan Trafo Tegangan yang dipergunakan untuk membaca besaran pengukuran
pada peralatan di lapangan. Digital meter dikonfigurasi sesuai dengan rasio yang terdapat
pada trafo arus dan trafo tegangan untuk mendapat pengukuran yang sebenarnya. Digital
meter dilengkapi tampilan yang dapat dikonfigurasi dan dapat berkomunikasi dengan IED
BCU, Gateway atau RTU dengan protokol standar. Protokol yang digunakan: IEC 608705-103, DNP3, Modbus atau IEC 61850.
1.1.4
Local HMI adalah antarmuka yang berfungsi sebagai pengganti control panel. Local HMI
terdiri dari seperangkat komputer yang dilengkapi dengan aplikasi HMI. Komunikasi
antara local HMI dengan gateway menggunakan protokol standar yaitu IEC 60870-5-104,
IEC 61850, dan DNP 3.0.
1.1.5
1.2
Konfigurasi remote station mengacu pada SPLN S3.001: 2008 butir 7.2, yaitu:
a.
b.
c.
1.2.1
Konfigurasi Remote Terminal Unit mengacu pada Gambar 1.2 berikut ini:
1.2.2
Contoh konfigurasi remote station dalam penggunaan gateway, RTU, dan IED dapat
dilihat pada Gambar 1.3 berikut ini.
1.2.3
Konfigurasi remote station di unit pembangkit, dimana terdapat sistem kontrol pembangkit
dan sistem kontrol SCADA yang terpisah satu sama lain, maka konfigurasinya mengacu
pada Gambar 1.4. dibawah ini
1.3
1.3.1
Modul Prosessor
Modul Komunikasi
Modul Prosessor
Unit Pemroses
1.3.2
Pengatur sinkronisasi waktu dengan GPS lokal atau GPS di control center
Modul Komunikasi
1.3.3
Analog Input
Input
output
Analog Output
Keterangan
Analog Output
0 s/d 10 V dc
0 s/d +
Akurasi Analog to Digital
Minimal 12 bit
Converter (ADC)
Input
Digital Input
24 s/d 48 Vdc
Single point, Double point
Pemrosesan
Counter,Posisi Tap Changer
Time tag
1 ms
Digital Output
output
Pemrosesan
Time tag
1 ms
1.3.4
Besaran nominal toleransi dan sistem pentanahan untuk peralatan catu daya 48 VDC
mengacu pada SNI 04-7021.2.1-2004: 2004.
Modul Catu daya dilengkapi dengan pengaman polaritas terbalik (Inverse Polarity).
1.3.5
Modul Display RTU berfungsi sebagai panel display operator terhadap seluruh peralatan
Gardu Induk yang terhubung dengan RTU. Operator bisa melaksanakan
eksekusi/perintah maupun monitoring peralatan melalui Display RTU.
1.4
Remote Station yang sedang beroperasi kemungkinan terjadi gangguan hardware atau
software pada salah satu komponen.
Walaupun fungsi Remote Station tetap berjalan normal, gangguan ini harus segera
ditangani agar kehandalan Remote Station tetap terjaga dengan baik. Untuk mengetahui
gangguan salah satu modul dari komputer diperlukan pemahaman alternatif jenis
gangguan maka digunakan metoda Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Adapun
langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokkan komponen Remote
Station berdasarkan fungsinya, setiap kelompok ini disebut Sub-Sistem. Selanjutnya
setiap sub-sistem dijabarkan kembali menjadi sub-sub-sistem, functional failure, failure
mode 1, failure mode 2, dan seterusnya. FMEA Remote Station dapat dilihat pada
Lampiran 2.
PEDOMAN PEMELIHARAAN
b.
c.
Pengoperasian dan pemeliharaan Remote Station harus mengacu kepada dokumendokumen terkait misalnya Manual Book. Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian
dan pemeliharaan Remote Station adalah sebagai berikut:
a.
kerja
masing-masing
peralatan
b.
c.
d.
e.
f.
2.1
a.
AVO meter
b.
c.
Konfigurator database
d.
Diagnostic test
e.
Current source
f.
Power Injector
g.
h.
Laptop
i.
Jenis Pemeliharaan
Pemeliharaan Preventive
Pemeliharaan Predictive
Pemeliharaan Corrective
2.2
setelah
terjadi
kerusakan
atau
In Service Inspection
Kegiatan ini dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir standar (checklist)
kecuali dinyatakan secara khusus. Adapun komponen Remote Station yang harus
diperhatikan pada In Service Inspection adalah dapat dilihat pada Tabel 2.1.
No.
Peralatan
Pengecekan
Pelaksanaan
Kondisi Lingkungan:
a. Suhu ruangan
b. Kelembaban
Kebersihan
ruangan
sekitar ruangan panel
di Visual. (bulanan)
Intensitas penerangan
sekitar ruangan panel
di
c. Kebersihan
Visual. (bulanan)
d. Lampu Penerangan
Fungsi Peralatan
Remote Station:
2
a. Fungsi CPU
Mengecek apakah
masih berfungsi baik
b. Fungsi Interface
komunikasi
No.
Peralatan
Pengecekan
Pelaksanaan
komunikasi.
Visual di display Modul.
c. Fungsi Modul I/O
tampilan
indikasi
a. Kabel Grounding
b. Kebersihan dalam
panel
Mengecek kebersihan
dalam panel
c. Penutup lubang
kabel
(bulanan)
Mengecek penutup lubang
saluran kabel ke duck kabel Visual membuka panel.
d. Lampu penerangan
panel
Mengecek
lampu (bulanan)
penerangan di dalam panel
(menyala jika panel dibuka) Visual membuka panel.
(bulanan)
12
2.3
Pekerjaan ini dilakukan saat pemeliharaan rutin setiap bulan maupun saat investigasi
ketidaknormalan. Komponen-komponen In Service Function Check dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2-2 In Service Function Check Remote Station
No.
Peralatan
Pengecekan
Pelaksanaan
Melakukan pengecekan
Berkomunikasi
dengan
di Display RTU atau
RTU, IED (control &
dengan
software
proteksi)
diagnostic tools.
1
Berkomunikasi
control center
Gateway
dengan
Berkomunikasi
dengan
Local
HMI
sebagai Melihat tampilan di Local
pengganti control panel di HMI.
GI
2
2.4
Intelligent
device
electronic
Berkomunikasi
dengan
Melihat tampilan di Local
RTU atau Gateway dan
HMI.
Local HMI
Mengamati lampu tx dan
dengan rx, watchdog dan status
di
masing-masing
modem.
Berkomunikasi
control center
Local HMI
Fungsi
Telekontrol
(Telesignaling,
Melihat tampilan di Local
Telemetering dan Remote HMI dan event log
control)
In Service Measurement
Pekerjaan ini dilakukan untuk memeriksa kesesuaian data antara RTU dengan kondisi
peralatan di lapangan. Komponen komponen RTU yang perlu diperhatikan pada in
service measurment adalah:
13
Status Peralatan
Data Telemetering
Alarm
Peralatan
Pengukuran
Pelaksanaan
Status Peralatan
Visual
Data Telemetering
Perbedaan maksimum 5 %
Visual
Alarm
Visual
2.5
Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan di sisi tegangan tinggi dengan periode
sesuai dengan periode pemeliharaan peralatan tegangan tinggi, dimana seluruh peralatan
SCADA pada sisi bay yang padam tersebut dilakukan pengecekan fungsi. Komponenkomponen Remote Station yang perlu diperhatikan pada Shutdown Function Check dapat
dilihat pada Tabel 2.4.
No.
Peralatan
Pengecekan
Supervisory interface
gardu induk terdiri dari:
a.
Supervisory interface
Main distribution
(MDF)
Pelaksanaan
pada
frame
b. Terminal block
c. Knife disconnect terminal
d. Test disconnect terminal
for measurement
e. Auxiliary relay
14
No.
Peralatan
Pengecekan
Pelaksanaan
Pemeriksaan
kebersihan
peralatan Gateway, IED,
dan RTU diantaranya:
a. Kebersihan
modul/card:
Gateway, IED,
RTU
2
b. Pemeriksaan
tegangan DC
Mengecek
apakah
modul
dan/atau card Gateway dalam
kondisi bersih, bebas dari
kotoran
binatang
dan
serangga
c.
Pemeriksaan
auxiliary relay
Visual
dengan
melihat
event log di master station.
15
No.
Peralatan
Pengecekan
Memeriksa
Relay
remote control
2.6
Pelaksanaan
bantu
Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan di sisi tegangan tinggi sesuai dengan
periode pemeliharaan peralatan tegangan tinggi, dimana seluruh peralatan SCADA pada
sisi bay yang padam tersebut dilakukan pengecekan measurement. Komponenkomponen Remote Station yang perlu diperhatikan pada Shutdown Measurement Check
dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2-5 Shutdown Measurement Check
No.
Peralatan
Transducer, Modul
telemetering RTU/IED
Pengukuran
Pelaksanaan
Test kalibrasi.
Pengujian
menggunakan
alat uji standar dengan
presisi yang lebih tinggi.
Simulasi, Pengencangan.
16
3.1
Standar
Standar hasil pemeliharaan In Service Inspection dapat dilihat pada Tabel 3.1.
No.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
Kondisi Lingkungan:
a. Suhu ruangan
24 C
b. Kelembaban
70 %
c. Kebersihan
d. Lampu Penerangan
Terang
rx)
menyala
berkedip
No.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
3
b. Kebersihan dalam panel
Bersih
Tertutup
Terang
Standar hasil pemeliharaan In Service Function Check dapat dilihat pada Tabel 3.2.
No.
Pengecekan
Standar/Acuan
Gateway
Local HMI
18
Standar hasil pemeliharaan In service Measurement dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
Status Peralatan
Data Telemetering
Alarm
Standar hasil pemeliharaan Shutdown Function Check dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
1
c. Knife disconnect terminal
d. Test disconnect
measurement
terminal
for
e. Auxiliary relay
19
No.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
a. Kebersihan modul/card:
Gateway, IED, RTU
3
b. Pemeriksaan tegangan DC
Konektor maupun kabel terpasang baik dan
tidak karatan.
Remote
control
Pengujian
Master
bersih,
20
nilai
No.
Hasil Pemeliharaan
Standar/Acuan
Fungsi
telekontrol
(telemeter, Telesignal 3 detik, Telemeter 10 detik,
telesignal dan remote control) RTU Remote control 6 detik, remote tap changer
dan IED
20 detik, dan remote LFC 4 detik
Adapun rekomendasi atas hasil pemeliharaan yang tidak sesuai dengan standar
pemeliharaan In Service Inspection dapat dilihat pada Tabel 4.1, In Service Function
Check pada Tabel 4.2, In Service Measurement pada Tabel 4.3, Shutdown Function
Check dan Shutdown Measurement dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Hasil Pemeliharaan
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
Kondisi Lingkungan:
a. Suhu ruangan
> 24 C
b. Kelembaban
> 70 %
c. Kebersihan
Kotor, bau
d. Lampu Penerangan
Redup,
ada
mati,
Diganti
tidak
No.
Hasil Pemeliharaan
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
a. Fungsi CPU
Tidak Normal / hang /
alarm
b. Fungsi Interface
komunikasi
f.
Dilakukan
pengecekan
Tidak Normal / rusak / dengan software RTU dan
bila diperlukan dilakukan
alarm
penggantian
modul
/
Tidak Normal / rusak / peralatan dan bila perlu
alarm Tidak Normal / ganti dengan RTU baru.
rusak / alarm
Fungsi Jaringan
LAN Gardu Induk
Otomatisasi (switch,
koneksi, kabel
jaringan)
g. Fungsi Power
Supply 48 VDC
h. Fungsi Card Power
supply
Kondisi
Panel
Remote
Station / ITF / SIC / CSR /
TC / MDF:
3
a. Kabel Grounding
Putus
Penggantian kabel
b. Kebersihan dalam
panel
22
No.
Hasil Pemeliharaan
Hasil Pemeliharaan
Kotor
Rekomendasi
c. Penutup lubang
kabel
d. Lampu penerangan
panel
Disempurnakan
tertutup rapat
agar
Pengecekan
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
Gateway
Dilakukan
restart
IED,
Tidak
dapat
pemeriksaan pada interface
berkomunikasi
komunikasi, modem, dan
dengan RTU atau
LAN. Ganti modul bila
Gateway
diperlukan.
23
No.
Pengecekan
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
Local HMI
Dilakukan
Restart
komputer,
pemeriksaan
software HMI dan sistem
operasi.
Instal
ulang
software dan sistem operasi
bila diperlukan.
Pemeliharaan
Status Peralatan
Data Telemetering
Alarm
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
Data
Telemetering
menyimpang > 5 %
Pemeriksaan
output
transduser, output CT dan
PT, database transduser,
wiring. Ganti transduser bila
diperlukan.
Bila
menggunakan
IED
meter,
periksa
tampilan
display IED meter, database
konfigurasi dan wiring. Ganti
IED meter bila diperlukan.
Pemeliharaan
Hasil Pemeliharaan
Rekomendasi
disconnect
Kondisi supervisory
interface
korosif,
terminal
block
rusak/cacat,
dan
auxiliary relay tidak
berfungsi
Pengencangan
dan
penggantian bila diperlukan.
Terminal block yang sudah
rusak dapat menyebabkan
loss kontak sehingga fungsi
SCADA terganggu
Kondisi supervisory
interface
korosif,
terminal
block
rusak/cacat,
dan
auxiliary relay tidak
berfungsi
Pengencangan
dan
penggantian bila diperlukan.
Terminal block yang sudah
rusak dapat menyebabkan
loss kontak sehingga fungsi
SCADA terganggu
b. Knife
terminal
disconnect
a. Kebersihan modul/card:
Gateway, IED, RTU
b. Pemeriksaan tegangan
DC
Modul
kotor
dan Dibersihkan dengan kuas
terdapat
kotoran kering dan cairan cleaner
serangga
yang bersifat resistif.
Konektor
sambungan
25
atau
kabel
Diganti.
No.
Pemeliharaan
Hasil Pemeliharaan
karatan,
rusak/putus
c. Pemeriksaan auxiliary
relay
Rekomendasi
kabel
Pengujian
Transduser
Output
Output menyimpang
Transduser dikalibrasi dan
5% dari 5 mA, 10
bila diperlukan diganti.
mA, 4 20 mA
Output menyimpang
5 % dari standar Modul
diganti,
periksa
yang ada di manual konfigurasi dan diperbaiki
book
Telesignal > 3 detik
Telemeter > 10 detik
Fungsi
telekontrol,
(telemeter, telesignal dan
remote control) dari RTU
dan IED
26
LFC
>
25
REMOTE STATION
25.1
Inspeksi
25.1.1.
25.1.1.1
Kondisi Lingkungan
25.1.1.1.1
25.1.1.1.2
25.1.1.1.3
25.1.1.1.4
25.1.1.2
27
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
1 TAHUNAN
3 BULANAN
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
25.1.1.2.1
25.1.1.2.2
25.1.1.2.3
25.1.1.2.4
25.1.1.2.5
25.1.1.2.6
25.1.1.2.7
25.1.1.2.8
28
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
1 TAHUNAN
3 BULANAN
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
25.1.1.3
25.1.1.3.1
25.1.1.3.2
25.1.1.3.3
25.1.1.3.4
25.1.2
25.1.2.1
Gateway
25.1.2.1.1
25.1.2.1.2
29
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
1 TAHUNAN
3 BULANAN
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
25.1.2.2
25.1.2.3
25.1.3
Inservice Measurement
25.1.3.1
25.1.2.1.3
25.1.3.1.1
25.1.3.1.2
25.1.3.1.3
25.2.1
30
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
1 TAHUNAN
3 BULANAN
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
25.2.1.2.1
25.2.1.2.2
Pemeriksaan tegangan DC
25.2.1.2.3
25.2.1.3
25.2.2
Shutdown Measurement
Check
25.2.2.1
31
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
25.2.1.2
1 TAHUNAN
Supervisori Interface
3 BULANAN
25.2.1.1
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
25.2.2.1.1
25.2.2.1.2
Pengujian output
25.2.2.1.3
25.2.2.2
25.2.2.3
32
KONDISIONAL
5 TAHUNAN
2 TAHUNAN
1 TAHUNAN
3 BULANAN
ITEM PEKERJAAN
BULANAN
SUBSISTEM
MINGGUAN
KODE
HARIAN
KETERANGAN
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
Aging
Modul TS
Remote
Terminal
Unit
(RTU)/
Remote
Station
Menerima input
telesinyal dari
peralatan Relay
SCADA
Modul status
tidak
berfungsi
Modul Power
Supply DC
Rusak
Modul TS
Rusak
Over Voltage
(Petir)
Grounding
tidak
sempurna
komponen
elektronika
Telesignaling
(TS)
Relay
SCADA
Mengkonversi
tegangan dari
limit switch
dengan tegangan
modul TS
Relay SCADA
tidak
berfungsi
33
Coil relay
terbakar
Suplai
tegangan
ke relay
hilang
Kontak relay
kotor
Aging
Relay
SCADA
rusak
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
FAILURE
MODE 4
Aging
Kabel putus
Gangguan
hewan
Human
error
Limit
Switch
Menerima input
posisi Tele Sinyal
Double, Status
yang merupakan
alarm gangguan
dari Switchyard
Limit Switch
tidak
berfungsi
Limit
Switch
rusak
Kontak
kotor/
korosi
Posisi kontak
tidak sempurna
Terminasi
kendor
Binatang
Tegangan
floating
Mekanik
Limit Switch
34
Kabel
Putus
Patah
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
Stang DS/
CB tidak
sempurna
Supply DC
hilang
Modul TM
Menerima input
telemetering dari
modul A/D
converter
Modul TM
tidak
berfungsi,
Modul A/D
tidak
berfungsi
Modul TM
rusak
Aging
Telemetering
( TM)
Mengkonversikan
besaran
Transducer
tegangan dan
Transducer
tidak
arus dari CT/ PT
berfungsi
menjadi besaran
mA
35
Transducer
tidak
sesuai
Power Supply
transducer
rusak
Modul
Ganguan
rectifier 48
VDC
Aging
FAILURE
MODE 4
baut
kendor
aus
Fuse putus
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
transducer
rusak
Input
transducer
terbalik Fasa
(R-S-T)
Parameter
Programmable
transducer
tidak sesuai
FAILURE
MODE 3
Input tidak
sesuai
dengan
output CT/
PT
Fasa CT/
Fasa PT
terbalik
Arah arus
terbalik
Perubahan
rasio CT/
PT
Setting
output tidak
sesuai
Output
transducer
terbalik
CT/ PT
Mengkonversi
aus dan
Akurasi CT/
PT
36
Burden CT
melewati
Rasio CT/ PT
tidak sesuai
Data tidak
update
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
ambang
batas
FAILURE
MODE 2
dengan
database
master
FAILURE
MODE 3
Perubahan
rasio CT/
PT
Core CT/ PT
untuk
pengukuran
jenuh
Fasa PT di
control panel
putus
Database
RTU
Mengkonversikan
kondisi CT/PT
Database
terpasang
tidak sesuai
menjadi besaran
engineering
Database
tidak
terupdate
Input CT/ PT
tidak sesuai
Database
Master
Station
Mengkonversikan
besaran
engineering yang
akan ditampilkan Database
di VDU
tidak sesuai
Dispatcher yang
merupakan
besaran real time
Database
tidak
terupdate
Database RTU
tidak terupdate
Kabel
Menghubungkan
Tertukar
Koneksi kabel
37
Short circuit
Input CT/
PT tidak
sesuai
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
Koneksi
FUNCTION
koneksi dari
Marshaling Kiosk
CT/ PT sampai
modul TM
FUNCTIONAL FAILURE
FAILURE
MODE 1
tidak sesuai,
fasa, Tidak
Interferensi
ada
Shielding
FAILURE
MODE 2
Aging
Modul
RCD
Melakukan
Remote control
open/ close ke
switchyard
Remote
control
Digital (RCD)
Modul RCD
rusak
Gagal Remote
Switchyard
Melakukan open/
close peralatan di
sisi tegangan
tinggi
Motor
penggerak CB
rusak
Circuit
Breaker
tidak bisa
di-Remote
38
FAILURE
MODE 3
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
Check
Synchro
Relay
Rangkaian
sinkronisasi
sebelum
pemasukan CB
Local
Remote
Memposisikan
remote atau local
Kabel
Koneksi
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
Relay
Check
Synchro
tidak
berfungsi
Posisi lokal
Menghubungkan
instalasi dari
Modul RCD ke
Switchyard
39
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
Tidak ada
tegangan
standby di
switchyard (CB/
DC)
Kabel putus
Syarat Synchro
tidak terpenuhi
Waktu
sinkronisasi
terlalu pendek
Lupa
mengembalikan
ke posisi
remote
Kabel
Putus/
lepas
Aging
Terminasi
kabel
kendor
Aging
Hewan
Human error
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
Kabel
terimbas
DC Ground
Relay
Bantu 48
VDC
Menyediakan
kontak dengan
arus yang besar
untuk
menggerakkan
coil peralatan
Switchyard
Relay
bantu 48
VDC RTU
rusak
Modul RCA
rusak
Modul
RCA
Remote
control
Analog
(RCA)
Melakukan
remote control
set point ke
pembangkit
Gagal remote
FAILURE
MODE 2
Aging
Coil Relay
terbakar/ tidak
kerja
Aging
Kontak relay
aus/ kotor/
korosi
Aging
Aging
Set Point
pembangkit
tidak bisa
di remote
Local
Remote
Memposisikan
remote atau local
Poisi Lokal
Lupa
mengembalikan
ke posisi
remote
Kabel
Menghubungkan
Kabel
Aging
40
FAILURE
MODE 3
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
Koneksi
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
instalasi dari
modul RCA ke
Switchyard
FAILURE
MODE 1
putus/
lepas
Terminasi
kabel
kendor
Kabel
terimbas
DC Ground
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
FAILURE
MODE 4
hewan
Aging
Human error
Aging
Over Voltage
(Petir,
Switching, dsb)
Modul PS 48
VDC
Mengkonversikan
dari 48 VDC ke
tegangan DC
yang lebih
RTU Faulty
rendah misalnya:
5, 12, 15, 24
VDC
Aging
Modul PS
48 VDC
rusak
Short circuit
backpanel
RTU/ Remote
Station
Serangga
Grounding
terlepas
Fuse di modul
terputus
41
Kerusakan
komponen
Penutup
lubang
panel tidak
ada
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
FAILURE
MODE 4
Aging
Komponen
elektronika
rusak
Central
Processing
Unit (CPU)
Pemrosesan
semua fungsi
RTU
RTU Faulty
Modul
Central
Processing
Unit rusak
Over
voltage
grounding
Suhu
ruangan
panas
Air
Conditioner
rusak
Aging
Batere memori
rusak
serangga
Short circuit
Aging
Kabel konektor
antar modul
putus
komunikasi
Modem
Mengkonversi
data dari digital
RTU Faulty
42
Modem
rusak
Korosi pada
konektor
Human
error
FAULT
CONDITION
NO SYSTEM
SUB
SYSTEM
SUB SUB
SYSTEM
FUNCTION
FUNCTIONAL
FAILURE
ke analog
maupun
sebaliknya
FAILURE
MODE 1
FAILURE
MODE 2
FAILURE
MODE 3
Petir yang
melalui media
komunikasi
Serangga
43
Penutup
Lubang
panel tidak
ada
FAILURE
MODE 4
FAULT
CONDITION
REMOTE STATION
Unit
GI
Suhu Ruangan
oC
Kelembaban
Kebersihan
Bersih
Kotor
Lampu Penerangan
Baik
Tidak Baik
Merk
Tipe
Kondisi CPU
Kondisi Modem (tx & rx)
Kondisi Local HMI
Indikasi Power Supply 48 VDC
Kondisi Jaringan LAN Gardu Induk
Indikasi RC Polarity
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
..
Faulty
Faulty
Faulty
Tidak Normal
Faulty
Faulty
III. Kondisi Panel Remote Station/ IITF/ SIC/ CSR/ TC/ MDF
9
10
11
12
Kabel Grounding
Kondisi dalam Panel
Penutup Lubang Kabel
Lampu Penerangan Panel
Normal
Bersih
Rapat
Hidup
Tidak Normal
Kotor
Todak Rapat
Mati
Pemeriksa
44
Pelaksana
REMOTE STATION
Unit
GI
I. GATEWAY
Normal
Faulty
Normal
Faulty
Normal
Faulty
1
2
3
Normal
Normal
Normal
Faulty
Faulty
Faulty
Normal
Faulty
1
2
3
Telesignal
Telemeter
Remote Control
Normal
Normal
Normal
Faulty
Faulty
Faulty
II. IED
III. RTU
Pemeriksa
45
Pelaksana
DAFTAR ISTILAH
1. In Service
Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan.
2. In Service Inspection
Pemeriksaan Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan
menggunakan panca indera.
3. In Service Measurement
Pengujian atau pengukuran peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi
bertegangan menggunakan alat bantu.
4. Shutdown Testing/Measurement
Pengujian/pengukuran Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak
bertegangan.
5. Shutdown Function Check
Pengujian fungsi peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak
bertegangan.
6. Pengujian/Pemeriksaan Setelah Gangguan
Pengujian/Pemeriksaan yang dilakukan setelah terjadi gangguan pada peralatan
penyaluran tenaga listrik.
7. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
Metode evaluasi peralatan untuk meningkatkan availability dengan cara
mendeteksi kemungkinan kemungkinan kelemahan desain dan penyebab
kerusakan dominan.
46
DAFTAR PUSTAKA
47