Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
17 Kod Gi, Vol. 2, No. 1, Januari 2011: 32-37 ISSN 2086-0218 PERBEDAAN KETAHANAN FRAKTUR ANTARA PENGGUNAAN PASAK FIBER REINFORCED COMPOSITE PREFABRICATED DAN FABRICATED PADA LEBAR SALURAN PASAK YANG BERBEDA Noor Hafida W *, Wignyo Hadriyanto *, dan Ema Mulyawati * Program Studi Konservasi Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM ** Bagian liu Konservasi Gigi FKG UGM ABSTRAK Gigi pasca perawetan saluran skar lebih rentan mengalami fraktur. Restorasi gigi yang tenat dapat mengurangi resiko terjadinya fraktur entara lain restorasi mahkota jaket dengan inti pasak. Lebar saluran pasak harus diperhatikan pada ssat preparasi saluran pasak. Semakin lebar sefuran pasak meka semakin sedikit dentin yang tersisa, Berdesarkan pembuatannya, pasak fiber reinforced compasite (FRC) dibegi dua yet prefabricated dan febricated. Peneltian ini bertulvan untuk mengetahui perbedaan Ketehanan frakur gigi artera penggunaan pasak FRC prefabricated dan febriceted pada lebar saluren pasek yang Derbeda, ‘Subjek penelitian ini adalah dua puluh delapan gigi premolar bawah dipotong bagian koronainya sehingga Penjeng epikokoronainya 15 mm. setelah tu diakukan perawatan saluran akar teknk konvensional menggunakan bahan pengil gutaperca dan sler resin. Subjek peneftian eibagi menjadi dua berdasarkan leber ‘aluren pesak yatu kelompok (1.6 mm) dan kelempok Il (2,1 mm). Meting-mesing Kelorpok cibagi meniadi dua yaity A. dipasang pasak FRC prefebricated, 8. cipasang pasek fabricated. Dilakukan uji ketshsnen traktur menggunakan universal testing mechine. ‘Has! peneltian menunjvkkan bahwa terdapat ketehanan fraktur pada febar saluran passk yang berbede, ‘dak terdapat perbedaan Ketahanan fraktur antara penggunaen pesak FRC prefatricated dan fabricated, werta tidak terdanat interaksi antara jenis pasak dan lebar saiuran pasak terhadap Ketahanan fraktr, Kata kunel: lebar saluran pasak, pesek FRC prefabricated, FRC fabricated, ketahanan fraktur ABSTRACT Endodonticaly trested teeth more susceptibis fo fracture. Correct restoration can minimize fracture risk, for ‘example crow end post-core systems. Based on manufacturing, Fiber reinforced composite past divided into [prefatviceted and fabricated. The objective of this study was to evehiate fracture resistence diferences between prefabricated and fabriceted fiber reinforced post systems on diferent past cenel wich The samples of this study were 28 mandibutary premolars that were coronally removed so apicocoronally length wes 15 mm. The samples was treated endodontically conventional method with gutts percha end resin sealer. The samples divided into two group based on canal width, 14 each group. in group one root canal were prepared so thet post canal width was 1,4 mm while group two canel width was 2,1 mm. Each group divided info. {0 group: A. prefebricated post used, 8. fabricated post used. Sempies were add to faire with a Universal Tasting Machine. The rosut of this research showed that there was a fracture resistance diferences on diferent post canal \wicth, there was no fracture resistance dferences between prefabricated pst and febricated past, and there was 10 interaction between post type and post canal width toward fracture resistance. Kay words: post canal width, prefabricated FRC past, fabricated FRC post, acture resistance PENDAHULUAN Pada gigi nekrosis sering terjadi fraktur karena gigh kehilangan integritas, ketembaban, dan Fraktur gigi sering dialan pada gigi Kekerasan dentin. Gigi nekrosis dapat nekrosis yang tidak cllakukan perawatan. dipertahankan di dalam = mulut epabila 32 dliakukan perawatan saluran akar (PSA} dan restorasi yang tepat'. Trauma yang terjadi pada gigi permanen muda dapat menyebabkan pertumbuhan akar_terhent! sehingga bagian apikal tidak menutup dan saluran akar menjadi lebar. Preparasi pada PSA dapat juga menyebabkan dinding saluran akar menjadi tipis. Semakin sedikit jaringan eras gigi yang tersisa semakin kecil Kekuatan gigi untuk menahan beban pengunyahan. Hal ini membuat gigi pasca PSA menjadi lebih getas dan rapuh sehingga resiko terjadi fraktur tinggi. Karies yang sangat luas menyebabkan preparesi dnding saluran lar jugs menjadi lobar’. Gigi pasca PSA lebih sering terjadi fraktur verikal Karena fakior wauma atau Preparasi saluran akar. Gigi pasca PSA yang mengalami kehiangan banyak stuktur gigi membutuhkan restoras|_mahiota dengan asak supaya gigi dapat berfungsi kembali secara normal’. Pasak merupakan sebuah bangunan yang terbuat dari logam atau buken logam yang dimasukkan ke dalam saluran akar untuk menambah retensi mahkota dan meneruskan tekanan-tekanan yang diterima gigi merata ke sepanjang akar. Pasak dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Berdasarkan cara pembuatannya pasak dibedakan menjadi dua yaitu pasak prefabricated dan fabricated, Sedangkan berdasarkan material yang digunakan terbagi atas pasak logam dan non logam. Beberapa pasak non logam antara lain asak resin komposit, keramik, dan fiber reinforced 3 Gigi pasca PSA dengan saluran akar yang lebar biasanya menggunakan restorasi ini passk tuang yang dibvat oleh laboratorum, tetapi restorasi ini memilki resiko fraktur vertikal tinggi Karena tekanan pada apeks yang sangat besar. Restorasi pasak yang sering dijadikan piihan terbuat dari material ‘non logam terutama yang terbuat dari fiber. Pasak FRC (fiber reinforced composite) banyak dipiit) arena mempunyal —sifat fisikomekanis_ yang _hampir _ menyerupai dentin’, Sistem pasak FRC fabricated dibuat sendiri oleh operator dengan cara ‘memasukkan —anyaman fiber berupa polyethylene fibers. dan resin _komposit flowable ke dalam saluran pasak hingga penuh dan sekaligus—membangun —_intinya’. Banyaknya —anyaman fiber —_(serabut polyethylene — fibers) yang _—_diperlukan. {ergantung dari besar saluran pasak. Pasak ISSN 2086-0218 Keruncngannya, pasak, prefabricated ed prefabricated dengan komposis) matiks dan fiber yang berbeda-beda’, Volume fiber pada pasak FRC prefatvicated bervariasi antara 40- 65% vel. Pasak FRC prefabncated lebih banyak digunakan oleh praktsi, karena prosedur penggunaan lebih mudah dan cepat, tetapi_pasak FRC prefabricated memiki kelemahan yaitu tidak dapat menyesuaiken entuk saluran akar. Ketahanan terhadap raktur adalah kemampuan gigi dapat menahan beben pengunyahan supaya tidak mengalami fraktur gigi* Penelitian tentang ketahanan fraktur_ menggunakan material asak yang berbeda (iogam dan aon logam) ada lebar saluran akar yang berbeda (1,4 mm dan 2.1 mmy* ‘Berdasarkan latar_belakang masalah yang telah diuraikan, = maka _—_timbul permasalahan yaitu apakah ada perbedasn ketahanan fraktur gigi antara yang Menggunakan —pasak fiber reinforced composite prefebricated dan fabricated pada lebar saluran pasak yang berbeda serta ‘apakah ada interaksi antara jenis pasak dan lebar saluran pasak yang berbeda terhadap kketahanan fraktur gigi Penelitan ini bertujuan untuk ‘mengotanui perbedaan ketahanan fraktur gigi ‘antara yang _menggunakan —pasak fiber reinforced composite prefabricated dan fabricated pada lebar saluran pasak yang berbeda. Hasil penelitian ini dinarapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang Pemilihan jenis pasak fiber reinforced ‘composite dan lebar saluran pasak yang tepat supaya dapat meminimalisic resiko terjadinya fraktur gigi 33 ‘7 Ked Gi, Vol. 2, No. 1, Januari 2011: 32-37 METODE PENELITIAN 41. Pemitihan subjek penetitian ‘Subjek peneltian gigi menggunekan 28 gigi premolar pertama bawah pasca Pencabutan dan telah diskmpan dalam larutan satin. Gigi yang digunakan harus memenuhi syatat tidak mengalami karies, retak, atau fraktur_mikro. Gigi tersebut diseleksi untuk mendapatkan gigi yang hampit sema ukuran an penjangnya, Gigi tersebut diukur dari arah CEN, baik dari arah mesiodistal, bukolingual <éan apikokoronal (panjang akar). Panjang gigi ‘mesiodistal sekitar 6,6 mm, bukolinguat sekitar ‘8,8, dan apikokoronal 15 mm. Gigi disimpan dalam larutan salin, Dilakukan pemotongan bagian Koronal sehingga didapatkan panjang ig} dart apikal ke arah Koronel 18. mm’ 2, Perawatan saluran akar Setiap gigi ditakukan perawatan saluran ‘kar —-menggunakan —preparast _teknik konvensional.Pertama-tama —_dilakukan Penentuan panjang kerja yatu 18 mm. File Pertama yang masuk adalah #18 yang diberi ‘stopper dengan panjang 14 mm. Preparasi ‘menggunaken K-File dart #15 sampai fle #50 dengan panjang kerja 14 mm. Setiap pergantian file dilakukan irigesi menggunakan lanutan NAQCI 2.5% dan EDTA 15% secara berselang-seling serta diakhiri dengan irigasi menggunakan EDTA 18%. Saluran akar dikeringkanmenggunakan poin _kertas. Preparasi saluran akar diperoleh master apical fie (MAF) # 50. Obturasi saluran akar Gitakukan dengan teknik kondensasi lateral ‘menggunakan Bahan pengisi saluran akar guta perca dan siler resin (AH 26). Siler dimasukkan ke dalam —saluran kar menggunakan lentulo, Guta perca utama ( # 50) dengan panjang kerja 14 mm setelah sepertiga apikainya diolesi siler dimasukkan ke dalam saluran akar. Spreader dimasukkan antara guta perca dan dinding saluran akar, dikondensasi ke arah apikel, guta perca utama akan bergerak ke arah lateral. Ruang yang tersedia setelah spreader diambil, disi dengan guta perca tambahan, tekan ke apikal lagi, dan Seterusnya sampai spreader tidak dapat masuk sepertiga koronal uta _perca. Pemotongan guta perca sebatas koronal dengan plugger, kemudian ditutup dengan semen seng fostat. Setiap subjek peneliian gigi disimpan dalam inkubator 37°C selama 1 minggu dan diaga kelembabannya = u ISSN 2086-0218 3. Proparasi saluran pasak Pada semua subjek penelitian (28 gigi premolar bawah) dibuat preparasi saluran Pasak dengan cara guta perca diambit Menggunakan plugger yang dipaneskan dilanjutkan Pessoreamer yang _dipasangi stopper dengan sepanjang 10 mm. Guta perca yang tersisa adalah 4 mm. Panjang pasak diperoteh dari duapertiga panjang akar gigi {15 mm) yaltu 10 mm. Gigi-gigi tersebut dibagi menjadi 2 Kelompok pertakuan, masing- masing 14 gigi yaitu: kelompok I: lebsr saluran pasak 1.4 mm, dan kelompok II: febar saluran Pasak 2,1 mm), kemudian gigi dipreparasi sesuai dengan kelompoknya. Kelompok pertama (1): _dilakukan Preparasi saluran pasa _menggunakan Peesoreamer yang telah diberi tanda dengan ‘stopper muial dari ukuran paling kecil sampai tukuran_no.4, dilanjutkan dengan precission crits. Saluran akat dibersinkan menggunakan akuades steril dilanjutkan EDTA 15%, lalu ‘dikeringkan dengan poin kertas. Kelompok —kedua (I): _dilakukan preparasi saluran pasak _menggunakan Poesoreamer yang telah diberi tanda dengan ‘stopper mutai dari ukuran paling kecil sampai ‘ukuran no.6 dilanjutkan dengan menggunakan ‘Long paral fissure bur dengan 1 kali putaran. Saluran akar —dibersihkan _menggunakan akuades steri! ditanjutkan EDTA 15%, lalu ikeringkan dengan poin kertas. 4. Pemasangen pasak ‘Masing —masing _kelompok _ pada kelompok | dan Il dibagi fag, masing-masing menjadi 2 sehingga masing-masing sub kelompok terdiri ates 7 subjek penelitian gigi yaitusubkelompok A (pasak — FRC prefabricated) dan subkelompok B (pasak FRC fabricated). Pada subkelompok B sebelumnya dibuat tube (pipa) yang terbuat dari plastik Seluloid dengan panjang 5 mm dan lebar (1,4 mm dan 2,1 mm) untuk menyamakan daerah oronal pasak Kelompok 1A: kelompok lebar saluran pasak 1.4 mm dan pasak FRC prefabricated. Kelompok 1B: kelompok lebar saluran asak 1.4 mm dan pasak FRC fabricated, Kelompok HA: kelompok lebar saluran pasak 2,1 mm dan pasak FRC prefabricated. Kelompok IIB: kelompok lebar saluran pasak 2,1 mm dan pasak FRC febricated. Pemasangan pasak sesuai dengan kelompoknya’. Noor HW, dk: Perbedaan Ketahanan Fraktur antara Penggunaan Pasak Kelompok | A. (lebar saluran pasak 1, 4 mm dengan pasak FRC prefabricated). Subjek penelitian (7 gigi) diapiikasikan semen resin pada saluran_—_pasak ‘menggunakan lentulo yang telah diberi stopper sepanjang 10 mm. Pasak FRC prefabricated dimasukkan sampai_mengisi penuh saluran pasak Dilakukan penyinaran selama 20 detk dengan arah sejajar dengan gigi Kelompok | B. (lebar saluran pasak 1.4 ‘mm dengan pasak FRC fabricated). ‘Subjek penelitian (7 gigi) dilakukan peletakan tube plastk dengan 2 1,4 mm pada daerah koronal. Pasak FRC fabricated yang berbentuk lembaran fiber polyethylene dengan lebar 3 mm dipotong menggunakan gunting khusus se 30. mm. Setolah its Jembaran diletakkan diaplikasikan komposit flowable, Semen resin dimasukkan ke dalam saluran pasak menggunakan lentuio yang telah diveni stopper sepanjang 10 mm. Lembaran diambil_menggunakan —pinset knusus dan dimasukkan ke dalam saluran pasak kemudian dikondensasl ke arah apikal. Dillakukan penyinaran selama 20 detik dengan ‘arah sejajar dengan gig) Kelompok Il A. (jebar saluran pasak 2.1 mm dengan pasak FRC prefabricated) Subjek penaiitian (7 gigi) dilakukan aplikasikan semen resin pada saluran pasak menggunakan lentulo yang telah diberi stopper sepanjang 10 mm. Pasak FRC prefabricated dimasukkan sampai mengisi penuh saluran pasak. Dilakukan penyinaran selama 20 detik dengan areh sejejar dengan gigi Kelompok Il B (lebar saluran pasak 2.1 mm dengan pasak FRC fabricated). Subjek penelitan (7 gigi) dlilakukan peletakkan tube plastik dengan @ 2.1 mm Pada daerah koronal. Pasak FRC fabricated yang berbentuk lembaran fiber dengan lebar 3 mm dipotong menggunakan gunting khusus Sepanjang 40 mm. Setelah itu lembaran diletakkan di plat glass diolesi_komposit flowable. Semen resin dimasukkan ke dalam saluran_pasak menggunakan lentulo yang telan diberi stopper sepanjang 10 mm. menggunakan pinset dan cimasukkan ke dalam saluran pasak. Lembaran dikondensasi menggunakan plugger _sepanjang saiuran pasak. Dilakukan penyinaran selama 20 detik ‘dengan arah sejajar dengan gigi. ISSN 2086-0218, 5, Penanaman subjek penelitan Pengadukan resin akriik dengan perbandingan serbuk dan cairan 1:1 di dalam Stellon pot. Setiap subjek peneltian ditanam di dalam pipa yang diberi_ resin akriik. Cementosnamejunction (CEs) berada 1.5 mm diatas resin aktlik yang berfungsi sebagai krista alveolar. Setelah itu subjek peneliian disimpan selama 48 jam supaya resin aksiik terpolimerisasi sempurna’, 6. Uji ketahanan fraktur Uji ketahanan_menggunakan universal testing mechine. Sudjek penelitian yang telah ditanam dalam resin bok diletakkan dalam ‘mounting jig. Tipe beban berupa beban statis yang diberkan pada daerah aplikasi beban yaitu tengah gigi. Frekuensi beban yang diverkan adalah 1,3 Hz, vig beban derbentuk lingkaran dengan ujung @ 1mm. Kecepatan aplikasi beban yang diberikan adalah kecepatan crosshead yaitu 0,05 cmimenit ‘Sudut aplixasi beban yaitu 45° lerhadap aksis longitudinal gigi. Intensitas beban yang diberikan mulal dari ON sampai akar gigt ‘mengalam fraktur, pasak patah, dan lepasnya pasak karena kegagalan sementasi’. HASIL PENELITIAN Data diperoieh dari nilai_ketahanan terhadap fraktur empat Kelompok periakuan gigi yang diuji. Hasil perhitungan rerata ketahanan fraktur citunjukkan pada tabel 1 ‘abel 1. Rerata dan Simpang Baku ketahanan fraktur antara penggunaan pasak FRC prefabricated dan fabricated pada lebar saluran pasak yang berbeda (N) saucer 4.4mm 2.4.0 denis pa Pasak FRC " + PaRESC, 519,7525088 990.422 19.81 Pasak FRC fapnenieg, §— SOO-1427BAS 333,43 + 88,06 Data peneliian dil _normaitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smimov untuk Mmengetanui normal tidaknya distribusi data Hasil menunjukkan nilai probabiltas 0,973 dan (7 Ked Gi, Vol. 2, No.1, Janwari 2011: 32-97 rilai Kolmogorov smimov (KS-Z) 0,485. yang berarti distribusi data tergolong normal {9°0,05). Data penelitian juga dilakuken uli homogenitas (Levone test). Hasii yang diperoieh dipertihatkan pada tabel 2. Tabel 2. Uji homogenitas ketahanan frektur antara penggunaan pasak FRC prefabricated dan febricated pada lebar saluran pasak yang berbeda Kelompok periakuan LS Probabiitas Lebar saluranakar 0,156 0.696 Jenis pasak 0,278 0,802 Keterangan: LS: Levert Statistic ‘Tabel 3. Hasil ui anava dua jalur ketahanan {raktur antara penggunaan pasak FRC prefebricated dan fabricated pada lebar ‘saluran pasak yang berbeda Kategon Probabiites Lebar saluran pasak(A} 0.0007" ~Jenis pasak (B) 0,445 Tnteraksi lebar saluran pasak dengan jenis, 0,304 pasak (A*B) Keterangan; *: bermakna Tabel 4. Hasil uji LSD masing-masing kelompok TA 1B TA, 1B 0,358 PEMBAHASAN Restorasi gigi pasca PSA harus menjadi perhatian khusus supaya gigi tetap utun dan fidak mengalami fraktur. Jenis restorasi yang digunakan tergantung banyak sedikitnya struktur gigi yang tersisa. Restorasi dengan pasak FRC sering digunaken karena pasek FRC modulus elastisitasnya —menyerupai ‘modulus elastisitas dentin, Pada peneltian ini hasi! anaiisis anava dua jalur mempertihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan niai ketahanan fraktur gigi antara ISSN 2086-0218 yang menggunaken pasak FRC prefebricated dan yang menggunakan pasak FRC fabricated. Hal ini sesuai dengan data penelitian tentang kekuatan fleksural berbagai macam jenis fiber yaitu kekuatan fleksural ber unidireksional (FRC prefabricated) sebesar 240,81 + 37,54 MPa sedangkan kekuatan fieksural fiber polyethylene braided (FRC fabricated) sebesar 246,71 + 31,09 MPa’ Pada penefiian ini digunakan resin yang mengandung fiber sebagai penguat matriks polimer. Resin yang mengandung fiber ini berfungsi untuk meneruskan tekanan dari matriks polimer ke serabut fiber dan sebagai peredam tekanan, Fiber harus penuh tertapisi oleh resin, sehingga _polimer resin hans ‘berkontak dengan setiap permukaan fiber ‘supaya_mencapai perlekatan yang sdekuat antara fiber dengan matriks polimer. Proses perlekatan dan pelapisan resin yang bagus ‘akan menghasikan distribusitekanan dari matriks polimer ke fiber’. Penelitian mengatakan pada lebar saluran kar ideal ketahanan fraktur gigi yang menggunakan pasak FRC prefabricated (Luscent anchor lebih besar daripada pasek fabricated (Ribbond?. Hal ini disebabkan karena pasek FRC prefabricated proses pemibuatan pasak di pabrik yang lebih terstruktur. Pasak FRC prefabricated dibuat dari fiber unidireksional yang dimasukkan ke dalam matriks polimer dalam derajat konversi yang tinggi. Derajat koversi yang tinggi berfungsi untuk melindungi dan menahan fiber selama proses pendistribusian tekenan®. Persentase volume fiber pada pasak FRC prefabricated meningkat 45-65%", Fiber unidireksional dapat memberikan peningkatan’ kekuatan dan Kekakuan dalam arah fiber dan perubahan minimal pada sitet matriks Hesil analisis dua jalur (tabe! 3) menunjukkan bahwa terdapat_perbedaan ketahanan fraktur gigi pada lebar saluren pasak yang berbeda. Pada kelompok lebar saluran pasak 2,1 ketahanan terhadap fraktur lebih kecil daripada kelompok lebar saluran pasak 1,4 mm. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang membuktikan bafwa ‘semakin Jebar saluran pesak maka semakin sedikit dentin yang tersisa sehingga akan mempertinggi resiko terjadinya fraktur gigi. Peningkatan lebar saluran pasak akan mempertinggi resiko tegadinya _fraktur. Beberapa penelitian juga mengatekan bahwa banyaknya dentin yang tersisa akan ‘Noor HW, dkk: Perbedaan Ketahanan Fraktur antara Penggunaan Pasak mempengaruhi kekakuan dan ketahanan ‘wrhadap fraktur ° Lebar pasak yang tertalu besar dapat menyebabkan penurunan retensi pasak dan meningkatkan resiko tegadinya "Pada umumnya lebar saluran pasak yang ideal adalah tidak lebih dari sepertiga lebar akar’, Berdasarkan nasil anava dua jalur banwa tidak terdapat interaksi antara jenis asak dan lebar saluran pasak yang berbeda terhadap ketahanan fraktur gigi Hal ini menandakan bahwa pemihan pasak FRC tidak berdasarkan lebar saluran pasak. Kemampuan mekanis pasak FRC dipengaruhi olen orientasi fiber, jumiah fiber, pemasukan fiber dalam polimer matrks, adhesi yang kuat ‘antara fiber dengan polimer matrks, tipe, dan sifat fiber, sehingga dalam memilin pasak FRC harus i Karakteristik FRC yang akan ha mengeta Hasil wi LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok Jebar saluran pasak 1,4 mm dan asak FRC prefabricated dengan kelompok Jebarsaluran pasak 2,1 mm baik yang menggunakan pasak FRC prefabricated maupun fabricated. Perbedaan yang Dermakna juga tead| pada kelompok lobar pasak 1.4 mm dan pasak FRC orteted dengan kelompok lebar saluran asak 2,1 mm balk yang menggunakan pasak FRC prefebricated maupun fabricated. Karakteristk —sifat_ «FRC dipengaruhi erbandingan antara fiber dengan resin komposit, jebar fiber. dan kekuatan hubungan antara resin komposit dan fiber mempunyai engaruh terhadap sifat mekanis yang dimilki pasak FRC™. Pada pasak FRC fabricated memeriukan adaptasi ke struktur gigi lebih ‘tnggi karena serabul fiber yang dimasukkan ke dalam saiuran pasak tidak selalu sama dan dapat menyebabkan tidak seragamnya volume fiber. Posisi fiber berpengaruh terhadap Keluatan sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis pasak. Ketahanan terhadsp fraktur dipengaruhi orientasi arah fiber. Selain itu hal- hal yang mempengaruhi efektiftas pasak FRC antara lain resin yang digunakan, banyaknya Ketahanan terhadap fraktur dipengaruhi ‘orientasi arah fiber’. ISSN 2086-0218 KESIMPULAN DAN SARAN Pemiihan pasak fiber reinforced composite antara yang prefabricated dan fabricated tidak berdasarkan dan lebar saluran pasak akan tetapi perlu diketahui komposisi dan sifat pasak FRC tersebut. Semakin lebar preparasi saluran pasak maka akan ‘meningkatkan resiko fraktur. DAFTAR PUSTAKA 41. Nam SH, Chang HS, Min KS, Loe Y, Cho HW, & Bae JM Effect of the Number of Residual Walls on Fracture Resistances, Failure Raters, and Photoslasticty of Simulated Pramolare Restored with or without Fiber Reinforced Composte Posts, J Endod, 2010: 36, 297-301 2. Newman MP, Yaman P, Dennison J. Rafter M, & Bly E: Fractse Resistance of Endodontically Treated Teeth Restored with Gomponite Post, J Prosth Dent, 2003: 89, 260- 3. Cheung W- A Review of The Management of Endedontically Treated Teeth. JADA, 2005: 5, 611-619. 4. Akkkayan B & Gulez T: Resistance to Fracture of Endodonticaly Treated Teeth Restored with Ditterent post Systems, J Prosth Dent, 2002: 87, 431-7. 5. Sedgley CM & Messer HH: Are Endodontically Treated Teeth more Britte?, J Endod, 1992: 18, 332-36. 6. Ferrari M, Breschi L, & Grandini S: Fibor Past ‘and Endodonticaly Trested Teeth, MOM, ‘Wendywood, 2008: 30-163, 7. Karbhari VM & Strasser H: Effect of Fiber Architecture on Fleksural Characteristics ond Fracue of Fiber Reinforced Dental ‘Composite, Den Mat, 2007: 23, 960-8. 8 Le Bel AM & Ronnlof, Fibre Reinforced composite as rool canal post, Medica Oderigi, 2007, suunduh Pat 2070 9. Papadogiannis D, Lakes RS, Palaghias G, & Papadogiannis Y: Creep and Dynamic Remforced Composite Posts, J. Prosth Dent, +2009; 53: 185-192. 10, Seefeld F, Wenz KZ, Ludwig K, & Kem M: Resistance to Fracture and Structural Characteristics of Different Fiber Reinforced Post Systems, Dent Mat, 2007: 23, 265-71. a

You might also like