Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Penelitian Kesehatan

Vol 1, No 2, (2009)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN


PERILAKU PENCEGAHAN K.E.P (KURANG ENERGI PROTEIN)
BALITA DI WILAYAH KERJA PUKESMAS MOJOWARNO JOMBANG
Tri Ratnaningsih*
ABTRACTS
Protein Energy Malnutrition (PEM) know as K.E.P is national seriosly
problem in this monetary crisis situation. To increase the children nutrient status
with K.E.P not only by a medic approach and health service, but aslso involve the
knowledge aspect, attitude and parents behavior. The purpose of this research s
in order to increasing the children nutrient stastus by K.E.P.
The design of this research is cross sectional research. The population of
this research is parent who have the children with K.E.P problem at working area
of Mojowarno Public Health Center in Jombang City. A total sample of this
research is 48 respondents and the samples were taken by purposeive sampling
method. Independent variabel is knowledge and parents behavior in K.E.P and
dependent variabel is parents behavior in increasing of children nutrient status
with K.E.P. The data collecting method of this research is questionnaire. The data
analizing that used is Sperman Rank Coreclation test with the meaning level value
ip 0.005.
The result of this research available get the values and the statements i.e.
it have relationship between parents knowledge level in K.E.P and parents
behavior with low correlation that showed in the value p = 0.034, r = 0.307 and
have the showed in the value p = 0.004, r = 0.411.
The conclussion of this research is knowledge and parents behavior in
K.E.P that have ralationship between parents behavior in increasing the children
nutrient status with K.E.P and the middle or low correclation.
Keyword : knowledge, attitude, behavior, nutrient status, children, K.E.P
PENDAHULUAN

banyak digunakan sebagai indikator

Anak usia dibawah lima tahun

kesehatan masyarakat. Angka

(balita) merupakan kelompok yang

kematian bayi di negara berkembang

rentan terhadap kesehatan dan gizi

10 kali lebih tinggi dibanding dengan

uatama yang banyak dijumpai di

negara maju dan angka kematian

Indonesia (Dep. Kes. RI, 2000).

umur 1 sampai 4 tahun 30 40 kali

Angka kematian bayi telah cukup

lebih besar. Keadaan ini banyak

dipengaruhi oleh keadaan gizi (Dewa

2006 terjadi peningkatan lagi untuk

Nyaman Supriasa dkk, 2002). Krisis

gizi kurang 9,5% laki-laki dan 14,6%

ekonomi yang berkepanjangan sejak

perempuan pada tahun 2007

pertengahan tahun 1997 masih

menunjukkan angka gizi kurang

dirasakan sampai saat ini. Dapak

6,88% laki-laki dan 7,12 perempuan.

krisis ekonomi terhadap satus gizi

Dari data-data diatas menunjukkan

masyarakatnya dapat diamati dengan

bahwa KEP masih menjadi masalah

meningkatkan angka prevalensi

kurang gizi nasional.

Kurang Energi Protein (KEP)

Salah satu kendala untuk

terutama pada kelompok usia balita

meunurunkan angka prevalensi KEP

serta meniknya kasus KEP.

di Indonesia yaitu rendahnya

Di pukesmas Mojowarno

perilaku orang tua dalam

orang tua yang mempunyai balita

memberikan zat gizi pada balita

sebanyak 54 anak, hal ini bila orang

(Depkes RI, 1995 : 2). Menurut Teori

tua tidak tahu bagaimna cara untuk

Lawuraence Green yang dikutip

merawat dan memberikan makanan

Notoatmojo (1993 : 102) yaitu

yag ukup gizi akan jatuh keadaan

perilaku dapat dipengauhi oleh faktor

gizi kurang pada balita dan bila tidak

predisposisi yaitu pengetahuan dan

di tangani dengan baik akan jatuh ke

sikap. Kekurangan gizi terutama

dalam gizi buruk atau KEP.

pada usia balita akan menyebabkan

Tingkat Kabupaten Jombang

menigkatknya resiko kematian dan

angka prevalesni KEP masih tinggi

kematian, terganggunya

untuk gizi buruk laki-laki 1,38% dan

ppertumbuhan fisik, perkembangan

perempuan 1,31% sert gizi kurang

mental dan kecerdasan. Dalam

laki-laki 15,06% dan 15,08%

bebrapa hal dampak kekurangan gizi

perempuan pada tahun 2006. Pada

dapat bersifat permanen, artinya

tahun 2007 terjadi peningkatan

dapat disembuhkan meskipun pada

prevalensi gizi buruk perempuan,

usia selanjutnya terpenuhi (PPGM

kemudian 20,09% gizi kurang laki-

Dinkes Prop. Jatim, 2001).

laki dan 19,76% gizi kurang

Perbaikan gizi kelompok balita

perempuan. Adapun pada tingkat

dilakukan gizi kelompok balita

Kecamatan Mojowarno pada tahun

dilakukan melalui taman balita,

progam PMT (Pemberian Makanan

independen pada penelitian ini

Tambahan) dan usaha perbaikan gizi

adalah pengetahuan dan sikap orang

keluarga.

tua. Sedangkan Variabelnya adalah

METODE PENELITIAN

prilaku orang tua dengan pencegahan

Dalam penelitian ini desain

KEP.

yang digunakan Cross Sectional.

Untuk mengetahui hubungan

Pada penelitian ini populasinya

diantara varabel-variabel hubungan

adalah seluruh ibu yang mempunyai

digunakan uji statistik Korelasi

balita dengan KEP di wilayah kerja

Spearman dengan batas kemaknaan

Pukesmas Mojoawarno Jombang

p 0,05, analisis data ini

dengan menggunakan teknik

menggunakan bantuan piranti lunak

purposive sampling didapatkan

SPSS versi 10.

jumlah sample 48 orang. Variabel

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hubungan antara pengetahuan tentang KEP dengan perilaku
responden dalam meningkatkan status gizi balita dengan KEP di
wilayah kerja Puskesmas Mojowarno Jombang Tahun 2007
Perilaku
Pengetahuan
Kurang

Kurang

Cukup
Baik
Total

Cukup
3
6,3 %
4
8,3%
1
2,1%
8
16,7%

Baik
1
2,1%
13
27,1%
5
10,4%
19
39,6%

Total
3
7
6,3% 14,6%
7
24
14,6% 50,0%
11
17
22,9% 35,4%
21
48
48,8% 100,0%

Berdasarkan tabel diatas

dimana responden sebagian besar

menunjukkan pola hubungan antara

berpengetahuan cukup (50%) dan

pengetahuan dengan perilaku dalam

cenderung berperilaku cukup pula

menignkatkan status gizi balita

sebesar 27,1%.

Berdasarkan uji statistik yang

didapatkan nilai r = 0,307 yang

dilakukan dengan menggunakan uji

berarti hubungan yang dibentuk

spearman rho didapatkan nilai

antara pengetahuan dengan perilaku

kemaknaan p= 0,034 < 0,05 dengan

responden dalam meningkatkan

demikian H0 diterima. Selanjutnya

status gizi balita dengan KEP adalah

berdasarkan koefisien korelasi rho

rendah

Tabel 2. Hubungan antara sikap tentang KEP deng perilaku rsponden dalam
meningkatkan status gizi balita dengan KEP di wilayah kera Puskesmas
Mojowarno Jombang Tahun 2007
Perilaku
Sikap
Negatif

Kurang

Positif
Total

Cukup

5
10,4%
3
6,3%
8
16,7%

6
12,5%
13
27,1%
19
39,6%

Baik

Total
2
13
4,2% 27,1%
19
35
39,6% 72,9%
21
48
43,8% 100,0%

Berdasarkan tabel diatas

0,004 dimana hal ini lebih kecil dari

menunjukkan bahwa pola hubungan

0,05 dengan demikian H0 ditolak

sikap tentang KEP dengan perilaku

yang berarti H1 diterima.

responden dalam meningkatkan

Selanjutnya berdasarkan koefisien

status gizi balita dengan KEP

korelasi rho didapatkan nilai r= 0,411

sebagian terbesar bersikap positif 35

yang berarti hubungan yang dibnetuk

responden (72,9%) dan yang

antara sikap tentang KEP dengan

cenderung berperilaku baik 19 orang

perilaku responden dalam

(39,6%).

meningkatkan status gizi balita

Berdasarkan uji statistik yang

dengan KEP adalah sedang

dilakukan dengan menggunakan uji

Spearman rho nilai kemaknaan p =

You might also like